PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...

177
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (Quasi Eksperimen di SDN Cirendeu III, Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ANGGA PRANATA 108018300050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2013M

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA

KONSEP CAHAYA

(Quasi Eksperimen di SDN Cirendeu III, Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ANGGA PRANATA

108018300050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2013M

ABSTRAK

Angga Pranata (108018300050). Pengaruh Model Pe mbelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Cahaya. Skripsi Program

Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model jigsaw terhadap hasil

belajar siswa pada konsep cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN. Cirendeu III, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai tanggal 26 Maret sampai 7 April 2013. Sampel dalam penelitian ini terdiri

dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan

kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah

kelompok yang diajarkan dengan metode jigsaw, sedangkan kelompok kontrol adalah

kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah

instrumen tes. Berdasarkan analisis data pengujian hipotesis dengan uji

Nonparametris Samples tests data posttest yang dilakukan pada taraf kepercayaan

95%. Diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, nilai Sig.(2-tailed) < 0,05,

sehingga hipotesis alternative diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar IPA siswa.

Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw, hasil belajar siswa,

konsep cahaya.

vi

ABSTRACT

Angga Pranata (108018300050). The Effect of cooperative learning model type

jigsaw Approach Against Student Result on the concept of light. Thesis Learning

Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic

Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University

(UIN) of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

The aims of this research is to determine the effect of jigsaw method approach

Againts Student Result on the concept of light. The method of research used quasi

experiments. The research was conducted at Elementary schools III Cirendeu. The

research was done for three sessions plus a pretest and posttest, starting on 26th

March to 7th April 2013. The sample in this study consisted of two groups:

experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students

too. The experimental group was taught to approach the jigsaw method, whereas the

control group was taught in the conventional group. The research instrument used

was a test instrument. Based on data analysis using the “ nonparametric samples

tests” posttest data with performed on a 95% confidence level.Retrived Sig. (2-tailed)

amounting to 0,000, Sig.(2-tailed) < 0,05, so the alternative hypothesis was accepted.

Therefore it can be concoluded that there are significant of the use of cooperative

learning model type jigsaw of the students learning light outcomes sains.

Keywords: Cooperative learning models. Jigsaw methods approach. Student’s

learning outcomes, concept of light.

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Segala puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pe mbelajaran

Koope ratif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Sis wa pada Konsep

Cahaya”.

Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita

nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,

sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban

Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat pencapaian

gelar Sarjana Pendidikan (SP.d.) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phill., Ketua Jurusan Kependidikan Islam.

3. Bapak Fauzan M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Dra. Djunaedatul Munawarroh, MA., Dosen Penasehat Akademik Program

Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasinya.

5. Erina Hertanti, M.Si., dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

viii

6. Engkay Rokayah, S.Pd., kepala sekolah SD Negeri Cirendeu III Tangerang

Selatan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah

yang beliau pimpin.

7. Seluruh Dewan Guru SD Negeri Cirendeu III Tangerang Selatan, Staf dan

siswa-siswi SDN Cirendeu III Tangerang Selatan, yang telah memberikan

banyak masukan dan saran-saran selama proses penelitian berlangsung.

8. Dra. Eri Rostatria, M.Ag., yang selalu memberikan dukungan dan

motivasinya kepada penulis.

9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini

dengan sebaik-baiknya.

10. Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Agni Budi Satrio,

M.Eng.Sc dan Ibunda Anina Utari, SH., yang selalu mendo’akan dan

memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan yang tiada henti-

hentinya.

11. Adik-adik tersayang, Andhika Putra, Arkan Putra, dan Alwan Putra yang

selalu setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat.

12. Saudaraku tersayang, Pak Redi, Ibu Supaini (Almarhumah), Mba Lis, Mas

Arnul, Mas Agus, Mas Erik, Iwan, dan Khoirul, yang selalu setia memberikan

semangat serta perhatian yang tak terhingga, saat bersama kalian merupakan

saat yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup ini dan semoga

kehangatan kita tidak berhenti sampai di sini.

13. Sahabat setiaku Pa ustad Muhajirin Grinting, Ibu Anisa dan Bang Abu terima

kasih atas siraman rohani dan doanya.

14. Wit Lailli Darmayanti, yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta

meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Pak Iwan Setiawan dan Ka Ayu, yang selalu menjadi teman sharing di lab

mengenai skripsi.

16. Wahyu, Sahid, Hary, Catur, Rizki, Amar, Jaka, Liana, Fitriyah, Amalina

Nisail, Mufidah, Musyaropah, Eka, Rani dan Yunia.

ix

17. Seluruh teman-teman di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah

2008 yang telah ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun

penyelesaian skripsi.

18. Keluarga besar Seniora: Dimas, Deni, Agi, Imam, Fatih, Agus, Maulana,

Akbar, Surur, Adit, Herey, Rama, Fatah, Irfan, Eko, Izet, Wajito, Arif, dan

Feby.

19. Pencinta Futsal Om Abdi, Om Iwan, Om Heru, Mas Upek, Rulli, Dani, tanpa

kalian aku tidak bisa olah raga yang menyenangkan ini.

20. Drs. Antonius Sartono, Ibu Eni Nuryanti, Pak Reno, Bu Dias, Pak Epi, Pak

Miko, Pak Arif, keluarga besar Rumah Pelangi dan murid- muridku yang luar

biasa.

21. Masjid Al-hijrah Vila Cendana khususnya untuk Bang Anwar, Bang Andi,

Arif, Akbar, Maulana, Adoy, Marpit, Fahmi, Barku, Husen dan semua

babe2h di sana yang begitu luar biasa kompak meberikan motivasi dan

pengalamannya.

22. Fahrudin, Solihin, Bangga, Zainal, Fauzi, Dani, Imam, Hendra terima kasih

atas tempat kosannya yang selalu saya singgahi untuk mengerjakan skripsi.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga

bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis

di balas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman

dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala

bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari

berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis

dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 27 November 2013

Angga Pranata

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................... ii

SURAT PERNYATANAN KARYA SENDIRI ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ............................................................ vi

ABSTRAK................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah.......................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 5

BAB II. DESKRIPSI TEOERITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 6

1. Pembelajaran Kooperatif............................................................................. 6

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 6

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 7

c. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 9

d. Tujuan Pembelajaran Kooperati................................................................ 10

xi

e. Langkah-Langkah Pembelajaram Kooperatif ........................................... 11

f. Macam-Macam Kooperatif ....................................................................... 13

g. Pengelolaan Kelas Model Kooperatif ....................................................... 16

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................................................... 16

a. Pengertian Jigsaw ...................................................................................... 16

b. Langkah-Langkah Jigsaw......................................................................... 18

c. Kelebihan Jigsaw..................................................................................... 20

d. Kelebihan dan Kekurangan Jigsaw .......................................................... 20

e. Evaluasi Pembelajaran .............................................................................. 21

f. Pembelajaran IPA Dengan Jigsaw ............................................................ 23

3. Hasil Belajar .............................................................................................. 23

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................................... 25

b. Pengukuran Hasil Belajar .......................................................................... 26

4. Konsep Cahaya......................................................................................... 27

a. Pengertian cahaya..................................................................................... 27

b. Sifat Cahaya .............................................................................................. 27

c. Cermin....................................................................................................... 28

d. Manfaat ..................................................................................................... 28

B. Hasil penelitiaan yang relevan ........................................................................ 29

C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 31

D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................................... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 33

B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................................... 33

C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 34

D. Prosedur penelitian.......................................................................................... 35

E. Variabel penelitian .......................................................................................... 36

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 36

xii

G. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36

H. Uji Coba Instrumen Tes .................................................................................. 39

I. Instrumen Tes Pilihan Ganda .......................................................................... 39

1. Validitas Instrumen ................................................................................... 39

2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 40

3. Taraf Kesukaran ....................................................................................... 41

4. Daya Pembeda ........................................................................................... 43

5. Teknik Analisis data .................................................................................. 44

a. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 44

b. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 46

c. Hipotesis Statistik..................................................................................... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................................ 49

B. Hasil Analisis .................................................................................................. 53

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................................ 53

2. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 55

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 55

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................... 59

B. Saran................................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ 65

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional ............................................................................................... 8

Tabel 2.2 Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................................... 12

Tabel 2.3 Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ................... 15

Tabel 2.4 Identifikasi bermacam tes dalam pembelajaran kooperatif ........................ 22

Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posstest Design ................... 34

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36

Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 38

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 40 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas .............................................................................. 41

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen................................................................. 41

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal............................................................. 42

Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................. 42

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................................... 43

Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal................................................. 43

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest. ............................................................ 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ........................................................ 53 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest .................................................... 48

xiv

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pretest-posttest............................................................ 49

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi Menunjukkan Tipe Jigsaw .................................................................... 19

Gambar 2.2 Skema Proses hasil Belajar ................................................................................. 24

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................................. 35

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Peta Konsep Materi Cahaya ............................................ .65

Lampiran 2 Rpp Kelas Eksperimen .................................................... 66

Lampiran 3 Rpp Kelas Kontrol .......................................................... 84

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................ 99

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen yang Valid ...................................... 109

Lampiran 6 Tabel Kisi-Kisi Instrumen ............................................. 110

Lampiran 7 Rekapitulasi Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ..... 111

Lampiran 8 Instrumen Tes............................................................... 112

Lampiran 9 Kunci Jawaban .............................................................. 116

Lampiran 10 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 117

Lampiran 11 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 119

Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest ................................................. 121

Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest ................................................ 123

Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest .............................................. 125

Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ............................................. 127

Lampiran 16 Uji Hipotesis Pretest .................................................... 128

Lampiran 17 Uji Uji Hipotesis Posttest ............................................. 130

Lampiran 18 Distribusi Pretest dan Posttest ..................................... 132

Lampiran 19 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Skor Data Dibobot ..134

Lampiran 20 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Reliabilitas Tes ....... 135

Lampiran 21 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kelompok Unggul dan

Ashor ......................................................................... 136

Lampiran 22 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Daya Pembeda ........ 141

Lampiran 23 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran ..143

xvii

Lampiran 24 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Korelasi Skor Butir

dengan Skor Total ....................................................... 145

Lampiran 25 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kualitas Pengecoh...147

Lampiran 26 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Rekap Analisis Butir149

Lampiran 27 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi........................... 151

Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi.............. 152

Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................. 153

Lampiran 30 Surat Keterangan Sekolah ............................................ 154 Lampiran 31 Lembar Uji Referensi................................................... 155

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan formal di sekolah menjadi salah satu dasar bagi para siswa

untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dirinya dalam

rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan

pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa, dalam bentuk interaksi

belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan

ini, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan

berpedoman pada kurikulum. Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam

kurikulum SD kelas V adalah mata pelajaran IPA.

Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di sekolah dengan tujuan agar siswa

mengerti dan memahami proses dan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta.

Beragam metode dan model pembelajaran dapat digunakan dalam

menyampaikan materi IPA di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar.

Proses pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar masih banyak ditemukan

kecenderungan teacher centered. Pada pembelajaran di kelas, guru lebih

senang menggunakan metode konvensional, siswa hanya menjadi obyek

pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang

dimiliki siswa itu sendiri, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan pasif.

Hal itulah yang menjadi satu penyebab kemampuan sains sis wa, khususnya

Ilmu Pengetahuan Alam, rendah.1

Selain itu siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dalam proses

pembelajaran dengan cara berdiskusi. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih

mendominasi dalam belajar kelompok, sehingga siswa yang berkemampuan

rendah tidak mengerti materi yang dikerjakan kelompok. Diskusi yang

dilakukan masih bersifat konvensional. Akibatnya siswa yang berkemampuan

rendah tidak merasakan kegembiraan dalam proses pembelajaran.

1 www. Ko mpas.com Kema mpuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember 2012

1

2

Terlihat pula pada pembelajaran di kelas, guru lebih terfokus terhadap

siswa yang juga terkesan bertanya dan memberikan tanggapan, tanpa

memperhatikan apakah siswa lain telah memahami materi yang dipelajari.

Strata sosial di sekolahpun begitu terasa. Terlihat banyak siswa yang hanya

ingin bekerja dengan sesama teman yang sama tingkatan sosialnya dan

budayanya. Mereka sulit bekerjasama dengan temannya yang lain.

Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan di atas adalah perlu

diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Cooperative

Learning. Pendekatan Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang

dituntut untuk bekerjasama, saling melengkapi dan dapat menyelesaikan

masalah. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar

dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga

belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk

membelajarkan siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan

belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja

sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman

individu maupun kelompok.2

Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk

meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau

motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukan minatnya. Jenis-jenis

pembelajaran Cooperative Learning, diantaranya Student Teams Achievement

Division (STAD), Investivigasi kelompok, Pendekatan Struktural, dan Jigsaw.

Dalam penelitian ini akan diterapkan model kooperatif tipe jigsaw.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa

tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga

pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan

tapi mereka juga harus siap untuk memberikan dan mengajarkan materi

tersebut untuk anggota kelompok lainnya. Dengan demikian siswa saling

tergantung satu sama lainnya dan harus bekerja secara kooperatif untuk

2

Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendid ikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hal. 233

3

mempelajari materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa diberi kebebasan dan kesempatan

untuk mengumpulkan informasi apa saja yang berkaitan dengan materi

pembelajaran dari berbagai sumber belajar.

Pada model kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok asal, pada kelompok ini siswa memiliki kemampuan, asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kemudian masing- masing kelompok asal

mengutus seorang anggotanya untuk bergabung menjadi kelompok ahli.

Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal

yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik

tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya

untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Kelebihan dalam Cooperative Learning tipe Jigsaw, antara lain

mengembangkan kerja tim dan kemampuan bekerja sama, mengembangkan

kegembiraan belajar sejati, informasi, menghilangkan sikap mementingkan diri

sendiri, dan strata sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan

Cooperative Learning merupakan pendekatan yang sesuai untuk diterapkan

pada pembelajaran IPA karena dalam pembelajaran IPA materi yang dipelajari

sangat luas sehingga kerjasama dalam belajar juga dibutuhkan.

Berdasarkan karakteristik tipe jigsaw tersebut, maka salah satu konsep

yang cocok diterapkan dengan menggunakan jigsaw adalah konsep cahaya.

Konsep cahaya memiliki cakupan yang luas yang cocok dibagi-bagi

bahasannya untuk didiskusikan secara kelompok menggunakan tipe jigsaw,

sehingga dalam pembahasan yang seharusnya menghabiskan waktu yang

panjang dapat diefisienkan. Disini juga dapat memperkecil kemungkinan guru

terlewat menjelaskan suatu materi. Atas dasar pertimbangan itu peneliti tertarik

untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Cahaya.

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah penting, diantaranya:

1. Kurangnya penggunaan model yang berorentasi pada siswa. Seperti, proses

pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan

kurangnya minat belajar siswa terutama untuk bekerjasama dalam kelompok.

2. Kurang percaya diri siswa. Seperti kurang keterampilan untuk bertanya dan

keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan kelas.

3. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi dalam kelompok belajar.

Seperti tidak mau membantu teman atau berbagi dengan teman yang belum

mengerti.

4. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi dengan teman lainnya.

5. Siswa menganggap pelajaran IPA itu sulit.

6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan

dibatasi pada hasil belajar siswa yang difokuskan pada aspek kognitif dengan

tingkatan memahami (C1), menjelaskan (C2), dan menerapkan (C3). Model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw menurut Arends.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang akan

diteliti adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terhadap hasil belajar IPA Siswa pada konsep cahaya?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar

siswa pada konsep cahaya.

5

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

2. Memberikan pengalaman belajar pada siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

3. Memberikan alternatif kepada guru dalam melakukan proses pembelajaran

yang lebih bermakna.

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Pembelajaran Koope ratif

a. Pengertian Pe mbelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Johnson dan Johnson adalah cara belajar

menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain.

Untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan

saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi

pelajaran.

Sedangkan menurut Davidson dan Worsham pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan

menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademis. 1

Model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.2

Sehingga dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama

dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan

siswa untuk saling ketergantungan positif, interaktif tatap muka, akutabilitas

individual, dan keterampilan sosial.3 Slavin dan Karuru mendefinisikan

1 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sain, lembaga Penelitian UIN Jakarta (Jakarta, 2009),

hal. 130. 2 Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok ,(Jakarta: Alfabeta, 2013),

hal.16. 3 Supriono, Penerapan Metode Pembelajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol. 2.No mo r 1. September 2006. Hal. 19.

6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:

7

pembelajaran kooperatif sebagai suatu variasi metode pengajaran dimana siswa

bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainya dengan

memahami suatu kelompok bahasan. Siswa diharapkan saling membantu,

berdiskusi dan berargumen dengan yang lainnya, sehingga dapat menekan

perbedaan pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari suatu pokok

bahasan.4

Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan

dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif

seorang siswa akan menunjukan minatnya.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Koope ratif

Ada beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah

sebagai berikut5:

1) Pembelajaran secara tim

Tim adalah tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu tim harus membuat

setiap siswa belajar.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen kooperatif artinya dalam pembelajaran kooperatif memerlukan

perencanaan yang matang, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, pekerjaan

bersama antar setiap anggota kelompok, dan perlu ditentukan kriteria

keberhasilannya.

