BAB 1,2,3
-
Upload
michael-levy -
Category
Documents
-
view
213 -
download
2
description
Transcript of BAB 1,2,3
![Page 1: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTerwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang
optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan, salah satu di antaranya ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya dan diberi tanggung jawab sebagai
pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/
kotamadya bersangkutan.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan.Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus
mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Adanya bentuk pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh Puskesmas
ini diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap
Puskesmas tersebut. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang
dikehendaki, maka pasien akan puas. Sebaliknya, jika pelayanan yang diberikan
tidak sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan tidak puas yang
menyebabkan kehilangan minat pasien untuk berobat dan ini akan menyebabkan
pasien mempunyai sikap negatif terhadap Puskesmas tersebut, sehingga jumlah
pasien yang berkunjung menurun.
Pada penelitian ini, tingkat kepuasan pasien terhadappelayanan
kefarmasian yang diberikan oleh Puskesmas dapat diketahui dengan kuesioner
![Page 2: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/2.jpg)
yang akan dibagikan langsung kepada pasien Puskesmas. Meskipun penelitian
ini ruang lingkupnya hanya Puskesmas, tetapi sangat mempunyai potensi yang
baik meliputi potensi Sumber Daya Manusia, Manajemen Puskesmas dan
Pelayanannya. Sehingga, potensi yang dimiliki oleh Puskesmas Kebun Lada
dapat diterima oleh semua pasien yang berkunjung di Puskesmas tersebut.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka peneliti akan
mengadakanpenelitian dengan judul“Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kebun Lada Kecamatan Binjai Utara”.
1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Bagaimanakah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian
yang diterima?
2) Apakah kualitas pelayanan kefarmasian yang ditinjau dari variabel bukti
langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan perhatian
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien?
3) Dari variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan
perhatian,variabel manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap
kepuasan pasien?
1.3 Tujuan PenelitianTujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian.
2) Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap
kepuasan pasien ditinjau dari variabel bukti langsung, kehandalan, daya
tanggap, jaminan dan perhatian.
1.4 Manfaat Penelitian1) Dapat memberikan masukan bagi manajemen puskesmas dalam
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan untuk memenuhi
kepuasan pasien yang lebih baik di masa yang akan datang.
![Page 3: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/3.jpg)
2) Dapat memperkaya bahan kepustakaan dan menambah wawasan
kesehatan khususnya di bidang farmasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jasa/LayananMenurut Fandy Tjiptono (2008), Jasa (services) merupakan aktivitas,
manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel
reperasi kendaraan bermotor, salon kecantikan, kursus keterampilan, pusat
kebugaran, restoran, hotel, rumah sakit, universitas, dan lain-lain.
Empat karakteristik utama jasa/layanan yang membedakannya dari
barang dikenal dengan istilah paradigma IHIP, yaitu : Intangibility, Heterogeneity,
Inseparability, dan Perishability (Fandy Tjiptono, 2008).
1) Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).
Jasa bersifat intengibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
dicium atau didengar sebelum pelanggan mencoba atau membeli. Karena sifat
jasa ini tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak
mudah didefinisikan, diinformasikan atau dipahami secara rohani. Maka dalam
hal ini perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti
fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.
2) Heterogeneity/Variability/inconsistency (keragaman)
Layanan bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized
out-put
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan,
dan
dimana layanan tersebut dihasilkan.
3) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Jasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Hal ini bisa
dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam
pemberian perhatiankhususnya pada tingkat partisipasi atau keterlibatan
pelanggan dalam proses jasamisalnya aktivitas dan peran serta pelajar atau
mahasiswa dalam pendidikandisekolah maupun di perguruan tinggi.
![Page 4: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/4.jpg)
4) Perishability (tidak tahan lama)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan
dan jasasangat bervariasi dalam melakukan pemasaran jasa yang dipengaruhi
faktormusiman.
2.1.1 Dimensi Kualitas Jasa/LayananKualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan
melalui dimensi-dimensinya. Beberapa pakar mengemukakan dimensi-dimensi
kualitas layanan. Dalam perkembangannya, terdapat lima dimensi utama yang
disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:
1) Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan penyedia layanan
untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.
2) Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespons
permintaan mereka dengan segera.
3) Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan
karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust)
dan keyakinan para pelanggan.
4) Empati (emphaty), berarti bahwa perusahaan memahami masalah para
pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan
perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang
nyaman.
5) Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas
layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia dan materi komunikasi
perusahaan.
2.2 Pengertian Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa
senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya).
Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan
seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu prosuk atau mendapatkan
peyanan suatu jasa. Kepuasan/ketidakpuasan tergantung pada perbedaan
antara apa yang diperoleh seseorang dan apa yang diharapkan atau
![Page 5: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/5.jpg)
diinginkan.Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang
merupakan hasil dari membandingkan penampilan produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang (Joko Winoyo, 2000).
2.2.1 Kepuasan Pelanggan/Pasien Memahami kebutuhan dan keingian konsumen dalam hal ini pasien
adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan merupakan hasil dari respons konsumen terhadap
produk atau jasa.Kepuasan konsumen merupakan evaluasi dimana alternatif
yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapankonsumen.
Situasi ketidakpuasan terjadi manakala konsumen telah menggunakan produk
atau mengalami jasa yang dibeli dan merasakan bahwa kinerja produk ternyata
tidak memenuhi harapan (Fandy Tjiptono, 2008).
Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan Puskesmas ditentukan oleh
tingkat kepuasan pasien terhadap penerimaan pelayanan kesehatan. Kepuasan
penerimaan pelayanan dicapai apabila pasien memperoleh pelayanan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan yang diharapkan.
2.2.2 Pengukuran Kepuasan KonsumenPemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah
menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap penyedia jasa. Hal ini dikarenakan
langkah tersebut dapat memberiakan umpan balik dan masukan bagi keperluan
pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pasien. Pada
prisipnya, kepuasan konsumen dapat diukur dengan berbagai macam metode
dan teknik.
Ada 4 metode dalam mengukur kepuasan, sebagai berikut:
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen perlu memberikan
kesempatan yang luas kepada konsumen untuk menyampaikan saran, pendapat
dan keluhan mereka terhadap pelayanan yang disediakan.
2. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
konsumen adalah dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost shopping)
untuk berperan atau bersikap sebagai konsumen kepada pesaing. Dengan cara
ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari pesaing.
![Page 6: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/6.jpg)
3. Lost Customer Analysis
Penyedia jasa mengevaluasi dan menghubungi konsumen yang telah
berhenti membeli atau yang telah pindah ke penyedia jasa lain, agar dapat
mengetahui mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan selanjutnya.
4. Survei Kepuasan konsumen
Melalui survey, penyedia jasa akan memperoleh tanggapan dan umpan
balik (feedback) secara langsung dari konsumen serta memberikan kredibilitas
(dipercaya) positif bahwa penyedia jasa menaruh perhatian terhadap konsumen.
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan
bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan
dikatakan tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka
layanan disebut memuaskan.
Pengukuran kualitas jasa dirancang untuk mengukur harapan dan
persepsi pelanggan serta diantara keduanya pada 5 dimensi kualitas jasa
(keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan unsur-unsur fisik).
Ada 5 faktor yang menentukan tingkat kepuasan pasien, yaitu:
1. Kualitas produk farmasi yaitu kemampuan menyembuhkan
penyakit.Persepsi pasien terhadap produk farmasi dipengaruhi oleh dua hal yaitu
kenyataaan sesungguhnya kualitas produk farmasi dan komunikasi.
2. Kualitas pelayanan terhadap pasien
Pasien akan puas bila mereka mendapat pelayanan yang baik, ramah,
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Komponen emosional yaitu pengaruh atau pertimbangan yang
diharapkan.Komponen emosional seperti sugesti dan perasaan bangga.
4. Masalah harga
Konsumen akan memilih produk farmasi dengan harga lebih murah
dengan kemanjuran sama yang harganya jauh lebih mahal.
5. Faktor biaya
Untuk produk farmasi tersebut konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan.
2.3 PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
![Page 7: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/7.jpg)
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Yang di
maksud dengan Puskesmas adalah suatu unit penyelenggara fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan, serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat
yang bertempat tinggal di dalam suatu wilayah (Dep Kes RI, 2004).Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas
merupakan unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Sebagai lembaga kesehatan yang bermisi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, Puskesmas telah berperan dalam memelihara dan
meningkatkanderajat kesehatan masyarakat. Kepercayaan yang diberikan
masyarakat danpemerintah terhadap Puskesmas tersebut adalah sebuah
kehormatan sekaligus amanatdan tugas berat yang harus dipikul dengan
sungguh-sungguh dan hati penuhkeikhlasan, lebih-lebih dengan perkembangan
ilmu dan teknologi dalam bidangkesehatan maka Puskesmas ini dituntut lebih
keras lagi berusaha dan meningkatkanprofesionalisme dalam bekerja khususnya
dalam memberikan pelayanan kesehatankepada para pasiennya.
2.3.1 Kriteria PuskesmasMenurut jenis kegiatan pelayanan yang diberikan, Puskesmas dibagi
menjadi dua yaitu Puskesmas perawatan dan Puskesmas non perawatan.
