Membangun Budaya Keselamatan-dr

41
DISUSUN OLEH: DR.FRANSISCA ROMANA HERIN CLARA MURWANI PANITIA KESELAMATAN PASIEN RSPR Membangun Budaya Keselamatan sebagai upaya Mewujudkan Keberhasilan Implementasi Keselamatan Pasien RSPR

description

Patient Safety

Transcript of Membangun Budaya Keselamatan-dr

D I S U S U N O L E H :

D R . F R A N S I S C A R O M A N A H E R I N

C L A R A M U R W A N I

P A N I T I A K E S E L A M A T A N P A S I E N R S P R

Membangun Budaya Keselamatan sebagai upaya Mewujudkan Keberhasilan

Implementasi Keselamatan Pasien RSPR

Curriculum Vitae

Nama : dr. Fransisca Romana Herin

Tempat/tgl.lahir: Yogyakarta, 12 Maret 1979

Jabatan: dr.umum RSPR (2009-sekarang)

Ketua Panitia Keselamatan Pasien (2011-sekarang)

Wakil Ketua SubKomite Audit Medis (2010-sekarang)

Pendidikan: FK-UGM, lulusan tahun 2005

PROFIL RS PANTI RAPIH

Rumah sakit tipe B

360 tempat tidur: VVIP, VIP, Kelas IA-C, II, dan III

114 Tenaga Dokter

1400 karyawan medis dan nonmedis

Pelayanan unggulan:

Orthopedi

Urologi

Kesehatan Ibu dan Anak

SEJARAH KESELAMATAN PASIEN RS.PANTI RAPIH

Tahun 2006 terbentuk:

Tim Keselamatan Pasien RS Panti Rapih

Namun implementasi masih lemah karena:

Kultur budaya keselamatan yang masih rendah

Blamming culture yang masih kuat

Leadership yang masih belum berfungsi optimal

Tahun 2007-2009:

Tim Keselamatan Pasien hampir bisa dikatakan tidak ada aktivitas sama sekali atau bahkan bisa dikatakan mati suri

Pelaporan insiden, pengelolaan insiden maupun analisa sama sekali tidak ada data

Akreditasi tahun 2010

Keselamatan pasien masuk dalam instrumen penilaian akreditasi nasional

Meningkatkan kesadaran pimpinan dan karyawan RS Panti Rapih akan pentingnya nilai-nilai keselamatan pasien

Pelaporan insiden, analisa, tindak lanjut, dan pencegahan cedera mulai aktif

Tim Keselamatan Pasien berubah bentuk:

Panitia Keselamatan Pasien RS Panti Rapih

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA KESELAMATAN PASIEN RSPR

Ketua 1

Ketua 2

Tim Identifikasi

Tim Analisa

Tim Monitoring

Safety Surgery

Sekretaris 1

Sekretaris 2

DirekturUtama

Kegelisahan &Keprihatinan

Angka pelaporan insiden masih rendah (56 lap/tahun), hanya ada 1 analisa

Informasi insiden masih ada yang disembunyikan

Pelaksanaan program kerja keselamatan pasien kurang berhasil

Resistensi terhadap review mortality maupun audit medis masih tinggi

KAMI PERLU PERUBAHAN

Budaya Keselamatan Pasien yang Lebih Baik

Keberhasilan Implementasi Program

& Sistem Pelaporan

Mencegah & mengurangi resiko cedera pada pasien

LEADERSHIP

Menggerakkan seluruh rumah sakit

menempatkan keselamatan pasien menjadi prioritas

Dukungan sistem pelaporan yang bebas hukuman

Mempercepat perubahan

SURVEY BUDAYA KESELAMATAN

Memaksimalkan potensi atau kekuatan yang dimiliki untuk memperbaiki kelemahan

Deklarasi Keselamatan PasienRS Panti Rapih

8 Desember 2010

SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Menilai tingkat budaya keselamatan RS. Panti Rapih, meningkatkan kesadaran, dan sebagai data dasar

Sesaat sesudah deklarasi

Koresponden: manajemen, karyawan medis, dan nonmedis

Mengukur Budaya Keselamatan Pasien

Aspek Keselamatan Pasien Level RS:

Dukungan manajemen

Kerja tim antar unit kerja

Pergantian shift dan perpindahan pasien

Aspek Keselamatan pasien level unit kerja

Ekspektasi dan tindakan supervisor/manajer dalam mendukung keselamatan

Budaya belajar organisasi dan peningkatan mutu berkesinambungan

Kerja tim dalam unit

Keterbukaan komunikasi

Komunikasi tentang insiden dan timbal baliknya

Nonpunitif respon terhadap pelaporan insiden

Ketenagaan (SDM)

Aspek lainnya:

Persepsi keselamatan pasien secara keseluruhan

Frekuensi pelaporan insiden

Pendapat Responden:

