BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan...

54
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 Pelemahan ekonomi masih akan berlanjut pada TW2-20, seiring langkah pembatasan yang mayoritas diberlakukan sejak Maret 2020. Ketidakpastian dampak COVID-19 terhadap ekonomi AS turut menyebabkan keketatan pasar keuangan global dan menurunkan harga aset. Pelemahan ekonomi AS dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi, produksi, dan pelemahan harga minyak. Konsumen menahan belanja kecuali untuk produk esensial (produk kesehatan dan makanan). Proses produksi menurun akibat pelemahan permintaan, serta terganggunya supply chain. Sektor jasa terpukul akibat penurunan turis domestik dan mancanegara, yang berdampak pada industri penerbangan, hotel, restoran, dan industri pendukung lainnya. Penurunan harga minyak akibat berkurangnya permintaan melemahkan kinerja sektor pertambangan. Perlambatan aktivitas ekonomi AS memicu kenaikan tingkat pengangguran mencapai level terburuk sejak krisis keuangan global. Otoritas moneter dan fiskal menerapkan kebijakan akomodatif. The Fed 2.1. Amerika Serikat Ekspansi ekonomi AS terhenti oleh pandemi COVID-19. AS menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia dengan lebih dari 1,7 juta jiwa terinfeksi, setara dengan sepertiga kasus infeksi COVID-19 dunia. Penyebaran virus yang makin meluas mendorong pemerintah pusat dan daerah menetapkan status emergency. 1 Pemerintah daerah juga membatasi aktivitas publik dengan stay at home order untuk memutus rantai penyebaran virus. Kebijakan pembatasan aktivitas publik yang diberlakukan pada lebih dari 40 negara bagian menekan ekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi AS TW1- 20 turun tajam menjadi hanya 0,3% yoy, setelah tumbuh 2,3% pada TW4-19. Secara triwulanan, PDB AS bahkan terkontraksi -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State of Emergency, pertama kali oleh Washington pada 29 Februari 2020. Penetapan emergency memungkinkan pemerintah mencairkan dana darurat. Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan BAB 2

Transcript of BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan...

Page 1: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

17

Pelemahan ekonomi masih akan berlanjut

pada TW2-20, seiring langkah pembatasan

yang mayoritas diberlakukan sejak Maret

2020. Ketidakpastian dampak COVID-19

terhadap ekonomi AS turut menyebabkan

keketatan pasar keuangan global dan

menurunkan harga aset.

Pelemahan ekonomi AS dipengaruhi

oleh menurunnya konsumsi, produksi,

dan pelemahan harga minyak. Konsumen

menahan belanja kecuali untuk produk

esensial (produk kesehatan dan makanan).

Proses produksi menurun akibat pelemahan

permintaan, serta terganggunya supply chain.

Sektor jasa terpukul akibat penurunan turis

domestik dan mancanegara, yang berdampak

pada industri penerbangan, hotel, restoran,

dan industri pendukung lainnya. Penurunan

harga minyak akibat berkurangnya permintaan

melemahkan kinerja sektor pertambangan.

Perlambatan aktivitas ekonomi AS memicu

kenaikan tingkat pengangguran mencapai

level terburuk sejak krisis keuangan global.

Otoritas moneter dan fiskal

menerapkan kebijakan akomodatif. The Fed

2.1. Amerika Serikat

Ekspansi ekonomi AS terhenti oleh

pandemi COVID-19. AS menjadi negara

dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia

dengan lebih dari 1,7 juta jiwa terinfeksi,

setara dengan sepertiga kasus infeksi

COVID-19 dunia. Penyebaran virus yang

makin meluas mendorong pemerintah pusat

dan daerah menetapkan status emergency.1

Pemerintah daerah juga membatasi aktivitas

publik dengan stay at home order untuk

memutus rantai penyebaran virus.

Kebijakan pembatasan aktivitas

publik yang diberlakukan pada lebih dari

40 negara bagian menekan ekonomi

domestik. Pertumbuhan ekonomi AS TW1-

20 turun tajam menjadi hanya 0,3% yoy,

setelah tumbuh 2,3% pada TW4-19. Secara

triwulanan, PDB AS bahkan terkontraksi

-4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19).

1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State of Emergency, pertama kali oleh Washington pada 29 Februari 2020. Penetapan emergency memungkinkan pemerintah mencairkan dana darurat.

Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

BAB

2

Page 2: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

18

Jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS menjadi

yang tertinggi di dunia, hingga lebih dari

1,7 juta jiwa dan melampaui Tiongkok dan

beberapa negara Eropa.2 Pemerintah pusat

mendeklarasikan status National Emergency

pada 13 Maret 2020.3 Pemerintah daerah juga

menetapkan State of Emergency, pertama

kali oleh Washington pada 29 Februari 2020,

dan memberlakukan kebijakan pembatasan

aktivitas publik (stay at home order, social

distancing) untuk menghentikan penyebaran

virus. Kebijakan tersebut menurunkan

kegiatan ekonomi di berbagai sektor termasuk

jasa, memicu volatilitas pasar keuangan, dan

menurunkan harga komoditas.

Ekonomi AS menurun signifikan

akibat kebijakan stay at home order yang

diberlakukan secara luas. Pertumbuhan

ekonomi AS TW1-20 menurun tajam

menjadi hanya 0,3% yoy, dibandingkan

2,3% (TW4-19).4 Jika dibandingkan dengan

kuartal sebelumnya, ekonomi terkontraksi

-4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19).

Aktivitas konsumsi, investasi dan kinerja

perdagangan serempak melemah. Konsumsi

tertekan terutama jasa akibat pelemahan

belanja restoran, hotel, penerbangan,

pertunjukan musik dan bioskop. Investasi

swasta terkontraksi kian dalam terutama non-

residensial. Ekspor dan impor juga tumbuh

negatif terdampak perang dagang, pelemahan

ekonomi global, serta terganggunya supply

2 Data Per 27 Mei 2020. Jumlah kasus infeksi AS tersebut setara dengan sepertiga dunia (sekitar 5 juta jiwa).

3 Status darurat nasional memungkinkan Pemerintah AS mencairkan dana emergency senilai USD50 miliar.

4 Rilis PDB TW1-20 advance estimate.

telah menurunkan suku bunga hingga 150

bps menjadi kisaran 0%-0,25% dalam dua

kali pertemuan FOMC yang tidak terjadwal

pada Maret 2020. Selain itu, the Fed juga

melakukan kebijakan untuk mengurangi

ketetatan likuiditas di pasar domestik dan

global, serta mendukung sektor rumah tangga

dan bisnis—termasuk UMKM. Pemerintah

juga merilis paket kebijakan fiskal untuk

penanganan pandemi, serta mendukung

rumah tangga dan sektor riil.

Perekonomian AS terdampak cukup

parah akibat pandemi COVID-19. Ekonomi

diprakirakan menurun lebih dalam pada

TW2-20, dan secara gradual membaik pada

Semester II-2020 sejalan dengan pelonggaran

containment measures. IMF memprediksi

PDB AS 2020 terkontraksi -8,0% yoy, dan

kemudian membaik menjadi 4,5% pada

2021. Sementara the Fed memprakirakan

ekonomi AS 2020 terkontraksi -6,5% dan

pulih ke 5% pada 2021.

Prospek ekonomi AS dibayangi risiko

tingginya angka pengangguran, pelemahan

harga minyak, eskalasi risiko politik internal

menjelang Pemilu, dan meningkatnya

ketegangan dengan Tiongkok. Di tengah

risiko tersebut, terdapat peluang untuk

mempercepat proses pemulihan ekonomi

yang berasal dari pelonggaran containment

measures, kebijakan akomodatif moneter

dan fiskal, serta inflasi rendah yang dapat

mendukung daya beli.

Pandemi COVID-19 telah meng-

hentikan laju ekspansi ekonomi AS.

Page 3: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

19

menekan daya beli, berkurangnya kunjungan

wisatawan domestik dan asing, serta perilaku

konsumen yang menahan belanja akibat

ketidakpastian yang tinggi. Konsumen

juga lebih selektif dalam berbelanja dan

mengutamakan produk esensial seperti

makanan, obat-obatan, dan produk

kesehatan (a.l. masker dan hand sanitizer).

Sementara dari sisi penawaran, pelemahan

konsumsi diakibatkan oleh penutupan toko,

tempat usaha, dan pabrik yang memproduksi

barang non-esensial. Penjualan produk non-

esensial seperti kendaraan turun hingga

-35,0% yoy pada Maret 2020.

Sumber: Bureau of Economic Analysis

Grafik 2.3 Initial Jobless Claim

212 207 220 212 201 204 215 220 217 211 282

3307

6867

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

Ribu

Sumber: Institute of Supply Management

Grafik 2.4 Tingkat Pengangguran

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

62,2

62,4

62,6

62,8

63,0

63,2

63,4

63,6

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

%% Labor force participation rates (%), lhsUnemployment rate (%), rhs

chain akibat penutupan sejumlah pelabuhan

di AS dan negara mitra dagang.

Sumber: Bureau of Economic Analysis

Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB

2,3

0,3

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4Q12014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

% yoy

% yoy

GDP, lhs Konsumsi Swasta, rhsPengeluaran Pemerintah, rhs Investasi, rhsEkspor, rhs Impor, rhs

Sumber: US Census Bureau

Grafik 2.2 Aktivitas Konsumsi

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122017 2018 2019 2020

% yoy Indeks

Penjualan Ritel, lhs Cons. Confidence Board (rhs)

Konsumsi rumah tangga tertekan

oleh kebijakan pembatasan aktivitas

publik. Pada TW1-20, penjualan ritel AS

menurun menjadi 1,2% yoy (rerata), cukup

tajam dari 4,1% (TW4-19). Penjualan ritel

turun drastis terutama pada Maret 2020 yaitu

-5,8%, setelah diberlakukannya kebijakan

stay at home order.5 Dari sisi permintaan,

penurunan konsumsi disebabkan oleh

kenaikan angka pengangguran yang

5 Kebijakan stay at home order di AS ditetapkan oleh masing-masing state dengan waktu yang bervariasi, rata-rata dimulai pada minggu kedua Maret 2020 s.d. Mei 2020.

Page 4: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

20

pertambangan AS juga menghadapi

tantangan pelemahan harga minyak hingga

di bawah USD30/barel.8 PMI manufaktur

rerata TW1-20 turun ke 50,4 (dari 52,1 pada

TW4-19).

Containment measures policy

sangat menekan sektor jasa yang selama

ini menjadi pendorong perekonomian

AS. Penurunan sektor jasa dipengaruhi oleh

tidak dapat beroperasinya sejumlah industri

hiburan (bioskop, opera, pertunjukan musik,

amusement park, dan kasino). Penurunan

kedatangan wisatawan juga melemahkan

permintaan jasa penerbangan dan transportasi

lainnya, serta hotel, akomodasi, restaurant

and bar. Sentimen bisnis sektor jasa terpuruk,

ditunjukkan oleh indeks PMI jasa TW1-20

yang memasuki zona kontraksi 47,5 (dari

51,7), terutama pada Maret 2020 yang hanya

39,8. Kegiatan ekonomi di sektor jasa akan

pulih gradual jika terjadi pelonggaran langkah

pembatasan oleh pemerintah.

Sumber: Federal Reserves

Grafik 2.5 Indikator Produksi

65

67

69

71

73

75

77

79

81

83

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

%% yoy Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs

8 Harga minyak Brent menurun menjadi hanya USD21,47/barel, dibandingkan USD66,42/barel pada Desember 2019.

Pandemi COVID-19 telah

menyebabkan jutaan orang kehilangan

pekerjaan. Klaim asuransi pengangguran

(initial jobless claim) meningkat pesat pasca

pemberlakuan containment measures hingga

mencapai 10,7 juta orang pada Maret (dari

hanya 856 ribu orang pada Februari) dan

berpotensi masih akan terus meningkat pada

April 2020. Tingkat pengangguran official

(U3) Maret 2020 juga naik menjadi 4,4% (dari

3,5% pada Desember 2020) seiring makin

banyak pelaku bisnis yang menutup usaha/

kantornya.6 Bahkan jika memperhitungkan

discourage and underemployed workers (U6),

tingkat pengangguran Maret dapat mencapai

8,7%. Memerhatikan tingginya initial jobless

claim, tingkat pengangguran April 2020

dapat jauh lebih tinggi.

Kegiatan investasi juga terganggu

dan makin melemah akibat kebijakan

pembatasan aktivitas publik. Investasi

swasta TW1-20 terkontraksi -4,8% yoy,

turun drastis dibandingkan -1,9% pada

TW4-19, terutama sektor non-residensial.7

Pelemahan investasi ditunjukkan oleh rerata

produksi industri TW1-20 yang terkontraksi

makin dalam -2,1%, dari -0,7% (TW4-19).

Penurunan permintaan melemahkan sektor

manufaktur, utilities dan pertambangan.

Aktivitas manufaktur juga tertahan oleh

terganggunya supply chain dan penutupan

pelabuhan di Tiongkok. Perusahaan

6 Tingkat pengangguran Desember 2019 sebesar 3,5% merupakan yang terendah dalam 50 tahun terakhir.

7 Non-residensial rerata TW1-20 terkontraksi -3,64% dari -0,37% (TW4-19). Sementara residensial tumbuh membaik 6,97% yoy (dari 1,7% pada TW4-19).

Page 5: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

21

Sumber: IHS Markit

Grafik 2.6 Keyakinan Bisnis

35

40

45

50

55

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Indeks PMI Manufacuring PMI Services

Sumber: US Census Bureau

Grafik 2.7 Neraca Perdagangan AS

-15

-10

-5

0

5

10

15

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy Miliar USD

Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Tekanan inflasi kembali tertekan

oleh pandemi COVID-19. Secara umum

tingkat harga mengalami penurunan akibat

lemahnya permintaan, meski terjadi kenaikan

harga produk esensial seperti makanan dan

produk kesehatan. Inflasi konsumen (CPI)

Maret 2020 menurun menjadi 1,5%, dari

2,3% pada Desember 2019. Inflasi PCE

core Maret 2020 juga turun tajam menjadi

1,3% (dari 1,6% pada Desember 2019).

Pelemahan harga terutama terjadi pada

produk energi dan transportasi—yang juga

dipengaruhi penurunan harga minyak—serta

produk apparel. Kenaikan harga sejumlah

produk esensial seperti makanan dan produk

Setelah terdampak trade war,

kinerja ekspor dan impor kembali

terpuruk oleh COVID-19. Ekspor AS TW1-

20 rerata terkontraksi -3,5% yoy (dari 0,0%,

TW4-19), dan impor terkontraksi -6,3% yoy

(dari -3,9%). Penurunan drastis terutama

terjadi pada Maret disebabkan pelemahan

permintaan, serta terganggunya aktivitas

pelabuhan baik di AS maupun negara mitra

seperti Tiongkok dan Eropa.9 Penurunan

ekspor terutama pada penjualan jasa travel,

barang industri, minyak mentah, kendaraan,

serta civilian aircraft. Ekspor AS juga

menghadapi isu tidak terpenuhinya komitmen

Tiongkok untuk meningkatkan impor dari AS

sebagaimana disepakati dalam phase one

deal akibat ekonomi Tiongkok yang melemah

terimbas COVID-19.10 Sementara, penurunan

impor antara lain dipicu pelemahan

permintaan cell phone, part dan aksesoris

otomotif. Pelemahan impor yang lebih

dalam dari ekspor menjadikan defisit neraca

perdagangan AS pada TW1-20 menyempit

menjadi USD129,7 miliar, dari USD139,9

miliar pada TW4-19.

9 Pada Maret 2020, ekspor dan impor masing-masing terkontraksi -10,9% dan -11,8% yoy.

10 Phase one deal ditandatangani 15 Januari 2020, dengan kesepakatan (a) Tiongkok berkomitmen meningkatan impor sebesar USD 200 miliar di atas nilai impor 2017, terutama produk pertanian, energi, manufaktur dan jasa; (b) perlindungan intellectual property right; (c) menghapus aturan technology transfer; (d) menghindari trade barrier pada jasa keuangan dan produk pertanian; (e) menghindari praktik currency devaluation; dan (f) dispute settlement. Info lebih lanjut dapat dilihat pada PEKKI Edisi I-2020.

Page 6: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

22

Selain itu, The Fed juga merilis kebijakan

untuk menurunkan tekanan pasar keuangan,

memberikan dukungan pembiayaan kepada

sektor riil dan pemerintah daerah, serta

memfasilitasi transaksi repo swap dalam

bentuk USD swap line dan foreign and

international monetary authorities (FIMA)

repo facility kepada sejumlah bank sentral

untuk mengatasi keketatan likuiditas USD di

pasar global.

Pemerintah merilis paket stimulus

fiskal dalam beberapa fase dengan jumlah

yang signifikan. Stimulus fiskal ditujukan

untuk pengadaan fasilitas kesehatan,

paid-sick leave, tunjangan pengangguran,

membantu UMKM, dan membantu

keuangan pemerintah daerah. Pemerintah

berupaya untuk menghindari pemutusan

hubungan kerja oleh perusahaan dengan

memberikan bantuan tunjangan karyawan.

Pengeluaran fiskal yang masif di tengah

penurunan penerimaan pajak memperlebar

defisit fiskal. Congressional budget office

memprakirakan defisit fiskal AS tahun fiskal

(FY) 2020 mencapai USD3,7 triliun (naik

dari USD984 miliar pada FY2019). Seiring

dengan pelemahan output, rasio defisit

fiskal terhadap PDB FY2020 akan meningkat

menjadi -17,9% dari PDB, naik tinggi dari

-4,6% pada FY2019.12 (Informasi kebijakan

dapat dilihat pada Boks Respons Kebijakan

Mengatasi Dampak Pandemi COVID-19).

12 Sumber: CBO’s Current Projections of Output, Employment, and Interest Rates and a Preliminary Look at Federal Deficits for 2020 and 2021, tanggal 24 April 2020.

kesehatan, serta peralatan pendukung work/

learn from home (peralatan elektronik dan

aplikasi) yang meningkat, belum dapat

meningkatkan inflasi.

Sumber: Bureau of Labor Statistics

Grafik 2.8 Inflasi

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Jan-

15M

ar-1

5M

ay-1

5Ju

l-15

Sep-

15N

ov-1

5Ja

n-16

Mar

-16

May

-16

Jul-1

6Se

p-16

Nov

-16

Jan-

17M

ar-1

7M

ay-1

7Ju

l-17

Sep-

17N

ov-1

7Ja

n-18

Mar

-18

May

-18

Jul-1

8Se

p-18

Nov

-18

Jan-

19M

ar-1

9M

ay-1

9Ju

l-19

Sep-

19N

ov-1

9Ja

n-20

Mar

-20

% yoy CPI Core CPI Core PCE Target

Sumber: Federal Reserves

Grafik 2.9 Fed Fund Rate

0,25

2,50

2,25

2,00 1,75

1,25

0,25 0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019 2020

%

Dampak pandemi COVID-19

terhadap ekonomi AS yang lebih dalam

dibanding prediksi mendorong otoritas

moneter mengeluarkan kebijakan

akomodatif. The Fed telah menurunkan

suku bunga hingga 150 bps dalam dua kali

unscheduled meeting pada Maret 2020

menjadi di kisaran 0%-0,25%, serta merilis

kebijakan unlimited quantitative easing.11

11 Penurunan suku bunga dilakukan pada 3 Maret 2020 (50 bps) dan 15 Maret 2020 (100 bps).

Page 7: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

23

Fed memprakirakan pertumbuhan ekonomi

AS pada 2020 terkontraksi tajam -6,5%, dan

berangsur pulih ke 5% pada 2021.

