Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

12
A. ZAKAT Cara penghitungan zakat : 1. Zakat Penghasilan Jika seseorang mempunyai uang sebesar 200 juta : Kadar zakat 2.5% dari total pendapatan kotor. Contoh: Pendapatan kotor setahun Rp. 2.00.000.000- (Rp. 500.000.- @bulan). Zakatnya : R.p. 2.00.000.000 X 2.5% = Rp.5.000.000.- 2. Zakat Maal / Harta kekayaan Zakat Maal = 2,5 % X Jumlah Harta yang tersimpan selama 1 Tahun ( tabungan dan investasi ) Contoh : 2,5 % X 2.00.000.000,- = Rp. 5.000.000,- B. HAK WARIS I. PENDAHULUAN “Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkan kepada orang-orang, dan pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkan kepada orang-orang. Karena aku adalah orang yang bakal direnggut (mati), sedang ilmu itu bakal diangkat (hilang). Hampir-hampir saja ada dua orang yang bertengkar tentang pembagian harta warisan, tetapi mereka tidak menemukan seorang pun yang mampu memberitahukan kepada mereka.” (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ad-Daruquthni) II. PEMBAHASAN Makalah AIK Page 1

Transcript of Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

Page 1: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

A. ZAKAT

Cara penghitungan zakat :

1. Zakat Penghasilan

Jika seseorang mempunyai uang sebesar 200 juta :

Kadar zakat 2.5% dari total pendapatan kotor.

Contoh: Pendapatan kotor setahun Rp. 2.00.000.000- (Rp. 500.000.- @bulan).

Zakatnya : R.p. 2.00.000.000 X 2.5% = Rp.5.000.000.-

2. Zakat Maal / Harta kekayaan

Zakat Maal = 2,5 % X Jumlah Harta yang tersimpan selama 1 Tahun ( tabungan dan

investasi )

Contoh : 2,5 % X 2.00.000.000,- = Rp. 5.000.000,-

B. HAK WARIS

I.  PENDAHULUAN

“Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkan kepada orang-orang, dan pelajarilah ilmu faraidh

dan ajarkan kepada orang-orang. Karena aku adalah orang yang bakal direnggut (mati),

sedang ilmu itu bakal diangkat (hilang). Hampir-hampir saja ada dua orang yang bertengkar

tentang pembagian harta warisan, tetapi mereka tidak menemukan seorang pun yang mampu

memberitahukan kepada mereka.”

(H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ad-Daruquthni)

II. PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ilmu Faraidh

Kata faraidh adalah bentuk jamak dari faridhah. Faridhah diambil dari kata fardh yang

artinya taqdir (ketentuan). Fardh secara syar’i adalah bagian yang telah ditentukan bagi ahli

waris. Ilmu mengenai hal itu dinamakan “ilmu waris” atau “ilmu miirats” atau “ilmu

mawaris” atau “ilmu faraidh”. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan istilah “ilmu faraidh”.

Prof. Dr. Amir Syarifuddin menggunakan istilah “hukum kewarisan Islam” berkaitan

dengan ilmu faraidh, dan mendefinisikannya sebagai berikut: “seperangkat peraturan tertulis

Makalah AIK Page 1

Page 2: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

berdasarkan wahyu Allah SWT dan sunnah Nabi SAW tentang hal ihwal peralihan harta atau

berwujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan diyakini

berlaku dan mengikat untuk semua yang beragama Islam.”

C.  Hukum Dasar Faraidh

Ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar hukum waris Islam, yaitu Surat An-Nisa’: 11, 12,

dan 176 berisi ketentuan pembagian waris secara lengkap.

Artinya : ”Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.

yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272];

dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273],

Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu

seorang saja, Maka ia memperoleh separoh harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi

masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu

mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-

bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga, jika yang meninggal itu mempunyai

beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di

atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang)

orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih

dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan bagimu (suami-

suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak

mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat

seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau

(dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu

tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri

memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang

kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki

maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi

mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu

saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika

Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga

itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan

Makalah AIK Page 2

Page 3: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)

syari’at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”

Artinya : ”Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).

Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang

meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka

bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan

saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak

mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua

pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu

terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki

sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini)

kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-

Nisa : 176)

Pada ketiga ayat ini dapat diketahui enam macam bagian untuk para ahli waris, yaitu 1/2

(setengah), 1/4 (seperempat), 1/8 (seperdelapan), 1/3 (sepertiga), 1/6 (seperenam), dan

2/3 (dua pertiga).

Pembagian Warisan

Pembagian warisan atas harta almarhum ayah anda sangat sederhana. Yang menjadi ahli

waris ada tiga orang, yaitu ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.

1. Ibu sebagai isteri

Sebagai isteri almarhum, ibu berhak untuk mendapatkan bagian sebesar 1/8 dari total

harta almarhum. Ini berarti beliau mendapat 12, 5%. Seandainya ayah anda meninggalkan

harta senilai 8 milyar, maka ibu anda mendapat 1 milyar. Sisa harta yang telah dikurangi

untuk ibu dibagi kepada seluruh ahli waris

2. Anak laki-laki

Mendapatkan 2 kali dari anak perempuan ( 2 : 1 )

Makalah AIK Page 3

Page 4: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

3. Anak perempuan

Anak Perempuan 1/2 dari bagian anak laki-laki ( 1 : 2 )

Tugas :

Contoh Kasus :

a. Seorang suami meninggalkan warisan 300 juta dan memiliki hutang 50 juta berapa

untuk istrinya, 2 orang anak laki-laki, dan 2 orang anak perempuan ?

