BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA...

115
Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Jenderal Hortikultura, sebagai salah satu institusi lingkup Kementerian Pertanian, telah berperan sebagai pendukung pembangunan pertanian di Indonesia melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan. Program ini mencakup pengembangan untuk komoditas buah, florikultura, sayuran dan tanaman obat dari segi budidaya, pascapanen, serta pengembangan sistem perbenihan dan perlindungan hortikultura. Pelaksanaan pengembangan hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dimana pada tahun 2014 dilakukan pada 201 Satker meliputi 1 Satker Pusat, 34 Satker Provinsi (33 Dekonsentrasi dan 1 Tugas Pembantuan Provinsi), dan 166 Satker Kabupaten/Kota. Dana dari pemerintah dalam hal ini berperan sebagai stimulan pelaksanaan kegiatan, dengan tidak mengesampingkan peran serta atau keterlibatan masyarakat dan pihak swasta untuk lebih mensukseskan pencapaian target pengembangan hortikultura di Indonesia.

Transcript of BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA...

Page 1: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 1

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Direktorat Jenderal Hortikultura, sebagai salah satu

institusi lingkup Kementerian Pertanian, telah berperan

sebagai pendukung pembangunan pertanian di Indonesia

melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu produk hortikultura berkelanjutan. Program ini

mencakup pengembangan untuk komoditas buah,

florikultura, sayuran dan tanaman obat dari segi budidaya,

pascapanen, serta pengembangan sistem perbenihan dan

perlindungan hortikultura.

Pelaksanaan pengembangan hortikultura dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Hortikultura melalui dana

dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dimana pada

tahun 2014 dilakukan pada 201 Satker meliputi 1 Satker

Pusat, 34 Satker Provinsi (33 Dekonsentrasi dan 1 Tugas

Pembantuan Provinsi), dan 166 Satker Kabupaten/Kota.

Dana dari pemerintah dalam hal ini berperan sebagai

stimulan pelaksanaan kegiatan, dengan tidak

mengesampingkan peran serta atau keterlibatan

masyarakat dan pihak swasta untuk lebih mensukseskan

pencapaian target pengembangan hortikultura di

Indonesia.

Page 2: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

2 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Sebagai pelaksana kegiatan dengan sumber dana dari

pemerintah, maka Direktorat Jenderal Hortikultura

berkewajiban untuk dapat menyampaikan hasil kinerjanya

kepada publik dan stakeholder terkait. Evaluasi Kinerja

Pengembangan Hortikultura ini mengacu pada Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta

Peraturan Menteri Keuangan No 249/PMK.02/2011 tentang

Laporan Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas

Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran.

Penyusunan Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura

ini berdasarkan pada hasil monitoring dan evaluasi di

lapangan. Melalui kegiatan monitoring yang dilakukan

secara terencana dan sistematis maka dapat dilihat

apakah suatu proses kegiatan telah dilaksanakan atau

berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga

dapat diketahui faktor penyebab masalah dan tindakan

koreksi yang harus dilakukan agar proses kegiatan

berjalan dengan baik sesuai dengan rencana aawal dan

mencapai target sasaran. Hasil evaluasi kinerja ini

diharapkan dapat memberikan gambaran pencapaian

pengembangan hortikultura pada tahun 2014 secara baik,

sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan bagi Pimpinan untuk menentukan kebijakan

pembangunan hortikutura kedepan.

Page 3: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 3

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan penyusunan Evaluasi Kinerja Pengembangan

Hortikultura Tahun 2014 ini adalah untuk mengetahui

kinerja pengembangan hortikultura baik terhadap

perkembangan ekonomi makro maupun capaian kinerja

kegiatan pengembangan hortikultura. Adapun sasaran dari

kegiatan ini adalah hasil evaluasi kinerja pengembangan

hortikultura tahun 2014 dapat digunakan sebagai acuan

dalam perencanaan pengembangan agribisnis hortikultura

tahun yang akan datang.

Page 4: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 5

BAB II.

KINERJA MAKRO

SUB SEKTOR HORTIKULTURA TAHUN 2014

2.1. Produksi

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka

meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu produk

hortikultura Indonesia. Salah satunya melalui peran aktif

Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian serta

alokasi dukungan dana APBN untuk pengembangan

hortikultura di provinsi/kabupaten/kota sentra hortikultura.

Untuk mencapai peningkatan produksi hortikultura dilakukan

kegiatan meliputi pengembangan kawasan terintegrasi dan

utuh, pelaksanaan sekolah lapang penerapan teknologi

budidaya yang sesuai Standard Operating Procedure (SOP)

dan Good Agricultural Practices (GAP) serta penanganan

pasca panen sesuai Good Handling Practices (GHP) dan

penerapan hama terpadu (PHT), registrasi kebun/lahan

usaha dan fasilitasi sarana prasarana budidaya dan

pascapanen bagi kelompok tani dan atau pelaku usaha

hortikultura di Indonesia.

Dampak yang diharapkan melalui fasilitasi kegiatan

pengembangan hortikultura tersebut adalah terjadinya

perluasan dan atau penguatan kawasan hortikultura,

meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam hal

teknologi budidaya, pascapanen dan manajemen usaha,

sehingga berdampak pada peningkatan produksi dan

pendapatan petani.

Page 5: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

6 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Perkembangan produksi komoditas hortikultura tahun

2014 yang telah dikembangkan menunjukkan adanya

peningkatan produksi untuk semua komoditas. Namun,

peningkatan produksi pada tanaman obat cukup signifikan

dan lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya.

Secara rinci perkembangan produksi hortikultura dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perkembangan Produksi Komoditas Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok

Komoditas

Produksi Peningkatan/

Penurunan

(%) 2013 2014

1. Buah (Ton) 18.288.279 19.805.976 8,30

2. Sayuran (Ton)

11.558.449 11.918.571 3,12

3. Florikultura (tangkai)

684.097.623 740.892.371 8,30

4. Tan. Obat (ton)

541.426 595.423 9,97

Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS), 2015

Berdasarkan data tersebut, secara umum produksi

komoditas hortikultura mengalami peningkatan.

Pencapaian produksi tertinggi berasal dari tanaman obat

sebesar 9,97% yang disebabkan oleh semakin intensifnya

petani dalam membudidayakan tanamannya, terdapat

peningkatan minat bertanam biofarmaka sebagai sumber

pendapatan atau kesejahteraan anggota kelompok. Selain

itu kesadaran masyarakat terhadap khasiat tanaman obat

asli Indonesia dalam rangka menjaga kesehatan dan

Page 6: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 7

kebugaran tubuh semakin meningkat dan dirasakan

berdampak positif terhadap kualitas kesehatan untuk

jangka panjang, yang berakibat terdongkraknya

permintaan tanaman obat sebagai bahan baku obat

herbal.

Sedangkan komoditas florikultura meningkat sebesar

8,30% disebabkan oleh peningkatan produktivitas,

membaiknya pasar dalam negeri untuk permintaan

florikultura, berkembangnya gaya hidup, semaraknya

ajang promosi, meningkatnya pembangunan hotel dan

tempat pariwisata, dengan semakin membaiknya

perekonomian mendorong penambahan investasi pada

pelaku usaha menengah dan besar untuk pengembangan

florikultura.

Gambar 1. Perkembangan Produksi Tanaman Obat

Tahun 2013 - 2014

Page 7: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

8 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Sementara itu, komoditas buah mengalami peningkatan

produksi sebesar 8,30%. Peningkatan yang cukup baik ini

disebabkan adanya dukungan keberhasilan

pengembangan kawasan buah mulai dari tahun 2007 yang

sudah berproduksi, pengelolaan kebun yang semakin baik

oleh petani, dukungan dana dalam rangka perbaikan

kawasan, adanya registrasi kebun, alih teknologi melalui

SL-GAP dan SL-PHT, gerakan pengendalian OPT dan

peningkatan kelembagaan petani semakin baik. Dukungan

ketersediaan benih bermutu dan dukungan penanganan

pengelolaan OPT Hortikultura secara terpadu juga

menjadi faktor penentu dalam peningkatan pencapaian

produksi.

Gambar 2. Perkembangan Produksi Florikultura Tahun

2013 - 2014

Page 8: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 9

Pada komoditas sayuran meningkat sebesar 3,12%,

pencapaian peningkatan produksi sayuran didukung oleh

pengembangan kawasan sayuran, pelaksanaan registrasi

lahan, SL-GAP, SL-GHP, dukungan sarana budidaya dan

pascapanen dan pembinaan ke lokasi kawasan sayuran

serta fasilitasi kegiatan dari Lembaga Mandiri yang

Mengakar di Masyarakat (LM3).

A. Capaian Produksi Buah

Pada komoditas buah, seluruh komoditas mengalami

peningkatan produksi. Rata-rata persentase kenaikan

produksi tertinggi terjadi pada tanaman buah semusim

seperti blewah (45,94%), semangka (41,97%). Selain

itu, Jeruk besar juga mengalami peningkatan cukup

baik di tahun 2014 dibandingkan tahun sebelumnya

Gambar 3. Perkembangan Produksi Buah dan Sayuran

Tahun 2014

Page 9: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

10 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

mencapai 32,87%. Meningkatnya produksi komoditas

buah disebabkan adanya pengembangan kawasan,

perbaikan teknologi budidaya melalui penerapan

GAP/SOP dan penanaman baru untuk permintaan

ekspor. Secara rinci produksi buah dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Produksi Buah Tahun 2013-2014

No Komoditas Produksi (Ton)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

1 Alpukat 289.893 307.318 6,01

2 Belimbing 79.634 81.653 2,53

3 Duku 233.118 208.424 (10,59)

4 Durian 759.055 859.118 13,18

5 Jambu biji 181.632 187.406 3,18

6 Jambu air 91.284 91.975 0,76

7 Jeruk Siam 1.548.394 1.785.256 15,30

8 Jeruk Besar 106.338 141.288 32,87

9 Mangga 2.192.928 2.431.330 10,87

10 Manggis 139.602 114.755 (17,80)

11 Nangka 586.356 644.291 9,88

12 Nenas 1.882.802 1.835.483 (2,51)

13 Pepaya 909.818 840.112 (7,66)

14 Pisang 6.279.279 6.862.558 9,29

15 Rambutan 582.456 737.239 26,57

16 Salak 1.030.401 1.118.953 8,59

17 Sawo 127.686 138.206 8,24

18 Markisa 141.189 108.145 (23,40)

19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

20 Sukun 106.934 103.483 (3,23)

21 Apel 255.245 242.915 (4,83)

22 Anggur 9.473 11.143 17,62

23 Melon 125.207 150.347 20,08

Page 10: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 11

No Komoditas Produksi (Ton)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

24 Semangka 460.628 653.974 41,97

25 Blewah 26.493 38.666 45,94

26 Stroberi 90.352 58.882 (34,83)

Jumlah 18.288.279 19.805.977 8,30

Sumber : BPS

Berikut adalah gambaran perkembangan produksi dan luas

panen untuk komoditas buah di tahun 2014

Gambar 4. Perkembangan Produksi dan Luas Panen Buah

Tahun 2014

Page 11: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

12 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

B. Capaian Produksi Florikultura

Florikultura sebagai salah satu produk hortikultura yang

mengalami peningkatan cukup signifikan di tahun 2014.

Peningkatan produksi florikultura untuk tanaman pot

mencapai 31,88%, daun potong mencapai 22,13%,

lansekap 26,32% dan bunga potong mencapai 8,30%.

Peningkatan produksi akan produk florikultura dikarenakan

semakin tingginya pemintaan akan produk florikultura,

berkembangnya gaya hidup dan selera masyarakat,

maraknya pembangunan taman kota, hotel dan tempat

pariwisata. Secara rinci perkembangan produksi florikultura

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Florikultura Indonesia Tahun 2013 – 2014

No Komoditi Produksi (Tangkai) Peningkatan/

Penurunan (%)

2013 2014

Bunga Potong

1 Anggrek 20.277.672 19.739.627 (2,65)

2 Anthurium Bunga 4.044.012 2.805.548 (30,62)

3 Anyelir 3.164.326 2.934.039 (7,28)

4 Gerbera (Herbras)

7.735.806 7.454.459 (3,64)

5 Gladiol 2.581.063 1.884.719 (26,98)

6 Heliconia 2.043.579 1.122.419 (45,08)

7 Krisan 387.208.754 427.248.059 10,34

8 Mawar 152.066.469 173.077.811 13,82

9 Sedap Malam 104.975.942 104.625.690 (0,33)

Total Bunga Potong 684.097.623 740.892.371 8,30

Daun Potong

10 Dracaena 2.877.745 3.531.048 22,70

11 Monstera 124.058 111.669 (9,99)

12 Cordyline 392.290 502.629 28,13

Page 12: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 13

No Komoditi Produksi (Tangkai) Peningkatan/

Penurunan (%)

2013 2014

Total Daun Potong 3.394.093 4.145.346 22,13

Tanaman Pot

- Rumpun

13 Xansifera (pedang-pedangan)

1.972.808 1.256.147 (36,33)

- Pohon

14 Aglonema 1.247.189 996.647 (20,09)

15 Adenium (Kamboja Jepang)

1.389.355 1.063.776 (23,43)

16 Euphorbia 1.929.946 1.353.678 (29,86)

17 Phylodendron 18.280.140 14.495.820 (20,70)

18 Pakis 5.055.069 19.261.157 281,03

19 Diffenbachia 156.733 186.836 19,21

20 Anthurium daun 1.019.373 1.054.888 3,48

21 Caladium 265.602 286.505 7,87

Total Tanaman Pot (Pohon)

29.343.407 38.699.307 31,88

Bunga Tabur

14 Melati (Kg) 30.258.648 36.161.072 19,51

Lansekap (Pohon)

22 Palem 1.552.882 2.427.287 56,31

24 Soka (Ixora) 1.164.582 1.005.524 (13,66)

Total Lansekap (Pohon)

2.717.464 3.432.811 26,32

Sumber : BPS

Page 13: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

14 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Berikut disajikan gambaran perkembangan produksi

florikultura untuk bunga potong, dan tanaman pot.

Gambar 6 . Perkembangan Produksi dan Luas Panen

Tanaman Pot Tahun 2014

Gambar 5. Perkembangan Produksi dan Luas Panen Bunga

Potong Tahun 2014

Page 14: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 15

C. Capaian Produksi Sayuran

Produksi komoditas sayuran pada tahun 2014

dibandingkan tahun 2013 peningkatan produksi baru

mencapai 3,12%. Peningkatan produksi ini terjadi

pada komoditas sayuran strategis seperti bawang

merah (22,08%), kentang (19,88%), cabai rawit

(12,19%), petai (11,30%), bawang putih (7,15%) dan

cabai besar (6,09%). Peningkatan produksi sayuran

disebabkan oleh optimalisasi pemanfaatan lahan

pekarangan, pengembangan kawasan, dan

peningkatan kemampuan petani melalui SL-GAP, SL-

GHP dan SL-PHT. Sedangkan untuk komoditas

lainnya dengan kecenderungan penurunan produksi

terjadi pada komoditas sayuran jamur yaitu menurun

16,06%, jengkol menurun 12,24%, melinjo menurun

10,50%, kembang kol menurun 9,77%, dan labu siam

menurun 7,76%. Penurunan produksi disebabkan oleh

terjadinya persaingan pemanfaatan lahan, gangguan

hama dan penyakit tanaman serta kekeringan yang

menurunkan produktivitas pertanaman. Secara rinci

produksi sayuran utama dapat dilihat pada Tabel 4

berikut.

Page 15: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

16 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 4. Perkembangan Produksi Sayuran Tahun 2013-2014

No Komoditi Produksi (Ton)/ Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

1 Bawang Merah 1.010.773 1.233.984 22,08

2 Bawang Putih 15.766 16.893 7,15

3 Bawang Daun 579.973 584.624 0,80

4 Kentang 1.124.282 1.347.815 19,88

5 Kol/Kubis 1.480.625 1.435.833 (3,03)

6 Kembang Kol 151.288 136.508 (9,77)

7 Petsai/Sawi 635.728 602.468 (5,23)

8 Wortel 512.112 495.798 (3,19)

9 Lobak 32.372 31.861 (1,58)

10 Kacang Merah 103.376 100.316 (2,96)

11 Kacang Panjang 450.859 450.709 (0,03)

12 Cabe Besar 1.012.879 1.074.602 6,09

13 Cabe Rawit 713.502 800.473 12,19

14 Paprika 6.833 7.031 2,90

15 Jamur 44.565 37.410 (16,06)

16 Tomat 992.780 915.987 (7,74)

17 Terung 545.646 557.040 2,09

18 Buncis 327.378 318.214 (2,80)

19 Ketimun 491.636 477.976 (2,78)

20 Labu Siam 387.617 357.552 (7,76)

21 Kangkung 308.477 319.607 3,61

22 Bayam 140.980 134.159 (4,84)

23 Melinjo 220.837 197.647 (10,50)

24 Petai 207.016 230.401 11,30

25 Jengkol 61.147 53.661 (12,24)

Jumlah 11.558.449 11.918.571 3,12

Sumber : BPS

Page 16: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 17

D. Produksi Tanaman Obat

Produksi tanaman obat pada tahun 2014 dibandingkan

dengan produksi tahun 2013 meningkat sebesar

9,97%. Peningkatan ini dicapai oleh beberapa

komoditas tanaman obat seperti jahe (45,61%), lidah

buaya (43,32%), kapulaga (34,31%), dan mahkota

dewa (10,98%). Trend positif akan peningkatan

produksi tanaman obat seiring dengan meningkatnya

permintaan pasar dan industri jamu. Hal tersebut

mendorong petani untuk membudidayakan tanaman

obat secara intensif dan berdampak pula pada

Gambar 7. Perkembangan Produksi dan Luas Panen

Sayuran Tahun 2014

Page 17: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

18 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

meningkatnya produksi tanaman obat. Sedangkan,

beberapa komoditas mengalami penurunan produksi

diantaranya sambiloto menurun 51,65 %, lempuyang

menurun 35,52%, temuireng menurun 32,30% dan

temukunci menurun 32,05%. Secara rinci

perkembangan produksi tanaman obat dapat dilihat

pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Produksi Tanaman Obat Tahun 2013 – 2014

No Komoditi Produksi (Ton)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

Rimpang

1 Jahe 155.286 226.115 45,61

2 Laos 69.730 62.521 (10,34)

3 Kencur 41.343 37.716 (8,77)

4 Kunyit 120.726 112.088 (7,15)

5 Lempuyang 11.408 7.356 (35,52)

6 Temulawak 35.665 25.128 (29,54)

7 Temuireng 9.584 6.488 (32,30)

8 Temukunci 8.829 6.000 (32,05)

9 Dlingo/Dringo 634 601 (5,21)

Total Rimpang 453.206 484.012 6,80

10 Kapulaga 54.171 72.760 34,31

11 Mengkudu/Pace 8.432 8.577 1,72

12 Mahkota Dewa 11.796 13.091 10,98

13 Kejibeling 964 699 (27,45)

14 Sambiloto 2.257 1.091 (51,65)

15 Lidah Buaya 10.600 15.192 43,32

Non Rimpang 88.220 111.411 26,29

Jumlah 541.426 595.423 9,97

Sumber: BPS

Page 18: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 19

2.2. Luas Panen

Pada tahun 2014, kenaikan luas panen terbesar terjadi

pada komoditas buah sebesar 5,34% dan tanaman obat

rimpang yaitu sebesar 5,12%. Sedangkan, luas panen

komoditas sayuran hanya meningkat sebesar 2,29% di

tahun 2014. Penurunan luas panen terjadi pada komoditas

florikultura yaitu menurun sebesar 6,77%. Secara rinci

luas panen komoditas hortikultura pada tahun 2014

dibandingkan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 6

berikut.

