BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

110
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia sekurangnya 200.000 kasus dan 65.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di Amerika serikat, gejala disentri basiler lebih banyak disebabkan oleh Shigella sonnei dibandingkan spesies lainnya. Pada tahun 1989, terdapat 25.010 kasus disentri yang dilaporkan ke Center of Disease Control (CDC), 80% disebabkan oleh Shigella sonnei, sisanya terutama disebabkan oleh Shigella flexneri, sedangkan Shigella dysentriae dan Shigella boydii menyebabkan kurang dari 2% dari seluruh infeksi Shigella di Amerika Serikat. Hal ini berbalikan dengan kejadian di negara-negara yang berkembang yang higien dan sanitasinya jelek, Shigella dysentriae dan Shigella boydii merupakan spesies yang lebih sering diisolasi, diikuti Shigella flexneri dan Shigella sonnei. Di Indonesia dilaporkan 5% dari 3.848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler. 1,2,3,4 Bakteri Shigella dysenteriae merupakan bakteri penyebab penyakit disentri, termasuk bakteri Gram

description

bab 1,2,3

Transcript of BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Page 1: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Di dunia sekurangnya 200000 kasus dan 65000 kematian terjadi

akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah umur 5 tahun Di Amerika

serikat gejala disentri basiler lebih banyak disebabkan oleh Shigella

sonnei dibandingkan spesies lainnya Pada tahun 1989 terdapat 25010

kasus disentri yang dilaporkan ke Center of Disease Control (CDC) 80

disebabkan oleh Shigella sonnei sisanya terutama disebabkan oleh

Shigella flexneri sedangkan Shigella dysentriae dan Shigella boydii

menyebabkan kurang dari 2 dari seluruh infeksi Shigella di Amerika

Serikat Hal ini berbalikan dengan kejadian di negara-negara yang

berkembang yang higien dan sanitasinya jelek Shigella dysentriae dan

Shigella boydii merupakan spesies yang lebih sering diisolasi diikuti

Shigella flexneri dan Shigella sonnei Di Indonesia dilaporkan 5 dari

3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler1234

Bakteri Shigella dysenteriae merupakan bakteri penyebab penyakit

disentri termasuk bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek atau

basil tunggal tidak berspora tidak berflagel sehingga tidak bergerak

Bakteri ini menghasilkan eksotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik

dan enterotoksis sehingga anak-anak yang terjangkit disentri basiler dapat

menderita kejang Eksotoksin ini adalah protein terlarut yang tidak tahan

panas Darah dan lendir dalam tinja penderita penyakit diare yang

mendadak merupakan petunjuk kuat bagi disentri basiler15

Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan

Nomor 246MenkesPerV1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa obat

tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan

bahan hewan bahan mineral sediaan galenik atau campuran dan bahan-

1

bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman678

Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional

di Indonesia termasuk di Kalimantan Tengah adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim yang memiliki

kandungan kimia yang akan menimbulkan efek farmakologi jika

dikonsumsi atau digunakan sebagai obat herbal diantaranya antidiare

antiinflamasi immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan8

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di pasar Kahayan

Palangka Raya berupa kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100

orang diperoleh hasil bahwa 85 responden mengenalnya dengan

sebutan kunyit putih 90 mengetahui manfaat kunyit putih sebagai obat

tradisional 60 informasi tersebut didapatkan secara turun-menurun 40

sebagai minuman yang menyehatkan tubuh 25 menggunakannya

sebagai obat mual atau muntah dan 5 sebagai obat diare 90

menggunakan bagian rimpang 80 membelinya dipasar 80

mengelolanya dengan cara direbus kemudian airnya diminum

Berdasarkan penjelasan diatas menyebabkan peneliti tertarik untuk

meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit

(Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae dengan

metode dilusi

12 Rumusan Masalah

1 Berapa kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae

dengan metode dilusi cair

2 Berapa kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae

dengan metode dilusi padat

13 Tujuan Penelitian

2

131 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella

dysentriae

132 Tujuan Khusus

1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi cair

2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi padat

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan

sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi

prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang

disebabkan bakteri Shigella dysentriae

BAB 2

3

TINJAUAN PUSTAKA

21 Bakteri Shigella dysentriae

Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang

ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898

Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara

tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella

sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae

Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram

negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi

asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan

antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah

tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella

flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub

tropis atau daerah industri59

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae

Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella

dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9

Divisio Monomychota

Subdivisio Schizomycetea

Clasiss Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

Familia Enterobacteriaceae

Tribe Eschericeae

Genus Shigella

Species Shigella dysenteriae

Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9

4

Shigella dysenteriae

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella boydii

Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli

Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini

merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella

menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi

menjadi empat serogroup yaitu 5910

Serogroup A S dysenteriae

Serogroup B S flexneri

Serogroup C S boydii dan

Serogroup D S sonnei

Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara

serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler

tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada

masing-masing spesies 910

212 Morfologi amp Sifat Biakan

Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping

tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif

Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129

Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara

aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh

mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini

sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya

meragikan laktosa129

5

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 2: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman678

Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional

di Indonesia termasuk di Kalimantan Tengah adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim yang memiliki

kandungan kimia yang akan menimbulkan efek farmakologi jika

dikonsumsi atau digunakan sebagai obat herbal diantaranya antidiare

antiinflamasi immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan8

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di pasar Kahayan

Palangka Raya berupa kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100

orang diperoleh hasil bahwa 85 responden mengenalnya dengan

sebutan kunyit putih 90 mengetahui manfaat kunyit putih sebagai obat

tradisional 60 informasi tersebut didapatkan secara turun-menurun 40

sebagai minuman yang menyehatkan tubuh 25 menggunakannya

sebagai obat mual atau muntah dan 5 sebagai obat diare 90

menggunakan bagian rimpang 80 membelinya dipasar 80

mengelolanya dengan cara direbus kemudian airnya diminum

Berdasarkan penjelasan diatas menyebabkan peneliti tertarik untuk

meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit

(Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae dengan

metode dilusi

12 Rumusan Masalah

1 Berapa kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae

dengan metode dilusi cair

2 Berapa kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae

dengan metode dilusi padat

13 Tujuan Penelitian

2

131 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella

dysentriae

132 Tujuan Khusus

1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi cair

2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi padat

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan

sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi

prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang

disebabkan bakteri Shigella dysentriae

BAB 2

3

TINJAUAN PUSTAKA

21 Bakteri Shigella dysentriae

Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang

ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898

Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara

tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella

sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae

Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram

negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi

asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan

antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah

tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella

flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub

tropis atau daerah industri59

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae

Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella

dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9

Divisio Monomychota

Subdivisio Schizomycetea

Clasiss Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

Familia Enterobacteriaceae

Tribe Eschericeae

Genus Shigella

Species Shigella dysenteriae

Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9

4

Shigella dysenteriae

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella boydii

Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli

Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini

merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella

menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi

menjadi empat serogroup yaitu 5910

Serogroup A S dysenteriae

Serogroup B S flexneri

Serogroup C S boydii dan

Serogroup D S sonnei

Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara

serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler

tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada

masing-masing spesies 910

212 Morfologi amp Sifat Biakan

Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping

tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif

Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129

Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara

aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh

mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini

sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya

meragikan laktosa129

5

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 3: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

131 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella

dysentriae

132 Tujuan Khusus

1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi cair

2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang

kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella

dysentriae dengan metode dilusi padat

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit

putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan

sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi

prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang

disebabkan bakteri Shigella dysentriae

BAB 2

3

TINJAUAN PUSTAKA

21 Bakteri Shigella dysentriae

Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang

ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898

Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara

tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella

sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae

Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram

negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi

asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan

antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah

tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella

flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub

tropis atau daerah industri59

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae

Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella

dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9

Divisio Monomychota

Subdivisio Schizomycetea

Clasiss Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

Familia Enterobacteriaceae

Tribe Eschericeae

Genus Shigella

Species Shigella dysenteriae

Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9

4

Shigella dysenteriae

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella boydii

Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli

Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini

merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella

menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi

menjadi empat serogroup yaitu 5910

Serogroup A S dysenteriae

Serogroup B S flexneri

Serogroup C S boydii dan

Serogroup D S sonnei

Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara

serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler

tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada

masing-masing spesies 910

212 Morfologi amp Sifat Biakan

Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping

tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif

Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129

Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara

aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh

mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini

sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya

meragikan laktosa129

5

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 4: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

