HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

135
HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. UKINDO (AEP GROUP) BLANKAHAN KAB. LANGKAT TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH DESTI APRIANI NIM : 131000263 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

Page 1: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA

PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. UKINDO (AEP GROUP)

BLANKAHAN KAB. LANGKAT TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH

DESTI APRIANI

NIM : 131000263

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA

PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. UKINDO (AEP GROUP)

BLANKAHAN KAB. LANGKAT TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

DESTI APRIANI

NIM : 131000263

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN

BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA

PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. UKINDO (AEP GROUP) BLANKAHAN

KAB. LANGKAT TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

diberikan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Oktober 2017

Yang membuat pernyataan

Desti Apriani

Universitas Sumatera Utara

Page 4: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 5: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

iii

ABSTRAK

Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan tidak

diharapkan namun bisa dicegah. Data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015 angka

kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 105.182 kasus, untuk meminimalkan

angka kecelakaan kerja adalah dengan menerapkan Budaya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang dapat menurunkan angka kecelakaan kerja sehingga

keselamatan pekerja dilindungi. Maka dengan ini saya ingin meneliti hubungan

antara Budaya K3 dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan.

Penelitian ini dilakukan dengan studi korelasi (Correlation Study), yaitu

hubungan Budaya K3 dengan Keselamatan Kerja. Populasi penelitian sebanyak

85 orang dan sampel diambil secara proportional stratified sebanyak 46 orang.

Variabel independen yang diteliti adalah Komitment Top Management, Peraturan

dan Prosedur K3, Komunikasi Pekerja, Kompetensi Pekerja, Lingkungan kerja,

dan Keterlibatan Pekerja dalam K3, dengan variabel dependen yaitu Keselamatan

Kerja yang dianalisis dengan uji chi square (p<0,05).

Hasil analisis uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

Komitment Top Management, Peraturan dan Prosedur K3, Lingkungan Kerja,

Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan Kerja (p<0,05), dan tidak ada hubungan

antara komunikasi pekerja dan kompetensi pekerja dengan keselamatan kerja

(p>0.05).

Saran untuk meningkatkan Budaya K3 di perusahaan yaitu Pihak

manajemen menerapkan peraturan K3 secara tertulis dan tertempel di area kerja,

dan melakukan pengawasan yang ketat, diperlukan komunikasi yang baik antara

pihak manajerial dengan pekerja,dan selalu memberi informasi terbaru kepada

pekerja terkait Keselamatan Kerja, mengadakan program edukasi dan training

secara berkesinambungan bagi pekerja mengenai keselamatan kerja untuk

menambah kemampuan pekerja dalam bekerja.

Kata kunci : Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Keselamatan

Kerja, Kecelakaan Kerja

Universitas Sumatera Utara

Page 6: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

iv

ABSTRACT

Accident is unwanted and unexpected but is able to be prevented.

Data Employment year 2015 BPJS numbers work accident in Indonesia reached

105,182 cases, to minimize the number of work accidents is by implementing a

culture of safety and occupational health that can decrease the number of

accidents of work so that the safety of workers is protected. So with this I want

to examine the relationship between the safety culture with Safety in

Pt. Ukindo Blankahan.

This study is a correlation study (correlation study), that safety culture

with safety work. Populasi studies as man as 85 people and proportionl staratified

sample taken as many 46 people. Independent vari able examined was the

commitment of Top Management, Hse rules and procedures, Communications

Workers, the competence of workers, the working environment,and the

involvement and safety workers, the dependent variable safety analyzed using

by chi square test (p < 0.05).

The result of chi square test shows that there is relation between Top

Management Commitment, safety rules and Procedure, working environment,

involvement of workers with Safety (p < 0.05), and there is no relationship

between the communications workers and the competence of workers

with safety (p > 0.05).

There are some Suggestions for improving the culture of

the company that the management has to apply the rules of OHS in writing and

tack the rules around working area, and conducts strict supervision, needed good

communication between the managerial with workers, and always provide latest

information related to worker safety, conduct education program and continuous

training for workers about work safety to increase the ability of workers in work.

Keywords: Safety Culture, Safety, Accident

Universitas Sumatera Utara

Page 7: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”Hubungan Budaya K3 dengan Keselamatan Kerja Di PT. Ukindo

Blankahan (AEP Group) kab. Langkat Tahun 2107” merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulis banyak menerima

bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu. SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M. Kes selaku Ketua Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dra. Lina Tarigan, Apt. MS sebagai Dosen Pembimbing I dan Ketua Penguji,

terima kasih atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis selama

penulisan skripsi.

5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK sebagai Dosen Pembimbing II dan Anggota

Penguji, terima kasih atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis

selama penulisan skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

vi

6. Ir. Kalsum, M. Kes dan Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes sebagai Anggota

Penguji, terima kasih atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis

selama penulisan skripsi.

