Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

download Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

of 115

Transcript of Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    1/115

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada bab ini mengidentifikasi proyek, meliputi informasi proyek analisis bangunan

    dan data teknis pelaksanaan pekerjaan.

    A. Informasi Proyek

    1. Nama Proyek

    Nama Proyek adalah Proyek Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar

    (SD) Sisir 3, 4, dan 6, Sub Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba

    Guna di Kota Batu

    2. Lokasi Proyek

    Proyek Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6,

    Sub Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini

    berada di Kelurahan Sisir Kota Batu

    3. Fungsi Bangunan

    Pembangunan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini berfungsi

    sebagai gedung olah raga bulu tangkis (latihan dan kompetisi), Voley ball

    (latihan), dan sebagai gedung serba guna.

    4. Sumber Dana

    Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6, Sub

    Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini berasal

    dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) RI, tahun

    anggaran 2014.

    5. Besarnya Biaya

    Biaya Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6

    adalah sebesar Rp. 33.275.100.000,00. Dari total biaya tersebut Sub Pekerjaan

    Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna mendapat alokasi dana sebesar Rp.

    9.982.530.000,00 (30% dari total biaya Merger). Dalam alokasi dana tersebut

    sudah termasuk segala pengeluaran pemborongan beserta pajak-pajak dan

    pungutan-pungutan pihak lainnya.

    Pada proyek ini akan dibuat 3 kali termeyn. Termeyn pertama sebesar 50%

    dari harga borongan setelah prestasi pekerjaan mencapai 55%. Termeyn kedua

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    2/115

    2

    sebesar 45% dari harga borongan setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai 100%,

    dan termeyn ketiga sebesar 5% dari harga borongan.

    Penyerahan dilakukan dua kali, penyerahan pertama meliputi semua check list

    item pekerjaan. Penyerahan kedua merupakan serah terima kunci. Setelah

    penyerahan kedua, termeyn ketiga diberikan pada kontraktor. Sedangkan

    kontraktor memberikan jaminan pemeliharaan bangunan selama waktu yang telah

    disepakati.

    6. Pengelolaan Proyek

    a. Pemberi Tugas/Pemilik Proyek

    Pemberi Tugas/Pemilik Proyek adalah orang/badan yang memiliki proyek

    dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar

    biaya pekerjaan tersebut. Pemberi Tugas/Pemilik Proyek pada Proyek ini

    adalah Pemerintah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh

    Pemerintah Kota Batu.

    b. Konsultan Perencana

    Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan

    bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang

    melekat erat membuat sebuah sistem bangunan.

    Konsultan perencana bertugas menterjemahkan keinginan pemilik proyek,

    produk yang dihasilkan oleh konsultan perencana adalah gambar prarencana,

    gambar rencana, perhitungan struktur, RKS, RAB (Rencana Anggaran Biaya),

    dan jadwal pelaksanaan. Konsultan Perencana pada Proyek ini adalah CV.

    Bangun Citra Kresindo (BCK), yang beralamat di Jl. Sengkaling Indah 12A

    Sengkaling Malang.

    c. Konsultan Pengawas

    Konsultan pengawas merupakan tangan kanan pemilik proyek, bertugas

    mengawasi pelaksanaan bangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Konsultan

    Pengawas pada Proyek ini adalah CV. Bangun Citra Kresindo (BCK), yang

    beralamatkan di Jl. Sengkaling Indah 12A Sengkaling Malang.

    d. Kontraktor

    Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan

    menyelenggarakan pelaksanaan sesuai biaya yang telah ditetapkan

    berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    3/115

    3

    Kontraktor bertugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana,

    peratuaran dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanwessing dan

    syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Selain itu

    kontraktor bertugas untuk membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop

    drawing) dan As build drawing yang disahkan oleh konsultan

    pengawas dan menyediakan alat kesel amatam ker ja seper ti yang

    diwajibkan dalam perturan. Kontraktor pada Proyek ini adalah CV.Indo

    Bangun Citra Persada (IBCP), yang beralamatkan di Jl. Anggrek 12A Malang.

    7. Organisasi Pelaksanaan Proyek

    Kontraktor CV.Indo Bangun Citra Persada (IBCP) menunjuk seorang

    pemimpin yang mengatur seluruh kegiatan lapangan (masalah teknis, keuangan,

    logistik, keamanaan dsb) dan bertindak sebagai wakil kontraktor sekaligus

    bertanggung jawab kepada kontraktor, pemimpin ini disebut Site Manager.

    Didalam pelaksanaannya Site Manager akan dibantu oleh bagian Sipil Work,

    Mechanical Electrical (ME), Logistik, Administrasi, Keuangan dan Keamanan.

    KONTRAKTOR

    SITE MANAGER KONSULTAN

    PENGAWASKONSULTAN

    PERENCANA

    MANDOR

    TUKANG

    KEPALA

    TUKANG

    PEKERJA

    M ESIPIL WORK

    MANDOR

    TUKANG

    KEPALA

    TUKANG

    PEKERJA

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    4/115

    4

    B. Analisis Bangunan

    1. Arsitektural

    Dalam merencanakan suatu bangunan harus diperhatikan beberapa aspek

    arsitektural seperti organisasi ruang, penghawaan, pencahayaan dan sirkulasi

    horizontal dan vertikal. Sehingga bangunan yang direncanakan memberikan

    kenyamanan penghuninya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai aspek-aspek

    tersebut:

    a. Filosofi Bangunan

    Filosofi bangunan ini menggambarkan suatu bangunan yang didirikan untuk

    membangkitkan kembali olahraga bulu tangkis terutama di kota Batu.

    b. Bentuk Arsitektural

    Bangunan ini adalah sebuah gedung olahraga yang berfungsi sebagai

    tempat olah raga khususnya bulu tangkis untuk latihan dan kompetisi dan

    volley ball untuk latihan. Untuk itu bangunan ini harus kokoh, nyaman, aman,

    dan teratur.

    Bangunan ini di bangun dengan kesan nyaman dan bersih, dengan

    menggunakan penerangan yang cukup, dan warna cat yang putih bersih agar

    menampilkan suasana yang kalem pada ruangan. Selain itu kesan kokoh juga

    sangat ditonjolkan pada bangunan ini yang ditandai dengan bentuk bangunan

    yang melebar dan ber tingkat yaitu lantai 2 (dua).. Desain bangunan tersebut

    didasarkan pada halhal sebagai berikut.

    1) Struktur bangunan yang kuat untuk keamanan pengguna.

    2) Menciptakan suasana yang nyaman dan bersih untuk penonton dan

    pemain olah raga maupun untuk pertemuan.

    3) Mengoptimalkan pencahayaan alami pada siang hari dengan memberi

    banyak bukaan pada bangunan. Apalagi untuk bangunan olah raga

    supaya mengoptimalkan saat penggunaannya, baik untuk pemain maupun

    penonton.

    4) Untuk interior terdiri dari tiga elemen pokok yaitu dinding sebagai

    penyekat, elevasi lantai yang membedakan fungsi ruang, dan plafon

    sebagai bidang pembentuk sisi atas ruangan.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    5/115

    5

    c. Organisasi Ruang

    Ruang adalah meliputi seluruh isi bangunan dan susunan pengelompokan

    kegiatan kegiatan yang terjadi, maupun hal hal yang mempengaruhi

    kenyamanan fisik maupun non fisik bangunan.

    Untuk memperoleh tata ruang yang diinginkan, maka perlu adanya

    pendefinisian ruangan agar dapat dilakukan pengelompokan ruangan

    ruangan sesuai dengan fungsinya. Secara umum ruangan ruangan yang ada

    didalam gedung olah raga ini dapat didefinisikan sebagai berikut.

