BAB 2

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi adalah proses fisiologis yang ditandai dengan proses pengeluaran darah melalui vagina dari rahim. Pendarahan yang terjadi karena ovum (sel telur) yang telah matang tidak dibuahi sehingga meluruh bersama endometrium (Suryo, 2009, hal. 118). Menstruasi atau haid adalah sel telur yang matang dan terbuang percuma ia sia-sia menanti sperma sang kekasih yang tak juga kunjung datang. Rasa sedih sangat menyesal karena kekasih tak juga datang, maka haid dianalogikan sebagai simbolisasi kekecewaan yang keluar melalui vagina (Handrawan, 2010, hal, 10). Proses fisiologi yang ditandai dengan pengeluaran darah melalui vagina dan rahim. Pendarahan terjadi karena ovum (sel telur) yang 9

description

vhvjvjhv

Transcript of BAB 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Menstruasi 1. PengertianMenstruasi adalah proses fisiologis yang ditandai dengan proses pengeluaran darah melalui vagina dari rahim. Pendarahan yang terjadi karena ovum (sel telur) yang telah matang tidak dibuahi sehingga meluruh bersama endometrium (Suryo, 2009, hal. 118). Menstruasi atau haid adalah sel telur yang matang dan terbuang percuma ia sia-sia menanti sperma sang kekasih yang tak juga kunjung datang. Rasa sedih sangat menyesal karena kekasih tak juga datang, maka haid dianalogikan sebagai simbolisasi kekecewaan yang keluar melalui vagina (Handrawan, 2010, hal, 10). Proses fisiologi yang ditandai dengan pengeluaran darah melalui vagina dan rahim. Pendarahan terjadi karena ovum (sel telur) yang telah matang dan tidak dibuahi sehingga meluruh bersama endometrium. (Nadine, 2009, hal. 118). Banyak sedikitnya darah haid itu dapat dipengaruhi oleh 3 faktor. Beberapa ketebalan lapisan dinding rahim yang terbentuk setiap daur haid Ini dipengaruhi oleh aktifitas hormon. Semakin aktif hormonnya semakin tebal pula lapisan endometriumnya (lapisan) yang terbentuk, sehingga semakin banyak darah yang akan dikeluarkan. Sebaliknya, semakin tipis lapisan endometrium yang terbentuk, maka akan semakin sedikit darah yang akan harus dikeluarkan selama haid. Selain itu, ada tidaknya obat-obatan, jamu, bahan berkhasiat yang dikomsumsi. serta adakah pula suatu penyakit pada organ reproduksi juga mempengaruhi jumlah darah haid. Setiap keadaan yang mempengaruhi proses pembekuan darah dalam tubuh ikut menentukan banyak sedikit nya darah yang keluar (Handrawan, 2010, hal. 22-23).

2. Siklus Menstruasi Tiap siklus haid menggambarkan suatu interaksi antara hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium dan endometrium. Menurut teori, hipotalamus sebagai pusat pengendali utama otak dan mengawasi sekresi hormon Gonadotropin Reliasing Hormone (GnRH) sehingga dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik atau feedback antara hormon steroid dan hormon Gonadotropin (Barbara kozier, 2010, hal 432).Estrogen yang menyebabkan umpan balik positif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif, jika kadarnya rendah maka umpan baliknya positif jika kadarnya tinggi. Estrogen yang meningkat mengakibatkan rangsangan pada lapisan rahim (endometrium) menebal, pada siklus haid endometrium dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadi ovulasi (Bobak, 2005, hal. 43).

Siklus menstruasi endometrium terdiri dari beberapa fase (Luiz carlos, 2007, hal.443)a. Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum yang matang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek, dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.b. Fase ProliferasiMerupakan perioide perubahan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulusi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14 siklus 28 hari, atau hari ke-18 siklus 32-hari. Permukaan endometrium secar lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang pendarahan berhenti. Sejak saat ini, maka terjadilah penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulusi. Fase proliferasi bergantung kepada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.c. Fase sekresiFase sekresi berlangsung sejak hari ovulusi sampai sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulusi, diproduksi lebih banyak progesteron, pada akhir fase sekresi endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalannya. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan selalu memberi nutrisi untuk ovum. Implantasi nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar tujuh sampai dengan 10 hari setlah ovulusi, apabila tidak terjdi pembuahan dan implantasi , korpus luteum (badan kuning) yang mnyesekresikan estrogen dan progesteron menyusut.d. fase iskemiselama fase iskemi, suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis.lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama untuk siklus berikutnya.satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium di bawah pengaruh FSH dan estrogen, lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih.e. Fase folikular (pre ovulasi)Pad siklus menstruasi ovarium ini bervariasi pada setiap wanita, hampir semua variasi lama siklus ovarium merupakan akibat variasi lamanya fase folikular, kadang-kadang 1 dari 100 siklus menstruasi lebih dari dari satu volikel diseleksi dan lebih dari satu oosit menjadi matur dan akan mengalami ovulasi. Setelah ovulasi, kadar estrogen menjadi turun pada 90% wanita mengalami pendarahan Cuma sedikit, sehingga tidak disadari pada 10% wanita mengalami pendaran yang cukup sehingga dapat dilihat dan mengakibatkan pendarahan dipertengahan siklus.