7. Prof.dr., Sorimuda Sarumpaet, MPH, Selaku Dosen Penasehat Akademik

selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

9. Pimpinan dan Seluruh Pekerja di PT. Ukindo Blankahan, terima kasih atas

bimbingan dan bantuan bapak dan ibu yang sudah terlibat secara langsung

dalam penulisan skripsi.

10. Kepada orang tua Ikuten Sitepu (+) dan terkhusus kepada ibu tercinta

Herawaty Br Ginting, yang selalu memberikan doa, perhatian dan semangat

kepada penulis.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Oktober 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 9: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

RIWAYAT HIDUP xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.3.1 Tujuan Umum 7

1.3.2 Tujuan Khusus 7

1.4 Hipotesa Penelitian 8

1.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9

2.1.1 Pengertian SMK3 9

2.1.2 Tujuan SMK3 10

2.1.3 Proses SMK3 11

2.1.4 Kategori Penerapan SMK3 dalam Organisasi 13

2.2 Pengertian Budaya 14

2.2.1 Budaya 14

2.2.2 Budaya Organisasi 16

2.2.3 Budaya Perusahaan 16

2.2.4 Budaya Kerja 18

2.3 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja 20

2.3.1 Pengertian Budaya K3 20

2.3.2 Komponen Budaya K3 24

2.4 Kecelakaan Kerja 27

2.4.1 Pengertian Kecelakaan Kerja 27

2.4.2 Penyebab Kecelakaan Kerja 28

2.4.3 Kerugian Akibat Kecelakaan 31

2.4.4 Pencegahan Kecelakaan 32

Universitas Sumatera Utara

Page 10: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

viii

2.5 Keselamatan dan Kesehatan kerja 34

2.5.1 Pedoman Penerapan K3 40

2.6 Keselamatan kerja 42

2.6.1 Pengertian Keselamatan kerja 42

2.6.2 Aspek-aspek Keselamatan Kerja 43

2.6.3 Tujuan Keselamatan Kerja 44

2.7 Kerangka Konsep 46

BAB III METODE PENELITIAN 47

3.1 Jenis Penelitian 47

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian 47

3.2.1 Lokasi Penelitian 47

3.2.2 Waktu Penelitian 47

3.3 Populasi dan Sampel 47

3.3.1 Populasi 47

3.3.2 Sampel 47

3.4 Definisi Operasional 49

3.5 Tehnik Pengumpulan Data 49

3.5.1 Data Primer 49

3.5.2 Data Sekunder 50

3.6 Tehnik Pengolahan data 50

3.7 Aspek Pengukuran 51

3.8 Metode Analisis data 52

3.8.1 Analisis Univariat 52

3.8.2 Analisis Bivariat 53

BAB IV HASIL PENELITIAN 54

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 54

4.1.1 Identitas Perusahaan 54

4.1.2 Deskripsi Kegiatan Perusahaan 54

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 54

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan 55

4.1.5 Kebijakan K3 Perusahaan dan Lingkungan Hidup 57

4.2 Hasil Penelitian 58

4.2.1 Identitas Pekerja 58

4.2.1.1 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Umur 58

4.2.1.2 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir 59

4.2.1.3 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Masa Kerja 59

4.2.2 Komponen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja 60

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komitmen

Top Management 60

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Peraturan dan

Prosedur K3 61

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komunikasi pekerja 62

Universitas Sumatera Utara

Page 11: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

ix

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Kompetensi Pekerja 63

4.2.2.5 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Lingkungan Kerja 64

4.2.2.6 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Keterlibatan pekerja 65

4.2.2.7 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Keselamatan Kerja 67

4.2.3 Komponen Budaya K3 yang Berhubungan Dengan Keselamatan Kerja 69

4.2.3.1 Hubungan Komitment Management dengan Keselamatan Kerja 70

4.2.3.2 Hubungan Peraturan dan Prosedur K3 dengan Keselamatan

Kerja 71

4.2.3.3 Hubungan Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan Kerja 71

4.2.3.4 Hubungan Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja 72

4.2.3.5 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja 72

4.2.3.6 Hubungan Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan Kerja 72

BAB V PEMBAHASAN 74

5.1 Hubungan Komitment Top Management dengan Keselamatan Kerja 74

5.2 Hubungan Peraturan dan Prosedur K3 dengan Keselamatan Kerja 75

5.3 Hubungan Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan Kerja 77

5.4 Hubungan Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja 78

5.5 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja 79

5.6 Hubungan Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan Kerja 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 83

6.1 Kesimpulan 83

6.2 Saran 83

DAFTAR PUSTAKA 84

DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur pada Pekerja di PT.