Prospek pertumbuhan ekonomi AS

ke depan akan dipengaruhi oleh sejumlah

faktor risiko. Upside risks pertumbuhan

ekonomi AS antara lain teratasinya pandemi

COVID-19 sehingga aktivitas ekonomi dapat

kembali normal, kebijakan akomodatif

pemerintah, serta tekanan inflasi yang rendah

dapat mendukung daya beli. Namun terdapat

faktor downside risks yang perlu dicermati

antara lain potensi second wave infection,

tingginya angka pengangguran, pelemahan

harga minyak, eskalasi risiko politk internal

menjelang Pemilu, dan meningkatnya

ketegangan dengan Tiongkok (trade war

dan COVID-19). Memperhatikan peranan

ekonomi AS pada ekonomi dunia yang

signifikan, kemampuan dan strategi AS dalam

mengatasi downside risks menjadi kunci

perbaikan ekonomi dunia ke depan.

Pelemahan ekonomi diprakirakan

masih berlanjut pada TW2-2020, dan

membaik gradual pada semester II-

2020. Penerapan social distancing dan stay

at home order yang ketat mengakibatkan

terhentinya kegiatan ekonomi AS sejak Maret

2020. Ekonomi AS diprakirakan mengalami

pertumbuhan negatif pada TW2-20.13 Kinerja

ekonomi diprediksi mengalami recovery pada

semester II-2020 sejalan dengan meluasnya

pelonggaran kebijakan social distancing di AS.

Path pemulihan akan ditentukan oleh seberapa

cepat pelonggaran pembatasan aktivitas

diberlakukan. Secara keseluruhan tahun

2020, IMF (WEO Juni 2020) memprakirakan

ekonomi AS akan terkontraksi -8,0% yoy,

jauh lebih rendah dibandingkan -5,9% (WEO

April 2020). Seiring pelonggaran containment

measures, pertumbuhan ekonomi AS akan

gradual membaik dan tumbuh 4,5% pada

2021. Sementara dalam FOMC Juni 2020, the

13 Concensus Forecast memprediksi PDB AS TW2-20 terkontraksi -10% yoy.

Realisasi

2019 2020 2021 Longer Run 2020 2021 2020 2021PDB Riil (% yoy) 2,3 -6,5 5,0 1,8 -8,0 4,5 -5,4 4,3Estimasi Sebelumnya 2,0 1,9 1,9 -5,9 4,7 -4,0 3,9Inflasi PCE (% yoy) 1,4 0,8 1,6 2,0 N/A N/A N/A N/AEstimasi Sebelumnya 1,9 2,0 2,0 N/A N/A N/A N/AInflasi PCE Core (% yoy) 1,6 1,0 1,5 N/A N/A N/A 1,3 1,2Estimasi Sebelumnya 1,9 2,0 N/A N/A N/A 1,3 1,4Inflasi CPI (% yoy) 1,8 N/A N/A N/A N/A N/A 0,7 1,8Estimasi Sebelumnya N/A N/A N/A 0,6 2,2 0,8 1,8Tingkat Pengangguran (%) 3,7 9,3 6,5 4,1 N/A N/A 10,1 8,1Estimasi Sebelumnya 3,5 3,6 4,1 10,4 9,1 8,4 6,9Fed Fund Rate 1,75 0,1 0,1 2,5 N/A N/A N/A N/AEstimasi Sebelumnya 1,9 2,1 2,5 N/A N/A N/A N/ASumber: Federal Reserves, IMF, Consensus Forecast1. Data the Fed: estimasi sebelumnya adalah Des 20192. Data WEO: estimasi sebelumnya adalah Apr 20203. Consensus Forecast: estimasi sebelumnya adalah Apr 2020

Indikator The Fed-FOMC Juni 2020 (median) IMFWEO Juni 2020

Concensus Forecast Mei 2020 2 3

Tabel 2.1 Outlook Ekonomi AS

1

Page 8: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

24

BoksRespons Kebijakan Mengatasi

Dampak Pandemi COVID-19

Dalam upaya mengatasi dampak

negatif pandemi COVID-19 terhadap

ekonomi AS, otoritas moneter dan fiskal

merilis sejumlah kebijakan akomodatif.

Secara umum kebijakan ditujukan untuk

mengurangi keketatan finansial, menjaga

stabilitas ekonomi, serta membantu rumah

tangga, bisnis, dan pemerintah daerah.

Beberapa kebijakan tersebut, antara lain:

Kebijakan The Federal Reserves

a. Menurunkan suku bunga ke level

yang sangat rendah (0,0%-0,25%)

dan memberikan forward guidance

bahwa suku bunga akan tetap rendah

hingga ekonomi membaik;

b. Unlimited quantitative easing melalui

pembelian US Treasury Bills dan

mortgage backed securities (MBS),

termasuk commercial MBS, untuk

mengurangi keketatan likuiditas dan

memastikan kegiatan ekonomi dapat

berjalan;

c. Menjaga stabilitas pasar keuangan

dan memastikan pasar tetap dapat

berfungsi baik:

• Money Market Fund Liquidity

Facility (MMLF), menyediakan

fasilitas kepada bank dengan

jaminan berbagai money market

assets, termasuk municipal

debts;

• Commercial Paper Funding

Facility (CPFF), fasilitas backstop

untuk mendukung berfungsinya

pasar commercial paper;

• Primary Dealer Credit Facility

(PDCF), fasilitas discount window

tenor 90 hari bagi primary dealers

dengan berbagai collateral;

• Term Asset-Backed Securities

Loan Facility (TALF), membantu

kredit konsumen dan bisnis

dengan memfasilitasi penerbitan

ABS, sekaligus meningkatkan

kondisi pasar ABS. TALF akan

menjadi funding backstop untuk

ABS yang diterbitkan pada atau

setelah 23 Maret 2020.

d. Memberikan bantuan likuiditas

kepada sektor riil melalui special

purpose vehicle.

• Mendorong bank memanfaatkan

Bank Capital and Liquidity Buffer

untuk penyaluran kredit ke

sektor riil yang terdampak oleh

COVID-19;

Page 9: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

25

• Primary Market Corporate

Credit Facility (PMCCF), fasilitas

financing kepada SPV untuk

membeli corporate bonds (yang

termasuk investment grade) di

pasar primer, atau memberikan

kredit kepada korporasi

(investment grade);

• Secondary Market Corporate

Credit Facility (SMCCF), fasilitas

financing kepada SPV untuk

membeli corporate bonds

(investment grade) atau kredit

kepada korporasi investment

grade di pasar sekunder.

Fasilitas ini juga ditujukan untuk

mendukung stabilitas pada

corporate bond market.

• Menyediakan fasilitas Paycheck

Protection Program Liquidity

Facility (PPPLF), fasilitas

refinancing kepada lembaga

keuangan yang menyalurkan

kredit kepada usaha kecil

(dengan pegawai kurang dari

500 orang) dalam rangka

Paycheck Protection Program.

• Menyediakan fasilitas Main

Street New Loan Facility (MSNLF),

fasilitas refinancing kepada

SPV yang memberikan kredit

baru kepada small and medium

business (dengan tenaga kerja

kurang dari 10.000 ribu orang

dan pendapatan 2019 tidak

melebihi USD2,5 miliar) dengan

jaminan kredit yang diberikan

tersebut (maksimal 95% dari

nilai kredit);

• Menyediakan fasilitas Main

Street Expanded Loan Facility

(MSELF), fasilitas refinancing

kepada SPV yang memberikan

tambahan kredit kepada small

and medium business dengan

jaminan kredit yang diberikan

tersebut.

e. Membantu state dan local

government dengan memberikan

fasilitas municipal liquidity facility

dengan membeli UST Notes dari

negara bagian.

f. Menyediakan fasilitas USD Swap

Line dan Facility for Foreign and

International Monetary Authorities

(FIMA) Repo Facility untuk beberapa

bank sentral di dunia (termasuk Bank

Indonesia).14 Fasilitas ini ditujukan

untuk menyediakan likuiditas USD

yang cukup pada pasar keuangan

global, sehingga dapat mengurangi

14 Temporary swap line diberikan kepada Bank Sentral Australia, Brazil, Korea, Mexico, Singapore, dan Swedia masing-masing senilai USD60 miliar, serta Bank Sentral Denmark, Norwegia, dan New Zealand masing-masing senilai USD30 miliar. Fasilitas ini berlaku selama enam bulan.

Page 10: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

26

Hampir seluruh negara di Kawasan

Euro mengalami kontraksi ekonomi pada

TW1-20, termasuk empat negara utama

Kawasan Euro—Jerman, Prancis, Italia dan

Spanyol. Kontraksi ekonomi terdalam dialami

oleh Italia yang tumbuh -5,4% yoy (dari 0,1%

pada TW4-19), diikuti oleh Prancis -5,0% yoy

(dari 0,9%), Spanyol (-4,1% dari 1,8%), dan

Jerman (-2,3% dari 0,4%). Kebijakan restriksi

yang ketat untuk membatasi penyebaran

wabah mengakibatkan konsumsi dan

investasi melemah tajam pada TW1-20.

2.2. Kawasan Euro

Pandemi COVID-19 mengakibatkan

pertumbuhan ekonomi Kawasan Euro

terkontraksi signifikan pada TW1-20.

Kebijakan pembatasan perjalanan dan

aktivitas publik menyebabkan konsumsi,

investasi, dan perdagangan mengalami

tekanan. Tingkat pengangguran meningkat

seiring investasi yang kian memburuk. Kondisi

tersebut menyebabkan PDB TW1-20 tumbuh

negatif hingga -3,20% yoy (dari 1,0% pada

TW4-19), dan terendah sejak 1995.

perluasan tunjangan pengangguran,

tunjangan bahan makanan dan

penggantian biaya pengobatan

karena infeksi COVID-19;

d. Stimulus fiskal Phase 3 senilai USD2,2

triliun (5,6% PDB) yang ditujukan

untuk mendukung usaha kecil (dalam

bentuk forgivable loans), expanded

unemployment benefits, transfer

kepada masyarakat, bantuan untuk

pemerintah daerah (State), dan

jaminan untuk Fed dalam rangka

penyaluran pembiayaan sektor riil;

e. Stimulus fiskal Phase 3.5 senilai

USD484 miliar (1,2% PDB) yang

merupakan tambahan stimulus untuk

usaha kecil (termasuk non-forgivable

loans), serta bantuan untuk rumah

sakit dan test COVID-19.

un-necessary external shocks yang

dapat memengaruhi pasar keuangan

AS.

Kebijakan Fiskal

a. Dana darurat di bawah Stafford

Act; deklarasi negara dalam kondisi

emergency memberikan kewenangan

kepada pemerintah untuk dapat

menggunakan dana senilai USD50

miliar untuk penanganan kondisi

darurat;

b. Stimulus fiskal Phase 1, senilai

USD8,3 miliar untuk pengadaan alat

kesehatan, persiapan rumah sakit,

dan pelaksanaan riset vaksin;

c. Stimulus fiskal Phase 2 senilai USD104

miliar untuk dana paid-sick leave,

Page 11: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

27

Kinerja perdagangan menurun dan

inflasi melemah. Penurunan permintaan

global dan kebijakan pembatasan (lockdown)

menurunkan kinerja perdagangan inter-

nasional. Ekspor turun tajam terutama

produk otomotif dan barang konsumsi. Impor

juga melemah—bahkan lebih dalam dari

ekspor—akibat berkurangnya permintaan

domestik dan pembatasan travel. Pelemahan

permintaan domestik juga menyebabkan

penurunan inflasi menjauhi target ECB (2%

yoy). Inflasi rendah juga dipengaruhi oleh

penurunan harga minyak dunia.

Pelemahan ekonomi yang dalam

direspons dengan kebijakan moneter

dan fiskal yang makin akomodatif. ECB

mempertahankan suku bunga di level

rendah, menjaga kecukupan likuiditas

moneter, dan mendukung pemulihan negara

di kawasan yang terdampak COVID-19

melalui quantitative easing policy. Dari sisi

fiskal, EC memberikan stimulus antara lain

pinjaman lunak kepada negara anggota, dan

memberikan fleksibilitas ketentuan maksimal

budgetary rules agar negara anggota dapat

menyediakan likuiditas dan jaminan untuk

mempertahankan tenaga kerja.

Outlook perekonomian Kawasan

Euro 2020 diprakirakan terkontraksi tajam.

Perbedaan tingkat keparahan kasus infeksi

COVID-19 dan timing penyebaran yang tidak

merata antarnegara mengakibatkan durasi

kebijakan restriksi tidak seragam. Relaksasi

kebijakan pembatasan yang dilakukan gradual

akan memulihkan ekonomi secara bertahap

mulai semester II-2020. Namun demikian,

ekonomi 2020 akan tumbuh negatif. European

Commission memprakirakan PDB 2020 ter-

kontraksi sebesar -7,7% yoy, sementara IMF

memprakirakan sebesar -10,2%.

Faktor yang dapat mendorong proses

pemulihan ekonomi antara lain kebijakan

moneter dan fiskal akomodatif. Pada saat yang

sama juga terdapat faktor downside risks yang

berpotensi menahan laju pertumbuhan a.l.

ketidakpastian global dan domestik, potensi

second wave infection, perubahan perilaku

konsumsi rumah tangga dan korporasi yang

menjadi lebih selektif dalam menetapkan

prioritas belanja, serta penutupan usaha yang

berujung pada pemberhentian tenaga kerja.

Perekonomian Kawasan Euro

mengalami kontraksi tajam pada TW1-

20 akibat pandemi COVID-19. Di Kawasan

Euro, jumlah kasus infeksi COVID-19 mencapai

lebih dari satu juta jiwa dengan korban

lebih dari 100.000. Kasus tertinggi terjadi

di Spanyol (lebih dari 280.000 terkonfirmasi

positif), diikuti Italia, Prancis dan Jerman.

Tingginya kasus menyebabkan negara di

Kawasan Euro menerapkan coordinated

restriction of non-essential travel secara luas

pada Maret disertai kebijakan work from

home, penutupan sekolah dan pembatasan

non-essential business.15 Kebijakan tersebut

15 Seiring peningkatan jumlah kasus baru COVID-19 di hampir seluruh Kawasan Euro (Maret 2020), European Comission pada 16 Maret 2020 merekomendasikan coordinated restriction of non-essential travel bagi negara anggota Uni Eropa selama 30 hari ke depan, sehingga memengaruhi industri otomotif, penerbangan, serta jasa yang terkait travel dan akomodasi.

Page 12: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

28

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.10 Pertumbuhan PDB

-3

-1

1

3

5

7

9

-3,6-3,2-2,8-2,4-2

-1,6-1,2-0,8-0,4

00,40,81,21,62

2,42,83,2

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

% yoy % yoy GDP, lhs HH Cons., rhs Govt., rhsGFCF, rhs Exports, rhs Imports, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.11 Pertumbuhan PDB Negara Inti Kawasan Euro

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

% yoy Kawasan Euro Jerman Prancis Italia Spanyol

Kebijakan restriksi yang ketat

untuk membatasi penyebaran wabah

mengakibatkan konsumsi melemah

kian dalam. Indeks kepercayaan konsumen

TW1-20 memburuk menjadi -8,8 dari -7,6

(TW4-19). Penjualan ritel juga terkontraksi

makin dalam (-2,9% yoy dari -0,1% pada

TW4-19). Sejalan dengan penurunan indeks

kepercayaan konsumen, indeks Economic

Sentiment juga turun dari 100,6 (TW4-19)

menjadi 100,2 (TW1-20). Konsumen makin

pesimis seiring ketidakpastian berakhirnya

pandemi dan kekhawatiran pemulihan

ekonomi. Kebijakan restriksi atau lockdown

mengakibatkan ekonomi Kawasan Euro yang

telah melemah akibat ketidakpastian trade

deal AS-Tiongkok dan Brexit, makin tertekan

dan terkontraksi -3,2% yoy (dari 1,0% pada

TW4-19), terendah sejak 1995.

Pelemahan ekonomi terjadi secara

merata di seluruh negara Kawasan Euro

termasuk empat negara utama (Jerman,

Italia, Prancis, dan Spanyol). Ekonomi

Italia yang sejak TW2-18 selalu tumbuh di

bawah 1%, pada TW1-20 terkontraksi -5,4%

yoy (dari 0,1% pada TW4-19).16 Prancis

mengalami pertumbuhan terendah sejak

1949. Pada TW1-20, PDB Prancis terkontraksi

-5,0% yoy, setelah sebelumnya tumbuh 0,9%

(TW4-19). Jerman juga mengalami kontraksi

pertumbuhan sebesar -2,3% (dari 0,4% pada

TW4-19) akibat pelemahan konsumsi dan

investasi terutama di sektor jasa.17,18 Spanyol,

yang sejak TW3-14 menikmati pertumbuhan

ekonomi lebih baik dari ketiga peer country-

nya (di atas 1% yoy), kini pun mengalami

kontraksi -4,1% yoy (dari 1,8% pada TW4-

19).

16 Data pertumbuhan PDB Jerman, Italia, Prancis, dan Spanyol merupakan data flash estimate.

17 Consumer confidence Jerman menurun dari rerata 9,7 (TW4-19) menjadi 9,1 (TW1-20). PDB Jerman memiliki kontribusi terbesar di Kawasan Euro (28,3%) sehingga pelemahan tajam pada konsumsi dan investasi Jerman akan menurunkan PDB Kawasan Euro.

18 PMI komposit Jerman menurun dari rerata 49,5 (TW4-19) menjadi 45,6 (TW1-20), PMI jasa turun dari rerata 52,1 (TW4-19) menjadi 46,1 (TW1-20), dan PMI manufaktur naik dari rerata 43,3 (TW4-19) menjadi 46,2 (TW1-20).

Page 13: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

29

terjadi pada seluruh jenis barang, terutama

pada durable goods, capital goods dan

intermediate goods. Sektor otomotif menurun

akibat output lost dan gangguan supply chain

selama lockdown berlangsung. Sementara

itu, sentimen bisnis melemah terkonfirmasi

dari penurunan rerata PMI komposit dari 50,7

(TW4-19) menjadi 44,8 (TW1-20), terutama

dipicu penurunan kinerja sektor jasa. Restriksi

travel memengaruhi demand sektor jasa

khususnya industri pariwisata dalam skala

luas sehingga PMI Jasa turun tajam dari 52,3

(TW4-19) menjadi 44,9 (TW1-20).

Sumber: Bloomberg

-15,0

-12,5

-10,0

-7,5

-5,0

-2,5

0,0

2,5

5,0

7,5

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy

Intermediate goods EnergyCapital goods Durable cons. goodsNon-durable cons. goods IP, rhs

% yoy

Grafik 2.14 Indikator Indeks Produksi

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.15 Indeks Jasa, Industri dan Konstruksi

25

30

35

40

45

50

55

60

65

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur PMI Jasa

yang diterapkan juga memicu lay-off seiring

terhentinya operasional kantor, toko dan

pabrik, sehingga tingkat pengangguran naik

menjadi 7,4% yoy (dari 7,3% pada akhir

TW4-19), dan employment rate turun menjadi

0,6% yoy (dari 1,1% pada akhir TW4-19).