    No Jenis Ruangan Ukuran (m) Sifat

    1.Ruang Utama

    (Lapangan bulu tangkis)16.00 x 30.00 Publik

    2. Tribun Penonton7.50 x 19.00

    2.80 x 19.00Publik

    3. Gudang 2.80 x 12.00 Privat

    4. Ruang Atlit 2 x (4.75 x 5.35) Semi Privat

    5. Ruang Ganti Atlit2 x (1.85 x 3.00)

    2 x (1.85 x 4.00)Privat

    7. Toilet Atlit 10 x (1.50 x 1.50) Privat

    8. Toilet Umum 4.50 x 8.00 Publik

    9. Kantin 2.80 x 6.70 Publik

    Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut.

    1)

    Privat, yaitu ruangan yang menmpunyai sifat privat. Artinya bersifat

    tertutup bagi orang luar.

    2) Semi Privat, yaitu ruangan yang mempunyai sifat privat tetapi untuk

    umum.

    3) Publik, yaitu ruangan yang dapat dijangkau oleh segala publik.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    6/115

    6

    d. Penghawaan

    Sistem penghawaan di dalam gedung merupakan sirkulasi keluar masuknya

    udara di dalam ruangan sehingga udara yang berada di dalam ruangan tetap

    bersih dan tidak menimbulkan kelembaban. Sistem penghawaan di dalam

    ruang dipengaruhi oleh ventilasi yang terdapat pada setiap sisi bangunan

    sebagai jalan udara masuk dan keluar. Pada proyek pembangunan Gedung

    Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu, ventilasi yang yang digunakan adalah

    jendela.

    e. Pencahayaan

    Kualitas pencahayaan yang baik sangat penting untuk beraktivitas dalam

    kehidupan sehari-hari. Upayanya yaitu dengan cara memaksimalkan cahaya

    siang hari yang tepat ke dalam ruangan. Cahaya siang hari yang masih bisa

    dimanfaatkan untuk penerangan ruangan adalah antara jam 08.00 sampai

    dengan jam 16.00 serta distribusi cahaya di dalam ruangan merata. Dengan

    memanfaatkan pencahayaan siang hari yang efisien bisa mengurangi

    pemakaian cahaya buatan.

    Pencahayaan alami yang digunakan berupa jendela dengan jumlah yang

    cukup untuk memperoleh cahaya dan diletakkan pada tempat yang mudah

    dicapai oleh penghuni. Selain itu pencahayaan buatan berupa lampu juga

    digunakan dalam sistem penerangan pada bangunan ini agar bangunan dapat

    digunakan saat cahaya matahari kurang atau pada malam hari.

    f. Sirkulasi Horisontal dan Vertikal

    Aspek kenyamanan suatu bangunan dapat juga dilihat dari segi kemudahan

    dalam sirkulasi baik vertikal maupun horizontal. Sirkulasi horizontal dilihat

    dari hubungan antar ruang yang berada dalam suatu bangunan. Sedangkan

    sirkulasi vertikal digunakan tangga hal ini dikarenakan bangunan hanya 2

    lantai agar lebih ekonomis tetapi tidak mengurangi kenyamanan bagi

    penghuninya.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    7/115

    7

    2. Konstruksi Bangunan

    Lingkup struktur adalah hal-hal yang berkaitan dengan struktur penyangga

    bangunan ini. Bila ditinjau dari letak dan posisi struktur dapat dibedakan sebagai

    berikut:

    a. Struktur Bawah (Sub Structure)

    1) Pondasi Beton

    Pondasi adalah konstruksi paling bawah pada bangunan yang

    berfungsi meneruskan beban yang diterima dari struktur diatasnya untuk

    disalurkan ke lapisan tanah ijin. Pondasi yang kuat merupakan faktor

    penting untuk menjamin kekokohan bangunan. Pada bangunan ini

    menggunakan pondasi menerus dan pondasi beton setempat. Pada semua

    jenis pondasi beton digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja

    (fy) 240 Mpa.

    a)

    Pondasi Beton menerus

    Pondasi beton menerus berfungsi meneruskan beban yang

    diterima dari struktur diatasnya untuk disalurkan ke lapisan tanah

    ijin. Selain itu pondasi beton menerus berfungsi menahan beban

    horizontal karena beda elevasi terutama pada besement dengan beda

    elevasi terbesar 2.70 meter. Terdapat dua jenis pondasi beton

    menerus yang digunakan pada bangunan ini, yaitu pondasi beton

    menerus sentris dan pondasi beton menerus eksentris.

    Pada pondasi beton menerus eksentris digunakan foot plat

    ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki

    menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan

    tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan

    tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

    Gambar 1.1 Pondasi beton menerus eksentris

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    8/115

    8

    Pada pondasi beton menerus sentris digunakan foot plat

    ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki

    menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan

    tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan

    tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

    b)

    Pondasi Beton setempat

    Pondasi beton setempat berfungsi meneruskan beban yang

    diterima dari struktur diatasnya untuk disalurkan ke lapisan tanah

    ijin. Pondasi beton setempat berada tepat dibawah kolom-kolom

    utama bangunan, ada dua jenis pondasi beton setempat yang

    digunakan pada bangunan ini, yaitu pondasi stroos dan pondasi foot

    plat. Alasan digunakan pondasi stroos dan pondasi foot plat adalah

    pembebanan dari tiap kolom utama yang berbeda.(1) Pondasi Stroos

    Pondasi stroos memiliki ukuran diameter 30 cm dan

    dipancang sedalam 2,00 m dari dasar pile cap. Untuk tulangan

    utamanya 619, tulangan sengkangnya 12-150. Terdapat tiga

    jenis pile cap pada bangunan ini tergantung dari tempat dan

    beban yang diterima pilecap.

    Gambar 1.2 Pondasi beton menerus sentris

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    9/115

    9

    Untuk pile cap tipe 1 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    70cm dengan tebal 40 cm dan tulangan yang digunakan 22-

    150 dan terdapat 2 stroos.

    Gambar 1.3 Pondasi Stroos (potongan pondasi stroos tipe 3)

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    10/115

    10

    Untuk pile cap tipe 2 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan

    yang digunakan 22-150 dan terdapat 3 stroos.

    Untuk pile cap tipe 3 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan

    yang digunakan 22-150 terdapat 3 stroos.

    Gambar 1.4 Pile cap pondasi Stroos tipe 1

    Gambar 1.5 Pile cap pondasi Stroos tipe 2

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    11/115

    11

    (2) Pondasi foot plat

    Digunakan 2 jenis foot plat yaitu foot plat dibawah kolom

    utama dan foot plat dibawah tribun. Foot plat dibawah kolom

    menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter dengan tebal plat kaki

    yaitu 40 cm dan, tulangan yang digunakan pada plat kaki

    pondasi menggunakan 19-150.

    Foot plat dibawah tribun menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter

    dengan tebal plat kaki yaitu 30 cm dan, tulangan yang

    digunakan pada plat kaki pondasi menggunakan 19-150.

    Gambar 1.6 Pile cap pondasi Stroos tipe 3

    Gambar 1.7 Pondasi Foot Plat dibawah kolom utama

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    12/115

    12

    2) Kolom (dibawah Sloof)

    Kolom dibawah sloof berfungsi untuk meneruskan beban yang

    diterima dari atas (kolom diatas sloof) ke pondasi yang berada

    dibawahnya. Terdapat 5 jenis kolom di bawah sloof tergantung daripenempatan kolom dan beban yang diterima masing-masing kolom.

    Struktur kolom dibawah Sloof pada bangunan ini menggunakan kolom

    dengan ukuran yang sama dengan kolom diatas Sloof maupun kolom

    lantai 2. Pada semua jenis kolom digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa

    dan mutu baja (fy) 240 Mpa.

    Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50

    mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.8 Pondasi Foot Plat dibawah Tribun

    Gambar 1.8 Kolom tipe 1

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    13/115

    13

    Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.9 Kolom tipe 2

    Gambar 1.10 Kolom tipe 3

    Gambar 1.11 Kolom tipe 4

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    14/115

    14

    Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan

    tulangan sengkang 8-200

    3) Pondasi Batu Kali

    Pondasi batu kali merupakan konstruksi yang berfungsi untuk

    menahan beban diatasnya terutama beban dari dinding. Pada bangunan

    ini digunakan 4 tipe pondasi batu kali, tipe tersebut berdasarkan

    penempatan pondasi dan tanah ijin yang ditempati pondasi. Pada semua

    jenis pondasi batu kali digunakan mutu beton (fc) 17,5Mpa.