1) Puskesmas Perawatan
Adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruang dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan medis operatif terbatas
maupun rawat inap sementara.
A. Kriteria Puskesmas perawatan adalah sebagai berikut:
- Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dan rumah sakit.
- Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dan Puskesmas
di sekitarnya.
- Puskesmas di pimpin oleh dokter dan telah memiliki tenaga medis yang
memadai.
- Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang rata-rata per hari.
![Page 8: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/8.jpg)
- Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah tiga
Puskesmas disekitannya minimal rata- rata 20.000 per Puskesmas.
- Pemenintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang
memadai.
B. Fungsi
Fungsi Puskesmas Perawatan adalah sebagai “pusat rujukan antara”
dalam melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dibawah ke
rumah sakit.
C. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas perawatan adalah sebagai :
- Melakukan tindakan operasi terbatas terhadap penderita gawat darurat
antara lain: kecelakaan lalu lintas, penyakit lain yang mendadak dan
gawat.
- Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi
penderita dalam rangka diagnostik dengan rata- rata perawatan tiga hari
atau maksimal tujuh hari.
- Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman
penderita lebih lanjut ke rumah sakit.
- Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan
persalinan dengan penyulit.
- Melakukan metode operasi pria dan operasi wanita untuk keluarga
berencana.
2) Puskesmas Non Perawatan
Adalah Puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan dasar tanpa
tambahan fasilitas rawat inap sementara.
2.4 Pelayanan ObatPelayanan obat terdiri dari pengkajian resep, penyerahan obat dan
Pemberian Informasi Obat. Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi
persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik
![Page 9: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/9.jpg)
Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi
yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan dan pelayanan obat adalah agar pasien mendapatkan obat sesuai
dengan resep dokter.
2.5 Pelayanan komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Penyebab utama pasien tidak menggunakan obat secara tepat adalah
karena minimnya informasi obat yang diterima oleh pasien tersebut. Oleh karena
itu, sangatlah penting bagi Asisten Apoteker menyediakan waktu untuk
memberikan komunikasi dan informasi mengenai obat yang diterima oleh pasien,
sehingga dapat tercapai kesembuhan pada penyakit yang dideritanya.
Komunikasi adalah proses memberitahukan informasi, berita, pesan,
pengetahuan kepada masyarakan agar pengetahuan yang diterima dapat
dimengerti dengan baik. Dalam komunikasi biasanya diawali dengan
menanyakan kondisi atau keadaan seseorang yang akan diajak berkomunikasi.
Informasi adalah pesan, berita, penerangan dan keterangan,
pemberitahuan yang ditujukan kepada pasien terhadap obat yang diberikan
mengenai nama obat, dosis, cara penggunaan dan reaksi khusus yang
ditimbulkan oleh obat tersebut.
Edukasi adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan yang ditujukan pada pasien tentang seputar obat tersebut,
seperti obat yang mempunyai penyimpanan khusus dan batas maksimal
pemakaian obat, mengubah pola hidup seseorang (misal pasien terkena
diabetes sebaiknya tidak boleh makan yang berlemak dan mengurangi
makanan yang mengandung kadar gula).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan informasi
yaitu tentang khasiat obat, kapan efek tersebut terjadi, apa tujuan terapi dengan
obat tersebut, akibat yang tidak diinginkan yang mungkin timbul, apa yang
dilakukan bila pemberian obat tersebut kurang bermanfaat untuk mengurangi
keluhan penderita.
a. Informasi tentang efek samping, yaitu efek samping apa yang mungkin
terjadi, selama berapa lama efek tersebut terjadi, apakah efek samping tersebut
akan menimbulkan kesukaran, tindakan apa yang harus dilakukan apabila terjadi
![Page 10: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/10.jpg)
efek samping obat.
b. Peringatan khusus, yaitu larangan sehubungan dengan penggunaan obat,
misalnya dekstrometropan tidak boleh diminum saat penderita menjalankan
kendaraan bermotor.
c. Perintah yang harus dilaksanakan penderita yaitu, mengapa dan kapan
penggunaan obat tersebut, berapa lama obat diberikan, dimana penyimpanan
obat dilakukan, apa yang harus dilakukan apabila ada efek samping atau
keracunan obat.
2.6 Kerangka PemikiranPuskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia
termasuk Puskesmas. Sebagai praktisi kesehatan kita harus meningkatkan mutu
pelayanan secara terus menerus baik mutu dari segi sumber daya maupun
pelayanan kesehatan yang diberikan.