Ukindo Blankahan Tahun 2017 58

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada

Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 59

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja di

PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 60

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Komitmen Top

Management pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 60

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Peraturan dan

Prosedur K3 pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 61

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Komunikasi Pekerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 62

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kompetensi Pekerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 63

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lingkungan Kerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 64

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Keterlibatan

Pekerja pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 65

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden keseluruhan

komponen Budaya K3 pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan

Tahun 2017 65

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Keselamatan Kerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 67

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keselamatan Kerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 69

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Komitment Top

Management dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo

Blankahan Tahun 2017 70

Universitas Sumatera Utara

Page 13: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

xi

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Peraturan dan Prosedur K3

dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 70

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi Pekerja

dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 71

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kompetensi Pekerja

dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 71

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Kerja dengan

Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017 72

Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Pekerja

dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun

2017 72

Tabel 4.19 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Variabel Bebas Dengan

Variabel Terikat Dengan Menggunakan Uji Chi Square 73

Universitas Sumatera Utara

Page 14: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 47

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Ukindo Blankahan 56

Universitas Sumatera Utara

Page 15: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ..................................................................................... 87

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ..................................................................... 90

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 91

Lampiran 5. Dokumentasi ................................................................................ 92

Lampiran 6. Master Data .................................................................................. 100

Lampiran 7. Output SPSS ................................................................................ 115

Universitas Sumatera Utara

Page 16: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

xiv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Desti Apriani, lahir pada 09 April 1995 di Simpang Lau

Gunung. Beragama Kristen Protestan, Suku Karo, dan berasal dari Desa Simpang

Lau Gunung Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Penulis merupakan anak

ketujuh dari tujuh bersaudara pasangan Ikuten Sitepu(+) dan Herawaty br

Ginting.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Swasta Masehi Lau

Gunung Kabupaten Langkat pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007,

kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sei

Bingai pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010. Setelah menamatkan

Sekolah Menengah Pertama, penulis melanjutkan Sekolah Menegah Atas di SMA

Negeri 1 Sei Bingai pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun

2013 penulis menempuh pendidikan tinggi pada Program Studi S-1 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara dan selesai pada tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti

sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik tingkat

regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimana

setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya pakai dan mampu

membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Untuk

memenuhi kebutuhan ini, salah satunya adalah penggunaan mesin-mesin modern

sehingga pada saat sekarang ini interaksi antara manusia dan mesin merupakan

hal biasa yang terjadi dalam kegiatannya. Penggunaan mesin dan alat-alat berat

tentunya membutuhkan pengawasan dari pihak manajemen serta kesadaran dari

pekerja itu sendiri (Rina, 2016).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian bahwa Perindustrian diselenggarakan berdasarkan asas kepentingan

nasional, demokrasi ekonomi, kepastian berusaha, pemerataan persebaran,

persaingan usaha yang sehat dan keterkaitan industri.

Menjawab tantangan persaingan industri yang semakin tinggi penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja di industri merupakan aspek yang sangat

penting. Berbagai standar dan dokumen dibuat untuk mengatur mengenai

keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Hal ini diharapkan agar industri tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 18: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

2

hanya berfokus terhadap kualitas produk dan keutungan semata tetapi juga harus

mempertimbangkan aspek lingkungan serta manusia yang dalam hal ini adalah

tenaga kerja itu sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dalam penerapan program-

program keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja dan dibudayakan dalam

lingkungan tempat kerja terkandung dalam budaya perusahaan itu sendiri.

Menurut Reason (1997) program keselamatan dan kesehatan kerja

sebaiknya dimulai dari tahap yang paling dasar, yaitu pembentukan budaya

keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan

salah satu aspek perlindungan tenaga kerja melalui penerapan teknologi

pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Menurut

Leach dan Kenny (2000) salah satu penyebab perusahaan tidak berkembang

adalah karena pengusaha dan top manajemen tidak mau mengakui bahwa mereka

perlu membentuk kembali budaya perusahaan atau mengambil cara baru dalam

mengatur orang pada suatu tahap awal yang menjadi titik kritis dalam sejarah

perusahaan. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, bahwa budaya

keselamatan dan kesehatan kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan

yaitu komitmen top manajemen, peraturan dan prosedur K3, komunikasi,

kompetensi pekerja, keterlibatan pekerja, dan lingkungan kerja (Wieke, 2012).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 2007 tentang

Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan sumber Radioaktif mendefinisikan

bahwa budaya keselamatan adalah paduan sifat dari sikap organisasi yang

memberikan perhatian dan prioritas utama pada masalah-masalah keselamatan.

Penerapan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan juga

Universitas Sumatera Utara

Page 19: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

3

merupakan salah satu syarat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Selain sebagai aspek perlindungan terhadap ketenagakerjaan, penerapan budaya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga berpengaruh terhadap nilai investasi,

kualitas dan kuantitas produk dan jasa, kelangsungan usaha serta daya saing

sebuah negara.

Di Indonesia telah ditetapkan beberapa peraturan keselamatan dan

kesehatan kerja antara lain sebagai berikut : Undang-Undang No.1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja di jelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak

mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional serta

terjamin keselamatannya .

