Mata - Anatomi, Fisiologi, Histologi - Biomedik 2 Pemicu 1

115
Pemicu 1 Aku Bukan Anak Bodoh Kelompok 13 23 November 2010

description

MM. Histologi Mata MM. Fisiologi MataMM. Fisika OptikMM. Kelainan Mata

Transcript of Mata - Anatomi, Fisiologi, Histologi - Biomedik 2 Pemicu 1

  • Pemicu 1Aku Bukan Anak Bodoh

    Kelompok 13

    23 November 2010

  • Kelompok 13Tutor: Dr. MelanieKetua: Widya Asri Hapsari405100274Sekretaris: Elvina Elizabeth405100277Penulis: Izka Putri405100271Anggota:Yoshi Hiro405100266Lydia Marshelina405100267Adityawan405100268Zenit Djaja405100269Sylvia Djohan405100270Hendra405100272Ming Budi Santoso405100273Angel Melinda405100275Ellen Monica405100276

  • Kompetensi BlokArea 2. Area Keterampilan KlinisArea 3. Area Landasan Ilmiah Ilmu KedokteranArea 5. Pengelolahan InformasiArea 6. Area Mawas Diri & Pengembangan DiriArea 7. Area Etika, Moral, Medikolegal & Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

  • Mata Kuliah Penunjang ModulHistologi MataFisiologi Penglihatan I, II, IIIFisika Bio Optik

  • Aku Bukan Anak BodohIbu guru R mendapatkan bahwa salah satu muridnya di kelas 4 mengalami penurunan prestasi belajar sejak beberapa bulan ini. Ibu R juga menyadari ketika ia menyalin pelajaran dari papan tulis, ia selalu memincingkan matanya. Ketika ibu R melihat catatan yang dibuatnya, ternyata catatan tersebut tidak lengkap dan seringkali salah kutip, tetapi jika ia disuruh membaca buku, ia dapat melakukannya dengan baik. Ia kemudian dipindahkan oleh ibu gurunya ke bangku barisan depan dan ternyata hasil prestasi belajarnya membaik.Ibu guru R kemudian menyarankan agar orang tua murid tersebut memeriksakan anaknya ke dokter spesialis mata. Oleh dokter spesialis mata, murid tersebut didiagnosis miopi dengan visus 6/24, serta diberikan resep kacamata.

    Jelaskan apa yang terjadi pada anak tersebut?

  • Unfamiliar TermsDiagnosis : penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti serta memeriksa gejala gejalanya.

    Miopi : sebuah kerusakan refraktif pada mata dimana bayangan yang dihasilkan berada di depan retina.

    Visus : suatu ukuran ketajaman mata.

  • Perumusan MasalahMengapa anak tersebut selalu memicingkan matanya ketika menyalin dari papan tulis ?Apa yang menyebabkan anak tersebut mengalami miopi ?Bagaimana solusi yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami miopi tersebut ?

  • Curah PendapatKarena pada saat anak tersebut memicingkan mata, pupil matanya akan lebih kecil sehingga dapat melihat benda dengan fokus. Selain itu, daya akomodasi mata yang dimiliki anak tersebut rendah/ lemah.Anak tersebut memiliki kebiasaan buruk seperti membaca buku dengan cahaya yang kurang memadai, selain itu bisa saja bawaan dari lahir, misal anak tersebut memiliki bola mata yang panjang.Menggunakan kacamata dengan lensa cekung, menggunakan soft lens, menghindari kebiasaan buruk, memberikan suply vitamin A.

  • Mind MappingMATAHISTOLOGIFISIOLOGIFISIKA OPTIKKELAINANLENSASNELLEN CHARTPENYEBABSOLUSIMACAM

  • Learning ObjectiveMM. Histologi Mata MM. Fisiologi MataMM. Fisika OptikMM. Kelainan Mata

  • LO 1 :HISTOLOGIMATA

  • Bola Mata

  • Bola MataSebuah mata terdiri dari :Pembungkus yg menentukan bentuk mataLensa untuk memfokuskan bendaSel fotosensitif untuk merespon stimulus cahayaSejumlah sel untuk memproses informasi visualSerat saraf untuk meneruskan informasi ke otak

    Suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh 3 lapisan :SkleraLapisan Vaskular (Uvea)Retina

  • SkleraLapisan terluar mataMembentuk bagian putih mataTerdiri dari 3 lapisan :EpiskleralSclera propiusSuprachoroidPada bagian anterior mata, sklera dimodifikasi menjadi kornea

  • KorneaLapisan transparanMembantu memfokuskan cahaya yg masuk ke mataTerdapat 5 lapisan :Epitel corneaMembran bowmanStroma corneaMembran descemetiEndotel

  • Lapisan Vaskular (Uvea)Tediri dari 3 bagian :KoroidBadan ciliarisIrisTerdapat banyak pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada sel di retina

  • Retina bagian dari retina adalah sel fotosensitifPada bagian ini sel distimulasi dan merespon cahayaSel fotosensitif ini berakhir di daerah ora serrataTerdapat sel fotoreseptor :Rod (batang)Cone (kerucut)Makula Lutea : bercak berpigmen kekuningan pada bag posterior mata Fovea : cekungan pada bag tengah makula lutea, tidak terdapat sel batang fotoreseptif dan pembuluh darah, terdapat banyak sel kerucut fotosensitif

  • RetinaLapisan pada retina :Lap. Epitel berpigmenLap. Rod & conus (bacili & coni )Lap. Membran limitans externaLap. Nuclear luar (granuler luar)Lap. Plexiform luar (molekuler luar)Lap. Nuclear dalam (granuler dalam)Lap. Plexiform dalam (molekuler dalam)Lap. Sel ganglionLap. Serat saraf optikLap. Membran limitans interna

  • diFiores

  • MataTerdapat tiga ruanganAnterior chamber: terletak diantara kornea dan irisPosterior chamber: terletak diantara iris dan lensaVitreous chamber: terletak diantara lensa dan retina

  • Isi Bola MataAqueous HumorDihasilkan oleh : epitel ciliarisCairan mengalir di anterior dan posterior chambersFungsi: membasahi dan memberi nutrisi serta O2 bagi kornea dan lensaVitreous HumorTerletak di vitreous chamberTransparan, berupa gel dgn kandungan utama airTambahan berupa asam hyaluronic, seratan kolagen yg sangat tipis; beberapa proteinFungsi: menghantarkan cahaya masuk dan mengatur tekanan dalam bola mata

  • Kelopak MataLapisan bagian luar :Epidermis: sel epitel gepeng dengan papilaDermis: folikel rambut yg berhubungan dengan kelenjar lemak dan kelenjar sebaseaLempeng TarsalJar. Ikat kolagenTerdapat kelenjar meibom : modifikasi kel. Sebasea

  • Kelopak MataBagian Tepi bebasBulu mataKelenjar Zeis (modifikasi kel. Sebasea)Kelenjar Moll (modifikasi kel. Sudorifera)

    Lapisan bagian dalam :Palpebra conjuctivaberdampingan dengan bola mataTerdapat beberapa sel goblet

  • Kelenjar LakrimalTubuloalveolar komplex, merokrin, serosaTerdiri dari beberapa lobusLobus dipisahkan oleh jaringan ikatJar. Ikat mengandung serat saraf, jar. Adiposa dan PD

  • Lo 2 :FISIOLOGI MATA

  • Cahaya yang dapat ditangkap oleh mata adalah cahaya tampakCahaya mengalami divergensiBerkas cahaya yang ditangkap oleh mata dibelokkan ke dalam untuk difokuskan ke sebuah titik peka cahaya di retina agar menghasilkan bayangan akurat terhadap sumber cahayaPembelokan ini disebut refraksiKonveks : menyebabkan penyatuan cahayaDengan demikian permukaan refraktif mata bersifat konveks

  • Konkaf : menyebabkan divergensi cahaya,berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu misalnya berpenglihatan dekat.Struktur penting dalam refraktif mata adalah kornea dan lensa.