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.12 Indikator Konsumsi

-16,0

-12,0

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Indeks

% yoy Penjualan Ritel, lhs Cons. Confidence, rhsRetail trade confidence, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.13 Tingkat Pengangguran, Penyerapan Tenaga Kerja, dan Upah

0,1

0,6

1,1

1,6

2,1

2,6

6

7

8

9

10

11

12

% Unemployment Rate, lhs Labour Costs, rhs Employment, rhs

% yoy

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

Restriksi juga menyebabkan

pemburukan produksi industri dan

pelemahan sentimen bisnis pada TW1-

20. Rerata produksi industri Kawasan Euro

yang mengalami kontraksi sejak TW4-18

akibat konflik perdagangan AS dan Tiongkok,

memburuk pada TW1-20 menjadi -5,8% yoy

(dari -2,1% yoy pada TW4-19). Pemburukan

Page 14: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

30

Saudi dan Rusia mengenai pemangkasan

kuota produksi, sehingga inflasi energi

terkontraksi -4,5% yoy (dari 0,2% pada TW4-

19). Sementara itu, pembatasan perjalanan

dan retriksi yang ketat pada pertengahan

Maret 2020 menurunkan demand pariwisata

dan perjalanan, sehingga inflasi sektor jasa

turun menjadi 1,3% dari 1,8% (TW4-19). Di

sisi lain, kebijakan lockdown dan pembatasan

travel mengakibatkan gangguan pada food

supply chain sehingga inflasi makanan naik

menjadi 2,4%, dari 2,0% (TW4-19).

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.16 Neraca Perdagangan

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

EUR Bn % yoy Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.17 Neraca Transaksi Berjalan

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Miliar EUR

Barang Jasa Primary IncomeSecondary Income Current Account

ECB meluncurkan serangkaian

kebijakan untuk mengatasi pelemahan

ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Setelah tertekan oleh trade

war, kinerja perdagangan turun lebih

dalam akibat containment measures

penanganan COVID-19. Ekspor TW1-

20 turun tajam dari 2,2% yoy (TW4-19)

menjadi -1,7% (TW1-20), terutama ekspor

produk otomotif dan barang konsumsi.

Impor juga tertekan oleh lockdown dan

pembatasan travel sehingga terkontraksi

dari -2,1% (TW4-19) menjadi -4,7% (TW1-

20). Pelemahan impor yang lebih dalam dari

penurunan ekspor mendorong surplus neraca

perdagangan melebar menjadi EUR67,7

miliar dari EUR64,8 miliar (TW4-19) dan turut

memperbaiki current account surplus dari

EUR81,3 miliar (TW4-19) menjadi EUR97,3

miliar (TW1-20). Kinerja current account

surplus juga didukung oleh primary income

yang naik tipis pada Januari-Februari 2020

bersumber dari peningkatan penerimaan net

external assets dan perbaikan yield differential

aset domestik, di tengah defisit secondary

income yang stabil.19

Tingkat inflasi Kawasan Euro turun

tajam seiring penurunan harga minyak

dunia dan kebijakan restriksi yang

melemahkan demand. Inflasi HICP turun dari

1,3% (TW4-19) menjadi 0,7% yoy, menjauh

dari target ECB (2% yoy). Harga minyak dunia

turun tajam pada awal Maret 2020 akibat

tidak tercapainya kesepakatan antara Arab

19 Penerimaan neraca primary income TW1-20 sebesar EUR21,7 miliar (dari EUR20,3 miliar pada TW4-19). Defisit secondary income sebesar EUR-33,3 miliar (dari EUR-33,5 miliar pada TW4-19). Sementara itu, surplus neraca barang naik menjadi EUR93 miliar dari EUR89,6 miliar (TW4-19), dan jasa naik menjadi EUR15,9 miliar (dari EUR5,1 miliar pada TW4-19).

Page 15: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

31

ekonominya. ECB merevisi proyeksi outlook

2020 turun signifikan menjadi -8,7% yoy

(sebelumnya 0,8%), dan tumbuh 5,2% pada

2021 (sebelumnya 1,3%). Sejalan dengan

ECB, EC memprediksi PDB terkontraksi tajam

-7,7% yoy pada 2020 (revisi dari 1,2%),

dan tumbuh 6,3% pada 2021 (estimasi

sebelumnya 1,2%). IMF (WEO Juni 2020)

juga merevisi outlook PDB pada 2020 menjadi

-10,2% (perkiraan sebelumnya -7,5%), dan

meningkat 6,0% yoy pada 2021. Sementara

outlook inflasi diprediksi masih di bawah

target. ECB menurunkan estimasi inflasi

HICP menjadi 0,3% yoy pada 2020 (proyeksi

sebelumnya 1,1%) dan 0,8% yoy pada 2021

Kebijakan tersebut ditempuh sejalan

dengan mandat ECB yaitu menjaga price

stability, tetap berfungsinya pasar keuangan,

serta memastikan efektivitas transmisi

kebijakan moneter akomodatif. ECB masih

mempertahankan suku bunga rendah main

refinancing operations (MRO) pada 0,0%;

marginal lending facility (LF) rate pada

0,25%; dan deposit facility (DF) rate pada

-0,5%. Stance ECB dalam forward guidance

juga tidak berubah—suku bunga akan

dipertahankan pada level yang sama atau

lebih rendah hingga outlook inflasi konvergen

pada level below but close to 2%—dan

ECB berpandangan konvergensi tersebut

telah konsisten tercermin dalam dinamika

underlying inflation. ECB juga mendukung

market functioning (melalui operasi terbatas),

lending kepada real economy (melalui asset

purchase program), dan menjaga likuiditas

valas USD (melalui swap line dengan The Fed).

Seiring laju penambahan kasus

baru COVID-19 yang mulai terkendali,

negara di Kawasan Euro mulai melakukan

relaksasi atas pembatasan aktivitas untuk

memperbaiki ekonomi secara gradual.

Namun perbedaan tingkat keparahan kasus

infeksi COVID-19 dan waktu penyebaran yang

tidak merata antarnegara mengakibatkan

timing dimulainya pelonggaran kebijakan

restriksi tidak seragam. Relaksasi kebijakan

pembatasan secara gradual akan memulihkan

ekonomi secara bertahap mulai semester

II-2020, meski secara keseluruhan 2020

ekonomi masih terkontraksi. Sejumlah

lembaga bahkan merevisi ke bawah outlook

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.18 Inflasi Kawasan Euro

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy % yoy

Inflasi, lhs Inflasi Inti, lhs Food, lhsServices, lhs Energy, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.19 Suku Bunga ECB

0

20

40

60

80

100

-0,75

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1M

ar-1

6

Sep-

16

Jun-

16

Dec-

16M

ar-1

6

Sep-

16

Jun-

16

Dec-

16M

ar-1

6

Sep-

16

Jun-

16

Dec-

16M

ar-1

6

Sep-

16

Jun-

16

Dec-

16De

c-16

EUR Bil. %

Refinancing Rate (0,0%) Deposit Facility (-0,5%)Marginal Lending Facility (0,25%) Asset Purchase Target, rhs

Page 16: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

32

dapat mendorong pemulihan ekonomi.

Faktor upside risks tersebut berupa dukungan

kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dan

kesepakatan pemimpin European Union

(EU) dalam EU Summit April 2020, untuk

memberikan bantuan EUR540 miliar kepada

negara dengan kapasitas fiskal terbatas dan

terdampak wabah COVID-19 cukup parah.

Kesepakatan dimaksud antara lain Pandemic

Crisis Credit Line, sebesar EUR100 miliar (dana

dari EC) yang merupakan pembiayaan untuk

sektor tenaga kerja dan kesehatan, serta

rencana pembentukan recovery fund sebagai

bagian dari tambahan paket bantuan.

(proyeksi sebelumnya 1,4%). Sementara EC

merevisi proyeksi inflasi HICP menjadi 0,2%

yoy (estimasi sebelumnya 1,3%), dan 1,1%

pada 2021 (proyeksi sebelumnya 1,4%).

Kinerja ekonomi Kawasan Euro

akan dipengaruhi sejumlah faktor risiko.

Downside risks yang menjadi tantangan

antara lain adalah ketidakpastian global dan

domestik, potensi second wave infection

COVID-19, perubahan perilaku konsumsi

rumah tangga dan korporasi yang lebih

selektif dan berhati-hati dalam menetapkan

prioritas belanja, serta penutupan sejumlah

usaha dan kenaikan pengangguran. Pada

saat yang sama terdapat upside risks yang

% yoy

2020 2021 2020 2021 2020 2021GDP (% yoy) 1,2 -8,7 5,2 -7,7 6,3 -10,2 6,0Estimasi sebelumnya 0,8 1,3 1,2 1,2 -7,5 4,7HICP (% yoy) 1,2 0,3 0,8 0,2 1,1 - -Estimasi sebelumnya 1,1 1,4 1,3 1,4 0,2 1,0Keterangan estimasi sebelumnya: ECB (Mar 2020), EC (Feb 2020), IMF (WEO April 2020)

*) Proyeksi ECB Mar-2020 belum memperhitungkan dampak lockdown terhadap PDB Kawasan Euro

EstimasiRealisasi

2019ECB (Jun-2020) EC (Mei-2020) IMF (WEO Juni-2020)

Tabel 2.2 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

2020 2021 2020 2021Kawasan Euro 1,2 -7,7 6,3 -10,2 6,0Jerman 0,6 -6,5 5,9 -7,8 5,4Prancis 1,2 -8,2 7,4 -12,5 7,3Italia 0,2 -9,5 6,5 -12,8 6,3Spanyol 2,0 -9,4 7,0 6,3Keterangan: EU Commission Mei 2020 dan IMF WEO Juni 2020

% yoy

NegaraRealisasi

2019

EU Commission

IMF

Tabel 2.3 Estimasi Pertumbuhan PDB Empat Negara Utama Kawasan Euro

-12,8

Page 17: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

33

lending facility 0,25% (sejak Mar-16);

dan deposit facility -0,50% (sejak

Sep- 19).

2. Menjaga kecukupan likuiditas

moneter melalui operasi Longer Term

Refinancing Operation (LTRO) dan

Targeted Longer Term Refinancing

Operation (TLTRO) berupa:

• Penambahan jumlah lelang

pinjaman jangka panjang

kepada bank dalam skema LTRO

sebanyak 13 kali lelang dari 18

Mar-20 hingga 10 Juni 2020;

• Pemberian kelonggaran

pinjaman jangka panjang secara

targeted kepada bank (skema

TLTRO III), antara lain penurunan

suku bunga TLTRO III menjadi

50 bps lebih rendah dari rerata

main refinancing rate atau

rerata deposit facility rate untuk

counterparty.

3. Menyediakan liquidity backstop

dalam bentuk Non-Targeted

Pandemic Emergency Longer-Term

Refinancing Operations (PELTRO)

untuk mendukung likuiditas sistem

keuangan. PELTRO terdiri dari tujuh

BoksRespons Kebijakan Mengatasi

Dampak Pandemi COVID-19

ECB dan otoritas fiskal di Kawasan

Euro mengeluarkan serangkaian program

relaksasi kebijakan dan paket stimulus

untuk mengatasi pelemahan ekonomi

akibat pandemi COVID-19. Rangkaian

program yang dirilis ECB difokuskan untuk

menjaga kestabilan harga, mendukung

likuiditas bank termasuk likuiditas

USD, memperkuat market functioning,

mengurangi keketatan kredit sektor

swasta, dan memberikan stimulus kepada

sektor riil. Dari sisi fiskal, EC merelaksasi

kebijakan dan memberikan bantuan

pinjaman kepada negara dan wilayah

terdampak. Selaras dengan itu, otoritas

fiskal berbagai negara di Kawasan Euro

juga merilis berbagai paket stimulus

dengan sasaran akhir untuk mendukung

sektor terdampak termasuk UKM,

kesehatan, tenaga kerja, dan rumah

tangga. Stimulus diberikan dalam bentuk

pinjaman lunak, job retention scheme,

unemployment insurance dan direct cash

payment. Beberapa kebijakan tersebut,

antara lain:

Kebijakan ECB:

1. Mempertahankan suku bunga main

refinancing operations (MRO) sebesar

0,00% (sejak Mar-16); marginal

Page 18: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

34

Kebijakan Fiskal:

1. Inisiatif Kebijakan EC:

• Menyediakan Temporary Support

to mitigate Unemployment Risks in

an Emergency (SURE) yaitu skema

bantuan keuangan dalam bentuk

pinjaman dengan syarat yang

menguntungkan kepada negara

anggota dengan total EUR100 miliar.

• Memberikan bantuan likuiditas

untuk membantu UKM melalui

skema Competitiveness of

Enterprises and Small and Medium-

sized Enterprises Loan Guarantee

Facility (COSME-SMEs) dan Innov-

Fin SME Guarantee dengan total

EUR25 miliar.

• Meluncurkan paket The Coronavirus

Response Investment Initiative

(CRII) senilai EUR37 miliar berupa

bantuan keuangan bagi negara EU

yang memerlukan respons segera.

• Merelaksasi kebijakan EU yaitu

(a) European Fiscal Framework

Flexibility berupa fleksibilitas

maksimal atas budgetary rules

EU; dan (b) State aid Framework

Flexibility berupa Temporary

Framework atas ketentuan state

aid rules yang memberikan

kelonggaran bagi negara anggota

untuk menyediakan likuiditas

tambahan operasi refinancing dimulai

pada Mei 2020 dengan jatuh tempo

secara berurutan dan bertahap antara

Juli hingga September 2021, sejalan

dengan jangka waktu relaksasi

kebijakan collateral ECB.

4. Merilis Pandemic Emergency Purchase

Program (PEPP), yaitu program

pembelian aset yang diterbitkan publik

dan swasta yang termasuk dalam

kategori aset eligible untuk Asset

Purchase Program (APP) senilai EUR

1,35 triliun hingga Juni 2021. Melalui

PEPP, ECB memberikan waiver kepada

sekuritas yang diterbitkan pemerintah

Yunani (junk bond) sehingga dapat

disertakan sebagai collateral bond

(dari persyaratan minimal: investment

grade). ECB menyatakan proses

pembelian dalam PEPP akan terus

dilakukan secara fleksibel antar kelas

aset dan yurisdiksi Kawasan Euro dari

waktu ke waktu.

5. Melakukan penambahan nilai

pembelian bersih program APP

yang telah berjalan dengan total

net purchase sebesar EUR120 miliar

hingga akhir 2020 (di luar program

APP existing sebesar EUR20 miliar per-

bulan), dan melonggarkan beberapa

kriteria Corporate Sector Purchase

Program (CSPP) dan Public Sector

Purchase Program (PSPP).

Page 19: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

35

kepada UKM dalam rangka

mempertahankan lapangan kerja

di EU.

2. Kebijakan Fiskal Empat Negara Utama

Selain inisiatif EC, otoritas fiskal

negara anggota Kawasan Euro juga

meluncurkan stimulus fiskal untuk

mengatasi dampak pandemi COVID-19

di negara masing-masing. Beberapa

insiatif fiskal negara utama Kawasan Euro

(Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol) secara

ringkas disajikan dalam tabel 1.

Tabel 2.4 Beberapa Stimulus Fiskal Empat Negara Utama Kawasan Euro

Jerman Prancis Italia Spanyol• Jaminan pemerintah

atas pinjaman perusahaan yang terdampak COVID-19 dengan total EUR822 miliar melalui skema Economic Stabilisation Fund dan pinjaman dari KfW.

• Relief measures kepada UKM dan self-employed sebesar EUR50 miliar; subsidi upah pekerja yang penghasilannya turun karena pengurangan jam kerja (Short term work scheme); pengembalian iuran kontribusi sosial bagi pihak yang mengalami pengurangan jam kerja; serta penundaan pembayaran pajak dan kontribusi social security EUR33,5 miliar.

• Pengeluaran yang terdiri atas budget tambahan senilai EUR156 miliar; dan tambahan untuk Economic Stabilisation Fund sebesar EUR100 miliar dan refinancing loans EUR100 miliar, serta bantuan kepada venture capital untuk start-ups EUR2 miliar.

• Jaminan atas pinjaman perusahaan yang terdampak COVID-19 dan cadangan re-asuransi jaminan senilai EUR300 miliar.

• Spending and relief measure total sebesar EUR110 miliar (±4,5% dari PDB).

• Kebijakan lainnya berupa penundaan tagihan listrik, air dan cicilan kredit korporasi.

• Jaminan dan likuiditas total EUR750 miliar a.l. i) EUR200 miliar melalui Cassa Depositie Prestiti untuk menjamin s.d 90% nilai pinjaman perusahaan besar; ii) Jaminan EUR200 miliar untuk kredit ekspor, bekerjasama dengan Export Credit Agency Italia (SACE); iii) Jaminan oleh pemerintah senilai EUR0,5 miliar, untuk meningkatkan likuiditas tambahan sebesar EUR 10 miliar; iv) kenaikan dana pada SME Guarantee Fund dari EUR40 miliar menjadi EUR100 miliar.

• Relief measures sebesar EUR25 miliar (1,4% PDB).

• Bantuan lain, berupa larangan memberhentikan pegawai selama dua bulan, dan penundaan pembayaran cicilan UKM yang paling terdampak COVID-19.

• Jaminan atas pinjaman yang diajukan korporasi.

• Kebijakan untuk sektor bisnis dan kesehatan, a.l penundaan pembayaran pajak selama 6 bulan senilai EUR14 miliar.

• Kebijakan lainnya, a.l. i) penundaan sementara pembayaran utility dan cicilan kredit perumahan; ii) extraordinary allowance self-employed workers yang terdampak; iii) EUR300 juta untuk layanan sosial dan EUR300 juta lainnya dialokasikan kepada pemerintah regional untuk membantu warga yang rentan; iv) EUR25 juta untuk bantuan makanan anak-anak yang rentan sebagai akibat dari penutupan sekolah.

Page 20: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

36

2.3. Inggris

Pandemi COVID-19 menurunkan

perekonomian global, termasuk Inggris.

PDB Inggris TW1-20 terkontraksi menjadi

-1,6% yoy (terburuk sejak Global Financial

Crisis), menurun tajam dari 1,1% pada TW4-

19. Pelemahan kinerja ekonomi tersebut

merupakan implikasi dari langkah kebijakan

lockdown yang cukup ketat untuk membatasi

penyebaran virus COVID-19. Pembatasan

aktivitas masyarakat telah menekan konsumsi

rumah tangga, investasi dan aktivitas

perdagangan. Belanja pemerintah berupa

stimulus fiskal menjadi satu-satunya faktor

yang menahan pelemahan ekonomi lebih

dalam.

Tekanan inflasi dalam dua bulan

terakhir TW1-20 mengalami penurunan akibat

berkurangnya permintaan dan pelemahan

harga minyak. IHK Maret 2020 tercatat

sebesar 1,5% yoy dan inflasi inti sebesar

1,6%, di bawah target 2,0%. Pelemahan

harga minyak dunia turut menurunkan harga

di level produsen menjadi 0,3% yoy pada

Maret.

Otoritas menempuh kebijakan

akomodatif untuk mengatasi pelemahan

ekonomi akibat COVID-19. Bank of England

(BoE) memangkas Bank Rate menjadi sangat

rendah yaitu 0,1% dari sebelumnnya 0,75%

pada Maret 2020. BoE juga menambah

nominal program pembelian aset senilai

GBP200 miliar (total menjadi GBP645 miliar).