3) Kemampuan untuk bekerjasama

Prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.

4 Ibid 5

Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. V, h. 244-246.

8

4) Keterampilan bekerjasama

Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan

berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan

pendapat , dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok

belajar konvensional, yaitu:6

Tabel 2.1

Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan

Kelompok Belajar Konvensional

6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007), cet.I, h.42

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Adanya saling ketergantungan positif, saling membangun, dan saling

memberikan motivasi sehingga ada

interaksi positif

Guru sering membiarkan adanya siswa

yang mendominasi kelompok atau

menguntungkan diri pada kelompok

Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi

pelajaran tiap anggota kelompok, dan

kelompok diberi umpan balik tentang

hasil belajar para anggotanya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan

Akuntabilitas individual sering diabaikan

sehingga tugas-tugas sering diborong

oleh salah seorang anggota kelompok

sedangkan anggota kelompok lainnya

hanya “mendompleng” keberhasilan

“pemborong”

Kelompok belajar heterogen, baik

dalam kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, etnik, dan sebagainya

sehingga dapat saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan dan

siapa yang memberikan bantuan

Kelompok belajar biasanya homogen

Pemimpin keloompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk

memberiikan pengalaman memimpin

bagi para anggota kelompok

Pemimpin kelompok sering ditentukan

oleh guru atau kelompok diabiarkan

untuk memilih pemimpinya dengan cara

masing- masing

Keterampilan sosial yang diperlikan Keterampilan sosial sering tidak secara

9

c. Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran secara klasikal

yang biasa digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Yang

dimaksud dengan pembelajaran ini adalah pembelajaran dengan pengajaran yang

menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar mengajar.

Pembelajaran konvensional juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang

dilakukan dengan komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada

pengajar. Ini berarti guru mengajar untuk memberikan informasi secara lisan dan

data kepada siswa tanpa ada usaha mengembangkan keterampilan. Dalam

pembelajaran ini, peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang pasif, yaitu

siswa lebih banyak belajar sendiri secara individual.

dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, mempercayai orang

lain, dan mengelola konflik secara

langsung diajarkan

langsung diajarkan

Pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung guru terus melakukan

pemantauan melalui observasi dan

melakukan intervensi jika terjadi

masalah dalam kerja sama antar

anggota kelompok

Pemantauan melalui oobservasi dan

intervensi sering tidak dilakukan oleh

guru pada saat belajar kelompok sedang

berlangsung

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Guru memperhatiakn secara proses

kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru sering tidak memperhatikan proses

kelompok yang terjadi dalam kelompok-

kelompok belajar

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal (hubungan

antar pribadi yang saling menghargai)

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas

10

Beberapa ciri dalam model pembelajaran konvensional, yaitu:

1) Tujuan tidak dijelaskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati

dan diukur

2) Bahan disajikan kepada kelompok, sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan

individual murid.

3) Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain menurut

pertimbangan guru.

4) Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar

5) Siswa umumnya besifat pasif dalam pembelajaran

6) Keberhasilan dalam proses belajar dinilai secara subjektif oleh pengajar.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif

adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-

temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan

kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan

pendapat mereka secara berkelompok. Kategori dalam pembelajaran kooperatif

adalah yang pertama, adalah individual yaitu keberhasilan seseorang ditentukan

oleh orang itu sendiri. Kedua, kompetitif, yaitu keberhasilan seseorang dicapai

karena kegagalan orang lain. Dan yang ketiga, kooperatif, yaitu keberhasilan

seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasila n

dengan sendirian.7

7

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009, hal. 271.

Ibid, hal. 48-49.

11

Sedangkan menurut Ibrahim yang dikutip Isjoni, pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan, yaitu8:

1) Hasil belajar akademik

Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam hal membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan model

terstruktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

2) Penerimaan terhadap individu

Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas dari

orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya.

3) Pengembangan keterampilan sosial

4) Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah mengerjakan keterampilan

bekerja sama dan kolaborasi.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Agar model pembelajaran ini berjalan lebih kooperatif maka sebagai petunjuk

tahap-tahap yang harus dilakukan berdasarkan komponen pembelajaran kooperatif

sebagai berikut:9

8

Trianto, model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik , Jakarta : Presta Pustaka, 2007. Hal. 44-45.

9

12

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pe mbelajaran Kooperatif

Dari tabel diatas, terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran

yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru

menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini

diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara

verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim- tim belajar. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas

bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil

akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang akan telah mereka pelajari

dan memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun individu.

No. Fase Kegiatan

1. Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut

dan memotivasi siswa belajar

2. Menyajikan

informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

3. Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok

kooperatif

Guru menjelasakan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

4. Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka.

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

13

f. Macam-macam pembelajaran kooperatif

Menurut Arend ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif. 10 Di sini akan

diuraikan secara ringkas masing- masing pendekatan tersebut.

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas

John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar

kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap

minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu

dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus

heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,

memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan

lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami

bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain untuk memahami dan atau

melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa

diberi kuis. Kuis itu di skor dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor

perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan

pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu.

Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain,

diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor

perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu.

Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam

lembar itu.

2) Investivigasi kelompok

Investivigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan

20.

10

Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Uneversity Press,2001), h.

14

pertama kali oleh Thelan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam

perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan

mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit

daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Dalam penerapan investivigasi

kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5

atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapa t dibentuk

dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam

topik tertentu. Selanjutnya memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyidikan

yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan

mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

3) Pendekatan Struktural

Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawan.

Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan lain, namun pendekatan

ini memberi penekanan pada pengguanaan struktur tertentu yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh

Kagen ini dimaksud sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti

resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa

memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang

dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada

penghargaan individual. Ada struktur yang dikembngakan untuk meningkatkan

perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan

keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang

terkenal adalah think-pair-share dan number-head-together, yang dapat digunakan

oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman

siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan

dua contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial.

15

4) Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot aronson dan

teman-teman di universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan

teman-teman di universitas Jhon Hopkins.

Table 2.3

Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pe mbelajaran Kooperatif. 11

(sumber:http://luarsekolah.blogs pot.com)

11 Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press,2001), h. 29.

Aspek STAD Pendekatan

Struktural

Investi vigasi

kelompok Jigsaw

Tujuan kognitif

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik t ingkat tinggi dan keterampilan inkuiri

Informasi akademik sederhana

Tujuan social Kerja kelo mpok dan kerjasama

Kerja kelo mpok dan kerjasama

Kerja kelo mpok dan kerjasama

Kerja kelo mpok dan kerjasama

Struktur Tim Kelo mpok belajar heterogen 4-5 orang

Bervariasi berdua, bertiga kelo mpok dengan 4-5 orang

Kelo mpok belajar homogen 5-6 orang

Kelo mpok heterogen 4-5 orang. Pola “kelo mpok ahli” dan “kelo mpok asli”.

Pemilihan topik

pel ajaran

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru

Tug as utama Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling bantu untuk menuntaskan materi belajarnya

Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan sosial dan kognitif

Siswa menyelesikan inkuiri ko mpleks

Siswa mempelajari materi pada kelo mpok ahli kemudian membantu anggota kelo mpok asal mempelajari materi tersebut

Penilaian Tes mingguan Bervariasi Menyelesikan proyek dan menyerahkan laporan dan dapat menggunakan essay

Bervariasi, dapat berupa tes mingguan

Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lain

Bervariasi Lembar pengetahuan dan publiikasi lain

Bervariasi

16

g. Pengelolaan kelas model pe mbelajaran kooperatif

Pengelolaan kelas pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina

pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerjasama dan berinteraksi

dengan pembelajaran yang lainnya. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan

dalam pengelolaan kelas.12

Pertama adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan

pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan

kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta

kegiatan-kegiatan yang berhubungan suasana dan keadaan kelas dan peserta didik.

Kedua adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian

kondisi belajar yang optimal. Kegiatan ini berkaitan dengan respon guru terhadap

masalah dan gangguan yang dihadapi peserta didik yang berkelanjutan, sehingga

guru bisa mengambil jalan remedial atau mengembalikan kondisi belajar yang

optimal.

2. Pembelajaran Koope ratif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi untuk mencapai prestasi yang maksimal.13 Jadi, pada teknik jigsaw ini

siswa dalam satu kelompok berpencar untuk berkumpul dengan anggota kelompok

lain yang memiliki materi pembahasan yang sama.

Menurut Arends pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu

teknik dari model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim- tim belajar yang

heterogen beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas

12

Isjoni, Pembelajaran visioner perpaduan Indonesia – Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), hal. 91-98. 13 Zulfiani dkk, op cit. hal 143.

17

penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada

anggotanya.14

Dalam jigsaw, siswa dituntut untuk saling ketergantungan yang positif

(saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Hal ini senada dengan

pendapat Hinze sebagai berikut Jigsaw merupakan satu metode yang

memungkinkan munculnya saling ketergantungan antar a nggota kelompok. Selain

itu metode ini juga menunjang interaksi dan elaborasi kognitif, memunculkan rasa

menghormati pada orang lain serta membangun pengetahuan bersama.15

Dari pendapat Hinze diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut untuk saling

memberitahu antar sesama kelompoknya sehingga akan terjadi saling butuh

diantara kelompok tersebut.

Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab

terhadap keberhasilan sesama anggota kelompoknya. Dalam pembelajaran dengan

metode jigsaw akan memungkinkan masing- masing siswa yang tergabung dalam

kelompok ahli, akan menjadi seorang ahli dalam mengumpulkan informasi,

konsep, dan kemampuannya lainnya yang terkait dengan topik yang mereka

pelajari. Pemikiran dasar dari teknik ini adalah memberikan kesempatan siswa

untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serat diajar oleh sesama siswa

merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang

berkesinambungan.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang ahli. Dengan

14 Sofan A mri, dkk, kontruksi pengembangan pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal.95.

15 Shlo mo Sharan,The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. (Yogyakarta: Familia, 2012), hal.53.

18

demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.

b. Langkah-Langkah Jigsaw

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu

kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

anggota kelompok asal.

Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Aronson,

Stephen, Sikes, dan Snapp, disusun langkah- langkah sebagai berikut.16

1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab

mereka

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai

dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7) Guru memberi evaluasi

8) Penutup.

16 Yatim Riyanto,op. cit, hal, 275.

19

Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan kelompok dalam Jigsaw

TIM ASAL

(5-6 kelompok heterogen dikumpulkan)

Gambar 2.1 Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw

Menurut Arend langkah- langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:17

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6)

2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi

menjadi beberapa sub bab

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung

jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai

sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang

ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya memepelajari paru-paru begitupun

siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu

dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar

teman-temannya

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa

kuis individu

17 Trianto, op. cit. hal. 56-57

20

c. Kelebihan Jigsaw

Kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Teti Sobari diantaranya

adalah:18

1) Meningkatkan hasil belajar

2) Meningkatkan daya ingat

3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi

4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsic

5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen

6) Mengikatkan sikap anak yang positif terhadap guru dan sekolah

7) Meningkatkan harga diri anak

8) Meningkatkan penyesuaian sosial yang positif, dan

9) Meningkatkan keterampilan hidup gotong royong

d. Kelebihan dan kekurangan jigsaw

Adapun kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Ibnu Hizam

diantaranya adalah:19

1) Memudahkan siswa memiliki penyesuaian soal

2) Mengembangkan kegembiraan belajar sejati

3) Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterangan, informasi,

perilaku sosial, dan pandangan peserta lain.

4) Memungkinkan berkembangnya nilai-nilai social dan komitmen.

5) Menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri

6) Mengaitkan kepekaan dan kesetiakawanan social

7) Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian ataupun keterasingan

8) Dapat menjadi acuan perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegerasi

9) Meningkatkan saling percaya kepada manusia

10) Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri

18 Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Raja wali press), hal. 219. 19 Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM) ,

Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.64

21

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,

jenis kelamin, norma, atau adat, etnis, strata sosial dan sebagainya

12) Mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling menjaga perasaan

13) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong

14) Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

15) Memberikan harapan yang lebih besar bagi manusia biasa yang mampu menjalin

hubungan positif dengan sesamanya, baik ditempat kerja maupun dimasyarakat.

Ibnu Hizam juga mengemukakan pendapatnya mengenai kekurangan yang

dimiliki metode jigsaw diantaranya adalah:20

1) Sulit membuat kelompok yang heterogen baik intelegensi, bakat, minat, atau

daerah tempat tinggal

2) Murid- murid yang dianggap guru heterogen, sering tidak merasa cocok dengan

kelompok itu

3) Pengertian tentang guru pengelompokkan ini kadang-kadang masih belum

mencukupi

4) Dalam belajar bersama tidak terkendali sehingga menyimpang dari rencana dan

berlarut- larut

Untuk mengambil manfaat dan mengatasi kekurangan-kekurangan dari

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut, maka guru perlu membuat

perencanaan-perencanaan yang sebaik-baiknya, dan juga diperlukan simulasi atau

latihan dalam menerapkan model pembelajaran ini.

e. Evaluasi Pe mbelajaran

Asesmen dalam pembelajaran kooperatif biasanya terkait dengan empat hal yang

khas, antara lain sebagai berikut.

1) Apakah sudah dikembangkan suatu rubrik atau criteria penilaian tertentu?

2) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan belajar kepada siswa?

20 Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.65

22

3) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan pembelajaran kepada

orang tua dan administrator sekolah?

4) Bagaimanakah cara siswa mengkomunikasikan kemajuan pembelajarannya kepada

guru?

Dalam hal ini, asesmen atau penilaian didefinisikan sebagai istilah umum

yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja

(performance) individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup

pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. 21

Johnson and Johnson pada publikasinya berjudul Cooperative Learning and

Assesment, memerinci identifikasi bermacam- macam penilaian yang umum

diterapkan dalam pembelajaran kooperatif seperti dinyatakan dalam tabel berikut

ini.

Tabel 2.4 Identifikasi Bermacam Tes dalam Pembelajaran Kooperatif 22

Model pembelajaran dengan penilaian gotong royong perlu lebih sering

dipakai dalam dunia pendidikan agar bisa kondusif bagi proses kedewasaan dan

pengembangan siswa. Sistem belajar perlu memperhatikan pula aspek-aspek

afektif. Sistem peningkatan hanya menekankan pada hasil belajar yang bersifat

kognitif sedangkan sistem individual mulai memperhatikan aspek afektif untuk

21 Warsono dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya: 2012), hal. 264-265.

22 Warsono dkk, op. cit¸ hal 275-276.

Tujuan Focus Setting Stakes Pemegang

kepentingan

Diagnostic Proses

pembelajaran

Buatan

(Ruang kelas)

Rendah Siswa- orang tua

Formatif Proses

pengajaran

Otentik

(Dunia nyata)

Rendah Guru

Sumatif Luaran

pembelajaran

Luaran

pengajaran

Buatan

(Ruang kelas)

Tinggi Administrator

Pembuat

kebijakan

23

mencapai hasil- hasil belajar kognitif. Namun patut disadari, sistem individu ini

juga bisa membawa dampak afektif lainnya. Sistem pendidikan gotong royong

merupakan alternatif menarik yang mencegah tumbuhnya keagresifan dalam

sistem kompetensi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan

aspek kognitif.

f. Pembelajaran IPA de ngan Jigsaw

Seperti telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

beberapa pendekatan, salah satunya adalah jigsaw. Jigsaw merupakan salah satu

variasi dari model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh

Elliot Aronson dan teman-temannya di universitas pada tahun 1978.23 Jigsaw

kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya pada tahun 1980 di

Universitas Jhon Hopskins. Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dikenal

dengan jigsaw I, kemudian jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin di kenal

dengan nama jigsaw II. Perbedaan jigsaw I dan jigsaw II terletak pada waktu

pelaksanaan, dimana waktu pelaksanaan jigsaw I lebih singkat dibandingkan

jigsaw II. Selain itu, dalam pembelajaran jigsaw I siswa menyelesaikan

permasalahan yang berbeda dalam kelompok ahli sedangkan dalam jigsaw II siswa

menyelesaikan permasalahan yang sama dalam kelompok ahli. Jigsaw yang

dikembangkan oleh Slavin lebih praktis dan mudah diterapkan ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung. 24

3. Hasil Belajar

Kata hasil dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang

menjadi akibat dari usaha. Kata hasil sering dikaitkan dengan prestasi, hal ini

karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya Soetioe

mengungkapkan pengertian belajar adalah perubahan mental pad a diri pelajar atau

23 Robert, E. Slav in, Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of Yo rk and Jhons Hopkins university), h.6.

24 Robert E. Slavin, Coopererat ive Learning, teori, riset, dan praktik. (Bandung:Nusa Media , 2005), hal. 237.

24

memodifikasi kecenderungan. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar adalah

perubahan mental pada diri pelajar akibat dari usaha.

Sejalan dengan pernyataan di atas Sudjana mengungkapkan bahwasannya

hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar.25 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu

yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan

kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada perilaku. Dengan

demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan

terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian diketahui melalui tes dan pada

akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai ril atau non riel.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

kognitif memiliki pengaruh terhadap perilaku siswa, seperti yang d isajikan dalam

skema berikut:

Pengetahuan

Belajar Tes Hasil Belajar Nilai

Perilaku

Gambar 2.2 Skema Proses Hasil Belajar

Dari skema di atas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari

kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya

kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan

dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

peristiwa yang bersifat internal pada diri seseorang setelah melakukan kegiatan

25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.22.