TINJAUAN PUSTAKA

21 Bakteri Shigella dysentriae

Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang

ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898

Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara

tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella

sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae

Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram

negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi

asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan

antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah

tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella

flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub

tropis atau daerah industri59

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae

Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella

dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9

Divisio Monomychota

Subdivisio Schizomycetea

Clasiss Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

Familia Enterobacteriaceae

Tribe Eschericeae

Genus Shigella

Species Shigella dysenteriae

Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9

4

Shigella dysenteriae

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella boydii

Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli

Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini

merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella

menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi

menjadi empat serogroup yaitu 5910

Serogroup A S dysenteriae

Serogroup B S flexneri

Serogroup C S boydii dan

Serogroup D S sonnei

Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara

serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler

tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada

masing-masing spesies 910

212 Morfologi amp Sifat Biakan

Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping

tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif

Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129

Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara

aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh

mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini

sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya

meragikan laktosa129

5

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 5: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Shigella dysenteriae

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella boydii

Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli

Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini

merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella

menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi

menjadi empat serogroup yaitu 5910

Serogroup A S dysenteriae

Serogroup B S flexneri

Serogroup C S boydii dan

Serogroup D S sonnei

Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara

serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler

tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada

masing-masing spesies 910

212 Morfologi amp Sifat Biakan

Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping

tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif

Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129

Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara

aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh

mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini

sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya

meragikan laktosa129

5

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 6: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae

Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan

laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan

laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial

Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan

gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol

dan yang tidak seperti pada Tabel 2159

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen

Nama Sekarang Golongan dan Jenis

Manitol OrnitinDekarboksile

Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei

ABCD

-+++

---+

213 Struktur Antigen

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella

mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen

K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini

dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh

bakteri enterik lainnya59

Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas

serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40

serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan

antigennya59

6

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 7: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

214 Faktor-faktor Patogenitas5910

1 Daya Invasi

Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan

mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut

bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi

peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan

tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu

2 Enterotoksin

Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan

menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin

terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri

basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian

menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas

Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi

mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin

bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan

kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism

meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar

3 Eksotoksin

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak

tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan

saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik

(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan

Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana

halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan

mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat

absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat

ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal

infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat

(meningismus koma)

7

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 8: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei

membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro

Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella

pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan

diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar

mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan

nanah

4 Neurotoksin dan Sitotoksin

Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan

oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella

sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit

disentri basiler belum jelas

22 Disentri

Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron

(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan

gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume

sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri

saat buang air besar (tenesmus)5

Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan

sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)

yang bercampur lendir dan darah5

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang

menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas

yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering

disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja

mengandung darah dan lendir11

221 Epidemiologi

Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya

kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease

Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3

8

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 9: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat

karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di

Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang

penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11

Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi

terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia

merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi

tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak

interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan

yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual

mempermudah penularannya11

222 Etiologi

Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah

basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies

Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43

serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai

serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe

spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang

berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal

dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini

kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan

lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit

Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan

darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910

223 Patogenesis dan Patofisiologi

Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu

keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya

lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit

polymorfonuclear (PMN) dan darah5

9

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 10: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah

maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui

air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah

melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel

mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510

Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum

terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah

sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan

fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis

superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk

ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan

transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5

Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara

lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik

sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu

faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel

mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang

mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan

terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus

menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi

perlekatan dengan peritoneum5

224 Gejala Klinis

Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari

Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien

mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C

Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan

lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang

sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa

melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi

10

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 11: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh

S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat

berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu

badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat

meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit

kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi

berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat

(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa

seperti gejala kolera atau keracunan makanan9

Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria

dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan

pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan

darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat

membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan

yang lama9

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja

biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit

darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut

di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat

serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila

mendapat pengobatan yang baik9

11

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 12: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir

putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat

dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai

bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat

pengobatannya12

231 Gejala Klinis

Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal

sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap

menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri

atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)

dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal

sebagai Round-rooted Galangal13

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8

Kerajaan Plantae

Devisi Spermatophyta

Sub devisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Zingiberales

Suku Zingiberaceae

Marga Kaempferia

Jenis Kampferia rontunda

Nama binominal Kaempferia rotunda Linn

Sinonim Kaempferia longa Jacq

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan

memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk

rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua

fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal

dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8

12

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 13: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar

75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-

belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua

adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar

22)13

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)

b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan

daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang

sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung

mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak

bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga

berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek

bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)