Jawab :

Langkah Pertama Lunasi Hutang 50 juta

Para Pewaris terdiri dari

Istri                                     : mendapat 1/8 dari total yang di bagi

2 anak Laki                         :  2 bagian x 2    =   4       

2 anak Perempuan               :  1 bagian x 2       =   2

                                             Jumlah                     6

Maka

bagian anak Laki2 adalah        2/6 

Bagian Anak Perempuan         1/6

Perhitungan sebagai berikut :

1.Untuk Bagian Istri

Rp 3.00.000.000 - Rp 50.000.000 = Rp 2.50.000.000  = Rp 31. 250.000,-

                            8                                             8

Rp 2.50.000.000  - 31. 250.000,- =  Rp 218.750.000,-

2.Bagian Anak Laki2

1 bagian anak laki-laki Rp 218.750.000,- x 2 : 6  = Rp 72.916.667,-

Makalah AIK Page 4

Page 5: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

3.Bagian Anak Perempuan

1 bagian anak laki-laki Rp 218.750.000,-x 1 : 6  = Rp 36.458.333

Krosh Check Data

Bagian Istri                                                    =  Rp    31. 250.000,-

Bagian anak laki2   2 x Rp72.916.667,- =  Rp 145.833.330,-

Bagian anak Prp     2 x Rp 36.458.333 = Rp     72.916.666,-

                                                                          Rp 250.000.000

Contoh Kasus

1. Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris 'ashabah binafsih maka asal

masalahnya adalah sejumlah ahli waris yang ada

Contoh :

Ahli waris terdiri dari 6 orang anak laki-laki. Maka asal masalahnya adalah 6.

Cara pembagian warisannya langsung dibagi 6, dan masing-masing ahli waris

mendapat satu bilangan.

2. Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris 'ashabah laki-laki dan perempuan,

maka untuk laki-laki dua kali lipat perempuan, dengan cara dikalikan dua.

Contoh :

Ahli waris terdiri dari 3 orang anak laki-laki dari 3 orang anak perempuan. Cara

mencari asal masalahnya : (3x2)+3=9. Cara pembagian harta warisannya: Harta

dibagi 9; untuk anak laki-laki masing-masing 2 bagian dan masing-masing anak

perempuan satu bagian.

3. Jika ahli waris hanya satu orang ahli waris ashabul furudl, atau satu orang ahli

waris ashabul furudl dan satu orang 'ashabah maka asal masalahnya adalah angka

"penyebut" bagian ahli waris yang bersangkutan.

Makalah AIK Page 5

Page 6: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

Contoh :

Ahli waris hanya seorang anak perempuan. Bagian seorang anak perempuan adalah

1/2. Maka asal masalahnya adalah 2.

Cara pembagian harta warisan adalah harta warisan : 2= bagian anak perempuan.

Atau anak perempuan bersama bapak. Bagian seorang anak perempuan adalah 1/2,

sedangkan sisanya untuk bapak.

4. Jika ahli waris terdidri ahli waris ashabul furudl dua orang atau lebih, baik ada ahli

waris 'ashabah atau tidak, maka mencari asal masalahnya dengan mencari (KPT) dari

angka penyebut bagian masing-masing ahli waris.

Contoh :

Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta sebanyak Rp. 96 juta. Ahli warisnya

terdiri dari istri, ibu dan 2 anak laki-laki maka hasilnya :

Bagian istri 1/6, bagian ibu 1/8, 2 anak laki-laki adalah 'ashabah / sisa. Sehingga, asal

masalah antara 1/6 dan 1/8 (kelipatan perasekutuan terkecil dari bilangan penyebut, 6

dan 8 adalah 24. Maka pembagiannya adalah :

Ibu = 1/6 x 24 = 4

Istri = 1/8 x 24 = 3

2 anak laki-laki = 24 – (4+3) = 17

Langkah akhir pembagian harta warisannya

Ibu = 4/24 x 96 juta = 16 juta

Istri =3/24 x 96 juta = 12 juta

2 anak laki-laki = 17/24 x 96 juta = 68 juta

@Rp. 68 juta : 2 = 34 juta

Jumlah semuanya Rp. 96 juta

Makalah AIK Page 6

Page 7: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

BAB III

KESIMPULAN :

Sebagai kesimpulan dari makalah saya, tentang cara penhitungan zakat dan

penghitungan hak wari. sangat penting dipelajari dan memiliki dasar hukum yang kuat, sama

kuatnya dengan hukum syariat lainnya seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Sejarah

perkembangan ilmu faraidh dengan turunnya ayat-ayat mawaris membawa kemaslahatan bagi

semua pihak, dan hal ini memiliki banyak hikmah. Selanjutnya, saya menghimbau kepada

para pembaca umat muslimin dan juga saya sendiri untuk berusaha menjalankan tuntunan

dalam membayar zakat dan pembagian warisan menurut hukum Islam dengan dimulai dari

diri sendiri dan keluarga masing-masing sebagai salah satu bukti ketaatan kepada Allah SWT

dan Rasulullah SAW.

Makalah AIK Page 7

Page 8: Bab 11 Pembagian Hak Waris (Purry Ayu Ovilia)

Daftar Pustaka

Umam, Dian Khairul, 1999, Fiqih Mawaris, CV. Pustaka Setia, Bandung.

Rasjid, Sulaiman, 2002, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo, Bandung.

Shiddiqy, Hasbi As, 1967, Pengantar Ilmu Fiqih, CV. Mulia, Jakarta.

As-Shabuni, Muhammad Ali,  1979, Hukum Waris Dalam Syariat Islam,

CV. Diponegoro. Bandung.

Karim, A. Syafi’I, 2006, Fiqih dan Ushul Fiqih, CV. Pustaka setia, Bandung.

http://achmadyanimkom.blogspot.com/2008/12/ilmu-faraidh-sejarah-dasar-hukum-dan.html”

Makalah AIK Page 8