BAB 1 Pendahuluan Ringkasan Dung

7
1.1. LATAR BELAKANG Secara umum beberapa wilayah provinsi Jawa Tengah masih cukup rawan terhadap masalah kekeringan. Hal ini diakibatkan tidak hanya oleh rusaknya lingkungan di daerah tangkapan air, tetapi juga diakibatkan oleh pesatnya pembangunan fisik serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam penggunaan air tanpa diikuti dengan upaya menjaga dan melestarikan sumber daya air. Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 21 Kecamatan, namun secara historis dan kondisi wilayah, Kabupaten Pati terbagi atas 2 (dua) wilayah, yakni Pati Utara dan Pati Selatan yang dibatasi oleh Sungai Juana (Silugangga). Potensi permasalahan kekeringan di Pati Selatan sangat tinggi bila dibandingkan dengan Pati Utara. Pati Selatan merupakan daerah yang memiliki kendala dalam penyediaan air, baik untuk irigasi, air bersih maupun domestik/industri. Hal ini dapat dimaklumi mengingat daerah tersebut didominasi oleh batuan yang sulit menyimpan air sehingga pada musim kemarau dapat dipastikan krisis air akan melanda daerah Pati Selatan. Kecamatan di Pati Selatan yang memiliki potensi kekeringan Laporan Ringkasan (Executive Summary) Model Test Spillway Bendungan Dung Kurungan

description

how

Transcript of BAB 1 Pendahuluan Ringkasan Dung

TERM OF REFERENCE (TOR)

PendahuluanI - 1

1.1. LATAR BELAKANG

Secara umum beberapa wilayah provinsi Jawa Tengah masih cukup rawan terhadap masalah kekeringan. Hal ini diakibatkan tidak hanya oleh rusaknya lingkungan di daerah tangkapan air, tetapi juga diakibatkan oleh pesatnya pembangunan fisik serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam penggunaan air tanpa diikuti dengan upaya menjaga dan melestarikan sumber daya air.Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 21 Kecamatan, namun secara historis dan kondisi wilayah, Kabupaten Pati terbagi atas 2 (dua) wilayah, yakni Pati Utara dan Pati Selatan yang dibatasi oleh Sungai Juana (Silugangga).

Potensi permasalahan kekeringan di Pati Selatan sangat tinggi bila dibandingkan dengan Pati Utara. Pati Selatan merupakan daerah yang memiliki kendala dalam penyediaan air, baik untuk irigasi, air bersih maupun domestik/industri. Hal ini dapat dimaklumi mengingat daerah tersebut didominasi oleh batuan yang sulit menyimpan air sehingga pada musim kemarau dapat dipastikan krisis air akan melanda daerah Pati Selatan. Kecamatan di Pati Selatan yang memiliki potensi kekeringan adalah Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Jaken, Gabus dan Jakenan.

Pembuatan bendungan adalah merupakan salah satu alternatif yang sangat baik guna mengatasi kekeringan saat musim kemarau dan dapat digunakan untuk suplai air irigasi sehingga proses kegiatan pertanian dapat terus berjalan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, alternatif dibangunnya bendungan di lokasi yang kekurangan air yang dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air di musim hujan serta dapat digunakan secara efisien di musim kemarau, diharapkan akan menjadi jalan keluar yang cukup signifikan. Berdasarkan penelitian yang diprakarsai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pati telah dilakukan 2 studi yaitu: pada tahun 2006 oleh CV. Studi Teknik, yaitu Studi Indikatif Pembangunan Embung di Kabupaten Pati, dan pada tahun 2007 oleh CV. Studi Teknik tentang Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Kabupaten Pati, maka lokasi yang paling memungkinkan sebagai lokasi pembangunan bendungan adalah bendungan Dung Kurungan di desa Duren Sawit, Kecamatan Kayen, salah satu kecamatan dari Kabupaten Pati di wilayah selatan.

Dengan adanya pasokan air dari bendungan yang dibangun, diharapkan saluran Tambakromo yang sekarang tidak efektif karena air harus dipompa, dan bahkan kemungkinan alur-alur sungai yang ada dapat dimanfaatkan sebagai long storage, untuk menambah kelembaban tanah.

Kegiatan konservasi suatu kawasan merupakan amanat UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yaitu tahapan pengelolaan SDA meliputi konservasi SDA, Pendayagunaan SDA dan Pengendalian Daya Rusak Air. Pembuatan waduk/bendungan adalah salah satu upaya konservasi air dan pengendalian daya rusak air yang langsung dapat dirasakan manfaatnya.

Menyadari hal tersebut, maka PPK Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana merencanakan pembangunan bendungan yang berlokasi di Kabupaten Pati. Selain sebagai wadah atau tampungan air di musim hujan yang sekaligus dapat mengurangi bencana banjir di bagian hilir, di musim kemarau air tersebut dapat untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku di sekitar lokasi. Disamping itu pembangunan bendungan atau tampungan air tersebut dapat menurunkan debit banjir di hilir, juga untuk meningkatkan pengisian air tanah dan memperbaiki kualitas air.

Agar didapatkan suatu konstruksi bangunan pelimpah dan bangunan kelengkapannya yang layak ditinjau baik dari segi teknik, lingkungan maupun biaya, maka telah dilakukan Detail Desain Bendungan Dung Kurungan pada tahun anggaran 2009 oleh PT. Wahana Adya. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan pengujian model hidraulik dengan model fisik tiga dimensi untuk bangunan pelimpah bendungan Dung Kurungan dalam rangka persiapan untuk memperoleh Sertifikat Desain dari Komisi Keamanan Bendungan sebagai pernyataan bahwa bendungan tersebut layak untuk dibangun.