International Labor Organization (ILO) mencatat tahun 2013, 1 pekerja di

dunia meninggal setiap 1 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja

mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka

kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2

juta kasus setiap tahun. Masalah kesehatan potensial pada pekerja menurut

Departemen Kesehatan adalah kecelakaan kerja, Penyakit Akibat Kerja. Setiap

pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan

kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut bergantung dari

jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan

lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana.

Jumlah kasus kecelakaan tahun 2011-2014 yang paling tinggi tahun 2013 yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 20: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

4

35.917 kasus kecelakaan, dimana pada tahun 2011 terjadi 9.891 kasus, tahun 2012

terjadi 21.735 kasus dan tahun 2014 terjadi 24.910 kasus.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan bahwa kasus kecelakaaan peserta

program Jaminan Kecelakaan Kerja tahun 2015 mencapai 105.182 kasus.

Meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, angka ini masih

terbilang cukup tinggi mengingat bahwa masih adanya kasus-kasus kecelakaan

yang tidak tercatat atau dilaporkan. Diantara banyaknya jumlah industri masih

terdapat industri yang belum menerapkan budaya K3 secara maksimal.

Penelitian mengenai budaya keselamatan kerja mulai dilakukan pada

industri manufaktur (Cheyne et al., 1998; Oliver et al., 2002), tetapi masih sangat

jarang pada industri konstruksi. Mohamed (2002) melakukan penelitian yang

berjudul hubungan antara budaya keselamatan kerja dengan perilaku pekerja dan

menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara budaya keselamatan kerja

dengan perilaku pekerja.

Penelitian Ratna Wardani dkk (2012) di Kediri yang berjudul hubungan

budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja dari 59

responden sebagian besar budaya K3 pekerja di bagian isntalasi PG Mritjan

Kediri memiliki kategori baik sejumlah 32 responden yaitu 54,2%. Dari 59

responden sebagian besar pekerja di bagian instalasi PG Mritjan Kediri memiliki

kategori produktivitas baik sejumlah 54 responden yaitu 91,5%. Ada hubungan

antara budaya K3 dengan produktivitas kerja pekerja di bagian instalasi PG

Mritjan Kediri. Dimana apabila pekerja menerapkan budaya K3 dengan benar

maka produktivitas akan meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

5

Penelitian Wieke Yuni Christina, dkk (2012) yang berjudul pengaruh

budaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja proyek konstruksi

adalah budaya keselamatan kerja harus dimulai dari top management terhadap

masalah masalah keselamatan kerja, selanjutnya pelaksanaan konstruksi prosedur

keselamatan kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja

proyek konstruksi. Karena semakin tinggi budaya keselamatan dan kesehatan

kerja yang diterapkan oleh top management, maka akan semakin tinggi pula

kinerja suatu proyek konstruksi. Kesimpulan diambil sesuai dengan penelitian

pustaka yang menyatakan bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja harus

dimulai dari top management.

Penelitian Elliyanuar (2016) yang berjudul hubungan antara budaya K3

dengan safe behavior pekerja gerindra dengan responden penelitian sebanyak 33

orang dari populasi 58 orang. Hasil penelitian menunjukan kebijakan K3 di PT

Barata Indonesia (persero) sudah sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 tentang

penerapan SMK3 dan sudah menerapkan peraturan dan prosedur K3. Hasil uji

statistik korelasi pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sedang

antara komunikasi K3, Keterlibatan pekerja dan lingkungan sosial kerja dengan

safe behavior (sig<0,05).

PT. UKINDO Blankahan bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan

produsen minyak kepala sawit, dimana tandan buah segar kelapa sawit diolah

menjadi crude palm oil yang sudah berstandart ISPO (Indonesia Sustainable Palm

Oil), selain itu PT. UKINDO merupakan satu-satunya PT di Sumatera Utara yang

mengolah tandan kosong menjadi bio massa yang diekspor ke China untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 22: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

6

dijadikan sebagai jok pesawat. Selain itu, PT.UKINDO menghasilkan tenaga

listrik dari hasil permentasi limbah yang dilakukan untuk digunakan kepentingan

PT, dan sebagian di jual ke pihak PLN.

Berdasarkan data angka kecelakaan yang terjadi di PT. UKINDO tahun

2014 terjadi 4 kasus kecelakaan, tahun 2015 terjadi 2 kasus kecelakaan, dan pada

tahun 2016 terjadi 1 kali kecelakaan, dan semua kecelakaan terjadi pada pekerja

yang bekerja di bagian proses pengolahan CPO, dimana jenis kecelakaannya

adalah perlukaan pada jari dan tangan yang harus dijahit dan terjepit lori yang

menyebabkan adanya Lost Time Injury (LTI), sedangkan pada p ada tahun 2010

dan 2011 PT. UKINDO meraih penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident).

Hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan perusahaan telah

memenuhi persyaratan dan indikator dalam budaya K3 di perusahaan seperti

komitmen top management membuat kebijakan K3, peraturan dan prosedur kerja

yang aman, mengkomunikasikan kepada pekerja, serta berusaha menciptakan

lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja. Tetapi fakta di lapangan

masih ditemukan pekerja yang tidak memahami dengan baik kebijakan K3 yang

telah dibuat, pekerja telah mengetahui prosedur kerja tetapi tidak benar-benar

melaksanakannya, serta lingkungan kerja yang tidak kondusip dan aman. Tidak

semua pekerja memiliki kesadaran akan hal tersebut sehingga budaya K3

belum dapat dikatakan menjadi budaya di kalangan pekerja dalam menjaga

keselamatan dirinya sendiri yang menyebabkan tiga tahun terakhir adanya kasus

kecelakaan kerja, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 telah meraih penghargaan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

7

Kecelakaan nihil. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melihat bagaimana

hubungan budaya K3 dengan keselamatan kerja di PT UKINDO Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian ini

adalah “ bagaimana hubungan budaya K3 dengan keselamatan kerja pada pekerja

pabrik kelapa sawit di PT. UKINDO Blankahan Kabupaten Langkat pada tahun

2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan budaya K3 dengan keselamatan kerja pada pekerja

pabrik kelapa sawit di PT. Ukindo Blankahan Kab. Langkat pada tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara Komitmen Top Management dengan

Keselamatan Kerja di PT UKINDO

2. Mengetahui hubungan antara Peraturan Dan Prosedur K3 dengan

Keselamatan Kerja di PT UKINDO

3. Mengetahui hubungan antara Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan

Kerja di PT UKINDO

4. Mengetahui hubungan antara Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan

Kerja di PT UKINDO

5. Mengetahui hubungan antara Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja

di PT.UKINDO

Universitas Sumatera Utara

Page 24: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

8

6. Mengetahui hubungan antara Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan

Kerja di PT. UKINDO

1.4 Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif

budaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan keselamatan kerja pada pekerja

pabrik kelapa sawit di PT. Ukindo Blankahan Kabupaten Langkat Tahun 2017

dimana semakin baik budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan

maka semakin baik pula keselamatan kerjanya.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Instansi/Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi PT. Ukindo Blankahan untuk dapat

menerapkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.

1.5.2 Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan

ilmu dan penelitian lebih lanjut.

1.5.3 Bagi Peneliti

Memberi pengalaman langsung bagi penulis untuk melaksanakan penelitian

serta penerapan dan pengembangan ilmu yang didapat di perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.1.1 Pengertian SMK3

Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996, Sistem manajemen K3 adalah

bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan

sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam

terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan produktif. Menurut OHSAS

18001, sistem manajemen merupakan suatu set elemen-elemen yang saling terkait

untuk menetapkan kebijakan sasaran dan untuk mencapai objektif tersebut.

Sistem Manajemen K3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara

sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui

proses perencanaan, penerapan, pengukuran, dan pengawasan (Ramli, 2010).

Sistem manajemen K3 terdiri dari dua unsur pokok yaitu proses manajemen dan

elemen-elemen implementasinya. Proses SMK3 menjelaskan bagaimana sistem

manajemen tersebut dijalankan atau digerakkan. Sedangkan elemen merupakan

komponen-komponen kunci yang terintegrasi satu dengan lainnya membentuk

satu kesatuan manajemen. Elemen-elemen ini mencakup antara lain tanggung

jawab, wewenang, hubungan antar fungsi, aktivitas, proses, praktis, prosedur dan

sumber daya. Elemen ini dipakai untuk menetapkan kebijakan K3, perencanaan,

Universitas Sumatera Utara

Page 26: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

10

objektif, dan program K3 (Ramli, 2010). Semua sistem manajemen K3 bertujuan

untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam perusahaan agar kejadian yang tidak

diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah. Menurut Dan

Petersen dalam bukunya Safety Management, mengelola K3 sama dengan

mengelola aspek lain dalam perusahaan dengan menggunakan pendekatan

manajemen modern mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan

pengawasan.

2.1.2 Tujuan SMK3

Berbagai sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sebagai ukur kinerja K3 dalam organisasi, SMK3 digunakan untuk menilai

dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan

membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut,

organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini

dilakukan melalui audit sistem manajemen K3. Di Indonesia diberlakukan

Permenaker No. 05 tahun 1996 tentang audit Sistem Manajemen K3 yang

menetapkan kriteria untuk mengukur kinerja K3 perusahaan.

2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi, SMK3 sebagai

pedoman atau acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3.

3. Sebagai dasar penghargaan (awards), SMK3 digunakan sebagai dasar untuk

pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja k3, penghargaan K3

diberikan oleh instansi pemerintah maupun lembaga independen lainnya

seperti Sword of honour dari British Safety Council, Five Star Safety Rating

system dari DNV atau National Safety Council Awards, dan SMK3 dari

Universitas Sumatera Utara

Page 27: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

11

Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai

dengan tolok ukur masing-masing. Karena bersifat penghargaan, maka

penilaian hanya berlaku untuk periode tertentu.