Gambar 8. Perkembangan Produksi dan Luas Panen

Tanaman Obat (Rimpang) Tahun 2014

Page 19: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

20 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 6. Perkembangan Luas Panen Komoditas Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok

Komoditas

Luas Panen (Ha) Peningkatan

(%) 2013 2014

1. Buah 829.563 873.833 5,34

2. Florikultura (Tanaman hias bunga potong)

1.940 1.809 (6,77)

2. Sayuran 1.099.854 1.125.063 2,29

4. Tan. Obat (Rimpang)

20.962 22.035 5,12

Sumber : BPS

Luas panen komoditas buah mengalami peningkatan dengan

rata-rata kenaikan persentase luas panen terbesar terjadi pada

tanaman buah semusim seperti: blewah (50,07%), anggur

(31,93%), melon (15,80%), sawo (9.90%), Alpukat (8,94%),

semangka (11,15%) dan stroberi (5,64%). Peningkatan luas

panen secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Page 20: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 21

Tabel 7. Perkembangan Luas Panen Buah Tahun 2013-2014

No Komoditi

Luas Panen (Ha) Tahun

Peningkatan/ Penurunan

(%) 2013 2014

1 Alpukat 22.214 24.200 8,94

2 Belimbing 3.117 3.066 (1,64)

3 Duku 26.559 23.212 (12,60)

4 Durian 61.246 67.779 10,67

5 Jambu biji 9.654 9.028 (6,48)

6 Jambu air 13.036 13.227 1,46

7 Jeruk Siam 48.154 51.098 6,11

8 Jeruk Besar 5.362 5.665 5,65

9 Mangga 247.239 268.053 8,42

10 Manggis 18.200 15.197 (16,50)

11 Nangka 53.217 55.693 4,65

12 Nenas 15.807 15.617 (1,20)

13 Pepaya 11.304 10.217 (9,61)

14 Pisang 103.449 100.600 (2,75)

15 Rambutan 87.063 102.843 18,13

16 Salak 29.711 28.575 (3,82)

17 Sawo 10.018 11.009 9,90

18 Markisa 1.899 1.462 (23,01)

19 Sirsak 4.886 4.900 0,30

20 Sukun 11.214 11.190 (0,22)

21 Apel 3.734 2.773 (25,74)

22 Anggur 167 219 31,02

23 Melon 7.068 8.185 15,80

24 Semangka 32.210 35.802 11,15

25 Blewah 2.289 3.435 50,07

26 Stroberi 745 787 5,64

Jumlah 829.560 873.833 5,34

Sumber : BPS

Page 21: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

22 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Gambar 9. Kawasan Jeruk Siam Kintamani di Kabupaten

Bangli, Provinsi Bali

Gambar 10. Kawasan Mangga di Kabupaten

Majalengka, Provinsi Jawa Barat

Page 22: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 23

Luas panen komoditas sayuran pada tahun 2014 meningkat

sebesar 2,29% dibandingkan dengan tahun 2013. Peningkatan

luas panen tertinggi terjadi pada komoditas bawang merah

(22,00%), paprika (11,27%), petai (10,55%), kentang (8,70%),

cabe rawit (7,80%), Peningkatan dan penurunan luas panen

secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Luas Panen Sayuran Tahun 2013-2014

No

Komoditi Luas Panen (Ha)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%)

2013 2014

1 Bawang Merah 98.937 120.704 22,00

2 Bawang Putih 2.479 1.913 (22,83)

3 Bawang Daun 57.264 58.362 1,92

4 Kentang 70.187 76.291 8,70

5 Kol/Kubis 65.248 63.116 (3,27)

6 Kembang Kol 12.422 11.303 (9,01)

7 Petsai/Sawi 62.951 60.804 (3,41)

8 Wortel 32.070 30.762 (4,08)

9 Lobak 2.074 2.055 (0,92)

10 Kacang Merah 18.881 16.170 (14,36)

11 Kacang Panjang 76.209 72.448 (4,94)

12 Cabe Besar 124.110 128.734 3,73

13 Cabe Rawit 125.122 134.882 7,80

14 Paprika 284 316 11,27

15 Jamur 584 586 0,34

16 Tomat 59.758 59.008 (1,26)

17 Terung 50.718 50.875 0,31

18 Buncis 30.094 28.632 (4,86)

19 Ketimun 49.296 48.578 (1,46)

20 Labu Siam 10.938 9.502 (13,13)

21 Kangkung 54.124 52.541 (2,92)

22 Bayam 45.294 45.325 0,07

23 Melinjo 16.741 15.383 (8,11)

Page 23: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

24 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

No

Komoditi Luas Panen (Ha)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%)

2013 2014

24 Petai 27.223 30.095 10,55

25 Jengkol 6.838 6.678 (2,34)

Jumlah 1.099.854 1.125.063 2,29

Sumber : BPS

Gambar 11. Pertanaman Kentang di Dieng, Provinsi

Jawa Tengah

Gambar 12. Pengembangan Sayuran Daun

Page 24: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 25

Secara umum luas panen florikultura dihitung dalam satuan m2.

namun ada juga yang dihitung dalam satuan pohon seperti jenis

palem. Perkembangan luas panen florikultura yang merupakan

jenis bunga potong menurun sebesar -6,77 %. Banyaknya

pengalihan komoditas menjadi penyebab terbesar menurunnya

luas panen tanaman florikultura. Peningkatan dan penurunan luas

panen florikultura secara rinci dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Luas Panen Florikultura Tahun 2013–2014

No Komoditi Luas Panen (M

2)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

Bunga Potong

1 Anggrek 1.983.078 1.473.760 (25,68)

2 Anthurium Bunga 408.988 203.829 (50,16)

3 Anyelir 146.546 117.453 (19,85)

4 Gerbera 372.909 352.756 (5,40)

5 Gladiol 209.871 161.977 (22,82)

6 Heliconia 272.336 219.220 (19,50)

7 Krisan 9.080.709 9.647.827 6,25

8 Mawar 3.285.612 3.414.005 3,91

9 Sedap Malam 3.639.623 2.495.256 (31,44)

Total Bunga Potong 19.399.672 18.086.083 (6,77)

Daun Potong

10 Dracaena 125.849 143.582 14,09

11 Monstera 22.459 21.132 (5,91)

12 Cordyline 41.720 36.040 (13,61)

Total Daun Potong 190.028 200.754 5,64

Tanaman Pot

Page 25: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

26 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

No Komoditi Luas Panen (M

2)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%) 2013 2014

- Rumpun

13 Sansivera (pedang -pedangan)

220.223 195.043 (11,43)

- Pohon

14 Aglonema 212.712 159.475 (25,03)

15 Adenium (Kamboja

Jepang) 250.757 179.213 (28,53)

16 Euphorbia 208.071 153.893 (26,04)

17 Phylodendron 510.737 483.195 (5,39)

18 Pakis 566.910 959.239 69,20

19 Diffenbahia 20.055 17.932 (10,59)

20 Anthurium daun 152.230 118.008 (22,48)

21 Caladium 37.401 44.137 18,01

Total Tanaman Pot (Pohon)

1.958.873 2.115.092 7,97

Bunga Tabur

22 Melati 9.790.724 15.693.611 60,29

Lansekap

23 Palem*) 824.212 922.985 11,98

24 Soka (Ixora) 140.434 150.954 7,49

Keterangan : *) satuan luas panen dalam pohon Sumber : BPS

Page 26: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 27

Gambar 13. Pengembangan Anggrek

Gambar 14. Pengembangan Bunga Tabur (Melati)

di Kabupaten Bangkalan

Page 27: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

28 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Luas panen tanaman obat rimpang rata-rata meningkat

sebesar 5,12%. Sebagian besar komoditas rimpang

mengalami penurunan luas panen kecuali jahe yang

mengalami peningkatan. Untuk komoditas non rimpang

sebagian besar luas panennya menurun kecuali mahkota

dewa, dan kapulaga yang luas panennya meningkat.

Peningkatan dan penurunan luas panen Tanaman Obat

secara rinci dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Luas Panen Tanaman Obat Tahun 2013-2014

No Komoditi Luas Panen (M

2)/Tahun Peningkatan/

Penurunan (%)

2013 2014

Rimpang

1 Jahe 73.160.887 102.793.227 40,50

2 Laos 23.293.710 22.245.426 (4,50)

3 Kencur 23.593.254 21.434.600 (9,15)

4 Kunyit 54.285.554 50.464.523 (7,04)

5 Lempuyang 5.671.102 3.644.377 (35,74)

6 Temulawak 19.069.698 13.178.025 (30,90)

7 Temuireng 5.072.612 3.406.423 (32,85)

8 Temukunci 5.153.410 2.882.552 (44,07)

9 Dlingo/Dringo 326.484 301.717 (7,59)

Total Rimpang 209.626.711 220.350.870 5,12

10 Kapulaga 38.451.656 42.303.433 10,02

11 Mengkudu/Pace*) 757.996 739.906 (2,39)

12 Mahkota Dewa*) 257.169 530.443 106,26

13 Kejibeling 558.462 407.735 (26,99)

14 Sambiloto 1.897.377 950.156 (49,92)

15 Lidah Buaya 1.258.072 1.193.035 (5,17)

Keterangan : *) Luas panen dalam satuan pohon Sumber : Badan Pusat Statistik

Page 28: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 29

2.3. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu

indikator ekonomi makro untuk mengetahui peranan dan

kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional.

Sejauh ini kontribusi hortikultura pada PDB cenderung

meningkat. Pada tahun 2013 PDB hortikultura sebesar Rp

118,21 trilliun, tahun 2014 menjadi Rp 123,16 trilliun,

dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 4,18%.

Peningkatan PDB ini tercapai karena terjadinya

peningkatan produksi di berbagai sentra dan kawasan,

peningkatan luas areal produksi dan areal panen. Di

samping itu, nilai ekonomi dan nilai tambah produk

hortikultura yang cukup tinggi sehingga berpengaruh

positif pada meningkatnya PDB.

Gambar 15. Pertanaman Temulawak di Kabupaten

Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Page 29: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

30 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

2.4. Tenaga Kerja

Bekerja di subsektor hortikultura adalah kegiatan ekonomi

yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan

atau keuntungan. paling sedikit 1 jam (tidak terputus)

dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk

pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam

suatu usaha/kegiatan ekonomi subsektor hortikultura.

Penyerapan tenaga kerja hortikultura secara total tahun

2014 sebesar 3.112.648 orang meningkat dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar 3.078.881 orang (1,09%).

Peningkatan ini disebabkan oleh banyaknya dukungan

dari Ditjen Hortikultura baik dalam bentuk bantuan sosial

berupa uang maupun dalam bentuk sarana produksi

pertanian.

2.5. Ekspor dan Impor Komoditas Utama Hortikultura

Kebijakan memacu laju pertumbuhan ekspor dan

mengendalikan impor produk pertanian termasuk produk

hortikultura masih diberlakukan secara umum terhadap

beberapa kelompok komoditas. Di samping untuk

meningkatkan dan menghemat devisa, pembatasan impor

terhadap komoditas yang dapat diproduksi sendiri di

dalam negeri dilakukan untuk melindungi produk petani.

Peningkatan ekspor dilakukan untuk meningkatkan

pemasaran ke luar negeri dalam rangka mendapatkan

nilai tambah dan mengurangi kejenuhan pasar domestik.

Kinerja ekspor komoditi hortikultura masih lemah dan

fluktuatif disebabkan oleh sistem produksi dan mutu

produk yang belum memenuhi persyaratan, nilai tukar

Page 30: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 31

rupiah yang melemah, biaya kargo yang mahal dan belum

dikuasainya pasar.

Dalam perdagangan internasional, impor produk tidak

dapat dihindari. Hal penting adalah mengupayakan agar

neraca ekspor impor bernilai positif (baik volume maupun

nilai), artinya dapat mendorong pasar luar negeri dan

meningkatkan devisa. Secara umum dalam tiga tahun

terakhir terjadi peningkatan ekspor hortikultura meskipun

tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan nilai

ekspor. Pada periode yang sama jumlah impor juga

mengalami peningkatan baik dari volume maupun nilainya.

Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh permintaan

produk impor untuk memenuhi pasar-pasar modern

seperti pasar swalayan, supermarket, hypermarket serta

hotel dan restoran. Dewasa ini telah berkembang pesat

pasar modern dalam negeri sebagai pilihan tempat belanja

oleh sebagian masyarakat perkotaan dan masyarakat

golongan ekonomi menengah ke atas. Pasar modern ini

menghendaki persyaratan standar mutu tertentu, misalnya

bentuk, warna cerah, ukuran, rasa, kematangan yang

seragam, dan tak kalah pentingnya adalah

kesinambungan pasokan. Di mana persyaratan-

persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi secara optimal

oleh petani produsen produk hortikultura di Indonesia.

Penjelasan mengenai volume produksi, impor dan ekspor

hortikultura dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 31: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

32 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 11. Neraca Perdagangan Ekspor Impor

Hortikultura Tahun 2013 - 2014

No Uraian 2013 2014*) %

Pertumbuhan

1 Volume (Ton) 364.212 441.132

Ekspor 1.536.449 1.650.687 21,12

Impor (1.172.237) (1.209.555) 7,44

Neraca

2 Nilai (000 US$)

Ekspor 434.384 522.983 20,40

Impor 1.523.947 1.639.412 7,58

Neraca (1.089.563) (1.116.428) Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan: *) Angka sementara sampai dengan September 2014

Gambar 16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor

Produk Hortikultura Tahun 2013-2014 (Ton)

Page 32: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 33

Berdasarkan tabel di atas secara agregat, volume ekspor

hortikultura pada tahun 2014 meningkat 21,12%

dibandingkan dengan tahun 2013. Sedangkan, volume

impor meningkat hanya 7,44%. Dengan demikian, peluang

pasar komoditas hortikultura cukup baik untuk dapat terus

meningkatkan ekspor. Peluang pasar ini dapat terus

ditingkatkan melalui upaya peningkatan daya saing produk

antara lain dengan penanganan yang baik mulai dari

tingkat on farm sampai off farm. Perkembangan ekspor

komoditas hortikultura dapat dilihat pada Tabel 12 dan

13.

Gambar 17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor

Produk Hortikultura Tahun 2013-2014 (Ribu US$)

Page 33: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

34 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 12. Volume Ekspor Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok Komoditas

Volume (Ton) % Pertum-buhan 2013 2014*)

1 Sayuran 128.365 121.753 -5,15

2 Buah 197.880 239.493 21,03

3 Florikultura 4.100 3.693 -9,94

4 Tanaman Obat

33.866 76.193 124,99

Total 364.212 441.132 21,12 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan: *) Angka sementara s.d September 2014

Tabel 13. Nilai Ekspor Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok Komoditas

Nilai (000 US$) % Pertum-buhan 2013 2014*)

1 Sayuran 190.913 204.312 7,02

2 Buah 192.993 233.197 20,83

3 Florikultura 16.304 16.587 1,74

4 Tanaman Obat 34.173 68.888 101,58

Total 434.384 522.983 20,40

Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan: *) Angka sementara s.d September 2014

Page 34: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 35

Kelompok komoditas buah merupakan komoditas yang

memiliki volume dan nilai ekspor tertinggi pada tahun 2015

dengan volume sebesar 239.493 ton (233.197 U$) atau

meningkat 21,03% dibandingkan dengan volume ekspor

buah pada tahun 2014 sebesar 197.880 ton (192.993 US$).

Sedangkan untuk volume dan nilai impor tertinggi dicapai

oleh kelompok komoditas sayuran yaitu sebesar 1.063.588

ton (803.760 US$) atau meningkat 7,2% dibandingkan

volume ekspor tahun 2014 sebesar 992.181 ton

(810.023 US$).

Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap komoditas

sayuran, buah dan tanaman buah impor dan tumbuhnya

industri jamu dan pengolahan hortikultura menjadikan

kecenderungan naiknya volume dan nilai impor dari tahun

sebelumnya. Untuk komoditas tertentu Indonesia

merupakan net importer untuk produk hortikultura.

Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja perdagangan

produk hortikultura diluar aspek budidaya adalah elastisitas

demand/permintaan produk, pergeseran preferensi

konsumen, dan pemberlakuan Free Trade Area.

Perkembangan impor hortikultura dapat dilihat pada Tabel

14 dan Tabel 15

Page 35: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

36 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 14. Volume Impor Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok Komoditas

Volume (Ton) % Pertum-buhan 2013 2014*)

1 Sayuran 992.181 1.063.588 7,20

2 Buah 535.485 582.768 8,83

3 Florikultura 1.563 813 -47,95

4 Tanaman Obat

7.220 3.516 -51,30

Total 1.536.449 1.650.687 7,44 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan: *) Angka sementara s.d September 2014

Tabel 15. Nilai Impor Hortikultura Tahun 2013-2014

No Kelompok Komoditas

Nilai (000 US$) % Pertum-buhan 2013 2014*)

1 Sayuran 810.023 803.760 -0,77

2 Buah 704.548 830.144 17,83

3 Florikultura 2.071 1.746 -15,71

4 Tanaman Obat

7.305 3.761 -48,51

Total 1.523.947 1.639.412 7,58

Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan: *) Angka sementara s.d September 2014

Page 36: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 37

2.6 Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) sampai saat ini masih merupakan

salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan petani.

Oleh karena itu, NTP disebut sebagai salah satu indikator

relatif yang menunjukan tingkat kesejahteraan petani. NTP

dihitung dengan cara membandingkan antara indeks harga

yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar

petani.

Pada periode 2013-2014 bersumber data yang dikeluarkan

oleh BPS-RI, angka NTP sektor pertanian berada di atas

100, yaitu tahun 2013 sebesar 104,95 dan di tahun 2014

sebesar 101,93. Angka NTP di atas, menunjukkan bahwa

petani sejahtera dikarenakan hasil yang didapatkan oleh

petani lebih besar dari yang dibelanjakan.

Sementara itu, angka NTP sub sektor Hortikultura masih

berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat selama

beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013 nilai NTP

hortikultura sebesar 99,35 dan tahun 2014 meningkat

menjadi 109,05. Kecenderungan peningkatan NTP ini

menunjukan bahwa petani sub sektor hortikultura

cenderung semakin sejahtera dalam 2 tahun terakhir. Rata-

rata perkembangan NTP hortikultura dalam 2 tahun terakhir

sebesar 9,76%.

Page 37: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 39

BAB III.

CAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG

DIREKTORAT JENDERAL

HORTIKULTURA TAHUN 2014

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Hortikultura Tahun 2014 dapat dilihat melalui output kegiatan

yang dihasilkan dari masing-masing kegiatan utama yang

terdiri dari:

a. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk

Tanaman Buah Berkelanjutan;

b. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Tanaman Florikultura Berkelanjutan;

c. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk

Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan;

d. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura;

e. Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura;

f. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya;

Secara rinci capaian output kegiatan pengembangan

hortikultura tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 38: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

40 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 16. Realisasi Output Fisik Kegiatan Pengembangan

Hortikultura Tahun 2014

No Sub

Kegiatan/Output

Output

Satuan Target Realisasi %

1 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah berkelanjutan

a. Pengembangan kawasan buah

Ha 5.475 5.161 94,26

b. SLGAP Kelompok 260 247 95

c. Pedoman-pedoman judul 34 34 100

d. Registrasi kebun buah

Kebun 850 1.078 126,82

e. Pembinaan pengembangan produksi tanaman buah

Kab/kota 122 122 100

f. SLGHP kelompok 53 53 100

g. Sarana prasarana budidaya

Unit 1.384 1.326 95,81

h. Sarana prasarana pascapanen

Unit 61.378 54.882 89,42

i. Pemberdayaan kelembagaan usaha

Lembaga 33 33 100

j. Layanan perkantoran

bulan 12 12 100

2 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman florikultura berkelanjutan

a. Pengembangan kawasan tanaman florikultura

M2 490.653 491.630 100

b. SLGAP kelompok 45 45 100

c. Pedoman-pedoman Judul 12 12 100

d. Registrasi lahan usaha

Lahan 73 141 193

Comment [S1]: BEBRBEDA TARGET DAN FISIK: PENGEMBANGAN KAWASAN, SLGAP, REGISTRASI, PEMBINAAN, SAPRAS PASCAPANEN, SEDANGKAN YANG BERBEDA REALISASINYA: SLGHP, SAPRAS BUDIDAYA

Comment [S2]: TARGET DAN FISIK BERBEDA: PENGEMBANGAN KAWASAN FLORI, SLGAP, SLGHP, SAPRAS BUDIDAYA, SEDANGKAN YANG BERBEDA REALISASI FISIK:REGISTRASI LAHAN USAHA, SAPRAS PASCAPANEN

Page 39: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 41

No Sub

Kegiatan/Output

Output

Satuan Target Realisasi %

e. Pembinaan pengembangan tanaman florikultura

Kab/kota 50 50 100

f. SLGHP Kelompok 32 32 100

g. Sarana prasarana budidaya

Unit 164 409 249

h. Sarana prasarana

pascapanen Unit 326 598 183

i. Layanan perkantoran

Bulan 12 12 100

3 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman sayuran dan tanaman obat berkelanjutan

a. SLGAP Kelompok 161 143 88,82

b. Pedoman-pedoman

Judul 10 10 100

c. Registrasi lahan usaha

Lahan 1.186 1.275 107,50

d. Pembinaan pengembangan produksi tanaman sayuran dan tanaman obat

Kab/kota 76 75 98,68

e. SLGHP Kelompok 58 48 82,76

f. Sarana prasarana

budidaya Unit 438 383 87,44

g. Sarana prasarana pascapanen sayuran dan tanaman obat

Unit 1.356 1.384 102,06

h. Pengembangan kawasan tanaman sayuran

Ha 4.512 4.242,6 94,03

Page 40: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

42 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

No Sub

Kegiatan/Output

Output

Satuan Target Realisasi %

i. Pengembangan

kawasan tanaman obat

Ha 750 729,5 97,27

j. Layanan perkantoran

Bulan 12 12 100

4 Pengembangan sistem perbenihan hortikultura

a. Ketersediaan benih tanaman sayuran

Kg 592.458 790.146 133

b. Ketersediaan benih tanaman florikultura

Kg 9.132.452 9.286.942 102

c. Ketersediaan benih tanaman obat

Kg 38.582 32.448 97

d. Ketersediaan benih tanaman buah

Btg 1.232.299 1.124.175 91

e. Penguatan kelembagaan

Lembaga 219 193 88

f. Pembinaan sertifikasi dan pengawasan mutu benih

Kali 432 402 93,06

g. Pemasyarakatan benih bermutu

Kali 198 160 81

h. Sarana prasarana Unit 141 129 92

i. Pedoman-pedoman

Judul 6 6 100

j. Layanan perkantoran

Bln Layanan 12 12 100

5 Pengembangan sistem perlindungan hortikultura

a. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

rekomendasi 77 65 83,11

Comment [S3]: MOHON DICEK DATANYA SOALNYA ADA PERBEDAAN DATA DENGAN SEBELUMNYA MUNGKIN MBAK TRI PUNYA DATA FINALNYA

Page 41: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 43

No Sub

Kegiatan/Output

Output

Satuan Target Realisasi %

b. Pengendalian OPT hortikultura

Kali 1.669 852 51,05

c. Sinergisme sistem perlindungan hortikultura dengan sistem SPS-WTO

Draft 16 16 100

d. Pengembangan lab. PHP/ lab. agensia hayati/ lab. pestisida/Klinik PHT

Unit 1.136 712 65,16

e. SLPHT dan pengembangan kelembagaan perlindungan hortikultura

Kelompok 660 626 94,85

f. Laporan OPT Laporan 12 12 100

g. Pedoman-pedoman

Judul 6 6 100

h. Layanan perkantoran

Bln Layanan 12 12 100

6

Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura

1) LM3 Lembaga 300 299 99,67

2) PMD Kelompok 240 0 0

3) Penataan dan pengelolaan laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura

Laporan 348 230 66,09

Comment [S4]: ADA PERBEDAAN DATA TARGET DAN REALISASI LM3, LAPORAN, DOKUMEN,

Page 42: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

44 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

No Sub

Kegiatan/Output

Output

Satuan Target Realisasi %

4) Penataan dan pengelolaan perencanaan, keuangan dan perlengkapan, kepegawaian pengembangan hortikultura

Dokumen 470 240 51,06

5) Layanan perkantoran

Bulan 12 12 100

6) Perangkat pengolah data dan komunikasi

Unit 74 74 100

7) Peralatan dan fasilitas perkantoran

Unit 462 457 98,92

8) Gedung/bangunan M2 1.359 1.359 100

3.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Produk Tanaman Buah Berkelanjutan

A. Pengembangan Kawasan Buah

Program pengembangan kawasan buah bertujuan

untuk menjamin kesinambungan pasokan buah ke

pasar, baik dalam dan luar negeri serta mencapai

skala usaha ekonomi dengan menekan biaya

produksi, meningkatkan produktivitas dan

meningkatkan luas tanam sehingga usaha agribisnis

yang dilakukan dapat mendatangkan keuntungan

yang lebih besar bagi petani.

Page 43: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 45

Pengembangan kawasan buah (intensif dan inisiasi)

tahun 2014 terdapat di 31 provinsi, 122

kabupaten/kota dengan sasaran output seluas 5.475

ha dan terealisasi seluas 5.161 ha (94,26 %). Belum

optimalnya pencapaian pengembangan kawasan

buah sesuai dengan target yang ditetapkan

disebabkan adanya permasalahan diantaranya;

1. Adanya perubahan sistem penyaluran bantuan dari

bantuan sosial pola transfer uang menjadi pola

transfer barang yang diproses secara kontraktual.

Pola kontraktual tersebut menyebabkan tidak

terlaksananya pengadaan benih atau sarana

budidaya dan pascapanen buah sampai batas

berakhirnya tahun anggaran 2014 di beberapa

kabupaten/kota,

2. Gagal lelang karena dokumen tidak memenuhi

syarat, terjadi di Kabupaten Kendal (pisang Raj

Bulu), OKU (Jeruk Trigas) dan Bulungan (Jeruk),

3. Benih yang tersedia tidak memenuhi spesifikasi

teknis (ukuran tinggi benih masih kurang), benih

yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti

pengembangan kawasan buah jeruk di Kabupaten

Lebong, dan Kabupaten Lima Puluh Kota,

4. Terbatas/ tidak ada lahan yang tersedia untuk

pengembangan jeruk seperti Kota Banjar Baru dan

Bojonegoro,

5. Adanya revisi DIPA karena pemotongan anggaran

50 % pada petengahan tahun, sehingga dilelang,

Page 44: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

46 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

ketika DIPA baru keluar sekitar bulan September

pemotongan tidak sampai 50 % sehingga ada

kawasan tidak terealisasi. Hal ini terjadi di

Kabupaten Dairi dan Kaur,

6. Adanya pemotongan anggaran yang menyebabkan

pagar tanaman untuk pisang dihilangkan

sedangkan petani tidak sanggup jika kebunnya

tidak dipagar karena serangan hama babi. Hal nini

terjadi di Kabupaten OKU,

7. Terbatasnya kebun Jeruk Kalamansi yang

memenuhi syarat untuk direhabilitasi (intensifikasi).

Hal ini terjadi di Kota Bengkulu.

Untuk tanaman buah, komoditas yang menjadi

prioritas utama untuk dikembangkan meliputi: jeruk,

jambu kristal, mangga, manggis, srikaya, pisang,

durian. melon, salak, nenas, pepaya, alpukat.

Rincian sentra produksi untuk komoditas tersebut

sebagai berikut :

1. Jeruk: Aceh Tengah, Bener Meriah, Simalungun,

Tapanuli Utara, Karo, Tobasa, Tapanuli Selatan,

Dairi, Agam, Lima Puluh Kota, Solok Selatan,

Kerinci, Lebong, Bengkulu Selatan, Bengkulu

Utara, Kota Bengkulu, Kampar, OKU, Musi Rawas,

Bandung Barat, Garut, Indramayu, Bandung,

Purbalingga, Sragen, Banjarnegara, Malang,

Tuban, Magetan, Banyuwangi, Jember,

Bojonegoro, Situbondo, Lamongan, Pacitan,

Sambas, Berau, Paser, Kutai Timur, Penajam

Paser Utara, Tapin, Barito Kuala, Kota Banjar

Baru, Kota Palangkaraya, Nunukan, Bulungan,

Page 45: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 47

Bangli, Badung, Bantaeng, Mamuju Utara,

Mamuju, Konawe Selatan, Nabire, Lombok Timur,

Sumbawa, TTS, Sorong, Tambrauw

2. Jambu Kristal: Bogor, Kuningan, Majalengka,

Bandung, Kendal, Gresik, Pacitan, Lampung

Selatan, Pesawaran, Kubu Raya, Kota Pontianak,

Melawi, Bengkulu Utara, Kaur, Bantaeng, Pinrang,

Maluku Tengah, Kota AMbon, Lombok Timur,

Sumbawa, Kupang, Lembata, Pandeglang,

Mimika, Kota Jayapura, Merauke, Bangka Tengah,

Belitung, Kota Tidore Kepulauan, Kota Sorong

3. Mangga: Indramayu, Cirebon, Majalengka,

Sumedang, Batang, Gresik, Situbondo,

Banyuwangi, Lamongan, Bengkulu Utara, Kupang,

Lembata, Jeneponto, Pinrang, Lombok Timur,

Bima, Sumbawa, Seram Bagaian Barat, Merauke,

Mimika, Kota Jayapura, Tambrauw, Kota Tidore

Kepulauan

4. Manggis: Ciamis, Tasikmalaya, Sukabumi,

Ponorogo, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan,

Tabanan, Lebak

5. Srikaya: Sumbawa, Lombok Timur, Belu, Kupang,

Lembata, Gunung Kidul, Bangka Tengah, Mimika,

Kota Jayapura, Merauke

6. Pisang: Purbalingga, Kendal, Kebumen,

Lumajang, Mojokerto, OKU, Biak Numfor,

Merauke, Mimika

Page 46: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

48 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

7. Durian: Gunung Kidul, Blitar, Ponorogo, Deli

Serdang, Nunukan, Mamuju, Nabire, Belitung

8. Melon: Sragen, Karanganyar, Pekalongan, Ngawi,

Kota Cilegon

9. Salak: Magelang, Karangasem, Deli Serdang

10. Nenas: Pemalang, Blitar, Kediri

11. Pepaya: Kebumen, Lampung Tengah

12. Alpukat: Semarang, Probolinggo

13. Sukun: Belu, Lembata

14. Sawo: Kuningan, Kaur

15. Buah Naga: Kepahiang

B. Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SL-

GAP)

Sekolah Lapangan GAP merupakan praktek lapang

penerapan GAP dalam rangka menghasilkan produk

yang bermutu, aman konsumsi sesuai dengan

permintaan pasar. SL-GAP juga merupakan wahana bagi

para petani untuk saling belajar, transfer teknologi,

bertukar pengalaman antar anggota dan interaksi antara

petani dan pemandu lapang tentang budidaya yang baik

dan benar terhadap suatu komoditas yang diusahakan

oleh petani. SL-GAP tahun 2014 dengan sasaran output

sebanyak 260 kelompok dan terealisasi sebanyak 247

kelompok (95,00 %).

Page 47: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 49

C. Registrasi Kebun Buah

Penerapan GAP buah telah dilaksanakan di berbagai

kawasan utama pengembangan buah. GAP mengatur

berbagai aspek mulai dari aspek lahan, penggunaan

benih, budidaya, pengendalian OPT hingga penanganan

pascapanen segar. Perwujudan penerapan GAP ini

dibuktikan dengan penerbitan nomor registrasi kebun

yang diberikan melalui kegiatan registrasi yang mengacu

pada Pedoman Penilaian Kebun Buah dan Peraturan

Menteri Pertanian No. 62/Permentan/OT.140/10/2011.

Tujuan kegiatan registrasi kebun buah adalah

meningkatkan jumlah kebun buah yang dibudidayakan

dengan menerapkan GAP dan meningkatkan produksi,

produktivitas dan mutu hasil buah-buahan melalui

penerapan GAP.

Target registrasi kebun buah tahun 2014 sebanyak 850

kebun, dan terealisasi sebanyak 1.078 kebun ( 126,82

%). Pada Tahun 2014 provinsi yang melakukan kegiatan

registrasi kebun yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Sumsel, Lampung, Banten, Bengkulu, Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Sulawesi Barat.

D. Sekolah Lapang Good Handling Practices (SL-GHP)

Sekolah Lapangan GHP merupakan praktek lapang

penerapan GHP dalam rangka menciptakan pengelolaan

pascapanen buah yang baik dan benar sesuai dengan

Permentan No. 73 tahun 2013 untuk memenuhi

Page 48: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

50 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

permintaan pasar terhadap buah bermutu dan aman

konsumsi. SL-GHP juga merupakan wahana bagi para

petani untuk saling belajar dan bertukar pengalaman antar

anggota dan interaksi antara petani dan pemandu lapang

tentang pengelolaan pascapanen yang baik dan benar

terhadap suatu komoditas yang diusahakan oleh petani.

Tahun 2014 sasaran output SL-GHP sebanyak 53

kelompok, dan terealisasi sebanyak 53 kelompok (100 %).

E. Dukungan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan.

1. Sarana Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu produksi dan pengelolaan

pascapanen buah melalui penyediaan sarana dan

prasarana buah, meningkatkan kemampuan

penanganan pascapanen di tingkat

petani/Poktan/Gapoktan dan menyediakan sarana dan

prasarana pascapanen buah. Kegiatan ini dilaksanakan

dalam bentuk pengadaan sarana prasarana

pascapanen di tingkat pusat dan tingkat daerah. Pada

tahun 2014 target pengadaan ini sebanyak 1.384 unit

dan terealisasi sebanyak 1.326 unit (95,81 %).

Pengadaan sarana pascapanen di tingkat pusat berupa

keranjang panen sedangkan di tingkat daerah berupa

diantaranya alat angkut bermotor, keranjang panen,

gerobak dorong, bangsal kemasan, packing house dan

traktor mini pascapanen. Pengadaan sarana dan

prasarana tahun 2014 sasaran outputnya sebanyak

61.378 unit dan terealisasi sebanyak 54.882 unit

Comment [S5]: Sarana prasarana budidaya apa saja belum dimasukin

Page 49: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 51

(89,42%). Tidak tercapainya sasaran/target sarana dan

prasarana karena:

a. Gagal lelang karena sampai waktu yang ditentukan

(akhir 2014) pihak ke III tidak merealisasikan

pengadaan sarana terjadi di Kabupaten Bantaeng,

b. Komoditas yang dikembangkan baru ditanam belum

perlu saran pascapanen terjadi di Kabupaten

Lamongan (Mangga Garifta), Kabupaten Pesawaran

(Jambu Kristal)

c. Pengembangan kawasan pisangnya tidak terealisasi

terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

d. Hanya sebagian kecil yang membutuhkan sarana

pascapanen (keranjang panen) karena hasil panen

langsung diangkut ke truk terjadi di Kabupaten Tapin

(jeruk)

2. Pedoman-pedoman

Pedoman-pedoman yang mendukung pengembangan

kawasan buah diantaranya; Pedoman Teknologi

Budidaya Tanaman Pohon dan Perdu , Pedoman

Teknologi Budidaya Tanaman Terna dan Merambat,

Pedoman Penanganan Pasca Panen Tanaman Pohon

dan Perdu, Pedoman Penanganan Pasca Panen

Tanaman Terna dan Merambat, Pedoman Penyusunan

Profil Sentra Tanaman Terna, Fasilitasi SOP Tanaman

Terna dan Merambat, dan lain-lain. Target penerbitan

pedoman-pedoman pada tahun 2014 adalah berjumlah

34 judul dan terealisasi sebanyak 34 judul (100 %).

3. Pembinaan pengembangan tanaman buah

Page 50: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

52 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Salah satu tugas pokok dan fungsi Direktorat Budidaya

dan Pascanen Buah adalah memberikan pembinaan/

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan

pascapanen tanaman buah. Kegiatan tersebut

dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan di lapang

sejalan dan sesuai dengan kebijakan, tujuan, sasaran

dan pedoman pengembangan buah yang telah

ditetapkan. Pembinaan/bimbingan teknis dapat

dilakukan melalui kunjungan lapang, konsultasi,

koordinasi maupun pertemuan untuk mengatasi

permasalahan di lapangan serta melakukan evaluasi

pelaksanaan kegiatan pengembangan buah-buahan.

Kegiatan tersebut terdiri dari pembinaan

produksi/budidaya dan pascapanen tanaman buah

dengan target sebanyak 122 kab/kota dan terealisasi

atau telah dibina sebanyak 122 kab/kota (100 %).

3.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan

A. Pengembangan Kawasan Florikultura

Kawasan tanaman florikultura yang dikembangkan

dalam rangka pengutuhan kawasan dimana para

pelaku usaha tanaman florikultura diharapkan

bergabung dalam suatu kawasan usaha agribisnis,

sehingga kuantitas dan kualitas dari produksinya

seragam karena dikelola dalam satu manajemen.

Selain itu manfaat yang didapat adalah terbentuknya

kawasan florikultura yang menuju skala usaha

ekonomis dengan menerapkan rantai pasok yang

baik dan teknologi maju berbasis GAP/SOP.

Page 51: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 53

Pengutuhan kawasan tanaman florikultura berupa

pengembangan kawasan florikultura tahun 2014

ditargetkan sebanyak 53 kabupaten/kota pada 20

provinsi sentra tanaman florikultura pada kawasan

seluas 490.653 m2 dan terealisasi seluas 491.630 m2

(100%). Pengembangan tanaman florikultura

dilaksanakan berdasarkan kawasan inisiasi dan

intensif. Meskipun terdapat pengembangan kawasan

yang tidak terealisasi antara lain pengembangan

kawasan krisan di Solok (3.500 m2), kawasan raphis

di Batam (3.500 m2) dan Bintan (3.500 m2), kawasan

pot dan lansekap di Medan (5.000 m2), di Kota Batu

terealisasi melebihi targetnya. Realisasi

pengembangan kawasan krisan di Batu adalah 8.400

m2 dari target 3.500 m2, sedangkan realisasi

pengembangan kawasan Mawar di Batu seluas 9.000

m2 dari target 5.250 m2.

Kawasan florikultura yang dikembangkan terdiri dari

krisan, anggrek, leatherleaf, melati, raphis excelsa,

heliconia, dracaena, tanaman hias pot dan lansekap.

Komoditas florikultura yang menjadi prioritas utama

adalah krisan, anggrek, melati, raphis excelsa,

heliconia, mawar, dan tanaman hias lansekap dan

tanaman pot.

B. Sekolah Lapangan Good Agricultural Practices

(SL-GAP)

Sekolah Lapangan GAP Florikultura merupakan

metode belajar bagi para petani/petugas untuk saling

memahami kondisi nyata lahan usaha dan di

lapangan mereka saling bertukar pengalaman serta

Page 52: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

54 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

informasi dalam berbudidaya tanaman florikultura.

Untuk mempercepat penerapan GAP/SOP pada

lahan usaha/kebun florikultura dilakukan dengan

pendekatan Sekolah Lapangan GAP florikultura.

Dengan kegiatan ini diharapkan petani menjadi

paham secara detail dalam mengelola usahanya

serta menjadi manager di lahan usahanya sendiri

sehingga mampu mengatasi segala permasalahan

yang dihadapinya secara mandiri. Pada Tahun 2014

SL GAP ditargetkan sebanyak 45 kelompok dan

terealisasi sebanyak 45 kelompok (100%).

C. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha Tanaman

Florikultura

Manfaat registrasi unit usaha tanaman florikultura

antara lain untuk menilai tingkat penerapan

pelaksanaan GAP/SOP, menyiapkan sistem jaminan

mutu, mempermudah telusur balik (traceability) serta

mendorong percepatan akses pasar. Registrasi tidak

hanya tercatat secara manual di daerah, tetapi data

registrasi kebun/lahan usaha tersebut harus

terintegrasi menjadi satu sistem data nasional.

Kegiatan Pengembangan Registrasi Unit Usaha

Tanaman Florikultura ini dibiayai dengan dana APBN

yang dialokasikan sebagai dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan pada DIPA Satker Dinas

Pertanian yang membidangi pengembangan

hortikultura.

Page 53: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 55

Tahun 2014 target pelaksanaan registrasi lahan

usaha tanaman florikultura sebanyak 73 lahan usaha

dan terealisasi sebanyak 141 lahan usaha (193%).

