bab 2-6 DRP
-
Upload
dinihariani93 -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of bab 2-6 DRP
BAB II
PROSES PERANCANGAN PRODUK
A. Dasar Perancangan
Proses perancangan produk adalah aktivitas-aktivitas rancang bangun produk
dari data rencana produk (masukan proses) kedalam bentuk desain produk (keluaran
proses). Pada perancangan produk dibutuhkan dasar-dasar tentang perancangan, yaitu
aktivitas perancangan, masalah perancangan, dan abilitas perancangan. Aktivitas
perancangan adalah terdiri dari komunikasi perancangan, evaluasi perancangan.
Masalah perancangan adalah terbentuk menurut strukutur masalah dan strategi
penyelesaian masalah. Abilitas masalah adalah kemampuan perancang untuk mengerti
dan memahami aktivitas-aktivitas perancangan.
B. Keputusan Produk
Data rencana produk adalah sebagai masukan proses perancangan produk.
Untuk perancangan produk sering dibutuhkan data-data lain, seperti data-data tentang
kebutuhan konsumen dan proses produksi. Pengambilan keputusan produk dilakukan
menurut pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1. Data Rencana Produk
Perencanaan produk adalah formulasi kebijaksanaan (kebijaksanaan produk) dan
penemuan ide (ide bisnis baru). Rencana produk, umumnya dikemukakan dalam
fungsi kegunaan produk atau jenis produk.
2. Kebutuhan Konsumen
Suatu kepuasan konsumen tentang jenis produk dipengaruhi oleh atribut-atribut
produk, seperti kegunaan, keandalan, keamanan, pemeliharaan, kepolusian,
keekonomisan, dan sebagainya.
3. Proses Produksi
Data proses produksi adalah menggambarkan kemampuan perusahaan industri dalam
memproduksi produk. Apakah suatu desain produk diproduksi sendiri oleh
perusahaan atau dipesan ke perusahaan lain.
C. Proses Perancangan
Penentuan proses perancangan produk dapat dikatakan sebagai pemilihan
model dan prosedur. Model dan prosedur tersebut dapat berupa model deskriptif,
model prespektif, dan prosedur sistematis. Setiap langkah proses pada model terpilih
adalah berhubungan dengan penggunaan metode perancangan, seperti metode kreatif
dan metode rasional. Perancangan produk dengan model prespektif (model hubungan
simetris problem/solusi) dan metode rasional (metode setiap langkah perancangan)
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengklarifikasian Objektif
Mengklarifikasi objektif-objektif dan sub objektif-sub objektif perancangan, dan
hubungan diantaranya. Metode : Objectives Tree.
2. Penetapan Fungsi
Menetapkan keperluan fungsi-fungsi dan batasan sistem bagi suatu perancangan baru
atau produk baru. Metode : Function Analysis.
3. Pengesetan Keperluan
Membuat sebuah spesifikasi akurat keperluan performansi bagi suatu solusi
perancangan. Metode : Performance Specification.
4. Penentuan Karakteristik
Mengatur target-target pencapaian untuk karakteristik-karakteristik teknis suatu
produk menurut kebutuhan konsumen. Metode : Quality Function Deployment.
5. Penggenerasian Alternatif
Menggenerasi dalam kesempurnaan solusi-solusi perancangan alternatif untuk suatu
produk, kemudian menemukan suatu solusi baru yang potensial. Metode :
Morphological Chart.
6. Pengevaluasian Alternatif
Membandingkan nilai kegunaan dari setiap usulan perancangan alternatif atas dasar
tingkat perbedaan pembobotan performansi objektif-objektif. Metode : Weighted
Objectives.
7. Peningkatan Detail
Meningkatkan atau mempertahankan nilai suatu produk terhadap pembeli atau
mengusahakan penurunan ongkos terhadap kegiatan produksi. Metode : Value
Engineering.
D. Gambar Teknik
Deskripsi akhir artefact perancangan disebut dengan gambar teknik. Gambar
teknik adalah berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bisnis produk. Spesifikasi-
spesifikasi produk pada gambar teknik adalah berisikan data-data teknis dan non
teknis, yaitu sebagai berikut :
1. Bahan Benda Kerja
Spesifikasi bahan benda kerja adalah berhubungan dengan jenis dan karakteristik
bahan benda kerja, seperti variasi-variasi dan/atau tingkatan dari kekuatan tarik,
kekerasan, dan keuletan atau ketermesinan.
