Bab 1 Rokayah

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs), tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu Menurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu. Program Kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon penerus bangsa yaitu anak. Untuk mendapatkan calon penerus bangsa yang akan dapat memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat (Prasetyawati, 2012). Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 1

Transcript of Bab 1 Rokayah

Page 1: Bab 1 Rokayah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam Tujuan Pembangunan

Millenium (MDGs), tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu Menurunkan

Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu. Program Kesehatan

Ibu dan Anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur

penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang

ibu akan dilahirkan calon penerus bangsa yaitu anak. Untuk mendapatkan

calon penerus bangsa yang akan dapat memberikan manfaat bagi bangsa

maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat (Prasetyawati, 2012).

Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan

kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu

dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 1992 (SKRT) ( Kemenkes RI, 2011). Sementara menurut Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menyebutkan

bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 sebesar 120 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2007 yang

mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 mencapai 837 orang

(www.dinkesprovjabar.com).

1

Page 2: Bab 1 Rokayah

2

Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Subang pada tahun 2011 tercatat

sebanyak 21 kasus (0,07%) dari 29.361 persalinan. Penyebab kematian

tersebut adalah eklampsi/ pre eklamsi (PEB) 11 kasus (52,3%), perdarahan 6

kasus (28,5%), decomp 3 kasus (14,2%) dan emboli ketuban 1 kasus (4,76%).

Beberapa faktor langsung yang mempengaruhi AKI secara langsung adalah

status gizi, anemia pada kehamilan, kategori 3 (tiga) terlambat dan 4 (empat)

terlalu. Beberapa faktor mendasar yang mempengaruhinya adalah tingkat

pengetahuan dan pendidikan ibu, lingkungan budaya dan sosial ekonomi

keluarga. Sementara pada tahun 2012 Kasus Kematian Ibu tercatat 19 kasus

(Dinkes Kab. Subang, 2011).

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) diperlukan

upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. Upaya

untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an

melalui program Safe Motherhood yang mendapat perhatian besar dan

dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir

tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk

menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui

Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada

tahun 2000 (Kemenkes RI, 2011).

Salah satu upaya mempercepat pencapaian penurunan kematian ibu

yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan

keluarga. Dengan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku

ini diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama

Page 3: Bab 1 Rokayah

3

kehamilan menjadi meningkat. Program yang diselenggarakan oleh

Kementerian Kesehatan untuk mendukung langkah tersebut adalah Kelas Ibu

Hamil (Kemenkes RI, 2011).

Kelas ibu hamil adalah sarana belajar kelompok tentang

kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka bertujuan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,

persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir melalui praktek

dengan menggunakan Buku KIA (Kemenkes RI, 2011).

Pelaksanaan program kelas ibu hamil khususnya di Dinas

Kesehatan Kabupaten Subang mulai merintis setahap demi setahap dari

tahun 2010, yang tujuannya untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI)

di Kabupaten Subang, serta mengubah perilaku i b u h a m i l d a l a m

m e n g h a d a p i kehamilannya. Rencana kerja jangka panjang kelas ibu

hamil di Kabupaten Subang yaitu pembentukan 40 kelas ibu hamil yang

terbagi di setiap Puskesmas dan kelurahan.

Puskesmas Cikalapa yang memiliki wilayah kerja 4 kelurahan yaitu

Kelurahan Parung, Wanareja, Pasirkareumbi dan Soklat. Kelurahan

Wanareja merupakan kelurahan yang telah merealisasikan program kelas

ibu hamil, namun dalam pelaksanaannya masih banyak ibu yang belum

mengikuti program tersebut. Keberhasilan program kelas ibu hamil dapat

ditunjang oleh sejauhmana pengetahuan ibu hamil mengenai

kehamilannya didukung dengan kemudahan mendapatkan informasi dan

akses yang cepat ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, hal ini

Page 4: Bab 1 Rokayah

4

disebabkan karena pengetahuan dapat merubah sikap dan perilaku

individu. Tidak terlaksananya program kesehatan tidak terlepas dari faktor

yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, yaitu faktor predisposisi

yaitu pengetahuan dan sikap. Sedangkan faktor pemungkin yaitu jarak

dan transportasi. Serta faktor penguat yaitu keaktifan petugas kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian yang berjudul: “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN

WANAREJA KECAMATAN SUBANG KABUPATEN SUBANG”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

permasalahan penelitian adalah “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pelaksanaan kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang

Kabupaten Subang”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten

Subang.

