BAB 1 PENDAHULUAN -...

34
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembahasan makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David Matsumoto dengan lebih terfokus pada tema “Culture dan Basic Psycological Processes” yakni Budaya Dan Dasar Proses Psikologi. Menurut Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Setiap penduduk di dunia memiliki budaya yang berbeda-beda dengan cirri khas tertentu. Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut: Dimulai dengan menyelidiki seseorang dari budaya yang berbeda, dan mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tentang tingkah laku. Kemudian, menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan menggunakan ilusi optic. Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi, kenangan, penghargaan, pengelompokan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan kreativitas. Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan penelitian lintas budaya tentang impian, perspektif waktu dan orientasi, serta persepsi kesedihan.Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian terbaru tentang lintas budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan pengakuan untuk sekolah.

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Pembahasan

makalah ini merupakan pembahasan dari buku ldquordquo karangan David

Matsumoto dengan lebih terfokus pada tema ldquoCulture dan Basic Psycological

Processesrdquo yakni Budaya Dan Dasar Proses Psikologi

Menurut Andreas Eppink culture atau kebudayaan mengandung

keseluruhan pengertian nilai norma ilmu pengetahuan serta keseluruhan

struktur-struktur sosial religius dan lain-lain tambahan lagi segala

pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat

Setiap penduduk di dunia memiliki budaya yang berbeda-beda dengan cirri

khas tertentu

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai

berikut Dimulai dengan menyelidiki seseorang dari budaya yang berbeda

dan mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tentang tingkah

laku Kemudian menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan

focus pada penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi

visual dan menggunakan ilusi optic Menjelaskan hubungan antara budaya dan

kognisi kenangan penghargaan pengelompokan pemecahan masalah

pengambilan keputusan dan kreativitas Diskusi tentang hubungan antara

budaya dan kesadaran yang menjelaskan penelitian lintas budaya tentang

impian perspektif waktu dan orientasi serta persepsi

kesedihanMenyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan

penelitian terbaru tentang lintas budaya yang dapat menjelaskan pembahasan

yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti

penggunaan test intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam

menyeleksi pekerjaan dan pengakuan untuk sekolah

Persepsi adalah tentang memahami bagaimana kita menerima

stimulus dari lingkungan dan bagaimana kita memproses stimulus tersebut

secara spesifik fokus pembahsan ini yakni perbedaan budaya pada persepsi

visual dengan menggunakan ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang

mengandung diskrepansi atau perbedaan antara kenampakan sebuah banda

dengan benda yang sesungguhnya

Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental

yang menngubah masukan masukan dari indra menjadi penegtahuan

B Tujuan Pembahasan

Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang budaya

dan dasar proses psikologi dari buku ldquo rdquo dengan pembahasan

1 untuk mengatahui sudut pandang tentang individu dari budaya yang

berbeda dan berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tingkah

laku

2 untuk mengatahui hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kognisi kenangan

penghargaan pengelompokan pemecahan masalah pengambilan

keputusan dan kreativitas

4 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kesadaran yang

menjelaskan penelitian lintas budaya tentang impian perspektif waktu

dan orientasi serta persepsi kesedihan

5 mengatahui topik yang penting dan penelitian terbaru tentang lintas

budaya seperti permasalahan seperti penggunaan test intelegensi dan

kepribadian

C Metode Pembahasan

Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan

menggunakan

1 Metode studi literatur kepustakaan

2 Metode pencarian lewat internet

3 Metode menerjemahkan

D Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Pembahasan

B Tujuan Pembahasan

C Metode Pembahasan

D Sistematika Pembahasan

BAB II POKOK BAHASAN

BAB III ANALISIS

BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB II

CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES

BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI

Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian

materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian

untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat

dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut

1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan

mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku

2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan

pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas

4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan

penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta

persepsi kesedihan

5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian

terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test

intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan

pengakuan untuk sekolah

A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku

Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat

struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis

seperti system simpatetik dan parasimpatetik

Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena

psikologi dengan alasan

1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses

sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina

2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan

dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress

3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan

dan tingkah laku

Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi

Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan

membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama

Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan

fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik

Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik

Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang

mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut

menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur

anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan

perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku

Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki

perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun

mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit

dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku

Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan

perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat

Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi

seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan

dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan

lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi

pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Persepsi adalah tentang memahami bagaimana kita menerima

stimulus dari lingkungan dan bagaimana kita memproses stimulus tersebut

secara spesifik fokus pembahsan ini yakni perbedaan budaya pada persepsi

visual dengan menggunakan ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang

mengandung diskrepansi atau perbedaan antara kenampakan sebuah banda

dengan benda yang sesungguhnya

Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental

yang menngubah masukan masukan dari indra menjadi penegtahuan

B Tujuan Pembahasan

Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang budaya

dan dasar proses psikologi dari buku ldquo rdquo dengan pembahasan

1 untuk mengatahui sudut pandang tentang individu dari budaya yang

berbeda dan berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tingkah

laku

2 untuk mengatahui hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kognisi kenangan

penghargaan pengelompokan pemecahan masalah pengambilan

keputusan dan kreativitas

4 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kesadaran yang

menjelaskan penelitian lintas budaya tentang impian perspektif waktu

dan orientasi serta persepsi kesedihan

5 mengatahui topik yang penting dan penelitian terbaru tentang lintas

budaya seperti permasalahan seperti penggunaan test intelegensi dan

kepribadian

C Metode Pembahasan

Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan

menggunakan

1 Metode studi literatur kepustakaan

2 Metode pencarian lewat internet

3 Metode menerjemahkan

D Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Pembahasan

B Tujuan Pembahasan

C Metode Pembahasan

D Sistematika Pembahasan

BAB II POKOK BAHASAN

BAB III ANALISIS

BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB II

CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES

BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI

Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian

materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian

untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat

dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut

1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan

mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku

2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan

pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas

4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan

penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta

persepsi kesedihan

5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian

terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test

intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan

pengakuan untuk sekolah

A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku

Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat

struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis

seperti system simpatetik dan parasimpatetik

Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena

psikologi dengan alasan

1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses

sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina

2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan

dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress

3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan

dan tingkah laku

Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi

Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan

membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama

Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan

fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik

Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik

Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang

mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut

menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur

anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan

perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku

Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki

perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun

mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit

dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku

Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan

perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat

Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi

seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan

dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan

lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi

pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

C Metode Pembahasan

Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan

menggunakan

1 Metode studi literatur kepustakaan

2 Metode pencarian lewat internet

3 Metode menerjemahkan

D Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Pembahasan

B Tujuan Pembahasan

C Metode Pembahasan

D Sistematika Pembahasan

BAB II POKOK BAHASAN

BAB III ANALISIS

BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB II

CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES

BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI

Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian

materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian

untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat

dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut

1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan

mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku

2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan

pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas

4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan

penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta

persepsi kesedihan

5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian

terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test

intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan

pengakuan untuk sekolah

A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku

Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat

struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis

seperti system simpatetik dan parasimpatetik

Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena

psikologi dengan alasan

1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses

sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina

2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan

dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress

3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan

dan tingkah laku

Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi

Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan

membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama

Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan

fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik

Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik

Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang

mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut

menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur

anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan

perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku

Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki

perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun

mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit

dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku

Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan

perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat

Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi

seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan

dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan

lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi

pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

BAB II

CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES

BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI

Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian

materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian

untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat

dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut

1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan

mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku

2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada

penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan

menggunakan ilusi optic

3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan

pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas

4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan

penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta

persepsi kesedihan

5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian

terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test

intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan

pengakuan untuk sekolah

A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku

Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat

struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis

seperti system simpatetik dan parasimpatetik

Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena

psikologi dengan alasan

1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses

sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina

2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan

dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress

3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan

dan tingkah laku

Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi

Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan

membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama

Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan

fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik

Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik

Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang

mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut

menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur

anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan

perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku

Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki

perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun

mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit

dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku

Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan

perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat

Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi

seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan

dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan

lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi

pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena

psikologi dengan alasan

1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses

sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina

2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan

dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress

3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan

dan tingkah laku

Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi

Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan

membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama

Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan

fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik

Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik

Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang

mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut

menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur

anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan

perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku

Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki

perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun

mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit

dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku

Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan

perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat

Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi

seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan

dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan

lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi

pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam

beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting

bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita

osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral

tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut

maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau

mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi

kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak

badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam

komponen budaya

Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara

biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi

komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS

Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi

melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak

Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek

tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi

komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku

Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang

didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan

memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut

terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan

budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh

Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti

pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat

sulit dilakukan dengan alasan

1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi

2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya

3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen

politik

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki

kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi

bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan

sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet

dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu

yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang

membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang

B Budaya dan Persepsi

1 Persepsi dan Pengalaman

Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan

pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap

persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding

dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan

mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam

pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak

melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat

melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran

kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu

sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut

sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan

eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai

dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual

kita

Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan

yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah

mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi

dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat

kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin

kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku

maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit

baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang

berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)

Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu

berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk

tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang

sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring

dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat

2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual

Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada

persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian

terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada

pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang

sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang

dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)

Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau

perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu

sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi

Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing

masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu

garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang

lain mengarah kedalam

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer

Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam

ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling

tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih

panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical

Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal

Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini

dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah

setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke

ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya

Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah

tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama

Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi

sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis

horizontal

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang

Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang

Gambar 63 ilusi ponzo

Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-

Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-

Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-

Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi

Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan

menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang

dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam

ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila

terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati

kita

Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan

Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di

mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan

Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita

melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang

kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada

mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita

Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama

panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang

daripada garis yang bawah

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk

dua dimensi

Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi

visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek

Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan

India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar

budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya

pada bagaimana kita melihat dunia

Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri

Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa

orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari

pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu

untuk belajar dari pada orang papua nugini

Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river

mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas

kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa

efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada

kelompok industri hal ini mendukung temuan River

Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi

Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini

memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan

pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer

Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer

terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun

seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa

perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam

pigmentsi retina

Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak

kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan

bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di

lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar

dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang

nampak

Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip

dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku

Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi

tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa

maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat

benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak

berpendidikan akan melihat secara berbeda

C Budaya dan Kognisi

1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan

kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan

label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya

punya kemiripan

Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan

secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya

mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir

dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau

dipengaruhi budaya

Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan

bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran

sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat

kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-

kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara

manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor

pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan

untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada

perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian

yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses

kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar

pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori

Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari

bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan

tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan

benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan

Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang

dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan

benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966

GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu

selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut

Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan

efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang

dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah

formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas

penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar

warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit

mengalami sekolah formal

2 Budaya Dan Daya Ingat

Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori

mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama

beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan

jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa

dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-

30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang

disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi

eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan

efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal

pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek

akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-

hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya

Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf

mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka

tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat

(Barlett1932)

Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang

mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu

tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih

unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa

subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila

mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak

begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang

tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh

Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat

mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih

sedikit mengingat kata

Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan

menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan

yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi

sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari

efek sekolah gaya erofa

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

3 Budaya Dan Ekspresi Wajah

Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan

kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah

Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras

tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)

meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika

Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka

mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya

(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan

sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik

untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia

Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini

juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita

OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996

Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa

prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)

memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang

lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya

manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan

Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan

teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara

anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari

sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa

orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda

Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi

dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash

orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan

yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood

(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa

kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya

disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi

actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan

keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan

dan persepsi ras yang lain (Levin1996)

4 Budaya Dan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan

cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat

Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang

bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan

pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki

mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat

digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu

menggunankan elemen permasalahan

Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini

dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm

seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)

subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang

memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar

mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan

dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk

mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut

kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel

Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini

telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya

menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam

memecahkan masalah tergantung pada konteks

Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran

logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah

silogisme

Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang

berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini

penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah

Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang

lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian

diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka

Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak

dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep

pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai

kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal

verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi

kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan

sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh

dalam seting social

5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan

Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari

penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah

menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara

keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa

informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang

didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan

informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana

yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973

Tverskyamp Kahnman1981)

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan

bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh

menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang

tepat

Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa

konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan

adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam

membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia

mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan

individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga

disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh

menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi

sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan

kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau

bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores

eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen

organisasi (Walters 1994)

Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat

persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan

berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu

keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu

konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat

penting

6 Budaya Dan Kreatifitas

Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah

diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan

bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini

menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif

telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras

sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan

sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan

Lubart (1995)