2. Fisik Benda Kerja
Spesifikasi fisik benda kerja adalah berhubungan dengan jenis dan karakteristik fisik
benda kerja, seperti variasi-variasi dan/atau tingkatan dari ukuran besar, berat, dan
bentuk.
3. Geometris Benda Kerja
Spesifikasi geometris benda kerja adaah berhubungan dengan macam/jenis dan
karakteristik geometris benda kerja, seperti variasi-variasi dan/atau tingkatan kelas
toleransi dari dimensi, posisi, dan kehalusan permukaan.
4. Jumlah Benda Kerja
Spesifikasi jumlah benda kerja adalah berhubungan karakteristik sifat jumlah benda
kerja, seperti variasi jumlah atau sifat produksi (produksi satuan, produksi masal, dan
produksi kontinyu).
Overall problem
Sub-problems
Overall solution
Sub-solutions
Overall problem
Overall solution
Sub-problems Sub-solutions
Clarifying objectives
Establishingobjectives
Settingrequirements
Improvingdetails
Evaluatingalternatives
Generatingalternatives
DeterminingCharacteristics
BAB III
PENGKLARIFIKASIAN OBJEKTIF
A. Pengertian Umum
Suatu objektif produk dapat diartikan sebagai suatu keaktulan dalam
kebutuhan sasaran produk. Pengadaan objektif pada produk dapat mengakibatkan
penambahan dan/atau penurunan terhadap suatu nilai produk dan/atau ongkos produk.
Umumnya, pengadaan objektif produk dapat dikatakan sebagai penambahan nilai
produk dan ongkos produk.
Sistem objektif produk adalah terdiri dari sub objektif-sub objektif. Sub
objektif produk adalah terdiri dari sebuah sub-sub objektif. Pemilihan suatu objektif
produk dapat dilakukan dengan analisis keputusan produk. Sub objektif produk adalah
sebagai pengarahan dari objektif produk. Sub-sub objektif produk adalah kebutuhan
teknik pada sub objektif produk.
Suatu kebenaran sistem objektif produk dibutuhkan suatu penilaian. Penilaian
sistem objektif produk diperlukan spesifikasi performansi. Spesifikasi performansi
sistem objektif adalah spesifikasi-spesifikasi untuk penilaian tingkat objektif produk.
Sehingga spesifikasi sistem objektif, spesifikasi sub objektif, dan spesifikasi sub-sub
objektif.
Pengadaan objektif produk harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
konsumen atau keputusan produk dan pemasaran. Untuk pencapaian tujuan tersebut
diperlukan aktivitas klarifikasi objektif produk.
B. Maksud dan Tujuan
Pengklarifikasian objektif adalah aktivitas-aktivitas untuk mendatakan objektif
menetapkan tingkatan objektif, dan menentukan hubungan antara objektif dari suatu
desain produk. Tujuannya adalah untuk menuangkan dan/atau mengetahui suatu objek
permasalahan tentang desain produk.
C. Metode Pohon Objektif
Pohon objektif (objectives tree) adalah metode untuk mengklarifikasi
statement-statement objektif produk kedalam sub-sub objektif dan hubungan
diantaranya. Diagram pohon objektif adalah cara dalam membedakan sub-sub objektif
produk dan hubungannya serta penentuan tingkatan pada objektif produk. Penentuan
objektif disebut dengan penentuan atribut produk. Penentuan sub objektif adalah
penemuan objek-objek dalam pencapaian spesifilasi performansi setiap atribut
produk. Peningkatan sub objektif produk dibutuhkan teknik dalam pengendalian objek
pada sistem produk.
