BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa,...

8
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di indonesia, terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Eurasia; lempeng Australia; lempeng Pasifik; dan lempeng Filipina. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik merupakan jenis lempeng samudera yang bersifat lentur, sedangkan lempeng Eurasia berjenis lempeng benua yang bersifat rigid dan kaku. Pertemuan lempeng tektonik tersebut menyebabkan terjadinya penunjaman serta patahan aktif di dasar lautan dan di daratan. ( Krishna S. Pribadi, dkk, pendidikan siaga bencana ITB. 2008). Konsep sekolah siaga bencana sebagai upaya membangun kesiapsiagaan sekolah yang di kembangkan untuk menggugah kesadaran atas resiko bencana di sekolah bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan, baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah. Kesiapsiagaan sebagai salah satu upaya yang di bangun untuk mengantisipasi dan mengelola ancaman untuk meminimalisasi dampak/resiko bencana.Di dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan bencana di Indonesia, sekolah sebagai ruang publik memiliki peran nyata dalam membangun ketahanan

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa,...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

indonesia, terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia merupakan

negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik

dunia, yaitu lempeng Eurasia; lempeng Australia; lempeng Pasifik; dan

lempeng Filipina. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik merupakan jenis

lempeng samudera yang bersifat lentur, sedangkan lempeng Eurasia berjenis

lempeng benua yang bersifat rigid dan kaku. Pertemuan lempeng tektonik

tersebut menyebabkan terjadinya penunjaman serta patahan aktif di dasar

lautan dan di daratan. ( Krishna S. Pribadi, dkk, pendidikan siaga bencana

ITB. 2008).

Konsep sekolah siaga bencana sebagai upaya membangun

kesiapsiagaan sekolah yang di kembangkan untuk menggugah kesadaran atas

resiko bencana di sekolah bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bidang

pendidikan, baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah.

Kesiapsiagaan sebagai salah satu upaya yang di bangun untuk mengantisipasi

dan mengelola ancaman untuk meminimalisasi dampak/resiko bencana.Di

dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan bencana di Indonesia, sekolah

sebagai ruang publik memiliki peran nyata dalam membangun ketahanan

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

2

masyarakat, Sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki tanggung jawab

untuk menyelenggarakan pendidikan. Sekolah secara sadar dan terencana

melakukan upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Dalam hal ini sekolah tetap terpercaya sebagai wahana efektif

untuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya

kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada anak/murid,

pendidik, tenaga kependidikan, dan para pemangku kepentingan lainnya, dan

secara umum kepada masyarakat luas. (BNPB, 2011)

Kabupaten Klaten merupakan daerah yang berada pada ancaman

gempa bumi tingkat menengah dengan warna kuning berdasarkan klasifikasi

peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Jawa Tengah, sehingga berpotensi

terkena dampak bencana gempa bumi. Contoh gempa bumi yang terjadi pada

tanggal 27 Mei 2006 kurang lebih pada pukul 05.55 WIB selama 57 detik.

Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 Skala Richter. Lokasi gempa menurut

badan geologi Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Republik

Indonesia terjadi di koordinat 8,0070 LS dan 110,2860 BT pada kedalaman

17,1 KM. sedangkan menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, posisi

episenter gempa terletak di koordinat 8,260 LS dan 110,310 BT pada

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

3

kedalaman 33 KM. itu di release sesaat setelah terjadi gempa. Gempa tersebut

menyebabkan korban luka berat 842 orang, korban meninggal sebanyak 119

orang, bangunan warga roboh mencapai 12.073 dan rusak berat 1.950 rumah

serta rusak ringan 4.768 rumah. (sumber : Antara News.com )

Kecamatan Bayat adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Klaten

yang terkena dampak akibat gempa bumi 27 Mei 2007. Dampak tersebut

antara lain :

Tabel 1.1 Dampak Kerusakan Bangunan Rumah di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten

No Kecamatan Bayat Jumlah Keadaan Rumah Rusak Total

Rusak Berat

Rusak Ringan

1 Ds Banyuripan 51 191 553 2 Ds Beluk 52 182 259 3 Ds Bogem 21 80 304 4 Ds Dukuh 141 252 339 5 Ds GunungGajah 19 158 441 6 Ds Jambakan 92 329 323 7 Ds Jarum 24 177 532 8 Ds Jotangan 19 137 441 9 Ds Kebon 33 243 368 10 Ds Krakitan 254 746 1332 11 Ds Krikilan 12 134 295 12 Ds Nengahan 33 133 219 13 Ds Ngerangan 46 336 955 14 Ds Paseban 114 495 702 15 Ds Talang 67 275 604 16 Ds Tawangrejo 35 165 308 17 Ds Tegalrejo 73 251 488 18 Ds Wiro 16 198 606 Jumlah 1102 4482 9049

Sumber : BPBD Kabupaten Klaten

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |D

"#◄ |C

Keca

matan

We

di

Keca

matan

Ka

likotes

Keca

matan

Tru

cuk

Keca

matan

Ca

was

keca

matan

ng

awen

keca

matan

ge

dang

sari

25474

61332

5119153

3

5218225

9

218030

4

14125

2339

1915844

1

9232932

3

2417753

2

1913744

1

3324336

8

1213429

5 3313321

9

4633695

5

11449

5702

6727560

43515

5308

7325148

8

1619860

6

Krak

itan

Wiro Ke

bon

Pase

ban

Ngera

ngan

Jarum

Talan

g

Duku

h

Tega

lrejo

Bany

uripa

n

Krikil

an

Jotan

gan

Gunu

ng G

ajah

Jamb

akan

Beluk

Tawa

ngrej

o

Boge

mNe

ngah

an

4580

00

4580

00

4600

00

4600

00

4620

00

4620

00

4640

00

4640

00

4660

00

4660

00

9136000

9136000

9138000

9138000

9140000

9140000

9142000

9142000

9144000

9144000

JUML

AH K

ERUS

AKAN

BA

NGUN

AN R

UMAH

DI K

ECAM

ATAN

BAY

AT

KABU

PATE

N KL

ATEN

2014

SKAL

A 1 : 5

5.000

Proy

eksi

Grid

Koord

inat

Zona

Datum

: Tran

svers

e Merc

ator

: Univ

ersal

Trans

verse

Merc

ator

: 49 S

outh

: WGS

- 198

4

00.5

51.1

1.65

2.2Km

Sumb

er:1.

Peta

Rupa

Bum

i Indo

nesia

Skala

1:25

.000

2. BP

BD Kl

aten 2

006

110°5

1'0"

110°5

1'0"

110°4

0'30"

110°4

0'30"

110°3

0'0"

110°3

0'0"

7°34'30"

7°34'30"

7°45'0"

7°45'0"

Disali

n Oleh

:Su

rya Pr

asety

a Dwi

Nugra

haA6

1009

0013

Pend

idika

n Geo

grafi

Unive

rsitas

Muh

amma

diyah

Surak

arta

Daera

h Yan

g Dipe

takan

LS

BT

mUmT

KABU

PATE

N BO

YOLA

LI

KABU

PATE

N SU

KOHA

RJO

KABU

PATE

NKL

ATEN

KECA

MATA

N BA

YAT

PROV

INSI

D.I.Y

PROV

INSI

D.I.Y

½U

LEGE

NDA

"#◄ |C

Kanto

r Cam

at

"#◄ |D

Kanto

r Des

a

Jalan

Kolek

torJa

lan Lo

kal

batas

kabu

pten

batas

keca

matan

batas

desa

sung

ai

670

rsk_tt

lrsk

_brt

rsk_rg

n

ayuk
Typewritten Text
ayuk
Typewritten Text
ayuk
Typewritten Text
ayuk
Typewritten Text
4
Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

5

Arti penting pendidikan siaga bencana dapat dilakukan secara formal

melalui jalur pendidikan sesuai ketentuan pemerintah dan secara informal

melalui lembaga-lembaga masyarakat yang sudah ada. Dengan penerapan

pendidikan siaga bencana di sekolah diharapkan agar upaya pengurangan

resiko bencana dapat diminimalkan.