  • Kornea : struktur pertama yang dilewati cahaya ketika cahaya masuk ke mata.Kemampuan refraksi kornea konstanKemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai keperluan melihat jauh atau dekat

  • Apabila bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina maka bayangan yang dihasilkan akan terlihat kaburBerkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergenBerkas dari sumber yang berjarak 6 meter dianggap sejajar dengan mataUntuk membawa sumber cahaya yang dekat diperlukan lensa yang lebih kuat

  • Akomodasi : kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa untuk memfokuskan sumber cahaya dekat atau jauhDiatur oleh otot siliarisOtot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat melalui ligamentum suspensorium

  • Ketika otot siliaris melemas,ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga bentuk lensa gepeng dengan kekuatan refraksi minimal untuk penglihatan jauhKetika otot siliaris berkontraksi maka ligamentum suspensorium akan melemas sehingga bentuk lensa menjadi bulat dengan kekuatan refraksi maksimal untuk penglihatan dekat

  • Mata sel-sel batang dan kerucut SSPBagian saraf dari retina terdiri dari :Sel batang dan kerucut (lapisan terdekat dengan koroid)Neuron bipolarSel ganglionAkson sel ganglion menyatu membentuk saraf optikus (sedikit diluar titik tengah retina)Titik di retina tempat keluarnya saraf optikus dan pembuluh darah diskus optikus (titik Buta)Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daerah retina kecuali fovea

  • Mata memiliki fotoreseptor :Segmen luar: mendeteksi rangsangan cahayaSegmen dalam: mengandung perangkat metabolik selTerminal sinaps: menyalurkan sinyal

  • Perbedaan Sel Batang dan Kerucut

    Sel BatangSel Kerucut100 juta per retina3 juta per retinaPenglihatan dalam rona abu-abuPenglihatan warnaKepekaan tinggiKepekaan rendahKetajaman rendahKetajaman tinggiBanyak konvergensi di jalur retinaSedikit divergensi di jalur retinaLebih banya di periferTerkonsentrasi di fovea

  • FototransduksiFototranduksi yaitu mekanisme eksitasi, pada dasarnya sama untuk semua fotoreseptorCahayakomponen retinen dan opsinmencetuskan aktivitas enzimatik opsinhiperpolarisasi potensial reseptorpengeluaran zat perantara dari terminal sinaps fotoreseptor

  • Saluran gerbang zat kimiawi berespon terhadap perantara kedua internal GMPPerubahan kimiawi yang diinduksi oleh cahaya di fotopigmen saluran Na+ menutupGMP dalam keadaan gelap konsentrasinya tinggiSehingga menjaga saluran-saluran Na+ di fotoreseptor terbukaKebocoran berlangsung pasif depolarisasi fotoreseptor menahan saluran Ca++ tetap terbuka zat perantara tetap dikeluarkan sewaktu keadaan gelap

  • Pada saat mendapat cahaya GMP siklik menurun reaksi yang dicetuskan disosiasi retinen-opsinSaluran Na+ menutup,dan kebocoran berhentiMenimbulkan hiperpolarisasi membranHiperpolarisasi menyebar dari segmen luar ke terminal sinaps fotoresptorPerubahan potensial menyebabkan penurunan pengeluaran transmiterFotoreseptor mengalami inhibisi oleh rangsangan adekuat (hiperpolarisasi yg disebabkan cahaya)Dan mengalami eksitasi apabila tidak mendapat rangsangan(depolarisasi saat gelap)

  • Fotoreseptor bersinaps dengan sel bipolarKemudian berhubungan dengan sel ganglion aksonnya membentuk saraf optikus yang menyalurkan sinyal ke otakZat perantara yang dikeluarkan oleh terminal sinaps fotoreseptor memiliki efek inhbisi terhadap sel bipolar (sebagian besar)Penurunan pengeluaran zat perantara / hiperpolarisasi mengurangi efek inhibisi pada sel bipolarPenurunan ini sama dengan eksitasi pada sel bipolar