f. Fase Luteal Dimulai segera setelah ovulasi dan berakhir setelah awal menstruasi, fase pasca ovulasi pada siklus ovarium ini bisasanya berlangsung selama 14 hari (rentang 13 sampai 15 hari). Korpus uteum mencapai puncak aktivitas pungsional 8 hari setelah ovulasi, menyekresi baik hormon estrogen steroid maupun progesteron steroid. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal ini mencapai puncak, telur yang dubuahi bernidasi di endometrium. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar steroid menurun dua minggu setelah ovulasi jika tidak yerjadi fertilisasi dan implantasi, lapisan fungsional endometrium uterus tanggal selama menstruasi.Secara garis besar ada empat jenis gangguan haid yang sering dialami oleh seorang wanita, yaitu amenorea, dismenorea, menoragia, dan metroragia sebagai berikut :1) AmenoreaAmenorea merupakan keadaan ketika menstruasi teratur sebelum akil baligh, normal jika haid tidak datang, biasanya seorang wanita akan mengalami haid pertama sekitar umur 12 tahun hingga 16 tahun. Jika usianya sudah menginjak 16 tahun dan belum haid maka perlu mendapat perhatian. Dimungkinkan karena indung telur hormon tersebut tidak normal. Namun, pada wanita hamil yang menyusui dan menopause wajar jika wanita tersebut tidak mengalami haid. Gangguan amenorea terdiri dari dua jenis, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder.a) Amenorea primer adalah keadeaan seorang wanita yang belum pernah mengalami menstruasi, padahal sudah memasuki usia baligh. Hal ini menandakan telambatnya pertumbuhan seksual, seperti tumbuhnya buah dada dan tumbuhnya bulu-bulu di bagian lainnya. berbeda dengan amenorea primer.b) Amenorea sekunder terjadi ketika menstruasi tiba-tiba berhenti selama empat bulan atau lebih, atau perlahan-lahan menjadi jarang dan akhirnya berhenti.

2) DismenoreMerupakan menstruasi yang disertai rasa sakit dan kram, sama seperti amenorea. Manoragia merupakan pendarahan yang berlebihan dan terlalu lama pada menstruasi yang teratur. Ada beberapa penyebab dari monoragia yang dapat diketahui tumor uterus ( baik yang ganas maupun yang jinak) seperti kangker servik atau kangker rahim seperti polip, gangguan keseimbangan hormonal, benda asing dalam Rahim.3) MetroragiaMerupakan keadaan pendarahan yang terjadi antara dua siklus hai atau pendarahan yang tidak berhubungan dengan siklus haid dan jumlahnya bisa sedikit, atau banyak.keadaan ini dipengaruhi oleh ketidak seimbangan hormon tubuh, yaitu kadar hormon progesteron yang rendah atau hormon estrogen yang tinggi.4) MenoragiaMerupakan pendarahan yang berlebihan dan terlalu lama pada menstruasi yang teratur. Ada beberapa penyebab dari monoragia yang dapat diketahui. Diantaranya tumor uterus, gangguan keseimbangan hormonal, benda asing dalam rahim.(Dini kasdu, 2005, hal.10)

