KAMBUHAN / RECIDIVEKAMBUHAN / RECIDIVE

ARDI FERDIAN, SH.,MKnARDI FERDIAN, SH.,MKn

RECIDIVE DIARTIKAN SEORANG PETINDAK RECIDIVE DIARTIKAN SEORANG PETINDAK MELAKUKAN BEBERAPA TINDAK PIDANA DAN MELAKUKAN BEBERAPA TINDAK PIDANA DAN DIANTARA TINDAK PIDANA TERSEBUT TELAH DIANTARA TINDAK PIDANA TERSEBUT TELAH

MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM

YANG TETAPYANG TETAP

Orangnya disebut RESIDIVISRESIDIVIS dapat digunakan sebagai faktor untuk

memperberat pidana, ancaman pidananya ditambah 1/3

Hal2 yang menyebabkan RECIDIVE:A.KARENA KEBIASAAN (HABITATE RECIDIVE)B.KARENA KEBETULAN (ACCIDENTELE

RECIDIVE)

SISTEM RECIDIVESISTEM RECIDIVE1.1. GENERAL RECIDIVE (KAMBUHAN UMUM)GENERAL RECIDIVE (KAMBUHAN UMUM)

SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, DIMANA DIMANA TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA TIDAK SAMA, BERBEDA/LAIN SAMA SEKALISESUDAHNYA TIDAK SAMA, BERBEDA/LAIN SAMA SEKALI..

1.1. SPECIAL RECIDIVE (KAMBUHAN KHUSUS) SPECIAL RECIDIVE (KAMBUHAN KHUSUS) SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG

TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, DIMANA DIMANA TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA ADALAH YANG SAMASESUDAHNYA ADALAH YANG SAMA

1.1. TUSSENSTELSEL RECIDIVE (KAMBUHAN TENGAH) TUSSENSTELSEL RECIDIVE (KAMBUHAN TENGAH) SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG SEORANG PETINDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG

TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MENDAPATKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, KEMUDIAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA LAGI, YANG YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK TINDAK PIDANA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK TINDAK PIDANA YANG KARENA SIFATNYA DIANGGAP SAMA/SEJENISDGN TP KARENA SIFATNYA DIANGGAP SAMA/SEJENISDGN TP SEBELUMNYASEBELUMNYA

RECIDIVE DALAM KUHPRECIDIVE DALAM KUHP

1.1. KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KAMBUHAN TENGAH (TUSSENSTELSEL)KAMBUHAN TENGAH (TUSSENSTELSEL)TIDAK DIATUR DALAM KETENTUAN UMUM DALAM KUHP, TIDAK DIATUR DALAM KETENTUAN UMUM DALAM KUHP, NAMUN KETENTUAN MENGENAI TUSSENSTELSEL NAMUN KETENTUAN MENGENAI TUSSENSTELSEL RECIDIVE INI TERSEBAR DALAM BUKU KEDUA DAN KETIGA RECIDIVE INI TERSEBAR DALAM BUKU KEDUA DAN KETIGA KUHPKUHP

RECIDIVE KHUSUS DALAM PASAL 486 (harta RECIDIVE KHUSUS DALAM PASAL 486 (harta kekayaan), 487 (kejahatan terhadap nyawa dan badan) kekayaan), 487 (kejahatan terhadap nyawa dan badan) DAN 488 (kejahatan thd kehormatan).DAN 488 (kejahatan thd kehormatan).