Kerangka teoritis dalam penelitian ini memadukan lima dimensi utama
kualitas layanan yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan atau pasien.
Kerangka penelitian ini tenaga digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran
terhadap masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka konseptual yang
dikembangkan dalam model ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
Tingkat Kualitas Pelayanan Jasa Puskesmas terhadap Kepuasan Konsumen
D DAYA TANGGAP
KEPUASAN
PASIEN
KEHANDALAN
![Page 11: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/11.jpg)
2.7 Definisi OperasionalDalam penelitian ini definisi operasional dari variabel penelitian adalah:
1) Keandalan (Reliability), diukur dengan tindakan pelayanan yang tepat
oleh petugas farmasi, profesionalisme dalam menangani pertanyaan pasien oleh
petugas farmasi, memberikan pelayanan dengan tepat dan benar, memberikan
pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan memberikan pelayanan
selalu sesuai dengan jadwal.
2) Daya Tanggap (Responsiveness), diukur dengan indikator kesigapan
petugas farmasi dalam menangani keluhan pasien, respons cepat terhadap
kebutuhan pasien, dan memberikan informasi yang jelas kepada pasien.
3) Jaminan (Assurance), diukur dengan indikator keahlian dan
pengetahuan yang dimiliki petugas farmasi, tindakan pelayanan yang sopan oleh
petugas Puskesmas, rasa aman dan terjaminnya pasien pada saat melakukan
pengobatan, keterampilan petugas farmasi dalam melayani pasien dan
kemampuan petugas menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan pasien.
4) (Empathy), diukur dengan indikator pelayanan dan keramahan yang
sama tanpa memandang status pasien, perhatian petugas terhadap masalah
atau keluhan pasien dan memberikan perhatian kepada setiap pasien.
5) Bukti Langsung (Tangibles), diukur dengan indikator kondisi gedung
Puskesmas, peralatan yang digunakan petugas Puskesmas, kenyamanan dan
kebersihan setiap ruangan Puskesmas, kerapian dan kebersihan semua petugas
Puskesmas dan penataan interior dan eksterior Puskesmas.
BUKTI FISIK
EMPATI
JAMINAN
![Page 12: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu melihat
tingkatkepuasanpasien terhadap pelayanan kefarmasian.
3.2 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kebun Lada. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Juni–Juli 2015 selama 2 minggu.
3.3 Populasi dan SampelPopulasi dari penelitian ini adalah pasien yang berobat di Puskesmas
Kebun Lada dan mendapatkan pelayanan dari unit farmasi.
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa pasien yang datang ke Puskesmas
Kebun Lada rata- rata perharinya adalah 100 orang dan dalam dua minggu
adalah 100 x 5 x 2 = 1000 orang. Sehingga dalam penelitian ini banyaknya
sample yang digunakan adalah 10 % x 1000 = 100 orang dalam dua minggu dan
![Page 13: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/13.jpg)
perharinya sample yang digunakan adalah 100 dibagi 10 adalah 10 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan tidak memberi
kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi serta menetapkan
tujuan tertentu pada
sampelnya.Karakteristik subyek yang ditetapkan sebagai kriteria populasi adalah
pasien yang mendapatkan pelayanan dari unit farmasi.
3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan DataPada penelitian ini data yang diperlukan bersumber pada responden
dimana data tersebut diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pasien
Puskesmas. Jenis dan alat pengumpul data yang digunakan adalah:
1) Data primer yaitu data yang seluruhnya dikumpulkan dengan wawancara
langsung menggunakan kuesioner.Data primerterdiri dari identitas responden,
responsiveness (daya tanggap), reliability (keandalan),assurance
(jaminan,kepastian), emphaty (kepedulian), tangibles (unsur-unsur fisik,
berwujud).
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari puskesmas.Data sekunder
meliputi gambaran umum lokasi antara lain: struktur organisasi Puskesmas, letak
Puskesmas dan jumlah pasien pada bulan Juni - Juli 2015.