25

belajar. Suatu peristiwa ini ditandai dengan perubahan perilaku dan pengetahuan

seseorang terhadap apa yang dipelajarinya. Kemudian hasil belajar dapat diperoleh

dengan melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perubahan perilaku dan

pengetahuan tersebut.

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Penilaian terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif ini merupakan hasil

belajar yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif,

terdapat enam jenjang, diantaranya:

1) Pengetahuan (knowledge) berhubungan dengan kemampuan mengingat pada

materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya (recall). Contohnya, nama

kepala negara, nama presiden, nama negara, rumus, dalil, hukum, dan sebagainya;

2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami arti suatu materi

pembelajaran. Contohnya, menafsirkan, menjelaskan atau meringkas/ merangkum

suatu pengertian, seperti memahami isi suatu cerita;

3) Penerapan (application) adalah kemampuan menerapkan atau menafsirkan suatu

materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang

konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, atau teori.

Contohnya, mampu memecahkan masalah sebagai penerapan dari informasi atau

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya;

4) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke

dalam komponen-komponen atau bagian, sehingga susunannya dapat dimengerti.

Contohnya, menganalisis suatu bentuk bagan atau diagram;

5) Sintesis (synthesis) menunjukkan pada menghimpun bagian ke dalam suatu

keseluruhan. Seperti merumuskan tema suatu rencana atau melihat hubungan

abstrak dari berbagai informasi atau fakta. Contohnya, menyimpulkan suatu hasil

diskusi, atau kesimpulan cerita;

26

6) Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu

berdasarkan pada maksud atau kriteria tertentu. Contohnya, menilai dua hasil

karya atau gambar lalu ditentukan, karya mana yang lebih baik dari yang lainnya.26

b. Pengukuran Hasil Belajar

Hasil belajar ini dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan

membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang

relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif.

Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya

yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, dan pengukuran melalui

observasi. Setiap cara/prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masing-

masing. Prosedur mana yang harus dipilih tergantung pada berbagai faktir yaitu:

jenis kemampuan yang diukur, jumlah siswa, dan waktu yang tersedia.

Dalam pembelajaran IPA khususnya IPA SD prosedur lisan pada umumnya

jarang dilakukan, mengingat jumlah siswa yang jumlahnya banyak sedangkan

waktunya terbatas. Adapun prosedurnya yang banyak dilakukan ialah prosedur

tertulis dan observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang

sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk

mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.

Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur

observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tetap. Alat ukur dapat

dikelompokkan kedalam dua golongan besar yakni “tes” dan “bukan tes”. Tes

adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan

mengunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya.

Alat ukur yang bukan tes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya. Tes

dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yakni tes uraian dan tes obyektif.

Perbedaannya ialah tes uraian meminta jawaban uraian singkat yang disusun siswa

26 Lu kmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 171.

27

dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa kata atau simbol untuk

melengkapi pernyataan yang belum sempurna.

4. Konsep Cahaya

a. Pengertian Cahaya

Cahaya berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar yang

memancarkan cahayanya ke bumi adalah matahari. Cahaya sangat penting bagi

kehidupan di muka bumi. Tanpa cahaya, kamu tidak dapat melihat benda yang

beraneka warna, bunga-bunga yang berwarna-warni, dan pemandangan alam yang

sangat mempesona. Sumber cahaya terbagi menjadi dua yaitu sumber cahaya

alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya

yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Misalnya matahari, beberapa hewan

(kunang-kunang) dan beberapa hewan laut. Sedangkan sumber cahaya buatan

adalah sumber cahaya yang dibuat oleh manusia. Misalnya lampu listrik, lampu

minyak, lampu senter, lilin dan lain- lain.

b. Sifat-sifat Cahaya

Adapun cahaya memiliki sifat-sifat cahaya sebagai berikut:

1) Cahaya dapat merambat lurus

Contoh ketika kita menggunakan senter

2) Cahaya dapat menembus benda bening

Contoh air, kaca dan plastik

3) Cahaya dapat dibiaskan

Contoh ikan di kolam yang jernih terlihat lebih besar dari aslinya, dasar kolam

terlihat lebih dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari yang panas terlihat seperti

berair.

4) Cahaya dapat dipantulkan

Pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan konfus

(pemantulan teratur) dan pemantulan difus (pemantulan baur). Pemantulan konfus

(pemantulan teratur) adalah berkas cahaya yang jatuh mengenai permukaan benda

yang dipantulkan secara teratur. Sedangkan pemantulan difus (pemantulan baur)

28

adalah berkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata maka berkas cahaya

tersebut dipantulkan ke berbagai arah.

c. Cermin

Cermin dapat membentuk bayangan benda seperti aslinya. Cermin

dikelompokkan menjadi tiga bagian sebagai berikut.

1) Cermin datar

Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pantul datar dan titak

melengkung. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sebagai berikut.

a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.

b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin

c) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin,

tetapi tidak dapat di tangkap oleh layar.

2) Cermin cekung

Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bidang pantul melengkung kea rah

dalam. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tergantung letak

benda terhadap cermin.

a) Jika letak benda dekat dengan cermin cekung maka akan berbentuk bayangan yang

memiliki sifat semu(maya), lebih besar, dan tegak.

b) Jika benda dijauhkan dari cermin cekung maka akan diperoleh bayangan yang

bersifat nyata dan terbalik.

3) Cermin cembung

Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bidang pantul kea rah luar.

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu maya, tegak, dan

diperkecil. Contoh kaca spion pada kendaraan.

d. Manfaat Cahaya

Manfaat cahaya sangatlah banyak baik di darat dan di dalam air. Tanpa

cahaya matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya

tumbuhan tidak dapat menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain. Mungkin

tidak ada lagi makhluk hidup yang dapat bertahan hidup jika tanpa ada matahari.

29

Beberapa manfaat cahaya dalam kehidupan sehari- hari yaitu sebagai berikut.

1) Manfaat cahaya di bidang kesehatan

Salah satu maaf di bidang kesehatan adalah foto rontgen. Jika ada seseorang

yang mengalami kecelakaan hingga patah tulang, maka untuk mengaetahui kondisi

tulang dokter memerlukan foto rontgen. Manfaat lain dari cahaya bagi kesehatan

yaitu digunakan dalam bentuk sinar laser sebagai pengganti pisau bedah. Cahaya

matahari yang mengandung sinar ultraviolet juga dapat membunuh kuman

penyakit dan dapat membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh.

2) Manfaat cahaya di bidang industri

Cahaya dapat dimanfaatkan untuk memotong benda-benda yang memiliki

sisi potong yang rumit. Misalnya pemotong pada industry besi dan baja. Cahaya

yang digunakan untuk memotong di dalam bidang industry adalah sinar laser.

Sifat-sifat cahaya juga diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusisa.

Misalnya digunakan untuk memfotocopi, kamera foto, mikroskop, teleskop dan

periskop.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil penelitian

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA,

antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agasta Ika Wulandari tahun 2011 yang

mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif jigsaw dipadu dengan

eksperimen terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1

KARTASURA tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan hasil nilai siswa yang diajarkan menggunakan tipe jigsaw dengan siswa

yang tidak diajarkan dengan jigsaw.”27

27 Agasta Ika Wulandari, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas Maret. 2012, Hal.11.

30

2. Hasil penelitian oleh Lilin Yunarwati yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta ” tahun

pelajaran 2010/2011, menyebutkan bahwa jigsaw dapat menunjukkan motivasi

belajar menjadi meningkat dibandingkan tanpa menggunakan jigsaw. 28

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tiwan MT tahun 2008, menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran Bahan Teknik. Peningkatan terlihat pada peningkatan aktivitas dan

peran serta selama pembelajaran. Kemampuan kooperatif mahasiswa semakin

meningkat dan memberikan hasil yang positif pada pembelajaran secara

kelompok.29

4. Penelitian yang dilakukan oleh Udo Hinze, dkk, menunjukkan bahwa jigsaw

adalah metode yang sangat bagus untuk proses inisiasi positif da lam pembelajaran

kolaborasi di CSCL. Selain itu, metode jigsaw dapat memudahkan pembelajaran

yang kompleks menjadi lebih mudah. Metode ini dapat mengorganisasikan dan

menyeimbangkan berbagai kondisi dan faktor dasar dari proses pengoptimalisasian

pembelajaran. Penelitian ini, berfokus pada pembelajaran yang dibutuhkan. 30

5. Penelitian yang dilakukan oleh Yani Nurhaeni dalam jurnalnya yang berjudul

“Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung”, menunjukkan

bahwa menggunakan tindakan pembelajaran koopertif tipe jigsaw pada konsep

listrik ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika

pada konsep listrik. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada ko nsep

28

Lilin Yunarwi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, Skipsi. Un iversitas Sebelas Maret. 2011, hal.7.

29 Tiwan MT., Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bah an Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jig Saw. Jurnal.Hal. 12.

30 Udo Hinze, Jigsaw Method in the Context of CSCL. Jurnal.Hal. 6.

31

listrik pada pelajaran fisika ternyata sangat antusias, aktif dan efektif dapat

dibuktikan dari hasil aktifitas belajar siswakelas IX SMPN 43 Bandung.31

C. Kerangka Berpikir

Secara umum prestasi siswa dalam pembelajaran fisika masih dikategorikan

rendah. Hal ini berdasarkan hasil studi TIMMSS-R (Third Internasional

Mathematics and Science Study-Repeat) yang menyatakan bahwasannya

kemampuan fisika siswa di sekolah menengah di Indonesia berada di urutan ke 32

dari 38 negara peserta. Penggunaan metode/model k lasik dalam proses

pembelajaran ditenggarai sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi

belajar siswa. Harus disadari bahwa dewasa ini dalam proses pembelajaran fisika,

masih banyak guru yang hanya menyampaikan produk tanpa memperhatikan

proses kejadian. Peran guru dalam proses pembelajaran lebih dominan, artinya

proses pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher centered). Hal tersebut

akan membuat siswa cenderung pasif sehingga akan berrpengaruh dengan hasil

belajar yang akan dicapai.

Pada proses pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami makna atau

arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan, apabila mereka terlibat

langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi

keadaan demikian adalah pemilihan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan

melalui interaksinya dengan lingkungan dan juga lebih diarahkan kepada kegiatan

yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun mental dalam

memahami konsep.

Melalui model kooperatif tipe jigsaw siswa akan lebih mudah memahami

makna atau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan. Dengan

diterapkan model kooperatif tipe jigsaw, diharapkan siswa akan terlibat aktif. Tipe

31 Yani Nurhaeni, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung.Jurnal.Hal. 88.

32

jigsaw membuat siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat

menimbulkan saling ketergantungan positif antara sesama anggota kelompok.

Dengan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan bukan hanya

sekedar belajar tetapi, juga saling mengajarkan satu sama lain. Siswa tidak hanya

dapat saling berbagi dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya

melalui proses kebersamaan tersebut akan melatih siswa mengembangkan

keterampilan sosialnya, menghargai perbedaan, meningkatkan motivasi, sikap

positif, dan mengurangi kecemasan sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini

adalah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar IPA siswa pada konsep cahaya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cirendeu III Tangerang Selatan pada

kelas V. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran

2013/2014 yaitu pada tanggal 26 Maret 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. 1 Penggunaan metode quasi-eksperiment dalam

penelitian ini dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang pengaruh pendekatan pembelajaran kooperatif

terhadap hasil belajar IPA siswa.

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group

Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan

pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen

diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan kedua kelas

diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), cet.16, h.144

33

34

Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design

Keterangan:

T1 : Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai

dan belum diberikan perlakuan)

T2 : Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan perlakuan)

XM : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok

eksperimen yang dikenai perlakuan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw

Xm : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. 2 Populasi pada

penelitian ini adalah siswa SDN III Cirendeu. Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

1. Kelompok eksperimen

Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran

IPA secara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sampel yang terpilih sebagai

kelompok eksperimen adalah siswa kelas V B yang berjumlah 45 siswa.

2. Kelompok kontrol

Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA

secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa

kelas V A yang berjumlah 45 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari

guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 14, h. 173-174

Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir

Eksperimen T₁ XM T₂

Kontrol T1 Xm T2

35

kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotoriknya.

D. Prosedur Penelitian

Langkah- langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas

pada gambar dibawah:

Tahapan Persiapan

1. Mengurus surat izin penelitian

2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian

3. Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS

modul, dll

4. Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba

instrumen, dan perbaikan instrumen

Tahap Pelaksanaan

Kelas eksperimen Kelas kontrol

pretest pretest

Pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran

Pembelajaran menggunakan

pendekatan konvensional kooperatif

posttest posttest

Tahap Akhir

1. Analisis data

2. Hasil penelitian

3. Kesimpulan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

36

E. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian.3 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa

atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

Variabel Bebas (X) : Pendekatan pembelajaran kooperatif

Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang

dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu

ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan

instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen tes.

Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan

3 Su madi, Su ryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.

25

Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen

Kelas

eksperimen

dan kelas

kontrol

Hasil belajar

siswa sebelum

diterapkan

pendekatan

pembelajaran

kooperatifdan

konvensional

Melaksanakan

tes awal

(pretest)

Butir

Pilihan

ganda

Kelas

eksperimen

dan kelas

kontrol

Hasil belajar

siswa setelah

diterapkan

pendekatan

pembelajaran

kooperatif dan

konvensional

Melaksanakan

tes akhir

(posttest)

Butir

Pilihan

ganda

37

indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran

(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada

pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0)

untuk jawaban yang salah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsep dan sub konsep berdadarkan KTSP

2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian

4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing

5. Melakukan uji coba instrument

Desain kisi-kisi instrumen penelitian pendekatan Kooperatif tipe jigsaw

dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

38

Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Keterangan.

*Soal yang dipakai sebagai instrumen tes

Dalam soal yang dinyatakan validitas ada 37 soal, akan tetapi yang

dipakai hanya 25 soal dikarenakan soal yang akan dites untuk siswa harus

bervariasi yaitu sangat mudah, mudah, sedang, sukar, dan sangat sukar.

Sehingga untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil

belajar.

Kompetens i dasar

Konsep Urai an materi Indikator Tingkat pengetahuan

dan nomor soal ∑

Soal %

Soal C1 C2 C3

6.1 Mendeskrip sikan sifat- sifat cahaya

Sumber- sumber cahaya

Pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya

Menjelaskan pengertian cahaya, dan penguraian cahaya

1*,2* 3,4* 5,6* 6 13,33 %

Menyebutkan sumber-sumber cahaya

7,8,9* 10*, 11*

12*, 13*

7 15,56 %

Sifat-sifat cahaya

Sifat-sifat cahaya Menyebutkan sifat- sifat cahaya

14*, 15

16*, 17*

18*, 19*

6 13,33 %

Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat- sifat cahaya

20*, 21

22*, 23*

24*, 25*

6 13,33 %

Cermin Sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung

Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung

26*, 27*, 28,

29*, 30*, 31*, 32*

33*, 34*, 35*

36*, 37*

12 26,67 %

6.2 Membuat suatu karya/ mode l misal : periskop/len sa dari bahan sederhana dengan menerap kan sifat-sifat cahaya

Manfaat cahaya

Manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari

Menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan sehari- hari

38*, 39*

40*, 41*

42, 43*,4 4*,45

*

8 17,78 %

∑ soal 18 13 14 45 100%

% soal 40% 28,89 %

31,11 %

100 %

39

H. Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian

ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas

kontrol, yaitu kelas VI MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan. yang terdiri dari 45

siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah

mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda.

I. Instrumen Tes Pilihan Ganda

1. Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes

yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor

siswa untuk tiap butir soal dengan skor total.

Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai

berikut: 4

dimana:

: koefisiensi korelasi biserial

M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

M : realita skor total

: standar deviasi dari skor total

: populasi siswa yang menjawab benar

: populasi siswa yang menjawab salah

Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Hasil uji

validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

4 Ahmad Sofyan, d kk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: LP UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 109

40

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.

Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya,

konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan

reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R

20(kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal

pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:5

dimana:

rII : reliabilitas tes secara keseluruhan

: proporsi siswa yang menjawab benar

: proporsi siswa yang menjawab salah ( )

∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

dengan,

5 Suharsimi arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal 101

Statistik Item Soal

Jumlah Soal 45

Jumlah Siswa 45

Nomor Soal Valid 1,2,4,6,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,22,23,24,

25,26,27,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,

43,44,45

Jumlah Soal Valid 37

Presentase (%) 82,22%

41

Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji coba

reliabilitas instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabe l di bawah ini :

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan

perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah

0,80. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu

mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula

sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan

tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang

dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat

menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal

yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf

Koefisien Korelasi Krite ria Reliabilitas

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

<0,20 Sangat rendah

Statistik Item Soal

r11 0,80

Kesimpulan Reliabilitas Tinggi

42

kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti

melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:6

dimana:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel

klasifikasi dibawah ini:

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Hasil uji coba instrument tes dengan menggunakan software anates versi

4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis

pada 45 soal yang diujicobakan.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 45 soal tes hasil

belajar yang diujikan soal sangat mudah 8 soal, mudah 10 soal, sedang 12 soal,

sukar 5 soal dan sangat sukar 10 soal.