1.2. PERMASALAHAN

Pembangunan suatu bendungan di sungai, akan menyebabkan perubahan aspek dinamik morfologi sungai tersebut. Oleh karena itu perlu dipelajari pengaruh timbal balik dari morfologi sungai terhadap fungsi, kestabilan konstruksi ditinjau dari segi hidraulik. Dengan demikian untuk menyempurnakan dan memantapkan penyusunan Detail Desain tersebut di atas, perlu dilakukan uji hidraulik model fisik bangunan pelimpah bendungan, sedemikian sehingga konsep pembangunan bendungan tersebut sesuai dengan keadaan morfologi sungainya.

Untuk mempelajari kinerja bangunan pelimpah serta pengaruhnya terhadap sistem sungai di sekitar bendungan, perlu dilakukan uji model fisik tiga dimensi (model test).

Uji hidraulik menggunakan model fisik di laboratorium diperlukan sebagai alat bantu dinamik untuk :

menyempurnakan dan memantapkan desain bangunan pelimpah,

mempelajari respons sungai dan meminimalkan dampak negatif respons tersebut terhadap bangunan dan lingkungan sungai.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan uji hidraulik menggunakan model fisik di laboratorium adalah:

1) Memantapkan gagasan perencanaan dilihat dari segi hidraulik (pola aliran dan angkutan sedimen) dengan mempelajari dan menyelidiki parameter dan karakteristik aliran yang terjadi.

2) Mempelajari dan memeriksa tata letak bangunan pelimpah agar diperoleh desain hidraulik yang baik. Kriteria baik ditinjau dari segi hidraulik di sini adalah:

aliran menuju pelimpah terdistribusi merata, sehingga seluruh ambang/mercu pelimpah dapat dimanfaatkan secara optimal,

kapasitas pelimpahan mercu cukup untuk mengalirkan debit desain yang ditentukan,

tidak terjadi aliran saling menyilang saat menuju, di saluran peluncur dan saat meninggalkan saluran peluncur,

3) Memeriksa dan mencari jenis, bentuk dan dimensi peredam energi yang optimum untuk menghindari gerusan lokal yang membahayakan di hilir bangunan pelimpah dengan memperhitungkan kemungkinan degradasi dasar sungai.

4) Mencari bentuk dan ukuran hidraulik bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk menunjang kesempurnaan desain bangunan pelimpah.

5) Mengetahui kemungkinan perubahan morfologi sungai, mempelajari dan meminimalkan dampak perubahan ini terhadap bangunan air yang dirancang dan terhadap lingkungan sungai.1.4. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pekerjaan yang diperlukan dalam rangka uji hidraulik menggunakan model fisik bangunan pelimpah meliputi :

1) Pengumpulan data hidraulik antara lain:

situasi dan geometri sungai di sekitar rencana bendungan,

keadaan material dasar sungai, angkutan sedimen dan keadaan geologi teknik,

keadaan aliran untuk keperluan kalibrasi dan penentuan kondisi batas,

gambar-gambar dan nota pra desain bangunan yang dirancang.

2) Pembuatan model fisik bangunan yang dirancang dan ruas sungai yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bangunan tersebut.

3) Pengujian menggunakan model fisik.

4) Pengusulan desain hidraulik bangunan yang dirancang.

5) Pembuatan laporan.

1.5. LOKASI RENCANA BENDUNGAN

Lokasi Bendungan Dung Kurungan terletak pada aliran Sungai Bangsal, Desa Duren Sawit, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. 1.6. METODOLOGI PENGUJIAN

Untuk memantapkan rencana bangunan pelimpah (spillway) perlu dilakukan pengujian di laboratorium dengan menggunakan model fisik tiga dimensi.

Kegiatan uji model fisik spillway dilakukan dengan metodologi sebagai berikut:

1) Survei dan identifikasi lapangan, mengumpulkan data sekunder untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan teliti tentang rencana waduk dan bangunan pelimpahnya. Data sekuder yang dikumpulkan antara lain:

Situasi dan geometri sungai di sekitar rencana bendungan

Keadaan material dasar sungai, angkutan sedimen dan keadaan geologi teknik

Gambar gambar dan nota pra desain bangunan yang dirancang

2) Menganalisa kondisi geometri sungai di sekitar waduk, spillway dan di hilirnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan kondisi batas yang dapat menggambarkan kondisi di lapangan, juga untuk menentukan besaran skala model.

3)Membuat model fisik yang diperlukan untuk pengujian dalam rangka memantapkan desain hidraulik spillway yang meliputi desain hidraulik:

Mercu pelimpah (spillway).

Saluran peluncur dan tembok samping.

Peredam energi dan tembok-tembok sayap hilir.

1.7. SASARAN DAN HASIL

Sasaran dan hasil kegiatan uji model fisik tiga dimensi adalah mendapatkan desain hidraulik bangunan pelimpah yang meliputi:

1. Arah dan bentuk saluran/tembok pengarah yang baik untuk menghindari aliran silang/tidak merata menuju mercu.

2. Bentuk dan dimensi mercu, tembok pengarah dan saluran peluncur yang optimal untuk menghindari bahaya kavitasi dan aliran silang yang dapat merusak bagian permukaan bangunan.

3. Tipe dan dimensi peredam energi yang optimal untuk menghindari gerusan lokal / longsoran tebing.4. Mencari bentuk dan ukuran Hidraulik bangunan pelengkap lainnya agar sempurna dan ekonomis.Keluaran dari pekerjaan model test adalah desain hidraulik bangunan pelimpah (spillway) Bendungan Dung Kurungan dan bangunan pelengkap lainnya.

1Laporan Ringkasan (Executive Summary)

Model Test Spillway Bendungan Dung Kurungan