SRGI2013 tayangan 12-12-14

44
SRGI2013 by: Tanjung Nugroho Firman Allah SWT: QS. Ath-Thariq ayat 12: Demi bumi yang terbelah. QS An-Naba’ ayat 6-7: Bukankah Kami telah menjadikan bumi terbentang, dan gunung-gunung itu sebagai pasaknya. QS An-Naml ayat 88: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu kira ia tetap di tempatnya padahal ia berjalan seperti awan berjalan ...

description

konsep dasar pengukuran

Transcript of SRGI2013 tayangan 12-12-14

  • SRGI2013by: Tanjung NugrohoFirman Allah SWT:QS. Ath-Thariq ayat 12: Demi bumi yang terbelah. QS An-Naba ayat 6-7: Bukankah Kami telah menjadikan bumi terbentang, dan gunung-gunung itu sebagai pasaknya.QS An-Naml ayat 88: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu kira ia tetap di tempatnya padahal ia berjalan seperti awan berjalan ...

  • Penggantian Datum Tunggal NasionalPeraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2013 tanggal 11 Oktober 2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013).SRGI2013 mengganti Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN1995)Berlaku efektif: 17 Oktober 2013

  • Pengertian Geospasial (UU 4/2011)Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya.

    Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam SISTEM KOORDINAT TERTENTU.

    Data Geospasial (DG) adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.

    Informasi Geospasial (IG) adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. SRGI2013DGN1995

  • Data dan Informasi GeospasialDATA

    INFORMASI

    KNOWLEDGE

    WISDOMSRGI 2013Jarak, sudut, koordinat, ketinggian, kedalaman, foto terestris, foto udara, citra satelit, dll.Jaring kontrol Koordinat Horisontal /Tinggi/Gayaberat, Peta, SIG, SIP, dll.Geospatial Economy, Geospatial Infrastruktur, Demografi, dll.Pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan

  • Jenis Informasi Geospasial1. Informasi Geospasial DasarJaring Kontrol Geodesi (JKHN,JKVN, JKGN)Peta Dasar (RBI, Kelautan, dsb.)2. Informasi Geospasial TematikPeta KadastralPeta Pola Ruang Wilayah (RTRW)Peta Sumberdaya AlamPeta Kebencanaan, dsb.Semuanya harus mengacu SRGI2013

  • Pentingnya Datum GeodetikBumiElipsoid ReferensiPetaLainnya/TekstualSistem proyeksiKoordinat geodetik (B,L,h) dan koordinat peta (E,N) akan bergantung pada Datum GeodetikDomain PengamatanDomain PenghitunganBANYAK

  • Datum GeodetikDatum Geodetik mendefinisikan Elipsoid Referensi (X,Y,Z) dalam hubungannya dengan Bumi (CTS) (Xg,Yg,Zg). ZYXZgYgXgBumiElipsoid ReferensiKerangka Referensi KoordinatSistem Referensi KoordinatDatum Geodetik

  • Datum Geodetik dan Koordinat GeodetikSebuah titik pada permukaan bumi akan mempunyai koordinat geodetik yang berbeda pada Datum Geodetik yang berbeda.Ukuran / Dimensi Elipsoid dan Posisi Relatif Elipsoid terhadap Bumi akan menentukan harga koordinat geodetik.

  • L1L4L1L2L1L3L1 L2 L3 L4 TranslasiRotasiTranslasi & RotasiContoh perbedaan harga koordinat akibat perbedaan datum geodetik

  • Datum Geosentrik dan Datum ToposentrikHubungan antara Elipsoid Referensi dan Bumi didefinisikan:

    Titik datum: pusat bumi1. Titik Pusat Massa Bumi Datum Geosentrik2. Titik di Permukaan Bumi Datum ToposentrikTitik datum: permukaan bumi

  • Datum Global dan Datum LokalBergantung pada wilayah kesesuaiannya, datum geodetik dapat juga dikategorikan sebagai Datum Global dan Datum Lokal.most suitable regionTitik Datum Datum Global Datum Geosentrik Pusat BumiDatum LokalDatum Toposentrik

  • Datum Statik, Semi Dinamik dan DinamikDatum Statik: koordinat dianggap tidak berubah dengan waktu.Datum Semi-dinamik:koordinat dianggap selalu berubah dengan waktu, tapi direpresentasikan pada epoch reference tertentu.Datum Dinamik:koordinat dianggap selalu berubah dengan waktu.

  • DATUM STATIKDatum didefinisikan oleh koordinat daripada stasiun-stasiun geodetik utama.Koordinat daripada stasiun-stasiun tersebut akan selalu tetap, atau tidak berubah dengan waktu.Contoh datum statik: ID1974, DGN1995

  • DATUM SEMI-DINAMIKDatum didefinisikan dalam hubungannya ke Sistem Referensi Global yang Dinamik (contoh:ITRS) pada suatu epoch referensi yang spesifik/tertentu.Sebuah model kecepatan digunakan untuk mentransformasi koordinat satu epoch pengamatan ke/dari epoch referensi.Koordinat stasiun-stasiun geodesi diberikan dalam sistem Kerangka Referensi Dinamik Global (contoh:ITRF) pada epoch referensi.