DALAM KETIGA PASAL TERSEBUT DITENTUKAN DALAM KETIGA PASAL TERSEBUT DITENTUKAN SYARAT-SYARAT TERJADINYA RECIDIVE :SYARAT-SYARAT TERJADINYA RECIDIVE :

1.1. TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN HARUS TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN HARUS SEJENISSEJENIS

2.2. TINDAK PIDANA YANG KEMUDIAN DILAKUKAN TINDAK PIDANA YANG KEMUDIAN DILAKUKAN DALAM KURUN WAKTU LIMA TAHUN SEJAK DALAM KURUN WAKTU LIMA TAHUN SEJAK TERPIDANA MENJALANI SELURUH ATAU TERPIDANA MENJALANI SELURUH ATAU SEBAGIAN PIDANA PENJARA YANG DIJATUHKAN SEBAGIAN PIDANA PENJARA YANG DIJATUHKAN KEPADANYA ATAS TINDAK PIDANA YANG KEPADANYA ATAS TINDAK PIDANA YANG TERDAHULUTERDAHULU

2.2. KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KAMBUHAN KHUSUSKAMBUHAN KHUSUSKAMBUHAN KHUSUS TERDAPAT BAIK DALAM KEJAHATAN KAMBUHAN KHUSUS TERDAPAT BAIK DALAM KEJAHATAN MAUPUN PELANGGARANMAUPUN PELANGGARAN

KEJAHATAN : PASAL 137 (2) KUHP, PASAL 157 (2) KEJAHATAN : PASAL 137 (2) KUHP, PASAL 157 (2) KUHP, PASAL 161 (2) KUHPKUHP, PASAL 161 (2) KUHP

PELANGGARAN : PASAL 489 (2) KUHP, PASAL 492 (2) PELANGGARAN : PASAL 489 (2) KUHP, PASAL 492 (2) KUHP, PASAL 501 (2) KUHP, PASAL 512 (3) KUHP, KUHP, PASAL 501 (2) KUHP, PASAL 512 (3) KUHP, PASAL 536 (2) KUHP, PASAL 540 (2) KUHP, PASAL 541 PASAL 536 (2) KUHP, PASAL 540 (2) KUHP, PASAL 541 (2) KUHP, PASAL 544 (2) KUHP, PASAL 545 (2) KUHP (2) KUHP, PASAL 544 (2) KUHP, PASAL 545 (2) KUHP DAN PASAL 549 (3) KUHP DAN PASAL 549 (3) KUHP

Keterangan:137= Penghinaan PRESIDEN. Sudah dicabut oleh MK pd desember 2006 krn dianggap bertentangan dgn UUD 1945157= Penghinaan thd gol tertentu di Indonesia161: Penghinaan thd Penguasa

2.2. KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENGATUR SISTEM KAMBUHAN KHUSUSKAMBUHAN KHUSUSKAMBUHAN KHUSUS TERDAPAT BAIK DALAM KEJAHATAN KAMBUHAN KHUSUS TERDAPAT BAIK DALAM KEJAHATAN MAUPUN PELANGGARANMAUPUN PELANGGARAN

KEJAHATAN : PASAL 137 (2) KUHP, PASAL 157 (2) KEJAHATAN : PASAL 137 (2) KUHP, PASAL 157 (2) KUHP, PASAL 161 (2) KUHPKUHP, PASAL 161 (2) KUHP

PELANGGARAN : PASAL 489 (2) KUHP, PASAL 492 (2) PELANGGARAN : PASAL 489 (2) KUHP, PASAL 492 (2) KUHP, PASAL 501 (2) KUHP, PASAL 512 (3) KUHP, KUHP, PASAL 501 (2) KUHP, PASAL 512 (3) KUHP, PASAL 536 (2) KUHP, PASAL 540 (2) KUHP, PASAL 541 PASAL 536 (2) KUHP, PASAL 540 (2) KUHP, PASAL 541 (2) KUHP, PASAL 544 (2) KUHP, PASAL 545 (2) KUHP (2) KUHP, PASAL 544 (2) KUHP, PASAL 545 (2) KUHP DAN PASAL 549 (3) KUHP DAN PASAL 549 (3) KUHP

Keterangan:137= Penghinaan PRESIDEN. Sudah dicabut oleh MK pd desember 2006 krn dianggap bertentangan dgn UUD 1945157= Penghinaan thd gol tertentu di Indonesia161: Penghinaan thd Penguasa