B. Konsep Dismenore (Nyeri Haid)1. PengertianDisminore atau nyeri haid merupakan sejumlah ketidaknyamanan tertentu selama hari-hari pertama atau hari kedua menstruasi, sangat umum terjadi pada remaja putri, sebagian besar remaja putri mengalami kram, nyeri abdomen, sakit punggung, dan pegal pada kaki, tetapi pada beberapa wanita sakit tersebut tidak dapat ditoleransi dan tidak mampu dikendalikan yang disertai rasa sakit yang hebat dan kram (Wong, 2009, hal. 620)Menurut pendapat Dini kasdu (2008, hal. 11) dismenore dibagi menjadi 2 (dua) yaitu dismenore primer dan disminore sekunder.a. Dismenore primerAdalah nyeri yang sangat hebat, tanpa patofisiologi pelvis yang dapat diidentifikasi. Dapat terjadi pada waktu menarche atau segera setelahnya. Disminorea ditandai oleh nyeri kram yang dimulai sebelum atau segera setelah awitan aliran menstrual dan berlanjutselama 48 hingga 72 jam (Brunner, 2001, hal. 1513). Penyebab dari dismenorea primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin, nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati servik (leher rahim) terutama jika saluran serviknya sempit.Menurut Bare & Smeltzer (2002, hal. 234), faktor resiko terjadinya disminore primer adalah: 1) Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secaraoptimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketikamenstruasi. 2) Belum pernah hamil dan melahirkan. Wanita yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang. 3) Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari), menstruasi menimbulkan adanya kontraksi uterus, terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan .Produksi prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang turus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi disminore. Umur Perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan. Menurut Medicastore (2004), wanita yang mempunyai resiko menderita disminore primer adalah: 1) Mengkomsumsi alkohol Alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggung jawab terhadap penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati terganggu karena adanya komsumsi alkoholyang terus menerus, maka estrogen tidak bisa disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh meningkat dan dapat menimbulkan gangguan pada pelvis 2) Perokok Merokok dapat meningkatkan lamanya menstruasi dan meningkatkan lamanya disminore.3) Tidak pernah berolah raga Kejadian disminore akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selam menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun berkurang dan menyebabkan nyeri.4) StresStres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot punggung bawah sehingga menyebabkan disminore.b. Dismenorea sekunder Adalah terdapat patologipelvis, seperti endometriosis, tumor, atau penyakit implamatori pelvik (PID), pada dismenorea sekunder ini disebabkan oleh adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan. Misalnya, endometriosis, infekxi rahim,kista/polip, tmor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ, dan jaringan di sekitarnya.penyebab dismenorea sekunder lainnya adalah kondisi panggul, endometriosis,fibroid,adenomiosis, dan peradangan pada tuba falopi,pelengketan abnormal antar organ dalam perut dan pemakaian kontrasepsi IUD. Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan, Hanya sekitar 25% wanita yang mengalaminya dan banyak ditemukan pada wanita pada usia 20 tahunan.Faktor lainya yang bisa memperburuk dismenorea adalah rahim yang menghadap belakang (retroversi) kurang berolah raga dan stres psikis atau stres sosial, kekurangan zat besi sangat berpengaruh pada kesehatan reproduksinya sejumlah ketidak nyamanan tertentu selama hai-hari pertama atau kedua menstruasi sangat umum terjadi, sebagian besar remaja putri mengalami kram, nyeri abdomen, sakit punggung,dan pegal pada kaki, tatapi pada sebagian wanita sakit tersebut tidak bisa ditoleransi dan tidak mampu dikendalikan. Pemeriksaan genekologis menyeluruh dilakukan untuk menyingkirkan adanya kemungkinan abnormalitas pelvis.Pengkajian dilakukan berdasarkan tipe dan durasi nyeri hubungan dengan aliran darah menstruasi dan semua gejala yang menyertainya. Pemeriksaan tidak hanya memberikan informasi kepada pemirsa, tetapi juga memberi bukti pada remaja putri bahwa masalahnya sedang ditangani dengan serius, penjelasan mengenai fisiologi menstruasi akan menenangkan remaja putri (Wong, 2009, hal. 620)

2. Patofisiologi Dismenore adalah nyeri yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul. Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan suatu prostaglandin, prostaglandin F2a, dari sel-sel endometrium uterus. Prostaglandin F2a adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan kontraksi pembuluh darah uterus, hal ini memperparah hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat. Nyeri hebat tersebut dapat teratasi dengan inhibitor prostaglandin misalnya indometasin, dapat secara efektif mengurangi kram. Inhibator prostaglandin harus digunakan pada saat tanda awal nyeri muncul, atau sebagian wanita pada tanda pertama pengeluaran (Corwin, 2000, hal 78).

3. Gejala klinis Gejala dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram di bagian bawah perut yang menyebar ke daerah pinggang, dan paha. Gejala terkait lainnya adalah mual, sakit kepala, cemas, diare, pusing, perut terasa penuh, bahkan beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan biasa berlangsung hingga beberapa hari (Bobak, 2005, hal 104).