3.5 Pengolahan dan Analisis DataResponden menjawab pertanyaan kuesioner dengan memberi tanda
silang (x) pada jawaban yang telah disediakan dengan lima kemungkinan yang
tersedia. Setiap pilihan jawaban responden diberi skor nilai atau bobot yang
disusun secara bertingkat berdasarkan Skala Verbal. Pengolahan data dari
kuesioner tersebut dilakukan secara manual sebagai berikut:
1) Dimensi Reliabilitas ( Reliability ) terhadap tingkat kepuasan
diukurberdasarkan Skala Verbal. Jumlah pertanyaan untuk keandalan adalah 5
pertanyaan, tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban, dimana tiap jawaban memiliki
nilai:
a) Sangat memuaskan : bobot 5
b) Memuaskan : bobot 4
![Page 14: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/14.jpg)
c) Cukup memuaskan : bobot 3
d) Kurang memuaskan : bobot 2
e) Sangat tidak memuaskan : bobot 1
Maka nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 25 poin dan total skor
untuk seluruh responden 100 orang adalah 2500 poin. Berdasarkan total skor
yang diperoleh responden, maka tindakan responden dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu:
a. Tingkat sikap puas, apabila total skor > 75% (skor >1875 poin)
b. Tingkat sikap cukup puas, apabila total skor 50 – 75% (skor 1250 – 1875
poin)
c. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor < 50% (skor <1250 poin)
2) Dimensi Daya Tanggap( Responsiveness ) terhadap tingkat kepuasan
diukur berdasarkan skala Verbal. Jumlah pertanyaan untuk daya tanggap adalah
3 pertanyaan, tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban, dimana tiap jawaban memiliki
nilai:
a) Sangat memuaskan : bobot 5
b) Memuaskan : bobot 4
c) Cukup memuaskan : bobot 3
d) Kurang memuaskan : bobot 2
e) Sangat tidak memuaskan : bobot 1
Maka nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 15 poin dan total skor
untuk seluruh responden 100 orang adalah 1500 poin. Berdasarkan total skor
yang diperoleh responden, maka tindakan responden dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu:
a. Tingkat sikap puas, apabila total skor > 75% (skor >1125 poin)
b. Tingkat sikap cukup puas, apabila total skor 50 – 75% (skor 750 – 1125
poin)
c. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor < 50% (skor <750 poin)
3) Jaminan,Kepastian ( Assurance ) terhadap tingkat kepuasan diukur
berdasarkan Skala Verbal. Jumlah pertanyaan untuk daya tanggap adalah 4
pertanyaan, tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban, dimana tiap jawaban memiliki
nilai:
a) Sangat memuaskan : bobot 5
![Page 15: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/15.jpg)
b) Memuaskan : bobot 4
c) Cukup memuaskan : bobot 3
d) Kurang memuaskan : bobot 2
e) Sangat tidak memuaskan : bobot 1
Maka nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 20poin dan total skor
untuk seluruh responden 100 orang adalah 2000 poin. Berdasarkan total skor
yang diperoleh responden, maka tindakan responden dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu:
a. Tingkat sikap puas, apabila total skor > 75% (skor >1500 poin)
b. Tingkat sikap cukup puas, apabila total skor 50 – 75% (skor 1000 – 1500
poin)
c. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor < 50% (skor <1000 poin)
4) Kepedulian ( Emphaty ) terhadap tingkat kepuasan diukur berdasarkan
Skala Verbal.Jumlah pertanyaan untuk daya tanggap adalah 3 pertanyaan, tiap
pertanyaan memiliki 5 jawaban, dimana tiap jawaban memiliki nilai:
a) Sangat memuaskan : bobot 5
b) Memuaskan : bobot 4
c) Cukup memuaskan : bobot 3
d) Kurang memuaskan : bobot 2
e) Sangat tidak memuaskan : bobot 1
Maka nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 15 poin dan total skor
untuk seluruh responden 100 orang adalah 1500 poin. Berdasarkan total skor
yang diperoleh responden, maka tindakan responden dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu:
a. Tingkat sikap puas, apabila total skor > 75% (skor >1125 poin)
b. Tingkat sikap cukup puas, apabila total skor 50 – 75% (750 – 1125 poin)
c. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor <50% (skor <750 poin)
5) Unsur-unsur Fisik (Tangibles ) terhadap tingkat kepuasan diukur
berdasarkan Skala Verbal. Jumlah pertanyaan untuk daya tanggap adalah 5
pertanyaan, tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban, dimana tiap jawaban memiliki
![Page 16: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/16.jpg)
nilai:
a) Sangat memuaskan : bobot 5
b) Memuaskan : bobot 4
c) Cukup memuaskan : bobot 3
d) Kurang memuaskan : bobot 2
e) Sangat tidak memuaskan : bobot 1
Maka nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 25 poin dan total skor
untuk seluruh responden 100 orang adalah 2500 poin. Berdasarkan total skor
yang diperoleh responden, maka tindakan responden dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu:
a. Tingkat sikap puas, apabila total skor > 75% (skor >1875poin)
b. Tingkat sikap cukup puas, apabila total skor 50 – 75% (skor 1250 – 1875
poin)
c. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor <50%(skor < 1250 poin)
![Page 17: BAB 1,2,3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020506/5695d4871a28ab9b02a1c11c/html5/thumbnails/17.jpg)
17