D. Prosedur Klarifikasi
Pengklarifikasian objektif produk dilakukan atas dasar metode pohon objektif
dan prosedur-prosedur. Prosedur klarifikasi objektif produk dijelaskan dengan contoh
produk, yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan Objektif Produk
Persiapan objektif produk adalah menguraikan dan/atau menjelaskan
statement objektif-objektif produk dari suatu ‘statement brief’ ke suatu ‘statement
clear’ secara generasi terhadap statement masalah spesifik. Misalnya : Kehandalan
dari otak-otak tulang ikan, diantaranya :
o Bahan berkualitas
o Tanpa pengawet berbahaya
o Tanpa pewarna berbahaya
o Mengenyangkan
o Bergizi
Untuk penguraian objektif produk dibutuhkan beberapa pertanyaan, yaitu ‘why do want to
achieve this objective?’, ‘how can we achieve?’, dan ‘what is the problem really about?’.
Penguraian objektif ke sub objektif diarahkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen.
Penguraian sub objektif ke sub-sub objektif diarahkan pada teknik pencapaian kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2. Pengklasifikasian Tingkat Objektif
Pengklasifikasian tingkat objektif produk adalah mengklasifikasian statement
objektif produk kedalam objektif, sub objektif, dan sub-sub objektif. Misalnya :
Statement ‘Reliability’.
o Bahan berkualitas
o Tanpa pengawet berbahaya
o Tanpa pewarna berbahaya
o Bergizi
o Mengenyangkan
Statement ‘mengenyangkan adalah maksud akhir dari sub objektif’ ‘bergizi’ dan
maksud bagian dari objektif ‘reliability’.
Pembedaan tingkatan objektif adalah bermaksud untuk penulusuran masalah-masalah
terhadap desain produk. Apakah performansi produk sesuai dengan ketetapan
spesifikasinya.
3. Pembuatan Diagram Pohon Objektif
Pembuatan diagram pohon objektif adalah menggambarkan obejktif, sub-sub
objektif, dan hubungan diantaranya dalam tingkatan, yaitu objektif sebagian tingkat
atas, sub objektif sebagai tingkat bawah, sub-sub objektif sebagai maksud akhir.
Setiap tingkatan objektif digambarkan dengan simbol kotak-kotak berbentuk balok.
Setiap hubungan tingkatan objektif digambarkan dengan simbol garis-garis.
Diagram pohon objektif dilengkapi dengan panah ‘how’ dan ‘why’. Panah
how adalah bagaimaa cara dalam pencapaiannya. Panah why kenapa harus dilakukan
pencapaiannya.
BAB IV
PENETAPAN FUNGSI PRODUK
A. Pengertian Umum
Suatu fungsi produk dapat diartikan sebagai aktivitas dalam kegunaan produk
atau sifat kegunaan produk. Pembentukan produk sering disebut dengan penciptaan
satu kesatuan fungsi. Sebuah fungsi mungkin membutuhkan sebuah atau beberapa
komponen dalam satu kesatuan sistem produk. Penetapan spesifikasi produk sangat
berpengaruh terhadapa kualitas fungsi, dimana kualitas fungsi sering disebut dengan
kualitas produk.
Sistem produk dapat memiliki sebuah atau beberapa fungsi sekaligus dalam
satu kesatuan. Setiap fungsi produk adalah terdiri dari sub-sub fungsi. Setiap sub
fungsi produk adalah terdiri dari dungsi-fungsi komponen produk. Setiap komponen
produk dibentuk dengan spesifikasi, seperti jenis bahan, bentuk fisik, dan toleransi
geometris. Keterhubungan dari fungsi-fungsi didalam sistem produk diperlukan
batasan-batasan untuk keterkaitan dalam satu kesatuan. Dalam penilaian performansi
kefungsian pada sistem produk diperlukan beberapa spesifikasi fungsi yaitu
spesifikasi untuk setiap fungsi, spesifikasi untuk setiap sub fungsi, dan spesifikasi
untuk setiap sub-sub fungsi atau fungsi komponen produk.
Pencapaian kualitas produk dipengaruhi oleh penentuan dan pengaturan
fungsi-fungsi pada sistem produk. Untuk memperoleh kebenaran dalam penentuan
dan/atau pengaturan tersebut dibutuhkan aktivitas penetapan fungsi.
B. Maksud dan Tujuan
Penetapan fungsi produk adalah aktivitas-aktivitas untuk mendatakan fungsi,
menetapkan batasan sistem, dan menentukan hubungan diantara fungsi pada satuan
produk. Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang keefisien dan keefektifan dalam
kinerja fungsi dari suatu produk. Performansi suatu fungsi produk dipengaruhi oleh
spesifikasi produknya.