  • GELAPKonsentrasi GMP siklik tinggiSaluran Na+ di segmen luar terbukaDepolarisasi membranMembuka saluran Ca di terminal sinapsPengeluaran zat perantara inhibitorik meningkatNeuron bipolar dihambatTidak terjadi potensial aksi di sel ganglionTidak terjadi perambatan potensial aksi ke korteks peglihatanCAHAYAFotopigmen(retinen:opsin)Disosiasi retinen & opsinPenurunan GMP siklikPenutupan saluran NaNeuron bipolar tidak inhibisiMenutup saluran Ca di terminal sinapsPengeluaran zat inhibitorik meningkatHiperpolarisasi Lobus OksipitalisPotensial aksi di sel ganglionPerubahan potensial berjenjang di sel bipolar

  • Semakin besar iluminasi sel reseptor semakin besar penurunan inhibisi terhadap sel bipolarSebaliknya semakin besar efek eksitasi pada sel-sel di jalur penglihatan ke otak

  • Adaptasi gelap dan terangAdaptasi gelapfotopigmen yg telah diuraikan oleh sinar, secara bertahap dibentuk kembali me kan kepekaan mataAdaptasi terangpenguraian fotopigmen secara perlahan me kan kepekaan mata

  • Proses MelihatCahaya masuk ke mata melalui pupil melewati kornea, lensa, dan interior bola matacahaya dipusatkan ke retinacahaya diubah menjadi muatan-muatan listrikdikirim ke otak melalui serabut saraf penglihatan untuk diproses.

  • Proses Terjadinya Bayangan Di RetinaSyarat kita dapat melihat benda adalah harus ada cahaya.Cahaya masuk menembus kornea, terus melewati lensa mata, dan akhirnya sampai ke retina.Bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning, bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.Bayangan itu merupakan rangsangan atau informasi yang dibawa oleh syaraf penglihatan menuju pusat syaraf penglihatan di otak.Di otak, rangsangan ditafsirkan dan barulah kemudian kita mendapat kesan melihat benda.

  • Proses Terjadinya Bayangan Di Retina

  • Cara Lensa mata mengatur agar bayangan benda tepat jatuh di retina. Lensa mata mengatur penyesuaian terhadap jarak benda dengan jalan mengatur cembung dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di retina.Proses itu disebut berakomodasi.Apabila jarak benda sangat dekat, lensa akan mencembung.Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa mata akan memipih.Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan berakomodasi maksimum.lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya, dikatakan berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.

  • Mata NormalSumber jauh difokuskan di retina tanpa akomodasi.Sumber dekat difokuskan di retina dengan akomodasi.

  • Akomodasi Mata

  • Batasan PenglihatanManusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :

    Punctum proximum: jarak benda terdekat di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas.mata normal 10 - 20 cmanak-anak 20 - 30 cmPunctum remotum: jarak benda terjauh di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelasmata emetropi titik jauhnya adalah tak terhingga

  • Refleks PupilAda dua macam refleks pupil 1. Respon cahaya langsungPenyempitan pupil yang terjadi secara refleks2. Respon cahaya konsensual Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang samaParasimpatikmerangsang M. sfingter pupil membuat pupil mengecilMiosisSimpatikmerangsang serabut radialis iris membuat pupil membesar (dilatasi)midriasis

  • Refleks Pupil

  • Pergerakan Bola Mata3 pasang otot mata:Rektus medial dan lateral : ke arah nasal dan temporalRektus superior dan inferior : ke arah atas dan bawahOblikus superior dan inferior : memutar bola mataInervasi secara timbal balik : jika salah satu otot dari sepasang otot mata berkontraksi, maka otot lainnya berelaksasiHukum donders:Untuk gerakan horizontal dan vertikal, meridian horizontal dan vertikal retina tidak mengalami perubahanPada setiap arah tatapan, mata selalu ambil posisis yang sama

  • Pergerakan Bola MataPergerakan mataDuctions: gerakan mata yang melibatkan hanya satu mataVersions: gerakan mata yang melibatkan kedua mata di mana masing-masing mata bergerak ke arah yang samaVergences: gerakan mata yang melibatkan kedua mata di mana masing-masing mata bergerak dalam arah berlawananGerakan Fiksasi MataMekanisme fiksasi voluntermenggerakkan mata secara volunter untuk menemukan objek yang difiksasiMekanisme fiksasi involuntermenahan mata secara tetap pada objek