6

Ahmad Sofyan, dkk, op.cit. hal. 103

Kriteria Item Soal

No. Soal Jumlah Soal Presentase Sangat Mudah 1,3,5,11,12,13,18,19 8 17,78%

Mudah 7,8,9,14,15,16,17,20,31,32 10 22,22%

Sedang 10,21,22,24,28,30,33,34,37,38,40,44 12 26,67% Sukar 23,25,26,27,29 5 11,11%

Sangat Sukar 2,4,6,35,36,39,41,42,43,45 10 22,22%

Jumlah 45 100%

Taraf Kesukaran Klasifikasi

0.00 - 0.15 Sangat sukar

0.15 - 0.30 Sukar

0.30 - 0.70 Sedang

0.70 – 0.85 Mudah

0.85 – 1.00 Sangat Mudah

43

4. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:

=

dimana:

D = daya pembeda

BA= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda

Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang

diujicobakan.

Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Krite ria

Item Soal

No. Soal Jumlah

Soal

Presentase

Jelek 1,3,5,7,15,21,39,41,42,43,45 11 24,44%

Cukup 4,6,8,9,11,12,13,16,18,20,24,28,29,36,40 15 33,33%

Daya

Pembeda Klasifikasi

0.00 – 0.20 Jelek

0.20 – 0.40 Cukup

0.40 – 0.70 Baik

0.70 – 1.00 Baik sekali

44

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 11 soal yang

memiliki daya jelek, 15 soal dalam kategori cukup, 13 soal dalam kategori

baik, dan 6 soal dalam kategori sangat baik.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data intrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan

pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat

hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah- langkah uji normalitas

Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:7

a) Mencari skor terbesar dan terkecil

b) Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar-skor terkecil

c) Mencari banyaknya Kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log N (Rumus Sturgess)

d) Mencari nilai panjang kelas (i)

7

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: ALFABETA, 2009) h.121-124.

Krite ria

Item Soal

No. Soal Jumlah

Soal

Presentase

Baik 2,10,14,17,19,22,23,31,32,33,35,37,38,44 13 28,90%

Baik

Sekali 25,26,27,30,33,34 6 13,33%

Jumlah 45 100%

45

e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

f) Mencari rata-rata (mean)

g) Mencari simpangan baku (standard deviasi)

h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

i. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

ii. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

iii. Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-

angka untuk batas kelas.

iv. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z,

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi

baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada

baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

v. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden.

vi. Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung))

No. Kelas

Interval

f Nilai

Tengah ( xi )

xi 2 f .xi f .xi

2

Jumlah Σ

f

=

- - Σ f .xi

=

Σ

f .xi 2

=

46

vii. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria:

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan

Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal.

2) Uji Homogenitas

Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji

kehomogenitasannya. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada

penelitian ini adalah dengan uji Fisher. Adapun langkah- langkah pengujiannya

adalah sebagai berikut:8

a) Hipotesis

b) Bagi data menjadi dua kelompok

c) Cari masing- masing kelompok nilai simpangan bakunya

d) Tentukan Fhitung dengan rumus:

F

SA

SB

2 2

Keterangan:

F = Homogenitas

SA2 = Varians terbesar

SB2 = Varians terkecil

e) Tentukan kriteri pengujian:

Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti populasi homogen .

Jika F hitung Ftabel maka H0 ditolak, ang berarti populasi tidak homogen.

b. Pengujian Hipotesis

Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan

harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan

kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan

varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan

8 Riduwan, Op. cit. hal. 120.

47

adalah data berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan

homogen, untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji-t

sesuai persamaan berikut:9

Langkah- langkah perhitungan uji-t adalah sebagai berikut:

1) Mencari mean yaitu

2) Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu

3) Mencari Standar Eror mean (SEM), yaitu 4) Mencari Standar Eror dari perbedaan mean (SEM1-M2) antara variable:

5) Mencari “t” atau “t0 ”, yaitu

Langkah selanjutnya adalah:

1) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :

Dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)

2) Menentukan nilai t-tabel

3) Menguji hipotesis

Jika : – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel = Terima H0, Tolak Ha

– t tabel < t hitungatau t tabel < t hitung= Terima Ha, Tolak H0

c. Hipotesis Statistik

Berikut adalah hipotesis statistik pada penelitian ini:

Ho : µ1= µ2

Ha : µ1≠ µ2

Kriteria pengujian:

Ho ditolak jika thitung> ttabel

Ho diterima jika thitung<ttabel

9

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan Cet. Ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2000), h. 314-316.

48

Keterangan :

Ho = hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa

Ha = hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa

µ1 =nilai rata-rata hasil belajar IPAyang telah diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

µ2 = nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diajarkan secara konvensional.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest antara

kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara umum tidak terlalu jauh

perbedaannya. Perbedaan terlihat jelas pada rentang nilai 20 sampai 29, dimana

pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut ada

1 siswa, sedangkan pada kelas kontrol ada 1 siswa yang memperoleh nilai pada

rentang tersebut. Kemudian pada rentang 40 sampai 49 pada kelas eksperimen

sebanyak 7 siswa sedangkan kelas kontrol 13 siswa. Selanjutnya perolehan

nilai pada rentang 80 sampai 89 untuk kelas eksperimen sebanyak 1 siswa yang

memperoleh nilai tersebut, sedangkan kelas kontrol 3 siswa.

49

No Rentang

Nilai

Frekuensi ( f1) Pretest

Eksperime n Kontrol

1 20 – 29 1 1

2 30 – 39 3 5

3 40 – 49 7 13

4 50 – 59 5 10

5 60 – 69 20 4

6 70 – 79 8 7

7 80 – 89 1 3

8 90 – 99 - 2

Jumlah siswa 45 45

50

Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelompok.

Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80

dan nilai terendah yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 20, sedangkan

kelas kontrol nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendah 20. Nilai rata-rata

(Mean) tidak berbeda jauh kelas eksperimen 58,76 dan kelas kontrol 55,56.

Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar

deviasi kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03. Lampiran 18 halaman

132.

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berikut ini disajikan tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol

setelah dikelompokan ke dalam rentan nilai yang ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

50

No Rentang Nilai Frekuensi ( f1) Posttest

Eksperime n Kontrol

1 24 – 33 1 2

2 34 – 43 1 4

3 44 – 53 2 13

4 54 – 63 7 5

5 64 – 73 17 8

6 74 – 83 17 8

7 84 – 93 - 4

8 94 –100 - 1

Jumlah siswa 45 45

No Pemusatan dan

Penyebaran Data

Pretest

Eksperime n Kontrol

1 Nilai Tertinggi 80 92 2 Nilai Terendah 20 20

3 Mean 58,76 55,56

4 Median 60 52

5 Standar Deviasi 13,39 17,03

51

Dari tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa perolehan nilai posttest siswa pada

kelas ekperimen pada rentang nilai 24 sampai 33 sebanyak 1 siswa, sedangkan

kelas kontrol sebanyak 2 siswa. Kemudian perolehan rentang nilai 44 sampai

53 pada kelas eksperimen sebanyak 2 siswa, sedangkan kelas kontrol 13 siswa.

Selanjutnya perolehan rentang nilai 74 sampai 83 lebih banyak pada kelas

eksperimen. Pada kelas eksperimen, siswa yang memperoleh rentang nilai 74

sampai 83 sebanyak 17 siswa, sedangkan pada kelas kontrol 8 siswa.

Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Tabel 4.4 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang

diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh

kelompok eksperimen adalah 24, sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi adalah

96 dan nilai terendah 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas

eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas

eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen

11,51 dan kelas kontrol 17,50. Lampiran 18 halaman 133.

3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang terdiri dari 45 siswa, diperoleh rekapitulasi data

sebagai berikut:

51

No Pemusatan dan

Penyebaran Data

Posttest

Eksperime n Kontrol

1 Nilai Tertinggi 80 96 2 Nilai Terendah 24 24

3 Mean 67,56 60,44

4 Median 72 60

6 Standar Deviasi 11,51 17,50

52

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelas.

Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar

80, sedangkan kelas kontrol adalah 92. Nilai terendah yang diperoleh kelas

eksperimen adalah sebesar 20, sedangkan kelas kontrol adalah 20. Nilai rata-

rata (Mean) tidak berbeda jauh yaitu sebesar 58,76 dan 55,56. Nilai tengah

(Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar deviasi

kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03.

Tabel 4.5 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang

diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 80, sedangkan kelas kontrol 96.

Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 24, sedangkan

kelas kontrol adalah sebesar 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas

eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas

eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen

11,51 dan kelas kontrol 17,50.

Sesudah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan

memberikan model pembelajaan kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol

dengan pembelajaran konvensional, data di atas memberikan gambaran bahwa

terjadi perubahan nilai baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Perubahan yang terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu 58,76 menjadi

67,56, sedangkan kelas kontrol 55,56 menjadi 60,44. Artinya rata-rata nilai

siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa

pada kelas kontrol.

52

No Distribusi

Frekuensi

Pretest Posttest

Eksperime n Kontrol Eksperime n Kontrol

1 Nilai Tertinggi 80 92 80 96 2 Nilai Terendah 20 20 24 24

3 Mean 58,76 55,56 67,56 60,44

4 Median 60 52 72 60

5 Standar Deviasi 13,39 17,03 11,51 17,50

53

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum

melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data,

yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang

diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.

Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data

adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji

Shapiro Wilk pada program SPSS 17,0. Uji Shapiro Wilk digunakan karena n ≥

45 buah. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil

perhitungan uji normalitas dengan taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) untuk

data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah sebagai

berikut.

Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat

dilihat seperti pada tebel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest

Berdasarkan tabel 4.6, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal

dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,017,

sedangkan posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,000. Terlihat data pretest

0,017 < 0,05 dan data posttest 0,000 < 0,05 pada kelas eksperimen. Hal ini

menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen tidak

normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas kontrol sebesar

53

Statistik Eksperime n Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Sig. 0,017 0,000 0,147 0,442

Uji Shapiro-Wilk Sig. ≥ 0,05 Sig. 0,05 Sig. ≥ 0,05 Sig. ≥ 0,05

Kesimpulan Tidak

Normal

Tidak

Normal

Normal Normal

54

0,147, sedangkan posttest pada kelas kontrol sebesar 0,442. Terlihat data

pretest 0,147 > 0,05 dan data posttest 0,442 > 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas kontrol normal dan

normal.

b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas

didapat dengan menggunakan Levene’s pada SPSS 17,0. Perhitungan secara

lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran.

Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan

kontrol.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest - Posttest

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,094 yang artinya 0,094 > 0,05. Sesuai

dengan kriteria bahwa jika nila Sig. 0,05 maka sampel varians yang

homogen. Perolehan nilai ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen maupun

kelas kontrol berasal dari populasi homogen. Sedangkan nilai Sig. pada posttest

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,002 yang artinya 0,002 <

0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nilai Sig. 0,05 maka sampel varians

yang tidak homogen. Karena antara data pretest dan posttest menunjukkan

hasil yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki varians yang homogen dan tidak homogen. Artinya kedua

kelas memiliki kemampuan yang berbeda.

54

Statistik

Pretest pada kelas

Ekpe rimen dan

Kontrol

Posttest pada kelas

Eksperime n dan

Kontrol

Sig 0,094 0,002

Uji Levene’s Sig. 0,05 Sig. 0,05

Kesimpulan Homogen Tidak Homogen

55

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest

dan posttest terdistribusi tidak normal dan tidak homogen, sehingga pengujian

hipotesis parametrik yaitu uji Nonparametric Samples Tests pada program

SPSS 17,0. Output uji Nonparametric Samples Tests untuk data pretest dan

posttest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel hasil

uji hipotesis data pretest dan posttest menggunankan Nonparametric Samples

Tests.

Tabel 4.8 Hasil Uji Hiopotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa untuk data pretest diperoleh nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya tidak terdapat

perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data

posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed) 0,05

artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar

IPA siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data (uji homogenitas) sebelum diberikan perlakuan antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,094. Sig. > 0,05

yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara

kedua kelas tersebut. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum

diberikan perlakuan pembelajaran kedua kelas memiliki kemampuan yang

55

Uji Hipotesis

Nonparametric

Samples Tests

Pretest Posttest

Kriteria Sig (2-tailed) 0,05

Sig. (2-tailed) 0,003 0,000

Keputusan Ho diterima Ho diterima

56

sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai

pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 58,76 yang tidak jauh berbeda dengan

nilai kelas kontrol yaitu sebesar 56,56. Dengan asumsi tersebut, pengujian

untuk melihat pengaruh penggunaan model kooperatif tipe jigsaw

pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa didasarkan pada hasil tes akhir

(posttest).

Hasil uji hipotesis pada posttest menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional pada konsep cahaya. Hal ini terlihat dari rata-rata

siswa kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe jigsaw lebih

tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional, terdapat selisih sebesar 7,12. Perbedaan tersebut signifikan jika

dilihat dari perolehan uji Nonparametric Samples Tests untuk hasil akhir

(posttest) pada taraf signifikansi 5% ( ) dan tingkat kepercayaan

95%. Berdasarkan analisis tersebut, nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Sig. (2-

tailed) < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk

rata-rata hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, dengan siswa yang memperoleh

pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian

Supriono, bahwa dengan metode kooperatif tipe jigsaw terjadi perubahan

dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan sosial,

interaksi, kerjasama antar siswa dan keberanian mengemukakan pendapat .1

Menurut Supriono pembelajaran ini terjadi pada saat peserta didik harus

mempertanggung-jawabkan hasil diskusi mereka bersama kelompok ahli

kepada kelompok induk. Ketika mempresentasikan tidak dengan sikap

tanggung jawab dan percaya diri, maka akan memberikan hasil yang tidak

maksimal untuk pemahaman kelompok induk terhadap konsep tersebut.

Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat membantu siswa

1 Supriono, Penerapan Metode Pembe lajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendid ikan Inovatif vol. 2.No mor 1. September 2006. Hal. 22.

56

57

meningkatkan pengetahuan, pemahaman,, dan penerapan siswa terhadap

konsep yang sedang dipelajari. Peningkatan terhadap pengetahuan dan

pemahaman dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Peningkatan ini terjadi dikarenakan siswa secara langsung

mencari dan memahami konsep serta menjelaskan kembali pada teman-teman

satu kelompoknya, baik di kelompok induk maupun di kelompok ahli.

Pada kelas eksperimen kemampuan kognitif siswa mengamalami

peningkatan hasil belajar lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan

perbandingan kelas eksperimen sebesar 67,56 sedangkan kelas kontro l sebesar

60,44. Peningkatan dikelas ekperimen disemua jenjang kognitif di jenjang C1-

C3, artinya bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw

mempengaruhi hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 yaitu pengetahuan,

C2 yaitu pemahaman, dan C3 yaitu penerapan. Hal ini dikarenakan pada proses

pembelajaran model jigsaw siswa diajak untuk melakukan tahapan berdiskusi

dengan kelompok induk dan kelompok ahli sehingga memudahkan siswa

dalam mengingat dan memahami konsep karena siswa yang melakukan

kegiatan sendiri, sehingga informasi- informasi baru yang didapat dari

pengalaman siswa menjadi lebih tahan lama. Hal ini sejalan dengan pendapat

Mayer, bahwa siswa melakukan proses kognitif secara aktif, yakni

memperhatikan informasi relevan yang datang, mendata informasi ini di otak

jadi gambaran yang koheren, dan memadukan informasi tersebut dengan

pengetauan yang telah tersimpan di otak. 2

Peningkatan pada jenjang pengetahuan (C1) disebabkan dari adanya

kegiatan membaca teks materi yang menjadi bahan diskusi. Dari kegiatan

membaca mandiri, siswa dapat mengingat dan menghafal konsep yang akan

dipelajari, sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan mengingat konsep pada

materi sifat-sifat cahaya. Peningkatan kognitif pada jenjang pemahaman (C2)

dipengaruhi dengan adanya proses diskusi antara kelompok. Diskusi yang

terjadi di dalam pembelajaran menggunakan model Jigsaw terjadi secara dua

2

Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), h.98.

57

58

tahap, yaitu diskusi yang dilakukan di kelompok ahli dan kelompok induk.

Pada tahap pertama, siswa berdiskusi mengenai konsep yang diperdalam secara

mandiri oleh siswa dan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang

membahas materi yang sama. Dengan dilakukannya diskusi ini, siswa akan

lebih memahami tentang materi yang diemban olehnya. Pada tahapan kedua,

siswa kembali diskusi dengan kelompok induk, mempresentasikan mengenai

hasil diskusi dengan kelompok ahli. Tingkatan kedua ini menuntut siswa untuk

bertanggung jawab terhadap pemahaman anggota kelompok lainnya terhadap

materi yang diembannya. Peningkatan pemahaman ini terjadi dikarenakan

siswa menjelaskan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan masing-

masing siswa dalam belajar. Adanya peningkatan pada aspek kognitif

penerapan (C3) ditunjukkan dari kemampuan siswa mempresentasikan

kegunaan dan penerapan berbagai macam alat ya ng digunakan dalam

kehidupan sehari- hari yang menerapkan konsep cahaya dalam

pengaplikasiannya. Pada saat diskusi dipertemuan ketiga, guru memfasilitasi

diskusi siswa dengan membawa berbagai macam alat yang berhubungan

dengan cahaya dalam kehidupan. Pada diskusi ini, siswa diminta untuk

mendiskusikan manfaat cahaya dalam kehidupan. Pemberian alat peraga

bertujuan supaya siswa mampu mengaitkan secara langsung manfaat cahaya

dalam kehidupan. Dari alat peraga yang ada, guru meminta siswa untuk

mempresentasikan kegunaan dan penerapan alat tersebut dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa tipe jigsaw berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya. Artinya bahwa peran guru

dalam membimbing pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil

meningkatkan hasil belajar siswa.