C. Metode Analisis Fungsi
Analisis fungsi (function analysis) adalah metode untuk menganalisis
kebutuhan fungsi-fungsi sebagai masukan dalam perancangan produk. Analisis
produk adalah untuk mengetahui tentang kebutuhan total fungsi, subfungsi, hubungan
subfungsi, dan komponen-komponen produk pada subfungsi.
D. Prosedur Penetapan
Penetapan fungsi produk dilakukan dengan metode analisis fungsi dan
beberapa prosedurnya. Untuk kejelasannya, prosedur penetapan fungsi produk disertai
dengan contoh produk ‘otak-otak tulang ikan’ yaitu sebagai berikut :
1. Pengekspresian Overall Fungsi
Pengekspresian overall fungsi dimaksudkan untuk menggambarkan overall
fungsi sebagai ‘black box’ menurut istilah perubahan masukan (input) menjadi
keluaran (output). Overall fungsi dapat merupakan sebuah fungsi atau kombinasi
fungsi-fungsi. Masukan overall fungsi adalah berupa masukan dari luar dan/atau
didalam sistem produk. Keluaran overall fungsi adalah berupa keluaran keluar
dan/atau didalam sistem produk.Dari :
Input : Bahan baku
Fungsi dasar : Proses Pembuatan Otak-Otak Tulang Ikan
Output : Dapat mengenyangkan dengan harga terjangkau
2. Pemisahan overall fungsi
Dimaksudkan untuk menguraikan overall fungsi atau sebuah fungsi kedalam
satu kesatuan subfungsi sesungguhnya. Setiap subfungsi pada sistem produk saling
berhubungan dalam spesifikasi input dan outputnya. Analisis subfungsi boleh
diarahkan pada kemampuan komponen-komponen produknya. Yaitu : otak otak
tulang, dengan essential sub-function ; mengenyangkan, enak, harga terjangkau.
3. Penggambaran diagram balok
Penggambaran diagram balok (model transparent box) dimaksudkan untuk
memperlihatkan lingkupan penetapan fungsi-fungsi dan/atau hubungan diantaranya.
Setiap subfungsi digambarkan dengan balok-balok, dan hubungannya diantara balok
sebagai input dan output. Penentuan hubungan diantara sub fungsi dilakukan
pendefinisian ulang dari fungsi-fungsi. Prinsip hubungan diantara sub fungsi harus
bersifat kepuasan dan/atau kelayakan.
Gambar 2. 1 Blackbox
4. Penggambaran batasan sistem
Penggambaran batasan sistem dimaksudkan untuk menentukan luas dan lokasi
suatu batasan sistem dan fungsi. Sistem produk diidentifkasi menurut batasan-batasan
sistem untuk fungsi-fungsi dan sub fungsi. Keluaran (output) dan masukan (input)
didalam batasan-batasan sistem diperlukan pengaturan untuk kelayakan fungsi dan
sub fungsi, kecuali keluar dan masuk diluar batasn sistem produk.
Batasan sistem disini didefinisikan sebagai batas-batas fungsional untuk proses
pembuatan otak-otak tulang ikan. Batasan tersebut diantaranya, yaitu :
Fasilitas
Metode
Alat
Manusia
Material
5. Penelitian kesalahan komponen
Penelitian suatu kesalahan komponen produk dimaksudkan untuk mempelajari
kekuranagn terhadap komponen produk dalam pembentukan setiap sub fungsi dan
hubungannya. Pencapaian spesifikasi performansi sub fungsi dipengaruhi oleh
komponen-komponen pembentuknya. Penentuan spesifikasi komponen produk
disebut dengan pemilihan jenis bahan, bentuk fisik, dan toleransi geometris atau
penetapan spesifikasi performansi komponen produk. Misalnya : Otak-otak tulang
membutuhkan bumbu yang memadai agar rasanya dapat melengkapi kekurangan
segala jenis bahan yang lain.
BAB V
PENGESETAN KEPERLUAN PRODUK
A. Pengertian Umum
Setting Requirements ini untuk menetapkan persyaratan, kinerja, spesifikasi dan
mempunyai tujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat tentang kinerja yang
diperlukan dari solusi desain.