13

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 14: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang

sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak

membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh

Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit

(Gambar 24)13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya

alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8

Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung

kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih

mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan

terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan

siklopropazulen (2685)8

Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang

terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat

menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi

(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14

Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain

saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen

oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate

14

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 15: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)

menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat

penyembuhan luka14

a Kurkumin

Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal

sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa

polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15

Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam

golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme

antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi

atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran

dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan

mengubah fluditas membran1617

b Saponin

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks

dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat

yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa

yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa

penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar

yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan

membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida

yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga

(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash

COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18

1 Berasa pahit

2 Berbau dalam air

3 Mempunyai sifat detergen yang baik

15

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 16: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter

5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah

6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas

7 Mempunyai sifat antieksudatif

8 Mempunyai sifat antiinflamatori

Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua

macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul

biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan

isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid

Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu

stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis

Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini

menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada

bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya

berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya

bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk

menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan

pertumbuhan dan bahkan kematian19

Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun

dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu

16

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 17: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan

membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma

senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik

(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan

gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen

terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari

dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu

pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai

menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma

akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk

metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19

c Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah

menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang

berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam

Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20

d Tanin

Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut

dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam

yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan

Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki

bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua

golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula

(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin

turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang

kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan

namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk

membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah

kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan

17

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 18: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam

sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat

diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya

dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk

dimakan2122

Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim

reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak

dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu

transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target

polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang

sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan

osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu

kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin

Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat

besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor

ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang

kuat oleh tanin 192324

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan

menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau

digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan

khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan

gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih

diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi

immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan

dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813

1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah

segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme

18

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 19: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun

dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat

seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai

metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit

putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan

mencret

2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan

radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat

anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan

bisul

3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman

pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek

farmakologis anti inflamasi

4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal

sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang

merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau

meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek

immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh

5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam

antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin

Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang

penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari

serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel

dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas

6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk

pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering

dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma

19

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 20: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat

immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah

limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik

meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash

sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti

kanker

24 Teknologi Ekstraksi

241 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia

nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25

Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau

eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan

atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan

belum berupa senyawa kimia murni25

Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan

tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi

mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25

a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun

makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi

b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan

interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul

panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa

242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

20

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 21: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan

lain-lain25

Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan

kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi

terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi

Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam

ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik

komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan

dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)

yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat

dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut

dalam pelarut non polar 27

Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol

Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan

yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah

dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi

sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29

Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut

etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin

dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan

pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak

dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan

pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah

berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton

menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar

21

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 22: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-

sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih

banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena

pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang

menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada

akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan

senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30

Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin

yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari

polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih

banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis

Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah

ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil

(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian

9630

244 Maserasi

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan

simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya2526

25 Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja

antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri

bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan

bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31

22

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 23: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode

difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate

technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di

dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32

251 Metode Dilusi

1 Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba

uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM

tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan

mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam

Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai

KBM79

2 Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji79

BAB 3

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

31 Landasan Teori

23

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 24: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta

penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan

perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual

anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae

Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu

bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati

barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada

usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis

Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1

Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub

basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel

usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8

Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu

dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi

aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri

Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang

terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya

Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus

besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon

Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2

dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan

neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan

kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah

invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah

putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja

32 Kerangka Teori

Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan

24

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 25: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Gambar 31 Skema Kerangka Teori

33 Kerangka Konsep

Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Bunga Batang Rimpang Daun

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)

Bakteri Shigella dysentriae

Di ilieum terminaliskolon

Invasi ke sel epitel mukosa usus

Bakteri bermultifikasi

Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin

Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa

Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus

Tinja bercampur darah atau disenteri basiler

25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 26: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

331 Penjelasan Kerangka Konsep

Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu

bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak

menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan

minyak atsiri

Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak

protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan

menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut

mati

Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri

Mendenaturasi protein membranMengubah

permeanbilitas membran

Kebocoran nutrisi

Mengganggu proses

terbentuknya dinding sel dan

denaturasi protein

Mengerutkan dinding

selmembran sel

Merusak membran dan

dinding selMengganggu permeabilitas sel

bakteri

Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

26

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 27: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga

menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa

polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein

dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin

merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit

yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi

yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian

Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim

dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga

memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel

menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada

umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan

karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri

melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol

dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami

peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan

menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada

kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel

membran mengalami lisis

34 Hipotesis

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki

daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae

27

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 28: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

41 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri

yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode

dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri

28

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 29: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan

dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui

KBM (Kadar Bunuh Minimum)