4. Sebagai sertifikasi, SMK3 digunakan untuk sertifikasi penerapan

manajemen K3 dalam organisasi. Sertifikasi diberikan oleh lembaga

sertifikasi yang telah diakreditasi oleh suatu badan akreditasi. Sistem

sertifikasi dewasa ini telah berkembang secara global karena dapat diacu

diseluruh dunia.

Mengingat banyaknya sistem manajemen K3 yang dikembangkan oleh

berbagai institusi tersebut, timbul kebutuhan untuk menstandarisasikan sekaligus

memberi sertifikat atas pencapainnya. Disini lahirlah sistem penilaian kinerja K3

yang disebut OHSAS 18000 (Occupational Health And Safety Assessment Series).

Sistem ini disertifikasi melalui lembaga sertifikasi, dan diakui secara global.

OHSAS 18001 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 dan kemudian

disempurnakan pada tahun 2007 dan disepakati sebagai suatu Standar Sistem

Manajemen K3. OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian yaitu OHSAS 18001

sebagai standar atau persyaratan SMK3 dan OHSAS 18002 sebagai pedoman

pengembangan dan penerapannya (Ramli, 2010).

2.1.3 Proses SMK3

Proses SMK3 menggunakan pendekatan PDCA (plan-do-check-action)

yaitu mulai dari perencanaan, penerapan, pemeriksaan dan tindakan perbaikan.

Dengan demikian, sistem manajemen K3 akan berjalan terus menerus secara

berkelanjutan selama aktivitas organisasi masih berlangsung. Sistem Manajemen

Universitas Sumatera Utara

Page 28: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

12

K3 dimulai dari penetapan K3 oleh manajemen puncak sebagai perwujudan

komitmen manajemen dalam mendukung penerapan K3. Kebijakan K3

selanjutnya dikemabngkan dalam perecanaan. Tanpa perencanaan yang baik,

proses K3 akan berjalan tanpa arah (misguided), tidak efisien, dan tidak efektif.

Berdasarkan hasil perencanaan tersebut dilanjutkan dengan penerapan dan

operasional, melalui pengerahan semua sumber daya yang ada, serta melakukan

berbagai program dan langkah pendukung untuk mencapai keberhasilan. Secara

keseluruhan, hasil penerapan K3 harus ditinjau ulang secara berkala oleh

manajemen puncak untuk memastikan bahwa SMK3 telah berjalan sesuai dengan

kebijakan dan strategi bisnis serta untuk mengetahui kendala yang dapat

mempengaruhi pelaksanaanya (Ramli, 2010).

Menurut UU RI No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87,

setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan manajemen

perusahaan. Undang-undang ini tidak menyebutkan apa SMK3 yang harus

dijalankan. Yang penting adalah menerapkan SMK3 dilingkungannya masing-

masing. Untuk mengetahui suatu organisasi telah menerapkan SMK3 dengan baik

perlu dilakukan pengawasan oleh instansi berwenang. Salah satu mekanisme

pengawasan adalah dengan melaukan audit SMK3 melalui lembaga yang ditunjuk

oleh pemerintah. Hasil audit menggambarkan bagaimana tingkat penerapan

SMK3 dalam organisasi yang selanjutnya digunakan sebagai bagian dari

pengawasan dan pembinaan misalnya pemberian penghargaan bagi organisasi

yang memiliki kinerja K3 yang baik (Ramli,2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

13

2.1.4 Kategori Penerapan SMK3 dalam Organisasi

Implementasi SMK3 dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan

kinerja K3 dengan melaksanakan upaya K3 secara efisien dan efektif sehingga

resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah atau dikurangi.

Organisasi yang menerapkan SMK3 program implementasi tertata dalam

kerangka kesisteman yang baik sehingga hasil yang diperoleh juga lebih baik.

Penerapan SMK3 (OHSMS) di dalam organisasi dapat dikategorikan sebagai

berikut :

1. SMK3 Virtual (Virtual OHSMS), artinya organisasi telah memiliki elemen

SMK3 dan melakukan langkah pencegahan yang baik, namun tidak memiliki

sistem yang mencerminkan bagaimana langkah pengamanan dan

pengendalian risiko dijalankan.

2. SMK3 salah arah (Misguided OHSMS), artinya organisasi telah memiliki

elemen SMK3 yang baik, tetapi salah arah dalam mengembangkan langkah

pencegahan dan pengamanny. Akibatnya, isu atau potensi bahaya yang

bersifat kritis bagi organisai terlewatkan.