Tingkatan keselamatan pasien RS

Jumlah insiden yang dilaporkan

Presentase Nilai Respon Positif

Nilai presentase respon positif: diperoleh dari total nilai respon positif aspek (setuju/sangat setuju pada kalimat positif dan tdk setuju/sangat tidak setuju pada kalimat reversi) dibagi dengan nilai total positif, nilai netral, dan nilai negatif dikalikan 100%

nilai respon positif__________________________x 100%

Nilai positif+nilai negatif+nilai netral

Area kekuatan budaya keselamatan (≥75% respon positif) dan area kelemahan (≤50% respon positif)

88.01%

87.27%

85.19%

81.14%

76.00% 78.00% 80.00% 82.00% 84.00% 86.00% 88.00% 90.00%

Pengembangan Belajar Berkelanjutan Organisasi

Kerja Tim dalam unit karya

Dukungan manajemen terhadap keselamatan

pasien (level RS)

Kerja Tim antar unit karya (level RS)

Area Kekuatan Budaya Keselamatan RSPR

Aspek Belajar Berkelanjutan Organisasi

90.78%

89.86%

83.39%

78.00% 80.00%82.00% 84.00% 86.00%88.00%90.00% 92.00%

Kami aktif melakukan kegiatan untuk meningkatkan keselamatan pasien

Setelah kami buat perubahan-perubahan untuk meningkatkan

keselamatan pasien, kami mengevaluasi efektivitasnya

Di unit kami, kesalahan yang terjadi digunakan untuk

membuat perubahan kearah yang positif

Aspek Kerja Tim dalam Unit Kerja

95.39%

90.85%

89.23%

73.70%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%

Karyawan di unit Anda saling mendukung

Pada unit kami, antar petugas saling menghargai

Bila ada pekerjaan dan harus dilakukan dalam waktu cepat, kami bekerja bersama-sama sebagai tim untuk menyelesaikan pekerjaan …

Bila satu area di unit kami sibuk, maka area lain dari unit kami

saling membantu

Dukungan Managemen

90.43%

89.40%

75.63%

65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00% 90.00% 95.00%

Manajemen rumah sakit membuat suasana kerja yang

mendukung keselamatan pasien

Tindakan manajemen RS menunjukkan bahwa

keselamatan pasien merupakan prioritas utama

Manajemen RS hanya tertarik pada pelaksanaan pasien bila

terjadi KTD (reversi)

Aspek Kerja Tim antar Unit Kerja (Level RS)

92.45%

80.43%

76.06%

75.80%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%100.00%

Unit-unit di RS bekerja sama dengan baik untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pasien

terdapat kerja sama yang baik antar unit di RS untuk

menyelesaikan pekerjaan bersama

Di RS kami, unit satu dengan unit yang lain tidak

berkoordinasi dengan baik (reversi)

sering sangat tidak menyenangkan bekerja dengan

staf di unit lain di RS ini (reversi)

Pembahasan

Dukungan manajemen sangat penting dalam menggerakkan seluruh karyawan untuk memprioritaskan keselamatan pasien dan dukungan dalam mewujudkan sistem pelaporan yang bebas dari hukuman

Kerja tim antara unit yang kuat mempermudah implementasi suatu program kerja dan pelaksanaan hasil tindak lanjut

Kerja sama karyawan dalam unit kerja maupun antar unit sangat baik. Pelayanan dapat berjalan dengan baik, lebih cepat, namun apabila ada masalah komunikasi dan kepercayaan dengan atasan rendah maka informasi adanya insiden dapat dengan mudah ditutupi satu sama lain

52.98%

46.49%

36.07%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

Keterbukaan Komunikasi

Respon tanpa Hukuman untuk Kesalahan

Sumber Daya Manusia

Area Kelemahan RSPR

65.36%

48.94%

44.53%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

Karyawan di unit kami takut bertanya jika terjadi hal yang

tidak benar (Reversi)

Karyawan di unit kami bebas berbicara jika melihat sesuatu yang dapat berdampak negatif

pada pelayanan pasien

karyawan dapat mempertanyakan keputusan atau

tindakan yang diambil oleh atasannya

Aspek Keterbukaan Komunikasi

65.96%

55.48%

17.39%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

Bila dilaporkan suatu insiden, yang utama dibicarakan

pelakunya bukan masalahnya

Karyawan sering sering merasa bahwa kesalahan yang mereka

lakukan digunakan untuk menyalahkan mereka

Karyawan merasa khawatir kesalahan yang mereka perbuat

akan dicatat dalam penilaian kinerja mereka

Aspek Respon Tanpa Hukuman

73.09%

48.42%

13.70%

8.60%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

Kami banyak menggunakan tenaga honorer untuk kegiatan keselamatan pasien (reversi)

Kami tidak memiliki cukup staf untuk menangani beban kerja

yang berlebih

Kami bekerja seperti dalam keadaan "krisis"

mencoba/berusaha berbuat banyak dengan cepat (reversi)

staf di unit kami bekerja lembur untuk keselamatan pasien

(reversi)