Sementara pemerintah menggelontorkan

stimulus fiskal untuk mengatasi dampak

COVID-19 dalam bentuk dukungan kepada

sektor kesehatan, bantuan kepada korporasi

dan UMKM, penundaan dan penghapusan

pajak, serta bantuan kepada pekerja. Hingga

25 Mei 2020, total stimulus fiskal yang

dikucurkan telah mencapai GBP476 miliar

(21,6% PDB).

Prospek ekonomi diprediksi

menurun tajam akibat pandemi COVID-19

dan penerapan containment measures.

BoE pada Monetary Policy Report Mei

2020 memprediksi ekonomi Inggris 2020

terkontraksi tajam -14,0% yoy, jauh lebih

rendah dari capaian 2019 sebesar 1,4%.

Ekonomi kemudian diprediksi membaik pada

2021 dan tumbuh 15,0% seiring dengan

pelonggaran lockdown. IMF juga merevisi ke

bawah pertumbuhan ekonomi Inggris 2020,

menjadi -10,2% yoy (WEO Juni 2020), dari

sebelumnya -6,5% (WEO April 2020).

Kinerja ekonomi Inggris dapat

mengalami tekanan dari sejumlah risiko.

Tekanan dapat berasal dari ketidakpastian

prospek ekonomi global, second wave

infection, kenaikan tingkat pengangguran,

dan potensi no-trade-deal dengan Uni Eropa.

Sementara itu, juga terdapat faktor yang

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

yaitu stimulus moneter dan fiskal, relaksasi

lockdown dan kembali berjalannya aktivitas

ekonomi, serta reopening economy negara

mitra yang dapat mendukung aktivitas

perdagangan.

Page 21: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

37

(-3,0% yoy dari 1,7% pada TW4-19) karena

cuaca buruk dan terbatasnya tenaga kerja

akibat pandemi COVID-19. Sektor industri

terkontraksi (-4,9% dari -2,1% pada TW4-19)

disebabkan pelemahan sektor pertambangan,

manufaktur, listrik dan air yang terdampak

containment measures. Sektor jasa juga

terkontraksi (-1,0% dari 1,4% pada TW4-

19) karena penurunan aktivitas ekonomi

yang disebabkan penghentian bisnis dan

pembatalan order, termasuk sektor pariwisata

yang terdampak travel restrictions. Sementara

itu, sektor agrikultur masih terkontraksi

(-0,4% yoy dari -1,3% yoy pada TW4-19)

karena keterbatasan seasonal workers dari

luar negeri akibat mitigasi COVID-19.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.21 Pertumbuhan PDB sektoral

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-6,0

-5,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

% yoy% yoy GDP, lhs Industry, rhs Services, rhs

Agriculture, rhs Construction, rhs

Sumber: ONS

Grafik 2.22 Penjualan Ritel

-25,0

-15,0

-5,0

5,0

15,0

25,0

35,0

45,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

3 6 9 123 6 9 123 6 9 123 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy %yoy

Retail Sales Food Stores

Department StoreOnline Stores, rhs Automotive fuel, rhs

Perekonomian Inggris terkontraksi

pada triwulan pertama 2020 akibat

pandemi COVID-19. Per 31 Maret 2020,

jumlah kasus yang terkonfirmasi COVID-19

mencapai lebih dari 32.000 orang dengan

meninggal dunia sekitar 2.400 orang.

Pemerintah merespons dengan menerapkan

social distancing, yang kemudian diikuti

dengan kebijakan lockdown pada 23 Maret

2020.20 Kebijakan tersebut menekan konsumsi

rumah tangga, investasi dan aktivitas

perdagangan sehingga mengakibatkan

PDB TW1-20 terkontraksi sebesar -1,6%

yoy (preliminary data)—terendah sejak

Global Financial Crisis 2008—dan menurun

dari 1,1% yoy (TW4-19).21 Stimulus fiskal

pemerintah menjadi faktor yang menahan

pelemahan ekonomi lebih dalam.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.20 Pertumbuhan PDB

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Q2 Q3 Q4 Q1Q1 Q1Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42016 2017 2018 2019 2020

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs Gross Fixed Capital Form, rhsExports, rhs Imports, rhs

Pandemi COVID-19 menyebabkan

kontraksi pada keseluruhan sektor

ekonomi.22 Sektor konstruksi terkontraksi

20 Langkah tersebut disertai dengan kebijakan work from home, penutupan sekolah dan bisnis non-esensial.

21 PDB TW1-20 di bawah ekspektasi Consensus Forecast Januari 2020 sebesar 0,6% yoy.

22 Pangsa sektor jasa 80%, industri 13%, konstruksi 6%, dan agrikultur 1%.

Page 22: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

38

pemburukan sektor tenaga kerja.23 Sentimen

bisnis ke depan diperkirakan masih gloomy

akibat COVID-19, tercermin dari pelemahan

PMI yang tetap berada di zona kontraktif.

PMI komposit melemah ke 47,4 dari 49,5

pada TW4-19, terutama PMI jasa yang

turun menjadi 47,2 dari 49,8 pada TW4-

19. Kunjungan wisatawan menurun drastis

sehingga berdampak negatif pada kinerja

perhotelan, restoran, transportasi dan travel.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.23 Purchasing Manager Index

30

35

40

45

50

55

60

65

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Indeks

PMI Composite PMI ManufacturingPMI Services PMI Construction

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.24 Neraca Perdagangan

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy Miliar GBP

Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Aktivitas perdagangan mengalami

kontraksi seiring melemahnya per-

23 Tingkat pengangguran Maret 3,9%, naik dari Desember 2019 sebesar 3,8%. Pertumbuhan upah melambat (rerata TW1-20 sebesar 1,0% yoy), dari 1,7% pada TW4-19.

Kebijakan untuk menahan pe-

nyebaran virus telah menurunkan

aktivitas konsumsi, terutama untuk

produk non-esensial. Masyarakat lebih

mengutamakan belanja produk kesehatan

dan makanan, serta mengurangi pembelian

produk non-esensial seperti kendaraan dan

pakaian. Belanja jasa melemah terindikasi

dari penurunan restaurant booking, bioskop,

serta hospitality sector, akibat kebijakan

social distancing. Konsumsi juga mengalami

tekanan dari menurunnya jumlah wisatawan

akibat diberlakukannya travel restriction.

Pelemahan konsumsi terutama

terjadi pada Maret 2020 seiring di-

berlakukannya kebijakan lockdown dan

social distancing. Penjualan ritel Maret

terkontraksi -4,6% yoy, dibandingkan

Februari sebesar 1,56% yoy, diakibatkan

oleh kebijakan pembatasan yang ketat

seperti penutupan toko dan bisnis. Registrasi

mobil baru TW1-20 terkontraksi lebih dalam

(-18,2% yoy dari -1,5% pada TW4-19) akibat

penurunan minat belanja durable goods

dan penutupan showrooms. Masyarakat

masih akan menahan belanja seiring dengan

kepercayaan konsumen yang tetap berada

pada teritori negatif (rerata TW1-20 sebesar

-8,3, dari -13,0 pada TW4-19).

Kegiatan produksi mengalami

tekanan akibat kebijakan containtment

dan pelemahan permintaan. Rerata

produksi industri TW1-20 terkontraksi -4,9%

yoy (dari -2,1% pada TW4-19) terdampak

penutupan usaha/pabrik, penurunan

permintaan domestik dan eksternal, serta

Page 23: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

39

(dari 3,1% pada TW4-19). Rerata upah riil

TW1-20 juga turun ke 1,0% yoy dari 1,7%

pada TW4-19. Penurunan upah terutama

dipengaruhi pelemahan kinerja sektor jasa

(layanan bisnis, retail, hotel dan restoran).

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.27 Tingkat Pengangguran dan Upah

Unemployment Rate, lhs Average Weekly Earnings, rhsReal Wage, rhs

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy %

mintaan eksternal. Rerata ekspor TW1-20

terkontraksi menjadi -2,4% yoy (turun dari

11,0% yoy pada TW4-19), terutama ekspor

mesin dan peralatan transportasi, manufaktur,

dan bahan kimia lainnya. Rerata impor TW1-

20 juga terkontraksi menjadi -11,3% yoy

(dari -0,2% yoy pada TW4-19), terutama

impor mesin dan peralatan transportasi,

bahan bakar minyak, manufaktur, dan bahan

kimia. Penurunan ekspor yang lebih tajam

menyebabkan terjadi defisit perdagangan

TW1-20 menjadi -GBP4,8 miliar, dari surplus

GBP8,0 miliar pada TW4-19.

Pelemahan permintaan do-

mestik dan penurunan harga minyak

berkontribusi pada rendahnya tingkat

inflasi. Indeks harga konsumen (IHK) dalam

dua bulan terakhir TW1-20 mengalami

penurunan akibat lockdown, pelemahan

konsumsi rumah tangga, dan anjloknya

harga minyak. Inflasi pada Februari dan Maret

masing-masing sebesar 1,7% dan 1,5%

yoy, turun dari 1,8% pada Januari. Inflasi

di tingkat produsen pada Maret juga turun

(0,3% yoy, dibandingkan Desember 2019

sebesar 0,8% yoy) dipengaruhi penurunan

harga petroleum product. Inflasi produsen

yang rendah mengindikasikan pelemahan IHK

masih akan terjadi.

Pandemi COVID-19 memperburuk

pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran

Maret 2020 meningkat menjadi 3,9%, dari

3,8% pada Desember 2019 seiring maraknya

PHK akibat penutupan kegiatan bisnis.

Seiring kenaikan pengangguran, rerata upah

mingguan TW1-20 turun menjadi 2,8% yoy

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.25 Inflasi IHK

Recreation & Culture, lhsRestaurants and Hotels, lhs

Transport, lhsHousing & Household Services, lhsFood & Non-Alcoholic Beverage, lhs

CPI, rhsCore CPI, rhs

-2

-1

0

1

2

3

4

-10

-5

0

5

10

15

20

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy% yoy

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.26 Inflasi PPI

PPI Output Prices, lhsPPI Output Core, lhsPPI Input Prices, rhs

-18,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

30,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoy% yoy

Page 24: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

40

ekonomi pada COVID-19 semakin nyata.

Perkembangan penyebaran COVID-19

yang signifikan menyebabkan penurunan

aktivitas ekonomi. BoE akan terus memonitor

transmisi kebijakan suku bunga serta siap

mengambil kebijakan tambahan untuk

menghindari pengetatan kondisi keuangan

dan mendukung perekonomian.

Sumber: ONS

Grafik 2.29 Utang Pemerintah

Utang Pemerintah Net Debt (% GDP), rhs

76,0

77,0

78,0

79,0

80,0

81,0

82,0

83,0

84,0

85,0

86,0

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% GDP Miliar GBP

Sumber: ONS

Grafik 2.30 Keseimbangan Fiskal

Budget BalanceTotal Revenue, rhsTotal Expenditure, rhs

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

% yoyMiliar GBP

Pemerintah menggelontorkan

stimulus fiskal untuk mengatasi

dampak COVID-19. Stimulus diberikan

dalam bentuk pemberian jaminan utang

korporasi, penundaan dan penghapusan

pajak, mendukung sektor kesehatan,

dan membayarkan upah pekerja yang

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.28 Kebijakan Moneter

UKAPCBPT Index Additional BoE Asset and Corp Bond Purchase Target, rhsBoE Corp Bond Purchase Target, rhsBoE Asset Purchase Target, rhs

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019 2020

Miliar GBP %

BoE menempuh kebijakan

akomodatif dengan memangkas suku

bunga dan menambah kuota Asset

Purchase Program (APP). Dampak negatif

pandemi COVID-19 yang diprakirakan secara

signifikan memengaruhi perekonomian

telah mendorong BoE untuk melaksanakan

special monetary meeting pada tanggal 10

Maret 2020. Pada pertemuan tersebut, BoE

menurunkan Bank Rate sebesar 50 bps dari

level 0,75% menjadi 0,25%. BoE kembali

melaksanakan special monetary meeting

pada 19 Maret 2020 yang memutuskan

penurunan Bank Rate sebesar 15 bps

menjadi 0,1%, dan penambahan program

pembelian aset dengan tambahan GBP200

miliar (total GBP645 miliar).24 Pada 25 Maret

2020, BoE mempertahankan Bank Rate pada

level 0,1% dan menilai bahwa konsekuensi

24 Program APP BoE terdiri dari: (i) mempertahankan stok pembelian obligasi korporasi non-keuangan berperingkat kredit layak investasi (investment-grade) pada level GBP10 miliar, (ii) mempertahankan stok pembelian obligasi pemerintah sebesar GBP435 miliar, dan (iii) tambahan pembelian obligasi pemerintah dan obligasi korporasi non-keuangan berperingkat kredit layak investasi (investment grade) sebesar GBP200 miliar.

Page 25: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

41

telah merevisi ke bawah pertumbuhan Inggris

pada 2020 menjadi terkontraksi ke -10,2%

yoy (WEO Juni 2020), dibandingkan estimasi

sebelumnya -6,5% yoy (WEO April 2020).

Ekonomi Inggris ke depan

dipengaruhi sejumlah risiko. Faktor yang

dapat menyebabkan pelemahan ekonomi

Inggris antara lain ketidakpastian proses

pemulihan ekonomi global dan domestik

pasca COVID-19, risiko second wave

infection, peningkatan pengangguran, dan

potensi no-trade-deal antara Inggris dan

UE pada akhir 2020. Hingga saat ini, trade-

talks antara Inggris dan Uni Eropa masih

terus berlangsung dan belum menghasilkan

kesepakatan. Sementara itu, faktor upside

bagi perekonomian Inggris antara lain

stimulus moneter dan fiskal, relaksasi

lockdown dan kembali berjalannya aktivitas

ekonomi, reopening economy negara mitra

sehingga mendukung aktivitas perdagangan,

serta pelemahan harga minyak.

dirumahkan, termasuk self employed. Hingga

25 Mei 2020, total stimulus fiskal yang

dikucurkan mencapai GBP476 miliar (21,6%

PDB). Peningkatan stimulus fiskal telah

meningkatkan beban fiskal Inggris sehingga

menjadi perhatian lembaga rating. Seiring

dengan itu, Fitch menurunkan Sovereign

Rating Inggris pada 27 Maret 2020 dari

AA menjadi AA-. Menurut Fitch, wabah

COVID-19 menurunkan kinerja public finance

serta meningkatkan defisit fiskal dan rasio

utang.

Prospek ekonomi Inggris diprediksi

menurun tajam seiring dampak pandemi

COVID-19 yang semakin meluas dan

penerapan containment measures. BoE

pada Monetary Policy Report Mei 2020

memprediksi ekonomi Inggris 2020 akan

terkontraksi menjadi -14,0% yoy, jauh lebih

rendah dari capaian 2019 sebesar 1,4% yoy.25

Ekonomi kemudian diprediksi membaik pada

2021 dan tumbuh 15,0% yoy.26 IMF juga

25 Outlook PDB 2020 oleh BOE telah direvisi ke bawah dari 0,75% pada estimasi Januari 2020.

26 Proyeksi 2021 lebih optimis dari prediksi Januari 2020 sebesar 1,50%.

Realisasi

2019 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021GDP (%yoy) 1,4 -10,2 6,3 -14,00 15,0 -8,3 6,0 1,1 1,5Estimasi Sebelumnya - -6,5 4,0 0,75 1,5 1,2 1,2 1,1 1,4CPI (%yoy) 1,3 0,6 0,5 1,2 2,1 1,6 1,9Estimasi Sebelumnya -

- -1,9 2,0 1,5 2,0 1,7 2,0 1,7 1,9

Estimasi sebelumnya: IMF-WEO April 2020, BoE Monetary Policy Report Januari 2020, European Commision Winter Forecast Februari Consensus Forecast Januari 2020.

Estimasi terkini: IMF-WEO Juni 2020, BoE Monetary Policy Report Mei 2020, European Commision Spring Forecast Mei 2020, Keterangan Referensi:

EC CFIMF BoEEstimasi

Tabel 2.5 Estimasi Pertumbuhan Ekonomi

2020,

Page 26: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

42

miliar dan GBP10 miliar. Selanjutnya,

pada 19 Maret 2020, BoE menambah

program kepemilikan obligasi sebesar

GBP200 miliar menjadi total GBP645

miliar.

3. Meluncurkan Term Funding

Scheme baru untuk memperkuat

transmisi penurunan suku bunga,

dengan insentif tambahan untuk

pinjaman kepada ekonomi riil,

terutama SMEs.

4. Her Majesty’s Treasury (HM Treasury)

dan BoE telah sepakat untuk mem-

perpanjang sementara peng-

gunaan overdraft account

pemerintah di BoE untuk me-

nyediakan sumber likuiditas jangka

pendek tambahan kepada pemerintah

jika diperlukan.

5. Mengaktifkan Contingent Term

Repo Facility untuk melengkapi

fasilitas likuiditas sterling pada Bank.

6. Bersama-sama dengan bank sentral

dari Kanada, Jepang, Euro Area,

AS, dan Swiss, BOE meningkatkan

penyediaan likuiditas melalui USD

liquidity swap line arrangement.

BoksRespons Kebijakan Mengatasi Dampak Pandemi COVID-19

Otoritas moneter dan fiskal merilis

sejumlah kebijakan akomodatif dalam

upaya mengatasi dampak negatif pandemi

COVID-19 terhadap ekonomi Inggris.

Pelonggaran likuiditas, stabilitas ekonomi,

serta bantuan kepada rumah tangga,

bisnis, dan pemerintah daerah menjadi

tujuan kebijakan. Beberapa kebijakan

tersebut, antara lain:

Kebijakan Moneter

1. Menurunkan suku bunga sebesar

65 bps menjadi 0,1%. Penurunan

suku bunga tersebut dilakukan dalam

dua kali special monetary meeting

yaitu 10 Maret 2020 (50 bps menjadi

0,25%), dan 19 Maret 2020 (15 bps

menjadi 0,1%). Level suku bunga

tersebut dipertahankan pada meeting

25 Maret 2020.

2. Memperluas kepemilikan obligasi

pemerintah dan obligasi korporasi

non-keuangan sebesar GBP200

miliar pada Asset Purchase

Program (APP). Pada special

monetary meeting 10 Maret 2020,

BoE mempertahankan jumlah ke-

pemilikan obligasi pemerintah dan

obligasi korporasi non-keuangan

masing-masing sebesar GBP435

Page 27: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

43

perorangan pada second

payment dengan batas pem-

bayaran yang sebelumnya pada

31 Juli menjadi 31 Januari 2021.

4. Business rates relief

• Bisnis di sektor ritel, perhotelan,

rekreasi, dan bisnis nursery di

England tidak perlu membayar

business rates untuk tahun pajak

2020-2021.

5. Business support grant funds

• Small Business Grant Fund

(SBGF). Usaha bisnis skala kecil

di England yang membayar tarif

bisnis atau tidak sama sekali,

berhak mendapatkan hibah

tunai satu kali sebesar GBP

10.000.

• Retail, Hospitality, and Leisure

Grant Fund (RHLGF). Usaha

bisnis sektor ritel, perhotelan,

dan rekreasi di England berhak

mendapatkan hibah tunai satu

kali hingga GBP25.000.

