BAB 1.doc
Transcript of BAB 1.doc
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan peta geologi. Peta geologi merupakan sarana untuk
menggambarkan pola penyebaran batuan dan hubungan antar satuan
batuan. Peta geologi mengandung informasi yang bersifat objektif dan
interpretatif yang akan mencerminkan sejarah pembentukan daerah
pemetaan.
Bagi seorang geologis, ‘lapangan” merupakan tempat dimana
batuan dan tanah dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu
dibutuhkan pengetahuan mengenai geologi lapangan yang digunakan
untuk mempelajari dan menafsirkan struktur dan sifat batuan yang
terdapat pada singkapan yang nantinya akan digunakan untuk memetakan
kondisi geologi suatu daerah.
Dalam upaya penerapan ilmu geologi yang merupakan ilmu yang
mempelajari material penyusun kerak bumi, proses-proses yang
berlangsung selama dan atau setelah pembentukannya maupun sejarah
geologi yang dapat terungkap melalui informasi batuan yang ada, maka
dilakukan berbagai analisis dan pendekatan geologi seperti analisis
keterdapatan minyak dan gas bumi, mineral logam dan aspek lingkungan,
namun pendekatan dan penelitian geologi dasar (basic geology) harus
menjadi yang terdepan, karena jika terjadi kesalahan pada geologi dasar,
pada tahap selanjutnya akan mengalami kekeliruan (Barnes, 1991). Salah
satu bentuk pendekatan dan penelitian geologi dasar tersebut adalah
pemetaan geologi.
Pemetaan geologi merupakan suatu pekerjaan dalam merekonstruksi
kondisi geologi suatu daerah, yang akan menghasilkan peta geologi dan
peta tematik pendukung lainnya (Zakaria, 2005). Daerah Desa Kolok Nan
Tuo, Kecamatan barangin, Kabupaten Sawahlunto, Provinsi Sumatera
Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
keanekaragaman proses geologi sehingga daerah tersebut masih sering
diperdebatkan maka pemetaan geologi pun dilakukan untuk memperoleh
informasi mencakup litologi, stratigrafi, struktur geologi, geomorfologi
dan lebih lanjut aplikasinya dalam dunia industri minyak dan gas bumi
sebagai sarana pencarian hidrokarbon. Dengan memperoleh data – data
tersebut maka akan dapat dilakukan pendekatan yang lebih rinci.
Ditinjau dari aspek ekonomis,kabupaten Sawahlunto memiliki potensi
yang besar sebagi sumber hydrocarbon. Hal ini menambah kemenarikan
daerah penelitian untuk dikaji lebih terperinci.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pemetaan Geologi Lanjut ini dilakukan dengan maksud untuk
memperluas dan meningkatkan pemahaman peneliti dalam ilmu geologi,
mengetahui fenomena dan kondisi geologi daerah penelitian dengan
2
membuat Peta Geomorfologi, Peta Kerangka Geologi, Peta Pola Jurus
Perlapisan Batuan dan yang kemudian dirangkum dalam suatu Peta
Geologi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian di Daerah Wakaokili dan
Sekitarnya adalah untuk mengetahui berbagai aspek geologi yang ada
berupa:
1. Aspek geomorfologi, meliputi unsur-unsur geomorfologi dan penarikan
batas-batas satuan geomorfologi berdasarkan klasifikasi yang ada,
2. Aspek litostratigrafi, meliputi urut-urutan perlapisan batuan penyusun di
lokasi penelitian yang dihubungkan dengan penamaan satuan batuan dan
mengkorelasikannya dengan satuan satuan resmi yang ada,
3. Mengetahui struktur geologi, mengukur dan menganalis indikasi yang ada
serta menentukan jenis dan pola strukturnya,
4. Aspek sejarah geologi, meliputi kronologis peristiwa perkembangan
pembentukan batuan di lokasi penelitian yang dihubungkan dengan
tektonik serta skala waktu geologi berdasarkan analisis data yang ada,
5. Aspek geologi bahan galian dan penyebaran bahan galian tersebut di
lokasi penelitian.