  • Pergerakan Bola Mata

  • Penglihatan WarnaPersepsi mengenai warna tergantung dari rasio stimulasiContoh :suatu tampak sebagai biru merangsang sel kerucut biru (cyanolabe) maksimal TIDAK merangsang sel kerucut merah dan hijau sama sekalirasio stimulasi (merah : hijau : biru)0 : 0 : 100

  • Penglihatan warnaPutih: campuran semua cahayaHitam: tidak ada gelombang cahaya

    Persepsi warna dihasilkan oleh kombinasi dan olahan masukan cahaya di korteks penglihatan primer

  • MataLapangan Pandang

  • MataLapangan pandang lapangan penglihatan yang dapat terlihat tanpa menggerakkan kepalaAlasan informasi yg mencapai korteks penglihatan bukan replika lapangan pandang :Bayangan yg diproyeksikan ke retina terbalik. Setelah mencapai otak, gambar diinterpretasikan dgn orientasi yg sesuai

  • MataInhibisi lateral jalur sel kerucut yang sangat tereksitasi menekan jalur kerucut di sekitarnya yang kurang terangsangfungsi : meningkatkan kontras ketajamanOn-off responseon-center: me an potensial aksi di tengah lapangan reseptifoff-center: me an potensial aksi di bagian perifer

  • MataPola perkabelan mata dgn korteks penglihatanbelahan kiri korteks penglihatan menerima informasi dari belahan kanan lapangan pandang kedua matabelahan kanan korteks penglihatan menerima informasi dari belahan kiri lapangan pandang kedua mataKiasma optikus: persilangan jalur informasi dari retinaSerat dari separuh medial kedua retina bersilangan ke sisi yang berlawananSerat dari separuh lateral kedua retina tetap di sisi yg samaTraktus optikus: serat yg meninggalkan kiasma optikus

  • Mata

  • Talamus dan Korteks PenglihatanPerhentian pertama di otak utk jalur penglihatan nukleus genikulatus lateralisFungsi: informasi dari mata dipisahkan dan dipancarkan mggunakan serat saraf radiasi optikus ke bagian korteks berlawananBinokuler : daerah tumpang tindih yg dilihat oleh kedua mata pd saat yang sama

  • Talamus dan Korteks PenglihatanOtak mengukur jarak dan kedalaman ruang dengan menggunakan perbedaan informasi yg diterima mataDiplopia : suatu keadaan berupa penglihatan berbeda dari kedua mata yang terlihat secara simultan3 jenis neuron korteks :Sel sederhanaSel kompleksSel hiperkompleks

  • MataAktifitas non-penglihatan yg bergantung masukan dari retina :Mengontrol ukuran pupilSinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam intensitas cahayaKontribusi thdp kewaspadaan korteksKontrol gerakan mata

  • LO 3 :FISIKA OPTIK

  • SPEKTRUM GELOMBANG EM

  • SPEKTRUM GELOMBANG EMPenggunaan cahaya tampak dalam medisUntuk memperoleh informasi visualTransilluminasi : mentransmisikan cahaya menembus tubuhPenggunaan sinar infra merah dan UV dalam medisInfra MerahThermografi: memetakan panas tubuhUV < 290 nm germicidal dan sterilisasi alat medismengubah produk molekuler dalam tubuh mjd vitamin D

  • Macam-macam lensaLensa konveks-> lensa cembungmenyebabkan konvergensi (penyatuan)3 jenis : double convek, plano convex , convex meniscus.

  • Lensa konkaf-> lensa cekungmenyebabkan divergensi (penyebaran)3 jenis : double concave, plano concave, concave meniscus.