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting

mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative

mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya

mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara

spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka

Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk

menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang

kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut

dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi

Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu

yang kreatif untuk mencapai tujuan

D Budaya dan Kesadaran

Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai

sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan

tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang

kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri

merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu

setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman

pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada

persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran

Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi

yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi

pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

1 Budaya Dan Impian

Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk

membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi

dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi

seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi

acuan pada isi yang nyata

Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki

dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor

yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan

lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang

damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan

hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di

wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka

mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti

sangat benar

Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan

penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan

Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan

kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita

2 Budaya Dan Waktu

Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang

berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap

orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang

sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada

pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat

menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan

Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa

kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia

menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka

pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada

prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat

membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan

dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan

Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik

dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan

utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian

yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam

kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai

resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada

tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai

budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan

respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan

untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit

seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai

amat penting dalam budaya yang tepat

E Kebudayaan Dan Intelegensi

1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata

latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi

ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk

mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan

pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan

kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa

proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata

komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan

hal-hal semacam itu

Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep

kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini

kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai

salah satu jenis intelegensi

Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada

keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan

mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif

dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika

2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi

Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa

yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali

merupakan scermian dari nila-nilai buudaya

Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu

berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu

masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang

berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari

intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda

mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di

masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan

kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas

sombong atau tidak sopan

3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi

Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an

untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi

menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan

pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di

sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan

secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya

Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi

tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada

kemampuan verbal dan pengetahuan kultural

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas

budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata

antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang

sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

BAB III

ANALISIS

Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk

kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan

hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun

ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang

mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan

sebagai dasar bagi tingkah laku manusia

Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai

syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi

dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap

individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap

orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa

yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung

mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan

Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur

anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya

tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka

prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula

Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan

Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi

kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan

dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku

sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi

perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses

psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli

misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan

budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui

permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran

intelegensi

Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses

stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf

(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil

pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada

di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan

tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk

memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang

ada di lingkungannya

Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual

Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature

tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang

berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka

persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu

Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat

menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi

optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan

sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita

akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok

tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya

Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut

perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung

pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan

ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan

ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan

iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas

serangkaian garis yang melebar kearah kita

Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang

sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa

garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai

teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan

buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian

besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk

persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori

yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang

dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas

Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan

bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat

representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan

Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana

kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara

visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian

yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi

oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar

belakang kebudayaan

Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia

untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi

sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses

metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam

hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana

orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori

berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk

mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik

dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar

Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski

betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi

bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan

mewakili ataupun dengan membandingkan

Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan

kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau

informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan

jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang

berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga

terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang

tidak megalami pendidikan

Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan

sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam

penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang

mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal

silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara

logis bukan secara verbal

Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa

orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau

strategi yang sama

Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan

menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik

berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang

kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam

pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus

pada satu pemikiran saja

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai

sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran

yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan

Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda

tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak

yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya

mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang

penuh dengan kedamaian

Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam

masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun

karena waktu sangat berharga

Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya

sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat

untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa

Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang

dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika

serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah

kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara

umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental

Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian

konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain

dengan valid

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah

bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang

berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu

budaya dibanding dengan yang lainnya

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

BAB IV

KESIMPULAN

A Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan

psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam

mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi

adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku

manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi

biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan

perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar

bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan

pengalaman

Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat

dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya

penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam

bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut

membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita

secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi

atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna

merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita

nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk

dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita

mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh

bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna

dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita

Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini

berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti

bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic

yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 30: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya

adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan

antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya

Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi

Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual

tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered

World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa

pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya

merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang

mempengaruhi cara kita mempersepsi garis

Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory

teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah

terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas

kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension

menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh

frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti

pada gambar dan lukisan

Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi

oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar

belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam

persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda

dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang

berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan

bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding

kebudayaan lain

Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya

mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam

hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang

mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran

kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari

bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 31: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi

urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan

masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang

untuk memecahkan masalah

Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin

komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses

pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses

berfikir

Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh

menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan

kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan

kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi

waktu dan persepsi kesedihan

Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan

dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan

dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi

dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang

berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya

tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga

Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya

dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih

baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di

budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi

Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses

intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan

penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang

berbeda dari pandangan kita

Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya

adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 32: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai

suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya

B Implikasi

Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena

membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami

orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus

utamanya pada tingkah laku manusia

Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi

kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya

adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu

dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup

genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi

terhadap tingkah laku individu

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu

dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang

berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman

Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan

diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling

konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang

dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam

menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan

Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya

konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya

terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna

cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan

konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka

konselor bisa membantu koseli

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 33: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta

Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra

Pustaka Pelajar

Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia

Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja Bandung Remaja Rosda Karya

Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung

Alfabeta

httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur

httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya

html Budaya

Page 34: BAB 1 PENDAHULUAN - ceklis.weebly.comceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/budaya_dan_dasar_proses... · makalah ini merupakan pembahasan dari buku “” karangan David ...