    Pada pondasi batu kali tipe 1 digunakan ukuran telapak yang relatif

    kecil (40cm), ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement dengan

    kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada tanah

    keras).

    Gambar 1.12 Kolom tipe 5

    Gambar 1.13 Pondsai batu kali tipe 1

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    15/115

    15

    Pada pondasi batu kali tipe 2 digunakan ukuran telapak yang sama

    dengan pondasi tipe 1, ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement

    dengan kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada

    tanah keras). Pondasi ini menggunakan bentuk eksentris dikarenakan ada

    elevasi lantai 0,60m, apabila menggunakan bentuk sentris maka akan

    ada tonjolan pada elevasi lantai yang rendah.

    Pada pondasi batu kali tipe 3 digunakan ukuran telapak yang

    digunakan pada pondasi batu kali pada umunnya (0,60m), namun pada

    pondasi ini tidak terdapat dinding diatas slooy-nya dikarenakan pondasi

    ini berfungsi untuk membagi lantai dasar sehingga memudahkan pada

    proses pengurugan dan pemadatan tanah urugan.

    Pada pondasi batu kali tipe 4 digunakan bentuk pondasi eksentris

    dengan ukuran telapak 0,70m, bentuk eksentri dipilih karena letak dari

    pondasi tersebut yang berada pada sisi luar bangunan.

    Gambar 1.14 Pondsai batu kali tipe 2

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    16/115

    16

    Gambar 1.15 Pondsai batu kali tipe 3

    Gambar 1.16 Pondsai batu kali tipe 4

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    17/115

    17

    4)

    Sloofdan BalokKoppel

    Sloof adalah balok yang berfungsi untuk menahan beban dari atas

    dan disebar secara merata pada pondasi batu kali maupun pada pondasi

    beton menerus. Karena semua sloof selalu berhubungan langsung dengan

    tanah maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm.

    Untuk semua sloof diatas pondasi batu kali pada bangunan ini

    digunakan ukuran 15/20 cm dengan mutu beton (fc)17,5 Mpa dan mutu

    baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas

    312, tulangan pokok bawah 312, dan tulangan sengkang 8200.

    Untuk semua sloof diatas pondasi beton menerus pada bangunan ini

    digunakan ukuran 25/30 cm dengan mutu beton (fc) 22,5Mpa dan mutu

    baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas

    319, tulangan pokok bawah 319, dan tulangan sengkang 8 200.

    Karena sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah maka selimut

    beton yang digunakan adalah 50 mm.

    Balok kopel berfungsi untuk menahan gaya kopel yang terjadi

    karena penurunan salah satu pondasi, sehingga penurunan yang terjadi

    diharapkan terjadi secara bersamaan sehingga tidak merusak struktur

    diatas pondasi. Balok kopel pada bangunan ini dipasang pada kolom

    pendek (kolom utama) dibawah sloof.

    Untuk balok kopel pada bangunan ini digunakan ukuran 30/40 cm

    dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa,

    penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas 419, tulangan

    pokok bawah 419, tulangan tengah 416, dan tulangan sengkang 10

    150. Karena balok kopel selalu berhubungan langsung dengan tanah

    maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    18/115

    18

    b. Struktur Atas (Upper Structure)

    1) Kolom (diatas (Sloof)

    Kolom diatas sloof berfungsi untuk meneruskan beban yang

    diterima dari atas (balok induk dan kuda-kuda) ke kolom dibawah sloof

    yang berada dibawahnya. Terdapat 5 jenis kolom di diatas sloof

    tergantung dari penempatan kolom dan beban yang diterima masing-

    masing kolom. Struktur kolom diatas Sloof pada bangunan ini

    menggunakan kolom dengan ukuran yang sama dengan kolom dibawah

    Sloof maupun kolom lantai 2. Pada semua jenis kolom digunakan mutu

    beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa.

    Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50 mm

    dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.8 Kolom tipe 1

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    19/115

    19

    Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.9 Kolom tipe 2

    Gambar 1.10 Kolom tipe 3

    Gambar 1.11 Kolom tipe 4

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    20/115

    20

    Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan

    tulangan sengkang 8-200

    2) Balok Induk

    Balok induk adalah komponen struktur yang berfungsi untuk

    menehan beban dari balok anak, plat lantai, tembok, dan beban lain untuk

    disalurkan ke struktur kolom. Pada bangunan ini balok induk

    menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang diterima dan

    bentang dari balok induk tersebut. Pada semua jenis balok induk

    digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa

    dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok induk yang

    digunakan dalam bangunan ini.

    Nama

    balok

    induk

    Lokasi balok

    indukGambar detail

    Penggunaan

    Tulangan

    B1 Balok induk

    miring pada

    tribun penonton

    kanan

    (tumpuan)

    Tulangan atas 716

    Tulangan bawah 716

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    Gambar 1.12 Kolom tipe 5

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    21/115

    21

    B2 Balok induk

    miring pada

    tribun penonton

    kanan

    (lapangan)

    Tulangan atas 416

    Tulangan bawah 716

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    C1 Balok induk

    basement

    (tumpuan)

    Tulangan atas 616

    Tulangan bawah 416

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    C2 Balok induk

    basement

    (lapangan)

    Tulangan atas 216

    Tulangan bawah 416

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    22/115

    22

    D1 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (tumpuan)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    D2 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (lapangan)

    Tulangan atas 416

    Tulangan bawah 716

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    D3 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (konsol)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    23/115

    23

    H2 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (tumpuan

    konsol)

    Tulangan atas 716

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    H1 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (lapangan/

    ujung konsol)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    H3 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (tumpuan)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    24/115

    24

    B8(l) Balok induk

    atap (dak beton)

    (lapangan)

    Tulangan atas 216

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    B8(t) Balok induk

    atap (dak beton)

    (tumpuan)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    25/115

    25

    3)

    Balok Anak

    Balok anak adalah komponen struktur yang berfungsi untuk

    menehan beban dari balok anak yang lain, plat lantai, tembok, dan beban

    lain untuk disalurkan ke balok induk atau struktur kolom. Pada bangunan

    ini balok anak menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang

    diterima dan bentang dari balok anak tersebut. Pada semua jenis balok

    anak digunakan mutu beton (fc) 22,5Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa

    dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok anak yang

    digunakan dalam bangunan ini.

    Nama

    balok

    anak

    Lokasi balok

    anakGambar detail

    Penggunaan

    Tulangan

    G1 Balok anak

    (tumpuan)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    G2 Balok anak

    (lapangan)

    Tulangan atas 216

    Tulangan bawah 416

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    26/115

    26

    G3 Balok anak

    (tumpuan dan

    lapangan

    bentang pendek)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    27/115

    27

    4)

    Plat Lantai

    Pada bangunan ini adat 4 jenis plat lantai antara lain plat lantai

    miring untuk tribun, plat lantai 2 dan balkon, plat basement, dan plat

    atap. Pada semua jenis plat mutu beton (Fc) yang digunakan adalah

    22,5Mpa, mutu baja (fy) yang digunakan adalah 240 Mpa, untuk tebal

    pelindung beton digunakan 20 mm.

    a)

    Plat lantai miring tribun

    Plat miring tribun menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu A

    dan B, berikut detail dari tipe plat tersebut.

    Nama

    plat Ukuran Jenis plat

    Tulangan Pokok Tulangan

    BagiArah x Arah y

    Plat A 4,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

    Plat B 1,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

    b)

    Plat lantai dua dan balkon

    Plat lantai dua dan balkon menggunakan tebal 120mm ada 3 tipe

    plat yaitu E, F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.