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya di SDN

Cirendeu III Tanggerang Selatan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasi uji

hipotesis Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,000. Nilai rata-rata hasil

pretest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata hasil prettest kelas

kontrol, yaitu 58,76 untuk kelas eksperimen dan 55,56 untuk kelas kontrol.

Sedangkan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-

rata hasil posttest kelas kontrol, yaitu 67,56 untuk kelas eksperimen dan 60,44

untuk kelas kontrol. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji

Nonparametric Samples Tests data pretest diperoleh nilai Sig. (2-tailed)

sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan nilai

rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data posttest diperoleh

nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya terdapat

perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Jadi dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar IPA siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa

saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:

1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi dan angket,

untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan persepsi siswa

terhadap model kooperatif tipe jigsaw.

59

60

2. Guru hendaknya dapat menggunakan model kooperatif sebagai alternatif dalam

proses belajar mengajar, karena model kooperatif berpengaruh positif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

60

61

DAFTAR PUSTAKA

Amri,Sofan.kontruksi pengembangan pembelajaran pengaruhnya terhadap

mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arikunto,Suharsimi .Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 20009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Hakim, Lukmanul.Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009.

Hinze, Udo. Jigsaw Method in the Context of CSCL.Jurnal.

Hizam, Ibnu.Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam

KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Volume III

nomor 2 Mei 2006.

Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press,2001.

IkaWulandari, Agasta. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu

dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas

Maret. 2012,

Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Jakarta: Alfabeta,

2013.

Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

62

Nurhaeni, Yani. Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43

Bandung.Jurnal.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula

Bandung: ALFABETA, 2009.

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: Raja wali press.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik

Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta:

Kencana Prenada Group, 2009.

Sharan, Shlomo. The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajarandan

Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. Yogyakarta:

Familia, 2012.

Slavin, Robert.Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of

York and Jhons Hopkins university), h.6 Robert E. Slavin, Cooperative

Learning, teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media, 2005.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001.

Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.

63

Supriono, Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol.

2.Nomor 1. September 2006.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Sofyan, Ahmad. dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP

UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006.

Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP UIN

Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006.

Tiwan.Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui

Penerapan Pembelajaran Kooperatif JigSaw.

Trianto,model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, Jakarta :

Presta Pustaka, 2007.

Warsono Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, Bandung: PT Remaja Rosda Karya:

2012.

W. Anderson, Lorin. dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, danAsesmen, Agung Prihantoro

(Terjemahan),Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010.

WWW. Kompas.com .Kemampuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember

2012

Yunarwi, Lilin. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas

VIID SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011,

Skipsi.Universitas Sebelas Maret. 2011.

64

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains.Lembaga Penelitian UIN Jakarta :Jakarta,

2009.

LAMPIRAN 1

PETA KONSEP MATERI CAHAYA

Pertemuan 1

Pengertian Cahaya

Pertemuan 1

65

Sumber-sumber

cahaya

CAHAYA Pertemuan 1

Sifat-sifat cahaya

a. Alami

b. Buatan

a. Merambat lurus

b. Menembus benda

bening

c. Dibiaskan

d. Dipantulkan

Pertemuan 2

Cermin dan Lensa a. Cermin datar

b. Cermin cekung

c. Cermin cembung

d. Lensa cekung

e. Lensa cembung

Pertemuan 3

Manfaat cahaya

a. Bagi kehidupan

b. Untuk alat optik

(kacamata,

kamera, periskop,

ohp, teropong,

dan mikroskop)

LAMPIRAN 2

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber cahaya

2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan

cahaya buatan

3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya

4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya

5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya

D. Tujuan Pembelajaran

1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya

2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan

3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya

4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya

5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya

G. Metode/Strategi Pembelajaran

67

Kooperatif / Jigsaw

H. Sumber Belajar

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran I

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan

kelas dengan

memperhatikan sikap

dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

Menanyakan

pengertian cahaya

dan mengajak siswa

untuk menyebutkan

sifat-sifat cahaya

Menyampaikan

tujuan pembelajaran

kepada siswa serta

manfaatnya jika

siswa mampu

menguasai materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab petanyaan

dari guru

Memperhatikan tujuan

yang harus dicapai

Disiplin,

rasa

hormat,

dan

perhatian

5

menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Memberikan

informasi

pembelajaran model

jigsaw

Membagi siswa

menjadi beberapa

Menyimak informasi

dari guru

Berkumpul dengan

teman kelompok

20

menit

68

kelompok induk

Memberikan lima

materi yang berbeda

ke setiap siswa pada

setiap kelompok

induk

1: pengertian cahaya,

sumber cahaya,

dispersi cahaya

2: menjelaskan sifat

cahaya dapat

merambat lurus

3: menjelaskan sifat

cahaya dapat

dibiaskan

4: menjelaskan sifat

cahaya dapat

menembus benda

bening

5 : menjelaskan sifat

cahaya dapat

dipantulkan

Meminta siswa yang

mendapatkan materi

yang sama untuk

berkumpul

membentuk tim ahli

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan

induk

Menerima materi yang

diberikan guru

Mendiskusikan

sumber-sumber

cahaya dan sifat-sifat

cahaya bersama

kelompoknya sesuai

nomor

69

Elaborasi Meminta siswa pada

kelompok ahli untuk

kembali ke kelompok

induk

Meminta dari

kelompok induk

untuk menjelaskan

materi ke kelompok

induknya

Mempresentasikan

hasil diskusi

kelompok induk di

depan kelas

Kembali ke kelompok

asalnya

Saling bertukar

pengetahuan yang

dimiliki

Mempresentasikan di

depan kelas

20

menit

Konfirmasi Memberikan

penjelasan dengan

membahas hasil

diskusi tiap-tiap

kelompok

Membuka sesi tanya

jawab bagi siswa-

siswa yang belum

mengerti dan

memberikan

penguatan

Mendengarkan

penjelasan guru

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

Disiplin,

tekun,

tanggung

jawab, dan

ketelitian

15

menit

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan

penghargaan kepada

perwakilan anggota

kelompok terbaik

Memberikan soal

latihan

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Menerima

penghargaan

Mengerjakan soal

perhatian

dan

ketelitian

10

menit

70

Membaca do’a latihan

Membaca do’a

J. Penilaian Hasil Belajar

Kunci Jawaban:

1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan

2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin

3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,

dan cahaya dapat dibiaskan

4. Cahaya merambat lurus contoh: lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya dapat

menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik bening, dan air jernih

5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak

beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca. Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal Skor Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

sumber-sumber

cahaya

Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 2 sumber-

sumber cahaya

2. Sebutkan 5 contoh

sumber-sumber

cahaya

3. Sebutkan sifat-sifat

cahaya

4. Sebutkan 3 contoh

peristiwa cahaya

merambat lurus dan

cahaya menembus

benda bening

5. Sebutkan 3 contoh

peristiwa cahaya

dapat dipantulkan dan

dapat dibiaskan

10

20

20

25

25

71

pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi air, kolam renang yang begitu tenang nampak

dasar kolam yang dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.

Ciputat, April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin

cembung

2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin

cembung

3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin datar

2. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cekung

3. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cembung

4. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh lensa cekung

5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Cermin dan lensa

G. Metode/Strategi Pembelajaran

Kooperatif / Jigsaw

H. Sumber Belajar

73

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran II

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan

kelas dengan

memperhatikan sikap

dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

Melakukan pretest,

dengan menanyakan

pengertian cermin

dan lensa dan

mengajak siswa

untuk menyebutkan

contoh cermin dan

lensa

Menyampaikan

tujuan pembelajaran

kepada siswa serta

manfaatnya jika

siswa mampu

menguasai materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab pertanyaan

dari guru

Memperhatikan tujuan

yang harus dicapai

Disiplin,

rasa

hormat,

dan

perhatian

5

menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Membagi siswa

menjadi beberapa

kelompok

Memberikan lima

Mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Berkumpul dengan

20

menit

74

materi yang berbeda

ke setiap siswa pada

setiap kelompok.

1: menjelaskan sifat

cermin datar,

2: menjelaskan sifat

cermin cembung

3: menjelaskan sifat

cermin cekung

4: menjelaskan lensa

cekung

5 : menjelaskan lensa

cembung

Meminta siswa

membaca dan

memahami spintas

materi yang

dibagikan kepada

setiap siswa

Meminta siswa yang

mendapatkan materi

yang sama untuk

berkumpul

membentuk tim ahli

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan

teman kelompoknya

Menerima materi yang

diberikan guru

Membaca sepintas

materi yang diberikan

guru

Mendiskusikan

sumber-sumber

cahaya dan sifat-sifat

75

cahaya bersama

kelompoknya sesuai

nomor

Elaborasi Meminta siswa pada

kelompok ahli untuk

kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi kepada setiap

anggota kelompok

Menjelaskan materi

ke kelompok asalnya

Kembali kelompok

asalnya

Saling bertukar

pengetahuan yang

dimiliki

20

menit

Konfirmasi Memberikan

penjelasan dengan

membahas hasil

diskusi tiap-tiap

kelompok

Membuka sesi Tanya

jawab bagi siswa-

siswa yang belum

mengerti dan

memberikan

penguatan

Mendengarkan

penjelasan guru

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

Disiplin,

tekun,

tanggung

jawab, dan

ketelitian

15

menit

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan soal

latihan

Membaca do’a

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Mengerjakan soal

latihan

Membaca do’a

perhatian

dan

ketelitian

10

menit

76

J. Penilaian Hasil Belajar

Kunci Jawaban:

1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung

2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca

Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan

Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor

3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:

a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

b. Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan

c. Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali

melalui sumbu utama

Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal Skor Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

cermin

Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 3 jenis

cermin

2. Sebutkan contoh

cermin datar,

cermin cekung, dan

cembung

3. Sebutkan 3 sinar

cermin cekung dan

cermin cembung

4. Sebutkan sifat

bayangan cermin

datar

5. Sebutkan sifat

bayangan cermin

cekung dan

cembung

10

20

20

25

25

77

a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk

fokus

b. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama

c. Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui

sumbu utama.

4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya

5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat

semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata

(sejati), lebih kecil, dan terbaik.

Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak

Ciputat, ... April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 3 (tiga)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan

2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik ohp

4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kacamata

5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik teropong

D. Tujuan Pembelajaran

1. Menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan

2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kamera

3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya denganalat optik ohp

4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kacamata

5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik teropong

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Manfaat cahaya

G. Metode/Strategi Pembelajaran

Kooperatif / Jigsaw

H. Sumber Belajar

79

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran III

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan kelas

dengan memperhatikan

sikap dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

Menanyakan manfaat

cahaya dan mengajak

siswa untuk

menyebutkan contoh

alat-alat optik

Menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada

siswa serta manfaatnya

jika siswa mampu

menguasai materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab pertanyaan

dari guru

Memperhatikan tujuan

yang harus dicapai

Disiplin,

rasa

hormat,

dan

perhatian

5 menit

80

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Membagi siswa

menjadi beberapa

kelompok

Memberikan lima

materi yang berbeda ke

setiap siswa pada

setiap kelompok induk

1: menjelaskan manfaat

cahaya bagi kehidupan

2: menjelaskan

kegunaan alat optik

kacamata

3: menjelaskan alat

optic kamera

4: menjelaskan alat

optic periskop

5 : menjelaskan alat

optic mikroskop

Meminta siswa

membaca dan

memahami spintas

materi yang dibagikan

kepada setiap siswa

Meminta siswa yang

mendapatkan materi

yang sama untuk

berkumpul membentuk

tim ahli dan

mendiskusikan materi

yang mereka dapatkan

Mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Berkumpul dengan

teman kelompoknya

Menerima menetima

materi yang diberikan

guru

Membaca sepintas

materi yang diberikan

guru

Mendiskusikan sumber-

sumber cahaya dan sifat-

sifat cahaya bersama

kelompoknya sesuai

nomor 20

menit

81

Elaborasi Meminta siswa pada

kelompok ahli untuk

kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi kepada setiap

anggota kelompok

Menjelaskan materi ke

kelompok asalnya

Kembali kelompok

asalnya

Saling bertukar

pengetahuan yang

dimiliki

20

menit

Konfirmasi Memberikan penjelasan

dengan membahas hasil

diskusi tiap-tiap

kelompok

Membuka sesi Tanya

jawab bagi siswa-siswa

yang belum mengerti

dan memberikan

penguatan

Mendengarkan

penjelasan guru

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

Disiplin,

tekun,

tanggung

jawab, dan

ketelitian

15

menit

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan soal

latihan

Membaca do’a

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Mengerjakan soal

latihan

Membaca do’a

perhatian

dan

ketelitian

10

menit

82

J. Penilaian Hasil Belajar

Kunci jawaban

1. Manfaat cahaya diantaranya:

a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita

b. Bagi kehidupan makhluk hidup

c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya

d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto,

mikroskop, teleskop dan periskop.

2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi

sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di

bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin

tersebut.

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal Skor Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

manfaat cahaya

Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 3 manfaat

cahaya bagi

kehidupan

2. Sebutkan 2 fungsi

cermin dalam

pembuatan periskop

3. Sebutkan 3 macam

cacat mata dan cara

mengatasinya

4. Sebutkan alat,

bahan, dan langkah-

langkah yang

digunakan dalam

pembuatan periskop

5. Sebutkan contoh

alat optik

10

20

20

25

25

83

3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung

Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung

Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung.

4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama

ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter

Langkah- langkah pembuatan:

- Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara

mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter.

- Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi

arahnya berlawanan.

- Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) menghadap ke lubang di

bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip.

- Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45)

menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip.

- Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat

yang lebih tinggi.

5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut:

a. Kacamata e. Teropong

b. Kaca pembesar (LUP) f. Periskop

c. Kamera g. OHP

d. Mikroskop

Ciputat, ... April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

LAMPIRAN 3

84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat meyebutkan sumber-sumber cahaya

2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan

cahaya buatan

3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya

4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya

5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya

D. Tujuan Pembelajaran

1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya

2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan

3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya

4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya

5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya

G. Metode/Strategi Pembelajaran

Ceramah dan Tanya Jawab/Drill

85

H. Sumber Belajar

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran I

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan

kelas dengan

memperhatikan sikap

dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

menanyakan

pengertian cahaya dan

mengajak siswa untuk

menyebutkan sifat-

sifat cahaya

Menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada

siswa serta

manfaatnya jika siswa

mampu menguasai

materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab pertanyaan

dari guru

Memperhatikan

tujuan yang harus

dicapai

10 menit

Kegiatan Inti Menunjuk beberapa

siswa untuk membaca

buku paket, dimulai

dari sub-bab cahaya

secara bergilir

Mengajukan beberapa

pertanyaan kepada

Menyimak bacaan

temannya

Menjawab pertanyaan

50 menit

86

siswa untuk mulai

menjelaskan materi

pengertian cahaya

dan sifat-sifat cahaya

Membuka sesi tanya

jawab bagi peserta

didik yang belum

mengerti dan

memberikan

tanggapan

guru

Mendengarkan

penjelasan guru

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan tugas

rumah berupa LKS

Membaca do’a

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Siswa menandai tugas

yang diberikan guru

Membaca do’a

10 menit

87

J. Penilaian Hasil Belajar

Kunci Jawaban:

1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan

2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin

3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,

dan cahaya dapat dibiaskan

4. Cahaya merambat lurus contoh: cahaya lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya

dapat menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik be ning, dan air jernih

5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak

beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal

Skor

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

sumber-sumber

cahaya

Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 2

sumber-sumber

cahaya

2. Sebutkan 5 contoh

sumber-sumber

cahaya

3. Sebutkan sifat-sifat

cahaya

4. Sebutkan 3 contoh

peristiwa cahaya

merambat lurus

dan cahaya

menembus benda

bening

5. Sebutkan 3 contoh

peristiwa cahaya

dapat dipantulkan

dan dapat

dibiaskan

10

20

20

25

25

88

Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi

air, kolam renang yang begitu tenang nampak dasar kolam yang dangkal, dan jalan

beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.