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang

didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka

Raya Kalimantan Tengah

43 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer

(n-1) x (t-1) ge 15

(n-1) x (6-1) ge 15

(n-1) x 5 ge 15

5n ndash 5 ge 15

5n ge 15 + 5

5n ge 20

n ge 4

Keterangan

t = jumlah perlakuan

n = jumlah pengulangan

Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali

dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24

tabung reaksi

44 Kriteria Pemilihan

441 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae

yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam

442 Kriteria Eksklusi

29

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 30: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi

mikroba lain pada bahan coba

45 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia

rotunda L)

2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

46 Definisi Operasional

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

1

2

Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

Pertumbuhan bakteri Shigella

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi

Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella

Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih

Jangka sorong

Ditimbang (gram)

Serial tabung dengan

Ordinal

Nominal

30

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 31: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan

konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda

47 Alat dan Bahan

471 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain

hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman

simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator

evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter

472 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella

dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan

NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP

48 Prosedur Penelitian

Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor

Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari

Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang

Shigella dysentriae

31

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 32: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan

dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi

sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih

(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan

Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg

Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-

sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit

Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan

Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)

Ditumbuhkan pada nutrient broth cair

Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung

Konsentrasi ekstrak 100

Konsentrasi ekstrak80

Konsentrasi ekstrak40

Konsentrasi ekstrak

20

Kontrol Negatif

Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan

KBM)

Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih

Kontrol ekstrak

60

32

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 33: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan

potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur

dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga

dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai

Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih

kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang

kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode

maserasi

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang

dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam

simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya

selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring

dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang

sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang

dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan

pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator

sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di

neraca analitik

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif

33

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 34: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang

senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi

dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik

untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia

ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin

saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak

meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak

atsiri

485 Sterilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari

bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara

dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida

1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108

bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml

larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi

05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada

suspensi dapat diberi tambahan bakteri

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi

Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan

memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda

L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga

didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran

dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20

Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut

1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades

2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades

3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades

34

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 35: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades

Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi

Cair

Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung

tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1

ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung

bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi

pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-

masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan

tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan

sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai

Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang

tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM

tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose

kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate

(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah

18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan

menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM

ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau

jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada

nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak

rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal

namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal

4810 Perlakuan Limbah Penelitian

35

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 36: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan

dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik

yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit

Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah

basah akan dikubur

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data

491 Pengolahan Data

1 Editing

Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk

melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian

2 Entry

Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar

kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for

windows untuk dianalisis

3 Cleaning

Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa

data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan

serta pemeriksaan

492 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS yang meliputi

1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik

variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji

Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk

homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan grafik

36

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 37: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan

software SPSS 210 for windows

410 Waktu dan Tempat Penelitian

4101 Waktu penelitian

a Jangka waktu 6 bulan

b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015

4102 Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium

Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol

Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK

Universitas Lambung Mangkurat 2013

2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang

FK Universitas Brawijaya 2006

3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak

RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013

37

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 38: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007

Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

2008

5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna

Publishing 2009

6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2000

7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007

8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)

Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012

9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai

Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella

dysentriae Secara In Vitro

10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison

Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company

Inc 1996

11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of

Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic

cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57

856-863

12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL

httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps

(diakses tanggal 18 Desember 2014)

13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan

Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007

14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)

Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL

38

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 39: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses

tanggal 18 Desember 2014)

15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000

16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005

17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-

thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338

18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong

(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351

19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2

20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah

Mada Press 2004 p248

21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia

ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana

2013 2(4)15

22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan

fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85

23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for

productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392

24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl

Wochenschr 2006 P113 264-268

25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan

Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31

26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi

dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010

27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen

Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah

39

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 40: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal

Universitas Indonesia 2011

28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas

pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi

minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)

[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012

29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha

Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu

(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45

30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak

Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan

Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44

31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran

Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih

Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm

Rimpang kunyit putih yang kering diblender

Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi

Dikeringkan terkena sinar matahari langsung

40

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 41: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih

Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama

24 jam dengan ditutupi aluminium foil

Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring

Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator

Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan

Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih

41

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 42: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair

Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan

kekeruhan 05 Mc Farland

Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai

kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland

42

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 43: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak

1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk

2 Konsentrasi Ekstrak 80

N1V1 = N2V2

100V1 = 8010

V1 = 8 ml

(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)

