Bab 2

2

Click here to load reader

Transcript of Bab 2

Page 1: Bab 2

2.1.3. Struktur Geologi

Sejarah struktur Lembar Tanjungkarang meliputi peristiwa-

peristiwa tektonik sejak Paleozoikum Akhir sampai Resen. Tetapi

unsur-unsur utama, yaitu sesar dan lipatan, dikuasai oleh tektonika

Tersier Akhir-Kuarter Awal. Struktur lipatan yang tersingkap hanya

terdapat di dalam runtunan pra-Tersier, khususnya di dalam batuan

malihan Kompleks Gunungkasih. Batuan malihan tersebut

memperlihatkan perlipatan berulang-ulang dan pembelahan.

Kesekisan yang jelas di dalam batuan tersebut semula terlipat

dengan sumbu lebih kurang timur-barat, kemudian diikuti perlipatan

tegak berarah baratlaut-tenggara. Sejarah pencenanggaan banyak fasa

batuan malihan juga dipastikan dengan adanya banyak sekali lipatan

kerut berukuran kecil dengan berbagai arah, tetapi terutama dengan arah

sumbu timur-barat dan timurlaut-baratdaya. Sedimen Kapur telah

terungkit kuat berupa lipatan-lipatan terjal berjurus baratlaut-tenggara.

Persesaran merupakan unsur struktur yang menguasai daerah

penelitian, dan khas lebih kuat/banyak dalam batuan pra-Tersier

daripada di dalam runtunan batuan yang menutupinya. Arah sesar yang

terdapat juga di dalam satuan-satuan praHolosen, dan arah utama sesar

dan kelurusan ialah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya, dengan

beberapa sesar kecil berarah lebih kurang utara-selatan.

Sesar-sesar baratlaut-tenggara merupakan sesar yang paling banyak

dijumpai dan sekaligus yang paling kompleks. Sebarannya sangat luas

dan panjang masing-masing sesar mencapai 25-35 km. Khususnya

banyak ditemukan di Lajur Barisan, di bagian baratdaya, tetapi

kemungkinan besar terdapat di bawah runtunan penutup endapan

Kuarter. Sesar-sesar yang terpetakan di Lajur Barisan mempunyai

sejarah yang kompleks, dibuktikan dengan gerakan-gerakan renggut,

turun dan berbalik. Sesar-sesar utama yang secara tak resmi disebut

Sesar Menanga dan Sesar Lampung-Panjang, ditafsirkan merupakan

bagian dan gabungan sistem Sesar Sumatera.

Page 2: Bab 2

5

Sesar Menanga ditafsirkan berumur awal Kapur Tengah. Sesar

Lampung-Panjang mungkin masih lebih tua, mewakili rantas

Paleozoikum Akhir yang memisahkan busur-muka atau parit runtunan

pelit, arenit malih dan batugamping malih, dan runtunan busur benua

yang terdiri dari batuan gunungapi malih dan ortogenes, yang secara

bersama-sama membentuk Kompleks Gunungkasih. Kedua sesar

tersebut telah digiatkan lagi paling sedikit dua kali selama Tersier,

berupa sesar berbalik dan sesar renggut, dan dalam hal Sesar Lampung,

sebagai sesar turun (Mangga, 1993).

Pola Kompleks sesar-sesar yang teramati dan kelurusan-kelurusan

geologi potret yang terdapat di Lembar ini, memberikan dugaan bahwa

sesar sesar tersebut tidak dapat berasal dari satu lapangan tegangan saja.

Rupanya terdapat dua arah tegangan utama selama masa akhir Tersier.

Pemampatan yang berarah utara-selatan bertanggungjawab atas gerakan

menganan di sepanjang sesar baratlaut-tenggara (dan gerakan mengiri

di sepanjang sesar-sesar timurlaut-baratdaya). Pemampatan yang

berarah timur-barat bertanggungjawab atas sesar berbalik barutlaut-

tenggara yang terjadi kemudian (Holder, 1990).