Ciputat, ... April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin

cembung

2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin

cembung

3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin datar

2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cekung

3. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cembung

4. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh lensa cekung

5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Cermin dan lensa

G. Metode/Strategi Pembelajaran

Ceramah dan Tanya Jawab/Drill

H. Sumber Belajar

90

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran II

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan

kelas dengan

memperhatikan sikap

dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

Menanyakan

pengertian cermin

dan mengajak siswa

untuk menyebutkan

cermin dan lensa

Menyampaikan

tujuan pembelajaran

kepada siswa serta

manfaatnya jika

siswa mampu

menguasai materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab pretest dari

guru

Memperhatikan tujuan

yang harus dicapai

Menyimak bacaan

temannya

10 menit

Kegiatan Inti Menunjuk beberapa

siswa untuk

membaca buku

paket, dimulai dari

sub-bab cahaya

secara bergilir

Mengajukan

beberapa pertanyaan

Menjawab pertanyaan

guru

Mendengarkan

penjelasan guru

50 menit

91

kepada siswa untuk

mulai menjelaskan

materi cermin dan

lensa

Membuka sesi tanya

jawab bagi peserta

didik yang belum

mengerti dan

memberikan

tanggapan

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan tugas

rumah berupa LKS

Membaca do’a

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Siswa menandai tugas

yang diberikan guru

Membaca do’a

10 menit

92

J. Penilaian Hasil Belajar Kunci Jawaban:

1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung

2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca

Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan

Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor

3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:

Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan

Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali

melalui sumbu utama

Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:

Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk

fokus

Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal

Skor

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

cermin

Tes

tertulis

Essay 1. Sebutkan 3 jenis

cermin

2. Sebutkan contoh

cermin datar, cermin

cekung, dan cembung

3. Sebutkan 3 sinar

cermin cekung dan

cermin cembung

4. Sebutkan sifat

bayangan cermin datar

5. Sebutkan sifat

bayangan cermin

cekung dan cembung

10

20

20

25

25

93

Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui

sumbu utama.

4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya

5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat

semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata

(sejati), lebih kecil, dan terbaik.

Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak

Ciputat, ... April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SDN III Cirendeu

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

Waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan ke : 3 (tiga)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan

2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan

2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera

E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:

Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),

Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)

F. Materi Ajar

Manfaat cahaya

G. Metode/Strategi Pembelajaran

Ceramah dan Tanya Jawab/Drill

H. Sumber Belajar

95

1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media

Utama, 2008)

2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)

3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya

I. Kegiatan Pembelajaran III

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Mengkondisikan kelas

dengan

memperhatikan sikap

dan tempat duduk

siswa, serta

menanyakan kabar

Menanyakan manfaat

cahaya dan mengajak

siswa untuk

menyebutkan manfaat

cahaya bagi kehidupan

dan alat optik

Menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada

siswa serta

manfaatnya jika siswa

mampu menguasai

materi

Menjawab salam

Duduk dengan rapih

Menjawab pretest dari

guru

Memperhatikan

tujuan yang harus

dicapai

10 menit

96

Kegiatan Inti Menunjuk beberapa

siswa untuk membaca

buku paket, dimulai

dari sub-bab cahaya

secara bergilir

Mengajukan beberapa

pertanyaan kepada

siswa untuk mulai

menjelaskan materi

manfaat cahaya

Membuka sesi tanya

jawab bagi peserta

didik yang belum

mengerti dan

memberikan

tanggapan

Menyimak bacaan

temannya

Menjawab pertanyaan

guru

Mendengarkan

penjelasan guru

Bertanya hal- hal yang

belum dimengerti

50 menit

Penutup Membuat kesimpulan

tentang materi yang

telah dibahas

Memberikan tugas

rumah berupa LKS

Membaca do’a

Ikut menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari

Siswa menandai tugas

yang diberikan guru

Membaca do’a

10 menit

97

J. Penilaian Hasil Belajar

Kunci jawaban

1. Manfaat cahaya diantaranya:

a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita

b. Bagi kehidupan makhluk hidup

c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya

d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto,

mikroskop, teleskop dan periskop.

2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi

sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di

bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin

tersebut.

3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Instrumen Soal Skor Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan

manfaat cahaya

Tes

tertulis

Essay 1. Sebutkan 3 manfaat

cahaya bagi

kehidupan

2. Sebutkan 2 fungsi

cermin dalam

pembuatan periskop

3. Sebutkan 3 macam

cacat mata dan cara

mengatasinya

4. Sebutkan alat, bahan,

dan langkah- langkah

yang digunakan

dalam pembuatan

periskop

5. Sebutkan contoh alat

optik

10

20

20

25

25

98

Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung

Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung.

4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama

ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter

Langkah- langkah pembuatan:

- Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara

mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter.

- Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi

arahnya berlawanan.

- Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) me nghadap ke lubang di

bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip.

- Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45)

menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip.

- Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat

yang lebih tinggi.

5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut:

a. Kacamata e. Teropong

b. Kaca pembesar (LUP) f. Periskop

c. Kamera g. OHP

d. Mikroskop

Ciputat, ... April 2013

Peneliti

Angga Pranata

NIM. 108018300050

LAMPIRAN 4

2. KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI CAHAYA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Satuan Pendidikan : MIN 15 BINTARO

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Jumlah soal : 45 PG

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model

99

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

6.1 Mendeskripsikansi fat-sifatcahaya

Sumber- sumber cahaya

Menjelaskan pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya

Benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri dinamakan ... a. benda gelap c. sumber cahaya b. benda bening d. berkas cahaya

C 1

Peristiwa penguraian cahaya disebut …. a. dispersi c. spektrum b. monokromik d. polikromik

A 2

Warna-warna yang membentuk cahaya putih disebut …. a. warna terang c. spektrum cahaya b. warna gelap d. pelangi

C 3

Seragam sekolah biasanya dipilih yang berwarna putih, karena warna putih …. a. menyerap cahaya b. memantulkan cahaya c. tampak bersih d. enak dipandang

B 4

100

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … Sumber- sumber cahaya

Lanjutan … Menjelaskan pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya

Cakram warna apabila diputar dengan cepat maka membentuk warna …. a. ungu c. merah b. putih d. biru

B 5

Pakaian hitam yang dijemur bersamaan dengan pakaian putih, maka

pakaian hitam akan kering terlebih dahulu. Hal ini membuktikan bahwa warna hitam …. a. menyerap panas c. memantulkan cahaya b. merambatkan cahaya d. membiaskan cahaya

A 6

Menyebutkan sumber- sumber cahaya

Semua benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut …. a. sumber benda c. sumber bening b. sumber keruh d. sumber cahaya

D 7

√ Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah ….

a. matahari c. meteor b. planet d. komet

A 8

Sumber cahaya buatan manusia adalah ….

a. c.

b. d.

A 9

101Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … Sumber- sumber cahaya

Lanjutan … Menyebutkan sumber- sumber cahaya

Berikut ini yang tidak termasuk sumber-sumber cahaya adalah ….

a. c.

b. d.

D 10

Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah ….

a. matahari, lampu, dan api b. air, api, dan tanah c. batu batrai, tanah, dan air d. batu bata, matahari, dan api

A 11

√ Lampu listrik termasuk sumber cahaya …. a. buatan c. sederhana b. alami d. semua jawaban salah

A 12

Jika cahaya mengenai permukaan benda yang berwarna gelap maka cahaya tersebut akan …. a. diserap c. dibiaskan b. dipantulkan d. dibelokkan

A 13

102

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Sifat-sifat cahaya

Menyebutkan sifat-sifat cahaya

1. cahaya dapat dibiaskan 2. cahaya dapat merambat lurus 3. cahaya dapat dipantulkan 4. cahaya terdiri dari satu warna sifat-sifat cahaya yang benar ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 dan 2 c. 1, 2, dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 4

C 14

Seberkas cahaya selalu merambat …. a. c.

b. d. D 15

Pernyataan berikut yang merupakan sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung adalah …. a. sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui

titik fokus b. sinar datang sejajar dengan titik fokus dipantulkan melalui

titik fokus c. sinar datang menuju titik fokus dipantulkan melalui titik

pusat kelengkungan d. sinar datang tegak lurus dengan melalui sumbu utama

A 16

103Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … Sifat-sifat cahaya

Lanjutan … Menyebutkan sifat-sifat cahaya

Sebuah pensil diletakkan di dalam gelas. Dan terlihat pensil seperti bengkok. Hal ini merupakan peristiwa ….

a. pemantulan cahaya c. penguraian cahay

a

b. penguraian cahaya d. pembiasan cahay

a

D 17

Gelas bening dapat ditembus oleh cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat …. a. merambat lurus c. dapat dipantulkan b. menembus benda bening d. dapat dibiaskan

B 18

Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih

dangkal dari yang sebenarnya merupakan salah satu peristiwa …. a. pembiasan cahaya b. pemantulan cahaya c. penguraian cahaya d. penyerapan cahaya

A 19

Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya

Contoh cahaya dapat merambat lurus adalah ….

a. c.

b. d.

A 20

104Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … Sifat-sifat cahaya

Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya √

Salah satu contoh benda yang dapat ditembus oleh cahaya adalah ….

a. c.

b. d.

B 21

√ Berikut ini yang termasuk benda bening adalah …. a. kayu dan kaca c. kaca dan air b. plastik dan seng d. air dan kertas

C 22

√ Istilah untuk benda-benda yang dapat ditembus cahaya adalah …. a. lensa c. benda terang b. cermin d. benda gelap

C 23

Dibalik bahan x, tangan akan terlihat samar-samar. Bahan x yang

mungkin adalah ….

a. c.

b. d.

B 24

105

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … Sifat-sifat cahaya

Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya

Sinar datang dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Pernyataan tersebut adalah ….

a. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung

b. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cembung c. hukum pembiasan d. dispersi cahaya

C 25

cermin Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung

Benda-benda di muka cermin cembung memiliki bayangan yang selalu …. a. nyata c. lebih besar b. terbalik d. lebih kecil

A 26

Kita dapat melihat benda di sekitar kita karena benda itu adalah …. a. Membiaskan cahaya c. Memantulkan cahaya b. menyerap cahaya d. membelokkan cahaya

C 27

√ Pemantulan difus/tidak teratur terjadi jika bidang pantulnya …. a. halus c. mendatar b. kasar d. berwarna

B 28

Bayangan benda yang dapat ditangkap oleh layar disebut bayangan …. a. tidak teratur c. nyata b. teratur d. Semu

C 29

106

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

Jenjang Kognitif Naskah Soal

Kunci

Jwb

No.

Soal C1 C2 C3

Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya

Lanjutan … cermin

Lanjutan … Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung

Sifat bayangan pada cermin datar adalah … dengan benda aslinya. a. lebih besar c. lebih dekat b. lebih kecil d. sama besar

D 30

Cermin yang digunakan untuk mengaca merupakan contoh cermin …. a. datar c. cekung b. cembung d. cembung dan cekung

A 31

Cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan adalah …. a. cermin rangkap c. cermin datar b. cermin cembung d. cermin cekung

D 32

Berkas cahaya dari pantulan yang dihasilkan teratur dan sejajar disebut pemantulan …. a. tidak teratur c. baur b. teratur d. Bias

B 33

Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, hal ini merupakan sifat bayangan pada …. a. cermin datar b. cermin cekung c. cermin cembung d. d. cermin lengkung

A 34

Bayangan semu pada cermin cekung dapat terbentuk apabila …. a. jarak benda jauh dari cermin b. jarak benda dekat dengan cermin c. benda pada fokus cermin d. benda diluar fokus cermin

B 35

Hukum pemantulan cahaya menyebutkan bahwa sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada …. a. bidang miring c. bidang datar b. bidang bergelombang d. bidang kasar

C 36

Kognitif Naskah Soal Kunci

107

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal

6.2 Membuat suatu

Manfaat cahaya Menyebut manfaat cahaya

Jenjang

C1 C2 C3

Jwb

No.

Soal

karya/model misal bagi kehidupan sehari-hari Cermin memiliki bagian pemantul cahaya yang datar adalah …. : periskop/lensa dari bahan

√ a. cermin cembung c. cermin reber b. cermin cekung d. cermin datar

D 37

sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya

Cermin cembung biasanya digunakan untuk ….

a. c.

b. d.

Cahaya matahari membantu pembentukkan vitamin … dalam

tubuh. a. A c. C b B d. D Salah satu manfaat cahaya di bidang kesehatan adalah …. a. foto rontgen c. foto album b. foto copy d. album foto

D 38

D 39

A 40

108

Kompetensi

Dasar Konsep Indikator Soal Jenjang

Kognitif Naskah Soal Kunci

Jwb

No.

Soal

C1 C2 C3

Lanjutan … 6.2 Membuat suatu karya/model misal : periskop/lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya

Lanjutan … Manfaat cahaya

Lanjutan … Menyebut manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari

Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan kacamata berlensa …. a. datar c. cembung b. cekung d. cekung dan cembung

B 41

√ Jenis teropong yang digunakan pada kapal selam adalah …. a. kamera c. mikroskop b. periskop d. Ohp

B 42

√ Penggunaan periskop menerapkan sifat cahaya …. a. merambat lurus c. dapat dibiaskan b. dapat dipantulkan d. dapat diuraikan

B 43

Peralatan yang memiliki periskop adalah sebagai berikut, kecuali …. a. kapal selam c. pesawat militer b. tank d. truk

D 44

√ Cermin yang ada dalam periskop sebanyak …. a. 1 buah c. 3 buah b. 2 buah d. 4 buah

B 45

LAMPIRAN 5

KISI-KISI INSTRUMEN YANG VALID

Keterangan * : Instrumen yang valid

109

No Indikator Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3

1. Menjelaskan

Pengertian

cahaya, dispersi

cahaya, dan

penguraian

cahaya

2* 4* 6* 3

2. Menyebutkan

sumber- sumber

cahaya

9* 10*, 11* 12*, 13* 5

3. Menyebutkan

sifat-sifat

cahaya

14* 16*, 17* 18* 4

4. Mencontohkan

peristiwa yang

menunjukkan

sifat-sifat

cahaya

20* 23* 24*, 25* 4

5. Menunjukkan

sifat

pemantulan

pada cermin

datar, cekung

dan cembung

26*, 29* 34*, 35* 36*, 37* 6

6. Menyebutkan

manfaat cahaya

bagi kehidupan

sehari- hari

38* 40* 44* 3

Jumlah 7 9 9 25

LAMPIRAN 6

TABEL KISI-KISI INSTRUMEN

110

No Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal %

Soal C1 C2 C3

1. Menjelaskan

Pengertian

cahaya, dispersi

cahaya, dan

penguraian

cahaya

1,2 3,4 5,6 6 13,33%

2. Menyebutkan

sumber- sumber

cahaya

7,8,9 10,11 12,13 7 15,56%

3. Menyebutkan

sifat-sifat cahaya

14,15 16,17 18,19 6 13,33%

4. Mencontohkan

peristiwa yang

menunjukkan

sifat-sifat

cahaya

20,21 22,23 24,25 6 13,33%

5. Menunjukkan

sifat pemantulan

pada cermin

datar, cekung

dan cembung

26,27,28, 29,30,31,

32

33,34,35 36,37 12 26,67%

6. Menyebutkan

manfaat cahaya

bagi kehidupan

sehari- hari

38,39 40,41 42,43,44,45 8 17,78%

Jumlah 18 13 14 45 100%

PEMBEDA KEPUTUS AN

111

LAMPIRAN 7

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrume n Penelitian Tes Hasil

Belajar Pilihan Ganda

NO VALIDITAS REALIBILITAS TINGKAT KES UKARAN

DAYA

1 Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 2 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 3 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 4 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 5 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 6 Vali d Reliabel Sangat Sukar Cukup Di pak ai 7 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Jelek Di buang 8 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Cukup Di buang 9 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai

10 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 11 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 12 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di buang 13 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 14 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 15 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Jelek Di buang 16 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai 17 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 18 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 19 Vali d Reliabel Sangat Mudah Baik Di pak ai 20 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai 21 Ti dak Vali d Reliabel Sedang Jelek Di buang 22 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 23 Vali d Reliabel Sukar Baik Di pak ai 24 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 25 Vali d Reliabel Sukar Cukup Di pak ai 26 Vali d Reliabel Sukar Baik sekali Di pak ai 27 Vali d Reliabel Sukar Baik Sekali Di pak ai 28 Ti dak Vali d Reliabel Sedang Cukup Di buang 29 Vali d Reliabel Sukar Cukup Di pak ai 30 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 31 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 32 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 33 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 34 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 35 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 36 Vali d Reliabel Sangat Sukar Cukup Di pak ai 37 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 38 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 39 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 40 Vali d Reliabel Sedang Cukup Di pak ai 41 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 42 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di pak ai 43 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 44 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 45 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang

112

LAMPIRAN 8

Instrumen Tes

Nama :

Kelas :

Petunjuk :

1. Soal dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.

2. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti.

3. Pilihlah jawaban yang paling tepat.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan me mberi tanda

silang (x) pada huruf a, b, c atau d !

1. Peristiwa penguraian cahaya

disebut ....

a. dispersi

b. monokromik

c. spektrum

d. polikromik

2.

Seragam sekolah dipilih berwarna

putih, karena warna putih ....

a. menyerap cahaya

b. memantulkan cahaya

3. Pakaian hitam yang dijemur

bersamaan dengan pakaian putih,

maka pakaian hitam akan kering

terebih dahulu. Hal ini

membuktikan bahwa warna hitam

....

a. menyerap panas

b. merambatkan cahaya

c. memantukan cahaya

d. membiaskan cahaya

4. Sumber cahaya buatan manusia

adalah ....

a. c.

c. tampak bersih

d. enak dipandang

b. d.

