Bab 2 Anatomi Mata
-
Upload
muhammad-nurzakky -
Category
Documents
-
view
588 -
download
7
Transcript of Bab 2 Anatomi Mata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Bulbus Oculi (Bola Mata) dan Musculi Bulbi
Organon visus terletak dalam cavum orbita (ruang orbita). Secara anatomis
terbagi menjadi dua: 1) oculus (bulbus oculi dan nervus opticus); 2) organa oculi
accesoria (musculi bulbi, palpebra, apparatus lacrimalis dan conjunctiva)
(Budianto dan Azizi, 2004).
Oculus (mata) dibagi menjadi dua, yaitu bulbus oculi (bola mata) dan
nervus opticus. Bulbus oculi memiliki tiga lapisan yang dari luar ke dalam sebagai
berikut:
1. Tunica fibrosa : sclera dan kornea
2. Tunica vasculosa : lamina choroidea, corpus ciliare dan iris
3. Tunica nervosa : retina
Isi bulbus oculi adalah humor aquosus, lensa crystalina dengan ligamentum
suspensorium lentis (Zonula Zinii) dan corpus vitreum dengan membrana
Hyaloidea.
Gambar1. Potongan horizontal bola mata
Kornea merupakan dinding bola mata depan terdiri atas jaringan yang
jernih dan bening. Kornea berfungsi sebagai membrane pelindung yang tembus
cahaya (Budianto dan Azizi, 2004). Kornea memiliki tebal sekitar 0,6 – 1.0 mm
terdiri atas lima lapisan dari luar ke dalam yaitu: lapisan epitel, membran
Bowman, subtansia propia, membran Descemet, dan lapisan endotel. Dari kelima
lapisan tersebut hanya lapisan epitel yang dapat regenerasi. Kornea tidak
mempunyai pembuluh darah (avaskuler) dan mendapat nutrisi dan oksigen dari
udara, air mata dan cairan aquosus humor (Wibawaty, 2009).
Sclera merupakan bagian putih mata yang terdiri atas jaringan ikat
kolagen, kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm (Ilyas et al, 2002). Di bagian
posterior sclera terdapat daerah yang ditembus oleh syaraf dan pembuluh darah.
Lamina cribosa sclera merupakan bagian sclera yang ditembus oleh nervus
opticus dan arteri/vena centralis retinae. Di sekitarnya sclera ditembus oleh a.
ciliaris posterior longa et breve dan n. ciliaris longus et breve. Di sekitar equator 4
v. vorticosa menembus sclera (Budianto dan Azizi, 2004). Sclera terdiri atas dua
lapisan, yaitu: substantia propia sclera yang terdiri atas serabut kolagen padat dan
lamina fusca yang memiliki pigmen warna coklat.
Tunica vasculosa oculi (uvea) terletak antara sclera dan retina. Lamina
choroidea merupakan bagian uvea yang paling luas dan memiliki banyak anyaman
pembuluh darah sehingga lapisan ini berfungsi member nutrisi pada retina.
Corpus ciliare (badan siliaris) terletak antara iris dan choroidea. Lapisan corpus
ciliare dari luar ke dalam adalah musculus ciliaris, substantia propia dan stratum
pigmenti corporis ciliaris. Processus ciliaris berfungsi sebagi penghasil aqueosus
humor (Snell, 2006). Corpus ciliare berhubungan dengan lensa melalui
ligamentum suspensorium lentis (zonula Zinii) untuk membantu akomodasi
ketebalan lensa. Musculus ciliaris berfungsi mengatur focus mata. Iris merupakan
lanjutan ke anterior dari corpus ciliare. Iris terdiri atas endothelium, stroma yang
mengandung butir pigmen dan stratum pigmenti. Iris sering memberikan warna
pada bola mata dan tergantung dari banyaknya pigmen. Apabila mengandung
banyak pigmen maka iris berwarna coklat dan sedikit pigmen berwarna biru/hijau
(Budianto dan Azizi, 2004). Lubang bundar di tengah-tengah iris disebut pupil.
Pupil normal memiliki diameter antara 3-4 mm. Pupil normal kanan dan kiri
ukurannya sama disebut isokoria. Dekat stratum pigmenti terdapat otot polos yang
berjalan radier yaitu m. dilatator papillae dan berjalan sirkuler yaitu m. sphincter
papillae. M. dilatator papillae berfungsi melebarkan pupil (midriasis) dan
dipersarafi oleh saraf simpatis. M. sphincter papillae berfungsi mengecilkan pupil
(miosis) dan dipersarafi oleh saraf parasimpatis.
Tunica nervosa bulbi terdiri atas stratum pigmenti dan stratum cerebrale.
Stratum cerebrale sering disebut sebagai retina (Budianto dan Azizi, 2004). Tiga
perempat posterior retina merupakan organ reseptor. Pinggir anteriornya
membentuk cincin berombak disebut ora serrata. Ora serrata memisahkan corpus
ciliare dengan retina. Pada pertengahan posterior retina terdapat daerah lonjong
kekuningan disebut macula lutea, daerah tajam penglihatan yang tinggi (bintik
kuning). Di tengahnya terdapat lekukan disebut fovea centralis. Nervus opticus
menembus sclera kira-kira 3 mm medial dari macula lutea melalui discus nervi
optici (papilla nervi optici) bersama arteri/vena centralis retinae di bagian
tengahnya. Pada discus nervi optici tidak terdapat sel batang, sel kerucut,
choroidea, dan stratum pigmenti sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut
bintik buta (macula ceca) (Snell, 2006).