4. Pengukuran skala nyeri Menurut Smelzer 2002, hal 218. nyeri bersifat individualistik dan karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri. Klien seringkali diminta untuk mendiskripsikan nyeri sebagai nyeri ringan, sedang atau parah. Skala deskriptif merupkan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (verbal descriptor scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari 3-5 kata pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini dirangking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsi nyeri.Skala penilaian numerik (numerical rating scales, NRS), lebih di gunakan sebagai alat pendeskripsi kata Klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Klasifikasi skala nyeri menurut Perry & Potter (2005) sebagai berikut: tidak semua klaen dapat memahami atau menghubungkan intensitas nyeri dalam bentuk angka. klaen ini mencakup anak-anak yang tidak mampu mengkomunikasi, dan orang yang tidak bisa berbahasa inggris. Untuk klaen jenis ini, skala peringkat Wajah mungkin lebih mudah untuk digunakan (Wong, 2001). Skala wajah mencatumkan skala angka dalam setiap ekspresi nyeri sehingga intensitas nyeri dapat didokumentasikan (Kozier Barbara, 2011, hal701-701).

Gambar 2.1 Skala Intensitas nyeri Deskriptif sederhana 10-poin dengan keterangan angka.(Smelzer, 2002, hal.238)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Gambar 2.3 Skala intensitas nyeri analog visual VAS

Nyeri bisa tertahankan Nyeri Tak TertahankanSkala analogi visual (VAS). Skala anlogi visual (gambar 2.3)sangat berguna juga dalam mengkaji intensitas nyeri pada menstruasi. Skala tersebut berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. klaen dimintak untuk menunjukkan titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi di sepanjang rentang tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan tidak ada atau tidak nyeri, sdangkan ujung kanan biasanya menandakan nyeri berat atau nyeri yang paling berat (buruk).

5. PenatalaksananMenurut Bare & Smeltzer (2002, hal. 231). penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari: a. Masase kutaneus Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.b. Terapi panas Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.c. Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS) TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nesiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut yang menstramisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

d. Distraksi Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh: menyanyi, berdoa, menceritakan gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan bermain satu permainan. e. Relaksasi Merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan, contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan. f. Imajinasi Imajinasi merupakan hayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari rasa nyeri yang dirasakan.

C. Kompres Hangat1. Pengertian Kompres adalah memberikan rasa aman pada pasien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan (Kusyati, Eni dkk, 2005 ). Menurut Gabriel (1996), kompres dapat diberikan dalam keadaan kering atau basah dan dingin atau hangat. Kompres menggunakan media panas, uap panas, lumpur panas, handuk panas, electric panas dan lain-lain. Dari beberapa media tersebut, kantong air panas atau botol berisi air panas merupakan cara yang sangat efisien dalam pengobatan nyeri.Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Perry & Potter, 2005, hal 678). Menurut Bare & Smeltzer (2001, hal.217), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.Menurut Bobak (2005, hal.321), kompres hangat berfungsi untuk mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis.Sri Rahayu (2010, hal. 12 ), kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat di salurkan melalui konduksi (botol air panas). Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah Kompres hangat adalah metode yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.2. Manfaat Efek Panas Panas digunakan secara luas dalam pengobatan karena memiliki efek dan manfaat yang besar. Adapun manfaat efek panas adalah a. Efek fisik Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segalah arah.b. Efek kimia Sesuai dengan Van Hoff bahwa rata-rata kecepatan reaksi kimia didalam tubuh tergantunag pada temperatur. Menurunnya reaksi kimia tubuh sering dengan menurunnya temperatur tubuh. Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. c. Efek Biologis Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh.Adapun mamfaat lain dari kompres hangat tersebut yaitu, dapat meningkatkan aliran darah kebagian tubuh yang mengalami cedra atau nyeri, dan mempercepat pengiriman nutrisi dan pembuangan zat sisa, meningkatkan pengiriman leokosit dan antibiotik ke daerah nyeri dan meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri, meningkatkan aliran darah dengan memberi rasa hangat. (Potter, 2006, hal. 1889)

3. Mekanisme Kerja Panas Energi panas yang hilang atau masuk kedalam tubuh melalui kulit dengan empat cara yaitu: secara konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari buli-buli panas ke dalam perut yang akan melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita disminore primer, karena pada wanita yang disminore ini mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot polos (Gabriel, 2000, hal. 465). Menurut Perry & Potter (2005), Kompres hangat dilakukan dengan memprgunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi pengukuran rasa nyeri.

9