  • LensaDaya lensa = dipotriP = 1f

    Persamaan Lensa Tipis

  • LensaPada mata (dewasa)Titik dekat = 54 dioptriTitik jauh = 50 dioptriPada mata ametropTitik dekatSo > 25 cmTitik jauhSo < Dn = De + DxDn = daya mata normalDe = daya lensaDx = daya mata ametrop

  • INTERAKSI CAHAYA DGN MEDIUMMedium 1n1Medium 2n212t

  • INTERAKSI CAHAYA DGN MEDIUMHukum Snellius :i = rsin i = n2sin t n1n2 = v1n1 v2

  • INTERAKSI CAHAYA DGN MEDIUMn = c c = kec. Cahaya di ruang hampa v v = kec. Cahaya dalam medium

  • INTERAKSI CAHAYA DGN MEDIUMSifat Cahaya :DifraksiInterferensiPolarisasiAbsorpsiRefleksiRefraksiDispersiScattering

  • INTERAKSI CAHAYA DGN MEDIUMSifat cahaya yang digunakan dalam medisRefraksi alat optik, kacamata, dll.Absorpsi terapi / surgery

  • Fisika OptikSkema penglihatan dan analoginya

  • FISIKA OPTIKKornean = 1,37Daya fokus = 2/3 daya fokus lensaKelengkungan kornea :> normal near sighted< normal far sightedTidak simetris astigmatisLensanef = 1,07daya akomodasi : kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa

  • Pemeriksaan ketajaman mataAda 2 cara pemeriksaan yang dapatdilakukan yaitu secara subyektif dan obyektif.Pemeriksaan secara subyektifmenggunakan lensa dan frame

    Pemeriksaan secara obyektif menggunakan peralatan otomatis

  • Kategori Ketajaman PenglihatanPenglihatan Normal

    6 meter20 kakiEfisiensi penglihatan6/320/106/520/15100 %6/620/20100 %6/7,520/2595 %

  • Kategori Ketajaman PenglihatanPenglihatan Hampir Normal

    6 meter20 kakiEfisiensi penglihatan6/920/3090 %5/915/256/1220/4085 %6/1520/5075 %6/1820/606/2120/70

  • Kategori Ketajaman PenglihatanPenglihatan Kurang

    SedangBeratNyata

    6 meter20 kakiEfisiensi penglihatan6/2420/8060 %6/3020/10050 %6/3820/12540 %6/6020/20020 %6/9020/30015 %6/12020/40010 %6/24020/8005 %

  • Step Pemeriksaan ketajaman penglihatanFungsi: mengukur ketajaman penglihatan ( visus) dan menentukan apakah kelainan pada penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler lokal atau oleh kelainan saraf

    Dilakukan di tempat yg cukup terangResponden tidak boleh menentang sinar matahari

  • Pemeriksaan awalPemeriksaan posisi bola mata, apakah ada juling atau tidakPemeriksaan kornea, ada parut atau tidak

  • Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata responden dengan jarak 6 meter

  • Pemeriksaan dimulai dengan mata kananMata kiri responden ditutup dengan penutup mata atau telapak tangan tanpa menekan bola mata

  • Responden disarankan membaca huruf dari kiri ke kanan setiap baris kartu Snellen atau memperagakan posisi huruf E pada kartu E dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf terkecilPenglihatan normal bila responden dapat membaca sampai huruf terkecil 20/20

  • Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca atau memperagakan posisi huruf E KURANG dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di atasnya.

  • Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu Snellen atau kartu E maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meterHitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter, bila belum terlihat maju 1 meter

  • Bila belum juga terlihat maka lakukan GOYANGAN TANGAN pada jarak 1 meterGoyangan tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah responden dapat melihat SINAR SENTERBila tidak dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL

  • Pemeriksaan dengan pinholeBila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf di kartu Snellen atau kartu E maka pada mata tersebut dipasang PINHOLE

  • Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya sampai baris normal (20/20) berarti responden tersebut GANGGUAN REFRAKSI

  • Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan bacaannya maka disebut KATARAK

  • LO 4 :KELAINAN MATA

  • PresbiopiAkan terjadi pada semua orang seiring dengan bertambahnya usia.Penyebab:Berkurangnya kelenturan lensa sehingga kemampuan akomodasi menurun.Gejala:gangguan penglihatan dekat.Koreksi:lensa bifokus / bifocal

  • MiopiKesalahan refraksi yang terjadi karena bayangan dari benda yang terletak jauh jatuh di depan retina.Penglihatan dekat lebih baik daripada penglihatan jauh.Penyebab:- lensa terlalu kuat- bola mata terlalu panjangGejala: Gangguan penglihatan jauhKoreksi : lensa negatif / cekung / konkaf

  • Macam MiopiSimple MyopiaNilai minus tidak berkembang lagi setelah masa pertumbuhan (maksimum 5 sampai 6 dioptri).Developmental myopiaAnak yang terlahir dengan nilai minus tinggi sekitar 10 dioptri. Kasus ini sangat jarang terjadi.Progressive myopiaNilai minus tetap meningkat sampai umur 18-21 atau lebih. Nilai minusnya dapat mencapai 25 dioptri atau lebih.