• Discretionary Granf Fund.

UMKM di England dengan

fixed property costs yang tidak

memenuhi syarat SBGF dan

RHLGF, berhak memperoleh

hibah tunai satu kali hingga

GBP25.000.

Kebijakan Fiskal27

1. Paying the employees.

• Coronavirus Job Retention

Scheme. Skema dengan klaim

sebesar 80% dari upah karyawan

ditambah dengan kontribusi

asuransi nasional dan dana pensiun

yang ditujukan untuk karyawan

yang cuti akibat COVID-19.

2. Paying sick pay

• Statutory Sick Pay (SSP).

Untuk UMKM yang memiliki

karyawan kurang dari 250 orang,

Pemerintah akan mengganti

SSP hingga dua minggu dari

karyawan yang jatuh sakit karena

COVID-19. Nilai SSP saat ini

sebesar GBP95,85 per minggu.

3. Paying tax

• Penangguhan Pajak Per-

tambahan Nilai (PPN). Pe-

nangguhan PPN yang jatuh

tempo antara 20 Maret 2020

dan 30 Juni 2020 ditujukan

untuk membantu pengelolaan

arus kas bisnis.

• Penangguhan Pajak Per-

orangan. Penangguhan pajak

27 https://www.gov.uk/government/collections/f inanc ia l - suppor t - fo r-bus inesses -dur ing- coronavirus-COVID-19#support-for- large-businesses.

Page 28: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

44

• Bounce Back Loan (BBLS).

Skema untuk pinjaman UMKM

antara GBP2.000 hingga 25%

dari omset dengan maksimum

pinjaman sebesar GBP50.000.

Pemerintah menjamin 100%

dan tidak mengenakan biaya

bunga dan biaya lainnya untuk

12 bulan pertama (setelah 12

bulan, suku bunga akan menjadi

2,5% per tahun).

8. Support for large business

• Coronavirus Large Business

Interruption Loan Scheme

(CLBILS). Skema ini membantu

bisnis skala menengah dan

besar untuk mengakses pinjam-

an dan jasa pembiayaan lain-

nya hingga GBP200 juta.

Pemerintah menjamin 80%

pembiayaan tersebut.

• COVID-19 Corporate Finan-

cing Facility (CCFF). Melalui

skema ini, BoE akan membeli

utang jangka pendek dari

perusahaan besar. Skema ini

akan membantu perusahaan

yang berada dalam tekanan

likuiditas jangka pendek.

6. Support for the self-employed

• Self-Employement Income

Support Scheme. Skema

yang memungkinkan untuk

klaim hibah kena pajak senilai

80% dari rerata keuntungan

perdagangan bulanan yang

dibayarkan dalam satu cicilan,

yang mencakup keuntungan

tiga bulan dengan batasan total

GBP7,500.

7. Support for small and medium-

sized business

• Coronavirus Business Inter-

ruption Loan Scheme (CBILS).

Skema ini membantu UMKM

untuk mengakses pinjaman

dan jasa keuangan lainnya

hingga GBP5 juta. Pemerintah

menjamin 80% pembiayaan

kepada pemberi pinjaman, serta

membayar bunga dan biaya

lainnya untuk 12 bulan pertama.

• Future Fund. Skema yang

menyediakan pinjaman pe-

merintah untuk perusahaan

yang berbasis di Inggris mulai

dari GBP125.000 hingga GBP

5 juta. Skema ini dapat diakses

sampai September 2020.

Page 29: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

45

dan memperluas skema pembelian obligasi

korporasi. Pemerintah juga telah mengeluarkan

paket kebijakan ekonomi darurat untuk

membantu sektor kesehatan, perusahaan,

UMKM, dan rumah tangga.

Kinerja ekonomi Jepang diperkirakan

masih akan berada pada level yang rendah.

BOJ dan IMF bahkan merevisi ke bawah

proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang. BOJ

memerkirakan pertumbuhan ekonomi 2020

akan melambat -5,0 hingga -8,0% yoy, jauh

lebih rendah dibandingkan estimasi Januari

2020 (0,8%-1,1%). Sedangkan, IMF (WEO Juni

2020) memerkirakan ekonomi Jepang 2020

akan terkontraksi -5,8% yoy (dari estimasi

sebelumnya -5,2% pada WEO April 2020).

Kinerja ekonomi Jepang ke depan

dipengaruhi oleh sejumlah faktor downside

dan upside risks. Faktor downside risks antara

lain pelambatan pertumbuhan ekonomi

global dan mitra dagang utama, gangguan

rantai pasokan industri, rasio utang publik

yang tinggi, serta faktor struktural domestik

seperti aging population. Sementara, upside

risks bagi ekonomi Jepang bergantung pada

keberhasilan implementasi paket kebijakan

ekonomi darurat pemerintah dan langkah BOJ

dalam menjaga Sistem Stabilitas Keuangan,

serta memastikan terjaminnya penyaluran

pembiayaan bagi dunia usaha terdampak

COVID-19.

Perekonomian Jepang kembali

mengalami pertumbuhan ekonomi

negatif pada kuartal pertama 2020.

2.4 Jepang

Perekonomian Jepang kembali

mengalami kontraksi pertumbuhan pada

kuartal pertama 2020. Ekonomi Jepang

TW1-20 tumbuh negatif -2,0% yoy—

terendah dalam lima tahun terakhir—setelah

terkontraksi -0,7% pada TW4-19.28 Pelemahan

tajam tersebut merupakan dampak dari

sejumlah shocks, yaitu bencana taifun dan

kenaikan pajak konsumsi, yang diperburuk

dengan pandemi COVID-19 serta penundaan

Olimpiade dan Paralympiade Tokyo 2020.

Kontraksi ekonomi TW1-20

dikontribusi oleh pelemahan pada hampir

seluruh indikator pertumbuhan ekonomi,

terutama konsumsi, ekspor, dan investasi.

Pengeluaran pemerintah menjadi satu-satunya

faktor yang menahan perlambatan ekonomi

lebih dalam. Permintaan domestik tertekan

oleh langkah pembatasan aktivitas masyarakat

disertai ekspektasi konsumen yang rendah.

Akibatnya kegiatan produksi yang sempat

membaik, terindikasi kembali melemah.

Prospek perdagangan eksternal yang melemah,

kembali menekan defisit neraca perdagangan.

Harga konsumen terdeflasi sehingga makin

jauh dari target inflasi pemerintah.

Pemerintah merilis sejumlah kebijakan

akomodatif untuk mempertahankan

keberlangsungan ekonomi dan menahan

pemburukan lebih dalam. Bank of Japan

merespons dampak negatif COVID-19

dengan melakukan pelonggaran moneter

seperti menambah nilai pembelian aset,

28 Preliminary estimate.

Page 30: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

46

ekspor dan investasi. Konsumsi rumah

tangga terkontraksi -2,8% yoy (dari -2,3%,

TW4-19), terdampak pelemahan daya beli

masyarakat akibat containment measures

penanganan COVID-19. Ekspor tumbuh

melambat (-6,2% yoy dari -1,8% pada

TW4-19), imbas dari pelemahan permintaan

mobil dan auto parts akibat rantai pasokan

yang terganggu. Investasi juga kembali

turun (-3,0% dari -1,7% pada TW4-19),

seiring penutupan/penghentian operasional

sejumlah perusahaan. Di tengah pelemahan

tersebut, pemerintah meningkatkan stimulus

dengan harapan dapat menahan pelemahan

ekonomi lebih dalam. Belanja pemerintah

naik sebesar 2,5% yoy (dari 2,3%, TW4-

19), sejalan dengan peningkatan anggaran

supplementary budget FY2019 dan initial

budget for FY2020.32

Aktivitas konsumsi melanjutkan

pelemahan pasca kenaikan consumption

tax. Upaya menghentikan penyebaran

virus berdampak langsung pada penurunan

konsumsi TW1-20 menjadi -2,8% yoy (dari

-2,3%, TW4-19). Penurunan paling besar

terjadi pada konsumsi semi-durable goods

(-8,6% dari -6,9% pada TW4-19) dan

konsumsi jasa (menjadi -3,2% dari -1,1%

pada TW4-19). Penurunan tersebut sejalan

dengan penjualan department store yang

jatuh akibat stay at home order, serta travel

restriction dan himbauan pemerintah untuk

mengurangi non-essential trip.33 Peningkatan

32 Fiscal Year (FY) berlangsung dari April tahun berjalan hingga Maret tahun selanjutnya.

33 Penjualan department stores TW1-20: -16,2% yoy (TW4-19: -9,5%)

Ekonomi Jepang terkontraksi -2,0% yoy (dari

-0,7%, TW4-19) dan merupakan kontraksi

terdalam pasca Global Financial Crisis.29,30 Jika

dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,

PDB Jepang TW1-20 terkontraksi -0,9% qoq

(setelah tumbuh negatif -1,9% qoq), dan

mengalami technical recession. Pemburukan

kinerja ekonomi Jepang merupakan

akumulasi dari dampak bencana taifun dan

kenaikan pajak konsumsi pada kuartal akhir

2019. Ekonomi yang tertekan kemudian

diperparah oleh penyebaran COVID-19 yang

dimulai pada Januari 2020.

Kasus penyebaran COVID-19

di Jepang menekan kinerja ekonomi

Jepang pada awal 2020. Kasus infeksi dan

kematian akibat COVID-19 di Jepang masih

terus meningkat, mencapai 17.141 kasus

dengan 916 kematian (per 10 Juni 2020).

Meski jumlah kasus tidak separah negara

maju lain, ekonomi Jepang terdampak cukup

parah akibat kebijakan pembatasan yang

diterapkan oleh pemerintah guna mitigasi

penyebaran virus lebih luas.31 Travel advice,

social distancing measures, work and school

from home, hingga penutupan sejumlah non-

essential stores menyebabkan pelemahan

ekonomi dan kenaikan angka pengangguran.

Kontraksi PDB pada TW1-20

dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi,

29 Resesi pada Global Financial Crisis 2008-2009 mencapai -8,8% yoy pada TW1-09.

30 Realisasi PDB TW1-20 lebih baik dibandingkan proyeksi Consensus Forecast 11 Mei 2020 sebesar -3,1% yoy.

31 Jika dibandingkan dengan jumlah kasus COVID-19 AS sebanyak 2.045.715 orang, Inggris 289.140 orang, Singapura 38.965 orang (10/6).

Page 31: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

47

containment measures COVID-19. Meski

tingkat upah riil sedikit membaik menjadi

0,03% yoy (dari -0,7%, TW4-19), masyarakat

mengkhawatirkan akan terjadi penurunan

upah, tercermin pada indeks kepercayaan

konsumen yang jatuh makin dalam.35

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.33 Ketenagakerjaan

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

58,0

58,5

59,0

59,5

60,0

60,5

61,0

61,5

62,0

62,5

63,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy Unemployment Rate LFPR, rhs Upah Riil, rhs

Aktivitas produksi industri Jepang

masih negatif meski mengalami sedikit

perbaikan. Kontraksi produksi industri

TW1-20 menyempit -4,4% yoy (dari -6,8%

pada TW4-19). Perbaikan produksi sempat

terjadi didorong oleh peningkatan produksi

elektronik untuk mendukung kegiatan stay

at home order.36 Namun, aktivitas produksi

kembali menghadapi tantangan dari

COVID-19. Hasil survei Tankan BOJ mengalami

pemburukan sentimen kondisi bisnis baik

pada perusahaan manufaktur maupun non-

manufaktur, imbas dari penutupan sejumlah

pabrik untuk membatasi penyebaran COVID-

19.37 Ketergantungan Jepang terhadap sektor

35 Indeks kepercayaan konsumen Mar-20: 36,0 (TW4-19:38,1)

36 Rerata Produksi Industri Elektronik TW2-20 sebesar 0,3% yoy (TW4-19: -12,5%).

37 Tankan large manufacturer TW1-20 sebesar -8,0 (TW4-19: 0); large non-manufacturer sebesar 8,0 (TW4-19: 20,0).

konsumsi makanan dan obat-obatan tidak

cukup menahan pelemahan konsumsi secara

keseluruhan.34

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.31 Pertumbuhan PDB Jepang

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

-3,0

-2,2

-1,3

-0,5

0,4

1,3

2,1

3,0

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q12015 2016 2017 2018 2019 2020

% yoy% yoy

GDP, lhs Household Consumption, rhs

Government Consumption, rhsGFCF, rhs

Exports, rhsImports, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.32 Indikator Konsumsi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-35

-25

-15

-5

5

15

25

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

%yoy %yoy

Belanja Rumah TanggaPenj. KendaraanDept. StoreConsumer Confidence, rhs

Keketatan pasar tenaga kerja

dan ketidakpastian pertumbuhan upah

berkontribusi pada pelemahan konsumsi.

Tingkat pengangguran Maret 2020 kembali

meningkat menjadi 2,5% (dari 2,2%, Des-

19), bersamaan dengan tingkat partisipasi

tenaga kerja yang menurun menjadi 62,0%

(dari 62,1% pada Des-19). Keketatan pasar

tenaga kerja dipicu penurunan ativitas

produksi pada sektor yang terdampak

34 Konsumsi RT Food TW1-20: 1,7% yoy (TW4-19: -1,9%); konsumsi RT medical care TW1-20: 5,5% yoy (TW4-19: 3,1%)

Page 32: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

48

pada TW4-19. Pelemahan impor yang lebih

dalam dibandingkan penurunan ekspor

mengakibatkan defisit neraca perdagangan

menyempit menjadi JPY203,1 miliar (dari

JPY236,3 miliar pada TW4-19). Meski

perdagangan mengalami defisit, namun

di sisi lain current account surplus kembali

meningkat, didorong kenaikan foreign

investments. Surplus neraca berjalan TW1-

20 menjadi JPY5.752 miliar (dari JPY3.748,2

miliar pada TW4-19), dan capital and financial

account surplus meningkat menjadi JPY6,8

triliun (dari JPY2,2 triliun, TW4-19) didukung

oleh peningkatan reinvestasi langsung.

Inflasi terus melemah akibat

penurunan permintaan dan harga

minyak. Indeks harga konsumen Maret 2020

turun menjadi hanya 0,4% yoy (dari 0,8%

pada Des-19), menjauh dari target inflasi

(2,0%) akibat penurunan harga transportasi,

komunikasi dan pendidikan. Core inflation (di

luar food and energy) turun menjadi 0,4%

(dari 0,7% yoy pada Des-19). Penurunan

inflasi disebabkan oleh permintaan domestik

yang menurun dalam situasi pandemi, serta

jatuhnya harga minyak dunia. Sementara itu,

indeks harga produsen mengalami deflasi

sebesar -0,4% yoy (dari 0,9% pada Des-19),

tertekan oleh penurunan harga raw material.

BOJ dan Pemerintah Jepang

mengambil kebijakan akomodatif dalam

mengatasi pelemahan ekonomi akibat

COVID-19. Langkah kebijakan akomodatif

ditempuh baik oleh otoritas fiskal maupun

moneter (lihat boks). Rangkaian kebijakan

akomodatif BOJ diarahkan untuk menstabilkan

pariwisata menyebabkan sektor jasa sangat

tertekan. Rerata PMI jasa TW1-20 menurun

menjadi 43,9 (dari 49,8 pada TW4-19),

dengan pelemahan tajam pada Maret yang

mencapai 33,8.38

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.34 PMI

30

35

40

45

50

55

60

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

Indeks PMI Composite PMI Manufacturing PMI Services

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.35 Indikator Daya Beli Masyarakat

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

IP, NSA IP Mining IP Manufacturing

Kinerja eksternal Jepang masih

tertekan oleh pelemahan ekonomi dunia

yang terdampak containment measures

penanganan COVID-19. Ekspor pada

TW1-20 masih lemah dan tumbuh -5,1%,

sedikit membaik dari dari -7,8% yoy pada

TW4-19. Sementara itu, impor tumbuh

-7,5%, sedikit membaik dari -11,7% yoy

38 PMI Komposit: 44,4 (TW4-19: 49,2); PMI Manufaktur: 47,1 (TW4-19: 48,6).

Page 33: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

49

sebelumnya yang memperkirakan ekonomi

akan mengalami recovery pada 2020 sulit

untuk tercapai. Bahkan BOJ merevisi ke

bawah proyeksi PDB 2020 menjadi -5,0% s.d

-3,0% yoy, turun tajam dari proyeksi Januari

2020 di kisaran 0,8% s.d 1,1%. Sedangkan,

IMF memprediksi ekonomi Jepang 2020 akan

terkontraksi lebih dalam menjadi -5,8%, dari

proyeksi April 2020 (-5,2%) (Tabel 2.6).

Perekonomian Jepang ke depan

cenderung diwarnai dengan downside

risks. Risiko yang dapat menekan ekonomi

antara lain: (i) perlambatan ekonomi global

dan mitra dagang utama, (ii) pembatasan

mobilitas orang dan gangguan rantai pasok

produksi industri, (iii) utang publik tinggi dan

ketidaksinambungan fiskal, dan (iv) faktor

struktural domestik (aging population dan

rigiditas pasar tenaga kerja). Sedangkan,

upside risks bagi ekonomi Jepang bergantung

pada keberhasilan implementasi kebijakan

paket ekonomi darurat pemerintah dan

langkah BOJ dalam menjaga Stabilitas

Sistem Keuangan (SSK), serta memastikan

terjaminnya penyaluran pembiayaan bagi

dunia usaha yang terdampak COVID-19.

sistem keuangan, sedangkan rangkaian

kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah

ditujukan untuk mendukung kinerja kesehatan,

industri, hingga rumah tangga.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.36 Kinerja Eksternal

-130

-80

-30

20

70

120

-3000

-1000

1000

3000

5000

7000

9000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

Miliar JPY Financial AccountCurrent Account

Capital Account

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.37 Indeks Harga Konsumen dan Produsen

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy % yoy

CPI CPI excl. Food & EnergyCPI excl. Fresh FoodPPI, rhs

Outlook kinerja ekonomi Jepang

pada 2020 semakin tertekan. Ekspektasi

2019 2020 2021 2019 2020 2021-5,0 s.d -3,0 2,8 s.d 3,9 -0,7 s.d -0,3 0,0 s.d 0,7

(FY20) (FY21) (FY20) (FY21)

0,8 s.d 1,1 1,0 s.d 1,3 1,0 s.d 1,1 1,2 s.d 1,6

(FY20) (FY21) (FY20) (FY21)

IMF WEO (Juni 2020) -5,8 2,4 n.a n.a

IMF WEO (April 2020) -5,2 3,0 0,2 0,4

CF (April 2020) -3,3 2,1 -0,1 0,2

CF (Februari 2020) 0,3 0,8 0,6 0,6

OECD (Maret 2020) 0,2 0,7 n.a n.a

OECD (Jan 2020) 0,6 0,7 n.a n.aSumber: BOJ Outlook, IMF WEO Jun-20, CF Apr-20, OECD Mar-20

n.a

Institusi PDB (% yoy) Inflasi (% yoy)

BOJ (April 2020)

BOJ (Jan 2020) 0,8

(FY19)0,6

(FY19)

0,8(CY19)

0,6(CY19)

Tabel 2.6 Realisasi dan Proyeksi PDB Jepang

Page 34: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

50

penambahan likuiditas dengan tenor

lebih panjang, pembelian Japan

Government Securities (JGS) secara

repo, serta pembelian outright JGB

yang tidak dijadwalkan sebelumnya.