    Nama

    platUkuran Jenis plat

    Tulangan Pokok Tulangan

    BagiArah x Arah y

    Plat E 2,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

    Plat F 3,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

    Plat G 4,80 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

    c)

    Plat basement

    Plat lantai basement digunakan sebagai tempat tendon air, plat

    menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu E, F, dan G, berikut

    detail dari tipe plat tersebut.

    Nama

    platUkuran Jenis plat

    Tulangan Pokok Tulangan

    BagiArah x Arah y

    Plat C 4,10 x 3,60 m Plat dua arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm

    Plat D 1,50 x 3,60 m Plat satu arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    28/115

    28

    d)

    Plat atap

    Plat atap menggunakan tebal 100mm ada 6 tipe plat yaitu A, B, D, E

    F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.

    Nama

    platUkuran Jenis plat

    Tulangan Pokok Tulangan

    BagiArah x Arah y

    Plat A 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    Plat B 4,30 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    Plat D 3,10 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    Plat E 1,50 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    Plat F 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    Plat G 0,90 x 1,60 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm

    c. Atap

    1)

    Penutup Atap

    Pada bangunan ini penutup atap yang digunakan adalah asbes gelombang

    ukuran

    2) Gording

    Gording berfungsi untuk menerima beban dari penutup atap baik beban

    hidup, mati, angin, dan beban yang lain. Pada bangunan ini gording yang

    digunakan adalah baja profil Light Lip Channel 150.65.20.3,2 mm,

    dipasang 28 buah (jarak antar gording 0,75m) dengan bentang terpanjang

    7,45m. mutu baja yang digunakan adalah BJ37 (fy = 2400Mpa).

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    29/115

    29

    3)

    Trekstang dan Ikatan Angin

    Trekstang berfungsi untuk menahan lendutan gording pada sumbu

    lemahnya. Pada bangunan ini menggunakan trekstang baja tulangan

    ukuran 12mm yang dipasang 1 buah untuk tiap 1 bentang gording.

    Ikatan menggunakan baja tulangan ukuran angin 12mm yang dipasang

    pada kuda-kuda. Trekstang dan ikatan angin menggunakan mutu baja

    BJ37 (fy = 2400Mpa).

    4)

    Kuda - kuda Baja

    a) Kapstang

    Pada bangunan ini kapstang yang digunakan adalah baja WF

    350.175.7.11mm (konstruksi single beam), dengan jarak antar

    kapstang terpanjang 7,45m dan jarak terpendek 6,15m(mengikuti

    struktur portal). Kapstang menggunakan mutu baja BJ37 (fy =

    2400Mpa). Panjang untuk 1 sisi 9,61m (19,22m panjang total 1

    kapstang), jumlah kapstang pada bangunan ini 7 buah.

    b)

    SambunganSambungan yang digunakan pada struktur kuda-kuda adalah

    sambungan baut dengan ukuran baut 16mm dan pelat buhul tebal

    10mm yang disambung pada profil baja dengan las tebal 4mm.

    Semua alat sambung menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa).

    Ukuran plat dan jumlah baut pada sambungan puncak dan

    sambungan dengan kolom pendek menggunakan ukuran yang sama,

    dengan ukuran plat 60 x 17,5 cm dan jumlah baut yang digunakan

    adalah 26 buah.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    30/115

    30

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    31/115

    31

    5) Kolom Pendek Baja

    Pada bangunan ini kolom pendek baja yang digunakan adalah baja

    WF 350.175.7.11mm (sama dengan profil baja kapstang), kolom pendek

    menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa). Panjang kolom pendek

    baja 2,30 m dan sambungan pelat kaki menggunakan plat tebal 1cm

    dengan ukuran 50 x 60, menggunkan ukuran angkur 19 panjang 60cm

    pada beton berjumlah 6 buah (dipasang seperti pada gambar dibawah).

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    32/115

    32

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    33/115

    33

    3. Mekanikal dan Elektrikal

    a. Mekanikal

    Pada bangunan ini perangkat mekanikal yang digunakan adalah pompa air

    untuk menyuplai air bersih dari PDAM ke bak penampungan (tandon air), dan

    pompa air penguras untuk menguras bak penampungan air kotor yang ada

    bibawah toilet ke saluran pembuangan.

    b. Elektrikal

    Pada bangunan ini perangkat elektrikal yang digunakan adalah sebagai

    berikut :

    1)

    Sistem penerangan dan stop kontak

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    34/115

    34

    2)

    Panel listrik

    3)

    Kabel antar panel

    4) Sound sistem

    5) Sistem penangkal petir

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    35/115

    35

    2. Instalasi air bersih dan air kotor

    a. Intalasi Air Bersih

    Air bersih disuplai dari saluran PDAM dan disalurkan ke tendon

    penyimpanan air dalam hal menyupai air bersih digunakan juga pompa air

    (dipompa langsung dari saluran PDAM) untuk cadangan apabila air dari

    PDAM tidak dapat naik ke tandon air

    Instalsi air bersih pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW ukuran

    1/2 yang digunkan pada intalsi untuk keran bak mandi, urinoir, wastafel,

    dan pada instalasi hilir (setelah percabangan pipa) , dan 3/4 yang pada

    instalsi hulu (dekat tendon/sebelum percabangan pipa) dan pada instalasi

    untuk sower.

    b. Intalasi Air Kotor

    Untuk instalasi air kotor pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW

    2, karena elevasi kamar mandi berada dibawah elevasi tanah maka air kotor

    ditampung pada bak penampungan (volume = 17m3)kemudian dipompa keluar

    dengan pompa penguras.

    c. Intalasi Air Tinja

    Untuk instalasi air tinjar pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4.

    d.

    Intalasi Air Hujan

    Untuk instalasi air hujanpada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4

    untuk pipa datar dan pipa PVC AW 3 untuk pipa tegak yang dimasukkan ke

    dalam kolom utama.

    3. Bangunan Pendukung

    a. Parkiran sepeda dan sepeda motor

    b. Parkiran mobil

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    36/115

    36

    B. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

    1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural

    Data teknis pelaksanaan pekerjaan arsitektural meliputi, pekerjaan anti

    rayap, pekerjaan pasangan batu bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan benangan,

    pekerjaan waterproofing, pekerjaan railing dan pagar, daun pintu dan rangka kayu,

    pekerjaan alat penggantung dan pengunci, pekerjaan pelapis lantai dan dinding,

    pekerjaan kaca dan cermin, pekerjaan kursi tribun penonton, pekerjaan lantai

    lapangan bulutangkis, dan pekerjaan pengecatan. Berikut di uraikan data teknis

    pelaksanaan masing-masing pekerjaan.

    a. Pekerjaan anti rayap (termite control)

    1)

    Lingkup Pekerjaan

    Tapak sekeliling bangunan dan permukaan dasar galian tanah untuk

    pondasi, permukaan tanah dasar lantai, diatas rabat beton calon lantai,

    permukaan dinding/kolom setinggi 30 cm dari muka tanah, permukaan

    pondasi dan sloof, serta seluruh komponen kayu pada bangunan.

    2) Bahan

    a)

    Bahan yang dipergunakan adalah yang telah direkomendasikan oleh

    Departemen Pertanian, yaitu setara Lentrex ataupun Termitox.

    b)

    Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih.

    c)

    Bahan anti rayap ini sebelum dipakai harus ditest terlebih dahulu

    pada laboratorium yang ditunjuk/Konsultan Pengawas, baik

    mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan

    yang ditimbulkan.