Adapun bahan-bahan dalam pembuatan otak-otak tulang adalah sebagai
berikut
BAHAN:
500 gram daging tulang tengiri, di tumbuk kasar
100 ml santan kental
200 gram tepung kanji
2 lembar daun bawang, iris halus
Garam, gula dan merica secukupnya
2 sendok makan air perasan jahe
Daun pisang untuk membungkus
BUMBU (dihaluskan):
5 siung bawang putih
Cabe rawit dan cabe merah
CARA MEMBUAT OTAK-OTAK BAKAR :
1.Campur tulang ikan bersama bumbu halus, santan, tepung kanji, garam, dan merica.
Aduk rata.
2. Gunakan pipping bag (kantong segitiga), isikan adonan Ikan, gunting ujung
kantong selebar 1 cm.
3. Semprotkan adonan ikan di pinggir daun, gulung daun, semat kedua ujungnya.
4. Bakar dengan api kecil, hingga daun mengering dan otak-otak matang.
BAB VI
PENENTUAN KARAKTERISTIK PRODUK
Penentuan karakteristik produk adalah aktivitas untuk mengolah data kebutuhan
konsumen, mengevaluasi atribut dalam persaingan dan menentukan target karakteristik teknik
dari suatu produk. Tujuannya adalah mempersiapkan suatu sasaran dalam satuan target-target
karakteristik teknik.
Quality function deployment adalah metode untuk membandingkan kebutuhan
konsumen dengan karakteristik teknik yaitu memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
pembeli dan mentranslasikan kebutuhan konsumen kedalam karakteristik teknik serta
menggambarkan kedalam pokok proses perancangan. Berikut adalah prosedur penentuan
karakteristik produk :
1. Pengelompokkan kebutuhan konsumen
2. Penentuan kepentingan relatif atribut
3. Pengevaluasian persaingan atribut produk
4. Penggambaran matriks atribut & karakteristik
5. Penggambaran matriks atribut & karakteristik penetapan hubungan anatara atribut &
karakteristik
6. Penetapan hubungan antara karakteristik teknik
7. Pengaturan target karakteristik teknik
Design Requirement (Hows)
Peni
laia
n K
onsu
men
Jam
inan
Kua
litas
Des
ain
Prod
uk
Bia
ya P
rodu
ksi
Kar
akte
ristik
Bah
an
Jeni
s B
ahan
Este
tika
Cos
tum
er R
equi
rem
ent (
WH
ATS
)
Item Number 1 2 3 4 5 6
Harga Murah/terjangkau 4 ○ · · ○ 3.6 3.2 3.8 1.06
Reliability
Bahan Berkualitas 3 ○ ○ ∆ 3.5 3.2 3.7 1.06
Tanpa pengawet berbahaya 2 ○ ○ 3.3 3.3 3.5 1.06
Tanpa pewarna berbahaya 3 ○ · · 3.6 3.5 4 1.11
Bergizi 3 ○ · · 3.4 3.4 3.6 1.06
Mengenyangkan 1 ○ ○ 3.1 3.1 3.3 1.06
ConformanceRasanya enak 3 · ○ ○ 3.4 3.4 3.6 1.06
Baik untuk dikonsumsi 4 ○ ○ ∆ ∆ 3.5 3.5 3.8 1.09
Durability Tidak mudah basi 3 ○ · 3.3 3.3 3.5 1.06
AestheticsKemasan menarik 4 ○ · 3.5 3.4 3.7 1.06
Tekstur dan kekentalan konsisten 3 · ○ · ○ 3.4 3.3 3.5 1.03
ServiceabilityMudah ditemukan 3 3.4 3.4 3.6 1.06
Bisa delivery 6 ○ ○ ○ 3.8 3.7 4 1.05
Penilaian Teknik (Hows) 5 1 6 4 4 3
Ota
k2 tl
g ik
an
otak
2 bi
asa
Nila
i Tar
get
Fakt
or S
kalaOtak-otak Tulang Ikan 4 3.9 4.3 4 4.4 4
Otak-Otak Biasa 4.1 4 3.9 4 4.1 4
Nilai Target 4.5 4.2 4.6 4.5 4.5 4.2
Penilaian Persaingan Teknis (Hows)
Penilaian Permintaan Konsumen