Sementara itu, guna mengurangi

keketatan supply demand JGS di pasar

repo, BOJ juga akan meningkatkan

jenis JGS yang ditawarkan pada SLF

dan menawarkan penjualan JGS

secara repo.

• Penurunan pricing standing USD

liquidity swap arrangement menjadi

US Overnight Indexes Swap (OIS) +

25bps pada swap line G-7 antara

BOJ, BOC, BOE, ECB, The Fed, dan

SNB untuk mengurangi keketatan

likuiditas USD (dengan tenor 84 hari).

• Pembiayaan khusus pada korporasi

terdampak COVID-19. Pinjaman

sampai dengan senilai utang

korporasi yang ditempatkan sebagai

standing proof. Durasi pinjaman

selama setahun dengan bunga 0%

pa. Jumlah maksimum pinjaman

tergantung pada besaran jaminan.

Implementasi pembiayaan khusus

dimulai pada 24 Maret hingga 30

September 2020.

BoksRespons Kebijakan Mengatasi

dampak Pandemi COVID-19

Pemerintah Jepang menerapkan

kebijakan akomodatif baik di bidang

moneter maupun fiskal dalam mengatasi

pandemi COVID-19. Kebijakan ditujukan

untuk mendukung sektor kesehatan dan

perekonomian.

Kebijakan Moneter

BOJ pada Monetary Policy Meeting

(MPM) 27 April 2020 memutuskan

untuk kembali melakukan pelonggaran

kebijakan dengan: (i) mempertahankan

suku bunga jangka pendek pada -0,1%;

(ii) mempertahankan yield curve control

(suku bunga jangka panjang Japanese

Government Bond (JGB) 10 tahun ±0%,

dengan tidak lagi menerapkan batas

atas jumlah pembelian; (iii) melakukan

pembelian aset Exchange Traded Funds

(ETF), Japanese Real Estate Investment

Trust (J-REITS), JGB dan Treasury Bills

(T-Bills), (iv) memperluas volume dan skema

pembelian Commercial Paper (CP) dan

obligasi korporasi; serta (v) melanjutkan

implementasi kebijakan terkait Securities

Lending Facility (SLF).

Rincian Kebijakan Moneter antara lain:

• Operasi moneter guna mendukung

stabilitas pasar uang berupa

Page 35: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

51

bagi pelaksanaan SLF antara 25 Maret

– 30 April 2020.

• Swap line bilateral. BOJ dapat

menyediakan likuiditas dalam

Thailand Baht (THB), dalam rangka

memperkuat dan memperlancar

hubungan bisnis antara Jepang dan

Thailand.

• Operasi moneter. BOJ meminjamkan

ETF kepada eligible counterparties

maksimal selama satu tahun.

Counterparties menempatkan jamin-

an uang tunai di trustee (di muka)

senilai harga pasar ETF x 108%

(margin ratio).

• Operasi moneter. BOJ memutuskan

suku bunga jangka pendek tetap

di -0,1% dan suku bunga jangka

panjang JGB 10 tahun tetap di sekitar

0%, namun menghapuskan batas

atas jumlah pembelian.

• Operasi moneter. BOJ melakukan

pelonggaran melalui pembelian aset

berupa: (i) ETF dan J-REITS masing-

masing dengan batas atas tahunan

JPY12 triliun dan JPY180 triliun, (ii)

pembelian JGB dan T-Bills secara aktif.

• Operasi moneter untuk menyuntikan

likuiditas melalui: (i) peningkatan

volume dan perluasan skema

pembelian Commercial Paper (CP)

menjadi total JPY20 triliun dan

• Operasi moneter untuk pelonggaran

moneter melalui: (i) Pembelian

aktif JGB dan penyediaan likuiditas

USD, (ii) Melakukan kebijakan

operasional baru untuk memfasilitasi

pembiayaan korporasi berupa

penyediaan pinjaman dengan

jaminan utang korporasi dengan suku

bunga 0% dan tenor hingga satu

tahun, (iii) Pembelian aktif ETF dan

J-REITS sehingga outstanding akan

meningkat dengan batas atas sekitar

JPY12 triliun dan JPY180 miliar.

• Swap line G-7. BOC, BOJ, BOE, ECB,

Fedres, dan SNB mengumumkan

langkah terkoordinasi untuk

memastikan ketersediaan likuiditas

dengan menawarkan likuiditas USD

berupa standing USD liquidity swap

line arrangement, menawarkan

lelang tenor 84 hari, serta sepakat

meningkatkan frekuensi lelang

dari tujuh hari menjadi setiap hari

setidaknya hingga akhir April dengan

suku bunga tetap dan jumlah yang

tak terbatas.

• Operasi moneter guna menstabilkan

pasar repo melalui pelonggaran

Supply-Demand JGS di pasar

dengan: (i) memperpanjang waktu

implementasi SLF hingga 30 April,

dan (ii) relaksasi batas atas jumlah

bid per-lelang dari 20 menjadi 30 JGS

Page 36: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

52

tingginya stimulus fiskal berdampak

negatif pada beban utang dan makin

mempersempit ruang kebijakan.40

Rincian Kebijakan Fiskal antara lain:

• Dukungan jaminan penuh dari Japan

Federation of Credit Guarantee (JFG)

atas pinjaman yang diajukan oleh

seluruh UKM terdampak COVID-19

melalui skema khusus Safety Nets for

Financing Guarantee.

• Peluncuran paket stimulus darurat

kedua dengan total nilai mencapai

sekitar JPY430 miliar. Paket ini

ditujukan untuk: (i) pembelian masker

tambahan dan melarang penjualan

kembali masker, (ii) membangun

sistem subsidi untuk karyawan dan

subkontraktor, program sepulang

sekolah, layanan pusat dukungan

keluarga, dan peningkatan voucher

untuk layanan pengasuhan bayi,

(iii) perluasan subsidi penyesuaian

pekerjaan khususnya untuk UKM dan

perusahaan besar, dan (iv) membuat

program pinjaman khusus untuk

usaha mikro, kecil dan menengah

tanpa jaminan.

• Paket bantuan tambahan dari paket

darurat kedua berupa fasilitas kredit

dengan total nilai JPY1,6 triliun,

40 Rasio government debt to GDP Jepang mencapai 238,2% PDB pada 2018.

obligasi korporasi, (ii) memperpanjang

implementasi kebijakan peningkatan

jumlah SLF dan meningkatkan jumlah

batas atas jumlah JGS yang dapat

ditawarkan

• Penguatan skema pembiayaan khusus

untuk korporasi terdampak COVID-19,

yaitu: (i) memperlebar range

agunan dalam memperhitungkan

jumlah pinjaman maksimum, (ii)

meningkatkan jumlah pihak yang

memenuhi syarat untuk mendapatkan

pinjaman, dan (iii) menerapkan tingkat

bunga positif (0,1%) ke saldo rekening

giro di Bank yang termasuk bagian

pembiayaan khusus.

Kebijakan Fiskal

Pemerintah telah mengeluarkan

paket kebijakan ekonomi darurat dan

supplementary budget mencapai JPY234

triliun (setara dengan 40% PDB), yang

meliputi: (i) pengembangan upaya

pencegahan dan pengendalian infeksi,

pembentukan sistem layanan medis,

vaksin dan obat-obatan, (ii) stimulus fiskal

pemberian subsidi dan keringanan pajak

untuk perusahaan, UKM, dan rumah

tangga yang terdampak, (iii) fasilitas

kredit tanpa bunga, dan (iv) kebijakan

makroprudensial.39 Namun demikian,

39 Japan’s stimulus packages now total about 234 trillion yen, equal to more than 40% of gross domestic product.– Bloomberg, 12 Juni 2020.

Page 37: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

53

berikut dengan penundaan

pembayaran pajak konsumsi

dan pajak lain hingga

mencapai total JPY26 triliun.

• Kesepakatan BOJ dan FSA untuk

mengembangkan prosedur yang

memberi kelonggaran saldo rekening

Giro Wajib Minimum lembaga

keuangan dari ukuran paparan rasio

leverage.

• Tambahan second package JPY33

triliun guna mendukung pendanaan

perusahaan JPY11,6 triliun, dukungan

bagi tenaga medis JPY3 triliun, subsidi

biaya sewa bagi UKM JPY2 triliun,

subsidi bagi single parents JPY4,7

triliun, pemerintah wilayah JPY2

triliun, dan cadangan darurat JPY10

triliun.

• Tambahan extra budget JPY31,9

triliun guna mendukung recovery

ekonomi. Sepertiga dari extra budget

(sekitar JPY10,7 triliun) digunakan

untuk pembiayaan perusahaan

terdampak COVID-19 yang kesulitan,

JPY2 triliun digunakan untuk subsidi

biaya sewa perusahaan, sekitar JPY9

triliun digunakan untuk mendukung

tenaga medis, dan JPY10 triliun

digunakan sebagai cadangan darurat.

terdiri dari: (i) JPY606 miliar safety

net loans and guarantee, (ii) JPY543

miliar pinjaman khusus bagi bisnis

terdampak COVID-19, (iii) JPY250

miliar financial support for the supply

chain from JBIC, dan (iv) JPY240 miliar

financial support from Development

Bank of Japan.

• Peluncuran paket stimulus darurat

ketiga dengan total sekitar JPY108

triliun. Paket tersebut dikelompokkan

menjadi:

1. Stimulus fiskal berupa

peningkatan subsidi employ-

ment adjustment subsidies,

penurunan pajak properti,

bantuan tunai pada UKM

sebesar JPY2 juta dan pada

perusahaan sebesar JPY1 juta,

dan bantuan tunai bagi rumah

tangga sebesar JPY100.000

per individu.

2. Fasilitas kredit berupa pinjaman

tanpa bunga, unsecured

dengan pembayaran utang

pokok maksimum lima tahun.

3. Kebijakan makroprudensial

berupa penangguhan pem-

bayaran premi jaminan

sosial selama satu tahun,

Page 38: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

54

obligasi pemerintah daerah (untuk

pembangunan infrastruktur) dan bantuan

sosial bagi masyarakat yang terdampak.

Aktivitas ekonomi Tiongkok

berpotensi melambat pada 2020, meskipun

titik terendah diperkirakan telah berlalu

pada TW1-20. IMF & Consensus Forecast

memprakirakan COVID-19 akan menahan

pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi

1,0% dan 1,4% yoy (2020), melambat dari

6,1% pada 2019. Pencapaian ekonomi

Tiongkok akan bergantung pada laju

pemulihan seluruh sektor yang terdampak,

serta pemulihan permintaan eksternal yang

akan ditentukan oleh kesuksesan negara lain

dalam memerangi wabah tersebut. Risiko

utama yang membayangi Tiongkok adalah

potensi second wave infection yang dapat

memicu kembali penerapan lockdown &

meningkatnya ketegangan politik terutama

dengan AS.

Pada triwulan pertama 2020,

ekonomi Tiongkok terkontraksi tajam

-6,8% yoy (dari 6% pada TW4-19),

terendah sejak 1992. Kontraksi ini jauh

lebih tajam di bandingkan ekspektasi pasar,

serta terjadi di seluruh sektor dan pos

pengeluaran.41 Capaian negatif ekonomi

Tiongkok disebabkan oleh merebaknya

COVID-19 sepanjang triwulan (dimulai dari

kota Wuhan, Prov. Hubei) yang menyebabkan

lockdown di mayoritas provinsi dan

41 Survei Bloomberg memperkirakan ekonomi terkontraksi -6% yoy.

2.5. Tiongkok

Penerapan lockdown dan social

distancing untuk mengatasi penyebaran

wabah COVID-19 menyebabkan laju ekonomi

Tiongkok turun signifikan. Perekonomian

Tiongkok pada TW1-20 terkontraksi tajam

sebesar -6,8% yoy (dari 6% pada TW4-19),

terendah sejak 1992. Upaya memutus rantai

penyebaran COVID-19 (lockdown) juga

menyebabkan kinerja seluruh sektor dan pos

pengeluaran turun tajam.

Kinerja konsumsi masyarakat melemah

signifikan akibat penerapan lockdown/social

distancing yang menghambat penjualan,

meningkatkan pengangguran, dan

menurunkan daya beli. Kontribusi investasi

turut melambat seiring terganggunya

kegiatan dunia usaha dan ketidakpastian

yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19.

Kinerja perdagangan memburuk, seiring

terganggunya aktivitas produksi, lemahnya

permintaan domestik akibat konsumsi yang

turun tajam, dan terhambatnya lalu lintas

barang akibat kebijakan lockdown.

Inflasi headline melandai dipicu oleh

melemahnya permintaan domestik dan

harga komoditas. People’s Bank of China

meningkatkan intensitas kebijakan moneter

akomodatif melalui pemangkasan suku bunga

dan beragam tools lain yang bertujuan untuk

meningkatkan likuiditas, menahan kontraksi

ekonomi lebih dalam, dan mempercepat

pemulihan ekonomi. Pelonggaran tersebut

diiringi dengan kebijakan fiskal yang makin

ekspansif melalui peningkatan penerbitan

Page 39: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

55

Kinerja konsumsi menurun

tajam akibat kebijakan lockdown yang

menghambat penjualan, meningkatkan

pengangguran, dan menurunkan daya

beli. Penjualan ritel terkontraksi -19% yoy ytd

pada Mar-20 (dari 8,0% pada Desember 2019).

Konsumsi menurun tajam bagi seluruh sektor,

terutama perhiasan, rekreasi, transportasi

dan pakaian. Kontraksi disebabkan oleh

kebijakan social distancing dan lockdown

sehingga menyebabkan penutupan pusat

perbelanjaan dan menghambat logistik

belanja online. Lockdown turut mendorong

tingkat pengangguran urban naik tajam

menjadi 5,9% pada Maret (dari 5,2% pada

Desember 2019) – jauh di atas batas 5,5%.44

Daya beli rumah tangga juga berkurang

drastis, ditandai disposable income per capita

yang hanya tumbuh 0,8% yoy pada TW1-20

(dari 9,1% pada TW4-19), disebabkan oleh

kontraksi net income pemilik usaha individual.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.40 Penjualan Ritel dan Kendaraan

-80

-64

-48

-32

-16

0

16

32

48

64

-15

-12

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy % yoy Penjualan Ritel Penjualan Kendaraan, rhs

44 Pemerintah menginstruksikan perusahaan untuk memotong gaji karyawan namun tidak melakukan PHK, agar tingkat pengangguran tidak makin meningkat.

menghentikan aktivitas produksi/konsumsi.

Berdasarkan pengeluaran, kontribusi

konsumsi, investasi dan net ekspor masing-

masing turun menjadi -4,3%; -1,5% dan

-1% pada TW1-20 (dari 3,5%; 1,9%; dan

0,7% pada TW4-19).42 Secara sektoral,

kinerja sektor primer (agrikultur), sekunder

(manufaktur dan konstruksi) dan tersier

(jasa) memburuk.43 Masing-masing sektor

terkontraksi -3,2% yoy; -9,6%; dan -5,2%

pada TW1-20 (dari 3,4%; 3,4%; dan 5,8%).

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.38 Kontribusi PDB Menurut Pengeluaran

-7-6-5-4-3-2-1012345678

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

% Konsumsi Investasi Net Ekspor PDB (% yoy)

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.39 Pertumbuhan PDB Menurut Sektoral

-10

-5

0

5

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

% yoy PDB Primer Sekunder Tersier

42 Penurunan kontribusi net ekspor disebabkan oleh kenaikan impor yang melebihi kenaikan ekspor.

43 Share sektor primer, sekunder, dan tersier terhadap PDB 2020 masing-masing sebesar 5%, 36%, dan 59%.

Page 40: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

56

19) –karena penurunan penjualan, kenaikan

inventori, dan biaya untuk memenuhi standar

kesehatan. Sentimen bisnis turut memburuk,

ditandai rerata PMI manufaktur ofisial yang

terkontraksi di level 45,9 pada TW1-20 (dari

49,9), bahkan sempat anjlok ke 35,7 pada

Feb-20 karena produksi berhenti dan demand

ekspor lemah.46

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.42 Industrial Production (IP)

-16-14-12-10-8-6-4-202468

101214

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy

Produksi Industri ManufacturingMining & Quarrying, rhs Prod & Dist of Electiricity

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.43 FAI

-45

-30

-15

0

15

30

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy ytd % yoy ytd

FAI Pemerintah SwastaPrimary, rhs Secondary, rhs Tertiary, rhs

Kinerja perdagangan memburuk

signifikan, karena arus perdagangan

internasional terhenti akibat COVID-19.

Rerata pertumbuhan ekspor turun -13,7%

46 Rerata PMI nonmanufaktur ofisial melemah tajam ke 45,3 (dari 53,6) – sejalan dengan melambatnya PDB sektor tersier dan konsumsi.

Sumber: National Bureau of Statistics (NBS)

Grafik 2.41 Tingkat Pengangguran

4,7

4,9

5,1

5,3

5,5

5,7

5,9

6,1

6,3

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% Surveyed Unemployment Rate in Urban Areas

Sisi produksi dan investasi

menurun tajam selama lockdown,

menyebabkan sentimen bisnis memburuk

dan keuntungan perusahaan tergerus.

Rerata produksi industri (sisi suplai) turun

-9,4% yoy pada TW1-20 (dari 5,9% pada

TW4-19), karena produksi (manufaktur)

terhenti selama lockdown, sedangkan upaya

untuk memulai kembali produksi masih

terhambat lesunya demand domestik dan

ekspor.45 Fixed asset investment (sisi demand)

turut terkontraksi -16,1% yoy ytd pada TW1-

20 (dari 5,4% pada 2019) karena perusahaan

mengurangi belanja kapital seiring

ketidakpastian yang ditimbulkan COVID-19,

keketatan finansial dan foreign investment

appetite yang menurun. FAI swasta turun

-18,8% yoy ytd (dari 4,7% pada 2019),

lebih dalam dari FAI publik -12,8% (dari

-23,1%). Penurunan investasi sejalan dengan

koreksi industrial profit, yang turun -37,2%

yoy pada TW1-20 (dari -3,6% pada TW4-

45 Rerata IP manufaktur -11,1% (dari 6%) karena restriksi ketat saat lockdown, IP kelistrikan -5,3% (dari 6,7%) karena kebutuhan industri berhenti.

Page 41: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

57

pemulihan kinerja perdagangan Tiongkok.

Hal tersebut terkonfirmasi dari sebagian

trading partners yang telah membatalkan/

menunda perdagangan dengan Tiongkok

pada penghujung TW1-20.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.46 Inflasi Consumer Price Index (CPI)

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-1

0

1

2

3

4

5

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy % yoy

CPI

Transportation & Com., rhsCore CPIClothing Food, rhs

Edu., Culture & Entertainment

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.47 Kebijakan Moneter

12

13

14

15

16

17

18

3,5

3,6

3,7

3,8

3,9

4,0

4,1

4,2

4,3

4,4

4,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 4

2017 2018 2019 2020

%% Loan Prime Rate (1-yr) RRR (Big Banks), rhs

Tekanan inflasi consumer price

index (CPI) headline melandai karena

demand lemah dan harga komoditas

turun. Inflasi headline Maret melandai

menjadi 4,3% yoy, dari 4,5% pada Desember

2019. Inflasi kelompok makanan kembali

naik hingga 18,3% yoy (dari 17,4%) karena

harga daging babi naik 116% (dari 97%).