113

5. Berikut ini yang tidak termasuk

sumber- sumber cahaya adalah ....

a. c.

b. d.

9. 1. cahaya dapat dibiaskan

2. cahaya dapat merambat lurus

3. cahaya dapat dipantulkan

4. cahaya terdiri dari satu warna

Sifat-sifat cahaya yang benar

ditunjukkan oleh nomor ....

a. 1 dan 2 c. 1, 2, dan 3

b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 4

6. Lampu listrik termasuk sumber

cahaya ....

a. buatan c. sederhana

b. alami d. semua salah

7. Di bawah ini yang merupakan

sumber cahaya adalah ....

a. matahari, lampu, dan api

b. air, api, dan tanah

c. batu batrai, tanah, dan air

d. batu bata, matahari, dan api

8.

10. Pernyataan berikut yang

merupakan sinar-sinar istimewa

pemantulan pada cermin cekung

adalah ....

a. sinar datang sejajar dengan

sumbu utama dipantulkan

melalui titik fokus

b. sinar datang sejajar dengan titik

fokus dipantulkan melalui titik

fokus

c. sinar datang tegak lurus dengan

melalui titik fokus

d. sinar datang tegak lurus dengan

melalui sumbu utama

Jika cahaya mengenai permukaan

benda yang berwarna gelap maka

cahaya tersebut akan ....

a. diserap c. dipantulkan

b. dibiaskan d. dibelokkan

114

11.

Sebuah pensil diletakkan didalam

gelas. Kemudian seakan-akan

pensil terlihat seperti bengkok.

Hal ini merupakan peristiwa ....

a. pemantulan cahaya

b. penguraian cahaya

c. penyerapan cahaya

d. pembiasan cahaya

12. Gelas bening dapat ditembus oleh

cahaya. Hal ini menunjukkan

bahwa cahaya memiliki sifat ....

a. merambat lurus

b. menembus benda bening

c. dapat dipantulkan

d. dapat dibiaskan

13. Contoh cahaya dapat merambat

lurus adalah .... a. c.

b. d.

14. Benda yang ditembus cahaya

dinamakan ....

a. lensa c. benda terang

b. cermin d. benda gelap

15. Dibalik bahan x, tangan akan

terlihat samar-samar. Bahan x

yang mungkin adalah ....

a. kayu c. cermin

b. kertas hvs d. kursi

16.

Sinar datang dari zat yang kurang

rapat ke zat yang lebih rapat akan

dibiaskan mendekati garis normal.

pernyataan tersebut adalah ....

a. sinar-sinar istimewa

pemantulan pada cermin

cekung

b. sinar-sinar istimewa

pemantulan pada cermin

cembung

c. hukum pembiasan

d. dispersi cahaya

17. Benda-benda di muka cermin

cembung memiliki bayangan yang

selalu ....

a. nyata c. lebih besar

b. terbalik d. lebih kecil

115

18. Bayangan benda yang dapat

ditangkap oleh layar disebut

bayangan ....

a. tidak teratur c. nyata

b. teratur d. semu

19. Jarak bayangan ke cermin sama

dengan jarak benda ke cermin, hal

ini merupakan sifat bayangan pada

….

a. cermin datar

b. cermin cekung

c. cermin cembung

d. cermin lengkung

20. Bayangan semu pada cermin

cekung dapat terbentuk apabila

….

a. jarak benda jauh dari cermin

b. jarak benda dekat dari cermin

c. benda fokus pada fokus cermin

d. benda diluar fokus cermin

21. Hukum pemantulan cahaya

menyebutkan bahwa sinar datang,

sinar pantul, dan garis normal

terletak pada ….

a. bidang miring

b. bidang bergelombang

c. bidang datar

d. bidang kasar

22. Cermin memiliki bagian pemantul

cahaya yang datar adalah ….

a. cermin cembung

b. cermin cekung

c. cermin reber

d. cermin datar

23. Cermin cembung biasanya

digunakan untuk ….

a. c.

b. d.

24. Salah satu manfaat cahaya di

bidang kesehatan adalah ….

a. foto rontgen c. foto album

b. foto copy d. album foto

25. Peralatan yang memiliki periskop

adalah sebagai berikut, kecuali ....

a. kapal selam

b. tank

c. pesawat militer

d. truk

LAMPIRAN 9

KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN TES HASIL

BELAJAR YANG DIPAKAI DALAM PENELITIAN

1. A 11. D 21. C

2. B 12. B 22. D

3. A 13. A 23. D

4. A 14. C 24. A

5. D 15. B 25. D

6. A 16. C

7. A 17. A

8. A 18. C

9. C 19. A

10.A 20. B

116

LAMPIRAN 10

117

Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.

Berikut adalah langkah- langkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang

berada di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

5. Klik Continue, kemudian OK

No Nilai

1 20

2 32

3 32

4 36

5 40

6 40

7 44

8 48

9 48

No Nilai

37 72

38 72

39 72

40 72

41 72

42 76

43 76

44 76

45 80

No Nilai

10 48

11 48

12 52

13 52

14 52

15 56

16 56

17 60

18 60

No Nilai

19 60

20 60

21 60

22 60

23 60

24 60

25 64

26 64

27 64

No Nilai

28 64

29 64

30 64

31 64

32 68

33 68

34 68

35 68

36 68

118

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.

Berikut adalah langkah- langgkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang

berada di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

Klik Continue, kemudian OK

No Nilai

28 56

29 56

30 60

31 60

32 64

33 68

34 72

35 72

36 72

No Nilai

10 44

11 44

12 44

13 44

14 44

15 44

16 48

17 48

18 48

No Nilai

1 20

2 32

3 32

4 32

5 36

6 36

7 40

8 40

9 44

No Nilai

37 72

38 72

39 76

40 76

41 80

42 80

43 88

44 92

45 92

No Nilai

19 48

20 52

21 52

22 52

23 52

24 52

25 52

26 56

27 56

LAMPIRAN 11

119

Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut

adalah langkah- langkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada

di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

5. Klik Continue, kemudian OK

No Nilai

10 60

11 60

12 64

13 64

14 64

15 64

16 64

17 64

18 64

No Nilai

28 72

29 76

30 76

31 76

32 76

33 76

34 76

35 76

36 76

No Nilai

37 76

38 76

39 76

40 80

41 80

42 80

43 80

44 80

45 80

No Nilai

19 68

20 68

21 68

22 68

23 72

24 72

25 72

26 72

27 72

No Nilai

1 24

2 40

3 48

4 52

5 56

6 56

7 56

8 60

9 60

120

Data Hasil Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut

adalah langkah- langkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada

di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

5. Klik Continue, kemudian OK

No Nilai

37 80

38 80

39 80

40 80

41 84

42 84

43 92

44 92

45 96

No Nilai

28 64

29 64

30 64

31 68

32 72

33 76

34 76

35 76

36 76

No Nilai

10 44

11 48

12 48

13 48

14 48

15 52

16 52

17 52

18 52

No Nilai

1 24

2 28

3 36

4 40

5 40

6 40

7 44

8 44

9 44

No Nilai

19 52

20 56

21 56

22 56

23 60

24 60

25 64

26 64

27 64

LAMPIRAN 12

121

UJI NORMALITAS

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.

Berikut adalah langkah- langkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang

berada di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

5. Klik Continue, kemudian OK

6. Lihat pada tabel Test Of Normality

7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.

kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)

b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)

a.1 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai pretest pada kelas eksperimen:

Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka

0,017. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,017 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).

Tests of Normality

a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Eks_Pre .18

1

4

5

.001 .937 4

5

.01

7 a. Lilliefors Significance Correction

122

a.2 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Berikut ialah hasil uji normalitas nilai pretest pada kelas kontrol:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Kon_Pre .138 45 .031 .962 45 .147

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka

0,147. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,147 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).

123

LAMPIRAN 13

Uji Normalitas

Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan

standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut

adalah langkah- langkahnya:

1. Input data yang akan dianalisis.

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang

berada di sebelah kanan

4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test

5. Klik Continue, kemudian OK

6. Lihat pada tabel Test Of Normality

7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.

kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)

b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)

a.1 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai posttest pada kelas eksperimen:

Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,000.

Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima

dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal).

Tests of Normality

a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Eks_Pos .16

1

4

5

.00

5

.85

6

4

5

.00

0 a. Lilliefors Significance Correction

124

a.2 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

Berikut ialah hasil uji normalitas nilai posttest pada kelas kontrol:

Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,442. Hal

tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,442 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan

Ho ditolak (data terdistribusi normal).

Tests of Normality

a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kon_Pos .10

7

4

5

.200

* .97

5

4

5

.44

2 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

LAMPIRAN 14

125

Uji Homogenitas

Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, variable kelas eksperimen pretes

dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat

di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita

akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1

dan kelas Kontrol 2

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List

yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan

dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List

4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test

5. Klik Countinue, kemudian OK

6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance

7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.

126

Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)

b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen)

Hasil uji homogenitas nilai pretest ialah sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Sig.

sebesar 0,094 > 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Gab_Pre Based on Mean

Based on Median

Based on Median and with

adjusted df

Based on trimmed mean

2.86

4

2.33

3

2.33

3

3.04

7

1

1

1

1

8

8

8

8

83.58

8

8

8

.09

4

.13

0

.13

0

.08

4

LAMPIRAN 15

127

Uji Homogenitas

Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variable View Input, variable kelas eksperimen pretes

dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat

di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita

akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1

dan kelas Kontrol 2

2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore

3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List

yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan

dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List

4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test

5. Klik Countinue, kemudian OK

6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance

7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.

Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)

b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen)

Hasil uji coba homogenitas nilai posttest : Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa

nilai Sig. sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak

homogen).

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Gab_Pos Based on Mean

Based on Median

Based on Median and with

adjusted df

Based on trimmed mean

10.418

9.383

9.383

10.560

1

1

1

1

8

8

8

8

87.442

8

8

.00

2

.00

3

.00

3

.00

2

LAMPIRAN 16

128

Uji Hipotesis Data Pretest

Hipotesis Statistik :

Ho : µA = µB

Ha : µA µB

Keterangan :

Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar IPA siswa

Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar IPA siswa

µA : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan

kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya

µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan

konvensional

Uji hipotesis dan data pretest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada

program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal

dan homogen. Langkah- langkah melakukan uji Nonparametric Sample Tests adalah sebagai

berikut:

1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai.

Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode

(koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2.

2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric Tests, kemudian pilih Two Related Samples Tests.

3. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan

pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas

dipindahkan ke kolom Test Pairs.

4. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan pretest kontrol dan

variable 2 dengan eksperimen pretest.

5. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis

6. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon

7. Klik OK.

Kriteria pengujian:

129

a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah

diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan

pembelajaran konvensional.

b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah

diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Hasil uji hipotesis nilai pretest ialah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,003. Oleh karena angka

signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. dengan kata lain, nilai rata-rata pretest kelas

eksperimen dan kontrol berbeda secara signifikan.

Test Statisticsb

Kon_Pre -

Eks_Pre

Z -2.971

a Asymp. Sig. (2-tailed) .00

3 a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

LAMPIRAN 17

130

Uji Hipotesis Data Posttest

Ho : µA = µB

Ha : µA µB

Keterangan :

Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar IPA siswa

Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar IPA siswa

µA : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan kooperatif tipe

jigsaw pembelajaran cahaya

µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan konvensional

Uji hipotesis dan data posttest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada

program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal

dan tidak homogen. Langkah-langkah melakukan uji Non parametris adalah sebagai berikut:

1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai.

Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode

(koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2.

2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric, kemudian pilih Two Related Samples Tests.

1. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan

pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas

dipindahkan ke kolom Test Pairs.

2. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan posttest kontrol dan

variable 2 dengan ekperimen posttest.

3. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis

4. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon

5. Klik OK.

131

Kriteria pengujian:

a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah

diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan

pembelajaran konvensional.

b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah

diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Hasil uji hipotesis nilai posttest ialah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Apabila Nilai Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA yang

telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Test Statisticsb

Kon_Pos -

Eks_Pos

Z -4.206

a Asymp. Sig. (2-tailed) .00

0 a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

LAMPIRAN 18

132

TABEL DISTRIBUSI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

DAN KONTROL

Tabel distribusi pretest kelas eksperimen

Tabel distribusi pretest kelas kontrol Descripti ves

Statistic Std. Erro r Kon_Pre Mean

95% Confidence Interval for Lower Bound

Mean Upper Bound

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviat ion

Minimu m

Maximu m

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

55.56

50.44

60.67

55.16

52.00

290.343

17.039

2

0

9

2

7

2

2

8

.398

-.384

2.540

.354

.695

Descripti ves Statistic Std. Erro r Eks_Pre Mean

95% Confidence Interval for Lower Bound

Mean Upper Bound

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviat ion

Minimu m

Maximu m

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

58.76

54.73

62.78

59.48

60.00

179.507

13.398

2

0

8

0

6

0

1

8

-.875

.483

1.997

.354

.695

133

Tabel Distribusi Postest Kelas Eksperimen

Tabel distribusi postest kelas kontrol

Descripti ves

Statistic Std. Erro r

Kon_Pos Mean 60.44 2.609

95% Confidence Interval for Lower Bound 55.19 Mean Upper Bound 65.70

5% Trimmed Mean 60.44

Median 60.00

Variance 306.343

Std. Deviat ion 17.503

Minimu m 24

Maximu m 96

Range 72

Interquartile Range 28

Skewness .131 .354

Kurtosis -.660 .695

Descripti ves Statistic Std. Erro r Eks_Pos Mean

95% Confidence Interval for Lower Bound

Mean Upper Bound

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviat ion

Minimu m

Maximu m

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

67.56

64.10

71.01

68.74

72.00

132.525

11.512

2

4

8

0

5

6

1

4

-1.602

3.681

1.716

.354

.695

134

LAMPIRAN 19

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

SKOR DATA DIBOBOT

Jumlah Subyek = 30

Butir soal = 45

Bobot untuk jawaban benar =1

Bobot untuk jawaban salah =0

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 1 Satria... 10 35 0 10 10

2 2 Zeovan... 12 33 0 12 12

3 3 Muhamm... 14 31 0 14 14

4 4 Hasby Y 16 29 0 16 16

5 5 Praja H 18 27 0 18 18

6 6 Muhamm... 19 26 0 19 19

7 7 Shinta... 19 26 0 19 19

8 8 Vina A 19 26 0 19 19

9 9 Muhamm... 19 26 0 19 19

10 10 Bagus ...212402121

11 11 Abdhi ...212402121

12 12 Afifah... 22 23 0 22 22

13 13 Fikri N 23 22 0 23 23

14 14 Alicia... 23 22 0 23 23

15 15 Saresi... 23 22 0 23 23

16 16 Wina O... 23 22 0 23 23

17 17 Adinda... 27 18 0 27 27

18 18 Anggie... 27 18 0 27 27

19 19 Vira S... 26 19 0 26 26

20 20 Yazeed... 26 19 0 26 26

21 21 Sadam A 27 18 0 27 27

22 22 Karina 27 18 0 27 27

23 23 Suci S... 27 18 0 27 27

24 24 Difa I... 31 14 0 31 31

25 25 Risa R... 30 15 0 30 30

26 26 Ahmad ...321303232

27 27 Hudan ...331203333

28 28 Mutiar... 35 10 0 35 35

29 29 Delilah 34 11 0 34 34

30 30 Laili ...36903636

135

LAMPIRAN 20

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

RELIABILITAS TES

Rata2= 24.00

Simpang Baku= 6.73

KorelasiXY= 0.66

Reliabilitas Tes= 0.80

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 Satria Ilham R 7 3 10

2 2 Zeovanca Andr... 6 6 12

3 3 Muhammad Anwar S 9 5 14

4 4 Hasby Y 7 9 16

5 5 Praja H 12 6 18

6 6 Muhammad Nur F 13 6 19

7 7 Shinta Arnanda 11 8 19

8 8 Vina A 11 8 19

9 9 Muhammad Kadafi 10 9 19

10 10 Bagus Putra 12 9 21

11 11 Abdhi Karunia I 11 10 21

12 12 Afifah fitriah 12 10 22

13 13 Fikri N 13 10 23

14 14 Alicia Cinta A 10 13 23

15 15 Saresika Hana P 12 11 23

16 16 Wina Oktaviani 10 13 23

17 17 Adinda Cordia P 12 15 27

18 18 Anggie Dewi L 12 15 27

19 19 Vira Sabrina 12 14 26

20 20 Yazeed Ghinan A 12 14 26

21 21 Sadam A 13 14 27

22 22 Karina 15 12 27

23 23 Suci Sulistia 17 10 27

24 24 Difa Ilham C 18 13 31

25 25 Risa Risma W 13 17 30

26 26 Ahmad Nurofai 16 16 32

27 27 Hudan Al qish... 16 17 33

28 28 Mutiara Al zahwa 17 18 35

29 29 Delilah 16 18 34

30 30 Laili Nisrina 17 19 36

136

LAMPIRAN 21

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

KELOMPOK UNGGUL DAN ASOR

Kelompok Unggul

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1

2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 - - - -

3 29 Delilah 34 1 - - 1 1 1 1

4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 - 1 - 1

5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 - -

6 24 Difa Ilham C 31 1 - 1 - 1 - 1

7 25 Risa Risma W 30 1 1 1 1 1 1 1

8 17 Adinda Cordia P 27 1 - 1 - 1 - 1

Jml Jwb Benar 8 4 7 4 7 3 6

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1

2 28 Mutiara Al zahwa 35 - 1 1 1 1 1 1

3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 1

4 27 Hudan Al qish... 33 1 1 1 1 1 1 1

5 26 Ahmad Nurofai 32 - - - 1 1 1 1

6 24 Difa Ilham C 31 1 1 - 1 1 1 1

7 25 Risa Risma W 30 1 1 1 1 1 1 1

8 17 Adinda Cordia P 27 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar 6 7 6 8 8 8 8