    3)

    Pelaksanaan

    a) Untuk calon lantai, setiap 100 m2 area yang akan disemprot anti

    rayap dipergunakan 5 liter. Sedangkan untuk komponen kayu

    dikuaskan pada muka kayu.

    b) Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat kerjaan dalam

    keadaan tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima

    dari Distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan

    Konsultan Pengawas.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    37/115

    37

    c)

    Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti Uraian dan Syarat-syarat

    pekerjaan, petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan

    serta petunjuk Konsultan Pengawas.

    d)

    Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang

    mendapat ijin untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan

    mengindahkan semua peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen

    Kesehatan dan Departemen Bina Lindung Tenaga Kerja, dan

    anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama

    Indonesia).

    e) Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja

    diperhatikan, serta tersedia alat-alat kerja yang baik dan memenuhi

    persyaratan (helm, masker, sepatu dll.).

    f) Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh

    manusia adalah kewajiban Kontraktor untuk menjaga keamanan

    tersebut dan keselamatan terhadap diri manusia di sekitarnya.

    g) Penyemprotan dilakukan dengan alat power spray sebelum dan

    sesudah pengurugan level.

    h) Disemprotkan pada dasar dan dinding galian pondasi serta kawasan

    lantai bangunan.

    i)

    Disemprotkan pada seluruh badan pondasi batu kali atau pondasi

    beton dan sloof, radius 2 (dua) meter dari bangunan serta seluruh

    luas tapak bangunan/tanah dasar lantai.

    j) Pekerjaan ini dilakukan dengan jaminan garansi minimum 5 (lima)

    tahun. Bila selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi

    tanggung jawab Kontraktor untuk membasmi dan sekaligus

    mengganti kerusakan-kerusakan yang terjadi.

    b. Pekerjaan pasangan batu bata

    1) Lingkup Pekerjaan

    a) Adukan untuk pasangan bata.

    b)

    Pasangan bata untuk dinding interior maupun eksterior

    c) Pasangan untuk elemen arsitektural

    2) Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a)

    Batu bata harus memenuhi NI-10

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    38/115

    38

    (1)

    Batu bata yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas

    terbaik yang disetujui Pengawas, yaitu siku dan sama

    ukurannya.

    (2)

    Bata yang digunakan harus berkualitas baik, berukuran sama,

    tidak boleh pecah- pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan

    Direksi.

    (3) Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas)

    atau batu bata yang pecah.

    (4) Batu bata yang dipakai jenis lokal, keras tidak patah-patah.

    Ukuran dianjurkan 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi

    ukuran 0,5 cm, sebelum dipasang harus disetujui Direksi.

    b) Semen portland harus memenuhi NI-8

    Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-

    bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti

    disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen

    yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui

    Pengawas.

    c) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

    Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah

    liat, lumpur atau campuran-campuran lain.

    d)

    Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9

    Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak

    seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.

    3)

    Pelaksanaan

    a) Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam

    bak air atau drum hingga jenuh.

    b) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok

    sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian

    disiram air.

    c)

    Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri

    dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom

    praktis.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    39/115

    39

    d)

    Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar

    dari 12 m2 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis)

    dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan pokok

    berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak antara kolom

    maksimal 4 m.

    e) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian

    pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton

    diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam

    pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.

    f) Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua

    melebihi dari dua tidak boleh digunakan.

    g) Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus

    menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1

    (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,

    rapi dan benar-benar tegak lurus.

    h) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam

    dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan bata

    (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,

    harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara

    sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh

    bidang tembok.

    i) Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan

    penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka

    di dalam dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan

    yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang

    dihubungkan/disambung dengan las.

    j) Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui

    terlebih dahulu oleh pengawas mengenai tempat dan ukurannya.

    k) Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan

    dinding bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan

    atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk motifnya akan

    ditentukan kemudian.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    40/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    41/115

    41

    3)

    Pekerjaan plesteran dan acian

    a) Plesteran Beton

    (1) Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan

    permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan

    beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata,

    maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan

    permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar

    Perencanaan Pelaksanaan.

    (2) Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih

    dahulu dengan pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai

    berikut :

    (a) permukaan dibuat kasar dengan betel

    (b) dibasahi dengan air

    (c)

    disaput air semen (PC)

    (3) Mortar untuk plesteran adalah campuran 1Pc : 3Ps yang diaduk

    secara benar- benar homogen.

    (4)

    Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.

    (5) Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air

    semen (PC).

    (6)

    Plesteran dengan acian dilaksanakan pada permukaan beton

    kolom dan balok /plat lantai dasar nampak.

    b) Plesteran Dinding Batu Bata

    (1) Sebelum plesteran dinding dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan

    yang tersebut di bawah ini sudah harus selesai lebih dahulu.

    (a) Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil

    kerukan.

    (b) Seluruh jaringan perpipaan maupun jaringan pipa listrik

    yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna.

    (c) Pasangan telah mengering.

    (d)

    Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.

    (2) Plesteran dengan campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada pasangan

    dinding trasram sisi luar & dalam, sedang untuk permukaan

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    42/115

    42

    dinding yang lain digunakan plesteran dengan campuran 1

    pc:5 ps.

    d. Pekerjaan benangan

    1)

    Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

    dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan

    benangan sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.

    2)

    Bahan-Bahan

    Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

    Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah

    liat, lumpur atau campuran-campuran lain.

    b) Semen portland harus memenuhi NI-8

    Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-

    bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti

    disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen

    yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui

    Pengawas.

    c)

    Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9

    Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak

    seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.

    3) Pelaksanaan

    a) Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku

    bagian luar) harus menghasilkan akhiran yang benar-benar

    siku, lurus dan rapi sehinggamenghasilkan akhiran dinding,

    kolom dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rancangan

    pelaksanaan.

    b) Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1Pc : 3Ps

    yang diaduk secara benar-benar homogen.

    c)

    Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan

    acian halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen

    (PC).

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    43/115

    43

    d)

    Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar

    siku dan lurus serta tajam.

    e. Pekerjaan waterproofing

    1)

    Lingkup Pekerjaan

    a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,

    bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk

    pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

    ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian

    syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik

    yang bersangkutan.

    b)

    Bagian yang di waterproofing :

    (1) Pelat atap dan talang-talang beton.

    (2) Daerah toilet.

    (3)

    Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

    2) Bahan waterproofing untuk atap

    a) Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton

    yang berfungsi sebagai atap.

    b) Lapisan waterproofing terbuat dari bahan Acrylic Polimer Gel yang

    diperkuat dengan jaringan serat kaca (fibreglass mat) merk eks-

    SIKA

    c)

    Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk eks-Traffigard dan

    diberi satu lapis fibreglass mat.

    d) Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa

    kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke

    pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).

    e)

    Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan

    perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti

    petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.

    f) Warna bahan waterproofing abu-abu atau warna semen

    3)

    Pelaksanaan Pekerjaan

    a) Persiapan.

    (1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada

    Konsultan

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    44/115

    44

    (2)

    Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan

    ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.

    (3) Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan

    diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat

    disetujui oleh Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai

    gambar.

    (4) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan

    ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan

    Konsultan Pengawas.

    (5) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi

    dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada

    Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.

    (6) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat

    dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum

    kelainan tersebut diselesaikan.

    b) Aplikasi

    (1)

    Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli

    berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan)

    dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan

    sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan

    dari Konsultan Pengawas.

    (2) Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat

    yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak

    mempunyai lapis

    (3) pelindung terhadap ultra voilet atau apabila disyaratkan dalam

    gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian

    lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan

    pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat

    berupa screed maupun material finishing.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    45/115

    45

    f. Pekerjaan railing dan pagar

    1) Lingkup Pekerjaan

    a) Railing tangga, pagar depan, balkon, dan void

    b)

    Pelapisan bahan anti karat.

    2) Bahan

    a) Untuk balkon, menggunakan rangka besi hollow kotak 30 x 60 mm

    tebal 1,8 mm untuk frame dan besi hollow 20 x 40 mm tebal 1,8 mm

    untuk pengisi.

    b) Railing Tangga dan Void

    (1) Untuk hand rail menggunakan pipa Stainless Steel 2

    (2)

    Pengisi menggunakan pipa Stainless Steel 1

    (3) Joint Conector menggunakan pipa Stainless Steel

    (4) Kombinasi dan modifikasi bahan mengacu pada gambar kerja

    yang ada.