3 Konsentrasi Ekstrak 60

N1V1 = N2V2

100V1 = 6010

V1 = 6 ml

(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)

4 Konsentrasi Ekstrak 40

N1V1 = N2V2

100V1 = 4010

V1 = 4 ml

(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)

5 Konsentrasi Ekstrak 20

N1V1 = N2V2

100V1 = 2010

V1 = 2 ml

(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)

6

43

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 44: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi

5 gram ekstrak kental rimpang

kunyit putih

50 ml aquades

50 ml larutan induklarutan

ekstrak kosentrasi

100

Konsentrasi ekstrak 80 =

8 ml larutan induk + 2 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 60 =

6 ml larutan induk + 4 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 40 =

4 ml larutan induk + 6 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 20 =

2 ml larutan induk + 8 ml

aquades

Konsentrasi ekstrak 100 =

10 ml larutan ekstrak

kosentrasi 100

44

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 45: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi

ekstrak

100

1 ml larutan konsentrasi 100 +

1 ml suspensi bakteri

Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung

Menentukan KHM

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +

1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40

+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Konsentrasi

ekstrak 20

1 ml larutan konsentrasi 20 +

1 ml suspensi bakteri1 2 3 4

Kontrol

negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri

1 2 3 4

45

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 46: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)

Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)

pada Nutrient Agar Plate (NAP)

diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01

Orignal Inoculum (OI)

Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter

46

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 47: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan

LEMBAR KUESIONER

Dengan hormat

Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam

pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih

(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri

Shigella dysentriae secara in vitro

Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban

yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di

kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan

nantinya

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon

untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing

Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan

dijamin kerahasiaannya

Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab

pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

(Faridah)

47

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 48: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

NoResponden

I Identifikasi Responden

1 Berapa usia Anda saat ini

lt 20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt 50 tahun

2 Apakah jenis kelamin Anda

Laki-laki Perempuan

3 Apakah pendidikan terakhir Anda

SD

SMP

SMA

Diplomasederajat

S1

Pasca Sarjana

(S2)

Lainnya

4 Apakah pekerjaan Anda

PNS

ABRIPolisi

Pegawai swasta

Wiraswastapedagang

Tidak bekerja

II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)

1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih

Tidak

Ya

Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari

Turun-menurun (keluarga

orang tuasaudara)

Media cetak

(bukukoraninternet)

Media elektronik

(televisiradiointernet)

Temanrekan kerja

Tabibdukun

Lainnya

2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja

Obat tradisional

Untuk memasak

Lainnya

48

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 49: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit

apa saja

Menyehatkan tubuh

Mual atau muntah

Diare

Penurun panas atau demam

Lainnya

4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut

Beli dipasar

Pekarangan

Tumbuh sendiri disekitar rumah

Lainnya

5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional

Rimpang

Daun

Bunga

Batang

Akar

6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum

mengkonsumsinya sebagai obat tradisional

Dimakan langsung (mentah)

Direbus lalu diminum

Direbus lalu dimakan

Diparut (dilumuri didaerah sakit)

Lainnya

7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di

Palangkaraya

Tidak

Ya

Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan

Temu putri

Kunci pepet

Kunir putih

Lainnya

49

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 50: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di

Pasar Kahayan Palangkaraya

3 10

14

39

34

USIA RESPONDEN

lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun

5248

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

50

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 51: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

2

38

47

13

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA

12

80

44

PENDIDIKAN TERAKHIR

PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA

51

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 52: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

85

15

MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH

IYA TIDAK

60

30

10

INFORMASI DIPEROLEH DARI

TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN

52

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 53: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

86

14

MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK

5

25

30

40

KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT

OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH

53

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 54: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

80

164

MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI

DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN

90

7 3

BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN

RIMPANG DAUN BUNGA BATANG

54

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 55: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

2

80

135

CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT

55

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 56: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan

56

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 57: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2014-2015

D

es

e

m

b

er

Januari Februari Maret April Mei

1 Studi Pendahuluan radic

2 Penyusunan

Proposal

radic radic radic

3 Sidang Proposal radic

4 Pengurusan Surat

izin penelitian

radic

5 Persiapan Alat amp

Bahan

radic radic

6 Penelitian radic radic radic

11 Analisa

Data

radic radic

12 Penyusunan Hasil

Penelitian

radic radic

13 Sidang Hasil

Penelitian

radic

14 Evaluasi Hasil

Sidang Penelitian

radic

15 Penyerahan Berkas radic

57

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 58: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN 12 Rincian Biaya