Namun kenaikan ini dapat diimbangi oleh

penurunan inflasi nonmakanan, terutama

yoy pada TW1-20 (dari 1,9% pada TW4-19)

karena mayoritas produksi barang terhenti

dan jalur perdagangan ditutup selama

lockdown, diikuti oleh penurunan global

demand pada Maret (seiring merebaknya

COVID-19 ke trading partners). Rerata

impor juga turun -3% yoy (dari 3,4%),

karena industri ditutup (impor produk

intermediasi berhenti) dan konsumsi barang

jadi impor menurun drastis karena konsumen

mengurangi belanja. Outlook perdagangan

pada TW2-20 diprakirakan masih lemah,

meskipun industri domestik Tiongkok

berangsur pulih seiring reopening pada April.

Kebijakan lockdown global yang diprakirakan

meluas pada TW2-20 dapat mengganggu

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.44 PMI

30

35

40

45

50

55

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur PMI Non-Manufaktur

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.45 Neraca Perdagangan

-35

-18

0

18

35

53

70

-30

-15

0

15

30

45

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

Miliar USD

% yoy Trade Balance, rhs Impor Ekspor

Page 42: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

58

ekonomi lebih lanjut, antara lain melalui

peningkatan belanja fiskal, penerbitan obligasi

yang jauh di atas level 2019, penjaminan

kredit perbankan dan keringanan beban biaya

bagi beberapa kelompok masyarakat. (Ulasan

lengkap mengenai kebijakan otoritas dapat

dilihat di boks).

Kinerja ekonomi Tiongkok

diperkirakan pulih gradual pada

beberapa triwulan berikutnya, dengan

laju pemulihan yang tidak merata.

Penyebaran COVID-19 telah menyebar pesat

dari Tiongkok dan menyebabkan aktivitas

ekonomi global terhenti. Global lockdown

akan memberikan negative spillbacks ke

ekonomi Tiongkok pada TW2-20. Pasar

memperkirakan pertumbuhan ekonomi

triwulanan selanjutnya masih dapat pulih

gradual ke level sebelumnya (-6%) pada TW4-

20, dengan asumsi tidak ada second wave dan

stimulus berjalan efektif. Namun pemulihan

Tiongkok dipandang berjalan tidak seimbang

(uneven), antara sisi demand (konsumsi) dan

suplai (produksi dan mayoritas investasi).

Produksi diperkirakan dapat pulih relatif

cepat, didukung reopening, pelonggaran

kredit perbaikan dan stimulus pemerintah

pada investasi infrastruktur (berdampak pada

pemulihan industri manufaktur). Namun

pemulihan konsumsi lebih lambat dan

dangkal, karena consumer behavior berubah

menjadi lebih hemat, kondisi TK masih buruk,

kekhawatiran second wave, dan wealth

effect dari koreksi harga aset. Sementara itu,

perdagangan diperkirakan masih melambat,

karena lesunya demand global.

kelompok pakaian, jasa dan energi (karena

harga minyak turun). Inflasi inti melandai

(1,2%, dari 1,4%) karena domestic demand

lemah selama lockdown.47 Hal ini sejalan

dengan deflasi harga produsen yang makin

dalam (-1,5% pada Maret, dari -1,2% pada

Desember 2019). Rendahnya harga di tingkat

produsen disebabkan penutupan pabrik

pada Imlek dan lockdown, serta penurunan

harga bahan baku seiring turunnya harga

komoditas. Deflasi harga produsen tersebut

diprakirakan berlanjut mengingat perbaikan

pasokan – seiring pembukaan aktivitas industri

pada Maret – belum diikuti oleh peningkatan

permintaan yang berarti (demand masih lesu).

Otoritas menempuh kebijakan

moneter akomodatif dan menyuntikkan

tambahan stimulus fiskal. Otoritas

meningkatkan level pelonggaran kebijakan

yang ditempuh sejak 2019, baik dari sisi

moneter dan fiskal. Pelonggaran moneter

ditujukan untuk meningkatkan likuiditas

perbankan, mengurangi beban kredit korporasi

dan mendukung pertumbuhan kredit untuk

mengembalikan daya beli masyarakat. Selain

memangkas suku bunga kebijakan sebagai

acuan kredit bagi perbankan (loan prime rate,

LPR), PBC juga memangkas GWM (required

reserve ratio, RRR) dan suku bunga antarbank,

serta meningkatkan penyaluran kredit

perbankan bagi UMKM terdampak. Di sisi

fiskal, pemerintah telah meluncurkan sejumlah

stimulus untuk mengurangi dampak lockdown

selama TW1-20 dan menahan perlambatan

47 Core CPI memiliki share 77%-78% dari inflasi headline (Bloomberg Intelligence).

Page 43: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

59

pelemahan permintaan eksternal akibat

penyebaran wabah global. Terdapat risiko

perlambatan ekonomi lebih lanjut pada akhir

2020, apabila terjadi infeksi second wave.

Dari aspek diplomasi, risiko ketegangan

dengan negara lain meningkat akibat COVID-

19.48 Dari sisi kebijakan otoritas, tingkat

stimulus sejauh ini yang terbatas, berpotensi

kurang efektif dalam menahan perlambatan.

Di sisi lain, stimulus fiskal tambahan dalam

skala besar / pemangkasan suku bunga secara

signifikan, dapat meningkatkan kerentanan

eksternal.

48 Sejumlah negara (terutama AS dan Australia) telah mempertanyakan akuntabilitas WHO dan Tiongkok, terkait penanganan awal COVID-19 yang akhirnya menjadi pandemi global.

Secara tahunan, ekonomi 2020

diperkirakan melambat signifikan. IMF

(WEO Juni 2020) merevisi ke bawah proyeksi

pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi

1,0% pada 2020 (dari 1,2% pada WEO

April). Pertumbuhan 2021 turut direvisi ke

bawah, menjadi 8,2% pada 2021 (dari 9,2%).

Konsensus pasar (CF Mei) turut memproyeksi

perlambatan tajam di kisaran 1,4% (2020)

dan pemulihan ke 8,1% (2021). Pemerintah

Tiongkok melalui NPC (22 Mei) menghapus

target pertumbuhan PDB tahunan untuk

2020, dari asumsi target pra-Covid sekitar 6%

untuk 2020. Pemerintah akan fokus menjaga

stabilitas pada 6 area (stable employment,

trade, financial markets, investment, foreign

capital, dan expectations). Adapun rerata

inflasi 2020 diperkirakan 3,1%, di bawah

batas atas target pemerintah (3,5% pada

2020; naik dari 3% pada 2019) karena inflasi

makanan masih tinggi akibat kelangkaan

daging babi.

Ekonomi Tiongkok ke depan

dibayangi oleh level risiko yang

meningkat, terutama terkait wabah

COVID-19. Risiko terutama adalah laju

pemulihan ekonomi pasca wabah yang lebih

lambat (terutama sisi demand) dan dampak

RealisasiTarget

Otoritas2019 2020 2020 2021 2020 2021

PDB (% yoy) 6,1 1,0 8,2 1,4 8,1

Estimasi sebelumnya 1,2 9,2 2,0 7,8Inflasi (% yoy) 2,9 - - 3,1 1,9

Estimasi sebelumnya - - 3,3 2,1Keterangan:Sumber estimasi terkini: IMF-WEO Juni dan Consensus Forecast Mei 2020.Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO April dan Consensus Forecast April 2020.

IMF CF

Tabel 2.7 Outlook PDB dan Inflasi (2020-2021)

Page 44: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

60

ditambah spread (mencerminkan

kualitas debitur).

• 7-day Reverse Repo Rate (suku

bunga acuan untuk pasar uang

antarbank): 10 bps cut (2 Februari)

dan 20 bps cut (30 Maret) menjadi

2,2%. Penurunan ini bertujuan

mencegah kenaikan suku bunga

antarbank di tengah lockdown

dan keketatan likuiditas.

• 1-yr medium-term lending facility

(MLF, suku bunga pinjaman PBC

terhadap bank komersial dan

reference rate bagi pembentukan

LPR): 10 bps cut (17 Februari)

dan 20 bps cut (15 April) menjadi

2,95%.

• Interest rate for excess reserve

(floor bagi koridor suku bunga

Tiongkok): 37 bps cut (7 April)

menjadi 0,35%, penurunan

pertama sejak 2008.

b. Injeksi likuiditas untuk mengurangi

keketatan finansial jangka pendek

pada UMKM dan perbankan, serta

menambah amunisi perbankan

menengah-kecil dalam penyaluran

kredit, melalui:

BoksRespons Kebijakan Mengatasi

Dampak Pandemi COVID-19

Otoritas moneter dan fiskal

menempuh kebijakan akomodatif, untuk

mengurangi dampak negatif COVID-19

terhadap ekonomi Tiongkok. Secara umum

kebijakan moneter akomodatif ditujukan

untuk mengurangi keketatan finansial/

meningkatkan likuiditas, meringankan

beban bunga kreditur, dan meningkatkan

penyaluran kredit perbankan. Adapun

kebijakan fiskal ditujukan untuk

mengurangi beban lockdown terhadap

finansial masyarakat, menggiatkan

sektor riil melalui investasi infrastruktur,

dan menjaga level kredit macet dengan

merelaksasi sejumlah ketentuan. Beberapa

kebijakan tersebut, antara lain:

Kebijakan Moneter (PBC)

a. Penurunan berbagai suku bunga

secara gradual, untuk mengurangi

suku bunga pinjaman dan mendorong

pertumbuhan kredit:

• LPR 1-yr (suku bunga kebijakan

dan acuan bagi suku bunga

pinjaman oleh perbankan kepada

debitur): 10 bps cut (20 Februari)

dan 20 bps cut (20 April) menjadi

3,85%. Seluruh pinjaman yang

baru diterbitkan oleh perbankan,

harus mengacu pada LPR

Page 45: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

61

(diumumkan pada April, efektif

setelah kuota sebelumnya habis).49

Memberi pinjaman RMB400 miliar

tanpa bunga kepada bank lokal, menjadi

modal 40% untuk perbankan dalam

menerbitkan KTA kepada SMEs.

c. Lainnya: mendorong pembiayaan

perbankan kepada SMEs dan

meningkatkan target pembiayaan

bank besar kepada MSEs menjadi

40% (dari 30%); menunda cicilan

utang tertentu hingga Maret

2021; relaksasi limit utang daring;

toleransi kenaikan NPL perbankan;

relaksasi asuransi penerbitan obligasi

korporasi, penundaan reformasi asset

management; dll.

Pasar menilai tingkat akomodatif

moneter Tiongkok relatif terbatas

dibandingkan dengan negara lain yang

memangkas suku bunga dengan lebih

agresif. Ke depan, PBC diperkirakan masih

akan menurunkan suku bunga LPR secara

gradual pada sisa 2020, antara 25-40 bps

cut lagi. PBC akan mempertimbangkan

laju pemulihan dan transmisi penurunan

existing, sebelum mengurangi suku bunga

lebih lanjut. Likuiditas dan pertumbuhan

kredit akan terus dipertahankan di level

49 Kuota ini akan digunakan perbankan untuk menyalurkan pinjaman berbunga rendah kepada: micro-, small- and medium-sized (MSMEs) yang memproduksi alat kesehatan dan kebutuhan sehari-hari; serta sektor agrikultur.

• Reserve Repo Ratio (RRR, atau

GWM perbankan) cut sebanyak

tiga kali, sehingga menambah

likuiditas senilai RMB1,75 triliun

ke pasar:

* Broad based cut 50 bps (6

Januari) sebelum COVID-19

merebak, sejalan dengan

langkah akomodatif PBC

sebelumnya.

* Targeted cut 50-100 bps untuk

bank medium-besar yang

memenuhi target pembiayaan

inklusif kepada micro- and

small-sized enterprises (MSEs)

dan additional cut 100 bps

bagi qualified joint-stock

commercial bank.

* Targeted cut sebanyak dua kali

@50 bps (15 April dan 15 Mei)

untuk bank kecil-menengah,

bertujuan mendukung pem-

biayaan kepada small and

medium-sized enterprises

(SMEs).

• Ekspansi re-lending and re-

discounting facilities oleh PBC

kepada >4.000 perbankan kecil-

menengah, senilai total RMB1,8

triliun: RMB800 miliar (pada

Januari – Februari) + RMB1 triliun

Page 46: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

62

pencegahan dan kontrol COVID-19;

produksi APD; asuransi PHK;

pelonggaran pajak dan kontribusi

social security.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.48 Proyeksi Fiskal Tahunan

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0%%

Official Deficit Target (LS)Quota for Central and Local Special Bonds (LS)Official Deficit Ratio Target (RS)Official Ratio with Special Bonds (RS) Fiscal

Assumption inBE GrowthProjection

High CaseFiscalAssumption 10,0

9,0

8,0

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

2,02015 2016 2017 2018 2019 2020 2020

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.49 Net Penerbitan LGSB Bulanan (2018-20)

800

700

600

500

400

300

200

100

0

800

700

600

500

400

300

200

100

01/2018 1/2018 9/2018 1/2019 5/2019 9/2019 1/2020

Rmb, bn Rmb, bn

Other (basically infrastructure)Net issuance in local government special bonds

LandShantytown

Pasar menilai stimulus fiskal

terkait COVID-19 sejauh ini masih

moderat dibandingkan negara lain,

karena pemerintah fokus kepada kondisi

ketenagakerjaan (bukan pertumbuhan PDB

2020). Penggunaan stimulus fiskal juga

masih terkonsentrasi pada penyelamatan

korporasi terdampak dan pemulihan

melalui belanja infrastruktur. Hal ini

yang tinggi, melalui broad-based RRR cut

100-150 bps lagi.

Kebijakan Fiskal

1. Melalui NPC 22 Mei, pemerintah

menaikkan batas defisit fiskal menjadi

3,6% PDB. Target ini lebih besar dari

rencana sebelumnya (3% pada 2020)

dan realisasi 2019 (2,8%).

2. Penerbitan local government special

bonds (LGSB) senilai RMB3,75 triliun

pada 2020 atau setara 3,6% PDB

(dari RMB2,15 triliun pada 2019).50

Seluruh hasil penerbitan 2020 akan

digunakan Pemda untuk mendanai

proyek infrastruktur yang disetujui

Pusat (share LGSB yang digunakan

untuk infrastruktur hanya 30% pada

2019).

3. Penerbitan central government special

bond senilai RMB1 triliun.

4. Mengurangi pajak dan biaya lain

bagi korporasi, senilai lebih dari

RMB2,5 triliun pada 2020 (naik 25%

yoy), melalui pengurangan VAT rate,

pengecualian sejumlah biaya asuransi,

dll.

5. Discretionary fiscal spending total

RMB3,6 triliun (3,5% PDB), a.l. untuk:

50 Telah diterbitkan RMB1,5 triliun (frontloaded) hingga akhir April dan sekitar RMB400 miliar pada Mei. Sisa RMB1,9 triliun akan segera diterbitkan (frontloaded juga).

Page 47: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

63

terus memburuk dan konsumsi kesulitan

untuk pulih, stimulus fiskal berpotensi

difokuskan untuk mendorong konsumsi.

berbeda dengan mayoritas negara lain

yang memberikan financial relief signifikan

kepada masyarakat, melalui bantuan tunai

langsung. Jika kondisi ketenagakerjaan

2.6 India

PDB India TW1-20 tumbuh 3,1%

yoy, melambat signifikan dibandingkan

TW4-19 (4,1%)—terendah sejak 2004.

Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi

oleh penyebaran kasus COVID-19 yang

menyebabkan Pemerintah India menerapkan

kebijakan Nationwide Lockdown, sehingga

aktivitas ekonomi turun signifikan. Penerapan

kebijakan lockdown di India dan sejumlah

negara mitra menekan konsumsi masyarakat,

aktivitas produksi, dan perdagangan

internasional.

Guna memitigasi dampak COVID-19

terhadap pertumbuhan ekonomi India,

bank sentral dan otoritas India meluncurkan

sejumlah stimulus kebijakan. Reserve Bank of

India (RBI) kembali menurunkan suku bunga

(repo rate) sebesar 75 bps hingga menjadi

4,4% pada Maret 2020—setelah secara

agresif menurunkan suku bunga sebanyak

135 bps pada 2019. RBI juga meluncurkan

beberapa stimulus lain yang ditujukan untuk

meningkatkan likuiditas perekonomian.

Sejalan dengan itu, pemerintah meluncurkan

stimulus fiskal untuk menjaga daya beli

masyarakat berpendapatan rendah, dan

meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan

dalam menghadapi COVID-19.

Pertumbuhan ekonomi India

diproyeksikan melambat pada FY2020/21,

bahkan terdapat kemungkinan mengalami

resesi, akibat twin shocks dari sisi keuangan

dan dampak COVID-19.51 Pada Monetary

Policy Committee Meeting (MPM) Februari

2020, RBI masih memprediksi ekonomi

FY2019/20 sebesar 5,0% yoy dan kemudian

membaik menjadi 5,5%–6,0% pada semester

pertama FY2020/21. Namun, perkembangan

terkini penyebaran kasus COVID-19 dan

kebijakan containment makin membebani

perekonomian. IMF dalam WEO Juni

2020 bahkan memprediksi ekonomi India

terkontraksi sebesar -4,5% (dari 1,9% pada

WEO April 2020) pada FY2020/21, dan pulih

menjadi 6% (dari 7,4% pada WEO April

2020) pada FY2021/22.

Kinerja ekonomi India ke depan akan

dipengaruhi sejumlah faktor risiko. Faktor

upside risk antara lain potensi perbaikan

net ekspor didorong oleh depresiasi Rupee,

pelemahan harga minyak, pelonggaran

kebijakan moneter dan fiskal, serta relaksasi

lockdown. Selain itu perlu dicermati beberapa

faktor downside risks, antara lain kasus

COVID-19 yang masih tinggi dan potensi

51 Fiscal Year (FY) berlangsung dari bulan April tahun berjalan hingga bulan Maret tahun selanjutnya.

Page 48: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

64

klaster pelajar dan wisatawan yang berasal

atau baru kembali dari luar negeri. Pada akhir

Maret 2020, Kementerian Kesehatan India

mencatat 1.397 kasus positif dengan 35 orang

meninggal dunia—mendorong pemerintah

menerapkan nationwide lockdown, efektif

sejak 25 Maret 2020.53 Kebijakan lockdown

tersebut praktis menghentikan hampir seluruh

aktivitas sosial dan ekonomi, kecuali untuk

kebutuhan esensial (pangan, energi, dan

layanan publik esensial). Pada April hingga

awal Juni 2020, jumlah kasus terus meningkat

secara eksponensial, menjadikan India sebagai

negara dengan kasus terbanyak di Asia.54

Kebijakan lockdown memberikan

tambahan tekanan terhadap konsumsi

masyarakat yang telah melemah akibat

krisis likuiditas dan trade tensions.

Pada TW1-20, rerata penjualan kendaraan

terkontraksi makin dalam (-26,0% yoy),

setelah terkontraksi -12,6% (TW4-19).

53 Pemerintah India menerapkan kebijakan nationwide lockdown yang dimulai sejak 25 Maret 2020 dan diperpanjang sebanyak 5 kali hingga 31 Juni 2020—tidak menutup kemungkinan untuk diperpanjang kembali.