  • DATUM DINAMIKDatum didefinisikan oleh hubungan kontinyu terhadap Sistem Referensi Global yang Dinamik (contoh:ITRS).Kebergantungan waktu daripada datum meliputi kecepatan stasiun dan selang waktu perubahan parameter-parameter transformasi.Koordinat dan kecepatan stasiun-stasiun referensi dinyatakan dalam Kerangka Referensi Global yang Dinamik (ITRS).

  • DATUM GEODETIK DI INDONESIA1. Hindia Belanda 1862: Datum Toposentrik Lokal (Beberapa Datum Statik)2. ID1974: Datum Toposentrik Nasional (Titik datum Padang Datum Statik)3. DGN1995: Datum Geosentrik Nasional (Datum Statik)4. SRGI2013: Datum Geosentrik Nasional (Datum Semi-dinamik)

  • Datum lokal SRGI2013 merupakan sistem referensi yang memperhatikan geodinamika.

    SRGI2013: DATUM SEMI-DINAMIK LITHOSFER YANG SELALU BERGERAK WGS-84

  • Seiring dengan waktu, aktivitas tektonik telah menggeser kerak bumi di mana tugu JKGN dan/atau KDKN ditanam. Dalam lingkup wilayah kepulauan Indonesia, arah dan kecepatan pergerakan tersebut antar daerah sangat bervariasi. Adanya pergerakan itu tentunya juga merubah posisi relatif antar TDT (KDKN), dan merubah posisi relatif JKGN terhadap ITRF. ITRF sendiri merupakan jaring kerangka internasional yang tidak luput dari aktivitas tektonik lempeng-lempeng besar dunia, sehingga jaringan global tersebut juga mengalami pergeseran seiring dengan pergerakan lempeng dan deformasi kerak bumi.

  • Karakteristik Tektonik Indonesia

  • Kompleksitas tektonik wilayah Indonesia: Seismisitas (atas) dan Pergeseran (bawah)Koordinat titik-titik sejatinya selalu berubah setiap saat, dengan laju yang bervariasi secara spasial dan temporal.

  • Pergeseran hasil gempa (atas) dan hasil pergerakan blok tektonik (bawah) sejak 1996, yang diamat dengan GPS

  • KARAKTERISTIK SRGI2013Sifat Datum: Semi-dinamikMengacu ke Kerangka Referensi Global ITRF2008 Epoch 2005.0Epoch referensi SRGI2013: 1 Januari 2012Elipsoid referensi: WGS-84 earth centredJika lahir ITRF terbaru maka secara otomatis akan diperbaharui pula sistem koordinat pada SRGI2013 tersebut melalui penentuan kembali pada epoch tertentu. Saat ini SRGI2013 menggunakan model deformasi berdasarkan: 4 lempeng tektonik, 7 blok tektonik, dan 126 data gempa.

  • BEBERAPA HAL YANG SEDANG DISIAPKAN OLEH BIG UNTUK IMPLEMENTASI SRGI2013Semua titik kontrol geodetik harus dinyatakan dalam sistem SRGI2013, meliputi: JKHN, GNSS CORS (BIG dan BPN)

  • Sekitar 1.350 monumen titik kontrol geodetik horisontal orde-0 dan orde-1 yang telah dibangun oleh BIG yang sebelumnya berada pada sistem DGN95, saat ini telah berada pada sistem SRGI2013.

  • Sebaran GNSS CORS BIG (atas) dan GNSS CORS BPN (bawah)

  • 2. Model deformasi untuk transformasi koordinat tobs tref harus dibangun Model harus mencakup satu wilayah Negara. Wilayah Indonesia tidak mungkin hanya dengan satu model kecepatan perubahan koordinat. Yang menjadi isu: (1) Dalam waktu berapa lama model deformasi harus di-update?; dan (2) Bagaimana kalau terjadi gempa bumi?

  • SRGI2013: Model Deformasi Inisial berdasarkan 4 lempeng tektonik, 7 blok tektonik, dan 126 data gempa bumi.MODEL DEFORMASI (INISIAL) SRGI2013

  • MODEL KECEPATAN DEFORMASI (INISIAL)

  • Kecepatan ITRF2008 (Inisial) pada stasiun-stasiun CORS BIG menggunakan data 2010 - 2013

  • 3. Peremajaan model deformasiKriteria untuk peremajaan?Periode dan cakupan spasial?Sebab-sebab peremajaan model? a.pergerakan lempeng/blok tektonik;b. gempa;c. pergerakan tanah akibat fenomena lain: longsoran, vulkanisme, land subsidence.