Tingginya realisasi disebabkan dari target yang

direncanakan 1 (satu) kelompok terdiri dari 1 (satu)

lahan usaha, tetapi realisasinya 1 (satu) petani untuk

1 (satu) lahan usaha. Salah satu wilayah dengan

realisasi melebihi target adalah provinsi Jawa Timur.

Realisasi registrasi lahan usaha di provinsi Jawa

Timur mencapai 84 lahan usaha melebihi target 14

lahan usaha.

D. Sekolah Lapang Good Handling Practices (SL-

GHP)

Sekolah Lapangan GHP merupakan praktek lapang

penerapan GHP dalam rangka menciptakan

pengelolaan pascapanen tanaman florikultura yang

bermutu sesuai dengan permintaan pasar.

SL-GHP juga merupakan wahana bagi para petani

untuk saling belajar dan bertukar pengalaman antar

anggota dan interaksi antara petani dan pemandu

lapang tentang pengelolaan pascapanen yang baik

dan benar terhadap suatu komoditas yang

diusahakan oleh petani.

SL-GHP Tahun 2014 sasaran outputnya sebanyak 32

kelompok, dan terealisasi sebanyak 32 kelompok

(100%). Pelaksanaan SL-GHP untuk mendukung

peningkatan mutu pada florikultura dilaksanakan pada

tanaman anggrek, krisan, heliconia, leatherleaf,

raphis excelsa, tanaman pot dan lansekap.

Page 54: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

56 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

E. Dukungan Peningkatan Produksi, Produktivitas

dan Mutu Produk Tanaman Florikultura

Berkelanjutan

Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

florikultura merupakan bagian yang tidak terpisahkan

sebagai upaya memenuhi tuntutan masyarakat

(konsumen) untuk mendapatkan produk yang

bermutu, produktivitas tinggi dan aman bagi

lingkungan.

Upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

produk florikultura dimaksudkan untuk meningkatkan

daya saing produk florikultura. Upaya tersebut

dilakukan dengan memfasilitasi kegiatan seperti;

penyediaan sarana prasarana baik untuk budidaya

maupun pascapanen florikultura, peningkatan

kapabilitas petani/petugas, pemberdayaan

kelembagaan usaha, pembinaan pengembangan

produksi dan pembinaan pengembangan

pascapanen.

1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Budidaya

dan Pascapanen

Pengadaan sarana prasarana budidaya

ditargetkan 164 unit dan terealisasi sebanyak 409

unit (249%). Sedangkan mutu produk florikultura

sangat terkait dengan aspek penerapan teknologi

penanganan pascapanen. Saat ini penanganan

pascapanen masih mengggunakan sarana

teknologi yang sederhana. Penanganan

pascapanen belum berkembang seperti yang

diharapkan karena kemampuan dan pengetahuan

Page 55: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 57

petani yang terbatas, kelembagaan pascapanen

yang belum berkembang, terbatasnya alat/mesin

pascapanen di pedesaan, penggunaan alat/mesin

yang belum optimal dan belum mantapnya

kemitraan usaha antara petani dengan

konsumen. Pada tahun 2014 Direktorat Budidaya

dan Pascapanen Florikultura memfasilitasi

bantuan sarana dan prasarana sebanyak 326 unit

yang dilaksanakan di kawasan pengembangan

florikultura baik yang intensif maupun inisiasi.

Pencapaian kinerja kegiatan pengadaan sarana

prasarana pascapanen melebihi target yaitu 598

unit (183%). Bantuan peralatan penanganan

pascapanen florikultura berupa mobil box

berpendingin, outlet berpendingin, gerobak motor

roda tiga, fiber box dan meja grading. Tingginya

pencapaian kinerja tersebut disebabkan karena

pemahaman tentang penanganan pascapanen

florikultura sudah optimal, sehingga bantuan dana

yang diberikan oleh pemerintah dapat

dimanfaatkan secara baik.

2. Pedoman - pedoman

Pedoman - pedoman yang mendukung

pengembangan kawasan florikultura diantaranya;

profil krisan, SOP leatherleaf, petunjuk teknis

fasilitas sarana prasarana pascapanen

florikultura, pedoman praktis teknik pembuatan

display dan lansekap, katalog tanaman

florikultura, data base kampung florikultura dan

petunjuk teknis tanaman unggulan pendukung

Green City. Budidaya dan pascapanen florikultura

Page 56: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

58 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

ini berfungsi sebagai pegangan dan acuan teknik

budidaya dan pascapanen yang baik bagi para

petani florikultura. Target penerbitan pedoman-

pedoman pada tahun 2014 adalah berjumlah 12

judul dan terealisasi sebanyak 12 judul (100 %).

3. Pembinaan Pengembangan Tanaman Florikultura

Kegiatan ini dengan target sebanyak 50 kab/kota

dan terealisasi sebanyak 50 kab/kota (100%).

Kegiatan ini bertujuan memperbaiki usaha

budidaya.

3.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat

Berkelanjutan

A. Pengembangan Kawasan Sayuran dan Tanaman

Obat

Pembangunan pertanian melalui pengembangan

komoditas sayuran yang potensial di suatu wilayah

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

perekonomian wilayah yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan petani.

Pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat

diperlukan volume, intensitas, dan kualitas kegiatan

pembangunan yang memadai berbasis pada

kesamaan kegiatan dan ruang yang sama. Oleh

karenanya, diperlukan adanya sinergisme intra

dan/atau antar wilayah yang memiliki kemiripan

agroklimat, kesatuan infrastruktur untuk menghasilkan

dampak ekonomi yang nyata dan terukur, berbagai

Page 57: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 59

pelayanan dan fasilitasi di dalamnya dapat berjalan

efektif dan efisien.

Pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat

terdiri dari pengembangan kawasan pendampingan

intensif dan kawasan inisiasi.

Pengembangan kawasan intensif merupakan

pengembangan agribisnis sayuran atau tanaman obat

di wilayah yang selama ini sudah terintegrasi secara

ekosistem, dan disatukan oleh infrastruktur ekonomi

yang sama dan telah menghasilkan produk sayuran

atau tanaman obat secara nyata dan konsisten.

Sedangkan kawasan inisiasi adalah pengembangan

agribinis sayuran dan tanaman obat di wilayah yang

dipersiapkan untuk menjadi kawasan intensif yang

akan dilaksanakan pada periode berikutnya.

Pada Tahun 2014 pengembangan kawasan tanaman

sayuran tersebar di 31 provinsi dan 213

kabupaten/kota dengan target 4.512 Ha dan telah

mencapai 4.242,6 Ha (94,03%). Tidak tercapainya

target disebabkan antara lain: adanya pemotongan

anggaran di beberapa kabupaten/kota menyebabkan

mundurnya pelaksanaan kegiatan, terjadi kegagalan

proses lelang, harga benih yang mahal melebihi pagu

anggaran, dan beberapa alasan non teknis lainnya.

Beberapa kabupaten/kota yang tidak dapat mencapai

target 100%, misalnya: untuk komoditi bawang

merah: Cirebon, Bantul, Musi Rawas, OKI, OKU,

Banyuasin, kota Pontianak, Mamuju Utara. Jumlah

Ha gagal direalisasikan sebanyak 90.4 dari 1.008 Ha.

Page 58: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

60 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Untuk komoditi cabai: Kota Bandung, Bantul,

Lumajang, Tuban, OKU, Penajam Paser Utara,

Lebong, dan Mamuju Utara. Jumlah Ha gagal

direalisasikan sebanyak 103,5 Ha dari 1.650 Ha. Dan

untuk komoditi wortel: Kepahing. Jumlah Ha gagal

direalisasikan sebanyak 9 Ha dari 925 Ha.

Pada Tahun 2014 pengembangan kawasan tanaman

obat tersebar di 12 provinsi dan 39 kabupaten/kota

dengan target 750 Ha dan telah mencapai 729,5 Ha

(97,27%). Tidak tercapainya target disebabkan antara

lain: penawaran yang diajukan tidak ada yang sesuai

atau memenuhi persyaratan pada saat proses lelang

dilakukan. Dua kabupaten yang tidak dapat mencapai

target 100%, adalah kab. OKU dan Kepahiyang

masing-masing 10 Ha komoditi Jahe.

Komoditas sayuran yang diprioritaskan adalah:

bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai

rawit, kentang, sayuran dataran rendah, sayuran

daun, dan wortel. Adapun tanaman obat, komoditas

yang menjadi prioritas utama adalah: Jamur,

temulawak, Jahe, kencur lidah buaya, dan

purwoceng. Adapun rincian sentra produksinya

sebagai berikut:

1. Bawang Merah: Buleleng, Bangli, Badung,

Bangka Tengah, Bantul, Kuningan, Majalengka,

Indramayu, Cirebon, kota Cerebon, Tegal,

Rembang, Purworejo, Pati, Grobogan, Demak,

Brebes, Tuban, Sumenep, Probolinggo,

Pamekasan, Nganjuk, Madiun, Bojonegoro,

Pontianak, Melawi, Kubu Raya, Banjar Baru,

Page 59: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 61

Tapin, Kota Palangkaraya, Paser, Tanggamus,

Lampung Tengah, Lampung Selatan, Kota

Ambon, Seram Bagian Barat, Kota Tidore

Kepulauan, Aceh Tengah, Aceh Besar, Bima,

Rote Ndao, Kupang, Kota Pekanbaru, Kampar,

Mamuju Utara, Mamuju, Pinrang, Jeneponto,

Enrekang, Kota Palu, Sigi, Donggala, Kolaka

Utara, Kolaka, Minahasa, Pesisir Selatan, Agam,

OKU, OKI, Musi Rawas, Banyuasin, Toba

Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, dan

Samosir;

2. Cabai merah: Belitung, Bangka Tengah, Lebak,

Rejang Lebong,. Lebong, Kepahiang, Kaur,

Bantul, Jambi, Merangin, Tasikmalaya,

Sumedang, Cianjur, Ciamis, Sragen, Rembang,

Pekalongan, Pati, Grobogan, Blora, Tuban,

Bojonegoro, Melawi, Kubu Raya, Kota Batam,

Tanggamus, Pesawaran, Lampung Tengah,

Lampung Selatan, Aceh Tengah, Aceh Besar,

Lombok Timur, Kota Pekanbaru, Kota Dumai,

Konawe Selatan, Kota Padang Panjang, Kota

Padang, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Limapuluh

Kota, Kota Palembang, OKU, OKI, Banyuasin,

Kota Medan, Tapanuli Utara, dan Deli Serdang;

3. Cabai rawit merah: Buleleng, Badung, Kota

Tangerang Selatan, Pandeglang, Sleman, Kulon

Progo, Bone Bolango,Kota Tasikmalaya, Kota

Bandung, Garut, Bandung, Wonosobo, Sragen,

Purworejo, Magelang, Demak, Brebes, Mojokerto,

Magetan, Madiun, Lumajang, Kediri, Jember, Kota

Banjar Baru, Tapin, Kota Palangkaraya, Kota

Page 60: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

62 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Samarinda, Penajam Paser Utara, Kota Ambon,

Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara, Maluku

Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Kota Mataram,.

Kupang, Belu, Kota Jayapura, Merauke,

Jayawijaya, Biak Numfor, Kota Sorong ,

Tambrauw , Sorong, Mamuju Utara, Mamuju,

Pinrang, Jeneponto, Enrekang, Donggala,

Konawe Selatan, Kolaka Utara, Kolaka,

Minahasa, dan Bolaang Mongondow Timur;

4. Kentang: Rejang Lebong, Kepahiang, Kerinci,

Pekalongan, Jayawijaya, Gowa, Bolaang

Mongondow Timur, Solok Selatan, Solok, Tanah

Karo, dan Simalungun.

5. Wortel: Rejang Lebong, Kepahiang, Merangin,

Kerinci, Majalengka, Garut, Cianjur, Bogor,

Bandung, Wonosobo, Tegal, Purbalingga,

Pemalang, Kota Batu, Magetan, Bener Meriah,

Jayawijaya, Gowa, Enrekang, Bantaeng,

Minahasa, Bolaang Mongondow Timur, Tanah

Datar, Solok Selatan, Solok, dan Simalungun.

6. Sayuran dataran rendah dan sayuran daun: Kab.

Bone Bolango, Blora, Bojonegoro, Kota Batam,

Kota Sorong,. Tambrauw, dan Kota Dumai

7. Tanaman Obat: Temu lawak, Jahe, dan kencur:

Sukabumi, Kota Semarang, Semarang,

Purworejo, Kepahiang, Bengkulu Utara, Kulon

Progo, Kota Jambi, Wonosobo, Wonogiri,

Temanggung, Purworejo, Magelang,

Karanganyar, Brebes, Jember, Kota Samarinda,

Penajam Paser Utara, Paser, Nunukan, Bener

Meriah, Aceh Besar, Manggarai Barat, Kota

Page 61: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 63

Dumai, dan OKU; Kapulaga, lidah buaya dan

purwoceng: Tasikmalaya, Ciamis, Bogor, dan

Wonosobo; dan Jamur: Indramayu, Cirebon, dan

Badung.

B. Sekolah Lapangan Good Agricultural Practices

(SL-GAP)

Sekolah Lapangan GAP dilaksanakan untuk

mempercepat pelaksanaan registrasi GAP lahan

usaha. Peserta sekolah lapangan adalah kelompok

tani penerima bantuan sosial kegiatan

pengembangan kawasan sayuran. Kegiatan sekolah

lapangan dipandu oleh seorang Pemandu Lapang.

Kegiatannya meliputi kegiatan budidaya sayuran

dengan menerapkan prinsip-prinsip GAP dengan

urutan sesuai dengan tahapan dalam SOP budidaya

tanaman yang diusahakan.

Target capaian pelaksanaan SL-GAP tahun 2014

sebanyak 161 kelompok dan telah tercapai 143

kelompok tani (88,82%). Kelompok tani yang

mengikuti SL-GAP ini diharapkan dapat menerapkan

prinsip-prinsip GAP di dalam pelaksanaan budi

dayanya, sehingga lahan usahanya dapat memenuhi

syarat untuk diregistrasi.

Beberapa kabupaten tidak dapat melaksanakan SL-

GAP, dengan alasan antara lain: kesalahan kode

lokasi bayar KPPN, pergantian pejabat pengelola

keuangan, mutasi KPA, pemotongan/penghematan

anggaran Inpres No. 4 Tahun 2014, dan pemilu

legislatif dan presiden, sehingga tidak mencapai

100%.

Page 62: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

64 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

C. Registrasi Lahan Usaha

Dalam upaya meningkatkan daya saing sayuran dan

tanaman obat maka perbaikan budidaya dan

penanganan pascapanen perlu dilakukan. Perbaikan

ini dilakukan melalui penerapan GAP, penyusunan

SOP budidaya komoditas. Registrasi lahan usaha

sayuran dan tanaman obat merupakan tahap lanjutan

dari pelaksanaan penerapan GAP dalam budidaya.

Penerapan GAP budidaya sayuran dan registrasi

lahan usaha merupakan pelaksanaan Permentan No.

48/Pementan/OT.140/10/2009 dan Permentan No.

62/Pementan/OT.140/10/ 2011.

Registrasi lahan usaha diberikan kepada

petani/pelaku usaha yang telah menerapkan GAP

dan sekaligus sebagai bukti dalam meningkatkan

produksi dan mutu hasil. Setelah mendapat nomor

registrasi, diharapkan produk dari lahan tersebut

mendapat prioritas utama untuk disertifikasi hasil

produksinya (PRIMA) oleh lembaga sertifikasi

terakreditasi atau yang ditunjuk. Pada tahun 2014

telah ditargetkan lahan yang diregistrasi sebanyak

1.186 lahan usaha dan teregistrasi sebanyak 1.275

lahan usaha (107,50%).

D. Sekolah Lapangan Good Handling Practices (SL-

GHP)

Sekolah Lapangan GHP merupakan praktek lapang

penerapan GHP dalam rangka menciptakan

pengelolaan pascapanen tanaman sayuran dan

tanaman obat yang bermutu sesuai dengan

permintaan pasar dan aman konsumsi. SL-GHP juga

Page 63: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 65

merupakan wahana bagi para petani untuk saling

belajar dan bertukar pengalaman antar anggota dan

interaksi antara petani dan pemandu lapang tentang

pengelolaan pascapanen yang baik dan benar

terhadap suatu komoditas yang diusahakan oleh

petani. Tahun 2014 sasaran outputnya sebanyak 58

kelompok, dan terealisasi sebanyak 48 kelompok

(82,76 %).

Beberapa kabupaten tidak dapat melaksanakan SL-

GHP, dengan alasan antara lain: adanya

pemotongan/penghematan anggaran Inpres No. 4

Tahun 2014, adanya kemarau, sehingga tidak

mencapai 100%.

E. Dukungan Peningkatan Produksi, Produktivitas

dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan

Tanaman Obat Berkelanjutan

Kegiatan ini ditujukan meliputi; penyediaan sarana

prasarana baik untuk budidaya maupun pascapanen

sayuran dan tanaman obat, pembinaan

pengembangan produksi tanaman sayuran dan

tanaman obat serta pedoman - pedoman.

1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Budidaya dan

Pascapanen

Pada tahun 2014 Direktorat Budidaya dan

Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat

memfasilitasi bantuan sarana dan prasarana

sebanyak 438 unit dan terealisasi sebanyak 383

unit (87,44%).

Page 64: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

66 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

2. Pedoman - pedoman

Pedoman - pedoman yang mendukung

pengembangan kawasan sayuran dan tanaman

obat. Target penerbitan pedoman-pedoman pada

tahun 2014 adalah berjumlah 10 judul dan

terealisasi semuanya (100 %).

3. Pembinaan Pengembangan Tanaman Sayuran dan

Tanaman Obat

Kegiatan ini dengan target sebanyak 76 kab/kota

dan terealisasi sebanyak 75 kab/kota (98,68%).

Kegiatan ini bertujuan memperbaiki usaha

budidaya.

3.4. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

Pengembangan sistem perbenihan hortikultura diarahkan

untuk meningkatkan ketersediaan benih bermutu varietas

unggul (bersertifikat) yang memenuhi 7 tepat (tepat

jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu dan harga)

dengan memberdayakan potensi dalam negeri yang

berdaya saing untuk memacu industri perbenihan.

Upaya peningkatan produksi benih bermutu hortikultura

dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan,

antara lain : Fasilitasi sarana produksi benih di Balai

Benih Bortikultura dan penangkar, bantuan benih

sumber, memperbanyak kebun-kebun contoh,

peningkatan SDM pengawas benih tanaman dalam

sertifikasi dan pengawasan peredaran benih, dan

sosialisasi penggunaan bermutu kepada petani dan

masyarakat umum. Selain itu juga perlu dilakukan

Page 65: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 67

koordinasi antara pusat dan daerah dalam mencapai

target-target yang sudah ditetapkan, seperti : pertemuan

forum perbenihan hortikultura, apresiasi teknologi dalam

peningkatan kemampuan SDM perbenihan, evaluasi

kegiatan perbenihan dan melakukan pembinaan serta

monitoring untuk mencapai target 7 tepat yang

dicanangkan.

Terkait dengan ketersediaan benih bermutu, percepatan

penggunaan benih varietas unggul sangat diperlukan,

dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi penggunaan

benih bermutu (jambore varietas, demplot, bantuan benih

sebar, dll). Sebagaimana diketahui penggunaan benih

unggul bermutu (bersertifikat) hortikultura baru mencapai

kurang dari 25 – 30 % yang secara berangsur-angsur

akan ditingkatkan setiap tahun.

A. Ketersediaan Benih Tanaman Sayuran

Pengembangan perbenihan tanaman sayuran

dikelompokan menjadi benih biji dan benih umbi.

Ketersediaan benih sayur dalam bentuk biji seperti :

kangkung. Cabe, kacang panjang, buncis, bayam, dll;

yang bisa diperbanyak di dalam negeri, secara eksis

diproduksi oleh produsen benih nasional maupun

PMA. Kebutuhan benih sayur biji dalam negeri sudah

dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Bahkan

beberapa komoditas, seperti kangkung, mentimun,

pare, buncis, cabe, dll sudah di ekspor ke luar negeri.

Untuk beberapa komoditas kubis-kubisan, kebutuhan

benih masih dipenuhi dari impor. Karena di Indonesia

memproduksi benih kubis tidak efisien dan sulit dalam

perbanyakannya. Sedangkan penyediaan benih sayur

Page 66: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

68 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

umbi, seperti : bawang merah, bawang putih dan

kentang; diproduksi oleh Balai Benih Hortikultura dan

penangkar. Belum banyak pihak produsen nasional

skala menengah ke atas (swasta) yang bergerak

dibidang perbanyakan benih sayur umbi.

Berdasarkan target output ketersediaan benih

tanaman sayur tahun 2014 sebesar 592.458 kg,

terealisasi sebesar 790.146 kg (133 % ) yang berarti

produksi benih sayur meningkat dari target yang

diharapkan. Target ketersediaan benih sayur hanya

ditetapkan pada 2 (dua) komoditas, yaitu kentang dan

bawang merah. Tetapi di beberapa daerah ada juga

yang memproduksi benih sayur selain dari 2

komoditas tersebut, seperti cabe, jamur, dll. Target

ketersediaan benih sayur di serahkan ke 18 Balai

Benih Hortikultura yang merupakan daerah

pengembangan tanaman sayur.

Tingginya angka ketersediaan benih sayur, karena

meningkatnya produksi benih kentang di Balai Benih

Hortikultura dan Balai Benih Kentang. Faktor penting

yang sangat berperan dalam meningkatkan produksi

benih di BBH, karena kelengkapan sarana produksi

dan peningkatan SDM dibidang teknologi

perbanyakan benih. Dukungan bantuan screenhouse,

sarana produksi dan benih sumber yang diberikan

kepada BBH, merupakan upaya dalam meningkatkan

produksi benih sayur, terutama benih kentang.

Bagi BBH yang screenhouse-nya masih terbatas dan

tidak mempunyai lahan yang luas untuk memproduksi

benih, dapat bekerjasama dengan penangkar yang

Page 67: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 69

sudah terdaftar atau yang sudah mempunyai sertifikat

kompetensi sebagai penangkar benih, untuk

memenuhi target yang ditetapkan. Dalam kerjasama

tersebut akan ditetapkan bagi hasil antara penangkar

dan BBH, biasanya hasil panen yang dijadikan benih

diserahkan ke BBH, dan untuk konsumsi dijual oleh

penangkar

Untuk target ketersediaan benih bawang merah

diutamakan kepada Balai Benih di sentra

pengembangan benih bawang merah, tujuannya agar

petani yang akan menanam bawang merah bisa

membeli benih di lokasi terdekat. BBH yang

ditargetkan untuk memproduksi benih berada di 10

propinsi. Hasil produksi benih bawang merah di BBH

menunjukan kemajuan yang pesat, dimana selama ini

produksi benih bawang merah lebih banyak dihasilkan

oleh penangkar benih di pulau jawa.

Permasalahannya adalah musim tanam yang masih

tergantung kepada tadah hujan dan varietas yang

tidak tahan pada musim hujan.

Karena kekurangan benih sumber, beberapa BBH

melakukan pemurnian bawang merah dengan

pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh

BPSBTPH.

B. Ketersediaan Benih Tanaman Florikultura

Seperti halnya komoditas hortikultura yang lain (buah,

sayur dan tanaman obat), komoditas florikultura

(tanaman hias) mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,

sehingga dapat menjadi sumber pendapatan bagi

masyarakat dan petani berskala kecil, menegah dan

Page 68: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

70 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

besar. Beberapa keunggulan yang dimiliki, antara lain

nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan

sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi

serapan pasar domestik dan internasional yang terus

meningkat.

Keunggulan ini membuat permintaan terhadap

komoditas florikultura meningkat dari tahun ke tahun

yang berdampak terhadap meningkatnya minat

masyarakat untuk membudidayakan tanaman hias

secara komersial. Hal ini dapat ditenggarai dengan

meningkatnya luas area dan jumlah petani tanaman

hias, yang tentunya perlu ditindaklanjuti dengan

peningkatan ketersediaan benih florikultura.

Pengembangan komoditas fortikultura diprioritaskan

pada komoditas unggulan yang mengacu pada

besarnya pangsa pasar, keunggulan kompetitif, nilai

ekonomi, sebaran wilayah produksi dan kesesuaian

agroekosistem. Berdasarkan hal tersebut, ditetapkan

beberapa komoditas unggulan florikultura, yaitu:

krisan, anggrek, mawar, sedap malam, pakis, palem,

sansiviera, philodendron, adenium, euphorbia,

dracaena dan melati. Disamping komoditas unggulan

yang telah ditetapkan tersebut, juga dikembangkan

komoditas unggulan daerah sesuai dengan

permintaan pasar regional maupun internasional.

Walaupun pengembangan florikultura difokuskan

pada komoditas unggulan, fluktuasi produksi dapat

terjadi pada setiap komoditas tanaman hias,

disebabkan oleh perubahan preferensi (selera atau

kesukaan) konsumen.

Page 69: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 71

Salah satu upaya peningkatan produksi, produktivitas

dan mutu produk florikultura adalah ketersediaan

benih unggul bermutu. Sampai saat ini pemenuhan

kebutuhan benih nasional baru bisa dicapai ± 30 %,

sementara sisanya memakai benih sendiri atau dari

impor

Berdasarkan target output ketersediaan benih

florikultura yang telah ditetapkan pada rencana

strategis, pengembangan benih florikultura tahun 2014

yaitu sebesar 9.132.452 benih, dapat terealisasi

sebesar 9.286.942 benih (102 %). Capaian realisasi

benih florikultura yang melebihi dari target, terjadi

pada peningkatan produksi benih krisan dan anggrek.

Target untuk memproduksi benih florikultura terletak di

15 BBH pengembangan kawasan florikultura. Dengan

fasilitasi screenhouse yang diberikan kepada Balai

Benih Hortikultura dan penangkar, menunjukan hasil

yang sangat signifikan pada produksi benih krisan dan

komoditas florikultura lainnya. Beberapa Balai Benih

melakukan kerjasama dengan penangkar yang sudah

maju dan mempunyai screenhouse untuk

memproduksi benih. Upaya ini dilakukan karena

keterbatasan SDM ataupun sarana produksi benih,

dan sekaligus juga merupakan pembinaan secara

tidak langsung yang dilakukan oleh BBH.

Perbanyakan benih anggrek secara cepat dapat

dilakukan melalui kultur jaringan. Di beberapa Balai

Benih Hortikultura sudah terdapat sarana laboratorium

kultur jaringan berikut dengan peralatannya, sehingga

dapat memproduksi benih anggrek melalui kultur

jaringan. Dan setiap tahun juga dilakukan pelatihan

Page 70: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

72 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

perbanyakan benih secara kultur jaringan untuk SDM

BBH dalam rangka meningkatkan kapasitas kualitas

dalam memproduksi benih secara cepat.

Salah satu kendala dalam pengembangan benih

florikultura adalah perubahan selera konsumen yang

sangat cepat berdasarkan trend pasar. Ketika

dipersiapkan benih varietas tertentu dari suatu

komoditas untuk dikembangkan, sewaktu-waktu bisa

saja terjadi selera konsumen beralih ke varietas lain,

yang mengakibatkan kebutuhan benih pada saat itu

tidak tersedia.

C. Ketersediaan Benih Tanaman Obat

Pengembangan tanaman obat tidak secepat tanaman

hortikultura lainnya. Varietas yang sudah dilepas/di

daftar kan ke Menteri Pertanian juga jumlahnya tidak

terlalu banyak (28 varietas). Komoditas tanaman obat

yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal

Hortikultura adalah golongan rimpang, seperti jahe,

kunyit, temulawak, kencur, dll. Dalam

pengembangannya tanaman obat di tingkat pasar

hanya dipergunakan sebagai bumbu dan penyedap

rasa, dan skala industri dipergunakan untuk kosmetik,

obat-obatan dan minuman. Kebutuhan tanaman obat

untuk skala industri tidak terlalu banyak, biasanya

perusahaan sudah mempunyai mitra kerja dengan

petani atau menanam sendiri, sehingga tidak banyak

petani yang membudidayakan/ mengembangkan

tanaman obat.

Page 71: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 73

Dari target ketersediaan benih tanaman obat tahun

2014 sebesar 38.582 kg dan terealisasi sebesar

32.448 kg (97 %). Belum semua perbanyakan benih

sudah di panen, di beberapa daerah masih ada di

pertanaman karena belum cukup umur untuk dipanen.

Target produksi benih tanaman obat diserahkan

kepada 15 BBH

Sebenarnya produksi benih tanaman obat bisa

melebihi dari angka yang ditargetkan.

Permasalahannya adalah ; 1) untuk memproduksi

benih tanaman obat menggunakan waktu 10-12 bulan,

sehingga panen benih akan tercatat pada tahun

berikutnya, 2) pertanaman benih tanaman obat

biasanya dilakukan pada bulan April atau bulan-bulan

berikutnya, menunggu kiriman benih sumber, 3)

setelah panen benih biasanya tanah didiamkan dulu

selama ± 2 bulan, setelah itu baru diolah kembali untuk

pertanaman berikutnya.

Beberapa masalah yang dihadapi dalam

penyediaan/perbanyakan benih bermutu tanaman obat

diantaranya adalah:

1. Penyediaan benih sumber tanaman obat yang

dihasilkan oleh Balai Penelitian belum memenuhi

kebutuhan, baik dalam jumlah, jenis maupun waktu

dan kontinuitas penyediaannya.

2. Tingkat produktivitas tanaman obat masih rendah,

dikarenakan petani hanya mengusahakan tanaman

obat sebagai usaha sampingan sehingga

penanganannya kurang intensif dan benih yang

digunakan berasal dari benih asal-asalan.

Page 72: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

74 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

3. Dari segi pemasaran belum ada jaminan pasar, arus

penyaluran benih belum berjalan dengan baik, di lain

pihak petani masih membeli produk konsumsi untuk

digunakan sebagai benih.

4. Belum ada unit pengelola benih tanaman obat yang

memproses dan mendistribusikan benih bermutu

kepada petani pengguna.

5. Jumlah penangkar/pedagang benih bermutu masih

sangat terbatas.

D. Ketersediaan Benih Tanaman Buah

Dalam upaya peningkatan produksi buah-buahan

nasional untuk memenuhi kebutuhan buah dalam

negeri ataupun pasar ekspor, pemerintah akan

mengembangkan agribisnis buah-buahan. Namun

peningkatan produksi saja tidaklah cukup tanpa

dibarengi dengan peningkatan mutu buah-buahan.

Dalam agribisnis, mutu buah-buahan sangatlah

penting dan menentukan keberhasilan usaha.

Masalah mutu yang dihadapi diantaranya tidak

seragamnya buah yang dihasilkan. Salah satu faktor

rendahnya mutu buah tersebut dapat diatasi dengan

penggunaan benih bermutu/ bersertifikat.

Ketersediaan benih bermutu untuk pertanaman buah

semusim, seperti : melon, semangka, strawbery, dll

diproduksi oleh produsen benih nasional dan PMA,

diantaranya East West, Tanindo, Tunas Agro, Multi

Global Agrindo, dll. Sedangkan penyediaan benih

buah untuk pertanaman tahunan diproduksi oleh Balai

Penelitian Buah, Perguruan Tinggi, Balai Benih

Hortikultura dan penangkar.

Page 73: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 75

Dalam penyediaan benih tanaman buah tahunan,

tidaklah mudah seperti benih komoditas hortikultura

lainnya, dibutuhkan waktu relatif lama sekitar 1

sampai 2 tahun tergantung kepada komoditasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan dalam skala besar, masih

ditemui beberapa permasalahan, karena belum

banyak institusi pemerintahan yang fokus dalam

perbanyakan benih. Penyediaan benih lebih banyak

diproduksi oleh penangkar yang modalnya masih

terbatas dan keahlian dalam penerapan teknologi

produksi benih secara cepat juga belum digunakan.

Dari target output ketersediaan benih tanaman buah

yang ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 1.232.299

batang, terealisasi sebesar 1.124.175 batang (91 %).

Target produksi benih tanaman buah diserahkan

kepada 30 Balai Benih Hortikultura yang ada di

Indonesia. Dari hasil yang dicapai, ternyata tidak

memenuhi 100 %. Kendala di lapangan adalah

pengaruh musim kemarau yang panjang, sehingga

untuk penyambungan/ okulasi menunggu musim

hujan. Dan batang bawah yang sudah dipersiapkan

sebagian mati karena kekeringan. Balai Benih yang

berada di wilayah timur tidak mempunyai sumber air

untuk penyiraman, jadi melakukan okulasi setelah

musim hujan datang. Diperkirakan pada bulan

Desember – Januari 2015 akan terealiasi benih

tanaman buah sesuai yang ditargetkan, atau bahkan

lebih dari target.

Untuk kebutuhan mata entres, Balai Benih mempunyai

koleksi pohon induk yang cukup. Bahkan hampir

setiap tahun Direktorat Perbenihan memberikan

Page 74: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

76 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

bantuan pohon induk kepada Balai Benih sesuai

dengan komoditas yang akan dikembangkan dan

fasilitas sarana produksi lainnya, seperti screenhouse.

Yang jadi permasalahan dalam penyediaan benih

tanaman buah, setelah benih siap salur tidak ada

pembeli. Dengan demikian perlu perawatan

seterusnya, sementara tidak ada biaya perawatan.

E. Penguatan Kelembagaan

Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang

mendukung pengembangan perbenihan baik itu dari

segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia

benih antara lain : Balai Benih Hortikultura (BBH),

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH), penangkar,

produsen dan pedagang benih hortikultura. Semua

lembaga yang bergerak dibidang perbenihan,

mempunyai peran masing-masing dalam penyediaan

benih untuk memenuhi kebutuhan nasional. Benih

unggul dan bermutu merupakan keharusan dan

meningkatkan hasil produk hortikultura. Peran

BPSBTPH sebagai pengawasan dan sertifikasi benih

mutlak menjamin benih yang beredar adalah benih

bermutu.

Dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas

penangkar memproduksi benih, perlu dilakukan

pembinaan dan pengawasan oleh BBH dan

BPSBTPH. Kemudian perlu ditumbuhkan penangkar-

penangkar baru di daerah-daerah pengembangan

kawasan hortikultura, agar bisa memenuhi kebutuhan

benih di daerah masing-masing. Tugas dan tanggung

Page 75: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 77

jawab penumbuhan penangkar adalah BBH dan

BPSBTPH.

Dalam mendukung pengembangan perbenihan

pemerintah memfasilitasi sarana penguatan

kelembagaan perbenihan hortikultura berupa screen

house benih, gudang penyimpanan benih, benih

sumber dan sarana produksi lainnya. Tahun 2014

target penguatan kelembagaan adalah sebesar 219

unit, terealisasi sebesar 193 unit (88 %) yang meliputi

kelembagaan perbenihan baik di pusat maupun di

daerah. Rendahnya serapan kegiatan penguatan

kelembagaan terdapat di daerah, karena adanya

pengehematan anggran DIPA Tahun 2014. Kegiatan

yang termasuk ke dalam penghematan adalah

penguatan kelembagaan dan pemasyarakatan benih

bermutu.

Kegiatan penguatan kelembagaan meliputi: koordinasi

dan identifikasi, fasilitasi sarana screenhouse,

gudang, shading net, benih sumber, pembinaan

sertifikasi dan pengawasan mutu benih, pembinaan,

penyediaan dan penggunaan benih bermutu,

peningkatan kapabilitas produsen/ penangkar,

penguatan kelembagaan di BPPMB TPH Cimanggis,

monitoring / evaluasi dan pelaporan.

Kegiatan penguatan kelembagaan merupakan

bantuan sarana produksi, antara lain screen house,

shading net, gudang benih, saprodi, benih sumber dan

sarana lainnya; diberikan kepada pemda dan

penangkar. Tujuannya adalah memfasilitasi sarana

produksi benih dalam rangka meningkatkan hasil

Page 76: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

78 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

produksi benih bermutu. Diutamakan kegiatan

penguatan kelembagaan diberikan kepada penangkar,

karena modal penangkar masih terbatas.

Penataan dan pemberdayaan kelembagaan

perbenihan hortikultura baik di tingkat penangkar

maupun produsen benih akan berdampak terhadap

terwujudnya industri perbenihan dalam menghasilkan

benih bermutu dari varietas unggul secara

berkelanjutan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu

pengelolaan atau penataan komponen-komponen

prasarana dan sarana pendukung secara harmonis.

Komponen-komponen dimaksud meliputi seluruh

unsur yang tergabung dalam sistem perbenihan yang

mencakup kegiatan pemuliaan dan pengembangan

varietas, proses produksi benih, penyimpanan,

pengawasan mutu dan sertifikasi benih, distribusi dan

pemasaran, promosi dan sosialisasi penggunaan

benih bermutu kepada penangkar, produsen, petani

dan konsumen. Kegiatan penguatan kelembagaan

sangat diperlukan oleh penangkar karena selain Balai

Benih Hortikultura keberadaan penangkar sangat

penting dalam ketersediaan benih. Penangkar yang

ada sekarang masih dalam taraf sederhana sehingga

sangat perlu bantuan sarana perbenihan, pelatihan

keterampilan memproduksi benih dan pembinaan

yang kontinyu.

F. Pembinaan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu

Benih

Page 77: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 79

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu

benih di penangkar dengan memberikan pembinaan

terkait dengan benih yang akan disertifikasi dan

dilakukan pengawasan supaya peredarannya tidak

tercampur dengan benih lain yang tidak bersertifikat.

Pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 432 kali dan

terealisasi sebanyak 402 kali (93,06%).

G. Pemasyarakatan Benih Bermutu

Pemasyarakatan benih bermutu bertujuan untuk

mempromosikan dan memasyarakatkan penggunaan

benih bermutu pada masyarakat sehingga dapat

memacu peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu produk tanaman hortikultura. Kegiatannya

berupa koordinasi/ identifikasi dengan instansi terkait

(pertemuan), pembinaan, pengembangan kebun

percontohan, bantuan benih sebar, sosialisasi benih

bermutu (jambore varietas), pengenalan varietas baru

melalui leaflet, pameran, monitoring / evaluasi

pelaporan. Pada tahun 2014 kegiatan ini ditargetkan

sebanyak 198 kali dan terealisasi sebanyak 160 kali

(81 %).

H. Sarana Prasarana

Kegiatan ini meliputi: fasilitasi sarana prasarana

pendukung produksi benih dan pengadaan peralatan

laboratorium. Pada tahun 2014 kegiatan ini

ditargetkan sebanyak 141 unit dan terealisasi

sebanyak 129 unit (92 %).

I. Pedoman – pedoman

Pedoman-pedoman yang mendukung kegiatan

Page 78: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

80 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

perbenihan. Target penerbitan pedoman-pedoman

pada tahun 2014 adalah berjumlah 6 judul dan

terealisasi sebanyak 6 judul (100 %).

3.5. Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura

A. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Dalam rangka menekan kehilangan hasil hortikultura

akibat bencana banjir, kekeringan dan serangan

OPT upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

dalam bentuk kegiatan – kegiatan pendukung di 32

provinsi meliputi kegiatan inventarisasi data dan

informasi tentang iklim, koordinasi penanganan

dampak perubahan iklim, dan analisa dampak

perubahan iklim terhadap tanaman hortikultura, dan

pengembangan peramalan OPT hortikultura.

Hasil dari kegiatan tersebut diharapkan diperoleh 77

rekomendasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

terhadap tanaman hortikultura, dan terealisasi

sebanyak 65 rekomendasi (83,11%). Belum

optimalnya capaian tersebut disebabkan karena

kemampuan petugas untuk melakukan menganalisa

data korelasi antara unsur iklim terhadap OPT masih

kurang. Di samping itu, adanya pemotongan

anggaran juga berdampak pada capaian kinerja

kegiatan adaptasi mitigasi perubahan iklim.

Kegiatan pusat terkait adaptasi mitigasi perubahan

iklim TA 2014 yaitu melaksanakan analisa

kehilangan hasil pada tanaman cabai terhadap OPT

Page 79: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 81

karena dampak perubahan iklim di Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat. Hasil analisa kehilangan hasil

terhadap OPT cabai akibat penyakit antraknosa di 24

kecamatan di Kabupaten Garut sebesar 9 Milyar

(1,8% dari potensi produksi normal sebesar Rp.

500,2 Milyar). Kehilangan hasil terbesar terjadi di

Kecamatan Cikajang (Rp 1,03 milyar), disusul

Kamarang (Rp Rp 988 juta).

Selain itu, hasil pelaksanan model Sekolah Lapang

Iklim (SLI) pada tanaman cabai di Desa Pampang,

Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul.

Penerapan model SLI dilakukan dengan perlakuan

irigasi tetes pipa sederhana menggunakan botol air

mineral dan irigasi tetes kapiler dengan instalasi pipa

pvc dibandingkan dengan perlakuan kebiasaan

petani dalam penggunaan air dengan disiram/kocor.

Hasil penerapan model diketahui bahwa terdapat

efisiensi dalam hal penggunaan air dan tenaga kerja

serta peningkatan produksi cabai dibandingkan

dengan perlakuan kebiasaan petani.

Hasil penting lainnya kegiatan adaptasi dan mitigasi

iklim antara lain sosialisasi rekomendasi prakiraan

awal musim hujan dan musim kemarau untuk

mengembangkan kegiatan perlindungan sesuai

musim sehingga gerakan pengendalian OPT

hortikultura yang ramah lingkungan efektif dan

menguntungkan secara ekonomi, ekologi dan

mendorong penurunan emisi gas rumah kaca.

Adaptasi dampak perubahan iklim jangka pendek

dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan

kerugian yang lebih besar pada usaha tani dengan

Page 80: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

82 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

menyusun pengelolaan budidaya hortikultura yang

adaptis terhadap DPI meliputi pemilihan lokasi di luar

DPI, memperbanyak pemupukan organik,

penggunaan benih unggul yang toleran terhadap

cekaman air (banjir) dan kekeringan dan

menyesuaikan pola tanam dengan kondisi musim

serta menyiapkan sarana embung dan pompanisasi

untuk membuang air bila terjadi banjir dan mengairi

kebun saat mengalami kekeringan.

B. Pengelolaan dan Pengendalian OPT Hortikultura

Untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil

hortikultura yang aman konsumsi dan ramah

lingkungan, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan

pendukung pengendalian OPT ramah lingkungan

sesuai sistem Penerapan Hama Terpadu (PHT) di 32

provinsi antara lain: koordinasi, pembinaan

pengelolaan dan pengendalian OPT hortikultura,

Penyebarluasan informasi perlindungan hortikultura,

pengelolaan dan pengendalian OPT hortikultura

(Kerjasama ACIAR), monitoring, evaluasi dan

laporan OPT. Target yang diharapkan dari kegiatan

tersebut sebanyak 1.669 kali gerakan pengendalian

OPT hortikultura dan tercapai 852 kali (51,05%).

Rendahnya capaian disebabkan adanya

pemotongan anggaran sehingga sebagian daerah

tidak bisa melaksanakan kegiatan dan juga

pelaksanaan kegiatan gerakan pengendalian

terkendala pada mekanisme pengadaan bahan

pengendalian di daerah Tugas Pembantuan (TP).

Page 81: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 83

Hasil pengendalian OPT hortikultura berdasarkan

sistem PHT pada Tahun 2014 mampu menekan luas

serangan OPT hortikultura yaitu proporsi luas

serangan terhadap luas panen mencapai 1,94% atau

pengamanan produksi hortikultura mencapai 98,06%

lebih tinggi dari target maksimal penurunan luas

serangan 5% yang ditetapkan dengan pengamanan

produksi 95%.

Kegiatan pengelolaan dan pengendalian OPT

hortikultura pusat telah melaksanakan 7 (tujuh) kali

gerakan pengendalian terhadap OPT buah, sayuran,

dan florikultura di sentra hortikultura antara lain

model gerakan pengendalian OPT skala luas pada

tanaman pisang di Provinsi Lampung, model

gerakan pengendalian OPT skala luas pada

tanaman jeruk di Provinsi Kalimantan Barat, model

gerakan pengendalian OPT skala luas pada

tanaman bawang merah di Kabupaten Malang

Provinsi Jawa Timur, model gerakan pengendalian

OPT skala luas pada tanaman kentang di Provinsi

Sulawesi Utara, model gerakan pengendalian OPT

skala luas pada tanaman cabai di Kabupaten Malang

Provinsi Jawa Timur, model gerakan pengendalian

OPT skala luas pada tanaman krisan di Kabupaten

Malang Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Cianjur

Provinsi Jawa Barat. Gerakan pengendalian OPT

hortikultura dilaksanakan dengan menerapkan

pengendalian OPT hortikultura ramah lingkungan

salah satunya dengan memanfaatkan pestisida

biologi.

Pada pengendalian OPT petani masih

Page 82: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

84 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

mengandalkan pestisida kimia sebagai bahan

pengendali OPT, oleh karena itu perlu terus

mengembangkan pengendalian ramah lingkungan

untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia.

Beberapa bahan pestisida biologi yang terus

dikembangkan antara lain Plant Growth Promoting

Rhizobacteria (PGPR), Corynebacterium sp.,

Trichoderma spp., Metharhizium sp., Beauveria

bassiana, Pseudomonas fluorescens, dan MOL

(Mikroorganisme Lokal). Untuk menjamin standar

mutu bahan pestisida biologi tersebut pada tahun

2014 telah disusun persyaratan teknis minimal yaitu

Trichoderma viride, Pseudomonas fluorescens,

Bacillus subtilis, Mikoriza, dan Spodoptera exigua

Nucleopolyhedrovirus (Se-NPV).

Kerjasama dengan Pemerintah Australia/Australian

Centre for International Agricultural Research

(ACIAR) Project no. HORT/2008/041 “Area-wide

management of pest fruit flies in an Indonesian

mango production system” di bidang pengelolaan

lalat buah skala luas pada tanaman mangga.

Penerapan pengelolaan lalat buah skala luas

tersebut dilaksanakan di Kabupaten Indramayu,

Provinsi Jawa Barat. Sebagai lokasi perlakuan yaitu

di Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang (60 ha) dan

Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg (40 ha),

sedangkan sebagai lokasi kontrol di Desa Jambak,

Kecamatan Cikedung.

Teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan lalat

buah tersebut adalah pemasangan atraktan lalat

buah yaitu (a) Metil Eugenol (ME) dicampur dengan

Page 83: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 85

insektisida dalam media particle board (ME blok)

dilakukan setiap 2 bulan ME blok yang dipasang tiap

2 bulan berjumlah 700 unit; (b) penyemprotan umpan

protein secara spot spray dengan interval 1 minggu

pada saat mulai pembentukan buah hingga panen;

(c) sanitasi buah terserang. Untuk mengetahui

populasi lalat buah maka dilakukan monitoring

populasi lalat buah dengan cara memasang

perangkap lalat buah yang didalamnya diberi

atraktan. Pengamatan hasil tangkapan lalat buah

dilakukan setiap minggu kemudian datanya

ditabulasikan. Indikator keberhasilan pengelolaan

lalat buah adalah menurunnya populasi atau hasil

tangkapan lalat buah/Fruit fly per Trap per Day

(FTD).

Kegiatan kerjasama ACIAR TA 2014 adalah: (a)

pertemuan koordinasi; (b) mapping tanaman inang

disekitar pemasangan perangkap lalat buah;

(c) monitoring populasi lalat buah setiap minggu ; (d)

pemasangan ME blok sebanyak 6 kali dengan total

ME blok 4.200 unit; (e) penyemprotan umpan protein

di Desa Krasak Kecamatan Jatibarang sebanyak 26

kali dan di Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg

sebanyak 23 kali; (f) sanitasi buah terserang; (e)

pengamatan sampel buah dan (f) sosialisasi

pengelolaan lalat buah skala luas melalui workshop

model Gerakan Pengelolaan Lalat Buah Skala Luas.

C. Sinergisme Sistem Perlindungan Hortikultura

dengan Sanitary and Phytosanitary – Word

Trade Organization (SPS-WTO)

Page 84: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

86 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

SPS-WTO merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk memasuki negara tujuan ekspor,

dimana daftar OPT dan residu pestisida harus

dilampirkan dalam surat perjanjian ekspor. Untuk

mendukung tujuan tersebut telah dilakukan kegiatan

surveillance OPT hortikultura untuk pest list,

identifikasi, pembuatan koleksi, penyusunan laporan,

Pest Risk Management, penerapan Area Low Pest

Prevalence (ALPP) di 14 provinsi. Output yang

ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 16 draft pest

list hortikultura atau terealisasi seluruhnya (100%).

Daerah pendukung pelaksanaan sinergisme yaitu 14

UPTD-BPTPH Provinsi Sumatera Barat, Sumatera

Utara, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi

Selatan, dan Sulawesi Utara.

D. Pengembangan LPHP/Laboratorium Agens

Hayati/Laboratoium Pestisida/ Klinik PHT-PPAH

Untuk meningkatkan penerapan pengendalian ramah

lingkungan pada tanaman hortikultura, sehingga

produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan

berdaya saing, maka telah dilaksanakan pembinaan

dan pemantauan pengembangan penerapan agens

hayati dan biopestisida pada Laboratorium PHP,

pembinaan teknis dalam pengelolaan OPT pada

tanaman hortikultura, serta pengembangan dan

perbanyakan agens hayati dan biopestisida di

Laboratorium PHP di 32 provinsi. Untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas

Page 85: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 87

dan petani terhadap pengenalan dan pengendalian

OPT hortikultura, telah dilaksanakan kegiatan

pembinaan dan pemantauan Klinik PHT, serta forum

koordinasi dan konsultasi di 32 provinsi. Hal ini

diharapkan dapat mendorong pemasyarakatan

penerapan PHT pada tanaman hortikultura dan

meningkatkan ketersediaan produk yang aman

konsumsi.

Klinik PHT dan PPAH merupakan kegiatan yang

dilaksanakan di daerah, dengan tujuan untuk

meningkatkan pengetahuan petugas perlindungan

maupun petani dalam mengidentifikasi dan

mengelola OPT hortikultura, serta memberikan

pelayanan dalam penyediaan bahan pengendalian

OPT ramah lingkungan kepada petani lainnya dan

diharapkan dapat memecahkan permasalahan

perlindungan tanaman hortikultura di lapang. Pada

tahun 2014 realisasi pengembangan

LPHP/laboratorium agens hayati/laboratorium

pestisida/Klinik PHT-PPAH adalah 712 unit dengan

capaian 65,16% dari target 1.136 unit, rendahnya

capaian akibat terjadinya pemotongan anggaran.

E. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu

(SL-PHT)

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu

diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan bagi petugas, petani

dan kelompok tani dalam rangka perlindungan

tanaman hortikultura sesuai prinsip PHT, berbasis

responsif gender memberikan kesempatan peran

Page 86: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

88 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

dan peluang yang sama bagi laki-laki dan

perempuan; dilakukan kegiatan SLPHT hortikultura

dan TOT SL-PHT bagi alumni yang telah dilakukan

di 33 Provinsi. Pada tahun 2014 realisasi SLPHT

adalah 626 kelompok SLPHT dengan capaian

94,85% dari target 660 kelompok SLPHT. Beberapa

pelaksanaan SLPHT mundur dari jadwal yang telah

ditetapkan mengingat pelaksanaan kegiatan di

lapangan mengacu kepada ketersediaan tanaman

khusus untuk tanaman musiman.

Kelompok tani yang mengikuti SLPHT pada tahun

2014 sebanyak 660 kelompok yang dilaksanakan

pada kurang lebih 26 komoditas hortikultura meliputi

cabai, bawang merah, kentang, semangka, pisang,

jambu air, krisan, manggis, raphis, anthurium, duku,

wortel, kubis, mangga, melati, anggrek, sedap

malam, leatherleaf, mawar, melon, tomat, papaya,

markisa, durian, kol, dan kacang panjang.

Berkembangnya penerapan PHT diharapkan akan

menyediakan produk hortikultura aman untuk

dikonsumsi, sehingga meningkatkan daya saing di

pasaran.

F. Dukungan Pengembangan Sistem Perlindungan

Hortikultura

1. Mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan

sistem perlindungan tanaman, maka dibutuhkan

kelengkapan kerja pendukung dan fasilitas yang

memadai agar penyelenggaraan kegiatan dapat

berjalan dengan baik. Tersedianya sarana dan

prasarana kerja yang memadai sangat

Page 87: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 89

berpengaruh terhadap kinerja perlindungan

hortikultura baik di pusat maupun di daerah

antara lain sarana pendukung kegiatan

sinergisme sistem perlindungan hortikultura

dengan SPS-WTO, analisis dan mitigasi

perubahan iklim.

2. Kegiatan perlindungan hortikultura difokuskan

pada penyelesaian OPT di lapangan melalui

kegiatan Pengelolaan dan Pengendalian OPT

Hortikultura ramah lingkungan, yang salah satu

komponen kegiatannya yaitu Fasilitasi peralatan

dan bahan pengendalian OPT ramah lingkungan

dalam rangka pengembangan LPHP/ Lab Agens

Hayati/ Lab Pestisida/ klinik PHT-PPAH sebagai

berikut: DKI Jakarta (2 unit); Jawa Barat (113

unit); Jawa Tengah (205 unit); DI Yogyakarta (34

unit); Jawa Timur (128 unit); Aceh (34 unit);

Sumatera Utara (57 unit); Sumatera Barat (55

unit); Riau (134 unit); Jambi (19 unit); Sumatera

Selatan (10 unit); Lampung (4 unit); Kalimantan

Barat (15 unit); Kalimantan Tengah (5 unit);

Kalimantan Selatan (26 unit); Kalimantan Timur

(24 unit); Sulawesi Utara (29 unit); Sulawesi

Tengah (198 unit); Sulawesi Selatan (50 unit);

Sulawesi Tenggara (5 unit); Maluku (6 unit); Bali

(6 unit); NTB (7 unit); NTT (3 unit); Papua (16

unit); Bengkulu (49 unit); Maluku Utara (13 unit);

Banten (26 unit); Bangka Belitung (19 unit);

Gorontalo (5 unit); Papua Barat (2 unit), dan

Sulawesi Barat (1 unit).

3. Pengadaan barang non lelang pada tahun 2014

Page 88: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

90 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

terdiri dari 2 unit komponen telemetri AWS

(upgrade AWS menjadi Telemetri) di Jateng dan

Jatim, peralatan treatment penanganan OPT dan

DPI (Makasar), sayuran dan Florikultura Ramah

Lingkungan (Makasar), Mulsa plastik (Aceh dan

Sulsel), Feromon Sex untuk pengendalian ulat

bawang (Sulteng, Sumsel, NTB, dan, Bali),

fasilitasi bahan kimia /bahan analisa residu

pestisida pada lab. Pestisida Jabar, fasilitasi

bahan kimia /bahan analisa residu pestisida pada

lab. pestisida Provinsi Bali, bahan pengendali

pada Jeruk Garut, dan bahan pengendali OPT

buah (Makasar). Pelaksanaan kegiatan

perlindungan di Makassar dalam rangka

mensukseskan kegiatan PF2N.

4. Pedoman-pedoman pengendalian dan

pengamatan hortikultura sangat penting untuk

mengelola dan mengendalikan serangan OPT

hortikultura dan menurunkan potensi serangan

sehingga berdampak pada peningkatan kualitas

produksi dan pascapanen hortikultura. Output

kegiatan ini ditargetkan sebanyak 6 judul dan

terealisasi seluruhnya (100%).

5. Layanan perkantoran dilaksanakan di 33 provinsi

dengan target selama 12 bulan layanan dan

terealisasi seluruhnya (100%).

3.6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

A. Layanan Perkantoran

Page 89: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 91

Layanan Perkantoran merupakan komponen penting

yang mendukung pelaksanaan kegiatan utama yang

telah diemban oleh petugas-petugas di bagian umum.

Berbagai output kerja meliputi; pembayaran gaji

pegawai, pembayaran honor, penyediaan ruang-ruang

kerja yang representatif, jamuan delegasi/tamu,

keasrian dan kebersihan lingkungan, sarana dan

prasarana, keamanan, fasilitasi listrik dan

penerangan, peringatan hari besar keagamaan /

kerohanian, keperluan sehari-hari perkantoran, sarana

olahraga dan ruang-ruang pertemuan yang nyaman.

Berdasarkan penghitungan capaian kinerja pada

aspek pelayanan manajemen ini mencapai 100%

artinya sepanjang 12 bulan Sekretariat Direktorat

Jenderal Hortikultura telah memberikan pelayanan

yang terbaik. Hasil ini tentunya merupakan capaian

ketersediaan fasilitas pada tahun sebelumnya.

B. Penataan dan Pengelolaan Laporan Pelaksanaan

Kegiatan Pengembangan Hortikultura

Pengelolaan laporan pada tahun 2014 capaiannya

kurang dari target. Berdasarkan hasil pengukuran

kinerja dari 348 laporan yang direncanakan pada

tahun 2014, terealisasi sebanyak 230 laporan

(66,09%). Beberapa jenis laporan yang dihasilkan

secara rutin sebagai berikut : SAI (Sistem Akuntansi

Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen

dan Akuntansi (SIMAK) Barang Milik Negara (BMN),

Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Laporan

Tahunan Satker, Laporan Triwulan, Laporan Hasil

Audit (LHA), Laporan Rapat Pimpinan (RAPIM),

Page 90: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

92 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Laporan RAKER DPR, RPSPH (Rekapitulasi Provinsi

Statistik Produksi Hortikultura) serta Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen Hortikultura.

Laporan tersebut disusun sesuai dengan periode

waktu yang telah ditetapkan yaitu mingguan, bulanan,

triwulanan, tahunan dan insidentil. Kewajiban

membuat dan mengirimkan laporan merupakan

tanggung jawab pusat dan daerah. Dalam pembuatan

laporan dibutuhkan penyediaan bahan dan berbagai

sumber informasi terkini seputar hasil pelaksanaan

kegiatan.

C. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat

(LM3)

Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat

(LM3) adalah lembaga yang tumbuh di tengah

masyarakat dan telah berperan dalam pembinaan dan

pengembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada

awalnya bantuan LM3 hanya diberikan kepada

pondok pesantren, namun dalam perkembangannya

mencakup juga lembaga-lembaga keagamaan lainnya

seperti seminari, paroki, gereja, pasraman, vihara,

subak dan lain-lain. Lembaga tersebut sebagian besar

berada di daerah pedesaan yang mempunyai basis

utama perekonomian dalam bidang usaha pertanian.

Pada prinsipnya tujuan dari pelaksanaan LM3 adalah

memberikan penguatan modal bagi lembaga-lembaga

keagamaan tersebut.

Pada tahun 2014 kegiatan pemberdayaan LM3

ditargetkan sebanyak 300 lembaga sedangkan

realisasinya mencapai 299 lembaga atau sebesar 99,67

Page 91: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 93

%. Hal ini terjadi karena satu LM3 mengundurkan diri

sehingga tidak hadir pada saat workshop. Sesuai

Pedoman LM3 Kementerian Pertanian Tahun 2014

bahwa LM3 yang sudah mendapatkan dana bantuan

sosial dari salah satu Unit Eselon I di Kementerian

Pertanian tidak diperbolehkan mendapatkan alokasi

anggaran LM3. Bantuan LM3 tersebut tersebar di 22

provinsi, 121 kabupaten/kota. Dana bantuan sosial

untuk setiap LM3 bervariasi antara Rp75.000.000,- –

Rp100.000.000,-.

Kegiatan ini sangat mendukung terwujudnya program

Direktorat Jenderal Hortikultura dalam pencapaian

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

hortikultura berkelanjutan. Beberapa hal yang terus

ditekankan oleh instansi pengawas fungsional terkait

dengan pelaksanaan LM3 ini adalah transparansi dan

objektifitas yang harus mendapat rekomendasi dari

petugas di daerah sehingga tidak ditemui lagi adanya

lembaga-lembaga yang tidak kompeten tetapi masuk

dalam proses seleksi.

D. Penggerak Membangun Desa (PMD)

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah

kurangnya akses terhadap sumber permodalan dan

lemahnya kelembagaan petani. Atas dasar kondisi

tersebut dan dalam rangka pemberdayaan

kelembagaan petani hortikultura, Direktorat Jenderal

Hortikultura mengalokasikan dana APBN untuk

kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD). Tujuan

dari PMD adalah meningkatkan peran tenaga

penggerak (champion) di kawasan hortikultura dalam

Page 92: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

94 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

mendukung pengembangan agribisnis hortikultura dan

memberdayakan kelembagaan petani menjadi Badan

Usaha Milik Petani.

Pemberdayaan konsorsium hortikultura akan

dilaksanakan melalui PMD direncanakan 240 kelompok

dan setiap PMD membina 4 (empat) kelompok.

Pada tahun 2014, bantuan untuk pengembangan usaha

hortikultura kepada PMD difokuskan pada

pengembangan komoditas yang memiliki kontribusi

terhadap inflasi, komoditas substitusi impor dan

komoditas ekspor (cabai, semangka dan krisan). Paket

bantuan cabe (benih cabai, mulsa hitam perak, pupuk

organik padat/kandang), paket bantuan semangka

(benih semangka, mulsa hitam perak, pupuk organik

padat/kandang), paket bantuan krisan (benih stek,

insect nect, plastik UV dan pupuk organik). Namun

demikian, terjadi perubahan pola penyaluran bantuan

untuk pengembangan usaha hortikultura kepada PMD

dari semula Belanja Bantuan Sosial menjadi Belanja

Barang Fisik lainnya yang diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda sesuai dengan peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012

tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non

Anggaran dan Akun Neraca pada Bagan Akun Standar

(BAS). Pemberdayaan Kelembagaan Hortikultura

melalui PMD Tahun 2014 dilaksanakan melalui

pengadaan dan penyaluran sarana produksi yang akan

diberikan kepada kelompok tani binaan PMD.

Proses pengadaan barang fisik lainnya yang akan

diserahkan kepada masyarakat/pemda untuk Bantuan

Pengembangan Usaha Hortikultura kepada PMD

Hortikultura 2013 melalui mekanisme pengadaan

barang yang akan diselenggarakan oleh Kelompok

Page 93: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 95

Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Direktorat

Jenderal Hortikultura.

Penyaluran sarana produksi kepada kelompok tani

binaan PMD akan diserahkan secara langsung kepada

kelompok tani binaan PMD yang disaksikan oleh PMD

dan atau oleh petugas Dinas Pertanian tingkat

Kabupaten/ Kota. Saat ini kegiatan tersebut telah

dilakukan proses CPCL, sedangkan pengadaan sarana

bantuan fisik untuk kelompok tidak dilaksanakan akibat

penghematan anggaran.

E. Dokumen Manajemen

Dokumen pedoman-pedoman pengelolaan dukungan

manajemen dan teknis lainnya untuk Direktorat

Jenderal Hortikultura sangat penting dalam rangka

menata dan mengelola perencanaan, keuangan,

kepegawaian, pelaporan dan kehumasan Direktorat

Jenderal Hortikultura beserta satker-satker penerima

dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang

bernaung didalamnya. Target penyusunan dokumen

manajemen pada tahun 2014 adalah sebanyak 470

dokumen dan terealisasi sebanyak 240 dokumen

(51,06%).

F. Dukungan Terhadap Pelayanan Manajemen dan

Teknis Hortikultura

1. Penataan dan pengelolaan perencanaan, keuangan,

perlengkapan dan kepegawaian kegiatan

pengembangan hortikultura.

Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Sekretariat

Direktorat Jenderal Hortikultura selama tahun 2014

yaitu; Renstra Revisi Tahun 2010-2014, Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, Rencana Kerja

Kementerian Lembaga Tahun (Renja KL) Tahun 2014,

Page 94: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

96 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

RKAKL Tahun 2014, Penetapan Kinerja (PK) Tahun

2014, DIPA, ROK/POK Tahun 2014, DUK, Daftar

Nominatif Pegawai, Kenaikan Gaji Berkala, DP3,

Rekapitulasi Absensi Kehadiran Kepegawaian,

Dokumentasi Arsip, Dokumentasi Aset, Dokumentasi

PNBP, Permentan, Dokumentasi Perpustakaan

Digital, Surat Keputusan Dirjen (LM3 dan PMD),

Dokumen Bendahara Gaji, Dokumen Pengadaan

Barang dan Jasa, Dokumen Promosi (Banner, Leaflet,

Spanduk), Pedoman (Pedoman Pelaksanaan PAH

2014, Pedum Bansos, Pedum LM3, Pedum PMD),

Dokumen Evaluasi Kegiatan Strategis Ditjen

Hortikultura (SPI).

2. Output kegiatan lainnya yang terkait dengan

dukungan terhadap pelayanan manajemen dan telah

terlaksana berupa pengadaan boks arsip dengan

target sebanyak 1.000 unit dan terealisasi seluruhnya

(100%), pengadaan peralatan dan fasilitas

perkantoran sebanyak 462 unit dan terealisasi

seluruhnya (100%). Adapun perangkat pengolah data

dan komunikasi dengan target 74 unit dan terealisasi

seluruhnya (100%) dan pembangunan gedung /

bangunan dengan target 1.359 m2 dan terealisasi

seluas 1.359 m2 (100 %).

Page 95: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 97

BAB IV.

SERAPAN ANGGARAN

DIREKTORAT JENDERAL

HORTIKULTURA TAHUN 2014

4.1 Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura TA.

2014

Anggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal

Hortikultura dalam upaya fasilitasi pengembangan

hortikultura baik di pusat dan daerah melalui dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) untuk pagu

awal sebesar Rp.623.504.800.000,-, dan setelah

penghematan menjadi sebesar Rp524.669.821.000,- (201

satker) dengan rincian; Anggaran Pusat sebesar

Rp184.742.538.000,- (1 satker) dan daerah sebesar

Rp339.927.283.000,- yang terdiri dari anggaran

Dekonsentrasi sebesar Rp141.331.623.000,- (33 Satker)

yang dialokasikan untuk Dinas Pertanian Provinsi,

BPSBTPH dan BPTPH; Tugas Pembantuan Provinsi

sebesar Rp3.000.000.000,- (1 satker) untuk Hortipark di

Kota Bandar Lampung dan dana Tugas Pembantuan

untuk Kabupaten/Kota sebesar Rp. 195.595.660.000,-

(166 satker), untuk lebih jelasnya dikemukakan pada tabel

berikut.

Page 96: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

98 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 17. Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal

Hortikultura TA. 2014 setelah Penghematan

NO SATKER JUMLAH

SATKER PAGU (Rp.000,-)

I Pusat 1 184.742.538

II Provinsi

- Dekonsentrasi 33 141.331.623

- Tugas

Pembantuan 1 3.000.000

III Kabupaten/Kota

- Tugas

Pembantuan 166 195.595.660

TOTAL 201 524.669.821

4.2 Penyerapan Anggaran Pusat dan Daerah

Penyerapan anggaran pusat dan daerah sampai

dengan tanggal 20 Januari 2015 berdasarkan SAI dan

PMK 249/2011 sebesar Rp467.782.705.000,- atau

89,16% dari pagu setelah penghematan sebesar

Rp524.669.821.000,-. Secara rinci realisasi pusat dan

daerah menurut jenis belanja, kewenangan dan

kegiatan, serta realisasi per satker dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 97: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 99

Tabel 18. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan

Daerah Menurut Jenis Kewenangan (Per 20

Januari 2015)

Kewenangan Pagu (Rp000,-) Realisasi

(Rp 000) %

Pusat 184.742.538 160.568.615 86,91

Dekonsentrasi 144.331.623 134.931.345 93,49

Tugas Pembantuan

Provinsi 3.000.000 2.960.386 98,68

Tugas Pembantuan 195.595.660 172.282.748

88,08

Total 524.669.821 467.509.833 89,16

Tabel 19. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan

Daerah Menurut Jenis Belanja (Per 20 Januari

2015)

Jenis Belanja Pagu (Rp 000) Realisasi

(Rp 000) %

Pegawai 29.559.144 21.362.817 72,27

Barang 458.399.513 411.393.175 89,75

Modal 6.711.164 5.163.208 76,93

Sosial 30.000.000 29.863.505 99,55

Total 524.669.821 467.782.705 89,16

Page 98: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

100 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 20. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan

Daerah menurut Jenis Kegiatan (Per 20 Januari

2015)

No Kegiatan Pagu

(Rp 000)

Realisasi

Keuangan

(Rp 000)

(%)

1. Peningkatan Produksi. Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan

94.586.384 83.502.578 88,28

2. Peningkatan Produksi. Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan

39.764.867 36.255.943 91,18

3. Peningkatan Produksi. Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan

90.673.532 81.195.380 89,55

4. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

66.647.780 60.577.202 90,89

5. Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura

70.338.978 64.242.231 91,33

6. Dukungan Manajamen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura

162.658.280 142.009.371 87,31

Total 524.669.821 467.782.705 89,16

Page 99: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 101

Adapun, penyerapan anggaran Direktorat Jenderal

Hortikultura per triwulanan disajikan pada Tabel 21, dan

Gambar 43.

Tabel 21. Serapan Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 per Triwulanan

Triwulan Pagu

(Rp.000)

Realisasi Target

(Rp.000) % (Rp.000) %

TW I 623.504.800 21.926.326 3,52 155.876.200 25

TW II 623.504.800 96.654.207 15,50 311.752.400 50

TW III 524.669.821 221.250.591 42,17 393.502.365 75

TW IV 524.669.821 467.782.705 89,16 524.669.821 100

Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014 Keterangan: Realisasi Tahun 2014 per tanggal 20 Januari 2015

Gambar 19. Serapan Anggaran Direktorat Jenderal

Hortikultura per-triwulanan.

Page 100: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

102 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

Tabel 22. Realisasi Anggaran Per Satuan Kerja (Per 20 Januari 2015)

PAGU

Rp (000) Rp (000) %TOTAL 524,669,821 467,782,708 89.16

PUSAT 184,742,538 160,568,615 86.91

DITJEN HORTIKULTURA (PUSAT) 184,742,538 160,568,615 86.91

DAERAH 339,927,283 307,214,093 90.38

01 1 DKI JAKARTA 1,614,240 1,089,423 67.49

1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 1,614,240 1,089,423 67.49

02 JAWA BARAT 28,993,533 27,232,691 93.93

2 DINAS PERTANIAN DAN KELAUTAN KOTA CIREBON 1,260,260 1,181,465 93.75

3 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 8,862,537 8,507,237 95.99

4 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. BOGOR 1,326,520 1,274,826 96.10

5 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. SUKABUMI 1,716,900 1,661,653 96.78

6 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. CIANJUR 1,345,900 1,317,937 97.92

7 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. BANDUNG 1,717,200 1,589,031 92.54

8 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. SUMEDANG 1,266,850 1,216,887 96.06

9 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. GARUT 993,035 910,041 91.64

10 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. TASIKMALAYA 1,536,900 1,458,550 94.90

11 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. CIAMIS 1,262,800 1,203,854 95.33

12 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN KEHUTANAN KAB. CIREBON 1,329,560 1,294,789 97.38

13 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. KUNINGAN 1,213,960 1,171,282 96.48

14 DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KAB. MAJALENGKA 1,390,625 1,289,281 92.71

15 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. BANDUNG BARAT 1,426,656 1,231,903 86.35

16 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. INDRAMAYU 1,473,830 1,298,905 88.13

17 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG 870,000 625,052 71.85

03 2 JAWA TENGAH 35,877,316 32,990,067 91.95

18 DINAS PERTANIAN KAB. KENDAL 993,685 632,252 63.63

19 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. GROBOGAN 1,123,500 1,092,338 97.23

20 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB. BATANG 1,192,350 1,170,151 98.14

21 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB. PATI 1,123,500 1,028,689 91.56

22 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. REMBANG 944,583 890,590 94.28

23 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. BLORA 852,450 800,204 93.87

24 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. TEMANGGUNG 1,020,010 922,933 90.48

25 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. KEBUMEN 852,880 813,727 95.41

26 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH 8,313,782 7,697,931 92.59

27 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. SEMARANG 1,758,200 1,595,319 90.74

28 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. PEKALONGAN 2,067,700 1,834,480 88.72

29 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. BREBES 1,053,952 810,017 76.86

30 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. PEMALANG 1,877,990 1,846,367 98.32

31 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. MAGELANG 1,909,500 1,646,524 86.23

32 DINAS PERTANIAN KAB. SRAGEN 1,255,805 1,234,411 98.30

33 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. KARANGANYAR 1,459,539 1,310,176 89.77

34 DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG 1,058,300 996,558 94.17

35 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. DEMAK 903,540 899,317 99.53

36 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. TEGAL 1,173,000 1,116,931 95.22

37 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB. BANJARNEGARA 1,281,850 1,197,867 93.45

38 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. WONOSOBO 1,265,500 1,142,886 90.31

39 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. PURWOREJO 1,033,500 993,601 96.14

40 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. PURBALINGGA 1,362,200 1,316,798 96.67

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 101: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 103

PAGU

Rp (000) Rp (000) %TOTAL 524,669,821 467,782,708 89.16

04 3 D.I. YOGYAKARTA 8,118,571 6,691,793 82.43

41 DINAS PERTANIAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA 3,652,232 3,383,067 92.63

42 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. BANTUL 844,750 50,390 5.97

43 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KAB. SLEMAN 1,307,575 1,113,154 85.13

44 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. KULONPROGO 1,280,900 1,140,129 89.01

45 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. GUNUNG KIDUL 1,033,114 1,005,053 97.28

05 JAWA TIMUR 35,724,093 31,155,632 87.21

46 DINAS PERTANIAN KAB. MOJOKERTO 964,335 724,021 75.08

47 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. MADIUN 860,100 721,671 83.91

48 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. LAMONGAN 896,550 676,370 75.44

49 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. NGAWI 958,780 879,364 91.72

50 DINAS PERTANIAN KAB. PONOROGO 1,052,500 358,012 34.02

51 DINAS PERTANIAN KAB. BOJONEGORO 1,101,950 771,475 70.01

52 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR 9,455,506 8,553,086 90.46

53 DINAS PERTANIAN KAB. PAMEKASAN 865,550 831,381 96.05

54 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. SUMENEP 912,298 848,298 92.98

55 DINAS KEHUTANAN, PERTANIAN DAN URUSAN KETAHANAN PANGAN KAB. BANYUWANGI 1,791,120 1,655,904 92.45

56 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. MALANG 1,617,515 1,441,695 89.13

57 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. PASURUAN 1,018,120 947,972 93.11

58 DINAS PERTANIAN KAB. PROBOLINGGO 1,059,500 1,016,199 95.91

59 DINAS PERTANIAN KAB. LUMAJANG 1,599,675 1,506,375 94.17

60 DINAS PERTANIAN KAB. KEDIRI 983,912 779,097 79.18

61 DINAS PERTANIAN KAB. MAGETAN 988,027 918,998 93.01

62 DINAS PERTANIAN KAB. TUBAN 1,205,800 917,691 76.11

63 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. JEMBER 1,270,120 1,137,203 89.54

64 DINAS PERTANIAN DAERAH KAB. NGANJUK 1,351,000 1,200,751 88.88

65 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. GRESIK 936,225 842,108 89.95

66 DINAS PERTANIAN KAB. SITUBONDO 1,154,320 1,133,662 98.21

67 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. BLITAR 962,720 917,424 95.29

68 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA BATU 1,187,520 1,099,808 92.61

69 DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB. PACITAN 1,530,950 1,277,070 83.42

06 ACEH 7,264,337 7,008,227 96.47

70 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. ACEH TENGAH 1,099,300 1,056,681 96.12

71 DINAS PERTANIAN TP, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. BENER MERIAH 1,210,750 1,176,815 97.20

72 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI ACEH 3,983,287 3,851,031 96.68

73 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. ACEH BESAR 971,000 923,701 95.13

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 102: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

104 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

PAGU

Rp (000) Rp (000) %07 SUMATERA UTARA 19,637,520 17,762,091 90.45

74 DINAS PERTANIAN KAB. DAIRI 942,777 692,166 73.42

75 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. TAPANULI UTARA 1,093,018 1,014,901 92.85

76 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. SAMOSIR 880,040 731,106 83.08

77 DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA 6,879,545 6,519,060 94.76

78 DINAS PERTANIAN KAB. SIMALUNGUN 1,583,659 1,565,127 98.83

79 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. TAPANULI SELATAN 999,360 989,460 99.01

80 DINAS PERTANIAN DAN KELAUTAN KOTA MEDAN 1,152,625 642,772 55.77

81 DINAS PERTANIAN KAB. DELI SERDANG 1,169,150 933,869 79.88

82 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. KARO 3,992,250 3,870,169 96.94

83 DINAS PERTANIAN KAB. TOBA SAMOSIR 945,096 803,463 85.01

08 SUMATERA BARAT 16,854,645 15,454,208 91.69

84 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT 6,963,282 6,854,422 98.44

85 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. AGAM 1,676,200 1,574,401 93.93

86 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. SOLOK SELATAN 1,307,660 1,234,564 94.41

87 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA, PETERNAKAN DAN

PERKEBUNAN KAB. PESISIR SELATAN 2,157,000 1,992,899 92.39

88 DINAS PERTANIAN KOTA PADANG PANJANG 1,010,000 885,379 87.66

89 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. LIMAPULUH KOTA 1,483,000 973,930 65.67

90 DINAS PERTANIAN KAB. SOLOK 1,275,310 972,668 76.27

91 DINAS PERTANIAN KAB. TANAH DATAR 982,193 965,945 98.35

09 RIAU 6,148,779 4,934,187 80.25

92 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA DUMAI 916,338 859,251 93.77

93 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU 3,202,041 2,181,198 68.12

94 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. KAMPAR 1,082,000 976,081 90.21

95 DINAS PERTANIAN KOTA PEKANBARU 948,400 917,656 96.76

10 JAMBI 7,655,760 7,573,499 98.93

96 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. MERANGIN 1,176,000 1,150,854 97.86

97 DINAS PERTANIAN KOTA JAMBI 1,348,500 1,334,400 98.95

98 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAMBI 4,265,280 4,260,396 99.89

99 DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN KAB. KERINCI 865,980 827,849 95.60

11 SUMATERA SELATAN 10,088,653 6,824,711 67.65

100 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. MUSI RAWAS 915,237 601,633 65.74

101 DINAS PERTANIAN KAB. OGAN KOMERING ILIR 1,033,740 575,288 55.65

102 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BANYUASIN 1,063,450 593,185 55.78

103 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA PALEMBANG 887,150 824,518 92.94

104 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA SELATAN 4,026,886 3,306,208 82.10

105 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. OGAN KOMERING ULU 2,162,190 923,880 42.73

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 103: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 105

PAGU

Rp (000) Rp (000) %12 LAMPUNG 11,295,604 10,885,957 96.37

106 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. PESAWARAN 925,700 701,434 75.77

107 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI LAMPUNG 4,150,314 4,044,517 97.45

108 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. LAMPUNG SELATAN 959,990 951,366 99.10

109 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. LAMPUNG TENGAH 1,012,700 1,001,789 98.92

110 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. TANGGAMUS 1,246,900 1,226,465 98.36

111 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI LAMPUNG 3,000,000 2,960,386 98.68

13 KALIMANTAN BARAT 12,642,650 12,199,983 96.50

112 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. SAMBAS 1,504,250 1,451,296 96.48

113 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB. MELAWI 787,750 787,750 100.00

114 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN BARAT 8,556,190 8,279,826 96.77

115 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PONTIANAK 872,310 769,552 88.22

116 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. KUBU RAYA 922,150 911,558 98.85

14 KALIMANTAN TENGAH 3,397,566 3,351,380 98.64

117 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA PALANGKARAYA 881,400 866,780 98.34

118 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2,516,166 2,484,600 98.75

15 KALIMANTAN SELATAN 7,479,465 5,880,516 78.62

119 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJAR BARU 1,227,494 379,355 30.90

120 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 3,733,296 3,443,169 92.23

121 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. TAPIN 1,412,300 1,039,120 73.58

122 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. BARITO KUALA 1,106,375 1,018,873 92.09

16 KALIMANTAN TIMUR 8,570,057 7,657,396 89.35

123 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB. PENAJAM PASER UTARA 918,500 842,774 91.76

124 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA 1,012,275 959,169 94.75

125 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 3,981,557 3,434,380 86.26

126 DINAS PERTANIAN KAB. BULUNGAN 749,350 172,555 23.03

127 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB. NUNUKAN 1,511,000 1,409,817 93.30

128 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN TANAH GROGOT KAB. PASER 981,030 941,517 95.97

129 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. BERAU 839,430 806,986 96.13

130 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. KUTAI TIMUR 837,265 672,571 80.33

17 SULAWESI UTARA 7,464,941 7,376,325 98.81

131 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SULAWESI UTARA 4,239,985 4,238,393 99.96

132 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KOTA TOMOHON 1,406,000 1,365,073 97.09

133 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KAB. MINAHASA 968,306 934,663 96.53

134 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR 850,650 838,196 98.54

18 SULAWESI TENGAH 5,493,687 5,459,237 99.37

135 DINAS PERTANIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH 3,687,320 3,662,366 99.32

136 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KAB. DONGGALA 917,400 911,579 99.37

137 DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KOTA PALU 888,967 885,292 99.59

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 104: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

106 Evaluasi Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2014

PAGU

Rp (000) Rp (000) %19 SULAWESI SELATAN 13,908,424 13,134,485 94.44

138 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. PINRANG 1,068,488 1,005,689 94.12

139 DINAS PERTANIAN KAB. JENEPONTO 1,066,200 1,024,766 96.11

140 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. ENREKANG 955,913 916,621 95.89

141 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN 7,413,143 7,085,596 95.58

142 DINAS PERTANIAN KAB. GOWA 969,720 956,890 98.68

143 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BANTAENG 2,434,960 2,144,923 88.09

20 SULAWESI TENGGARA 4,697,963 4,627,391 98.50

144 DINAS PERTANIAN KAB. KONAWE SELATAN 1,246,000 1,225,885 98.39

145 DINAS PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI TENGGARA 3,451,963 3,401,506 98.54

21 MALUKU 4,293,012 4,114,914 95.85

146 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. SERAM BAGIAN BARAT 770,000 602,525 78.25

147 DINAS PERTANIAN PROVINSI MALUKU 3,523,012 3,512,389 99.70

22 BALI 11,048,011 10,224,432 92.55

148 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. BADUNG 1,363,000 1,252,282 91.88

149 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI 3,638,718 3,317,448 91.17

150 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BULELENG 1,063,148 1,023,042 96.23

151 DINAS PERTANIAN, PERHUTANAN DAN PERKEBUNAN KAB. GIANYAR 784,000 767,918 97.95

152 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. KARANGASEM 1,041,600 980,438 94.13

153 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PERHUTANAN KAB. BANGLI 1,072,170 949,454 88.55

154 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. TABANAN 1,244,525 1,127,753 90.62

155 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KOTA DENPASAR 840,850 806,097 95.87

23 NUSA TENGGARA BARAT 11,713,906 10,682,195 91.19

156 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. BIMA 1,278,170 1,267,318 99.15

157 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN KAB. SUMBAWA 796,425 774,348 97.23

158 DINAS PERTANIAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA MATARAM 1,160,250 1,155,346 99.58

159 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI NUSA TENGGARA

BARAT 4,177,871 3,793,543 90.80

160 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. LOMBOK TENGAH 2,933,190 2,352,059 80.19

161 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. LOMBOK TIMUR 1,368,000 1,339,581 97.92

24 NUSA TENGGARA TIMUR 7,991,273 7,307,104 91.44

162 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. KUPANG 854,200 718,595 84.12

163 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. LEMBATA 817,550 785,399 96.07

164 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KAB. MANGGARAI BARAT 807,420 772,116 95.63

165 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 3,895,560 3,495,029 89.72

166 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. TIMOR TENGAH SELATAN 762,243 708,590 92.96

167 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. BELU 854,300 827,374 96.85

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 105: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 107

PAGU

Rp (000) Rp (000) %25 PAPUA 9,329,597 8,947,753 95.91

168 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. BIAK NUMFOR 1,223,540 1,223,540 100.00

169 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. MERAUKE 712,880 667,810 93.68

170 DINAS TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN KAB. JAYAWIJAYA 1,265,000 1,230,590 97.28

171 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. MIMIKA 1,208,316 1,180,979 97.74

172 DINAS PERTANIAN KOTA JAYAPURA 1,217,460 1,203,374 98.84

173 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI PAPUA 2,942,171 2,685,830 91.29

174 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. NABIRE 760,230 755,630 99.39

26 BENGKULU 12,407,511 9,221,497 74.32

175 DINAS PERTANIAN KAB. BENGKULU SELATAN 843,781 842,981 99.91

176 DINAS PERTANIAN KAB. KAUR 1,147,000 720,993 62.86

177 DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 4,293,402 4,028,063 93.82

178 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. LEBONG 2,470,123 204,530 8.28

179 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAB. KEPAHIANG 1,122,865 953,111 84.88

180 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BENGKULU UTARA 1,551,790 1,507,023 97.12

181 DINAS PERTANIAN KAB. REJANG LEBONG 978,550 964,796 98.59

27 MALUKU UTARA 3,058,286 2,909,704 95.14

182 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA TIDORE KEPULAUAN 1,073,400 925,017 86.18

183 DINAS PERTANIAN PROVINSI MALUKU UTARA 1,984,886 1,984,687 99.99

28 BANTEN 5,812,194 5,591,411 96.20

184 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA TANGERANG SELATAN 897,100 777,637 86.68

185 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN 3,210,769 3,210,147 99.98

186 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KAB. PANDEGLANG 739,650 689,715 93.25

187 DINAS PERTANIAN KAB. LEBAK (04) 964,675 913,912 94.74

29 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 3,606,632 3,101,605 86.00

188 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. BELITUNG 784,700 743,234 94.72

189 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KAB. BANGKA TENGAH 856,460 733,157 85.60

190 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG 1,965,472 1,625,215 82.69

30 GORONTALO 3,167,429 3,065,056 96.77

191 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI GORONTALO 3,167,429 3,065,056 96.77

31 KEPULAUAN RIAU 2,504,865 1,553,447 62.02

192 DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1,427,445 862,426 60.42

193 DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PERTANIAN KOTA BATAM 1,077,420 691,022 64.14

32 PAPUA BARAT 5,402,837 5,388,314 99.73

194 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB.

TAMBRAUW 1,211,300 1,210,860 99.96

195 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KOTA SORONG 862,040 856,186 99.32

196 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI PAPUA BARAT 2,112,097 2,111,197 99.96

197 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB. SORONG 1,217,400 1,210,071 99.40

33 SULAWESI BARAT 4,403,576 4,235,090 96.17

198 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2,044,239 2,002,517 97.96

199 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. MAMUJU 1,144,657 1,117,893 97.66

200 DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB. MAMUJU UTARA 1,214,680 1,114,680 91.77

PENYERAPAN DANA

NAMA SATKERNo REALISASI

Page 106: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 117

BAB VI.

PENUTUP

Pengembangan komoditashortikulturatelahdilakukanmelalui

program peningkatanproduksi,

produktivitasdanmutuprodukhortikulturaberkelanjutandanberday

asaing.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan

komoditas buah, florikultura, sayuran dan tanaman obat,

pengembangan sistem perbenihan dan perlindungan tanaman

hortikultura beserta dukungan manajemen. Penekanan

program pemerintah tersebut dilakukan melalui fasilitasi

bantuan kepada petani (budidaya dan pascapanen), pelatihan

melalui sekolah lapang untuk penerapan budidaya yang baik

dan benar, penanganan pascapanen yang baik serta

pengelolaan dan penerapan hama terpadu (SL-GAP, SL-GHP

dan SL-PHT) dalam rangka peningkatan produksi dan mutu

produk hortikultura. Registrasikebundanlahanusaha juga

terusdilakukandalamrangkameningkatkandayasaingprodukhorti

kultura. Kegiatan lainnya meliputi pembinaan serta penguatan

kelembagaan perbenihan dan perlindungan.

Peningkatan produksi hortikultura ini diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu untuk konsumsi,

bahan baku industri, peningkatan ekspor dan substitusi impor.

Dengan demikian peningkatan produksi, mutu dan daya saing

produk merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan diikuti

dengan upaya pengembangan pasar dan promosi. Kegiatan

pengembangan produksi telah memberikan dampak positif

pada penumbuhan ekonomi regional dan penyediaan lapangan

kerja,serta meningkatkan kesejahteraan petani / pelaku usaha.

Page 107: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 118

Kedepan, hortikulturaharusmendapatperhatian yang

lebihseriusmengingatkomoditiinimempunyainilaiekonomitinggid

anpermintaanpasar yang cukupbesar.

Terjaminnyakelancarandistribusisangatperlukarenaakanberpen

garuhlangsungterhadaptersedianyapasokandanterciptanyaharg

a yang wajar.

Selain itu, pembinaan dan monitoring serta evaluasi

pelaksanaan kegiatan dan kinerja pembangunan hortikultura

harus terus dilakukan dalam rangka melihat sejauhmana

progres pelaksanaan kegiatan, keberhasilan serta

permasalahan yang dihadapi untuk pembelajaran pelaksanaan

yang lebih baik kedepannya. Sehingga kebijakan

pengembangan hortikultura yang diambil oleh Pemerintah

dapat lebih baik, memberikan dampak positif pada

perekonomian dan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku

usaha hortikultura secara keseluruhan.

Page 108: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 109

BAB V.

PERMASALAHAN DAN TINDAK

LANJUT

5.1 Permasalahan

Beberapapermasalahan dan

hambatandalampelaksanaankegiatanpengembanganhorti

kulturatahunanggaran 2014adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya penyerapan anggaran Direktorat Jenderal

Hortikultura atau capaian tidak sesuai dengan target

antara lain disebabkan:

a) Terdapatberbagaipermasalahan manajemen dan

pengelolaankesatkeranmisalnya

dibeberapadaerahterjadipergantianpengelolakesat

keran KPA/PPK/bendahara/ULP

sehinggaberbagaikegiatan yang sudah di

proseskemudiandiralat;

b) Adanya Surat Edaran KPK No.B-14/01-15/01/2014

tentang Penundaan Pelaksanaan Bansos sampai

dengan selesainya pemilihan umum pada bulan

Juli 2014. Namun demikian, sejalan dengan

dibukanya ralat POK, masing-masing SKPD

segera melaksanakan kegiatan yang sesuai

dengan POK terbaru (terbit bulan Agustus 2014).

Walau demikian, capaian masih dibawah target

yaitu 89,16%. Hal tersebut tidak berarti kegiatan

tidak dilaksanakan. Tidak sesuainya capaian

realisasi dengan target disebabkan terjadinya

Page 109: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

110 EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014

harga penawaran yang lebih rendah dari harga di

POK (terjadinya efisiensi penggunaan anggaran),

tidak terserapnya perjalanan menghadiri

pertemuan di luar kota, uang lembur dan belanja

pegawai transito serta tidak dilaksanakannya

beberapa kegiatan pada Satker di Kabupaten

Lebong, Bantul, dan Bulungan. Pada Kabupaten

Lebong kegiatan tidak dilaksanakan karena

ketidaksiapan satker, sehingga gagal dalam

proses pengadaan bibit.Sedangkan pada

Kabupaten Bantul kegiatan terhambat dan menjadi

tidak dapat dlaksanakan karena adanya

pergantian Kepala Dinas selaku KPA yang

berulang kali, adanya kesalahan lokasi

pembayaran KPPN, sudah lewatnya musim tanam

menyebabkan pengembangan kawasan cabai dan

bawang merah tidak dapat dilaksanakan (musim

tanam cabai dan bawang biasanya dilaksanakan

pada bulan Juli – Agustus), ditambah dengan SK

kegiatan (SK Penetapan Kelompok Tani Penerima

Bantuan) yang menyatu dengan pengembangan

kawasan menyebabkan kegiatan lainnya seperti

SL-GAP, SL-GHP dan pengadaan sarana

pascapanen tidak dapat dilaksanakan. Untuk

Kabupaten Bulungan, kegiatan tidak dapat

dilaksanakan disebabkan karena pihak ketiga

pemenang lelang pengadaan bibit jeruk

mengundurkan diri (tidak sanggup, tanpa alasan

jelas namun tidak membuat surat yang

menyatakan ketidaksanggupan), sedangkan untuk

menunjuk pemenang kedua sudah terlambat

Page 110: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 111

dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang

tidak mencukupi.

c) Adanya proses revisi DIPA akibat adanya

penghematan yang menyebabkan POK revisi baru

terbit bulan Agustus 2014, sehingga kegiatan

lelang yang sudah sempat dilaksanakan harus

terhenti dan diproses kembali;

d) Terdapat beberapa SKPD yang mempunyai pagu

hortikultura cukup besar tetapi kekurangan SDM

dalam pelaksanaan kegiatannya. SDM yang ada

lebih memprioritaskan kegiatan yang didanai

APBD, atau komoditas/kegiatan dengan dana

yang lebih besar dibandingkan dengan pagu

pengembangan hortikultura;

e) MasihterdapatSatker yang belummembuat SK

PenetapanKelompokTaniPenerimaBantuan,

maupun SK

Revisibilaterjadirevisiatauperubahananggarandan

output capaian;

f) Seringnya terjadi alih tugas atau mutasi SDM di

lingkup SKPD. sehingga menghambat

penyelesaian kegiatan. Hal ini terjadi

padapetugaspelaporanbaik SIMAK BMN, SAI

maupun RSPH mengakibatkanberbagaikegiatan

yang telahdilaksanakantidakterlaporkansecarabaik

dan sistematis;

2. Pengembangankawasanhortikulturabelumdidukungkel

engkapandokumen yang baik,seperti profil, roadmap,

petakawasan, proposal

pengembangan,baikuntukskalanasional,provinsi/kab/k

ota. Pada tataran pelaksanaan sebagian besar

Page 111: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

112 EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014

provinsi belum mampu menyusunpetunjuk

pelaksanaan (Juklak)sebagaipenjabarandariPedoman

Umum (Pedum) yang disusun Direktorat

JenderalHortikultura. Demikian pula Kabupaten/Kota

pada umumnya tidak melengkapi dengan petunjuk

yang lebih rinci;

3. FasilitasiBantuanuntukPengembanganKawasan yang

menggunakansistemlelangcapaiankeuangannyasudah

cukuptinggi,

namuncapaianrealisasifisikmasihterkendalabeberapah

almisalnyamenungguwaktu musim yang tepat,

kendalabenih yang harusmendatangkandariluar, dan

masalah lainnya;

4. Pengembangan kawasan masihcukup banyak

menggunakanbenih yang

belumbersertifikat/belumdilepasolehMenteriPertanian;

5. Kemampuan SDM pengelola Satker belum memadai

terutama pada daerah yang mendapatkan alokasi

dana cukup besar;

6. MasihadanyaSatker yang belummelaporkancapaian

output fisik,

sehinggarealisasifisiktidaksesuaidengancapaianrealisa

sikeuangan. Hal

inidisinyalirdapatmembuatpradugakegiatan di

lapanganfiktif;

7. Kelembagaanpetanipada umumnya

masihlemah,pemahamannya tentang GAP-SOP masih

kurang, kesadaran untuk meregistrasi lahan masih

lemah;

Page 112: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 113

8. Pengembangansistemperlindungan OPT hortikultura

pada UPTD BPTPH

masihbelumdidukungsaranalaboratorium yang

memadaiuntukstandarpelayananminimal;

9. Penguatansistemperbenihanhortikulturaterutamadalam

pembinaandanpenumbuhanpenangkarbenihhortikultur

a, pengawasanmutudansertifikasibenih,

sertapenguatankelembagaandanfasilitasipembinaanpe

rbenihanmasihbelum optimal;

5.2. Upaya dan Tindak Lanjut

Beberapa upaya tindaklanjut yang telah dan akan

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura untuk

perbaikan tersebutantara lain:

1. Terkait rendahnya penyerapan anggaran, beberapa

upaya tindak lanjut yang perlu dan akan dilakukan

adalah sebagai berikut:

a) Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

secara optimal. Sesuai PP 60 Tahun 2008

menyatakan bahwa SPI adalah proses yang integral

pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai

untuk memberikan keyakinan yang memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang

efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan. Diharapkan

Page 113: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

114 EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014

kegiatan di Direktorat Jenderal Hortikultura

berdasarkan SPI.

b) Efisiensidanharmonisasicarakerjakesatkerandan

membuat skala prioritas kegiatan-kegiatan pokok

sesuai dengan dukungan penganggaran yang

memadai. Selainitu

jugaberusahaterusmelakukanperbaikanpengelolaan

managemenkesatkeranutamanyapolakoordinasi

dan optimalisasiSDM pengelolakegiatan.

c) MematuhianjurandanarahanMenteriPertaniansesuai

dengan target-target

serapantriwulanansehinggafokus

kegiatandapatlebihterarahutamanyadalamkaitannya

denganserapandanrealisasikegiatan;

d) Pengkaderan dan harmonisasi SDM harus tetap

berjalan sehingga pada saatnya pengalih tugasan

tidak terhambat.

2. Melakukanpenyempurnaandokumen-

dokumenpemantapankawasanhortikultura,

sekaliguspengawalan dan

pembinaanpelaksanaanpengembangankawasansecarafi

sik di lapangan;

3. Identifikasi CP/CL agar dapatdilakukan di

tahunsebelumnya, proses lelangdapatdilakukan di

awaltahun, sehinggapelaksanaankegiatantanam juga

dapatdilakukanpadamusimtanam di awaltahun;

4. Peningkatankemampuan

kelembagaanpetanidanpeningkatankualitaspelaksanaan

SL GAP, SLGHP dan SL PHT;

Page 114: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014 115

5. Berkoordinasi secara intensif antara Pusat, Provinsidan

Kabupaten dalam rangka mempercepat pelaksanaan

kegiatan strategis;

6. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM POPT dan

sarana pengamatan OPT dan iklim serta gerakan

pengelolaan OPT Hortikulturaramah lingkungan

denganoptimalisasipelaksanaan SLPHT, Klinik PHT,

dan pengembangan agens hayati pada masing-masing

lokasi kawasan pengembangan

hortikulturadanpeningkatankualitaslaboratoriumpengam

atanhamapenyakit serta laboratorium pestisida pada

wilayah tertentu;

7. Meningkatkan

pembinaankepadapenangkarbenihhortikulturadanpeman

tapansistemperbenihankhususnyadalamoptimalisasi

BBH dan BPSBTH. Selainitu,

melakukansosialisasipenggunaanbenihbersertifikatkepa

dapenanggungjawabdanpelaksanakegiatan.

Penguatansistemperbenihansecaraluas yang meliputi;

a) Pemberdayaan kelembagaan perbenihan, b)

Perbaikan sistim informasi supply/demand benih, c)

Fasilitasi akses modal untuk mendukung

pengembangan perbenihan, d) Penumbuhan penangkar

di sentra-sentra produksi, e) Pemberdayaan

stakeholder perbenihan untuk menciptakan varietas

yang berdayasaing dengan teknologi produksi f) Pilot

proyek penangkaran benih bermutu;

8. Optimalisasikapasitaspetugasperencanabaik di

pusatmaupun di daerah, sehinggarevisi dan perbaikan

POK, DIPA dan lainsebagainyadapatdiminimalisir;

9. Peningkatan kompetensi petugas Monitoring dan

Evaluasi (Monev) dan Petugas SAI baik di provinsi

maupun kabupaten/kota dalam upaya memperbaiki

Page 115: BAB 1. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/EVALUASI KINERJA 2014.pdf · pasca panen sesuai Good Handling Practices ... 19 Sirsak 52.081 53.059 1,88

116 EvaluasiKinerjaPembangunanHortikulturaTahun 2014

tingkat pelayanan dan kinerja

pelaporanrealisasikeuanganmaupunfisikkegiatan;

10. Meningkatkanupaya-upayaperbaikanatas saran

danmasukanpengawasfungsional.Utamanyadalamperba

ikanberbagaidokumenperencanaandanpeningkatankuali

tashasilkegiatan, misalnyamelaluioptimalisasi SPI

danpengendalian internal.