    3) Pelaksanaan

    a) Pemasangan rangka besi hollow untuk railing balkon/teras dipasang

    ke dalam tembok dengan penguat angkur berupa rangka besi hollow

    kotak 30 x 60 mm tebal 3 mm.

    b)

    Pemasangan railing tangga dan void pada lantai ditanam dengan

    menggunakan dinabolt 12 mm dengan plat strip tebal 3 mm yang

    dilas pada besi utama.

    c) Railing tangga, balkon serta ruang void tidak diperkenankan

    menempel pada tembok, tiang terakhir berjarak 5 cm dari tembok.

    g. Pekerjaan daun pintu rangka kayu

    1) Lingkup Pekerjaan

    a)

    Pintu kayu panil.

    b) Penyediaan kisi/louver untuk aliran udara untuk toilet.

    c) Pekerjaan kusen kayu, yaitu kusen pintu dan daun pintu.

    2) Bahan

    a)

    Rangka Kayu.

    (1) Kayu yang digunakan seluruh pekerjaan pintu panil adalah kayu

    Kamper mutu terbaik.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    46/115

    46

    (2)

    Pintu utama menggunakan Kayu Kamper Oven kelas 1, serat

    lurus, lepas mata, lepas putih, lepas doreng.

    (3) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam

    NI-5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis

    dalam bab material kayu.

    (4) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan

    permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu

    dan cacat lainnya.

    (5) Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.

    (6) Ukuran daun pintu disesuaikan dengan gambar-gambar detail,

    serta tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh

    untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).

    (7) Tebal daun pintu minimum 4,00 cm jadi.

    b)

    Bahan Perekat

    (1) Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk

    Aica Aibon atau dengan merek lain yang setara.

    (2)

    Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus

    dan siku.

    c)

    Bahan Daun Pintu

    (1)

    Menggunakan Kayu Kamper Oven kelas 1, serat lurus, lepas

    mata, lepas putih,lepas doreng.

    (2) Panel kayu dengan tebal sama ukurannya dengan rangka

    3) Pelaksanaan

    a)

    Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk

    meneliti gambar-gambar yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan

    lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,

    cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

    b) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan

    harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang

    baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan

    dan kelembaban.

    c) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu

    dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    47/115

    47

    dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-

    bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas

    penyetelan.

    d)

    Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku

    satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan

    siap untuk penyetelan/pemasangan.

    e) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

    Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin

    diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

    h. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci

    1)

    Lingkup Pekerjaan

    a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

    perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya

    untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan

    yang baik dan sempurna.

    b) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi

    seluruh pemasangan pada daun pintu kayu seperti yang

    ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

    2)

    Bahan

    a)

    Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.

    (1)

    Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagaimana tertera

    pada gambar.

    (2) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci eks SOLID

    Handle.

    (3) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka

    daun pintu dan dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai

    petunjuk Konsultan Konsultan Pengawas.

    b) Pekerjaan Engsel

    (1) Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel

    pintu eks SOLID, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk

    setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan

    warna yang sama dengan warna engsel.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    48/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    49/115

    49

    i)

    Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh

    Konsultan Pengawas/Perencana.

    i. Pekerjaan pelapis lantai dan dinding

    1)

    Persyaratan Bahan

    a) Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri

    yang bermutu baik ( ex. Asia, Milan, Mulia atau setara ) dan harus

    disetujui oleh dewan direksi dan pengawas.

    b)

    Warna putih polos, untuk masing-masing warna harus seragam,

    warna yang tidak seragam akan ditolak.

    c) Keramik yang dipakai adalah :

    (1)

    Ukuran 25 x 25 cm. Ukuran ini digunakan pada lantai kamar

    mandi.

    (2) Ukuran 20 cm x 20 cm. Ukuran ini digunakan pada meja beton

    wastafel dan pantry.

    (3) Ukuran 25 x 40 cm. Ukuran ini digunakan pada dinding kamar

    mandi.

    (4)

    Ukuran 40 x 40 cm. Ukuran ini digunakan pada lantai bangunan

    yang lain.

    d)

    Spesifikasi bahan :

    (1)

    Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran

    seharusnya 0,30 %

    (2) Toleransi Ketebalan mximum 4,00 % tebal

    (3) Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi 0,40 %

    sisi

    (4) Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam 0,30 % sisi

    (5)

    Kekuatan Lentur rata-rata 250 kg/cm2

    (6) Kekerasan Glasur 5 skala Mohr

    (7) Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %)Tidak berubah

    e) Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/IBAGROUT/TILE

    GROUT. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail.

    f) Bahan pengisian siar dari adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah

    perekat /IBAFIX.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    50/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    51/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    52/115

    52

    p)

    Dianjurkan pada pemasangan mengambil keramik dari dus-dus yang

    berbeda, dibuka lalu dibentangkan dan dicampur. Ini penting,

    terutama untuk tipe-tipe keramik yang mempunyai tone warna relatif

    kontras sehingga akan menghasilkan pembagian tone yang rata.

    q) Apabila terjadi peledakan keramik tiba-tiba pada suatu saat yang

    akhir inisering terjadi dikarenakan tidak mengikuti aturan

    pemasangan di atas yangtimbul sesudah masa pemeliharaan akan

    menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    r) Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan

    tanpa biaya tambah bila persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi.

    j. Pekerjaan kaca dan cermin

    1) Lingkup Pekerjaan

    a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu

    lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil

    pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

    b) Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang

    disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

    2) Bahan

    a)

    Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada

    umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat

    tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus

    cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan

    pengembangan (Float glass).

    b)

    Toleransi lebar dan panjang.

    Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti

    yang ditentukan oleh pabrik.

    c) Kesikuan.

    Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut

    serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan

    maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

    d) Cacat-cacat.

    (1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai

    ketentuan dari pabrik.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    53/115

    53

    (2)

    Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang

    yang berisi gas yang terdapat pada kaca).

    (3) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang

    dapat mengganggu pandangan.

    (4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca

    baik sebagian atau seluruh tebal kaca).

    (5) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang

    dan lebar kearah luar/masuk).

    (6) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang

    adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang

    adalah permukaan kaca yang berobah dan mengganggu

    pandangan

    (7) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan

    (scratch).

    (8) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

    (9) Mutu kaca lembaran yang digunakan adalah mutu AA.

    e)

    Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui

    toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm

    kira-kira 0,3 mm.

    f)

    Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.

    (1)

    Kaca clear bronze untuk semua sunshade ruang jemur dan

    balkon tebal 8 mm setara produk Asahimas.

    (2) Kaca stopsol untuk semua curtain wall warna biru (dark blue)

    60% tebal 6 mm produk Stop Sol Super Blue Dark Grey setara

    PT. Asahimas Flat Glass.

    (3)

    Kaca tempered clear float glass, dari produk yang sama yaitu

    PT. Asahimas Flat Glass, untuk semua pintu/jendela main

    entrance (frameless) lantai dasar dan interior lantai 2, ketebalan

    kaca sesuai gambar.

    (4)

    Bahan untuk cermin menggunakan :

    (a) Danta Prima Mirror tebal 6 mm, disatu permukaannya

    dilapisi (Chemical Deposited Silver).

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    54/115

    54

    (b)

    Type : Danta Mirror, warna biru (Danta Prima Blue),

    permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida

    maupun bercak-bercak lainnya.

    g)

    Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus

    mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.

    h) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat

    pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk

    tembereng.

    3) Pelaksanaan

    a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,

    uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.

    b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

    c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh

    Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.

    d) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan

    benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak

    boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan

    kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

    e)

    Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan

    alat-alat pemotong kaca khusus.

    f)

    Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm

    masuk ke dalam alur kaca pada kusen.

    g) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang

    lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

    h) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa

    malalui kosen, harus diisi dengan lem silikon produk setara Dow

    Corning. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-

    persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan

    pabrik.

    i)

    Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,

    tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari

    segala noda dan bekas goresan.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    55/115

    55

    j)

    Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan

    dan semua yang terpasang harus disetujui Perencana/Konsultan

    Managemen Konstruksi.

    k)

    Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan

    alat potong kaca khusus.

    l) Pemasangan Cermin :

    (1) Cermin ditempel pada rangka.