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1

2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1

3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 1

4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 1 1 1 1

5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1

6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 - -

7 25 Risa Risma W 30 - - 1 1 1 1 1

8 17 Adinda Cordia P 27 1 1 1 1 1 1 -

Jml Jwb Benar 7 6 8 8 8 7 6

137

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 -

2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1

3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 -

4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 1 1 1 1

5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1

6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 1 1

7 25 Risa Risma W 30 1 - 1 - - - -

8 17 Adinda Cordia P 27 1 - 1 - - - -

Jml Jwb Benar 8 5 8 6 6 6 4

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 30 Laili Nisrina 36 - 1 1 1 1 1 -

2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1

3 29 Delilah 34 - 1 1 1 1 1 1

4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 1 1 1 1 -

5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1

6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 1 1

7 25 Risa Risma W 30 - 1 1 1 1 1 -

8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 1 1 - 1 -

Jml Jwb Benar 3 8 8 8 7 8 4

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42

1 30 Laili Nisrina 36 - 1 1 - 1 - -

2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 - 1 - -

3 29 Delilah 34 - - 1 - 1 - -

4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 1 - 1 - 1

5 26 Ahmad Nurofai 32 1 - - - 1 - -

6 24 Difa Ilham C 31 1 1 - - - - -

7 25 Risa Risma W 30 - 1 1 - 1 - -

8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 1 - 1 - -

Jml Jwb Benar 3 6 6 0 7 0 1

138

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45

1 30 Laili Nisrina 36 - 1 -

2 28 Mutiara Al zahwa 35 - 1 -

3 29 Delilah 34 - 1 -

4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 -

5 26 Ahmad Nurofai 32 - - -

6 24 Difa Ilham C 31 - - -

7 25 Risa Risma W 30 - 1 -

8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 -

Jml Jwb Benar 0 6 0

Kelompok Asor

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 7 Shinta Arnanda 19 1 - 1 - 1 - 1

2 8 Vina A 19 1 - 1 - 1 - 1

3 9 Muhammad Kadafi 19 1 - 1 - 1 - 1

4 5 Praja H 18 1 - 1 - 1 - 1

5 4 Hasby Y 16 1 - 1 - 1 - 1

6 3 Muhammad Anwar S 14 1 - 1 - 1 - -

7 2 Zeovanca Andr... 12 1 - 1 - 1 - 1

8 1 Satria Ilham R 10 1 - 1 - 1 - 1

Jml Jwb Benar 8 0 8 0 8 0 7

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 7 Shinta Arnanda 19 1 1 - 1 1 1 1

2 8 Vina A 19 1 1 - 1 1 1 1

3 9 Muhammad Kadafi 19 1 1 - 1 1 1 1

4 5 Praja H 18 1 1 - 1 1 1 1

5 4 Hasby Y 16 - 1 1 - - - -

6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - 1 1 1 -

7 2 Zeovanca Andr... 12 - - 1 - - 1 -

8 1 Satria Ilham R 10 - - - 1 1 - -

Jml Jwb Benar 4 5 2 6 6 6 4

139

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 7 Shinta Arnanda 19 1 1 1 1 1 - -

2 8 Vina A 19 1 1 1 1 1 - -

3 9 Muhammad Kadafi 19 1 1 1 1 1 1 -

4 5 Praja H 18 1 1 - - 1 1 1

5 4 Hasby Y 16 - - - 1 - - -

6 3 Muhammad Anwar S 14 1 - 1 1 - 1 1

7 2 Zeovanca Andr... 12 - - - - - - 1

8 1 Satria Ilham R 10 1 - - - - 1 1

Jml Jwb Benar 6 4 4 5 4 4 4

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 7 Shinta Arnanda 19 - - 1 - - - -

2 8 Vina A 19 - - 1 - - - -

3 9 Muhammad Kadafi 19 1 - 1 - - - -

4 5 Praja H 18 - - - - - - -

5 4 Hasby Y 16 1 1 1 - - - 1

6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - - - - -

7 2 Zeovanca Andr... 12 1 - 1 - - - 1

8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -

Jml Jwb Benar 3 1 5 0 0 0 2

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 7 Shinta Arnanda 19 - - 1 1 - - -

2 8 Vina A 19 - - - - 1 1 -

3 9 Muhammad Kadafi 19 - - - 1 - - -

4 5 Praja H 18 - - 1 1 - - -

5 4 Hasby Y 16 - 1 1 - - 1 -

6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - 1 - - -

7 2 Zeovanca Andr... 12 - 1 - - - - -

8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -

Jml Jwb Benar 0 2 3 4 1 2 0

140

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42

1 7 Shinta Arnanda 19 - - - - 1 - -

2 8 Vina A 19 - - - - 1 - -

3 9 Muhammad Kadafi 19 - - - - - - -

4 5 Praja H 18 - 1 - - - - -

5 4 Hasby Y 16 - - - - 1 - -

6 3 Muhammad Anwar S 14 - 1 1 - - - -

7 2 Zeovanca Andr... 12 - - - - 1 - -

8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -

Jml Jwb Benar 0 2 1 0 4 0 0

Butir Soal

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45

1 7 Shinta Arnanda 19 - - -

2 8 Vina A 19 - - -

3 9 Muhammad Kadafi 19 - - -

4 5 Praja H 18 - - -

5 4 Hasby Y 16 - 1 -

6 3 Muhammad Anwar S 14 - - -

7 2 Zeovanca Andr... 12 - - -

8 1 Satria Ilham R 10 - 1 -

Jml Jwb Benar 0 2 0

141

LAMPIRAN 22

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

DAYA PEMBEDA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 1 8 8 0 0.00

2 2 4 0 4 50.00

3 3 7 8 -1 -12.50

4 4 4 0 4 50.00

5 5 7 8 -1 -12.50

6 6 3 0 3 37.50

7 7 6 7 -1 -12.50

8 8 6 4 2 25.00

9 9 7 5 2 25.00

10 10 6 2 4 50.00

11 11 8 6 2 25.00

12 12 8 6 2 25.00

13 13 8 6 2 25.00

14 14 8 4 4 50.00

15 15 7 6 1 12.50

16 16 6 4 2 25.00

17 17 8 4 4 50.00

18 18 8 5 3 37.50

19 19 8 4 4 50.00

20 20 7 4 3 37.50

21 21 6 4 2 25.00

22 22 8 3 5 62.50

23 23 5 1 4 50.00

24 24 8 5 3 37.50

25 25 6 0 6 75.00

26 26 6 0 6 75.00

27 27 6 0 6 75.00

28 28 4 2 2 25.00

29 29 3 0 3 37.50

30 30 8 2 6 75.00

31 31 8 3 5 62.50

32 32 8 4 4 50.00

33 33 7 1 6 75.00

34 34 8 2 6 75.00

35 35 4 0 4 50.00

36 36 3 0 3 37.50

37 37 6 2 4 50.00

38 38 6 1 5 62.50

142

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

39 39 0 0 0 0.00

40 40 7 4 3 37.50

41 41 0 0 0 0.00

42 42 1 0 1 12.50

43 43 0 0 0 0.00

44 44 6 2 4 50.00

45 45 0 0 0 0.00

143

LAMPIRAN 23

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

TINGKAT KESUKARAN

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 30 100.00 Sangat Mudah

2 2 4 13.33 Sangat Sukar

3 3 28 93.33 Sangat Mudah

4 4 4 13.33 Sangat Sukar

5 5 26 86.67 Sangat Mudah

6 6 3 10.00 Sangat Sukar

7 7 25 83.33 Mudah

8 8 22 73.33 Mudah

9 9 24 80.00 Mudah

10 10 15 50.00 Sedang

11 11 27 90.00 Sangat Mudah

12 12 27 90.00 Sangat Mudah

13 13 27 90.00 Sangat Mudah

14 14 25 83.33 Mudah

15 15 25 83.33 Mudah

16 16 23 76.67 Mudah

17 17 25 83.33 Mudah

18 18 27 90.00 Sangat Mudah

19 19 26 86.67 Sangat Mudah

20 20 23 76.67 Mudah

21 21 13 43.33 Sedang

22 22 18 60.00 Sedang

23 23 7 23.33 Sukar

24 24 20 66.67 Sedang

25 25 8 26.67 Sukar

26 26 8 26.67 Sukar

27 27 9 30.00 Sukar

28 28 10 33.33 Sedang

29 29 5 16.67 Sukar

30 30 20 66.67 Sedang

31 31 25 83.33 Mudah

32 32 25 83.33 Mudah

33 33 18 60.00 Sedang

34 34 20 66.67 Sedang

35 35 4 13.33 Sangat Sukar

36 36 3 10.00 Sangat Sukar

37 37 20 66.67 Sedang

38 38 15 50.00 Sedang

39 39 0 0.00 Sangat Sukar

144

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

40 40 20 66.67 Sedang

41 41 0 0.00 Sangat Sukar

42 42 1 3.33 Sangat Sukar

43 43 0 0.00 Sangat Sukar

44 44 15 50.00 Sedang

45 45 0 0.00 Sangat Sukar

145

LAMPIRAN 24

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 NAN NAN

2 2 0.548 Sangat Signifikan

3 3 -0.182 -

4 4 0.533 Sangat Signifikan

5 5 -0.163 -

6 6 0.470 Sangat Signifikan

7 7 -0.149 -

8 8 0.262 -

9 9 0.340 Signifikan

10 10 0.373 Sangat Signifikan

11 11 0.353 Signifikan

12 12 0.302 Signifikan

13 13 0.319 Signifikan

14 14 0.568 Sangat Signifikan

15 15 0.108 -

16 16 0.310 Signifikan

17 17 0.514 Sangat Signifikan

18 18 0.537 Sangat Signifikan

19 19 0.652 Sangat Signifikan

20 20 0.298 Signifikan

21 21 0.234 -

22 22 0.493 Sangat Signifikan

23 23 0.512 Sangat Signifikan

24 24 0.406 Sangat Signifikan

25 25 0.718 Sangat Signifikan

26 26 0.718 Sangat Signifikan

27 27 0.637 Sangat Signifikan

28 28 0.192 -

29 29 0.432 Sangat Signifikan

30 30 0.620 Sangat Signifikan

31 31 0.622 Sangat Signifikan

32 32 0.541 Sangat Signifikan

33 33 0.709 Sangat Signifikan

34 34 0.694 Sangat Signifikan

35 35 0.533 Sangat Signifikan

36 36 0.437 Sangat Signifikan

37 37 0.374 Sangat Signifikan

38 38 0.473 Sangat Signifikan

39 39 NAN NAN

146

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

40 40 0.342 Signifikan

41 41 NAN NAN

42 42 0.253 -

43 43 NAN NAN

44 44 0.353 Signifikan

45 45 NAN NAN

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

147

LAMPIRAN 25

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

KUALITAS PENGECOH

No Butir Baru No Butir Asli a b c d *

1 1 0 0 30** 0 0

2 2 4** 10++ 6+ 10++ 0

3 3 1+ 1+ 28** 0-- 0

4 4 12+ 4** 11+ 3- 0

5 5 1+ 26** 1+ 2+ 0

6 6 3** 10++ 9++ 8++ 0

7 7 1+ 25** 3-- 1+ 0

8 8 2+ 3++ 22** 3++ 0

9 9 2++ 2++ 2++ 24** 0

10 10 4++ 5++ 15** 6++ 0

11 11 1++ 1++ 1++ 27** 0

12 12 0-- 27** 2-- 1++ 0

13 13 27** 2-- 1++ 0-- 0

14 14 1+ 1+ 3-- 25** 0

15 15 2++ 25** 2++ 1+ 0

16 16 3+ 2++ 23** 2++ 0

17 17 1+ 3-- 1+ 25** 0

18 18 1++ 2-- 27** 0-- 0

19 19 2+ 26** 1+ 1+ 0

20 20 23** 4- 2++ 1- 0

21 21 4+ 11-- 2- 13** 0

22 22 4++ 3+ 5++ 18** 0

23 23 7++ 8++ 7** 8++ 0

24 24 4++ 3++ 20** 3++ 0

25 25 6++ 8** 8++ 8++ 0

26 26 9++ 7++ 6++ 8** 0

27 27 5+ 9** 9+ 7++ 0

28 28 10** 11- 7++ 2- 0

29 29 8++ 7++ 5** 10++ 0

30 30 3++ 2+ 5+ 20** 0

31 31 2++ 1+ 25** 2++ 0

32 32 1+ 25** 3-- 1+ 0

33 33 4++ 4++ 4++ 18** 0

34 34 3++ 3++ 20** 4++ 0

35 35 10++ 4** 11+ 5+ 0

36 36 3** 13+ 7++ 7++ 0

37 37 1- 20** 8--- 1- 0

38 38 5++ 5++ 15** 5++ 0

39 39 14+ 9++ 7+ 0** 0

148

No Butir Baru No Butir Asli a b c d *

40 40 20** 6-- 1- 3++ 0

41 41 9++ 0** 16- 5- 0

42 42 5+ 10++ 1** 14+ 0

43 43 14+ 7+ 9++ 0** 0

44 44 6++ 4++ 5++ 15** 0

45 45 0** 12++ 11++ 7+ 0

Keterangan:

** : Kunci Jawaban

++ : Sangat Baik

+ : Baik

- : Kurang Baik

-- : Buruk

--- : Sangat Buruk

149

LAMPIRAN 25

Analisis Hasil Uji Coba Instrume n

REKAP ANALISIS BUTIR

Rata-rata = 24.00

Simpang Baku = 6.73

KorelasiXY = 0.66

Reliabilitas Tes = 0.80

Butir Soal = 45

Jumlah Subyek = 30

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 0.00 Sangat Mudah NAN NAN

2 2 50.00 Sangat Sukar 0.548 Sangat Signifikan

3 3 -12.50 Sangat Mudah -0.182 -

4 4 50.00 Sangat Sukar 0.533 Sangat Signifikan

5 5 -12.50 Sangat Mudah -0.163 -

6 6 37.50 Sangat Sukar 0.470 Sangat Signifikan

7 7 -12.50 Mudah -0.149 -

8 8 25.00 Mudah 0.262 -

9 9 25.00 Mudah 0.340 Signifikan

10 10 50.00 Sedang 0.373 Sangat Signifikan

11 11 25.00 Sangat Mudah 0.353 Signifikan

12 12 25.00 Sangat Mudah 0.302 Signifikan

13 13 25.00 Sangat Mudah 0.319 Signifikan

14 14 50.00 Mudah 0.568 Sangat Signifikan

15 15 12.50 Mudah 0.108 -

16 16 25.00 Mudah 0.310 Signifikan

17 17 50.00 Mudah 0.514 Sangat Signifikan

18 18 37.50 Sangat Mudah 0.537 Sangat Signifikan

19 19 50.00 Sangat Mudah 0.652 Sangat Signifikan

20 20 37.50 Mudah 0.298 Signifikan

21 21 25.00 Sedang 0.234 -

22 22 62.50 Sedang 0.493 Sangat Signifikan

23 23 50.00 Sukar 0.512 Sangat Signifikan

24 24 37.50 Sedang 0.406 Sangat Signifikan

25 25 75.00 Sukar 0.718 Sangat Signifikan

26 26 75.00 Sukar 0.718 Sangat Signifikan

27 27 75.00 Sukar 0.637 Sangat Signifikan

28 28 25.00 Sedang 0.192 -

29 29 37.50 Sukar 0.432 Sangat Signifikan

30 30 75.00 Sedang 0.620 Sangat Signifikan

31 31 62.50 Mudah 0.622 Sangat Signifikan

32 32 50.00 Mudah 0.541 Sangat Signifikan

150

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

33 33 75.00 Sedang 0.709 Sangat Signifikan

34 34 75.00 Sedang 0.694 Sangat Signifikan

35 35 50.00 Sangat Sukar 0.533 Sangat Signifikan

36 36 37.50 Sangat Sukar 0.437 Sangat Signifikan

37 37 50.00 Sedang 0.374 Sangat Signifikan

38 38 62.50 Sedang 0.473 Sangat Signifikan

39 39 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

40 40 37.50 Sedang 0.342 Signifikan

41 41 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

42 42 12.50 Sangat Sukar 0.253 -

43 43 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

44 44 50.00 Sedang 0.353 Signifikan

45 45 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

Lampiran 27

151

Lampiran 28 152

Lampiran 29 153

Lampiran 30

154

Lampiran 31

155

156

157

158

159