SMP Muhammadiyah 7 Bayat yang terletak di Dukuh Kenteng Desa

Pasebahan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten merupakan daerah yang

terkena dampak kerusakan akibat gempa bumi Yogyakarta 2006. Setelah

peristiwa gempa bumi di tahun 2006 sekolah belum memberikan pelatihan

maupun sosialisasi tentang bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan

apabila terjadi gempa bumi dan belum mengintegrasikan mengenai materi

kesiapsiagaan bencana gempa bumi kedalam mata pelajaran. Melalui

penelitian ini diharapkan sekolah-sekolah memahami arti pentingnya

kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi, sehingga dapat mengurangi

korban jiwa dan korban material yang ditimbulkan akibat bencana gempa

bumi.

Dari uraian diatas maka penulis mengambil judul Kajian Dari

“KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI

(Suatu Kajian dari Perspektif Pendidikan di SMP Muhammadiyah 7 Bayat

Klaten)

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat

mengidentifikasi masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut.

1. Tingkat kesiapsiagaan Peserta didik terhadap bencana gempa bumi dan

kesesuaian dengan standar yang dikeluarkan BNPB mengenai kesiapsiagaan

bencana terhadap bencana gempa bumi.

2. Perbedaan mengenai tingkat kesiapsiagaan Peserta didik antara kelas 7 dan

kelas 8 yang mempengaruhi dalam kesiapsiagaan Peserta didik terhadap

bencana gempa bumi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar belakang dan pengidentifikasian masalah serta adanya

keterbatasan waktu penelitian dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi

masalah yang berkaitan dengan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa

bumi. Untuk mempermudah dalam penelitian dan memahami masalah, maka

dibatasi pada permasalahan sebagai berikut

1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini yaitu Pesrta didik SMP Muhammadiyah 7 Bayat

Klaten

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu sikap dan pengetahuan Peserta didik dalam

kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

7

D. Rumusan Masalah

Mengetahui identifikasi masalah yang tertera di atas, peneliti dapat

merumuskan masalah yang dihadapi adalah :

1. Berapa persen tingkat kesiapsiagaan Peserta didik terhadap bencana gempa

bumi di SMP Muhammadiyah 7 Bayat Kabupaten Klaten?

2. Adakah pengaruh jenjang kelas dalam kesiapsiagaan Pesrta didik terhadap

bencana gempa bumi di SMP Muhammadiyah 7 Bayat Kabupaten Klaten?

E. Tujuan

Tujuan penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang :

1. Mengetahui kesiapsiagaan Peserta didik terhadap bencana gempa bumi di

SMP Muhammadiyah 7 Bayat Kabupaten Klaten

2. Mengetahui pengaruh jenjang kelas dalam kesiapsiagaan Peserta didik

terhadap bencana gempa bumi di SMP Muhammadiyah 7 Bayat Kabupaten

Klaten

F. Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini di dapat memberikan sumbangan ilmu tentang kesiapsiagan

siswa terhadap bencana gempa bumi di SMP Muhammadiyah 7 Bayat

Kabupaten Klaten

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakangeprints.ums.ac.id/31385/2/BAB_I.pdfuntuk membangun budaya bangsa, termasuk membangun budaya kesiapsiagaan bencanawarga negara; yakni secara khusus kepada

8

b. Penelitian ini di sumbangan ilmu tentang pengaruh jenjang kelas dalam

kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi di SMP

Muhammadiyah 7 Bayat Kabupaten Klaten

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Melalui hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pegetahuan

bagi peneliti dalam kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi

b. Bagi siswa

Melalui penelitian ini siswa dapat menambah pengetahuan dan kesadaran

akan pentingnya kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi

c. Bagi pihak sekolah

Melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk di

terapkan sekolah terhadap siswa dalam kesiapsiagaaan siswa terhadap

bencana gempa bumi