Aspek Ketenagaan

40.64% 39.27%

8.68%5.94%

2.74% 2.74%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

Tidak ada 1 - 2 laporan 3 - 5 laporan 6 - 10 laporan 11 - 20 laporan

> 21 laporan

Jumlah insiden yang dilaporkan oleh karyawan dlm 1 th terakhir

0.00%

6.42%

16.06%

28.44%

49.08%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Buruk Sedang Sempurna Bisa Diterima

Baik

Tingkat Budaya Keselamatan Pasien RSPR Menurut Responden

Pembahasan

kelemahan

Menghambat sistem pelaporan

(inti dari keselamatan pasien)

Masalah yang sangat serius, PERLU PRIORITAS

Keterbukaan Komunikasi & Respon Tanpa Hukuman

Fundamental Keselamatan Pasien

Penyebab Rendahnya Laporan Insiden

1. Dukungan manajemen belum dilaksanakan di level unit (kepala bidang/unit/bangsal)

2. Bukti nyata pelaksanaan pelaporan tanpa hukuman masih lemah:

Keadilan bagi si pelapor belum dirasakan di level bawahMasih ada rasa ketakutan dan rasa tidak aman bagi pelapor krn takut pelaku dihukum atau dicatat dalam penilaian kinerja

3. Hambatan komunikasi antara atasan dan bawahan4. Beban kerja tinggi, menghambat pencatatan

insiden dan pelaporan: lupa, tidak sempat mencatat, sudah lelah

Langkah Nyata

Meningkatkan komunikasi terbuka dan diskusi mengenaipelaporan insiden, issue-issue keselamatan : Ronde keselamatan pasien setiap bulan sekali Memasukkan isue keselamatan pasien dalam kegiatan

sehari hari: aplusan jaga, perpindahan pasien, maupun dalam briefing staf

Meningkatkan kepercayaan karyawan: Tidak mencatat kesalahan dan pelaporan insiden

dalam penilaian kinerja Tidak menghukum karyawan yang bersangkutan

Langkah Nyata

Meningkatkan kegiatan pembelanjaran:

Mengoptimalkan champion dalam mengidentifikasi dan mengkoordinasi pelaporan insiden

Review Mortality: matrix 2x2, global trigger tools, analisa penyimpangan mortalitas, nonaming, nonblaming dan nonshamming

Menggiatkan RCA

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran nilai keselamatan pasien:

Pelatihan & workshop keselamatan pasien dan manajemen resiko klinis setiap tahun

Pelatihan champion

Pelatihan karyawan baru

Sosialisasi mengenai keselamatan pasien di semua unit kerja

Data Insiden 2010-2011

41

123

172

41

50

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

KNC KTD Sentinel

2010

2011

0

5

10

15

20

25

3026

1

6

1 24

11 1 2 1

KTDSENTINEL

Penyebab KTD dan Sentinel Even 2011

jatuh5%

salah pemeriksaan

6% salah sampel

8%

keliru hasil 8%

Salah identitas

11%lain-lain

11%

Medication error51%

Jenis KNC 2011

LAPORAN INSIDEN BERDASAR TINGKAT CEDERA

41

6 3 2 3

172

33

2 3 50

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

nyaris cedera

cedera ringan

cedera sedang

cedera berat

kematian

2010

2011

Contoh Hasil Analisa RCA

Masalah komunikasi antar shift, antar unit, dan antar profesi

Faktor kompetensi: Kurangnya pengenalan dini kondisi sepsis dan kondisi kritis

SOP Pemberian Obat Insulin Intravena kurang lengkap dan Standarisasi dosis pemberian insulin intravena belum ada

Pencegahan dan kontrol infeksi belum terimplementasi dengan baik

Penatalaksanaan kegawatdaruratan di bangsal

Perbaikan Sistem

Meningkatkan sosialisasi komunikasi efektif dengan pelatihan SBAR untuk seluruh perawat dan dokter jaga

Sedang dalam tahap uji coba Early Warning System RS Panti Rapih: berupa assessment sederhana untuk membantu perawat bangsal dan dokter jaga mengenali sejak awal pasien-pasien kritis

Menggiatkan cuci tangan dengan 7 benar Dalam tahap persiapan: Tim Kode Biru

RSPR, adalah tim yang bertanggung jawab dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan di area RSPR

Perbaikan Sistem

Revisi SPO Penatalaksanaan Hiperglikemia:Dokter penanggung jawab penatalaksanaan hiperglikemia di ruang perawatan intensif adalah dokter anestesiDokter penanggung jawab penatalaksanaan hiperglikemia di bangsal perawatan adalah dokter penyakit dalam

Standarisasi pemberian dan monitoring insulin intravena yang telah disosialisasikan di semua unit kerja

Pencegahan pasien jatuh: identifikasi dengan skala Morse dan edukasi keluarga

“Mengubah nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku tidaklah mudah.”

Mengubah budaya memerlukan waktu dan proses yang lama