Lapisan retina secara garis besar dibagi menjadi dua, epitel pigmenti retina
(EPR) dan sensorineural retina (SNR). Epitel pigmenti retina merupakan lapisan
terluar, satu lapis dan lebih melekat erat pada choroidea daripada lapisan retina di
bawahnya. Pigmen pada lapisan ini berfungsi untuk menyerap cahaya masuk dan
mencegah pemantulan cahaya dari bagian lengkung bola mata sehingga
penglihatan akan jelas. EPR berfungsi mensuplai nutrisi lapisan retina di
bawahnya dan pemeliharaan fotoreseptor, barrier difusi cairan dan menyimpan
vitamin A. Sensorineural retina merupakan bagian retina yang berfungsi untuk
melihat dan memiliki 9 lapisan dari luar ke dalam (Budianto dan Azizi, 2006):
1. Lapisan fotoreseptor, terdiri atas sel conus (kerucut) dan sel bacillus
(batang);
2. Membrana limitans externa;
3. Stratum granulosum externum;
4. Stratum fleksiforme externum;
5. Stratum granulosum internum;
6. Stratum fleksiforme internum;
7. Stratum ganglionare;
8. Stratum nervosum;
9. Membrana limitans interna.
Fovea centralis hanya mengandung sel conus. Sel ini berfungsi untuk menerima
rangsang cahaya kuat dan warna. Ada 3 sel conus untuk rangsang warna, yaitu:
conus merah, hijau dan biru. Sel bacillus terutama untuk menerima rangsang
cahaya yang rendah dan untuk membedakan gelap dan terang.
Lensa mata (lensa crystallina) berbentuk bikonveks, tidak berwarna dan
hampir transparan sempurna, terletak di belakang pupil dan difiksasi oleh
ligamentum suspensorium lentis (zonula Zinii). Lensa terdiri dari air sekitar 65%
dan protein sekitar 35%. Tepi lensa disebut equator lentis. Bagian-bagian lensa
crystallina, sebagai berikut:
1. Capsula lentis,
2. Epithelium lentis, membentuk serat terus-menerus,
3. Nucleus lentis,
4. Cortex lentis.
Lensa berfungsi sebagai media refraksi dengan kekuatan ± 20 D untuk
memfokuskan sinar pada retina. Kemampuan melakukan refraksi ini dibantu oleh
m. ciliaris.
Corpus vitreum (badan kaca) merupakan bagian mata yang terletak antara
lensa dan retina. Corpus vitreum berbahan gelatin, transparan, avaskuler dan
dibungkus oleh membrana hyaloidea. Corpus vitreum terdiri atas air, serat
kolagen, asam hialuronat dan mukopolisakarida. Bangunan ini berfungsi
memelihara tekanan intraokuler, menjaga bentuk bola mata dan sebagai media
refraksi agar cahaya dapat mencapai retina (Wibawaty, 2009).
Aquosus humor merupakan cairan bening menyerupai cairan limfe
dihasilkan oleh processus ciliaris dan terdapat pada camera oculi posterior (COP)
dan camera oculi anterior (COA). COP merupakan ruangan yang dibatasi sebelah
depan oleh iris dan pupil, sebelah belakang zonula Zinii dan lensa crystallina,
sebelah samping oleh corpus ciliare. COA dibatasi oleh kornea di depan, pupil
dan iris di belakang. Aliran aquosus humor mulai dari processus ciliaris masuk ke
dalam COP melalui pupil masuk ke COA kemudian menuju angulus
iridocornealis (sudut antara iris dan kornea) masuk ke sinus venosus sclera
(canalis Schlemm) lalu ke canal colector dan menuju vena spiscleratis (Budianto
dan Azizi, 2004). Peningkatan tekanan aquosus humor (tekanan intraokuler)
disebut glaukoma.
Gambar2. Musculi bulbi
Musculi bulbi sebagai alat gerak aktif penggerak bola mata (otot
extraokuler) ada enam. Otot-otot tersebut adalah m. rectus superior, m. rectus
inferior, m. rectus lateralis, m. rectus medialis, m. obliquus superior dan m.
obliquus inferior (Snell, 2006; Budianto dan Azizi, 2004). Musculi recti bulbi
berinsertio pada sclera di frontal equator bulbi, musculi obliqui bulbi berinsertio
pada sclera di occipital equator bulbi. Otot-otot tersebut berorigo pada annulus
tendineus communis kecuali m. obliquus inferior yang berorigo pada dinding
nasal orbita di frontal bawah. Musculi bulbi yang membantu gerakan bola mata
abduksi (mata melihat ke temporal) yaitu m. rectus lateralis, m. obliquus superior,
m. obliquus inferior. Gerakan adduksi bola mata (melihat ke nasal) dilakukan oleh
m. rectus medialis, m. rectus superior, m. rectus inferior. Elevasi mata melihat ke
cranial dilakukan oleh m. rectus superior dan m. obliquus inferior dan depresi
mata melihat ke caudal oleh m. rectus inferior dan m. obliquus superior. M. rectus
superior, m. rectus inferior, m. rectus medialis, dan m, obliquus inferior
dipersarafi oleh n. oculomotorius (N III). Sedangkan, m. rectus medialis
dipersarafi oleh n. abducens (N VI) dan m. obliquus superior dipersarafi oleh n.
trochlearis (N IV) (Snell, 2006; Budianto dan Azizi, 2002; Ilyas et al, 2002).
Daftar Pustaka
Budianto, Anang dan M. Syahrir Azizi (ed). 2004. Guidance to Anatomy 1. Edisi revisi. Surakarta: Keluarga Besar Asisten Anatomi FK Universitas Sebelas Maret.
Ilyas, Sidarta [et al]. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Alih bahasa: Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC.
Wibawaty, Halida. 2009. Mata Sebagai Jendela Informasi. Disampaikan pada Kuliah Ilmu Penyakit Mata Semester VIII FK UNS Surakarta.