1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Secara administratif, daerah penelitian termasuk ke dalam Daerah
Desa Kolok Nan Tuo dan sekitarnya, Kecamatan Barangin, Kabupaten
Sawahlunto, Propinsi Sumatera Barat yang terletak sebelah barat kota
3
Solok berjarak 35 Km atau sekitar 2 jam dari Kota solok terdiri dari 4
Kecamatan, 10 Kelurahan dan 27 desa, Sedangkan batasan wilayah Kota
Sawahlunto dilihat dari letak administrasi berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar,
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Solok,
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung,
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Solok,
Daerah pemetaan yang terletak sekitar 100 Km sebelah timur Kota Padang
dan dalam lingkup Propinsi Sumatera Barat berlokasi pada bagian tengah
propinsi Sumatera barat atau sekitar 3 Jam dari Kota padang. Untuk
mencapai lokasi penelitian dari Pekanbaru dapat dilakukan dengan
menggunakan transportasi darat (Bus AKBP atau kendaraan pribadi) ke
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat kemudian diteruskan ke Desa kolok
Nan Tuo dengan menggunakan sepeda motor selama kurang lebih 30
menit.
1.4 Waktu Penelitian dan Kelancaran Kerja
Penelitian dilaksanakan mulai bulan februari 2015 sampai bulan
November 2015 yang terdiri atas tahap persiapan, kajian pustaka, pengambilan
data lapangan, pengolahan data, dan penyusunan laporan. Pengambilan data
lapangan dilakukan pada bulan oktober – Nofember 2015 selama lebih kurang 2
minggu.
4
BulanKegiatan
Agustus September Oktober1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Pembuatan peta untuk survai survai lokasipemetaan Persiapan Pembuatan peta Dan BAB I,II,III Penelitian Kolokium
Untuk kelancaran kerja lapangan, penulis menjadikan Desa Kaisabu Baru
dengan menggunakan Rumah Jabatan Camat Kolok Nan Tuo sebagai basecamp
dengan pertimbangan akomodasi dan pencapaian lokasi yang mendukung
kelancaran kerja. Adapun kendala yang dihadapi saat melakukan pengambilan
data di lapangan adalah vegetasi lebat, kontur yang berbukit-bukit terjal dan serta
kesampaian yang lokasi yang jauh dari pemukiman dan tidak dapat dilalui oleh
kendaraan
1.5 Geografi Umum
Kota Sawahlunto terletak sekitar 100 Km sebelah timur Kota Padang dan
dalam lingkup Propinsi Sumatera Barat berlokasi pada bagian tengah
propinsi ini. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah 0034' - 0 046'
Lintang Selatan dan 1000 41' – 1000 49' Bujur Timur.sedangkan tempat
daerah penelitian terletak pada koordinat 100o 40’26’’BT - 100042’18’’00
36’16’’ LS – 00 37’24 LS
1.5.1. Kondisi Topografis
5
Secara topografi wilayah Kota Sawahlunto terletak pada daerah perbukitan
dengan ketinggian antara + 250 – 650 meter permukaan laut. Wilayah ini
terbentang dari Utara ke Selatan, bagian Timur dan Selatan mempunyai
topografi yang relative curam (kemiringan lebih dari 40 %) yang luasnya
28,52 % dari luas wilayah keseluruhan, sedangkan bagian Utara
bergelombang dan relative datar. Kemiringan dan keterjalan bentang alam
ini telah menjadi kendala atau faktor pembatas pengembangan wilayah
Kota Sawahlunto. Bentang alam yang landai terletak hampir di tengah
daerah Kota Sawahlunto, tetapi umumnya merupakan jalur-jalur sempit
sehingga dirasa sulit untuk dikembangkan menjadi permukiman perkotaan.
Posisinya memanjang sepanjang Sesar Sawahlunto, memisahkan
perbukitan terjal yang terletak dikedua sisinya. Dataran yang relatif landai
sehingga memungkinkan berkembangnya permukiman perkotaan hanya
dijumpai di Talawi dan Kota Sawahlunto sendiri.
Tabel 1.
Kondisi Kelerengan Lahan di Kota Sawahlunto
6
Gambar. 01
Peta Wilayah Penelitian
Sumber : RTRW Kota Sawahlunto 2010-2030
7
1.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data serta cara menganalisis dilakukan dengan pengamatan
langsung ke lapangan (observasi), pemetaan dan analisis dilakukan dengan cara
studi literatur yang bersumber dari makalah, buku-buku yang mendukung, internet
serta berdiskusi dengan dosen-dosen yang bersangkutan.
8