  • HipermitropiKesalahan refraksi yang terjadi karena bayangan dari benda yang terletak dekat jatuh di belakang retina.Penglihatan jauh yang lebih baik daripada penglihatan dekat.Penyebab:- bola mata terlalu pendek- lensa terlalu lemahGejala:Gangguan penglihatan dekatKoreksi : lensa positif / cembung / konveks

  • AstigmatismaMerupakan kelainan bentuk kornea sehingga mengakibatkan sinar datang tidak terfokus pada 1 titik.Penyebab:ketidaksimetrisan korneaGejala:-benda bulat terlihat lonjong-mata tegang dan pegalKoreksi: dengan lensa silindris

  • Ametropia

  • Macam-macam kelainan refraksiHipermetropi

  • SOLUSIKACAMATA

    MIOPI: Lensa cekung ( - )HIPERMETROPI: Lensa cembung ( + )PRESBIOPI: Lensa cekung & cembungASTIGMATISME: Lensa silindris

  • SOLUSI

    B. SOFT LENS= pembiasan pada permukaan anterior lensa kontak menggantikan kornea.Keuntungan : - pandangan luas - pengaruh kecil terhadap ukuran objek - tidak membatasi aktivitasKerugian : - sukar perawatannya - mata dapat iritasi- sukar dipakai ditempat berdebu- mudah hilang- tidak dapat digunakan pada astigmatis- terbatasnya waktu pemakaian

  • SOLUSIC. LASIK= Laser Assisted Insitu KeratomileusisSinar laser untuk membentuk kornea (reshaping), sehingga sinar yang jatuh pada mata tepat jatuh pada retina.Sinar Laser menggunakan spektrum UV, Laser Excimer (Ar F, Kr F, Xe F).Hanya untuk : Miopi, Hipermetropi, Astigmatis.D. BEDAH LENSA JERNIHdilakukan pada penderita dengan miopi yang sangat tinggi yang tidak memungkinkan di lakukan Lasik, atau bisa juga ditanam lensa didepan iris.

  • solusiE. VITAMIN

    Vitamin A : mencegah gangguan penglihatan Vitamin B Vitamin B1, B2 : mencegah mata lelahVitamin B6 : mengatur tekanan mataVitamin B12 : mencegah penglihatan redupVitamin C : mencegah katarak

  • Penanganan Gangguan PenglihatanKonvensional Yaitu dengan pemakaian kacamata.Dengan pemakaian Lensa Kontak.Dengan Bedah Refraktif (Lasik)Dengan penipisan atau irisan pada kornea untuk mengurangi tebalnya.Umumnya dilakukan pada penderita berumur lebih 22 tahun.Dengan bedah lensa jernihDilakukan pada penderita miopi yang sangat tinggi yang tidak memungkinkan dilakukannya lasik.Bisa juga ditanam lensa di depan iris.

  • KESIMPULAN DAN SARAN

  • KesimpulanAnak mengalami miopiPada pemeriksaan, anak didiagnosa visus 6/24 termasuk dalam kategori Low vision tingkat sedang

  • SaranKoreksi dengan penggunaan lensa cekungJagalah kesehatan mataPeriksakan mata secara rutin

  • Daftar PustakaLauralee S. Fisiologi Manusia. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2001Cameron J R, Skofronik J G. Medical Physics. First Edition. Singapore: John Wiley and Sonsdi Fiore. Atlas of Normal Hystology.Ilyas Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. Jakarta : Gaya Baru, 2005.Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia. Ed.2. Jakarta: EGC, 2001.Guyton Arthur C. Fisiologi Kedokteran. Ed.7. Jakarta: EGC, 1994.

  • **