Page 5: Bab 1 Rokayah

5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kelas ibu hamil di

Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

b. Mengetahui gambaran sikap ibu tentang kelas ibu hamil di Kelurahan

Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

c. Mengetahui gambaran jarak tempat tinggal ibu ke tempat pelayanan

kesehatan di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten

Subang.

d. Mengetahui gambaran transportasi ibu ke tempat pelayanan kesehatan

di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

e. Mengetahui gambaran keaktifan petugas kesehatan dalam kelas ibu

hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

f. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan kelas ibu hamil

di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

g. Mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan kelas ibu hamil di

Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

h. Mengetahui hubungan jarak tempat tinggal ibu ke tempat pelayanan

kesehatan dengan pelaksanaan kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja

Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

i. Mengetahui hubungan transportasi ibu ke tempat pelayanan kesehatan

dengan pelaksanaan kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan

Subang Kabupaten Subang.

Page 6: Bab 1 Rokayah

6

j. Mengetahui hubungan keaktifan petugas kesehatan dengan pelaksanaan

kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten

Subang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang

diperoleh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil yang

mengikuti kelas ibu hamil secara berkelanjutan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang tentang pelaksanaan

kelas ibu hamil khususnya di Kelurahan Wanareja, sehingga pada akhirnya

akan mendorong pelaksanaan kelas ibu hamil sesuai dengan rencana kerja

yang telah dtetapkan.

E. Ruang Lingkup

Mengingat banyaknya faktor-faktor yang berhubungan dengan

pelaksanaan kelas ibu hamil, diantaranya :

a. Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing Faktor).

Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal

Page 7: Bab 1 Rokayah

7

yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

b. Faktor-Faktor Pemungkin (Enabling Faktor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

c. Faktor-Faktor Penguat ( Reinforcing Faktor )

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat (toma), tokoh agama (toga), dan perilaku para petugas

termasuk petugas kesehatan, suami, dalam memberikan dukungannya

kepada seorang ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil.

Namun, sehubungan dengan keterbatasan kemampuan peneliti serta

waktu dalam melakukan penelitian terbatas, maka peneliti membatasi

ruang lingkup penelitian pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

pelaksanaan kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang

Kabupaten Subang, yang terdiri dari pengetahuan, sikap, jarak, transportasi

dan keaktifan petugas sebagai variabel independen, sedangkan yang

menjadi variabel dependen adalah pelaksanaan kelas ibu hamil.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Lia Puspitasari (2012) “Gambaran

Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang”. Hasil

penelitian menunjukan monitoring dan evaluasi yang sudah dilakukan di

Kelurahan Bangetayu Wetan dan Bangetayu Kulon adalah dengan

Page 8: Bab 1 Rokayah

8

mengadakan kegiatan kelas ibu hamil di tiap kelurahan, dan melihat

bagaimana pelaksanaan kelas ibu hamil tersebut. Untuk monitoring dan

evaluasi yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Bangetayu, dari bidan

koordinator dengan membentuk kegiatan kelas ibu hamil di tiap kelurahan

dan melihat jalannya pelaksanaan kelas ibu hamil yang sudah di bentuk di

tiap kelurahan. Sedangkan untuk monitoring dan evaluasi yang sudah

dilakukan oleh Kota Semarang adalah dengan membentuk kegiatan

kelas ibu hamil di tiap-tiap puskesmas di Kota Semarang.

Berdasarkan paparan diatas penulis terdorong melakukan penelitian

faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan kelas ibu hamil

di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Penulis ingin

melakukan suatu perbandingan apakah hasil penelitian tentang pelaksanaan

kelas ibu hamil di kota Semarang mempunyai karakteristik yang sama dengan

pelaksanaan kelas ibu hamil di Kelurahan Wanareja Kecamatan Subang

Kabupaten Subang.