54 Per 5 Juni 2020, terdapat 226.713 kasus positif dengan 6.363 kematian akibat COVID-19 di India.

terjadinya second wave infection, keketatan

likuiditas karena kredit macet, krisis NBFC,

dan penurunan minat investor pada obligasi

korporasi India, ruang kebijakan yang makin

terbatas, serta peningkatan borrowing cost

akibat penurunan rating. Dengan berbagai

risiko tersebut, langkah mitigasi otoritas

India akan memegang peran penting

dalam menjaga stabilitas keuangan dan

mempercepat pemulihan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi

India terkoreksi tajam, terdampak oleh

kebijakan lockdown untuk membatasi

penyebaran COVID-19. PDB India TW1-

20 tumbuh 3,1% yoy, melambat signifikan

dibandingkan TW4-19 (4,1%)—terendah

sejak 2004.52 Perlambatan tersebut terutama

dipengaruhi oleh penyebaran kasus COVID-19

yang menyebabkan Pemerintah India

menerapkan kebijakan nationwide lockdown,

sehingga aktivitas ekonomi turun signifikan.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi

pada TW1-20 tersebut juga melanjutkan

tren pelemahan aktivitas ekonomi yang

berlangsung sejak 2019 akibat meningkatnya

tensi perdagangan global.

Jumlah kasus COVID-19 di India

terus meningkat dengan pesat. Pada

periode Januari hingga Februari 2020, hanya

terdapat 3 orang yang terinfeksi COVID-19.

Namun, pada Maret 2020 jumlah kasus positif

meningkat drastis, tersebar melalui beberapa

52 Pertumbuhan ekonomi India TW4-19 direvisi ke bawah dari 4,5% yoy menjadi 4,1%.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.50 PDB Berdasarkan Pengeluaran

% yoy % yoy

4,1

3,1

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019 2020

PDBKonsumsi Swasta, rhsBelanja Pemerintah, rhsPMDB, rhs

Ekspor, rhsImpor, rhs

Page 49: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

65

Aktivitas produksi juga melambat

signifikan seiring melemahnya konsumsi

dan permintaan eksternal akibat pe-

ningkatan kasus COVID-19 secara global.

Pertumbuhan industri baja, semen, dan gas

alam pada TW1-20 terkontraksi dibanding

triwulan sebelumnya seiring pelemahan

permintaan domestik dan internasional,

serta supply shock akibat penyebaran kasus

COVID-19 dan lockdown. Indikasi pelemahan

aktivitas produksi akibat COVID-19 juga

diperkuat dengan kontraksi rerata produksi

industri TW1-20 menjadi -3,3% (dari -1,4%

pada TW4-19), kontraksi terbesar terjadi pada

Maret 2020 (-16,7%). Produksi capital goods

dan intermediate goods pada Maret 2020

melemah paling signifikan, masing-masing

-35,6% dan -23,81% (dari -9,5% dan 19,4%

pada Februari 2020). Seiring pelemahan

aktivitas produksi, pada April 2020 PMI

menurun terendah sepanjang sejarah. PMI

Manufaktur April 2020 turun menjadi 27,4

(dari 51,8 pada Maret 2020), sementara PMI

Jasa turun sangat signifikan menjadi 5,4 dari

49,3. Penurunan tersebut diakibatkan oleh

rendahnya new order dan output akibat

lockdown yang menekan permintaan. Sejalan

dengan itu, harga input dan output turun

signifikan seiring penurunan harga komoditas

dan biaya tenaga kerja.

Kinerja perdagangan internasional

makin lemah. Ekspor India terkontraksi dalam

sejak TW2-19 akibat tensi perdagangan global,

penghapusan fasilitas Generalized System

of Preferences (GSP) oleh AS, serta kenaikan

Kontraksi terbesar terjadi pada Maret 2020

(-45,0% yoy) saat lockdown pertama kali

dilaksanakan. Pertumbuhan konsumsi

masyarakat baik di perkotaan maupun

pedesaan terindikasi melemah signifikan,

tercermin dari kontraksi penjualan passenger

vehicles menjadi -21,6% pada TW1-20 (dari

-0,6% pada TW4-19) dan juga two wheelers

menjadi -25,2% (dari -15,1%). Indikasi

pelemahan konsumsi masyarakat diperkuat

dengan penurunan ekspektasi rencana

belanja kebutuhan esensial menjadi 82,1 pada

akhir TW1-2020 (dari 83 pada akhir TW4-19)

dan belanja kebutuhan non-esensial menjadi

32,4 pada akhir TW1-20 (dari 33,4 pada akhir

TW4-19)—terendah sepanjang sejarah.

Sumber: CEIC

Grafik 2.51 Penjualan Kendaraan

-100

-50

0

50

100

150

-60

-40

-20

0

20

40

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy % yoy

Motor Vehicle Sales

Passenger Vehicle

Two Wheelers

Commercial Veh., rhs

Three Wheelers, rhs

Sumber: RBI

Grafik 2.52 Ekspektasi Kenaikan Rencana Belanja

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Mar-20

Indeks

One Year Ahead Expectation Will Increase Spending Essential ItemsOne Year Ahead Expectation Will Increase Spending Non-Essential Items

Page 50: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

66

India baik produksi maupun konsumsi, seiring

pembatasan aktivitas sosial karena COVID-19.

Sejalan dengan perkembangan tersebut,

defisit neraca perdagangan TW1-20 melebar

menjadi USD34,8 miliar, dari USD34,4 miliar

pada TW4-19.

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

Grafik 2.55 Perdagangan Internasional

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

-20

-18

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0% yoy

Miliar USD

Trade Balance, rhs Exports Imports

Sumber: CEIC

Grafik 2.56 Inflasi CPI

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy

CPI Food & Beverages Tobacco & AlcoholFuel & Light Housing ClothingMisc.

Inflasi menunjukkan tren

penurunan pasca gangguan pasokan

bahan makanan akibat cuaca buruk.

Pada Maret 2020, inflasi turun menjadi

5,9% yoy dari 7,4% pada Desember 2019—

dalam kisaran target otoritas (4%+2%)—,

dipengaruhi oleh pasokan bahan makanan

yang mulai pulih dan penurunan harga

minyak global. Inflasi India sempat mencapai

pajak diamond, aluminium, dan baja.55 Seiring

peningkatan penyebaran kasus COVID-19,

sejumlah negara melakukan pembatasan

aktivitas lintas negara sehingga menyebabkan

supply shock di India. Pada TW1-20,

pertumbuhan ekspor India terkontraksi makin

dalam menjadi -11,12% yoy, dari -1,1%

(TW4-19). Impor juga masih terkontraksi

cukup dalam, menjadi -9,0% (TW1-20), dari

-12,6% (TW4-19). Kinerja negatif tersebut

disebabkan oleh pelemahan aktivitas ekonomi

55 India sebelumnya memperoleh fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari AS, sehingga sekitar USD5,6 miliar produk ekspor India dapat memasuki pasar AS tanpa bea (duty free).

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.53 Produksi Industri

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

-20

-15

-10

-5

0

5

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy

% yoy IP Index Cap. Goods, rhsIP Manufacturing, rhs Intermed. Goods, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.54 PMI

0

10

20

30

40

50

60

70

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 42017 2018 2019 2020

Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur PMI Jasa

Page 51: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

67

RBI melanjutkan kebijakan

moneter akomodatif untuk merespons

dampak negatif COVID-19. Selama 2019,

RBI telah menurunkan suku bunga (repo

rate) sebanyak lima kali dengan total 135

bps hingga mencapai 5,15%—masing-

masing sebesar 25 bps di Februari, April,

Juni 2019, 35 bps (Agustus 2019), dan

25 bps (Oktober 2019). Kenaikan inflasi

pada akhir 2019 hingga awal 2020 sempat

menyebabkan ruang kebijakan RBI menjadi

terbatas, sehingga RBI menahan suku bunga

(repo rate) pada level 5,15% hingga Februari

2020.58 Namun, seiring penurunan inflasi

hingga kembali ke rentang targetnya dan

untuk merespons dampak negatif lockdown,

pada Monetary Policy Meeting (MPM) 24-27

Maret 2020, RBI menurunkan suku bunga

kebijakan (repo rate) menjadi sebesar 4,4%

dan marginal standing facility (MSF) menjadi

4,65% (dari 5,4%).

Selain itu, untuk merespons situasi

outbreak COVID-19 dan mendukung stimulus

fiskal yang ditempuh pemerintah, RBI

meluncurkan beberapa kebijakan tambahan,

antara lain:

• Mengumumkan targeted LTRO sebesar

INR1 triliun, yang memungkinkan

perbankan, mutual funds, dan NBFC

untuk mengakses term loan facility.

• Menurunkan Cash Reserve Ratio (CRR)

sebesar 100bps menjadi 3%, yang dapat

menurunkan tingkat CRR daily balance

58 Suku bunga dipertahankan sejak Oktober 2019 – Februari 2020 sebesar 5,15%.

puncak tertinggi pada Januari 2020 (7,6%),

namun berangsur menurun pada Februari

dan Maret 2020 seiring perbaikan pasokan.

Wholesales price index (WPI) juga turun

menjadi 1,0% pada Maret 2020, dari 2,8%

pada Desember 2019.56 Inflasi yang telah

berada pada rentang target RBI memberikan

ruang bagi RBI untuk melakukan penurunan

suku bunga kebijakan lebih lanjut. Ke depan,

terdapat risiko kenaikan inflasi akibat pasokan

bahan makanan yang kembali terhambat.57

Namun, kenaikan inflasi diperkirakan tidak

setinggi pada awal 2020 dipengaruhi oleh

harga minyak global yang rendah.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.57 Inflasi WPI

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019 2020

% yoy % yoy WPI Manufactured ProductsPrimary Articles, rhs Fuel, Power & Light, rhs

Sumber: Reserve Bank of India

Grafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 42017 2018 2019 2020

%

Reverse Repo Rate

Repurchase RateMarginal Standing Facility

56 WPI mencerminkan harga grosir di level produsen.57 Makanan dan minuman memiliki pangsa 45%

terhadap CPI dan 15% terhadap WPI.

Page 52: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

68

• Hingga akhir Maret 2020, RBI telah

melakukan injeksi likuiditas setara dengan

3,2% dari PDB. Apabila RBI bermaksud

melakukan injeksi dengan jumlah yang

sama pada saat krisis keuangan global

2008/2009, RBI diperkirakan masih akan

menambah likuiditas ekuivalen 10,6%

dari GDP.

Sementara itu, pemerintah juga

meningkatkan stimulus fiskal untuk

merespons risiko krisis karena COVID-19.

Pada Maret 2020, pemerintah mengumumkan

paket stimulus senilai INR1,7 triliun (USD22,6

miliar) atau setara dengan 0,9% GDP

FY2019, yang akan disalurkan a.l. melalui

dana tunai dan food security, serta benefit

kepada pekerja. Selain itu, pemerintah juga

berencana menaikkan utang FY20/21 hingga

sebesar INR7,8 triliun, seiring dengan langkah

RBI yang akan melakukan pembelian obligasi

pemerintah. Pemerintah juga mengumumkan

tambahan alokasi dana sebesar INR150 miliar

untuk peningkatan infrastruktur kesehatan,

terutama terkait penanganan COVID-19.

Pendapatan pemerintah pada FY20/21

diperkirakan akan turun hingga mencapai

INR6 triliun (2,9% PDB)—di luar paket stimulus

yang sebesar INR1,7 triliun. Public debt/GDP

juga diperkirakan meningkat hingga 75% dari

sekitar 71% GDP pada FY20/21. Pelemahan

kinerja fiskal mendorong pemangkasan rating

sovereign oleh Moody’s menjadi “Baa3” dari

sebelumnya “Baa2” dengan outlook negatif

pada 2 Juni 2020.

Pertumbuhan ekonomi India

diproyeksikan melambat pada FY2020/21,

dari 90% menjadi 80%, sehingga

menambah injeksi likuiditas sebesar

INR1,3 triliun untuk 1 tahun ke depan.

• Meningkatkan MSF window dari 2%

menjadi 3% terhadap net demand and

time liabilities (NDTL)—memungkinkan

bank dengan masalah likuiditas

memperoleh dana lebih bila diperlukan.

• Meningkatkan limit Way and Mean

Advance (WMA) bagi pemerintah pusat

dan negara bagian, untuk memastikan

bahwa mismatch pendapatan dan

belanja pemerintah tidak membatasi

kemampuan pemerintah untuk

memerangi krisis ekonomi.

• Memangkas suku bunga reverse repo

rate menjadi 3,75% pada April 2020 (dari

4,9%), untuk mendorong perbankan

agar menyalurkan likuiditas ke sektor

yang lebih produktif.

• Menetapkan bahwa perbankan dan

NBFC dapat memberikan penangguhan

pembayaran bunga ataupun pokok

pinjaman bagi nasabah tanpa melakukan

downgrade asset dalam kategori Non-

Performing Assets (NPA).

• Sementara untuk menstabilkan pasar

valas, RBI mengizinkan perbankan

domestik yang memiliki perwakilan/

cabang internasional untuk melakukan

trading NDF sejak 1 Juni 2020—

diperkirakan dapat membantu

konvergensi spread onshore dan offshore

pada forward market

Page 53: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

69

yang terkait erat dengan perkembangan

kasus COVID-19. Faktor upside risks,

antara lain (i) depresiasi Rupee berpotensi

mendorong pertumbuhan ekonomi melalui

peningkatan net ekspor59; (ii) pelemahan

harga minyak akan menahan kenaikan inflasi

dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi60;

(iii) pelonggaran kebijakan moneter secara

agresif, penyaluran stimulus fiskal, dan

relaksasi lockdown diperkirakan akan

meningkatkan likuiditas dan mendorong

pemulihan aktivitas ekonomi.

Ekonomi India juga menghadapi

faktor risiko yang dapat menghambat

pemulihan. Beberapa faktor yang perlu

dicermati antara lain: (i) jumlah kasus

COVID-19 yang masih tinggi dan potensi

59 RBI memperkirakan 5% depresiasi Rupee dari baseline akan meningkatkan PDB sebesar 15 bps.

60 RBI memperkirakan 10% penurunan harga minyak dari baseline akan menurunkan inflasi sebesar 20 bps dan mendorong pertumbuhan PDB sebesar 15 bps.

bahkan terdapat kemungkinan meng-

alami resesi, akibat twin shocks dari sisi

keuangan dan disrupsi COVID-19. Setelah

tumbuh 6,8% yoy pada FY2018/19, RBI pada

Monetary Policy Committee Meeting (MPM)

Februari 2020 masih memprediksi ekonomi

FY2019/20 melambat ke 5,0%, dan kemudian

membaik menjadi 5,5%–6,0% pada semester

pertama FY2020/21. Ketidakpastian tinggi

terkait penyebaran virus dan dampaknya

pada ekonomi menyebabkan RBI tidak merilis

outlook ekonomi pada publikasi Monetary

Policy Report Juni 2020. Sementara pada

WEO Juni 2020, IMF memprediksi proyeksi

ekonomi India terkontraksi sebesar -4,5%–

revisi ke bawah dari proyeksi WEO April 2020

(1,9%)–dan akan membaik menjadi 6,0%

(dari 7,4% pada WEO April 2020) pada

FY2021/22.

Kinerja ekonomi India ke depan

akan dipengaruhi sejumlah faktor risiko

Tabel 2.8 Proyeksi Pertumbuhan PDB (% yoy)

Apr-20 Feb-20 Jun-20 Apr-20 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 6,8 - - - - - -

FY 2020/21 - N/A 5,0 -4,5 1,9 0,2 5,0

(H1:20/21)

Mei-20 Feb-20 Apr-20 Okt-19 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 3,4 - - - - - -

FY 2020/21 - 6,7 6,5 3,3 3,4 3,6 4,3

(H1:20/21)FY 2021/22 - 3,62,4

7,4

Periode Realisasi

N/A

RBI

4,1 4,2 4,0

IMF-WEO Consensus Forecast

FY 2021/22 -

Periode Realisasi

Proyeksi PDB

RBI IMF-WEO Consensus Forecast

Proyeksi Inflasi CPI

7,2 5,96,0

Apr-20 Feb-20 Jun-20 Apr-20 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 6,8 - - - - - -

FY 2020/21 - N/A 5,0 -4,5 1,9 0,2 5,0

(H1:20/21)

Mei-20 Feb-20 Apr-20 Okt-19 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 3,4 - - - - - -

FY 2020/21 - 6,7 6,5 3,3 3,4 3,6 4,3

(H1:20/21)FY 2021/22 - 3,62,4

7,4

Periode Realisasi

N/A

RBI

4,1 4,2 4,0

IMF-WEO Consensus Forecast

FY 2021/22 -

Periode Realisasi

Proyeksi PDB

RBI IMF-WEO Consensus Forecast

Proyeksi Inflasi CPI

7,2 5,96,0

Periode Realisasi RBI IMF-WEO Consensus Forecast

Tabel 2.9 Proyeksi Pertumbuhan Inflasi (% yoy)

Apr-20 Feb-20 Jun-20 Apr-20 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 6,8 - - - - - -

FY 2020/21 - N/A 5,0 -4,5 1,9 0,2 5,0

(H1:20/21)

Mei-20 Feb-20 Apr-20 Okt-19 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 3,4 - - - - - -

FY 2020/21 - 6,7 6,5 3,3 3,4 3,6 4,3

(H1:20/21)FY 2021/22 - 3,62,4

7,4

Periode Realisasi

N/A

RBI

4,1 4,2 4,0

IMF-WEO Consensus Forecast

FY 2021/22 -

Periode Realisasi

Proyeksi PDB

RBI IMF-WEO Consensus Forecast

Proyeksi Inflasi CPI

7,2 5,96,0

Apr-20 Feb-20 Jun-20 Apr-20 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 6,8 - - - - - -

FY 2020/21 - N/A 5,0 -4,5 1,9 0,2 5,0

(H1:20/21)

Mei-20 Feb-20 Apr-20 Okt-19 Mei-20 Feb-20

FY 2019/20 3,4 - - - - - -

FY 2020/21 - 6,7 6,5 3,3 3,4 3,6 4,3

(H1:20/21)FY 2021/22 - 3,62,4

7,4

Periode Realisasi

N/A

RBI

4,1 4,2 4,0

IMF-WEO Consensus Forecast

FY 2021/22 -

Periode Realisasi

Proyeksi PDB

RBI IMF-WEO Consensus Forecast

Proyeksi Inflasi CPI

7,2 5,96,0

6,7 3,3 3,6

2,4 3,6 4,2

Page 54: BAB 2 - bi.go.id · -4,8% qoq saar (dari 2,1% pada TW4-19). 1 Pemerintah pusat mendeklarasikan status National Emergency pada 13 Maret 2020. Pemerintah daerah juga menetapkan State

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020

70

terjadinya second wave infection; (ii) keketatan

likuiditas karena kredit macet, krisis NBFC, dan

jumlah issuance corporate bond yang rendah

berpotensi makin menekan ekonomi; dan

(iii) ruang kebijakan yang makin terbatas dan

pelebaran defisit fiskal; dan (iv) penurunan

rating yang meningkatkan borrowing cost.

Seiring dengan risiko tersebut, langkah

mitigasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah

India dan RBI akan memegang peran penting

dalam menjaga stabilitas keuangan dan

mendorong pertumbuhan ekonomi.