  • 4. Dampak deformasi akibat gempa

    Gempa skala berapa yang perlu diperhitungkan?Berapa cakupan spasial dari dampak deformasi yang harus diperhitungkan?Berapa cepat setelah gempa terjadi, model deformasi awal bisa di-update?

  • 5. Sosialisasi SRGI2013 http://srgi.big.go.id/peta/jkg.jspPengguna sebisa mungkin tidak direpotkan oleh pergantian datum ke SRGI2013.Informasi dan sosialisasi terkait harus berbasis website, di samping menggunakan media komunikasi lainnya.Berapa cepat setelah gempa terjadi, model deformasi awal bisa di-update?Bagaimana mekanisme sosialisasinya ke users?

  • Arah Kebijakan BPN RIDynamic Cadastre: CORS - JRSPPermasalahan: (1) JRSP tidak berada pada SRGI2013.(2) Peta-peta Kadastral banyak yang belum digital.(3) Akurasi posisi bidang pada peta: tidak baik.(4) Memelihara beberapa database pengukuran (data DGN95, data SRGI2013, dan data epoch referensi berikutnya).

  • DUALISME KERANGKA REFERENSI KADASTRALCORS vs. TDT(STUDI KASUS SLEMAN)Saat ini ada 2 kerangka referensi kadastral: (1) KDKN yang bereferensi pada DGN-95 ITRF1992, epoch reference 1993.0; dan (2) JRSP yang bereferensi pada ITRF2008 epoch 2005.0

  • Area studi:Pengamatan dilakukan secara relative positioning dan pengolahan post processing.

  • Pergeseran Bagian per BagianPergeseran rata-rata di Sleman Barat sebesar 97,25 cm dengan arah pergeseran rata-rata sebesar 34,420 dari titik utara Di Timur sebesar 91,50 cm dengan arah pergeseran 40,860.Di Utara sebesar 89 cm dengan arah pergeseran sebesar 36,270.

  • Rata-rata Pergeseran SlemanSemua TDT yang diamati mengalami pergeseran secara lateral rata-rata 0,93 meter dengan arah 36,30 dari titik utara.Dengan toleransi pengukuran batas bidang tanah sebesar 10 cm untuk bidang tanah pemukiman, dan 25 cm untuk penggunaan tanah pertanian, maka pergeseran posisi sebesar 93 cm tentu dianggap sangat berarti dan harus diperhatikan.

  • Akibat Dualisme Kerangka ReferensiJika pengukuran dilaksanakan dengan JRSP kemudian dipetakan pada sistem DGN95, akan didapat perbedaan nilai koordinat yang berarti pada batas bidang tanah yang sama, sehingga terjadi gap atau overlap antar bidang berbatasan. Dalam kondisi yang demikian, kepastian hukum objek hak tanah menjadi dipertanyakan.

  • Fenomena deformasiSesar Opak memanjang dari Imogiri ke arah utara menyusur kaki Perbukitan Seribu, di daerah Piyungan berbelok ke timur laut melewati daerah Gantiwarno Wedi Jatinom (Klaten) Boyolali hingga sampai di Gemolong (Sragen).

  • Di Sleman Timur pergeseran 0,91 m dengan arah pergeseran yang relatif besar (40,80 dari titik utara), atau arahnya relatif tergelincir ke timur bila dibandingkan dengan kedua lokasi studi lainnya. Dengan demikian keberadaan Sesar Opak telah mempengaruhi deformasi di Sleman Timur. Sementara di Sleman Utara pergeseran yang terjadi relatif kecil (0,89 m), sehingga deformasi yang terjadi dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Merapi sebagai pasak yang menahannya. Untuk wilayah Sleman Barat tidak begitu terpengaruh oleh keduanya, sehingga pergeserannya relatif lebih besar (0,97m).

    DESKRIPSI DEFORMASI SLEMAN

  • Analisis pola deformasi Menggunakan: (1) metode transformasi yang dikenal mempunyai sifat sebangun (metode Helmert); (2) metode transformasi yang dikenal mempunyai sifat yang dapat merubah bentuk (metode Afine). Memperbandingkan kedua varian posteriori daripada kedua metode.

  • Hasil analisis pola deformasidi Sleman Barat pola pergerakan kerak bumi mempunyai sifat yang sebangun.di Sleman Timur dan Utara mempunyai sifat yang tidak sebangun, walau perubahan bentuknya bisa dikatakan tidak begitu berarti. Hasil analisis ini mempertegas bahwa keberadaan Sesar Opak dan Gunung Merapi telah mempengaruhi pola deformasi kerak bumi.Transformasi di Sleman cukup menggunakan 1 model transformasi: Helmert

  • TQWassalam