    (2)

    Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan

    pembersih.

    k. Pekerjaan pengecatan

    1)

    Lingkup pekerjaan

    a) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.

    b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

    Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat manie, Polyurethane.

    c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan

    yang

    d)

    disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai

    dengan petunjuk Perencana.

    2)

    Persyaratan Bahan

    a)

    Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4

    atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

    b) Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut

    mengenai hal-hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan,

    antara lain :

    (1) Segel kaleng

    (2)

    Test laboratorium

    (3) Hasil akhir pengecatan

    Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis

    dari produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi

    tanggungan Pemborong.

    c) Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1

    contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    56/115

    56

    dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur

    lengkap dan jaminan dari pabrik.

    d) Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar eks Dulux

    Weathershield, dengan garansi penuh selama 5 tahun.

    e) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi

    Acrylic merk setara Dulux atau AKZO NOBEL dengan lapisan

    dasar Alkali Resistance Sealer warna putih.

    f)

    Plamur hanya berfungsi dan dimanfaatkan untuk meratakan bidang-

    bidang dinding yang kurang rapi, tidak menutup bidang tembok

    keseluruhan. Plamur yang digunakan adalah Alkaplast eks Mowilex.

    g)

    Untuk cat kayu dan besi menggunakan cat merk setara EMCO

    dengan warna menyesuaikan pada gambar perencanaan.

    3) Pelaksanaan

    a)

    Pekrjaan dinding

    (1) Umum

    (a) Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada

    Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik

    untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak

    disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan

    (b)

    Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian,

    bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan

    contoh yang diajukan Pemborong.

    (c) Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan

    dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin

    berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan.

    Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan

    dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun

    debu.

    (d) Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah

    dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik

    dipersiapkan untuk pengecatan, dan sesuai persyaratan

    berikut.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    57/115

    57

    1).

    Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah

    dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.

    2).Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai

    dengan pola yang telah ditentukan.

    3).Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil

    yang rata dan halus.

    4).Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering,

    bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang

    melekat.

    (e) Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang,

    harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum

    memulai pengecatan, Pemborong wajib melakukan

    percobaan untuk disetujui Pengawas.

    (f)

    Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan

    suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu

    sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

    (g)

    Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-

    lainnya, maka Pemborong harus segera melaporkannya

    kepada Pengawas.

    (h)

    Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti

    kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa

    garansi, atas beban biaya Pemborong, selama kerusakan

    bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

    (2)

    Teknis

    (a) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari

    plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin

    sampai membentuk bidang yang rata.

    (b) Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi

    No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai

    bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan

    menggunakan Roller.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    58/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    59/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    60/115

    60

    diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup sempurna

    dengan diamplas Duco yang halus untuk setiap lapisan.

    (7) Pewarna dipakai dari produksi yang sama dengan daya sebar

    mencapai 8-10 m2 per-liter satu lapis. Warna akan ditentukan

    kemudian oleh Perencana.

    (8) Sanding sealer 421-2917 sebagai cat dasar dicampur dengan

    hardener 873-0802 serta diencerkan dengan thinner 803-0030.

    Perbandingan campuran adalah 10 bagian Sanding Sealer+1

    bagian hardener+Thinner secukupnya.

    (9) Dibutuhkan 2-3 lapis cat dasar setiap lapisan dan harus diamplas

    sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.

    (10) Cat akhiran dipakai Plastofix 241 dengan 421-1512 ulasan

    Plastofix lapis 1 dengan rata dan sempurna dan diamplas

    sempurna kemudian ulasan Plastomix lapis ke 2 dan yang

    terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.

    Jenis Plastomix akan ditentukan kemudian oleh Perencana.

    d)

    Pekerjaan pengecatan besi

    (1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-

    bagian besi pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi tulang-

    tulang dan pekerjaan besi lain sesuai dengan yang telah

    ditentukan dalam gambar.

    (2) Cat yang dipakai adalah merk setara EMCO jenis Syntetic

    Enamel.

    (3)

    Pekerjaan pengecatan dilakukan setelah bidang yang akan dicat,

    selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.

    (4)

    Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali.

    Sambungan las dan ujung yang tajam diberi touch up dengan

    dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130 setelah itu lapisan

    tebal 40 micron diulaskan.

    (5)

    Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali kemudian

    disemprot 1 lapis.

    (6) Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir U-pox enamel 103

    disemprot 2 lapis.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    61/115

    61

    (7)

    Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan

    compressor 2 lapis.

    (8) Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh,

    mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap

    pengotoran-pengotoran.

    e) Pekerjaan meni kayu

    (1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh

    permukaan multiplex plywood/kamper yang akan dicat, rangka

    langit-langit, rangka-rangka pintu dan atau bagian-bagian lain

    yang ditentukan gambar.

    (2)

    Meni yang digunakan adalah menie kayu merk Patna warna

    merah.

    (3) Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat

    persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    (4) Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus

    diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan

    amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.

    (5) Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,

    dilakukan lapis demi lapis, sedemikan rupa sehingga bidang

    kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    62/115

    62

    2. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural

    a. Struktur Bawah (Sub Structure)

    1) Pondasi Beton

    Pada semua jenis pondasi beton digunakan mutu beton (fc) 22,5

    Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa.

    a) Pondasi Beton menerus

    Pada pondasi beton menerus eksentris digunakan foot plat

    ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki

    menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan

    tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan

    tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

    Pada pondasi beton menerus sentris digunakan foot plat

    ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki

    menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan

    tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan

    tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

    Gambar 1.1 Pondasi beton menerus eksentris

    Gambar 1.2 Pondasi beton menerus sentris

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    63/115

    63

    b) Pondasi Beton setempat

    (1) Pondasi Stroos

    Pondasi stroos memiliki ukuran diameter 30 cm dan

    dipancang sedalam 2,00 m dari dasar pile cap. Untuk tulangan

    utamanya 619, tulangan sengkangnya 12-150. Terdapat tiga

    jenis pile cap pada bangunan ini tergantung dari tempat dan

    beban yang diterima pilecap.

    Gambar 1.3 Pondasi Stroos (potongan pondasi stroos tipe 3)

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    64/115

    64

    Untuk pile cap tipe 1 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    70cm dengan tebal 40 cm dan tulangan yang digunakan 22-

    150 dan terdapat 2 stroos.

    Untuk pile cap tipe 2 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan

    yang digunakan 22-150 dan terdapat 3 stroos.

    Untuk pile cap tipe 3 direncanakan panjang 130 cm dan lebar

    130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan

    yang digunakan 22-150 terdapat 3 stroos.

    Gambar 1.4 Pile cap pondasi Stroos tipe 1

    Gambar 1.5 Pile cap pondasi Stroos tipe 2

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    65/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    66/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    67/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    68/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    69/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    70/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    71/115

    71

    4)

    Sloofdan BalokKoppel

    Karena semua sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah

    maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm.

    Untuk semua sloof diatas pondasi batu kali pada bangunan ini

    digunakan ukuran 15/20 cm dengan mutu beton (fc) 17,5 Mpa dan mutu

    baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas

    312, tulangan pokok bawah 312, dan tulangan sengkang 8200.

    Untuk semua sloof diatas pondasi beton menerus pada bangunan ini

    digunakan ukuran 25/30 cm dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu

    baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas

    319, tulangan pokok bawah 319, dan tulangan sengkang 8 200.

    Karena sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah maka selimut

    beton yang digunakan adalah 50 mm.

    Untuk balok kopel pada bangunan ini digunakan ukuran 30/40 cm

    dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa,

    penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas 419, tulangan

    pokok bawah 419, tulangan tengah 416, dan tulangan sengkang 10

    150. Karena balok kopel selalu berhubungan langsung dengan tanah

    maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    72/115

    72

    b. Struktur Atas (Upper Structure)

    1) Kolom (diatas (Sloof)

    Pada semua jenis kolom digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan

    mutu baja (fy) 240 Mpa.

    Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50

    mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.8 Kolom tipe 1

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    73/115

    73

    Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton

    50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan

    tulangan sengkang 8-200

    Gambar 1.9 Kolom tipe 2

    Gambar 1.10 Kolom tipe 3

    Gambar 1.11 Kolom tipe 4

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    74/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    75/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    76/115

    76

    D1 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (tumpuan)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    D2 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (lapangan)

    Tulangan atas 416

    Tulangan bawah 716

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    D3 Balok induk

    pada tribun

    penonton kiri

    (konsol)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    77/115

    77

    H2 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (tumpuan

    konsol)

    Tulangan atas 716

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    H1 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (lapangan/

    ujung konsol)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    H3 Balok induk

    lantai 2 (balkon)

    (tumpuan)

    Tulangan atas 516

    Tulangan bawah 516

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang8-200

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    78/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    79/115

    79

    Nama

    balok

    anak

    Lokasi balok

    anakGambar detail

    Penggunaan

    Tulangan

    G1 Balok anak

    (tumpuan)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

    G2 Balok anak

    (lapangan)

    Tulangan atas 216

    Tulangan bawah 416

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-200

    G3 Balok anak

    (tumpuan dan

    lapangan

    bentang pendek)

    Tulangan atas 316

    Tulangan bawah 316

    Tulangan tengah

    Tulangan sengkang

    8-150

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    80/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    81/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    82/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    83/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    84/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    85/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    86/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    87/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    88/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    89/115

    89

    (6)

    Instalasi khusus

    Pemasangan Kabel dalam Tanah :

    (a) Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80

    cm.

    (b) Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi

    dengan cetakan beton cor dan diberi pasir, ditanam minimal

    sedalam 80 cm.

    (c)

    Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan

    dilindungi pipa Galvanized.

    (d) Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan , dilindungi

    dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan

    pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari

    30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

    (e)

    Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam

    tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak

    isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan

    lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir

    kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, ditutup

    dengan pasir setebal 15 cm dan dipadatkan, diatasnya diberi

    bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

    (f)

    Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan

    secara langsung, harus mempergunakan peralatan khusus

    untuk penyambungan kabel dalam tanah.

    b)

    Konstruksi panel dan instalasinya

    (1) Kabinet

    Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal

    minimum 2 mm. Kabinet untuk panel board mempunyai

    ukuran yang proporsional seperti yang dipersyaratkan untuk

    panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar

    perencana atau menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan

    ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak. Frame/rangka

    harus digrounding/ditanahkan dan pada kabinet harus ada cara-

    cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    90/115

    90

    panel board serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel

    trought feeder harus diatur sedemikian, sehingga ada saluran

    dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk banch circuit panel

    board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.

    Untuk satu kabinet harus disediakan 2 buah anak kunci dengan

    system Master Key.

    (2) Finishing

    Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh

    MK. Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel board listrik,

    harus dibuat tahan karat dengan cara galvanized plating atau

    dengan zink chromate primer. Selain yang tersebut diatas,

    harus dilapisi dengan lapisan anti karat, yaitu sebagai berikut :

    (a) Bagian dalam dari box dan pintu.

    (b)

    Bagian luar dari box yang digalvanized atau cadmium

    plating tak perlu dicat kalau seluruhnya terpendam, kalau

    pakai zink chromate primer harus di cat dengan cat bakar.

    (3)

    Pasangan panel

    Pasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan

    dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung

    dari pada macam atau type panel. Maka bila dibutuhkan

    alas/fondasi/penumpu/penggantung, maka pemborong harus

    menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada

    gambar.

    (4)

    Panel-panel distribusi utama

    Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar,

    kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-

    bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan

    dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel

    distribusi utama dari jenis indoor type tersebut dari plat baja

    (metal clad). Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur

    yang baku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh stress

    mekanis pada waktu hubungan singkat. Rangka ini secara

    lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    91/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    92/115

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    93/115

    93

    peralatan yang dapat dicabut (draw-out) atau di sisi beban dari

    peralatan-peralatan lainnya, harus mempunyai kapasitas

    interupsi 100 KA. Bila sekering merupakan bagian dari suatu

    saklar, maka harus diatur sedemikian rupa, sehingga saklar

    tersebut dapat dimasukkan bila sekeringnya tidak pada

    tempatnya. Harus ada indikator untuk sekering putus. Sekering

    harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan-

    peralatan yang dapat dicabut (draw out).

    (12) Sekering cadangan

    Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan

    sebanyak sikring yang ada, yang disimpan dalam almari khusus

    dan diberi pengenal yang jelas.

    (13) Kabel-kabel pengontrol

    Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di

    pabrik/bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi

    terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2

    dari type 600 volt PVC.

    (14) Merk pabrik

    Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan pabrik

    peralatan-peralatan sejenis, harus dapat saling dipindahkan dan

    ditukar tempatnya pada frame panel. Panel adalah assembling

    lokal.

    (15) Peralatan pengaman pemutus daya

    Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw

    out tanpa minyak dengan sekering pembatas arus, pemutus daya

    dengan rumah tuang (moulded case) dilengkapi dengan sekering

    pembatas arus dan pemutus sekering. Arus kerja dari draw out

    circuit breaker harus sesuai dengan sekering berkapasitas 100

    KA. Minimum pemutus sekering harus dari type yang membuka

    dan menutup dengan cepat.

    (16) Pilot lamp

    Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :

    (a)

    Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R S T

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    94/115

    94

    (b)

    Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan

    sistem telah on atau off.

    (c) Pilot lampu untuk remote control pada panel, untuk

    menyatakan system telah menjalankan /memberhentikan

    sistem yang diinginkan.

    Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan diatas merupakan

    keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera. Warna-

    warna untuk pilot lamp :

    (a) Untuk phase R : warna merah.

    (b) Untuk phase S : warna kuning

    (c)

    Untuk phase T : warna biru

    (d) Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push

    button atau dengan saklar, ataupun dengan Time Switch,

    yang menyatakan sistem telah on : warna merah.

    (e) Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau

    d) Instalasi saklar dan stop kontak (out-let)

    (1)

    Saklar-saklar

    Saklar-saklar dari jenis rocker mekanis dengan rating 10 A 250

    V. Saklar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan

    lain pada gambar . Jika tidak ditentukan lain, saklar-saklar

    tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok setinggi

    150 cm di atas lantai yang sudah jadi kecuali ditentukan lain

    oleh Perencana/MK. Saklar-saklar tersebut harus dipasang

    dalam kotak-kotak (in bow doos) dari plat dan ring setelan yang

    standard, dilengkapi dengan tutup persegi. Sambungan-

    sambungan hanya diperbolehkan antara yang berdekatan.

    (2) Stop kontak

    Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earthing

    contact dengan rating 10 A 250 V AC, semua pasangan stop

    kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke

    tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan

    permukaan dinding dengan ketinggian sesuai petunjuk

    perencana/MK.

  • 8/11/2019 Bab 1 Perencanaan Gedung Lab. Pengembangan Benih

    95/115

    95

    e) Sistem pentanahan

    Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan

    harus dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik. Suatu

    rel pentanahan harus disediakan dimana bagian metal tersebut diatas

    dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga

    berpenampang sesuai gambar sistem, dihubungkan dengan batang

    tembaga berdiameter minimal 0,5 ditanam di dalam tanah, sehingga

    diperoleh tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm. Hal-hal dibawah

    ini harus dihubungkan pada pentanahan :

    (1) Panel-panel daya dan penerangan

    (2) Rak kabel

    (3)

    Pompa-pompa

    (4) Dan lain-lain

    c. Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik

    1)

    Kabel Daya Tegangan Rendah

    Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam

    ukuran dan type yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan

    rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN. Sebelum dan

    sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian

    sebagai berikut :

    a) Test insulasi

    b)

    Test kontinuitas

    c) Test tahanan pentanahan

    2)

    Panel Tegangan Rendah

    a) Umum

    (1) Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua

    komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada

    gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada

    220/380 V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan

    harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA

    dan sebagainya. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah