Daun Sirsak Obat Kanker
Transcript of Daun Sirsak Obat Kanker
1
Amerika Rahasiakan Obat Kanker dari Buah Sirsak
Soursop - wikipedia
Oleh: Liana Garcia
Sabtu, 24 Oktober 2009 | 08:27 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Sebuah penelitian di Purdue
University membuktikan bahwa buah sirsak mampu
membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel
kanker prostat, pankreas, dan paru-paru.
Beberapa waktu belakangan di beberapa milis kesehatan dan e-mail pribadi beredar informasi
tentang manfaat dan khasiat dari buah sirsak. Isi dari informasi itu cukup membuat kehebohan
dan kegembiraan untuk para penderita kanker.
Karena, berdasarkan data yang dilansir, khasiat dan manfaat dari buah yang di Spanyol dikenal
dengan nama graviola, atau dengan nama Inggris, soursop ini banyak disembunyikan oleh
perusahaan farmasi di AS.
Ya, berdasarkan data dan hasil penelitian, soursop atau sirsak diakui sebagai pembunuh alami
sel kanker yang ajaib dengan 10.000 kali lebih kuat dari pada terapi kemo. Lantas, kenapa
informasi ini sampai terabaikan dan tidak tersosialisasikan kepada publik?
Ini lebih disebabkan kepada kepentingan bisnis dunia farmasi agar dana riset yang dikeluarkan
sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah
dengan cara membuat pohon graviola sintetis sebagai bahan baku obat, lalu obatnya dijual ke
pasar dunia.
Memprihatinkan memang mengingat banyak orang meninggal sia-sia dan mengenaskan, karena
keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet miliaran dolar
menutup rapat-rapat rahasia keajaiban pohon graviola ini.
Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti
tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur (fungi),
efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres,
dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik.
Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yang
hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu, akar, daun, daging
buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak
2
diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik.
Informasi manfaat dan khasiat sirsak tidak serta merta dapat beritahukan karena ada ketentuan
undang-undang federal, di mana di dalamnya dinyatakan sumber bahan alami untuk obat
dilarang atau tidak bisa dipatenkan sebelum ditemukan unsur sintetisnya.
Sejak 1976, graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba
yang dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yang berbeda dan dilakukan di bawah
pengawasan The National Cancer Institute.
Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi
yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur
kimia yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel
kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamycin dan terapi
kemo!
Penemuan yang paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa
menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak
tersentuh atau terganggu.
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka
sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga
timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.
Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker
secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru.
Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa:
1. Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan
turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di
antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
5. Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker
dibandingkan dengan adriamycindan terapi kemo yang biasa digunakan.
6. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-
sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.
Kisah lengkap tentang graviola, di mana memperolehnya, dan bagaimana cara
memanfaatkannya, dapat dijumpai dalamBeyond Chemotherapy: New Cancer Killers, Safe as
Mothers milk, sebagai bonus terbitan Health Sciences Institute. [mor]
3
Dosis Aman Daun Antikanker
Sumber : Majalah Trubus online
MONDAY, 28 FEBRUARY 2011 20:58 ADMINISTRATOR
Mardiana meringis kesakitan. Punggungnya terasa panas dan
kerongkongan kering sehingga tidak bisa menelan setelah 3 hari
mengonsumsi air rebusan daun sirsak.
Semula perempuan 62 tahun itu senang bukan kepalang. Dari
media cetak ia mendapat informasi daun sirsak bisa mengobati
kanker getah bening yang kini tengah menderanya. Kebetulan di
dekat rumah tinggalnya di Jakarta Utara, daun sirsak mudah
diperoleh. Ia langsung merebus 10 lembar daun sirsak dalam 3
gelas air hingga tinggal 1 gelas dan meminumnya. Dalam sehari Mardiana melakukan ritual itu 3
kali: pagi, siang, dan sore. Artinya 30 lembar setara 3 gelas air rebusan daun sirsak setiap hari
masuk ke dalam tubuhnya.
Dengan terapi itu harapan Mardiana dalam waktu tidak terlalu lama kanker getah bening bisa
terobati. Namun, apa mau dikata, justru penderitaannya kian bertambah karena leher dan
punggung malah terasa panas. Ia pun kesulitan menelan sehingga nyaris tak ada makanan yang
masuk. Oleh karena itu ia menemui herbalis Lina Mardiana dari Yogyakarta yang sedang
praktek di Cimanggis, Depok. ‘Dosisnya terlalu tinggi, sehingga menimbulkan rasa panas di
tubuh dan kerongkongan kering,’ kata Lina Mardiana, mengomentari.
Fleksibel
Menurut Lina Mardiana, herbal tidak menimbulkan efek samping terlalu membahayakan
sebagaimana obat-obatan kimia. Namun, penggunaannya tetap harus hati-hati. ‘Daun sirsak
jika dikonsumsi berlebih bisa menyebabkan sesak napas,’ imbuh Lina. Memang tak ada patokan
pasti dosis yang pas untuk mengonsumsi daun sirsak. Itu tergantung jenis penyakit dan
tingkatannya, ketahanan tubuh pasien, serta bentuk bahan - segar atau kering.
Sebagai contoh, untuk kasus Mardiana yang kanker getah beningnya stadium 4, Lina Mardiana
meresepkan 10 lembar daun sirsak direbus dalam 4 gelas air hingga tinggal 3 gelas. Ke dalam
rebusan tambahkan 5 lembar daun sirih merah sebagai antibakteri, dan garam sepucuk sendok
teh. Hasil rebusan untuk diminum dalam sehari. ‘Sekali minum boleh seteguk atau dua teguk,
tidak perlu segelas. Yang penting hari itu juga harus habis,’ ujar herbalis yang mendapat ilmu
pengobatan dari mendiang ibunya itu.
Untuk kasus-kasus penyakit lain, Lina menganjurkan penggunaan daun sirsak dengan dosis
fleksibel: 7, 10, 15, 17, 21, dan 31 lembar. Dengan catatan, ‘Bila menimbulkan efek samping
seperti terasa panas dan napas sesak, segera kurangi dosis,’ lanjutnya. Sebaliknya jika selama
4
mengonsumsi tidak menimbulkan efek samping, dosis boleh ditingkatkan agar terapi berjalan
efektif. Sebab dosis yang terlalu rendah berakibat proses penyembuhan lebih lama.
Mendiang Broto Sudibyo, herbalis kondang di rumahsakit Bethesda, Yogyakarta, selalu
menggunakan angka 7 dalam resepnya. Ia akan meracik 7 lembar daun, 7 sendok, atau 7 ruas
untuk pengobatan beragam penyakit. Tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu. Dengan
serbatujuh, Broto Sudibyo mengharapkan pitulung alias pertolongan dari Tuhan Yang Maha
Kuasa, sehingga racikan yang dibuat bisa memberikan kesembuhan pada pasienpasiennya.
Keyakinan itulah yang berkembang dan diterapkan oleh sebagian besar masyarakat di tanahair.
Dataran rendah
Sependapat dengan Lina Mardiana, pendiri Pusat Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir
H Evrizal, A.M. Zuhud, MS, dosis daun sirsak tidak bisa dipukul rata untuk semua orang dan jenis
penyakit. Nangka seberang Annona muricata tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian
1.000 m dpl. Karena itu pula, ‘Kandungan acetogenins, zat aktif dalam sirsak yang diklaim
mengendalikan kanker pasti berbeda untuk setiap lokasi tumbuh,’ kata Evrizal.
‘Daun sirsak untuk obat sebaiknya diambil dari tanaman pekarangan yang tumbuh di dataran
rendah, sekitar 50 m dpl,’ kata Prof Sumali, guru besar Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia.
Itu lantaran tanaman yang tumbuh di dataran rendah mendapat intensitas matahari yang lebih
tinggi dibanding tanaman di dataran rendah. Dengan intensitas lebih baik menyebabkan proses
fotosintesis lebih tinggi sehingga zat aktif lebih banyak terbentuk.
Sumali juga menyebut daun sebaiknya diambil dari pohon yang sudah berbuah agar zat kimia
yang terkandung di dalamnya lebih lengkap. Beberapa penelitian menyebutkan kandungan
acetogenins yang berperan mengendalikan sel kanker terbanyak pada daun ke-4 dan 5 dalam
satu ranting. ‘Jika itu sulit diperoleh, rebus saja daun yang tidak terlalu muda atau terlalu tua.
Daun tidak mesti segar, dikeringkan pun bisa, asal proses pengeringannya benar,’ ungkap
Sumali. Yang dimaksud benar adalah daun sirsak tidak dijemur di bawah terik matahari,
melainkan diangin-angin pada suhu kamar. Atau dioven, tapi suhu tidak boleh lebih dari 60oC .
Setelah dikeringkan, daun sirsak disimpan di tempat yang kering supaya tidak ditumbuhi
cendawan sehingga daun sirsak tahan hingga berbulan-bulan dan siap direbus kapan pun
dibutuhkan. Dengan cara itulah dulu Prof Soelaksono Sastrodihardjo, mantan periset di Institut
Teknologi Bandung, mengirim sampel daun sirsak untuk diteliti di Amerika Serikat. Soelaksono
mengambil daun sirsak dari pohon yang sedang memproduksi buah dari Garut, Jawa Barat, dan
mengeringkannya. (Karjono/Peliput: Trisusanti, Faiz Yajri)
1. Secara empiris masyarakat menggunakan daun sirsak tidak berdasarkan letak daun,
melainkan seluruh daun, yang penting tidak terlalu muda atau terlalu tua. Dianjurkan
untuk mengambil daun dari tanaman yang pernah berbuah supaya kandungan zat
kimianya lebih lengkap
2. Rebus daun dengan dosis dan frekuensi konsumsi sesuai penyakit
5
3. Kandungan bahan aktif tidak berkurang meski daun dikeringkan terlebih dulu, asal
proses pengeringan dilakukan dengan benar
Dokter Bicara Daun Sirsak
MONDAY, 28 FEBRUARY 2011 21:01 ADMINISTRATOR
Dr Paulus Wahyudi Halim Med Chir meresepkan daun sirsak kepada para pasien 19 jenis kanker
sejak 9 tahun lalu. ‘Kondisi mereka membaik,’ kata dokter ahli bedah dan kanker alumnus
Universitas Degli Studi Padova, Italia, itu.
Penyakit maut itu memberi isyarat dengan sederhana, sekujur tubuh sering sakit dan pegal.
‘Bila capai sedikit gampang masuk angin dan sakit perut,’ kata Rustiani. Namun, makin hari
kondisi Rustiani kian parah. ‘Seluruh badan terasa sakit seperti ada binatang yang
mengoyakngoyak,’ kata perempuan 42 tahun itu. Tak tahan lagi menanggung siksa itu, Rustiani
memeriksakan diri ke dokter di sebuah rumahsakit di Bandung, Jawa Barat.
Ia menjalani rangkaian pemeriksaan seperti CT Scan (Computer Tomography), endoskopi, dan
kolonoskopi. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, dokter mendiagnosis Rustiani menderita
kanker usus. Di ususnya terdapat massa sepanjang 7 - 10 cm. Ia tak mampu membendung air
mata. ‘Saya tak pernah membayangkan menderita kanker usus. Padahal, saya termasuk apik
dalam hal makanan. Tidak pernah menggunakan penyedap rasa dalam masakan, tidak makan
yang pedas-pedas, tidak sering mengonsumsi daging, dan tidak pernah minum alkohol,’ kata
Rustiani.
Daun sirsak
Untuk mengatasi penyakit maut itu, dokter menyarankan Rustiani untuk menjalani operasi
bedah. Selain itu, ia juga harus menjalani 6 kali kemoterapi karena sel kanker menyebar ke hati.
Namun, ia batal menjalani kemoterapi karena keterbatasan dana. ‘Biaya sekali kemoterapi
Rp11-juta. Saya harus menjalani 6 kali sehingga total biaya Rp66-juta hanya untuk obat saja,
belum termasuk biaya rumahsakit dan dokter,’ kata Rustiani. Di tengah kegalauan itu, ia
teringat surat elektronik tentang sirsak.
6
Setelah membaca detail dan berselancar, jadilah Rustiani mengonsumsi rebusan daun sirsak
mulai 17 Agustus 2010. Ia merebus 10 daun sirsak dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa
1 gelas. Hasil rebusan itu ia minum dua kali pada pagi dan sore. Sepekan mengonsumsi, Rustiani
mulai merasakan perubahan. ‘Ngilu di bagian bawah perut yang sering terasa jadi hilang. Selain
itu, perut kembung pascaoperasi juga kembali normal dan menjadi enak makan,’ kata Rustiani.
Menurut ahli terapi kolon, dr Oetjoeng Handajanto, gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi
daging berlebihan memang penyebab dominan kanker usus. Pilihan makanan secara langsung
mempengaruhi perkembangan kanker usus besar. ‘Usus besar selalu dilewati oleh bahanbahan
karsinogenik yang masuk ke tubuh,’ kata dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitat
Bochum, Jerman, itu. Sel-sel usus besar yang terpapar zat-zat kimia dari makanan, polusi, dan
racun-racun dari sampah makanan akan memicu munculnya sel abnormal atau polip.
Menurut dr Aru W Sudoyo SpPD dari Divisi Hematologi dan Onkologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) penyebab kanker kolon beragam. ‘Namun, makanan merupakan
faktor paling penting dalam proses terjadinya kanker kolon. Makanan tinggi lemak, terutama
hewani, merupakan faktor risiko kanker usus,’ kata dr Aru. Penelitian terbaru menunjukkan
perokok jangka panjang atau 30 - 40 tahun, berisiko 1,5 - 3 kali lebih besar terkena kanker
kolon. Diperkirakan satu dari lima kasus kanker usus besar di Amerika Serikat karena merokok.
Di Indonesia jumlah kasus kanker kolon pada usia muda lebih banyak daripada di negara maju.
‘Di negara maju kasus kanker kolon pada usia muda hanya 3%, sedangkan di Indonesia
mencapai 30%,’ kata dokter spesialis penyakit dalam itu. Lebih dari 30% pasien kanker kolon di
tanahair berusia di bawah 40 tahun. Penyebab besarnya angka itu belum diketahui. Namun,
diduga kuat akibat infeksi seperti diare, serta dipicu gaya hidup tidak sehat.
Resep dokter
Kasus yang menimpa Andi Emanto lain lagi. Bagi dia berkemih saat paling menyiksa. Urine
menetes perlahan, interval panjang, dan rasa nyeri. Celakanya, setiap malam ia terbangun 4 - 5
kali untuk berkemih. Semula ia menduga anyang-anyangan, tetapi 2 bulan kemudian gangguan
itu tak kunjung berakhir. Andi Emanto tak tahan lagi menanggung siksa itu. Ia bergegas
memeriksakan diri di sebuah rumahsakit di Surabaya, Jawa Timur.
Andi menjalani ultrasonografi, biopsi atau pengambilan sampel jaringan, dan tes darah. Dokter
mendiagnosis Andi Emanto positif mengidap kanker prostat. Nilai PSA (prostate specific antigen
atau indikator kanker prostat) Andi mencapai 40; angka PSA normal, 10. Dokter mengatakan
kanker prostat itu termasuk grade II.
Untuk mengatasi sumbatan itu, dokter hanya mengerok jaringan prostat. Harap mafhum, Andi
Emanto mengalami hiperplasia alias pembengkakan prostat. Ketika organ itu membengkak atau
hiperplasia, menekan uretra sehingga urine sulit keluar dan menumpuk di kantong kemih.
Menurut ahli urologi, dr Ahmad Bi Utomo SpU di Surakarta, Jawa Tengah, pengerokan adalah
mengambil sebagian prostat untuk melancarkan jalan urine. Usai pengerokan pria 74 tahun itu
memang lancar berkemih.
7
Namun, beberapa bulan kemudian, gangguan seperti di atas muncul lagi. Pada Oktober 2010,
Andi menemui dr Zainal Gani di Malang, Jawa Timur. Ketika itulah Zainal Gani meresepkan daun
sirsak. Konsultan pengembangan burung walet itu mengonsumsi hasil rebusan 7 daun sirsak
dalam 3 gelas air. Setelah mendidih dan tersisa satu gelas, ia meminumnya 3 kali sehari. Karena
menganggap repot, ia minta kapsul ektrak daun sirsak kepada dr Zainal Gani. Maka sebulan
berselang, ia rutin mengonsumsi 3 kapsul 3 kali sehari.
Bersamaan dengan itu ia juga menjalani hidup sehat seperti meninggalkan konsumsi daging
sapi, kambing, dan ayam. Sejak dua bulan rutin mengonsumsi daun sirsak, ia lancar berkemih
dan tanpa rasa nyeri. Sayang, ia belum memeriksakan diri ke dokter.
Tertarik acetogenins
Saat ini memang kian banyak dokter yang meresepkan atau sekadar menganjurkan daun sirsak
kepada para pasien beragam kanker. Zainal Gani yang menangani Andi Emanto, salah satu di
antaranya. Dokter alumnus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu meresepkan daun
sirsak sejak Agustus 2010 setelah memperoleh informasi hasil riset di mancanegara. Informasi
itu berupa senyawa aktif acetogenins dalam daun sirsak yang sangat manjur dan selektif
mengatasi target sasaran.
Acetogenins hanya menyerang sel kanker dengan menghambat produksi adenosina trifosfat
(ATP) sebagai sumber energi. Dampaknya mitosis atau pembelahan sel kanker, pun terhambat.
Sel kanker membelah sangat cepat, yakni setiap 2 - 5 jam; sel normal, 7 - 14 hari. Pembelahan
cepat keruan saja memerlukan energi besar dari ATP. Jika pasokan energi berkurang akibat ATP
terhambat, maka aktivitas sel kanker melamban, dan terjadi apoptosis alias program bunuh diri
sel. Tamat sudah riwayat sel kanker.
Zainal Gani mengutip hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika
Serikat, Jerry L McLaughlin yang bekerja sama dengan peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD (baca Daun Sirsak vs
Kemoterapi Trubus Januari 2011). Itulah sebabnya ketika Andi berkonsultasi mengenai kanker
prostat yang ia idap, dr Zainal Gani meresepkan daun sirsak.
Untuk memudahkan pasien, dokter kelahiran Banyuwangi 10 November 1946 itu mengekstrasi
daun sirsak. Kebetulan di halaman belakang rumahnya yang jembar, ia menanam sirsak. Umur
10 tahun, pohon sirsak itu tumbuh setinggi atap. Dari pohon itulah Gani membikin rata-rata 500
kapsul per bulan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Dokter yang meresepkan herbal sejak
krisis moneter pada 1998 itu biasanya mengombinasikan daun sirsak dengan herbal lain.
Kanker vs mukjizat?
Walau memberikan simplisia daun sirsak kepada para pasien, tetapi dr Setiawan Dalimartha
lebih senang disebut menganjurkan daripada meresepkan. ‘Kalau meresepkan itu hanya untuk
obat keras yang dibeli di apotek,’ kata dokter yang menjadi Sekretaris Sentra Pengembangan
8
dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Provinsi Jakarta itu. Setiawan ‘meresepkan’ daun
sirsak hanya kepada pasien kanker dari berbagai kota seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya.
‘Pasien umumnya datang pada stadium lanjut. Bahkan, setelah dokter menyatakan sebaiknya
dirawat di rumah saja (kondisi pasien sangat parah, red),’ kata dokter alumnus Universitas
Tarumanagara itu. Sedangkan yang datang pada stadium dini pada umumnya pasien kanker
payudara dan kanker paru. Salah seorang pasien, sebut saja Rengganis, datang dengan kondisi
mengenaskan. Ia mengidap kanker nasofaring atau bagian hulu kerongkongan yang
berhubungan dengan hidung.
Celakanya sel kanker menyebar ke otak dan merusak os maxillaris sinistra alias tulang pipi kiri
sebagaimana hasil pencitraan resonansi magnetik (MRI magnetic resonance imaging) dan foto
tengkorak. Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional
Timur itu memberikan beberapa herbal, termasuk daun sirsak. Rengganis merebus 20 daun
sirsak dalam 3 gelas air hingga mendididh dan tersisa 1 gelas. Ia mengonsumsi segelas rebusan
daun sirsak setiap pagi.
‘Ternyata responnya positif. Ada perbaikan kondisi tubuh, tumor tidak teraba lagi setelah
mengonsumsi ramuan dan rebusan daun sirsak selama sebulan,’ kata Setiawan. Menurut
Setiawan, ‘Ini salah satu kasus yang mengejutkan, karena kasus itu adalah kanker stadium lanjut
yang umumnya sudah tidak respons dengan pengobatan. Untuk kasus-kasus seperti itu, dalam
benak saya hanya ada satu jawaban, dia mendapat mukjizat dari Tuhan.’
Dokter kelahiran 25 Agustus 1950 itu mengatakan senyawa dalam daun sirsak menyebabkan
matinya sel kanker atau apoptosis. Senyawa alkaloid itu juga menghentikan atau memutus
aliran darah ke sel kanker. Dampaknya sel kanker tidak mendapat pasokan makanan sehingga
akhirnya pertumbuhan terhenti.
19 kanker
Dokter lain yang meresepkan daun Annona muricata kepada para pasien adalah dr Paulus
Wahyudi Halim Med Chir di Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menurut
alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Degli Studi Padova, Italia, itu daya tembus senyawa
aktif dalam daun sirsak ke sel kanker sangat kuat. Selain itu daun sirsak juga mampu melokalisir
sel kanker. Ia meresepkan ekstraksi daun sirsak dalam kapsul kepada para pasien kanker sejak
2002.
Total ada 19 jenis penyakit kanker yang pasiennya ia resepkan daun sirsak seperti kanker
payudara, kanker usus, dan paru-paru. Harap mafhum, ‘Semua bagian tubuh manusia
berpotensi terserang kanker, kecuali rambut dan kuku,’ kata ahli kanker yang mendalami
pengobatan tradisonal, dr Willie Japaries MARS. Pasien dr Paulus, dokter ahli bedah dan ahli
lepra, 80% memang pasien kanker yang datang dari berbagai kota.
Mantan direktur Rumahsakit Sitanala, Kabupaten Tangerang, Banten, itu senantiasa
meresepkan daun sirsak secara majemuk. ‘Tak ada peluru ajaib untuk menembak kanker.
9
Tanaman obat harus campuran sehingga sinergis dan hasil maksimal. Sinergisme juga
menetralisir efek samping,’ kata Paulus. Menurut Paulus herbal pendamping itu sangat
individual sehingga tak dapat digeneralisir.
Dokter yang 8 tahun bertugas di Uganda dan Etiopia itu mencontohkan jika ginjal pasien kanker
bermasalah, maka ia menambahkan kejibeling Strobilanthes crispus atau kumis
kucing Orthosiphon aristatus. Paulus mengatakan peran daun sirsak dan herbal lain itu hanya
40%. Selebihnya andil banyak faktor seperti sikap, gaya hidup, dan kondisi kejiwaan.
‘Penyerapan obat di usus lebih baik, jika (pasien) tak stres,’ kata Paulus.
Lihatlah kondisi Diana Darmawan yang mengidap kanker payudara ganas stadium 2C. Bobot
tubuh perempuan 45 tahun itu anjlok, perut terasa panas, muntah terus-menerus, rambut, alis,
dan bulu mata rontok tidak bersisa. Kulit yang semula putih bersih berubah warna menjadi
ungu keabu-abuan. Itu akibat kemoterapi di Pusat Kanker Nasional Singapura. Sepekan
kemudian ia menemui dr Paulus. Meski kondisi memburuk, tetapi Diana optimis setelah
memperoleh dukungan dari keluarga. Itu membantu mempercepat pemulihan.
Untuk memulihkan kondisi tubuh, ibu 3 anak itu mengonsumsi kombinasi herbal, daun sirsak,
sambiloto, dan temulawak resep dari dr Paulus. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari masing-masing
sebuah kapsul. Tiga bulan kemudian, kondisi kian membaik dengan indikasi hilangnya
keluhankeluhan itu. Kulit Diana juga kembali bersih. Akhir Januari 2011, ia kembali
memeriksakan diri di Pusat Kanker Nasional Singapura. Hasilnya, sel kanker tak terdeteksi di
tubuh Diana. Menurut dr Paulus, pascakemoterapi 20% sel kanker masih tersisa.
Lebih luas
Dokter kepresidenan, dr Hardhi Pranata SpS MARS, turut menganjurkan daun sirsak, terutama
kepada pasien kanker usus besar, kanker paruparu, kankier prostat, dan kanker payudara.
Selain itu Ketua Umum Himpunan Dokter Herbal Medik Indonesia itu juga menganjurkan
pemanfaatan daun sirsak kepada pasien penyakit saraf. Menurut Hardhi, daun sirsak bersifat
menenangkan. Seorang pasiennya mengidap kanker payudara studium 2, kondisinya terus
membaik setelah rutin mengonsumsi rebusan daun sirsak.
‘Acetogenins dalam daun sirsak mengendalikan mitokondria yang overacting. Bila mitokondria
normal, maka pertumbuhan sel kanker dapat terkendali,’ kata alumnus Universitas Indonesia
itu. Hardhi menganjurkan pasien itu untuk menjalani kemoterapi. Kondisinya baik, rambut tak
rontok. Bahkan nafsu makan meningkat sehingga bobot tubuh bertambah. ‘Di sanalah tanaman
herbal bekerja menjaga dan memulihkan tubuh,’ kata Hardhi.
Dokter dan herbalis di Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Kotamadya Tangerang Selatan,
Provinsi Banten, dr Erna Cipta Fahmi, juga meresepkan sirsak untuk para pasien, tetapi lebih
banyak buah daripada daun. Selain kepada pasien kista, dokter alumnus Universitas Gadjah
Mada itu juga meresepkan buah sirsak untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan
ginjal seperti asam urat dan hipertensi.
10
Dr Prapti Utami juga menganjurkan daun sirsak untuk mengatasi kanker. Kepada para pasien,
pemilik Klinik Evergreen itu hanya menjelaskan cara mengolah, dosis dan frekuensi konsumsi
daun sirsak. Pasienlah yang mesti mencari daun sirsak segar karena relatif mudah. Sayang,
Prapti belum memantau kondisi para pasien pascakonsumsi daun sirsak.
Dokter dan herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja belum meresepkan daun sirsak kepada para
pasien. Sebab, pasokan bahan baku masih terbatas. Meski demikian ia tertarik meresepkan
karena daun sirsak memiliki kelebihan ketimbang herbal untuk kanker lainnya. Sidi
membandingkan dengan kunir putih Curcuma zedoaria yang juga berkhasiat antikanker.
Tanaman anggota famili Zingiberaceae itu mengandung protein yang hanya efektif untuk
menghambat mitosis sel kanker dari kelenjar. Beberapa contoh kanker kelenjar adalah kanker
prostat dan adenokarsinoma alias pankreas. Bagaimana dengan daun sirsak? Alumnus Fakultas
kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakan bahwa cakupan khasiat daun sirsak lebih
luas daripada kunir putih.
Selain mujarab mengatasi sel kanker dari kelenjar, daun sirsak juga tokcer mengendalikan
kanker yang berasal dari sel jaringan ikat. Contohnya antara lain fibroadenokarsinoma pada
kanker payudara dan kanker rahim.
(Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Evy Syariefa Firstantinovi, Imam Wiguna,
Lastioro Anmi Tambunan, Rosy Nur Apriyanti, Tri Istianingsih)
SEMULA BISUL
Obat bisul menjadi obat kanker? Menurut dr Willie Japaries MARS dalam pengobatan
tradisional tiongkok, herbal untuk mengatasi bisul, berkhasiat pula sebagai obat kanker. Contoh
daun dewa dan sambiloto yang berkhasiat mengatasi kanker, semula juga untuk mengobati
bisul. Masyarakat juga memanfaatkan daun sirsak untuk mengobati bisul.***
BERI JEDA
Daun sirsak mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan bersifat akumulatif di dalam tubuh
sehingga dapat berubah menjadi prooksidan, pemicu kanker. Menurut dr Sidi Aritjahja
sebaiknya konsumsi daun sirsak hanya selama gejala terasa. Jika membaik, hentikan konsumsi
daun sirsak minimal 6 bulan. Setelah itu bisa konsumsi kembali untuk menghindari
penumpukkan antioksidan.***
PERKUAT HATI
Tubuh penderita kanker pada umumnya lemah. Oleh karena itu perlu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh pasien. Menurut dr Erna Cipta Fahmi perlu menambahkan temu-temuan,
selain daun sirsak. Sel darah merah pasien juga berkurang sehingga baik mengonsumsi bayam
11
merah dan bit. Ginjal yang juga lemah, diperkuat dengan pegagan dan temulawak. ***
Semula diambil buahnya, kini juga daunnya
dr Willie Japarries MARS :” pengobatan harus holistik. Herbal bukan hanya menyasar kanker,
tapi juga meningkatkan kekebalan tubuh”
dr Erna Cipta Fahmi :” penggunaan herbal sebaiknya majemuk karena kerja masing-masing zat
aktif berbeda Konsumsi ekstrak daun sirsak dalam kapsul lebih praktis
‘Tak ada peluru ajaib untuk menembak kanker. Tanaman obat harus campuran sehingga
sinergis dan hasil maksimal. Sinergisme juga menetralisir efek samping,’ kata dr Paulus Wahyudi
Halim.
Menurut dr Aru W Sudoyo SpPD :” gejala kanker usus besar adanya darah dalam kotoran,
perubahan dalam buang air besar, nyeri perut bagian bawah yang tak kunjung hilang, bentuk
kotoran yang panjang dan tipis seperti pensil , anemia, dan bobot tubuh turun”
dr Prapti Utami :” sebagai tanaman obat sirsak lebih populer sehingga masyarakat tak akan
salah pilih”
dr Aru W Sudoyo SpPD:”pasien boleh konsumsi daun sirsak, tetapi sebagai herbal
komplementer atau pendamping. Dalam pengobatan peran herbal hanya 40%. Selebihnya andil
sikap, gaya hidup, dan kondisi kejiwaan. Pengobatan lebih berhasil jika pasien tidak stress”
dr Setiawan Dalimartha :”banyak pasien kanker stadium lanjut yang diberi daun sirsak”
dr Hadi Pranata SpS MARS anjurkan daun sirsak kepada pasien kanker dan penyakit saraf
Konsumsi daging berlebihan salah satu penyebab kanker usus. Sel usus besar yang terpapar zat
kimia dari makanan, polusi, dan racun dari sampah makanan memicu munculnya sel abnormal
dr Zainal Gani, resepkan ekstraksi daun sirsak
Sirsak Bisa Obati Kanker
Editor: Asep Candra
Kamis, 25 November 2010 | 16:00 WIB
12
JAKARTA, KOMPAS.com — Kanker bisa diobati dengan mengonsumsi herbal atau buah-
buahan. Dari banyak herbal tersebut, sirsak punya keunggulan dibandingkan buah lain.
Sirsak diketahui bisa mencegah dan juga ampuh untuk mengobati beberapa jenis kanker.
"Untuk sirsak sendiri telah diteliti dapat mengobati kanker usus besar (kolon), kanker paru-
paru, kanker pankreas, kanker prostat, dan juga kanker buah dada (payudara)," ucap dr Hardhi
Pranata, SpS, selaku Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI).
Bagian sirsak yang bermanfaat untuk obat kanker adalah batang, daun, dan juga buahnya atau
dalam bentuk jus. Buahnya bisa dimakan langsung, dibikin jus, atau daunnya direbus kemudian
hasil rebusannya diminum.
"Bisa dengan cara minum jus buah sirsak atau dengan cara merebus 9 lembar daun sirsak dan
minum air rebusan tersebut lalu dimonitor keadaannya. Biasanya nafsu makan akan meningkat
dan pertumbuhan sel-sel kankernya akan terhambat," ungkap dr Hardhi.
Dia juga menjelaskan, sirsak mengandung senyawa saponin, polifenol, dan
juga bioflavonoid yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Nah, cara membunuh sel kanker
oleh sirsak inilah yang berbeda dengan herbal lainnya. Sirsak hanya membunuh sel-sel yang
tumbuhnya abnormal atau sel-sel spesifik seperti radikal bebas yang ada sel-sel kankernya. Tapi
sirsak tidak merusak sel-sel yang sehat.
Selain memiliki rasa yang enak, buah sirsak ini juga membantu memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, dan mengobati penyakit. Hal ini karena buah sirsak juga bisa menurunkan
tekanan darah, anti-parasit, obat penenang yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh
serta mengatasi depresi, radang sendi, dan juga untuk asam urat.
"Konsumsi buah sirsak ini harus digalakkan lagi agar tidak punah karena banyak manfaat yang
bisa didapatkan dengan mengonsumsi buah ini," ujar dokter yang praktik di RSPAD Gatot
Subroto ini.
13
Untuk di Indonesia, penelitian mengenai khasiat sirsak dan tanaman obat lainnya ini akan
dilakukan dalam waktu dekat. Dalam studi ini, RS Kanker Dharmais akan bekerja sama dengan
Nanjing University of Chinese Medicine yang difasilitasi PDHMI. Dalam penelitian ini akan
dilakukan terapi kombinasi antara obat-obatan dan juga herbal.
"MoU kerja sama ini sudah ditandatangani dan diperkirakan mulai bulan Desember sudah mulai
dilakukan penelitian di Indonesia," imbuh dr Hardhi.
Dia menuturkan bahwa di Nanjing University, terapi kombinasi ini sudah dilakukan. Pasien-
pasien kanker di sana tidak mengalami mual, rambut rontok, berat badan menurun, dan bisa
tetap berjalan-jalan seperti biasa.
Terapi kombinasi ini diharapkan bisa mengurangi efek samping dari terapi standar kanker yang
dilakukan, seperti kemoterapi, radiasi atau operasi, serta dapat mengurangi jumlah kemoterapi
yang seharusnya dilakukan oleh si pasien.
Tumbuhan dan buah-buahan yang diketahui memiliki efek anti-kanker, seperti:
1. Tomat diketahui dapat mengobati kanker prostat, dengan cara mengonsumsi tomat yang
sudah direbus.
2. Cabe merah diketahui dapat mencegah kanker usus besar jika dikonsumsi dalam jangka
waktu lama.
3. Biji anggur juga diketahui memiliki senyawa anti-kanker. Oleh karenanya, kalau mengonsumsi
anggur, cari yang memiliki biji dan makan bersama kulitnya.
4. Daun sirih merah diketahui sebagai anti-kanker payudara dengan cara direbus.
5. Temulawak diketahui memiliki zat aktif cursil yang bersifat sebagai anti-inflamasi dan juga
anti-kanker.
"Sebagian tumbuhan obat di Indonesia mengandung obat anti-kanker, seperti sitotoksin yang
memiliki kemampuan untuk membunuh dan mendeteksi sel-sel yang tumbuhnya tidak normal.
Senyawa-senyawa di dalam tumbuhan ini bisa berfungsi dalam bentuk gabungan, tapi ada juga
yang single," ujarnya.
Tolak Operasi, Pilih Daun Sirsak
TUESDAY, 01 FEBRUARY 2011 13:54 ADMINISTRATOR
Saran dokter itu terus terngiang-ngiang di telinga Catherine, segera operasi dalam 3 hari.
Catherine tak akan pernah alpa kejadian pada 4 September 2010. Pada hari itu ia mengambil
hasil ultrasonografi dan pemindaian di sebuah rumahsakit di Serpong, Kotamadya Tangerang
Selatan, Banten. Dokter ahli radiologi di rumahsakit itu menyarankan Catherine untuk menemui
dokter ahli penyakit dalam di rumahsakit di Jakarta Selatan, dr Martin Batubara SpPD. Namun,
hari itu dokter berpraktek di rumahsakit di Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten.
14
Perempuan 59 tahun itu pun bergegas ke lokasi praktek dr Martin. Setelah mengecek hasil
ultrasonografi dan pemindaian, dokter menyarankan agar Catherine mendaftar operasi malam
itu juga, pukul 19.05. Paling lambat 3 hari ke depan, ia harus menjalani operasi untuk mengatasi
tumor mediastinum superior atau pembesaran kelenjar tiroid. Dokter menyatakan pembesaran
kelenjar tiroid itu akibat berkurangnya hormon tiroid pada kelenjar tiroid. Nah, saran itulah
yang mengiang-ngiang di telinga Catherine.
Produksi minim
Penyakit maut itu ia rasakan pertama kali pada 2008. Sejak itu ia mudah sakit, kondisi
kesehatan gampang drop. Ketika menyapu halaman, tiba-tiba ia sesak napas. Ia pun
menghentikan aktivitasnya dan mencoba menarik napas dalam-dalam, masuk ke rumah, dan
beristirahat. Semula ia mengira bronkitis kambuh lagi. Saat itu ia memang mengidap penyakit
radang cabang tenggorok. Namun, kondisi mantan kepala sekolah dasar Negeri Cibinong 2 itu
kian parah. Napas makin sesak, ketika bicara terbata-bata saking sakitnya bernapas.
Oleh karena itu ia memeriksakan diri di rumahsakit di Serpong, Tangerang Selatan. Hasil
rontgen menunjukkan bahwa Catherine positif tiroid. Hormon tiroid berfungsi mengendalikan
kecepatan metabolisme tubuh. Jaringan tiroid sebelah kiri membesar dan mempersempit
trakhea hingga 10 mm (normal 16 - 18 mm). Itu yang menyebabkan ia merasakan sesak napas.
Pada orang dewasa, penyebab utama hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid adalah
gangguan autoimun yang menyebabkan hormon yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan
tubuh.
Untuk mengatasi itu dokter mendesak agar Catherine segera operasi. Jika tidak, kemungkinan ia
tidak tertolong lagi. Meski tahu hidupnya di ujung tanduk, Catherine tak menuruti saran dokter
untuk operasi. ‘Saya takut mati di meja operasi,’ kata ibu 3 anak itu. Ia malah memenuhi
anjuran temannya, untuk menemui herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati. Pada 5
September 2010, Catherine pun bertemu Valentina.
Herbalis yang kerap mengajar yoga di Thailand itu mensyaratkan agar Catherine menghindari
konsumsi obat-obatan kimia, daging hewan berkaki 4, duku, sawo, dan nangka. Ketiga buah
bergetah itu merusak produksi kelenjar sehingga mesti dihindari. Menurut Valentina,
pembesaran tiroid Catherine mengarah kepada tumor jinak. Saat itu Valentina meresepkan
daun sirsak dan beberapa herbal lain seperti sambiloto dan keladitikus. Sediaan itu dalam
bentuk serbuk yang telah bercampur menjadi satu.
Lelah
Keesokan hari, pada 6 September 2011, Catherine mulai mengonsumsi rebusan ketiga herba
itu. Ia mengambil 20 gram sediaan, merebus di dalam 2 gelas air hingga mendidih, dan tersisa 1
gelas. Setelah hasil rebusan dingin, serbuk herba mengendap di dasar gelas, ia pun
meminumnya 2 kali sehari setelah makan. Pada 15 hari pertama konsumsi, ia merasa tubuh
penat dan letih. Frekuensi buang air besar meningkat rata-rata 4 kali sehari dan lebih sering
tidur. Ia kaget menghadapi perubahan itu dan segera menghubungi Valentina.
Menurut Valentina perubahan itu merupakan proses detoksifikasi untuk membuang racun
dalam tubuh. Benar saja, ketika memasuki hari ke-16, Catherine merasa lebih segar dan sehat.
15
Ia mampu membersihkan rumah dan halaman selama 2 jam tanpa sesak napas dan kecapaian.
‘Badan terasa ringan dan napas pun terasa lega,’ kata Catherine. Padahal, sebelumnya
menyapu 10 menit saja, ia merasa lelah dan sesak napas. Kini 3,5 bulan sudah berlalu,
Catherine terlihat lebih ceria. Ia bisa menikmati masa pensiunnya dengan tenang.
Ketika wartawan Trubus menemui Catherine pada 19 Januari 2011, ia tampak bugar. Bicaranya
juga panjang lebar, tanpa tersendat-sendat, bahkan sulit terpotong. Sekarang, ‘Tidak ada lagi
rasa sesak napas di dada,’ kata Catherine riang yang pensiun pada Oktober 2010 itu. Secara
umum kondisi kesehatannya membaik dengan indikasi tanpa sesak napas, bugar, tak mudah
lelah, dan lancar berbicara. Sayangnya, perbaikan kondisi itu belum dibuktikan melalui
pemeriksaan secara medis.
Pemanfaatan daun sirsak untuk membantu kesembuhan pasien sejalan dengan beberapa
penelitian ilmiah. Para ahli menemukan senyawa aktif acetogenins dalam daun durian belanda
alias sirsak. Peneliti di Sekolah Farmasi, Osaka University, Jepang, Naoto Kojima, berhasil
mensintesis senyawa itu yang bersifat antitumor. Selain itu, Kojima juga mensintesis senyawa
murisolin dalam daun sirsak bersifat sitotoksik pada sel tumor manusia dengan potensi antara
105 - 106 kali adriamycin - obat kemoterapi.
Peneliti dari Sekolah dan Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono
Sastrodihardjo PhD juga membuktikan khasiat daun sirsak. Ia meriset bersama Jerry McLaughlin
dari Purdue University, Amerika Serikat. ‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat).
ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga
membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo.
Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding
mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker atau tumor pun berhenti dan
akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker
yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam
tubuh. Berkat bantuan daun sirsak, kesehatan Catherine kian membaik. (Endah Kurnia
Wirawati)
Prof Soelaksono, meneliti daun sirsak bersama tim dari Purdue University, Amerika Serikat
Daun sirsak mengandung acetogenins pembunuh sel kanker
Hasil CT scan yang menunjukkan pembesaran tiroid sebelah kiri hingga melebar dan berukuran
48,9 mm (normal 15 - 20 mm)
Tiroid
Kelenjar Tiroid dan Trakhea
Akibat pembekakan, kelenjar tiroid menyempitkan saluran trakhea menjadi 10 mm. Idealnya
ukuran saluran trakhea 16 - 18 mm
Daun Sirsak Memang Antikanker
FRIDAY, 01 APRIL 2011 13:44 ADMINISTRATOR
16
(Bukti Ilmiah & Empiris)
“Semula saya bukan orang yang percaya herbal, tapi melihat keampuhan daun sirsak mengatasi
kanker, saya kini percaya herbal,” kata Hendarlin.
Bentuk kepercayaan Hendarlin terhadap herbal antara lain dengan menanam sirsak Annona
muricata di halaman depan dan belakang rumahnya. Sembilan pohon beragam umur itu
tumbuh subur. Selain untuk keperluan sendiri, ia juga memberikan daun tanaman anggota
famili Annonaceae itu kepada kerabat dan tetangga. Hendarlin sendiri yang menanam bibit
sirsak yang kini tumbuh 1 - 1,5 meter.
Pensiunan sebuah badan usaha milik negara itu menanam sirsak untuk mengobati
kekecewaannya yang tak kunjung sirna. Dua tahun silam, istri Hendarlin, Tuti, berpulang ke
pangkuan Tuhan setelah tujuh tahun berjuang melawan sel kanker payudara. Hendarlin
menempuh berbagai jalan untuk menggapai kesembuhan istrinya. Namun, akhirnya seperti
peribahasa Latin: homo proponit, sed Deus disponit, manusia berupaya, Tuhan yang
menentukan.
Sesal kemudian
Saat kerabatnya positif kanker payudara, setahun setelah kematian istri, Hendarlin memberikan
daun sirsak. Kondisi kesehatan kerabatnya terus membaik dan akhirnya sembuh. Sejak itulah ia
percaya khasiat herbal, terutama daun sirsak sebagai antikanker. Namun, di sisi lain, betapa
menyesalnya Hendarlin. Ia merasa “gagal menyelamatkan” istrinya. “Saya sangat kehilangan
dia. Sungguh ia istri yang baik dan sulit untuk mencari orang seperti dia,” kata Hendarlin
sembari berlinang air mata.
Penyesalan berkepanjangan itu karena Hendarlin merasa obat kanker ternyata murah harganya
dan relatif mudah untuk mendapatkannya. Namun, karena ketidaktahuannya, tentu saja
alumnus Universitas Indonesia itu tak dapat memberikan daun yang kaya senyawa acetogenins
kepada belahan jiwa. Senyawa itulah yang bersifat antikanker dan bekerja dengan menekan
produksi adenosina trifosfat (ATP) di mitokondria. Akibatnya sel kanker kehabisan energi dan
tamatlah riwayatnya.
17
Reni Hoegeng, anak Jenderal Hoegeng, mantan kepala Kepolisian, sejak Januari 2011 juga rutin
mengonsumsi rebusan lima daun sirsak. Frekuensi konsumsi sekali sehari. Ia mengantisipasi
serangan penyakit maut karena kerabatnya mengidap kista. Popularitas daun sirsak sebagai
herbal antikanker memang menanjak pada empat bulan terakhir. Banyak orang kini
mengonsumsi rebusan daun sirsak untuk mengatasi atau mencegah kanker, tumor, dan kista.
Padahal, semula masyarakat hanya memanfaatkan daging buahnya yang manis-masam dan
kaya antioksidan itu. Daun sirsak hampir “tak terdengar” sebagai herbal antikanker, pada
awalnya. Namun, kini kian banyak masyarakat memanfaatkannya. Meluasnya penggunaan daun
sirsak mungkin karena masyarakat mudah memperoleh sediaan itu, murah, dan yang penting
mujarab. Nelleke Sastromiharjo yang mengidap kanker otak, Titin Suprihatin (kanker payudara),
Darma Adhi (kanker usus), dan Ng Tung Hauw (kanker pita suara) hanya beberapa pasien yang
membuktikan khasiat daun sirsak.
Kesembuhan atau membaiknya kondisi kesehatan mereka memang bukan semata-mata karena
daun sirsak. Kepedulian keluarga dan kerabat turut berperan. Itulah sebabnya di halaman
sampul majalah Anda, terdapat pita berwarna lavender alias ungu muda sebagai simbol
kepedulian terhadap pasien kanker. Kaum perempuan pada era Romawi kuno memanfaatkan
bunga anggota famili Lamiaceae itu untuk mengharumkan air mandi dan pakaian di lemari.
Terkuaknya khasiat daun sirsak sebagai antikanker menambah khazanah pemanfaatan tanaman
obat di tanahair. Sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki 30.000 spesies
tumbuhan, lebih dari 9.600 tumbuhan berkhasiat obat. Namun, yang sudah kita manfaatkan
baru 350 tanaman obat. Konsumsi daun sirsak secara rutin semoga seperti makna kata lavender
- mencuci atau membasuh. Biarkan daun sirsak “membasuh” luka dan penyakit para pasien.
(Sardi Duryatmo/Peliput: Tri Istianingsih)
Daun Sirsak vs Kemoterapi (Ribuan Kali Lebih Kuat)
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 13:01 ADMINISTRATOR
‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja,
tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5
bulan. Hati Yanti justru remuk-redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker
serviks yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.
18
Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di
Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk,
nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit
menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.
Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya
sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA -
indikator adanya sel kanker - 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia
memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3
dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia
menjalani operasi untuk mengatasi kista.
Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama persis
dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi
herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar
Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.
Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan
tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan
Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa
serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan.
Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.
Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ketika itulah
Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor,
Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari
beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti
membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air hingga
mendidih.
Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri
Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian
buah berukuran sedang, bobot 6 - 7 ons. Sepotong buah Annona muricatacukup untuk sehari.
Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan
mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat perut
yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.
Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri
dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan
seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah
19
pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis
kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di serviks.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel
kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses.
Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis,
tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain
detoksifikasi adalah melalui keringat.
‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya
mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna
sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas
rebusan daun sirsak sekali sehari.
10.000 kali
Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya dalam 2
pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai setelah 3
bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan
informasi yang ia peroleh di internet.
Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili Annonaceae.
Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker
payudara di Palembang, Sumatera Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih mengonsumsi
rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi kesehatannya kian
membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak
menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu
mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)
Selain ke-3 jenis kanker - serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara ilmiah
mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset
peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin.
Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa
daun Annona muricatamanjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan
itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.
Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung,
Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin
menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan
beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian,
mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi
alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.
‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam tubuh.
Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’ kata
Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di
dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan
20
akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker
yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam
tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP.
Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel
kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.
Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product membeberkan
riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara,
Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali
lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.
Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk mengatasi
berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas.
Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memasukkan zat atau
obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–
UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak
efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50ekstrak kasar daun sirsak <
20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 - 15
daun sirsak masih aman dikonsumsi.
Tren sirsak
Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena
‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah.
Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan
mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman
Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.
Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan kerabatnya.
Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman,
hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di
Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang
kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel yang
sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.
Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat.
Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh
dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’
Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada
yang meresepkan secara tunggal - hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi
daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka meresepkan
daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker.
Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama sebagai
pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu untuk
mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di dalam
21
tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina
Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih
daun yang sedang - tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris
ke-4 hingga ke-6.
Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis di
Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun
sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun
sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus,
pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24).
Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona
muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain
yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria
Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar
meresepkan daun sirsak baru pada 2 - 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak meracik,
tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus.
Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam kapsul
seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka
mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak.
Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak,
Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010
mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun sampai
habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.
Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur,
yang mencapai 600 - 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4
bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit
durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 - 5.000 tanaman per bulan;
sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 - 50 cm di berbagai penangkar
Rp20.000 - Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya permintaan bibit sirsak berkaitan
dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang
juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu
mengeluarkan uang jutaan rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro
Anmi Tambunan, & Tri Susanti)
Serdadu Mungil
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 13:00 ADMINISTRATOR
22
Acetogenins sejatinya merupakan kumpulan senyawa aktif dalam daun sirsak. Periset dari
Sekolah Farmasi Purdue University, Jerry L McLaughlin serta Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD menemukan beberapa
senyawa aktif yang termasuk dalam acetogenins. Beberapa di antaranya adalah muricatocins A,
muricatocins B, annonacin A, trans-isoannonacin, annonacin-10-one, dan muricatocin.
Senyawa-senyawa aktif yang mereka temukan dalam daun sirsak Annona muricata itu manjur
mengatasi beragam sel kanker. Berikut fakta penghambatan senyawa acetogenins hasil riset
mereka di Laboratorium Kultur Sel, Pusat Kanker Purdue, Amerika Serikat.
Daun Ke-4
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:59 ADMINISTRATOR
'Jangan gunakan yang terlalu muda atau tua. Pilih daun ke-4 atau 5 dari ujung,’ kata Lina
Mardiana, herbalis di Yogyakarta, yang biasa memanfaatkan daun sirsak untuk terapi
pengobatan.
23
Pilihan daun ke-4 atau 5 bukan tanpa alasan. Menurut Dr Hamidah MKes, dosen Biologi
Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Airlangga, kemungkinan kandungan senyawa
annonaceous acetogenins - kandungan utama daun sirsak yang bersifat antikanker - terdapat
pada daun dengan kematangan sedang. ‘Pada daun yang terlalu muda, senyawa belum banyak
terbentuk. Sementara pada daun yang terlalu tua sudah mulai rusak sehingga kadarnya
berkurang,’ kata Hamidah.
Effendi - produsen herbal di Jakarta yang tertarik mengembangkan herbal daun sirsak -
merisetkan di sebuah lembaga penelitian di Jakarta. Ia meminta pasokan daun sirsak - muda,
sedang, tua - dari pengepul yang mengambil di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ‘Dengan
riset ini saya ingin mengetahui bagian mana yang lebih baik digunakan. Termasuk mana yang
lebih pas: digunakan segar atau kering,’ kata Effendi. Riset sejak November 2010 diperkirakan
selesai pada Januari 2011. (Tri Susanti/Peliput: Karjono)
Penawar Agar-agar
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:58 ADMINISTRATOR
Pada hari pertama konsumsi rebusan daun sirsak, Yanti Sumiati
tak merasakan perubahan berarti. Baru pada hari ke-2, ia
berkeringat dingin. Bagian punggung panas sekali. Ia menggigil. Selain itu perut juga perih.
‘Rasanya saya ingin menyilet perut sendiri dan melihat bagian dalam ada apa sih?’ kata
perempuan 32 tahun itu mengenang. Pada hari ke-3 konsumsi, kejadian itu terulang lagi.
Punggungnya malah kian panas sehingga Yanti berendam diri di bak mandi untuk
meredakannya.
Yulisnawati di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengidap kanker payudara dan
mengonsumsi daun sirsak mengalami hal sama. Ia merasakan panas dan nyeri di bagian
payudara. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati (46 tahun), menemukan fakta
serupa. Banyak pasiennya yang menghubungi Valentina pada hari ke-2 atau ke-3
pascakonsumsi daun sirsak. Mereka mengeluhkan panas dingin seperti keluhan Yanti. ‘Tapi tak
semua pasien begitu, pada umumnya pasien-pasien kanker,’ kata herbalis yang meresepkan
daun sirsak sejak 2006 itu. Pasien nonkanker tak menghadapi keluhan seperti itu.
24
Menurut pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS,
tubuh panas dingin merupakan indikasi obat sedang bereaksi. Oleh karena itu ia menyarankan
agar pasien meneruskan konsumsi daun sirsak. Pada hari ke-3 hingga kini, gejala seperti itu tak
pernah muncul. Herbalis lain, Lina Mardiana juga mendapat laporan serupa dari para pasien.
Untuk mengatasi hal itu, Mardiana menyarankan agar mereka merebus agar-agar hingga
mendidih dan meminumnya ketika dingin. Panas dingin itu hanya berlangsung 2 hari. Pada hari-
hari berikutnya pasien akan merasa nyaman. (Sardi Duryatmo)
Sirsak Stop Kanker Prostat
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:53 ADMINISTRATOR
Setiap kali berkemih, Sri Haryanto menahan nyeri yang luar biasa. Urine menetes perlahan
seperti air keluar dari kran yang tersumbat.
Kejadian itu menimpa Sri Haryanto pada malam hari. ‘Biasanya jam 9 malam saya mulai bolak-
balik ke kamar mandi,’ kata Sri. Dalam semalam ia bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan
lagi menahan sakit, sehingga herbalis di Yogyakarta itu mendatangi rumahsakit terdekat untuk
dikateter. Padahal, waktu sudah pukul 02.00 dinihari. Setelah dikateter, ia merasa lebih lega.
Namun, keesokan malamnya urine masih tetap mampat.
Setelah 4 hari tak kunjung membaik, Sri memeriksakan diri ke dokter. Kelenjar prostatnya
membengkak hingga 2,5 kali lipat ukurannya. Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Sri
menderita kanker prostat. Namun, karena usianya 70 tahun, dokter tidak memberikan pilihan
lain selain terapi dengan sinar laser. Pemilik klinik Anugrah Agung itu agak ketar-ketir. ‘Dari
buku yang saya baca, hanya 2 dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani terapi itu,’ kata
Haryanto.
Setengah abad
Menurut Haryanto, kanker prostat itu buah dari kebiasaan menahan buang air kecil saat
seminar dan acara lain. Kanker prostat cenderung menyerang pria di atas usia 50 tahun.
25
Menurut data National Cancer Institute (NCI), Amerika Serikat, 70% pengidap kanker prostat
berusia di atas 65 tahun.
Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan meninggal tanpa terapi. Sebagian lagi
merasakan gejala antara lain susah berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit
saat berkemih, serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI
terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 penderita kanker prostat baru di Amerika
Serikat, dan 32.050 di antaranya meninggal.
Selain menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat kepada Haryanto untuk konsumsi 3
kali sehari. Namun, Haryanto hanya menjalani terapi laser 2 kali dengan interval 3 bulan,
masing-masing selama 1 jam. Bersamaan dengan itu, ia memilih mengonsumsi tanaman obat
tradisional lantaran sudah terbiasa. Racikan jamu kunyit putih yang biasa ia berikan kepada
pasien pun ia minum. Untuk diuretik alias melancarkan kemih, Sri mengonsumsi seduhan
klembak berdosis 3 gram dengan air panas 3/4 gelas.
Yang istimewa, Sri menjadi rutin mengonsumsi jus buah sirsak. Sudah 10 tahun terakhir ia juga
meresepkan sirsak - baik daun atau buah - kepada pasien kanker. Namun, perkenalannya pada
sirsak untuk terapi pasien kanker terjadi jauh sebelum itu, tepatnya pada 1958. Ketika itu
Haryanto masih bekerja sebagai perawat di sebuah rumahsakit swasta milik salah satu
perusahaan ban. Salah seorang dokter yang bertugas di rumahsakit ketika itu berasal dari
Jerman.
Dokter itu selalu menyarankan untuk memberikan jus buah-buahan tertentu pada pasien
tergantung penyakit. Jus itu memang tidak serta-merta sebagai obat, tetapi sebagai makanan
tambahan. Sebab, dokter tetap memberikan obat kimia. Itu mirip pasien demam berdarah yang
mengonsumsi jus jambu biji Psidium guajava. Sementara para pasien bisul, infeksi, dan
budukan menikmati jus sirsak.
Budukan yang dimaksud adalah semacam benjolan pada daging yang tak lain berupa tumor.
Ketika itu istilah tumor atau kanker belum lazim. Dari pengalaman menjadi perawat dan
beragam informasi terbaru tentang sirsak itulah Haryanto mulai meresepkan Annona
muricata kepada pasiennya dan dirinya. Untuk pasien yang juga menderita diabetes, ia
menganjurkan untuk mengonsumsi daun. Sedangkan untuk pasien lain, bisa memilih buah.
Sebab, buah relatif manis dan kurang baik untuk penderita kencing manis.
Annomuricin
Bersamaan dengan menjalani terapi laser, Haryanto rutin mengonsumsi jus sirsak sebanyak 300
cc antara pukul 18.00 - 19.00 selama 3 bulan. ‘Harapannya, kandungan sirsak akan bereaksi saat
malam hari,’ kata Haryanto. Menurut Sri, sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan
membuang racun dari dalam tubuh. Hasilnya, kanker di prostatnya mengempis dan ia sudah
bisa berkemih dengan normal.
Herbalis lain di Yogyakarta, Lina Mardiana juga meresepkan daun dan buah sirsak untuk pasien
kanker. Lina meresepkan daun dan buah sirsak secara turun-temurun dari ibunya sejak 1970-
an.
26
Daun maupun buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi (maksimal kanker
stadium3). Biasanya diberikan jika pasien tidak tahan kemoterapi, cirinya sudah 1 - 2 kali kemo
tetapi badan lemah atau mual-mual.
Namun, tak jarang ada juga pasien yang tahan kemo dan daun sirsak diberikan bersama dengan
terapi kemo. ‘Khasiat daun/buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan
sel kanker dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ ujar Lina.
Pemanfaatan daun dan buah sirsak untuk membantu kesembuhan pasien kanker itu sejalan
dengan beberapa penelitian. Salah satunya penelitian Prof Soelaksono Sastrodihardjo dari
Institut Teknologi Bandung dan tim dari Purdue University, Amerika Serikat, yang membuktikan
sirsak berkhasiat antikanker. Senyawa annomuricin E yang diisolasi dari daun sirsak itu memiliki
efek sitotoksik pada beberapa sel kanker yang diuji termasuk sel PC-3 (karsinoma prostat). Area
penghambatan senyawa kelompok acetogenin itu terhadap sel kanker prostat mencapai 2,28 x
10-1
. (Tri Susanti)
Jus buah sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan membuang racun dari dalam tubuh
Kanker menyebabkan pembengkakan kelenjar prostat yang dapat menutup/menghambat
saluran kemih. Akibatnya sebagian penderita merasakan gejala susah berkemih
Sri Haryanto, kanker di prostat mengempis setelah menjalani terapi laser, meminum ramuan
kunyit putih, dan rutin mengonsumsi jus buah sirsak
Dari Garut Mengguncang Dunia
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:52 ADMINISTRATOR
•
•
•
•
•
•
•
•
Lima belas tahun silam, Dr Jerry McLaughlin, dari Universitas Purdue, Amerika Serikat,
berkelana ke Garut, Jawa Barat. Bersama para mahasiswanya Jerry mengumpulkan daun sirsak,
mengeringkan, lalu menerbangkan ke Amerika. Riset yang dilakukannya bersama Prof
Soelaksono Sastrodihardjo dari ITB, Bandung, mengungkap sirsak sebagai antikanker.
27
Ketika itu, sepanjang 1995 - 1996, Soelaksono begitu sibuk. Entomolog dari Departemen
Biologi, Institut Teknologi Bandung, itu menangani proyek Bank Dunia yang tengah meriset
daun sirsak. ‘Ketika itu saya direktur di Pusat Antar Universitas Ilmu hayati. Semua bahan alami
dikumpulkan atas nama ITB. Sebetulnya sirsak juga banyak di Amerika Selatan, tapi akses
McLaughlin ke sana mungkin lebih sulit,’ kata Soelaksono kepada wartawan TrubusEndah
Kurnia Wirawati.
Menurut Soelaksono, sebelum dikenal sebagai antikanker, tanaman sirsak - biji dan daun -
dikenal di tanahair sebagai pestisida alami. ‘Bijinya bisa membunuh larva hama
seperti Helicoverpa armigera,’ katanya. McLaughlin yang dikenal sebagai farmakolog menduga
sifat sitotoksik sirsak pada serangga dapat dipakai untuk membunuh sel kanker. Saat meriset,
McLaughlin juga dibantu mahasiswa asal Korea Selatan, Feng E Wu.
Penelusuran Trubus, riset sirsak untuk kesehatan manusia telah dilakukan 70 tahun silam. Pada
1941 - 1962, para peneliti hanya menemukan khasiat sirsak - buah, daun, kulit batang, biji, dan
akar sirsak - sebagai antibakteri, anticendawan, dan antiparasit. Baru pada 1976 The National
Cancer Institute meneliti khasiat sirsak sebagai antitumor dan antikanker. Diduga riset lama
itulah yang mendorong McLaughlin menelitinya sebagai antikanker.
Tertutup
Dari daun sirsak asal Garut itu lalu terungkap senyawa kelompok acetogenin yang ampuh
melawan kanker. Di jurnal-jurnal yang terbit di Amerika Serikat sepanjang 1996 - 1998
McLaughlin mempublikasikan senyawa acetogenin itu terdiri dari muricatosin A, muricatosin B,
annomuricin E, muricapentocin, annopentocin A, annopentocin B, dan annopentocin C. ‘Prinsip
dasarnya acetoginin menghambat ATP yang dibutuhkan oleh sel kanker,’ kata Soelaksono.
Sayang, riset berharga itu tidak serta-merta membuat daun sirsak ramai dipakai sebagai
antikanker. ‘Sebuah perusahaan farmasi berusaha menutupi informasi itu selama puluhan
tahun. Bila terungkap, maka obat kemoterapi bakal tak laku karena kekuatan acetoginin
membunuh sel kanker 10.000 kali lebih kuat ketimbang obat kemo,’ kata Dr Reza Tirtawinata,
ahli buah di Bogor, yang pertama kali mengabarkan khasiat sirsak pada Trubus 2 tahun silam.
Yang istimewa acetogenin beda dengan obat kemo yang membunuh semua sel. Menurut Prof
Dr H Ervizal A M Zuhud MS, ketua Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (Toga) Bina
Sehat Lestari Gunung Leutik, Bogor, Jawa Barat, acetogenin menyerang sel kanker secara
selektif. ‘Sel abnormal diserang, tapi sel normal dibiarkan,’ kata Ervizal. Dengan begitu efek
samping kemo seperti kebotakan dan daya tahan tubuh yang drop dapat dihindari.
Menurut Soelaksono acetogenin mengganggu perkembangan sel kanker dengan cara
mengurangi jumlah ATP yang dibutuhkan sel kanker. Caranya, acetogenin masuk dan
menempel pada dinding sel, lalu masuk ke dalam sel dan merusak ATP di dinding mitokondria.
‘Sel kanker butuh banyak energi untuk berkembang sehingga akan mati bila ATP sebagai
sumber energi dihambat,’ kata Soelaksono. Sel sehat tak diserang karena tidak butuh banyak
energi.
Paten
28
Kini acetogenin asal sirsak itu disebut-sebut mampu mengatasi 12 sel kanker. ‘Di Amerika
sampel dari Indonesia diujicobakan pada sel kanker paru, payudara, kolon, dan beragam sel
kanker lainnya,’ tutur Soelaksono. Sayang, hanya McLaughlin yang memperoleh paten dari
penelitian itu. Soelaksono sebagai peneliti tak memperolehnya. Namun, nama Soelaksono dan
ITB bertebaran di jurnal-jurnal yang meriset senyawa sirsak.
Belakangan riset sirsak itu diikuti dengan ramainya riset keluarga Annonaceae yang lain. Pada
awal 2000 Dr Hamidah MKes, pengajar di Universitas Airlangga, Surabaya, mempublikasikan
acetogenin pada sirsak itu juga ditemukan pada srikaya Annona squamosa dan mulwo Annona
reticulata. Penelitian Hamidah membuktikan, secara genetik kandungan senyawa kimia
keduanya sama persis sehingga bermanfaat sama. ‘Bahkan, peneliti di Amerika Selatan
mengatakan khasiat paw paw alias mulwo terhadap kanker lebih bagus daripada sirsak, tapi
sebetulnya sama saja,’ kata Soelaksono. Dari Garut, daun sirsak mengguncang dunia. (Destika
Cahyana/Peliput: Endah Kurnia Wirawati dan Lastioro Anmi Tambunan)
1. Daun sirsak, dari Garut, Jawa Barat, diambil dan diteliti di Amerika Serikat untuk diuji
pada sel kanker
2. Acetoginin masuk dalam sel dan merusak ATP yang menjadi sumber energi sel kanker di
dinding mitokondria
3. Meski hanya McLaughlin yang memperoleh paten sirsak, nama Soelaksono
Sastrodihardjo dan ITB bertebaran di jurnal-jurnal internasional
4. Prof Soelaksono Sastrodihardjo, teliti sirsak pada 1995 - 1996 dengan biaya dari Bank
Dunia
Ampuhnya Sebatang Zuurzak
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:50 ADMINISTRATOR
Melalui tes DNA pada 2008 terungkap penyebab kematian Firaun Tutankhamun di Mesir pada
1324 SM. Firaun dari dinasti ke-18 itu meninggal dalam usia muda - 19 tahun - karena malaria,
pembunuh terbesar sepanjang abad.
29
Malaria memang menjadi momok. Bahkan sampai saat ini penyakit yang disebarkan melalui
vektor nyamuk anopheles itu tetap ditakuti, meskipun berbagai obat seperti kina sudah
ditemukan. Pemakaian obat-obatan itu kini justru menimbulkan resistensi terhadap parasit
malaria. Apalagi nyamuk, seperti lalat kini telah beradaptasi sedemikian rupa terhadap kondisi
lingkungan sehingga kemampuan bertahan hidup mereka semakin tinggi.
Menurut Dr Sukrasno dari Sekolah Farmasi ITB di Bandung, resistensi itu salah satunya timbul
karena pemakaian obat yang tidak benar. ‘Seharusnya diminum teratur, tetapi tidak sehingga
efeknya antiparasit pada obat tidak mampu memicu tubuh untuk menghasilkan enzim yang
dapat menguraikan antiparasit di obat untuk melawan plasmodium,’ katanya. Dampaknya perlu
obat baru untuk melawan penyakit malaria.
Salah satu ‘obat’ itu adalah ekstrak akar sirsak. Ia memang tidak diberikan kepada manusia,
tetapi lebih ditujukan kepada larva nyamuk vektor itu. Riset Sulastri dari Universitas Diponegoro
pada 2005, misalnya, memperlihatkan ekstrak akar sirsak yang mengandung senyawa aktif
annonain, tanin, dan alkaloid, sudah mampu membunuh larva nyamuk Anopheles aconitus,
nyamuk vektor malaria dari daerah persawahan pada konsentrasi rendah, sekitar 0,01%.
Multiguna
Sejatinya seluruh bagian tanaman Annona muricata memiliki khasiat. Berbagai riset di Amerika
Selatan dan Afrika menunjukkan fakta itu. Daunnya memiliki kegunaan antara lain untuk
mengobati penyakit tekanan darah tinggi alias hipertensi, demam, hingga cacingan. Kulit
batangnya bahkan mampu memperbaiki kinerja jantung seperti terungkap dalam karangan
Asprey dan Thornton pada Medical Plants of Jamaica III (1955).
Sejatinya buah sirsak yang paling banyak dimanfaatkan. Buah sirsak kaya vitamin C, mencapai
20 mg/100 g dan vitamin B. Daging buahnya beraroma baik sehingga industri eskrim
memakainya sebagai pengharum. Dalam industri sari buah, buah sirsak merupakan bahan
penting untuk minuman. Jadi dengan seabrek keunggulan itu pantas bila K. Heyne dalam
Tumbuhan Berguna Indonesia (1987) mengungkapkan kekagumannya dalam sebaris kalimat,’
Buahnya dipuji oleh semua penulis’.
Selain untuk kesehatan zuurzak - sirsak dalam bahasa Belanda - memiliki manfaat lain di bidang
lingkungan. Tak percaya? Diah Meidianti, pekebun sayuran organik di Cibubur, Jakarta Timur,
membuktikan daun sirsak bisa menghalau hama ulat daun Plutella xylostella. ‘Daun muda sirsak
membuat serangan ulat turun sampai 40 - 60%,’ katanya. Aplikasinya sederhana. Diah
merendam daun selama 5 jam supaya lunak, kemudian melumatkannya. Ekstrak dari 100 - 300
g daun lantas dilarutkan ke dalam 1 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman.
Langkah itu cocok sebagai upaya preventif atau pencegahan. Nah bila populasi ulat daun
meledak, aplikasi itu dapat ditambah dengan memberikan daun tembakau atau serbuk biji
mimba. ‘Perbandingannya bisa sama untuk satu aplikasi,’ ujar Diah yang menyebutkan biji
sirsak juga bisa dipakai, tetapi agak merepotkan karena perlu menumbuknya. (Dian Adijaya
S/Peliput: Endah Kurnia W)
Sentosa Karena Graviola
30
FRIDAY, 31 DECEMBER 2010 12:39 ADMINISTRATOR
Jangankan berangkat siaran, bangkit dari tempat tidur saja, sukarti tak mampu. Telapak kaki
membengkak. Jika tersentuh sedikit saja, rasanya nyeri.
Mestinya Sukarti memang siaran di sebuah stasiun radio di Jakarta Timur. Namun, pagi pada
pertengahan 2008 itu ia tak dapat melangkah. Suaminya bertindak cepat, mengangkat Sukarti
ke sebuah klinik. Biang keladi persoalan itu adalah kadar asam urat yang membubung, yakni 6,8
mg/dl; kadar normal, 6 mg/dl. Ketika itulah ia teringat petuah kakek, obat asam urat adalah
buah sirsak. Hari itu juga ia minta tolong kepada pramuwisma untuk mencari dan membuat jus
sirsak.
Perempuan 55 tahun itu mengonsumsi segelas jus sirsak 2 kali sehari. Begitulah menu Sukarti 4
hari berturut-turut. Pada hari ke-5 ia mampu berjalan dan bekerja seperti sedia kala. Sayang, ia
tak memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kadar asam urat. Namun, yang pasti setelah
rutin menyeruput jus sirsak tanpa gula dan tanpa es itu bengkak di telapak kaki mengempis.
Bersamaan dengan itu rasa nyeri juga hilang.
Multikhasiat
Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan tradisional di tanahair. Secara
turun-temurun masyarakat mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh.
Masyarakat Aceh, misalnya, menyantap buah sirsak untuk mengatasi hepatitis. Selain itu
mereka juga memanfaatkan daun sebagai obat batuk. Bagi etnis Sunda buah sirsak yang masih
muda berfaedah sebagi penurun tekanan darah tinggi; daun, untuk menghilangkan mual, bisul,
dan rematik.
Etnis Madura memanfaatkan buah sirsak untuk meredakan diare dan sakit perut. Adapun etnis
Kutai memilih daun untuk mengobati diare. Masyarakat etnis Dayak percaya mengonsumsi
buah sirsak menghilangkan mual. Secara empiris buah atau daun Annona muricata manjur
mengatasi beragam penyakit. Daun berfaedah untuk mengatasi luka borok, bisul, kejang,
31
jerawat, dan kutu rambut. Sedangkan buah graviola atau sirsak berkhasiat untuk mengobati
disentri, empedu akut, dan kencing batu.
Untuk meramu daun sirsak relatif mudah. Pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian
Bogor, Prof Dr Ir Ervizal A. M Zuhud, MS, mengatakan untuk memperoleh khasiat itu kita dapat
merebus daun dan membuat jus daging buah. Zuhud yang juga menjabat kepala Bagian
Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan IPB merebus 10 daun tua
dalam 2 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, ia menyaring, dan hasil rebusan siap
konsumsi.
Banyak herbalis yang meresepkan sirsak. Sarah Kiswanti, herbalis di Bandung, Jawa Barat,
memakai daun sirsak untuk mematangkan bisul. Caranya, “Tumbuk daun lalu oleskan ke bisul.
Setelah pecah, olesi bagian yang luka dengan antiseptik,” kata Sarah. Ia juga memanfaatkan
daun sirsak untuk antikejang. Menurut herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, daun sirsak
memang tokcer mengatasi radang seperti bisul. Selain itu, “Daun sirsak dapat menyembuhkan
keputihan, meluruhkan kolesterol, dan hipertensi,” kata Lina.
Sabar
Pasien memang perlu sabar hingga menggapai kesembuhan. Harap mafhum, layaknya herbal
lain efek penyembuhan baru terasa setelah rutin mengonsumsi daun sirsak selama 1 bulan.
Berdasarkan pengalaman Lina, daun sirsak dapat menuntaskan penyakit yang disebabkan
radang dalam waktu 3 bulan. Doker dan herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS juga
sepakat. Menurut Willie penggunaan terapi kanker lebih lama lagi tergantung stadium.
Willie meresepkan daun sirsak dengan beberapa herba lain. Biasanya ia menggabungkan 3—4
macam tanaman obat. Harap mafhum, “Ada 2 tipe penyakit: panas dan dingin. Tipe yang sama
berlaku untuk tanaman obat. Sirsak, bersifat netral sehingga cocok mengatasi radang dan
kanker yang bersifat panas serta gondok bersifat dingin,” kata Willie. Gejala penyakit tipe panas
tampak dari lidah merah, selaput kuning, nadi cepat, air seni pekat, dan demam. Sebaliknya,
dingin dapat kelihatan dari selaput lidah licin dan urine bening.
Tanaman obat bersifat dingin adalah sambiloto, akar alang-alang, lendir lidah buaya, dan daun
lotus. Sedangkan tanaman obat bersifat panas seperti jahe, ginseng, tembolok ayam, dan sisik
trenggiling bagus untuk memperkuat daya tahan tubuh. Berikut resep dan cara membuat
ramuan sirsak. (Lastioro Anmi Tambunan/Peliput: Endah Kurnia, Sardi Duryatmo, dan Tri
Susanti).
Resep Tokcer
1. Relaksasi dan membuat tidur
Tiga lembar daun sirsak. Cuci daun sirsak, masukkan dalam secangkir air panas lalu diamkan
selama 5—10 menit. Setelah itu angkat daun. Untuk menambah citarasa, tambahkan gula dan
beri perasan jeruk lemon.
32
2. Bisul
• Ambil 15—30 g daun sirsak segar. Cuci bersih lalu peras sampai keluar ekstrak. Minum
ekstrak daun sirsak 3 kali sehari. Ampasnya untuk mengompres bisul.
• Bila direbus, masukkan 10 g daun sirsak kering dalam 3 gelas air. Angkat sampai
menjadi 1 gelas air. Setelah itu minum 3 kali sehari.
• Cara lain: ambil segenggam daun sirsak. Tumbuk sampai halus lalu taruh di sekeliling
bisul. Biarkan sampai mengering. Ulangi sampai bisul pecah. Setelah itu oleskan
antiseptik.
• Antikejang
Rebus 7 lembar daun dalam 3 gelas air. Saring sampai menjadi 1 gelas. Tambahkan sedikit gula
merah dan garam. Minum setengah gelas setiap pagi dan sore hari.
4. Pengobatan tradisional di Belize, Amerika Tengah.
• Menurunkan panas: Rebus daun sirsak atau minum teh daun sirsak. Cara lain,taruh
beberapa lembar daun sirsak dalam bak mandi.
• Cacar: Remas daun sirsak segar, oleskan ke kulit.
• Rematik dan eczea: Blender daun sirsak muda sampai seperti bubur. Lulurkan ke kulit.
Cara itu dapat meringankan penyakit.
• Kaki bengkak dan pembengkakan lain: kompres bagian yang bengkak dengan daun
sirsak yang dijadikan seperti teh.
• Jus buah sirsak dapat mengatasi urethritis, haematuria and liver ailments
5. Keputihan
Campur 15 lembar daun sirsak dengan 5 ruas jari kunyit yang telah dipotong-potong. Lalu
masukkan dalam air sebanyak 5 gelas, tambahkan garam, madu atau gula merah. Setelah itu
rebus sampai jadi 3 gelas air. Minum rebusan 3 kali sehari masing-masing segelas.
6. Darah tinggi
Rebus daun sirsak dan rambut jagung manis (muda) dan minum 2—3 kali sehari.
7. Kolesterol
33
Ambil 3—5 daun sirsak lalu rebus dalam 3 gelas air. Angkat dan saring daun setelah menjadi 1
gelas. Minum secara rutin setiap hari selama sebulan. Cara lain: jus 50—100 g/hari buah sirsak.
***
Penghalau Hama Jadi Obat
TUESDAY, 28 DECEMBER 2010 18:03 SAPIKUPERKASA
Lima belas tahun silam, Dr Jerry McLaughlin, dari Universitas Purdue, Amerika Serikat,
berkelana ke Garut, Jawa Barat. Bersama para mahasiswanya Jerry mengumpulkan daun sirsak,
mengeringkan, lalu menerbangkan ke Amerika. Riset yang dilakukannya bersama Prof
Soelaksono Sastrodihardjo dari ITB, Bandung. Sulaksono—entomolog dari Departemen Biologi
ITB itu usai meriset khasiat biji sirsak Annona muricata untuk menghalau perusak daun
jagung Helicoverpa armigera.
Namun, kedatangan Jerry ke ITB sama sekali tidak berhubungan dengan jagung. Farmakolog
Amerika itu malah tertarik meneliti sirsak untuk pengobatan. Yang mengherankan, Jerry abai
dengan buah kerabat srikaya itu. Ia malah tertarik daun, kulit batang, biji, dan akarnya. Rupanya
Jerry menemukan khasiat superampuh daun sirsak: terapi antikanker. Sayang, kalangan medis
tidak serta-merta menyambut penemuan Jerry dengan tangan terbuka. Sebaliknya, mereka
malah merahasiakan inovasi bermanfaat itu.
Alasannya? "Obat kemoterapi bisa-bisa tidak laku," kata Dr Ir Mohamad Reza Tirtawinata, pakar
dan pecinta buah yang mengabarkan khasiat daun sirsak kepada Trubus. Apakah daun sirsak
benar-benar ampuh melawan kanker? Apa buktinya? Bagaimana cara kerjanya? Semuanya
terungkap dalam Trubus nomor 494 edisi Januari 2011 mendatang. Jangan sampai ketinggalan,
segera dapatkan di semua cabang Toko Trubus dan semua toko buku Gramedia mulai 2 Januari
2011.
Graviola untuk Kanker Otak
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:56 ADMINISTRATOR
34
Sedianya Nelleke Sosromihardjo menghadiri pesta pernikahan adiknya pada Juli 2009. Namun,
usai mandi dan berpakaian rapi, bukannya berangkat ke pesta, tetapi ia justru tidur pulas di
kamarnya.
nak-anaknya lebih dulu berangkat ke pesta pernikahan karena membawa kue dan penganan
lain. Sedangkan suaminya berangkat dari kantor. Keesokan harinya keluarga bertanya alasan
Nelleke tak menghadiri pesta pernikahan sang adik. Nelleke kaget, “Oh ya… padahal, kemarin
saya sudah mandi. Kok lupa ya?” Ia benar-benar alpa bahwa kemarin adiknya melangsungkan
pernikahan. Nelleke Sosromihardjo lupa menepati janji.
Setelah kejadian itu, ingatannya malah memburuk. Perempuan 53 tahun itu tak dapat
mengetahui nama hari atau nama benda di sekitar dia. Jika minta tolong kepada pramuwisma
untuk mengambil sesuatu, ia hanya menunjuk benda yang dimaksud, tanpa menyebut
namanya. Ia sering salah sebut nama hari atau tanggal. Meski demikian ia bersikeras dirinya
yang benar. Bahkan, pada siang hari yang terang benderang, ia tidak tahu apakah itu pagi,
siang, sore, atau malam.
Tanpa respon
Keluarga membawa Nelleke ke sebuah rumahsakit di Jakarta Selatan pada Juli 2009 karena
kondisinya kian mengkhawatirkan. Setelah melalui pemeriksaan intensif, antara lain dengan
pencitraan resonansi magnetik (MRI magnetic resonance imaging), dokter mendiagnosis
Nelleke positif kanker otak. Sel kanker metastasis ke pelipis kanan dan menekan saraf-saraf
motorik di kepala.
Untuk mengatasi penyakit ganas itu, dokter menyarankan agar Nelleke menjalani operasi
pengangkatan sel kanker. Sayangnya, di rumahsakit itu fasilitas tak begitu lengkap sehingga
dokter merujuk ke rumahsakit lain di Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Pascaoperasi Nelleke mengonsumsi lebih dari 5 jenis obat 3 kali sehari. Kondisi kesehatan
Nelleke pun berangsur pulih. Ia mampu menyebut nama-nama benda di sekitarnya.
Namun, sepuluh bulan berselang, pada Mei 2010, tiba-tiba kondisi Nelleke memburuk. Dokter
yang dulu menangani Nelleke dalam operasi, memang telah memprediksi bahwa dalam
35
setahun mendatang sel kanker tumbuh lagi. Nelleke tak mampu berkomunikasi. Jika keluarga
atau kerabat memanggil namanya, ia tak menyahut. Menurut suster yang merawat di rumah,
Nelleke menolak makan dan minum. Ibu tiga anak itu tidak mau melakukan apa pun. Adik
Nelleke, Tirza Tuwahatu, yang menjenguk melihat kondisi Nelleke yang datar. “Matanya
kosong, ia menatap ke depan dan tidak ada reaksi, meski namanya dipanggil,” kata Tirza.
Keluarga kembali membawa Nelleke itu ke rumahsakit di Kota Tangerang Selatan. Menurut
dokter yang memeriksanya, kondisi Nelleke memburuk juga diperparah oleh karena perawat di
rumah tak memberikan obat. Perawat tak telaten karena untuk minum satu obat, Nelleke
membutuhkan 15 menit. Harap mafhum, fungsi motorik tenggorokannya belum pulih benar.
Tirza sebenarnya curiga karena tiap kali bertanya kepada perawat, apakah sudah memberikan
obat, ia selalu menjawab sudah.
Padahal, dengan obat yang begitu banyak seharusnya perlu waktu agak lama untuk
meminumkannya. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan bahwa kanker otak
membesar dalam sembilan bulan sejak operasi pada Agustus 2009. Untuk mengatasinya,
Nelleke menjalani lima kali kemoterapi pada Juni 2010. Setelah operasi kedua, keadaan Nelleke
berangsur-angsur pulih.
Ia bisa berjalan, meski perlahan-lahan. Selain itu memori Nelleke tampak lebih baik. Ia mampu
mengingat dan menyebut nama-nama benda setelah operasi kedua. Namun, pada pertengahan
Agustus 2010, ia bagai tak putus dirundung malang. Nelleke mendadak tidak bisa berjalan
sehingga memerlukan bantuan orang lain dengan duduk di atas kursi roda. Saat itu ia juga
kesulitan berbicara. Kesehatannya kembali memburuk.
Untuk ketiga kalinya, keluarga bergegas membawa Nelleke ke rumahsakit. Mengutip pendapat
dokter, Tirza Tuwahatu mengatakan bahwa kemoterapi tidak memberikan pengaruh positif,
justru merusak organ tubuh lain. Obat kemoterapi sama sekali tidak menyentuh sel kanker.
Akibatnya sel kanker kembali membesar beberapa milimeter. Menurut dr Andhika Rachman
SpPD, ahli kanker dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, keberhasilan kemoterapi
konvensional untuk mengatasi kanker otak memang kecil.
Tingkat keberhasilan kemoterapi cukup baik untuk kanker otak jinak seperti meningioma dan
jika hanya sedikit massa yang diambil. Artinya sel kanker masih kecil. Namun, setelah
kemoterapi biasanya pasien mengalami gejala sisa mirip pasien stroke. “Makin besar massa
kanker, makin besar pula gejalanya,” kata dr Andhika Rachman SpPD. Itulah sebabanya
pengobatan kanker otak sebaiknya dengan penyinaran lebih banyak dan operasi
pengangkatan.
Masih misteri
Andhika Rachman dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik Rumahsakit Ciptomangunkusumo
mengatakan bahwa sampai saat ini penyebab pasti munculnya kanker otak masih misteri. Tidak
seperti kanker paru yang diakibatkan kebiasaan merokok. Gejala awal kanker otak berupa sakit
kepala yang makin lama bertambah intensitasnya berbanding lurus dengan besarnya massa
36
kanker di otak. Artinya, ketika massa sel kanker bertambah besar, maka intensitas sakit juga
meningkat.
Selain itu, “Rasa sakit tergantung dari struktur organ yang ditekan oleh kanker. Sebab, kepala
atau tengkorak bersifat rigid, tidak bisa mengikuti pertambahan volume sehingga massa otak
terimpit,” ujar dokter alumnus Universitas Indonesia itu. Oleh karena itu gejala neurologis yang
timbul akibat sel kanker sangat tergantung pada bagian yang didesak. Kadang-kadang muncul
sakit kepala dengan penglihatan ganda atau diplopia. Menurut Rachman itu akibat daerah
percabangan saraf atau optik bagian depan terserang sel kanker.
Namun, jika di daerah belakang yang terserang kanker, maka menyebabkan gangguan
keseimbangan. Pada umumnya penderita kanker otak merasakan sakit kepala yang hebat
sekali. Sialnya, meski pasien disiplin mengonsumsi obat analgetik, tak cukup untuk meredakan
sakit hebat itu. “Bila posisi kanker di daerah lindik, kadang-kadang emosinya berubah-ubah,”
kata dokter spesialis penyakit dalam itu. Harap mafhum, lindik memang berfungsi sebagai
pengatur pusat emosi.
Singkat kata tulang tengkorak bersifat rigid atau tetap. “Sakit kepala timbul karena tekanan
yang tinggi,” kata Rachman. Menurut dr Budi Darmawan Machsoos SpPD dari Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, lokasi tumor pada organ vital lebih cepat menimbulkan
keluhan atau gejala yang khas. Organ vital itu antara lain otak, paru, pankreas, dan ginjal.
Semakin lanjut stadium tumor, maka kian banyak keluhan.
Andhika Rachman mengatakan bahwa deteksi dini sel kanker paling bagus agar dapat
penanganan tepat. Namun, pada kasus kanker otak, tidak semua bisa diangkat. Sebab, prinsip
pengangkatan sel kanker termasuk area di sekitarnya hingga margin 2 mm. “Jika area dengan
margin 2 mm diambil, massa otak bisa habis,” kata Rachman. Oleh karena itu pengangkatan
kanker otak sebaiknya ketika sel kanker masih kecil atau belum menekan saraf otak.
Mengecil
Ketika kondisi Nelleke tak kunjung membaik, Tirza memberikan ekstrak daun sirsak dan herbal
lain seperti sambiloto atas saran seorang herbalis. Sambiloto Andrographis paniculata berperan
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh Nelleke. Ketika kekebalan tubuh meningkat,
mampu mengatasi gangguan kesehatan. Tirza menuangkan isi kapsul, mencairkan, dan
memberikan kepada Nelleke. Dosis masing-masing satu kapsul tiga kali sehari.
Menurut dr Andhika Rachman SpPD herbal sebagai terapi suportif seperti dilakukan Nelleke
bagus sekali. “Pertama, karena adanya senyawa antikanker dalam herbal itu. Kedua, akan
meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Rachman. Ia tidak menyarankan herbal, tapi juga tidak
melarang jika pasiennya ingin meminumnya. Yang penting dosisnya jelas.
Perkembangan signifikan terjadi setelah 12 hari Nelleke rutin mengonsumsi kapsul daun
graviola alias sirsak. “Ia sudah bisa merespon jika ada yang memanggil namanya, diajak bicara
sudah bisa menjawab meski masih terbata-bata. Ia pun bisa mengangkat tangannya setinggi
bahu,” kata Tirza. Saat ini pengobatan Nelleke hanya berupa ekstrak herbal seperti daun sirsak
dan sambiloto serta fisioterapi. Ahli fisioterapi dari sebuah rumahsakit di Jakarta Barat datang
37
ke rumah Nelleke di Jakarta Selatan. Frekuensi fisioterapi tiga kali sepekan masing-masing
selama satu jam.
Nelleke memeriksakan diri terakhir pada awal Maret 2011. Hasil pemindaian menunjukkan
bahwa ukuran sel kanker mengecil. Sayang, ketika Trubus ingin melihat hasil rekam medis,
Nelleke dan Tirza belum dapat memberikan. Sebab, anak-anaknya yang bermukim di Bandung
membawa rekam medis itu. Informasi itu Trubus peroleh, setelah pulang liputan di Bandung.
Trubus mewawancarai Nelleke di Jakarta.
Perihal membaiknya Nelleke dari kanker otak belum ada riset ilmiah yang mampu menjelaskan
secara rinci. Uji praklinis daun sirsak pada umumnya untuk mengatasi kanker serviks, payudara,
prostat, kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Peneliti di Sekolah Farmasi Purdue
University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin, pun menggunakan ke-7 sel kanker itu.
Prevalensi kanker otak memang relatif rendah ketimbang kanker payudara, misalnya.
Menurut data Direktorat Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada 2007, pasien kanker
terbanyak yang dirawat di rumahsakit adalah pasien kanker payudara mencapai 8.277 orang,
kanker serviks (5.786), kanker hati (4.759), dan leukemia (3.645). Peneliti di Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD meriset daun
sirsak bersama Jerry L McLaughlin. Mereka menemukan senyawa aktif acetogenins di dalam
daun anggota famili Annonaceae itu.
Uji praklinis membuktikan bahwa acetogenins menghambat adenosina trifosfat (ATP), sumber
energi bagi sel kanker. Padahal, sel kanker memerlukan banyak energi karena pembelahan yang
sangat cepat. Akibat penghambatan itu maka sel kanker kekurangan pasokan energi sehingga
akhirnya sel kanker mati. Acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang
memiliki kelebihan ATP; sel-sel lain yang normal di dalam tubuh, tak diserang.
Jerry McLaughlin bersama Gina Belessa dan Jerry Loren memang meriset khasiat antikanker
otak. Namun, mereka memanfaatkan pawpaw Asimina triloba. Antara sirsak Annona muricata
dan pawpaw Asimina triloba memang masih sekerabat. Kedua tanaman itu sama-sama anggota
famili Annonaceae. McLaughlin memberikan ekstsrak daun pawpaw kepada enam penderita
kanker otak pada Februari 2003. Namun, Journal of Application Publication yang terbit pada
16 Juli 2009, hanya menyebutkan kondisinya membaik (feeling well).
Perbaikan kesehatan Nelleke relatif bagus karena mampu merespon ketika kerabat dan
keluarga memanggil namanya. Ia juga dapat menyebut nama benda-benda di sekitarnya.
Padahal, secara medis semula tak ada harapan. Ekstraksi daun sirsak dan daun sambiloto telah
membangunkan harapan keluarga Nelleke. Tentu saja itu bukan segala-galanya. Sebab,
kepedulian keluarga, jiwa, sikap, gaya hidup juga menentukan kesembuhan seseorang. (Sardi
Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati)
Pembebas Derita Kanker Usus
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:53 ADMINISTRATOR
38
“Oeekk…!!!” Muntah berupa kotoran itu puncak derita Dharma Adhi. Dua belas hari kesulitan
buang air besar, dokter memvonis Dharma menderita kanker usus.
Dharma Adhi, sebut saja demikian namanya, mulai mengeluhkan sembelit sejak Oktober 2009.
Mula-mula frekuensi buang air besar berkurang, dan tak tuntas. “Seolah masih ada yang
mengganjal dan tersisa,” tutur ayah 2 anak itu. Kian hari bahkan ia tidak dapat berhajat sama
sekali. Dua pekan berlalu, perut Dharma pun membuncit.
Wina Sundari, sang istri, bergegas membawa Dharma ke unit gawat darurat sebuah rumahsakit
di Bandung, Jawa Barat. Doker jaga menyarankan Dharma mengonsumsi larutan garam inggris.
Epsom salt - karena berasal dari Epsom, Surrey di Inggris - itu mengandung magnesium sulfat
dan kerap digunakan sebagai pencahar. Garam inggris meningkatkan kadar air dalam usus
sehingga kotoran melembek dan mudah dikeluarkan.
Setengah jam setelah mereguk 2 sendok makan larutan garam inggris, mulas pertanda hendak
buang air besar tak kunjung datang. Dharma kembali meminum larutan garam inggris dan
menunggu 30 menit. Lagi-lagi belum ada hasil. Pun setelah ia minum sekali lagi dan menunggu
30 menit berikutnya. Pada Sabtu sore itu dokter akhirnya menyarankan Dharma untuk
menjalani rontgen pada Senin. Pemeriksaan itu untuk mengetahui lebih pasti penyebab
Dharma konstipasi.
Kanker menyebar
Senin pagi, Dharma menjalani rontgen. Sembari menunggu hasil pemeriksaan keluar, ia kembali
disarankan untuk mengonsumsi larutan garam inggris. Pria berambut putih itu menurut. Ia
mulai meminum garam inggris pukul 11 siang. Karena tidak ada reaksi, selang 2 jam kemudian,
larutan garam inggris kembali ia konsumsi.
Tak ada hasil, Dharma pun menelepon ke rumahsakit dan disarankan untuk menghabiskan
konsumsi larutan garam inggris. Total jenderal ia hari itu menghabiskan 6 gelas larutan garam
inggris. Tak tahan penderitaan itu, Dharma meminta sang istri menyiapkan baju dan bersiap
pergi ke rumahsakit. “Kata bapak lebih baik opname di rumahsakit, jika terjadi sesuatu mudah
ditangani,” kata Wina.
Sesampainya di rumahsakit, lagi-lagi pria kelahiran 14 Maret itu diminta mengonsumsi larutan
garam inggris. “Melihatnya saja sudah mual,” tuturnya. Setelah meminum 2 gelas larutan itulah
tiba-tiba ia memuntahkan kotoran dari mulut. Hasil rontgen menunjukkan sebuah benjolan
sebesar telur ayam di usus besar dan menghalangi keluarnya tinja.
Dharma pun menjalani operasi pengangkatan tumor. Usus besarnya pun turut dibuang
sepanjang 20 cm. Setelah istirahat selama 7 hari di rumahsakit dan menghabiskan biaya Rp50-
juta, pria 67 tahun itu diperbolehkan pulang. Sebuah plastik kolostomi untuk menampung
kotoran dipasang di bagian pinggang.
Menurut dr Nano Sukarno di Majalengka, Jawa Barat, perubahan pola defekasi (pengeluaran
kotoran) menjadi lebih jarang, buang air besar berdarah, bobot badan turun, anemia, serta
39
nyeri pada bagian perut merupakan beberapa indikasi terjadinya kanker usus. Normalnya
waktu transit makanan mulai dari konsumsi hingga dikeluarkan lagi melalui feses tidak
melebihi 48 - 72 jam. Oleh karena itu kewaspadaan dini dengan memeriksakan diri ke dokter
merupakan hal yang dianjurkan.
Hasil pemeriksaan pascaoperasi menunjukkan kanker usus stadium 3b yang diderita Dharma
telah menjalar ke paru-paru dan liver. Di paru-paru terdapat 4 bercak berukuran 5 - 7 mm.
Sementara di liver ada 3 bercak mencurigakan. Nilai CEA carcio embryonic antigen 8 ng/ml,
kadar normal 5 ng/ml.
Pola hidup
Menurut The Gale Encyclopedia of Cancer, CEA merupakakan antigen tumor yang ditemukan
dalam darah penderita kanker terutama usus besar, payudara, kandung kemih, leher rahim,
dan indung telur. Nilai CEA digunakan sebagai penanda perkembangan sel kanker pascaoperasi.
“Jika CEA naik pertanda sel kanker kambuh atau menyebar ke organ lain,” tutur dr Sunarto
Reksoprawiro SpB(K) Onk, ahli bedah onkologi di rumahsakit dr Soetomo, Surabaya.
Pertumbuhan sel kanker yang cepat ibarat mengudeta sel normal.
Dr Aru Wisaksono Sudoyo SpP, KHOM, FCAP, FINASIM dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, menuturkan kanker usus dipicu oleh beberapa
faktor seperti usia, kurangnya konsumsi buah dan sayur, merokok, asupan tinggi lemak, riwayat
kanker keluarga, serta kelebihan bobot badan. “Semakin bertambahnya usia, risiko terkena
kanker usus meningkat,” ujar Aru. Kanker usus besar umumnya ditemukan pada pasien usia 50
- 60 tahun ke atas. “Namun, di Indonesia didapat angka berbeda dan meresahkan,” kata Aru. Di
negara maju, Amerika Serikat dan Uni Eropa, pasien kanker usus besar yang berusia 40 tahun
hanya berkisar 3 - 6%, di Indonesia 30% lebih. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan
prevalensi kanker usus mencapai 1,8 per 100.000 penduduk.
Faktor utama memicu timbulnya kanker adalah gaya hidup tidak sehat. Makanan tinggi lemak
misalnya, memerlukan asam empedu untuk pemrosesannya. “Semakin banyak konsumsi lemak
dan lambatnya perjalanan makanan ke lambung karena kurang konsumsi serat menyebabkan
asam empedu terlalu lama kontak dengan usus besar. Hasilnya terjadi iritasi pada dinding usus
besar yang dapat berkembang menjadi kanker atau pertumbuhan sel ganas,” papar Aru.
Kanker, imbuh Aru, juga muncul akibat kerusakan gen oleh unsur lingkungan. Termasuk di
dalamnya paparan polusi asap dan bahan makanan. “Karena usus berperan sebagai “penerima”
bahan makanan dari luar, maka kejadian kanker usus dianggap paling banyak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan,” kata ahli kanker kolon itu.
Hal serupa diamini dr Oetjoeng Handajanto, ahli terapi kolon di Bandung, Jawa Barat. Faktor
lingkungan termasuk di dalamnya gaya hidup tidak sehat menjadi pencetus terbesar kanker
usus. “Bisa dikatakan 50% timbulnya kanker akibat lingkungan serta gaya hidup tidak sehat,”
tutur Oetjong. Persis gaya hidup Dharma yang gemar mengonsumsi daging, kurang serat,
merokok, serta jarang berolahraga.
40
Terus naik
Pilihan pengobatan yang disodorkan kepada Dharma adalah menjalani kemoterapi. Namun, ia
tegas menolak. Pengalaman menyaksikan kerabatnya mengalami rambut rontok dan badan
lemas akibat kemoterapi masih membekas kuat dalam ingatannya. Ia memilih berobat pada
seorang dokter di Bandung dan disarankan banyak menyantap makanan kaya serat dan rendah
lemak. “Pantangannya daging merah seperti ayam atau kambing,” tutur Dharma. Pemeriksaan
pada akhir Desember 2009 kadar CEA turun jadi 7,5 g/ml. Namun, kegembiraan tidak
berlangsung lama. Pada Januari 2010 kadar CEA naik jadi 8,75 g/ml. Bahkan pada April 2010
melonjak jadi 9,84 g/ml.
Melihat itu jantung Dharma seolah berhenti berdetak, sel kanker ternyata terus mengganas.
Mengikuti saran seorang kerabat, ia pun terbang ke sebuah rumahsakit di Singapura. Lagi-lagi
dokter menyarankan untuk menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali dengan biaya Rp180-juta.
“Saya tolak karena tidak ada jaminan sembuh setelah kemoterapi,” ungkapnya. Namun, kadar
CEA-nya naik kembali jadi 11,60 g/ml pada April 2010.
Di tengah kebingungan, ia menerima saran untuk mengonsumsi ramuan herbal tiongkok. Ia
meminum seduhan 1 sendok makan ramuan dengan ¾ gelas air hangat sebanyak 3 kali sehari.
Nyatanya, setelah menghabiskan Rp30-juta, kadar CEA malah melambung menjadi 12 g/ml.
Hasilnya sama sewaktu kelahiran 1944 itu mencoba herbal alternatif lain. Pada Agustus 2010,
Dharma akhirnya menyerah. Ia menuruti saran dokter untuk menjalani kemoterapi yang selama
ini ia hindari.
Sirsak
Namun, Dharma terkejut bukan kepalang. Setelah menjalani 4 kemoterapi kadar CEA justru
melonjak 89,63 g/ml pada Januari 2011. Hasil pemeriksaan pada 17 Januari 2011 pun serupa:
CEA 98,98 g/ml. Trombosit pun ikut melorot jadi 67.000 (kadar normal 150.000). Turunnya
trombosit alias sel darah merah yang berperan dalam proses pembekuan darah memang salah
satu efek kemoterapi. Kondisi yang sangat lemah membuat dokter membatalkan kemoterapi
lanjutan. Pada saat itulah sang adik, Karmadibrata, menyarankan untuk menjalani pengobatan
alternatif.
Oleh dr Paulus Wahyudi Halim Med Chir, dokter dan herbalis, di Tangerang, Banten, Dharma
diberi ramuan terdiri dari ekstrak daun sirsak Annona muricata, sambiloto Andrographis
paniculata, temu mangga Curcuma mangga, dan jus kulit manggis.
Merujuk hasil riset Dr Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Serikat daun sirsak
mengandung senyawa acetoginins yang terdiri annomuricin E yang bersifat sitotoksik atau
membunuh kanker. Senyawa aktif yang disintesis dari kerabat mulwo itu berdasarkan riset
McLaughlin memiliki dosis efektif 6,68 x 10-2 terhadap beberapa sel uji kanker termasuk HT-29
atau kanker kolon. Namun, menurut Paulus, untuk pengobatan kanker tidak bisa dilakukan
secara tunggal. “Tanaman obat harus dicampur sehingga efek kerjanya sinergis dan maksimal,”
tutur dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Degli Studi Padova, Italia, itu. Kombinasi
herbal juga untuk menetralisir efek samping.
41
Dua pekan konsumsi, Dharma bernapas lega. Kadar CEA turun drastis jadi 60,66 g/ml; kadar
trombosit terkerek jadi 74.000. Menurut Paulus, kandungan andrografolida dalam sambiloto
dimanfaatkan sebagai immunostimulan kekebalan tubuh dengan mendongkrak kadar limfosit
dan interleukin-2. Selain itu mempertinggi tumor nerosis factor-alpha (TNF-α) sehingga aktivitas
sitotoksis limfosit meningkat terhadap sel darah merah dan berefek antikanker.
Temu mangga kaya antioksidan yang berfungsi mencegah kerusakan deoksiribonukleat alias
senyawa penyusun gen. Kandungan kurkuminnya berperan mencegah peradangan atau
inflamasi. Sementara itu jus kulit manggis kaya antioksidan. Setiap 100 ounce terkandung
17.000 - 20.000 orac alias oxygen radical absorbance capacity. Orac merupakan kemampuan
antioksidan untuk menetralisir radikal bebas penyebab penyakit degeneratif seperti kanker.
Pemeriksaan 12 Februari 2011, kadar CEA pun kembali turun jadi 58,06 g/ml, trombosit naik 2
kali lipat jadi 130.000. Pemeriksaan terakhir 1 Maret 2011, kadar CEA jadi 41,42 g/ml dan
trombosit normal di kisaran 150.000. Menurut Paulus, kondisi Dharmamembaik ditandai
menurunnya kadar CEA dan naiknya jumlah trombosit. Toh, Paulus menyarankan Dharma untuk
tetap mengonsumsi ramuan dan menjaga pola hidup sehat. Berkat gabungan kekuatan sirsak
dan herbal lain, tubuh Dharma pun terselamatkan dari “kudeta” kanker. (Faiz Yajri:/Peliput:
Rosy Nur Apriyanti dan Sardi Duryatmo)
Daun Sirsak Vs Metastasis Kanker Pita Suara
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:51 ADMINISTRATOR
Sore itu, saat sedang menggoda 2 cucu ciliknya tiba-tiba dada Ng Tung Hauw sesak. Lehernya
seperti tercekik, sulit bernapas, dan kakinya lemas. Dalam hitungan detik tubuh Hauw ambruk
ke lantai. Di lantai keramik putih itu wajahnya tampak biru lebam. Sontak suasana yang awalnya
ceria berubah mendung. Semua penghuni rumah panik. Sang anak lalu membopong Hauw ke
mobil untuk dibawa ke rumahsakit.
Beruntung sepanjang perjalanan tidak ada kemacetan. Selang 30 menit mobil bercat hitam tiba
di sebuah rumahsakit di Kelapagading, Jakarta Utara. Hauw langsung dibawa ke unit gawat
darurat (UGD). Di sana perawat memasangkan masker oksigen untuk membantunya bernapas.
Tetap saja pria 66 tahun itu sulit bernapas. Celakanya, denyut nadi Hauw semakin lemah.
Wajahnya kian membiru serta tangan dan kakinya mulai terasa dingin. “Saya nyaris meninggal,”
kenang Hauw.
Segera saja Hauw dilarikan ke ruang intensive care unit (ICU). Dokter menyatakan ada massa
yang mengganjal di bagian laring atau kotak suara Hauw. Menurut Prof dr Bambang Hermani,
Sp. THT-KL(K), dosen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, laring salah satu organ vital. “Organ itu bertugas mempertahankan jalan
pernapasan, melindungi jalan pernapasan dan paru paru, serta membantu mengatur sirkulasi
udara. Laring juga sumber suara atau fonasi, membantu proses menelan, dan mengekspresikan
emosi,” ujar Bambang.
Perokok berat
42
Dokter kemudian melakukan laryngoscopy - memasukkan semacam cermin ringan dan kecil ke
belakang tenggorokan - untuk melihat kondisi tenggorokan. Dari cermin itu terlihatlah benjolan
yang mengganggu jalan pernapasan. Contoh jaringan yang mengganggu diambil (biopsi) untuk
diteliti. Hari itu juga Hauw menjalani operasi pemasangan stoma permanen di leher untuk
bernapas.
Keesokan hari, pukul 21.00 WIB, hasil lab contoh jaringan keluar. Dari hasil lab dokter menvonis
Hauw mengidap kanker pita suara stadium 4 tipe supraglotik yang agresif menyebar. Tipe lain,
glotik lebih lambat menyebar tapi kerap menyebabkan penyebaran ke subglotik. Vonis itu bak
petir di siang bolong. “Kami tidak memberitahukan berita itu ke Papa. Takut Papa down dan
stres,” ujar Hen Wie, putra ke-3 dari 4 bersaudara. Saran dokter, “Pita suara harus diangkat
agar sel kanker tidak metastasis atau menyebar,” imbuh Hen Wie.
Sebelumnya Hauw memang pernah divonis tumor pita suara saat berobat ke Hongkong pada
September 2009. Gejalanya sama, ia kerap sulit bernapas. Namun, saat itu dokter menyatakan
tumor yang bersarang di pita suara kanan Hauw jinak. “Menurut dokter tumor bisa saja tidak
dioperasi tapi dapat ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan,” kenang Hen Wie. Hauw
memilih mengonsumsi obat-obatan. Setelah seminggu dirawat, Hauw kembali ke tanahair.
Kondisinya membaik dan dapat bernapas lega.
Tak dinyana, selang 5 bulan tumor jinak itu malah berbalik menjadi ganas. Kakek 11 cucu itu
terancam kehilangan pita suara. Seharusnya operasi pengangkatan pita suara dilakukan
seminggu setelah operasi pertama. Namun kondisi Hauw lemah, ia kekurangan albumin
sehingga operasi diundur. Normalnya, kadar albumin dalam darah 3,5 sampai 5 g/ dL. Untuk
mendongkrak albumin Hauw mengonsumsi obat berupa sirup satu sendok sehari.
Albumin normal diperoleh setelah menghabiskan 8 botol sirup seharga Rp2,4-juta per botol.
Malam sebelum hari raya Imlek, 13 Februari 2010, harusnya dilewati Hauw dengan makan
bersama keluarga. Ia malah terbaring di meja operasi selama 2 jam. Hauw pasrah tidak dapat
bersuara alias afoni usai operasi. “Yang penting sehat dan bisa bernapas,” kata Hauw. Untuk
bersuara Hauw berlatih teknik esophageal speech. Caranya, menelan udara dan
mengumpulkannya dalam esophagus (lambung) lalu perlahan dikeluarkan untuk menghasilkan
suara.
Serak
Seminggu pascaoperasi barulah Hauw tahu operasi itu untuk mengangkat sel kanker. Prevalensi
kanker laring memang jarang. Namun, bila tidak ditangani dengan benar dapat berujung
kematian. Di bidang kesehatan telinga, hidung, tenggorokan (THT) kanker itu menempati
urutan teratas di beberapa negara Eropa seperti Italia, Jerman, Perancis, dan Polandia. Data
European Cancer Observatory pada 2008 jumlah penderita kanker laring di Italia mencapai
4.342 orang, Jerman 4.107 orang, Perancis 3.434 orang, dan Polandia 3.259 orang.
Ryan P. Smith, MD dan Christine Hill-Kayser, MD, di The Abramson Cancer Center of the
University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 2008 melaporkan sebanyak 12.000 kasus
kanker laring muncul di Amerika per tahun. Sebanyak 4.200 kasus berujung kematian. “Di
43
Indonesia belum ada data pasti. Namun di bidang THT menempati urutan kedua setelah
nasofaring,” kata Bambang.
Sejatinya keganasan laring dapat dideteksi sejak dini. Gejala awalnya berupa suara serak. “Bila
suara serak lebih dari 2 minggu pertanda adanya infeksi atau tumor pada laring,” kata
Bambang. Itulah yang dialami Hauw. Mantan pengusaha tambang itu mengira ia kelelahan
sehingga suaranya serak. Suara semakin parau sampai tak ada satu pun kata yang keluar dari
mulut Hauw. Infeksi atau kehadiran tumor membuat pita suara tidak teratur sehingga kerjanya
terganggu. Kehadiran benda asing atau pun radang menyebabkan penyempitan celah pita
suara.
Ujung-ujungnya sulit bernapas. Menurut Bambang sesak napas atau dispnea serta napas
berbunyi (stridor) merupakan gejala akibat gangguan jalan napas oleh massa tumor. Hal itu
sekaligus tanda tumor memasuki stadium lanjut. “Perluasan tumor dapat menyebabkan
disfagia atau sulit menelan, batuk, sampai batuk berdarah. Namun itu tergantung perluasan
tumor,” ujar Bambang.
Gara-gara rokok
Sebetulnya penyebab pasti kanker laring belum diketahui. Namun, ada berbagai faktor pemicu
munculnya kanker laring. “Faktor utama adalah rokok,” kata Bambang. Pengamatan Bambang
di rumahsakit Carolus dan RS Proklamasi, sekitar 80 - 90% penderita kanker laring adalah
perokok berat. Umumnya penderita menghabiskan 1,5 - 2 bungkus rokok per hari. Sebungkus
rokok berisi 12 batang. Penyebab lain adalah berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol.
Kombinasi keduanya melecut risiko sampai 40 kali lipat.
Selain rokok dan alkohol, iritasi debu kayu, asbes, produk tar, dan debu industri kimia juga
melecut munculnya kanker kotak suara. Semua itu mengandung radikal bebas. Radikal bebas
memicu kemunculan sel kanker. Menurut dr Nany Leksokumoro, MS, SpGK, ahli gizi klinis di
rumahsakit Family, Pluit Mas, Jakarta Utara, radikal bebas dapat ditekan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang. Yang utama cukup serat. “Serat sumber antioksidan yang dapat
melawan radikal bebas,” kata Nany.
Idealnya, kebutuhan serat sekitar 32 - 34 g/hari. Serat dapat diperoleh dengan mengonsumsi
buah dan sayuran 3 - 5 kali per hari. Pencegahan lain, pastikan tenggorokan tidak kering.
Musababnya, cairan menjaga lendir di tenggorokan tidak terlalu banyak sehingga mudah
dibersihkan. Dengan demikian peluang iritasi bakteri atau virus kecil.
Kebanyakan kanker laring menyerang laki-laki atau perbandingan 11 : 1 dengan perempuan.
“Rata-rata menyerang laki-laki berusia 50 tahun-an. Namun, kini usia penderita semakin muda.
Bahkan ada yang berusia 22 tahun,” kata Bambang. Bukan berarti perempuan terbebas dari
kanker laring. Pengataman Bambang setiap tahun jumlah perempuan mengidap kanker laring
semakin meningkat. Sebab perempuan masa kini banyak yang merokok dan mengonsumsi
minuman beralkohol.
Secara medik penanganan kanker laring sama seperti kanker lain, yaitu melalui operasi,
radiologi, dan kemoterapi. Atau kombinasi 2 atau 3 tindakan tersebut. Tindakan itu tergantung
44
stadium perluasan invasi tumor berdasarkan klasifikasi TNM (ukuran tumor, node - kelenjar
getah bening regional, dan metastasis). Pada stadium I tumor dihilangkan dengan radiologi atau
penyinaran. Operasi dan kemoterapi dilakukan pada stadium 2 sampai lanjut.
Metastasis
Pada stadium lanjut - di atas stadium 2 - sel kanker metastasis. Biasanya menyebar ke getah
bening sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Sel kanker juga
dapat metastasis ke organ tubuh lain seperti paru-paru, hati, dan ginjal.
Pascapengangkatan pita suara sebetulnya Hauw dinyatakan bersih. Maksudnya sel kanker pita
suara tidak metastasis. Namun, 3 bulan pascaoperasi pengangkatan organ, Hauw kembali sulit
bernapas. Ia lalu memeriksakan diri ke rumahsakit di Jakarta Pusat. Hasil rontgen menunjukkan
ada benjolan sebesar pilus bersarang di saluran pernapasaan dekat paru-paru. Benjolan yang
menghalangi saluran udara itu tak lain adalah sel kanker stadium lanjut. Untuk
menghilangkannya ia harus menjalani radiologi (penyinaran).
Kelenjar getah bening di leher pun membesar. Padahal kelenjar getah bening salah satu sistem
pertahanan tubuh. Pembesaran dapat terjadi karena peradangan disebabkan masuknya sel-sel
ganas.
“Itu bisa saja terjadi. Salah satunya karena operasi sebelumnya tidak bersih sehingga masih ada
sel kanker yang tertinggal,” imbuh Bambang. Menurut Bambang sel tertinggal kemungkinan
karena tidak terdeteksi saat pemeriksaan. Itu sebabnya, sepekan pascakemoterapi pasien
stadium lanjut sebaiknya menjalani radiologi supaya benar-benar bersih, Itu pun peluang
terkena kanker masih ada. Maklum, kanker bisa tumbuh kapan saja.
Itu sebabnya pasien perlu rutin kontrol ke dokter. “Umumnya bila selama 5 tahun kanker tidak
muncul pasien dapat dinyatakan terbebas dari kanker,” tambah Bambang. Nah, untuk
mencegah kembalinya kanker Bambang menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan
berpengawet.
10 lembar daun sirsak
Hauw sudah siap menjalani radiologi tapi keinginan itu batal. Awal Juli 2010, Hauw mengikuti
saran keluarga untuk berobat pada seorang dokter sekaligus herbalis di Jakarta Barat. Hauw
dianjurkan mengonsumsi rebusan daun sirsak segar. Hauw merebus 10 lembar daun sirsak
dalam 2 gelas air. Setelah mendidih menjadi segelas dan diminum sekali setiap hari. Sepekan
pertama Hauw masih kesulitan bernapas. Napasnya mulai lega setelah 30 hari rutin
menyeruput daun sirsak.
Menurut dr Zainal Gani, dokter dan herbalis di Malang, Jawa Timur, kandungan acetogenins
dalam sirsak berperan melawan sel kanker. “Daun sirsak mengendalikan kerja mitokondria yang
berlebihan mensintesis protein. Protein sumber energi kanker untuk tumbuh dan
berkembangbiak,” ujar Zainal.
Riset Joabe Gomes de Melo dan rekan yang dipublikasikan dalam jurnal Molecelus,
24 November 2010, menyebutkan sirsak salah satu dari 4 jenis tanaman di Brasil seperti
45
Lantana camara dan Mentzelia aspera yang mengandung antioksidan tinggi dan memiliki efek
sitotoksik. Percobaan dilakukan secara in vitro dengan mengambil sel line kanker laring dan
paru-paru.
Awalnya, daun sirsak diekstrak dengan methanol menjadi 300 mL selama 72 jam. Percobaan
secara in vitro itu menunjukkan ekstrak daun sirsak mengandung antioksidan pada IC50 bernilai
221,52 ± 16,12 µg/mL. Antioksidan itu yang melawan kerja sel kanker. Uji sitotoksik
menunjukkan ekstrak daun sirsak memiliki IC50 kurang dari 1.000 ppm. Pada sel line kanker
laring nilainya 54,92 ± 1,44% dan sel kanker paru-paru 24,94 ± 0,74%. Artinya, daun sirsak
berpotensi sebagai antitumor.
Selain daun sirsak, Hauw meminum beragam ramuan tradisional seperti sambiloto, keladitikus,
dan temuputih. Semua obat itu telah dikemas dengan beragam bentuk seperti serbuk dan
kapsul. Semua ramuan di luar kapsul digodok untuk 3 kali minum per hari. Selama pengobatan
itu ia berpantang terutama makan daging-dagingan dan ikan air tawar. Itu karena daging
sumber protein dan energi bagi sel kanker untuk berkembangbiak. “Ikan laut masih dapat
dikonsumsi,” kata Hauw.
Hasilnya, setelah 1 - 2 bulan rutin menyeruput rebusan daun sirsak dan ramuan godok kanker
mengecil. Terbukti, sewaktu diteropong di rumahsakit Pantai Indah Kapuk, sel kanker di saluran
paru-paru mengecil bahkan nyaris tidak ada. Cairan kelenjar getah bening yang dulunya
menumpuk di bawah dagu semakin berkurang mendekati normal. Memang sampai saat ini
Hauw masih berjuang menuntaskan kanker hasil metastasis. Namun, yang jelas Hauw kini dapat
bernapas lega tanpa menjalani radiologi. Bobot tubuhnya pun kembali normal. Maklum, sejak
dinyatakan kanker, bobotnya susut dari 75 kg menjadi 62 kg. (Lastioro Anmi Tambunan)
Penggempur Kanker Mahkota Kedua
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:49 ADMINISTRATOR
Riset menunjukkan acetogenins pada daun sirsak mampu menggempur sel kanker payudara.
Dua perempuan ini membuktikan.
Ditemui di rumahnya, perumahan Kodam, Bintaro, Tangerang, Yoan tampak sumringah. Ia
seakan tak peduli dengan kanker payudara yang menderanya. Setiap pagi ia tak pernah absen
berjalan kaki mengelilingi kompleks. Aktivitas lain tetap dijalani seperti biasa. Pantas kalau
para tetangga tidak mengira perempuan kelahiran Nanggroe Aceh Darussalam 45 tahun silam
itu mengidap penyakit mematikan.
Padahal, sel kanker sebesar telur ayam kampung di payudara kirinya bersemayam sejak
November 2010. Benjolan yang teraba Yoan ketika mandi di suatu pagi segera dikonsultasikan
kepada dokter di sebuah rumahsakit di Jakarta. “Harus operasi karena kanker sudah stadium
4,” jawaban dokter pendek. Menurut dr Andhika Rachman Sp Pd kanker disebut stadium 4 jika
sudah menyebar ke organ-organ lain seperti tulang, paru-paru, dan darah. Satu-satunya cara
untuk mengatasi dengan pengangkatan organ yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
46
Mantan inspektur di sebuah perusahan kecantikan di Depok, Jawa Barat, itu menolak operasi
karena biaya mahal dan sel kanker kerap muncul lagi pascaoperasi. “Toh banyak herbal yang
bisa diandalkan untuk mengendalikan kanker,” pikir Yoan, yang hobi membaca buku kesehatan
dan pengobatan alternatif.
Dompolan anggur
Yoan memilih mengonsumsi herbal dari China yang dibeli di agen di Jakarta. Ada 4 jenis obat
dalam bentuk kapsul yang mesti diasup Yoan setiap hari dengan frekuensi dan dosis berbeda.
Hasilnya? “Tak ada perubahan apa-apa. Justru setelah diperiksakan ke dokter, sel kanker
menyebar ke lengan kiri hingga pergelangan, pangkal leher, dan perut,” tutur Yoan. Ketika
bagian lengan diraba, terasa seperti ada dompolan anggur berukuran kecil-kecil.
Lalu dari seorang sahabat, Yoan mendapatkan informasi tentang khasiat daun sirsak sebagai
penumpas kanker. Tanpa pikir panjang, keesokan hari Yoan langsung menyuruh pembantu
mengambil daun sirsak dari pohon yang tumbuh di belakang pasar dekat rumah. “Setiap kali
mengambil sekantong plastik penuh, supaya bisa digunakan untuk beberapa hari,” kata Yoan.
Daun yang dipetik tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Yoan merebus daun graviola itu. Sekali merebus sebanyak 33 lembar dalam panci berisi 9 gelas
air. Dengan api kecil mantan karyawan di sebuah tabloid olahraga terkemuka itu membiarkan
proses perebusan berlangsung hingga diperoleh 3 gelas air rebusan. Jumlah itu untuk diminum
3 kali sehari setiap habis makan—pagi, siang, dan malam. Ampas sisa rebusan ia rebus sekali
lagi. “Diminum hangat-hangat kuku lebih enak, tapi setelah dingin pun tidak masalah,” imbuh
Yoan.
Mengecil
Berbarengan dengan itu Yoan berkonsultasi pada dokter dan herbalis di Serpong, Tangerang,
Banten. Ia diminta mengonsumsi 3 jenis kapsul yang di antaranya berisi ekstrak daun sirsak.
Yoan juga mesti menjalankan diet ketat makanan dan pikiran. “Di kulkas hanya ada apel,
sirsak, pisang, tomat, dan wortel untuk dijus. Karena buah-buahan dan sayuran itu yang saya
makan selain nasi campuran merah dan putih,” kata Yoan. Buah-buahan musiman seperti
durian, rambutan, dan mangga pantang dimakan.
Yang paling berat adalah diet pikiran. “Ini yang kadang tidak bisa saya hindari. Kejadian masa
lalu yang membuat saya stres dan keluar dari pekerjaan, kerap muncul,” kata Yoan. Yoan juga
bangun pukul 04.00 dinihari dan langsung ke luar tanpa beralas kaki untuk mengirup oksigen
serta bolak-balik menyusuri Jalan Jeruk di kompleks perumahannya sebanyak 10 kali. “Di luar
itu, saya meminimalkan penggunaan telepon dan nongkrong di depan komputer untuk
menghindari radiasi,” tambahnya.
Sebulan setelah mengonsumsi kapsul dan rebusan daun sirsak kondisinya terus membaik. Yoan
memang belum melakukan pemeriksaan medis untuk mengecek keberadaan sel kanker. Namun
yang jelas sel-sel kanker yang metastasis di tangan dan perut hilang. Sementara benjolan di
payudara berkurang 2 cm. Hasil itu sejalan dengan riset Prof Soelaksono Sastrodiharjo dari
Institut Teknologi Bandung dan Jerry Mclaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Serikat.
47
Riset mereka melaporkan daun sirsak mengandung annomuricin E, senyawa kelompok
acetogenins. Dari 14 jenis acetogenins, 13 di antaranya berpotensi menghambat multi-drug
resistance (MDR) pada sel kanker payudara. Acetogenins bekerja dengan cara menghambat
kinerja pembentukan ATP—e nergi—oleh mitokondria pada sel kanker.
Bantu kemoterapi
Titin Supriatin di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, juga menyandarkan asa pada daun sirsak
untuk mengatasi kanker payudara yang diderita sejak 2004. Dokter memang sudah mengangkat
payudara kirinya dan Titin diharuskan menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali. Hasilnya
memuaskan karena setiap check up 1 tahun sekali tidak ada tanda-tanda sel menyebar ke organ
lain. Hati perempuan 67 tahun itu pun tenteram.
Namun, pemeriksaan pada September 2010 begitu mengagetkan. Kanker payudara pada
pensiunan kepala sekolah itu dinyatakan kambuh. Bahkan jika semula pada stadium 2, kini
menjadi stadium 4. Sel-sel kanker meluas ke tulang, leher, ketiak, hati, dan paru-paru. Atas
saran kakak iparnya, Hendarlin, sembari kemoterapi Titin mengonsumsi rebusan daun sirsak 2
gelas dan segelas jus sirsak sehari. Hasilnya, pada Februari 2011—setelah 6 kali kemoterapi dan
rutin mengonsumsi rebusan daun serta jus sirsak—benjolan di leher, ketiak, dan payudara
menghilang.
Hendarlin yakin, peran rebusan daun dan jus sirsak sangat besar pada pengobatan kasus kanker
payudara adik iparnya. Musababnya, sang istri yang juga mengidap kanker payudara, tidak bisa
tertolong meskipun menjalani operasi dan kemoterapi, tapi tanpa bantuan herbal.. Dengan
begitu, pantaslah Yoan dan Titin optimis bisa sembuh dari derita kanker payudara.
(Karjono/Peliput: Tri Istianingsih)
Mereka Bersandar pada Daunnya
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:46 ADMINISTRATOR
Sirsak madu sulaeman sudah sohor di antara rekan-rekan Sulaeman, si empunya pohon.
Maklum buah Annona muricata itu manis tanpa rasa asam. “Kalau saya main tenis, teman-
teman pesan untuk dibawakan jusnya,” kata pengusaha tekstil di Bandung, Jawa Barat, itu. Kini
tak hanya buah, daunnya pun diincar.
Harap mafhum, belakangan daun tanaman anggota famili Annonaceae itu ramai disebut-sebut
memiliki khasiat antikanker. Itu seperti hasil studi oleh periset di Sekolah Farmasi Purdue
University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin dan peneliti di Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD. Riset
menggunakan bahan baku daun sirsak asal Garut, Jawa Barat, itu menunjukkan kandungan
senyawa aktif acetogenins pada daun sirsak ampuh menumpas 7 sel kanker. Yaitu kanker
serviks, payudara, usus besar, pankreas, prostat, paru-paru, dan ginjal.
Riset itu didukung oleh bukti empiris pengalaman banyak pasien kanker. Angka penanda kanker
seorang pasien kanker usus di Bandung, Jawa Barat, turun setelah menelan kapsul berisi
48
ekstrak daun sirsak. Sel kanker yang semula terdeteksi menyebar ke lengan seorang penderita
kanker payudara hilang pascakonsumsi air rebusan daun sirsak dan kaspul berisi ekstrak daun
sirsak.
Menurut dr Hardhi Pranata SpS MARS, acetogenins dalam daun sirsak mengendalikan
mitokondria yang overacting. Mitokondria merupakan organ sel penghasil energi berupa
adenosine trifosfat (ATP) yang banyak dibutuhkan sel kanker untuk berkembang. “Jika
mitokondria normal maka pertumbuhan sel kanker dapat terkendali,” tutur alumnus
Universitas Indonesia itu kepada wartawan Trubus, Lastioro Anmi Tambunan.
Khasiat daun sirsak pula yang kini tengah dicoba oleh Shahnaz Haque. Shahnaz diketahui
menderita kanker ovarium yang menyebabkan salah satu indung telurnya diangkat pada 1998.
Hingga kini ia disiplin menjalani hidup sehat dan mengonsumsi herbal untuk menjaga kesehatan
tubuh. “Sebagai survival cancer kemungkinan seseorang terkena kanker kembali sangat besar,”
kata herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati yang meresepkan daun sirsak untuk
Shahnaz. Pantas dengan khasiatnya itu daun sirsak kini menjadi incaran banyak orang.
Termasuk daun dari pohon milik Sulaeman. (Evy Syariefa/Peliput: Endah Kurnia Wirawati &
Faiz Yajri)
Shahnaz Haque, “Riwayat Kanker dalam Keluarga"
“Sebagai survival cancer saya harus konsisten merawat tubuh untuk
menjaga kesehatan,” tutur aktris Shahnaz Haque kepada wartawan
Trubus, Endah Kurnia Wirawati. Pilihan Shahnaz antara lain jatuh pada
herbal.
Aktris kelahiran 1 September 1972 itu pernah divonis menderita kanker
ovarium sehingga menjalani operasi pengangkatan salah satu indung
telurnya pada 1998. Dokter sempat menyebutkan istri dari musisi Gilang
Ramadhan itu tidak bisa memiliki keturunan. Namun, kenyataan
berkata lain, “Alhamdulillah Allah SWT masih mengizinkan saya memiliki
3 putri,” ujar ibu dari Pruistine Aisha, Charlotte Fatima, dan Mieke
Namira Haque Ramadhan itu.
Menyadari “mewarisi” riwayat kanker dalam keluarga—ibunda Shahnaz
meninggal karena kanker ovarium—pembawa acara di beberapa stasiun
televisi swasta itu menjalani hidup sehat. Pola makannya vegetarian,
tidak merokok, dan tidak minum kopi. Shahnaz pun rajin menjalani
ibadah puasa.
Di luar itu Shahnaz mengonsumsi herbal. Herbal juga yang menjadi
pilihan Gilang untuk mengatasi keluhan kesehatannya antara lain sinus
dan asma. Menurut Shaqnaz yang diamini oleh herbalis Valentina
Indrajati, peran herbal mirip sel punca yang memiliki kemampuan
49
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sel punca biasanya diambil dari
tali pusar saat bayi lahir. Hasil pemeriksaan oleh Valentina pada
Shaqnazternyata terdeteksi adanya kanker pada ginjal dan ovarium
meski tahap awal sekali.
Dengan riwayat kanker, Shahnaz segera mengonsumsi herbal terdiri
atas daun sirsak, jamur ling zhi, benalu duku, dan temuputih. Ling zhi
alias ganoderma mengandung polisakarida yang berperan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Benalu duku secara in vivo dan
in vitro mampu menghambat sel kanker rahim. Kandungan mistellectin
dan viscotoxin-nya membunuh sel kanker secara selektif. Sementara
temuputih ampuh menghambat pertumbuhan sel kanker.
Shahnaz mengimbangi terapi itu dengan yoga. “Penyembuhan kanker
secara holistik termasuk bermeditasi untuk menjernihkan pikiran dari
emosi,” tutur Shahnaz yang berlatih yoga sekali seminggu. Satu
setengah bulan mengonsumsi herbal Shahnaz kembali diperiksa.
Hasilnya kanker pada ginjal tidak terlihat lagi, sementara pada ovarium
membaik. ***
Nyoman Nuarta, “Daun Sirsak untuk Kesehatan"
Sudah setahun terakhir pematung berkaliber internasional yang
mendesain dan membangun Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya,
Nyoman Nuarta, mengonsumsi air seduhan daun sirsak. Setiap pagi ia
mengambil sejumput rajangan daun sirsak kering dan menyeduhnya
dengan air panas. Air seduhan itu ia minum, mirip seperti menyeruput
minuman teh Camellia sinensis. “Ini untuk menjaga kesehatan,” tutur
pematung kelahiran 1 November 1951 itu.
Pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal
AM Zuhud MS, menuturkan secara turun-temurun daun dan buah sirsak
memang dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk menyehatkan
tubuh. Rebusan daun sirsak yang diberi gula jawa dan air perasan jeruk
lemon, misalnya, mempunyai efek relaksasi dan membuat mudah tidur.
Pantas Nyoman memilih daun Annona muricata itu untuk menjaga
kesehatan. ***
Bekerja Seperti Adriamycin
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:44 ADMINISTRATOR
50
Senyawa acetogenins pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan salah satu obat
kemoterapi.
Obat kemoterapi kanker itu adalah adriamycin. Menurut Dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD KHOM
FACP FINASIM, ahli hematologi-onkologi di Jakarta, adriamycin memang merupakan salah satu
obat kemoterapi kanker. Seperti dikutip dalam www.news-medical.net dan The Gale
Encyclopedia of Cancer 2nd
, adriamycin populer lantaran efektif mengobati leukemia dan aneka
kanker seperti paru-paru, payudara, dan tiroid.
Adriamycin (nama dagang) mengandung senyawa antikanker doxorubicin. Senyawa itu mampu
mengganggu aktivitas pembelahan DNA pada sel kanker. Ujung-ujungnya sel kanker sulit untuk
tumbuh dan berkembang. Singkat kata tugas adriamycin yang diberikan lewat penyuntikan atau
infus itu adalah membunuh sel kanker.
Acetogenins
Senyawa acetogenins pada daun sirsak Annona muricata bekerja mirip adriamycin itu.
Acetogenins mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya
pembelahan sel kanker terganggu. Sejauh ini belum terdapat riset yang menjelaskan seberapa
besar kemampuan senyawa acetogenins daun sirsak dalam menumpas sel kanker dibandingkan
adriamycin.
Perbandingan dengan adriamycin justru terkuak pada biji sirsak. Riset Rieser MJ, Fang XP, Zeng
L, dan McLaughin JL dalam Journal of Natural Product pada Februari 1996, mengungkapkan cis-
annonacin, salah satu senyawa dari lima senyawa aktif di biji - cis-annonacin-10-one, cis-
goniothalamicin, arianacin, dan javoricin - memiliki kemampuan sitotoksik sebagai senyawa
antikanker.
Riset yang memakai metode tes brine shrimp lethality (BSL) itu juga menjelaskan senyawa cis-
annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar daripada adriamycin untuk mengatasi sel
tumor. Senyawa itu juga bersifat sitotoksik selektif terhadap kanker usus besar.
Sejatinya tes BSL merupakan uji awal untuk mendata jenis-jenis bahan aktif dari ekstrak
tanaman. Tes itu dipakai karena mudah, murah, dan hanya perlu sedikit bahan uji. Bila bahan
aktif sudah diperoleh, pengujian bahan-bahan itu dilakukan lebih spesifik lewat serangkaian tes
lanjutan lainnya.
Tes BSL yang memakai larva udang Artemia salina sebagai bahan uji tidak bisa menjadi
pedoman untuk memukul rata keampuhan senyawa aktif. Maka dari itu riset Rieser MJ dan
kawan-kawan hanya menyebutkan nilai potensi 10.000 kali lebih besar daripada adriamycin.
“Brine shrimp itu baru tes awal. Masih perlu tes-tes lain untuk menguji kemampuan senyawa
aktif itu. Contoh dari 10.000 senyawa aktif, nantinya hanya 1 - 2 senyawa yang bisa dipakai
menjadi obat bagi manusia,” kata Prof Dr Amri Bakhtiar DESS Apt, ahli farmasi dari Universitas
Andalas di Padang, Sumatera Barat.
Doxorubicin
51
Kerabat sirsak, srikaya Annona squamosa dilaporkan memiliki kemampuan di atas adriamycin.
Hasil riset D Craig Hopp dan rekan-rekan dari School of Pharmacy & Pharmacal Science
Universitas Purdue di Indiana, Amerika Serikat, menyebutkan kulit kayu srikaya memiliki
kemampuan menumpas kanker 10 - 100 kali lebih kuat daripada adriamycin.
Sayang riset itu tidak menyebutkan efek samping konsumsi dari dosis sebesar itu. Padahal
pemakaian adriamycin, misalnya, berefek samping antara lain rambut rontok, kehilangan 8 -
10% bobot tubuh, hingga anjloknya kadar sel darah putih alias leukosit yang merupakan
antibodi tubuh. “Adriamycin juga bisa menyebabkan gangguan jantung, ginjal, dan hati,” kata
Dr Andhika Rachman SpPD dari Divisi Hematologi-Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangkunkusumo
(RSCM) di Jakarta Pusat.
Oleh sebab itu pemakaian adriamycin perlu kontrol ketat dokter. Harap mafhum setiap jenis
kanker memiliki dosis penanganan berbeda. “Dosis itu bergantung dari riwayat penyakit
pasien,” tambah Andhika. Kanker getah bening, misalnya, perlu dosis doxorubicin sebesar 50
mg per luas permukaan tubuh. Contohnya sebagai berikut. Bila tinggi pasien 150 cm dan bobot
60 kg, maka dosis doxorubicin yang dibutuhkan adalah akar dari tinggi tubuh dikali bobot
tubuh, dibagi 3.600. Dari perhitungan diperoleh luas permukaan tubuh pasien 1,58 (150 x
60/3.600 = 2,5; √2,5 = 1,58), maka dosis doxorubicin yang diperlukan adalah 1,58 x 50 mg = 79
mg.
Menurut Aru W Sudoyo, peran daun sirsak sesungguhnya hanya sebagai komplementer saja.
Artinya menambah sesuatu pengobatan yang dapat membantu penyembuhan. Jadi penderita
kanker tetap perlu menjalani pengobatan kemoterapi dan juga mengonsumsi obat kanker yang
diberikan oleh dokter. Bentuk sinergi pengobatan itu diharapkan mampu benar-benar
menumpas sel kanker di tubuh. (Dian Adijaya S/Peliput: Rosy Nur A dan Endah Kurnia
Wirawati)
52
Awet Muda Berkat Sirsak
Editor: acandra
KOMPAS, Kamis, 18 Maret 2010 | 09:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sirsak punya banyak manfaat. Di dalamnya terdapat zat-zat yang
mampu menangkal asam urat, hipertensi, osteoporosis, dan bisa membuat awet muda.
Manfaat lainnya, meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan wasir, dan memperlancar
pencernaan makanan.
Untuk hidup sehat, kita dianjurkan mengonsumsi 2-4 porsi buah dan 3-5 porsi sayuran per hari.
Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat pangan yang sangat baik. Selain
itu, sirsak juga merupakan sumber senyawa fitokimia yang belakangan ini sangat dirasakan
manfaatnya bagi kesehatan.
Kita perlu bersyukur karena wilayah kita dilimpahi berbagai macam buah tropis. Buah-buahan
tersebut sarat komponen gizi dan nongizi yang sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan
kesehatan tubuh.
Salah satu jenis buah tropis yang sangat populer karena aromanya yang tajam serta rasanya
yang manis keasaman adalah sirsak. Buah ini sangat mudah dijumpai, mulai dari pasar buah
tradisional hingga supermarket. Di restoran dan hotel, buah sirsak umumnya disajikan dalam
bentuk jus dingin.
Rasanya yang manis keasaman itu memberikan sensasi tersendiri bagi para penggemarnya. Bagi
yang senang sarapan dengan roti, buah sirsak juga sering ditambahkan dalam bentuk selai. Apa
pun bentuk olahannya, cita rasa sirsak tetap melekat kuat pada produk sehingga sangat mudah
dikenali.
Buah mendunia
Sirsak (Anona muricata Linn) merupakan kerabat dekat srikaya (Anona squamosa Linn).
Tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, Meksiko, dan Argentina.
Di tempat asalnya, sirsak merupakan buah penting dan bergengsi.
53
Buah ini merupakan salah satu pohon buah yang pertama kali diintroduksi ke dunia lama
setelah Colombus menemukan Benua Amerika. Segera setelah itu, orang-orang Spanyol
membawa sirsak ke Filipina dan terbukti tanaman ini dapat tumbuh di sebagian besar negara
tropis, termasuk di Indonesia. Tanaman ini tumbuh baik di seluruh Indonesia, dari dataran
rendah hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Kata sirsak berasal dari bahasa Belanda, yaitu zuurzak. Kata zuur berarti asam, zak berarti
kantong. Jadi, secara harfiah diartikan sebagai kantong yang rasanya asam. Di Malaysia, sirsak
disebut durian belanda (Dutch durian).
Sebutan lain untuk sirsak adalah corossol/cachiman
epincux (Perancis), saucrapfel (Jerman),guanabana/zapote agrio (Spanyol), thu-rian-
rhaek (Thailand), seetha (Tamil), guayabano (Filipina),ciguofan
lizhi (Cina), togebanreishi (Jepang), dan seremania (Fiji). Dalam bahasa Inggris, buah sirsak
dikenal dengan istilah soursop karena rasanya yang manis keasaman.
Di Indonesia, tanaman sirsak disebut juga sebagai nangka belanda atau nangka seberang.
Tanaman tersebut dapat beradaptasi dan tumbuh baik di semua wilayah. Namun, tanaman
sirsak belum diusahakan secara besar-besaran, umumnya ditanam secara terbatas di halaman
atau pekarangan rumah.
Kaya vitamin C
Buah sirsak terdiri dari 67,5 persen daging buah, 20 persen kulit buah, 8,5 persen biji buah, dan
4 persen inti buah. Kandungan zat gizi dan serat pangan buah sirsak per 100 gram bagian yang
dapat dimakan dapat dilihat pada tabel.
Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat.
Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa)
dengar kadar 81,9-93,6 persen dari kandungan gula total.
Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g) sehingga sangat baik untuk
kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik nonvolatil, terutama asam malat,
asam sitrat, dan asam isositrat.
Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100
gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg) telah dapat dipenuhi
hanya dengan mengonsumsi 300 gram daging buah sirsak.
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (tetap awet
muda).
Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg
54
per 100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna
untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis.
Keunggulan sirsak terletak pada kadar sodium (natrium) yang rendah (14 mg per 100 g), tetapi
tinggi potasium (kalium), yaitu 278 mg per 100 g. Perbandingan kalium dan natrium yang tinggi
sangat menguntungkan dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi.
Kaya serat
Selain komponen gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen nongizi. Salah satu di
antaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu mencapai 3,3 g per
100 g daging buah.
Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari. Buah
sirsak merupakan buah yang kaya akan senyawa fitokimia sehingga dapat dipastikan bahwa
buah tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Beberapa contoh senyawa fitokimia yang terkandung pada buah sirsak adalah: acetaldehyde,
amyl-caproate, amyloid, annonain, anomuricine, anomuricinine, anomurine, anonol,
atherosperminine, beta-sitosterol, campesterol, cellobiose, citrulline, coclaurine, coreximine,
dextrose, galactomannan, geranyl-caproate, muricine, muricinine, muricapentocin,
muricoreacin, procyanidin, stepharine, stigmasterol, tannin, xylosyl-cellulose
(http://www.herb4myhealth.com).
Senyawa fitokimia tersebut dipastikan memiliki khasiat bagi kesehatan walaupun belum
semuanya terbukti secara ilmiah. Berbagai manfaat sirsak untuk terapi, antara lain, pengobatan
batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan. Selain itu, kandungan
seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan
sembelit (susah buang air besar).
Sari buah (jus) sirsak di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan selera makan. Kegunaan
lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit wasir
(ambeien), batu empedu, dan lain-lain (Wirakusumah, 2004). @
Prof Dr Made Astawan
Dosen Departemen Teknologi
Pangan dan Gizi IPB
Dongkrak Produksi 20 Kali Lipat
FRIDAY, 01 APRIL 2011 12:11 ADMINISTRATOR
Syahril Sidik, pekebun mangga di Cirebon, Jawa Barat, ibarat Panoramix, dukun sakti Ghalia
dalam cerita komix Asterix dan Obelix. Berkat ramuan ajaib sang dukun, kakek tua renta
Agecanonix menjelma sakti dan mampu menggebuk tentara Romawi. Ramuan Syahril, ampuh
mendongkrak produksi mangga 70 tahun dari 15 kg/pohon/tahun menjadi 250 - 400 kg/pohon
per tahun.
55
Saat membeli kebun mangga gedong gincu seluas 6 ha di Cirebon pada 2009, Syahril Sidik sudah
berancang-ancang: dari setiap pohon ia bakal menuai minimal 100 kg mangga/tahun.
Perkiraan itu karena pohon mangga sudah berumur 70 tahun. Rata-rata tinggi pohon 11 - 12 m
dengan lebar tajuk 8 - 9 m. “Umur produksi optimal mangga 20 - 40 tahun. Jumlah produksi
mencapai 200 - 500 kg/tahun,” tutur Hikmat Sumantri SP, ahli mangga di Majalengka, Jawa
Barat. Setelah itu produksi turun hingga 100 kg.
Namun, prediksi itu ternyata meleset. Syahril hanya memanen 15 kg gedong
gincu/pohon/tahun. Jauh panggang dari api dibanding prediksi awal. Hikmat menduga
penyebab produksi anjlok rupanya akibat perawatan yang kurang intensif seperti pemupukan
dan pemangkasan. Padahal, itu mutlak dilakukan agar produksi stabil.
Cara itu pula yang kemudian dilakoni Syahril. Ia melakukan sanitasi kebun dengan membabat
rumput dan gulma agar tidak menjadi sarang penyakit. Cabang tanaman dipangkas agar
penerimaan sinar matahari ke seluruh tajuk merata sehingga proses fotosintesis optimal. Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, pria kelahiran Aceh itu menaburkan 200 kg pupuk kompos untuk
setiap pohon.
Lengkap
Setelah itu Syahril meramu pupuk cair yang terdiri dari campuran kepala dan jeroan ikan
tongkol, keong mas, daun talas, dan mangga busuk. Menurut Prof Dr Dedik Budianta dari
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Palembang, kepala dan jeroan ikan
tongkol kaya protein. Sementara daun talas, menurut Syahril, sumber nitrogen. Keong mas
banyak mengandung asam omega dan protein sehingga dapat digunakan sebagai perangsang
bunga. Kandungan glukosa mangga dimanfaatkan sebagai pakan bagi mikroorganisme
pengurai.
Selanjutnya seluruh ramuan difermentasi selama 3 - 6 bulan. Setelah itu dipisahkan dari ampas
dengan cara disaring. “Ampas dapat digunakan sebagai tambahan pupuk organik,” kata Syahril.
Hasil pemeriksaan laboratorium, pupuk organik cair kreasi Syahril itu kaya asam amino,
hormon, dan unsur hara makro serta mikro. Menurut Ir Wijaya MS, pakar buah di Bogor, Jawa
Barat, dalam larutan kaya asam amino biasanya mengandung triptopan, bahan dasar
pembentuk zat pengatur tumbuh golongan auksin. Salah satu fungsi auksin merangsang
pembentukan bunga bila kondisi memungkinkan.
Larutan itu dicampur air dengan perbandingan 1:5. Larutan lalu disiramkan ke sekeliling
perakaran, 3 m dari pangkal pohon. Dosisnya 2 liter/pohon. Larutan diberikan setiap 2 - 3 bulan
atau sekitar 4 - 5 kali per tahun. Syahril juga memberi tambahan 5 kg NPK/pohon/tahun. Saat
berbuah, Syahril menyemprotkan fungisida setiap 6 hari untuk mencegah serangan cendawan
di musim hujan.
Berkat kombinasi perlakuan pemupukan dan pemangkasan itu, Syahril sukses mendongkrak
produksi gedong gincu dari 15 kg per pohon menjadi 250 - 400 kg/pohon. Pendapatan Syahril
56
pun berlipat. Bila harga gedong gincu Rp22.000 per kg, kantong Syahril bertambah dari
Rp330.000 menjadi minimal Rp5,5-juta per pohon.
Menurut Sobir PhD, kepala Puat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, para pekebun semestinya
mengikuti jejak Syahril bila ingin melipatgandakan hasil panen. Toh, biaya pupuk seperti yang
diramu Syahril murah meriah. Ia hanya merogoh kocek Rp100.000/pohon/tahun.
Intensif
Perawatan intensif juga membuat tanaman mampu berproduksi tinggi di tengah gempuran
perubahan iklim yang tidak menentu. Contohnya dialami Haerudin, pekebun mangga di
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Di saat tanaman pekebun lain mogok berbuah akibat
perubahan iklim, pada Juli - Oktober 2010 Haerudin masih mampu memanen 80 ton gedong
dari 25 ha dengan populasi 2.500 pohon berumur 8 - 9 tahun.
Haerudin melakukan perawatan intensif sejak awal tanam. Sebelum ditanami, kontur lahan
ditata dengan kemiringan 100. Di sekeliling kebun dibuat parit. Tujuannya agar air hujan segera
mengalir sehingga tidak menggenang yang memicu kelembapan. Kelembapan yang terlalu
tinggi dapat mengundang kehadiran cendawan.
Jarak tanam pun dibuat renggang: 10 m x 10 m. “Dengan begitu sinar matahari diterima merata
seluruh tajuk tanaman,” tutur Haerudin. Haerudin juga rajin memangkas cabang agar siklus
udara lancar dan sinar matahari dapat dimanfaatkan secara optimal untuk proses fotosintesis.
Untuk setiap cabang, ketua Asosiasi Petani Gedong Gincu Kabupaten Cirebon itu hanya
mempertahankan 3 anak cabang, begitu seterusnya.
Sebagai sumber nutrisi, Haerudin hanya mengandalkan pupuk standar seperti pupuk kandang
dengan dosis 50 - 100 kg/pohon dan 4 kg pupuk NPK. Pemupukan dilakukan setiap habis panen.
Untuk mencegah kehadiran cendawan saat curah hujan tinggi, Khaerudin memanfaatkan
fungisida nabati. Caranya, cacah 1 kg lengkuas, 1 kg sirih, dan 1 kg daun sirsak dalam 5 liter air.
Diamkan selama 2 minggu. Setelah itu saring dan larutan pun siap digunakan. Cara pakainya, 1
gelas larutan (200 ml) dicampur dengan 17 liter air, lalu disemprotkan ke seluruh tajuk.
Pemakaiannya selang-seling dengan fungisida kimia setiap 5 hari jika cuaca hujan.
Berkat perawatan intensif itu, Haerudin tetap mampu memanen gedong berkualitas ekspor.
Menurut Ahmad Abdul Hadi, eksportir mangga di Cirebon, 80 - 90% hasil produksi kebun
Haerudin layak ekspor. “Itu menjadi bukti bila mangga dirawat secara intensif, produksi dan
kualitas buah tetap optimal,” tutur Hadi. Walhasil di saat produksi pekebun lain buntung,
pekebun intensif masih tetap menangguk untung. (Faiz Yajri)
Ramuan Syahril
1. 2 kuintal mangga busuk
2. 50 kg cacahan daun talas
3. 200 kg kepala tongkol
4. 100 kg jeroan ikan
5. 50 kg keong mas
57
6. Semua bahan dicampur dan taruh di tempat
tertutup rapat dan terhindar dari kontak sinar
matahari
7. Aduk seminggu 3 kali dan fermentasi selama 3 - 6
bulan
8. Saring ampas dan larutan siap digunakan.
Cara Pangkas ala Haerudin
1. Pangkas bentuk pertama saat tanaman muda
setinggi 80 - 100 cm.
2. Pelihara 3 cabang primer membentuk sudut
seimbang 1200 dengan cabang lain. Pangkas
cabang lain yang tidak dikehendaki 1 cm dari
pangkal cabang.
3. Dari cabang primer itu kemudian dipelihara 3
cabang sekunder hingga terbentuk susunan
percabangan yang kompak dan membentuk
struktur kanopi setengah bulat merata.
4. Jarak pemangkasan dilakukan jika cabang yang
dipelihara mencapai 1 m atau 3 - 6 bulan setelah
pemangkasan.