No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-

FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman

TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal

Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000

Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 100000Rp 400000

2 Februari-Maret

Persiapan alat dan bahan

PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal

Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000

Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000

3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal

Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000

4 Februari-Maret

Pengolahan analisis data

ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal

Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000

5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi

ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal

Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000

6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal

Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000

7 Dana tak terduga Rp 500000

Total Keseluruhan Rp 6298000

58

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 59: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Senin 16-02-2015

- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1

- Perubahan pada rumusan masalah

- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian

- Perubahan pada tujuan khusus

- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian

59

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 60: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table

- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21

- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi

- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring

- Perbaikan pada tulisan kolon

- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya

- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel

- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung

2 Selasa 17-2-2015

- Tulisan in vitro dicetak miring

- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk

- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian

60

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 61: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

- Penambahan spasi pada kata 2 mm

- Penggunaan huruf besar pada kata tabel

- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2

- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya

- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya

3 Selasa 24-02-2015

- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1

- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang

- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler

- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon

- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80

- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan

4 Kamis 26-02-2015

- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon

- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai

61

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 62: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

konsentrasi- Tambahkan uji

fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah

- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)

62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 63: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467

PALANGKA RAYA FAX

(0536)3229467

KALIMANTAN TENGAH

Lembar Konsultasi

Nama Faridah

NIM FAA 111 0002

Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro

Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt

No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing

1 Kamis 12-02-2015

- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14

- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm

- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang

63

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 64: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

digunakan2 Jumat

13-2-2015- Pada bagian judul

menggunakan spasi 1- Pada lembar

pengesahan menggunakan spasi 1

- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang

- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang

- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus

- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru

- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya

- Pada table hanya gunakan 3 garis saja

3 Senin 16-02-2015

- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali

- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus

- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian

- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja

- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep

4 Selasa 17-02-2015

- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph

64

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 65: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya

- Tambahan penjelasan kerangka konsep

5 Selasa 24-02-2015

- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34

- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal

- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua

- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4

- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun

- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia

- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental

- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah

65

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 66: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

6 Kamis 26-02-2015

- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang

- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori

- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia

- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah

- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental

66

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 67: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan Penelitian 3

131 Tujuan Umum 3

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

21 Bakteri Shigella dysentriae 4

211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4

212 Morfologi amp Sifat Biakan 5

213 Struktur Antigen 6

214 Faktor-faktor Patogenitas 7

22 Disentri 8

221 Epidemiologi 8

222 Etiologi 9

223 Patogenesis dan Patofisiologi 9

224 Gejala Klinis 10

23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

231 Gejala Klinis 12

232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12

iii

67

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 68: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 14

235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia

rotunda L) 18

24 Teknologi Ekstraksi 20

241 Simplisia 20

242 Ekstraksi 20

243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21

244 Maserasi 22

25 Uji Antibakteri 22

251 Metode Dilusi 23

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24

31 Landasan Teori 24

32 Kerangka Teori 25

33 Kerangka Konsep 26

331 Penjelasan Kerangka Konsep 27

34 Hipotesis 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29

41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29

42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29

43 Estimasi Besar Sampel 29

44 Kriteria Pemilihan 30

441 Kriteria Inklusi 30

442 Kriteria Eksklusi 30

45 Variabel Penelitian 30

46 Definisi Operasional 31

47 Alat dan Bahan 31

471 Alat 31

472 Bahan Penelitian 31

48 Prosedur Penelitian 32

481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33

iv

68

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 69: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33

483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34

484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34

485 Sterilisasi Peralatan 34

486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34

487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35

488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)

dengan Metode Dilusi Cair 35

489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36

4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36

49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36

491 Pengolahan Data 36

492 Analisis Data 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 70: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6

Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13

Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13

Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14

Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16

Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25

Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26

vi

70

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 71: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6

Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29

vii

71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 72: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41

Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42

Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43

Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44

Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45

Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46

Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47

Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48

Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51

Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57

Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58

Lampiran 12 Rincian Biaya 59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60

viii

72

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Page 73: BAB 1,2,3-Proposal Riset Faridah

DAFTAR SINGKATAN

CDC = Center of Diseases Control

KBM = Kadar Bunuh Minimum

KHM = Kadar Hambat Minimum

MBC = Minimum Bactericidal Concentration

MHC = Major Histocompability Complex

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

NAP = Nutrient Agar Plate

PMN = Polimorfonuclear

SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for

Windows

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ix

73

  • 41 Jenis dan Rancangan Penelitian