3. SMK3 Acak (Random OHSMS),artinya organisasi yang telah menjalankan

program pengendalian dan pencegahan risiko yang sesuai dengan realita yang

ada dalam organisasi, namun tidak memiliki elemen-elemen manajemen K3

yang diperlukan untuk memastikan bahwa proses pencegahan dan

pengendalian tersebut berjalan dengan baik. Elemen K3 yang digunakan

bersifat acak dan tidak memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

14

4. SMK3 Komprehensif (Comprehensive OHSMS), artinya organisai yang

menerapkan dan mengikuti proses kesisteman yang baik. Elemen SMK3

dikembangkan berdasarkan hasil identifiaksi risiko, dilanjutkan dengan

menetapkan langkah pencegahan dan pengamanan, serta melalui proses

manajemen untuk menjamin penerapnnya secara baik (Ramli,2010).

Lingkup penerapan SMK3 berbeda antara suatu organisasi dengan lainnya

yang ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Ukuran organisasi

2. Lokasi kegiatan

3. Kondisi budaya organisasi

4. Jenis aktivitas organisasi

5. Kewajiban hukum yang berlaku bagi organisasi

6. Lingkup dan bentuk SMK3 yang telah dijalankan

7. Kebijakan K3 organisasi

8. Bentuk dan jenis risiko atau bahaya yang dihadapi (Ramli, 2010).

2.2 Pengertian Budaya

2.2.1 Budaya

Peneliti memulai kajian terhadap konsep budaya dengan pendapat

Koentjaraningrat (2004) mengenai istilah budaya berasal dari kata bahasa latin

colere yang berarti mengolah atau mengerjakan, terutama mengolah tanah atau

bertani. Dalam bahasa Inggris, budaya disebut culture. Kotter dan Haskett (1992)

menyatakan bahwa perhatian masyarakat akademik terhadap budaya berasal dari

Universitas Sumatera Utara

Page 31: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

15

studi antropologi sosial yang pada akhir abad ke-19 melakukan studi terhadap

masyarakat primitif, seperti Eskimo, Afrika, dan penduduk asli Amerika

Budaya adalah sebuah kerangka pikir (construct) yang menjelaskan

tentang keyakinan, perilaku, pengetahuan, kesepakatan-kesepakatan, nilai-nilai,

tujuan, yang kesemuanya itu membentuk pandangan hidup (way of life)

sekelompok orang (R.D’Andrade, dalam Sobirin, Achmad, 2007) (Sjahril, 2012).

Kroeber and Kluckhohn (dalam Sobirin, Achmad, 2007) selanjutnya

memberi pengertian budaya yang dianggap lebih komprehensif yaitu budaya

terdiri dari pola-pola fikir, cara berpendapat dan bereaksi yang diperoleh dan

disebarluaskan melalui berbagai macam simbol termasuk didalamnya yang

dimanisfestasikan dalam bentuk artefak yang semuanya itu merupakan hasil

pencapaian dari sekelompok orang, sedangkan esensi dasar atau inti dari budaya

terdiri dari gagasan-gagasan tradisional, yang diderivasi dan dipilih berdasarkan

pengalaman sejarah, serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya (Sjahril, 2012).

Menurut Taliziduhu Ndaha dalam bukunya budaya organisasi

mengemukakan pendapat Edward burnett yang menyatakan, “culture or

civilization, take in its wide technographic sense, is that complex whole which

includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities

and habits acquired by men as a member of society (budaya mempunyai

pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya,

seni, moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya

yang didapat sebagai anggota masyarakat)” (Khaerul, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

16

2.2.2 Budaya Organisasi

Budaya organisasi didefinisikan sebagai norma, nilai-nilai, asumsi,

kepercayaaan filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan

dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang

disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkannya dalam

aktivitas organisasi sehingga memengaruhi pola fikir, sikap, dan perilaku anggota

organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai

tujuan organisasi ( Sjahril, 2012). Menurut Stoner (1995), mengatakan budaya

organisasi sebagai suatu cognitive framework yang meliputi sikap, nilai, norma

prilaku, dan harapan-harapan yang disumbangkan oleh anggota organisasi.

Menurut Luthans (1998), budaya organisasi merupakan norma dan nilai-

nilai yang mengarahkan seseorang pada perilaku anggota organisasi. Setiap

anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh

lingkungannya. Menurut Monde dan Noe (1996) dalam Sjahrial (2012), budaya

organisasi adalah dari Shared value, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam

suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk

menciptakan norma-norma perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai

dan standar-standar yang mengarahkan perilaku pelaku organisasi dan

menentukan arah organisasi secara keseluruhan.

2.2.3 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan seperangkat asumsi dasar yang diciptakan

dan dianut bersama untuk mengarahkan perilaku organisasional dalam beradaptasi

dengan lingkungan luar maupun integrasi internal. Budaya perusahaan diciptakan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

17

oleh para pendiri perusahaan, dan kadang kala dibantu oleh kelompok kecil

sebagai pemimpin awal. Implementasi budaya dipelopori oleh pendiri atau para

pemimpin untuk memberi keteladanan pada anggota organisasi, baik anggota atau

karyawan awal maupun karyawan baru. Budaya perusahaan adalah moral yang

mengarah perilaku organisasional secara bertanggung jawab dan membangun citra

positif organisasi (poerwanto, 2008).

Budaya perusahaan bisa dikatakan sebagai suatu sistem dari nilai bersama,

yang akan dipakai sebagai pedoman dalam bertindak oleh anggota-anggota

organisasi (Ardana, Komang, dkk, 2009).

Budaya perusahaan yang terbentuk ditentukan oleh beberapa unsur

berikut:

1. Lingkungan usaha, yaitu lingkungan tempat perusahaan itu beroperasi akan

menetukan tindakan yang harus dikerjakan perusahaan tersebut untuk

mencapai keberhasilan. Lingkungan usaha mencakup hal berikut :

a. Nilai (Values), yaitu konsep dasar dan keyakinan suatu organisasi

b. Panutan/keteladanan, yaitu orang-orang yang menjadi panutan atau teladan

karyawan lainnya karena keberhasilannya

c. Upacara-upacara (rites and ritual), yaitu acara-acara rutin yang

diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberi penghargaan

pada karyawannya

d. Network, yaitu jaringan komunikasi informal dalam perusahaan yang dapat

menjadi sarana penyebaran nilai-nilai budaya perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

18

2. Budaya perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor kebijakan perusahaan

(corporate wisdom), jati diri perusahaan (corporate identity), dan gaya

perusahaan (corporate style).

a. Kebijakan perusahaan (Corporate wisdom) ditunjang oleh filosofi

perusahaan (serangkaian nilai yang menjelaskan cara perusahaan

berhubungan dengan pelanggan, produk, atau pelayananya, cara karyawan

berhubungan satu sama lain, bersikap, berperilaku, berpakaian, dan

sebagainnya, serta segala sesuatu yang bisa memengaruhi semangat),

keterampilan yang dimiliki, dan pengetahuan yang terakumulasi dalam

perusahaan.

b. Jati diri perusahaan (corporate identity) ditunjang oleh citra perusahaan,

kredo (semboyan) perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau sesuatu yang

ditonjolkan perusahaan.

c. Gaya perusahaan (corporate style) di tunjang oleh profil karyawan,

pengembangan SDM, dan masyarakat perusahaan (corporate community)

atau cara berpenampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan

lainnya.

2.2.4 Budaya Kerja

Menurut Triguno (1996), budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari

pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan suatu kekuatan

pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau

organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-

cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Budaya

Universitas Sumatera Utara

Page 35: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

19

kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi pengemabangan, perencanaan,

produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal,

ekonomis dan memuaskan.

Menurut Salamoen (1990) dalam Sjahrial (2012), budaya kerja perusahaan

adalah merupakan anggapan-anggapan, nilai-nilai dan norma-norma yang hidup

dan dianut secara sadar oleh pendukungnya yaitu seluruh jajaran pegawai pada

perusahaan yang bersangkutan. Budaya kerja yang sudah matang serta telah

berurat berakar akan merupakan landasan atau pondasi dari sistem dan proses

manajemen pada perusahaan yang bersangkutan. Budaya kerja secara umum

sebagai kelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerjasama manusia yang dimiliki oleh

suatu golongan masyarakat.

Budaya kerja dapat dibagi menjadi :

1. Sikap terhadap pekerjaan yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan

kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasan

dari kesibukan pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan

sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.

2. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, tanggung jawab,

berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajarai tugas

dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, atau sebaliknya

(Sjahril, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

20

2.3 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)

2.3.1 Pengertian Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)

Budaya keselamatan kerja merupakan salah satu komponen penting dari

budaya organisasi yang membahas keselamatan kerja individu, pekerjaan dan hal-

hal yang diutamakan oleh organisasi mengenai keselamatan kerja. Istilah budaya

keselamatan (safety culture) pertama kali tertera dalam laporan yang dibuat oleh

International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG) pada tahun 1987 yang

membahas peristiwa Chernoblv. Atas dasar itu, Internasional Atom Energy

Agency (IAEA) menyusun konsep atau model dan metode pengukuran Budaya

Keselamatan untuk instalasi nuklir, sehingga budaya keselamatan menjadi dikenal

secara internasional, khususnya bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Pertama yang diajukan oleh INSAG definisi budaya keselamatan adalah

gabungan dari karakteristik dan sikap dalam organisasi dan individu yang

menetapkan bahwa sebagai prioritas utama, masalah keselamatan instalasi nuklir

memperoleh perhatian yang sesuai dengan kepentingannya. Pengertian di atas

mengkaitkan budaya keselamatan dengan sikap seseorang dan kebiasaannya

dengan gaya organisasi. Usulan kedua selanjutnya adalah ternyata bahwa hal

tersebut biasanya merupakan sesuatu yang tidak nyata/berwujud; sehingga tidak

akan menghasilkan manisfestasi yang nyata/berwujud; dan oleh karena itu

persyaratan utama adalah mengembangkan cara-cara untuk menggunakan

manisfestasi nyata/berwujud untuk menguji apa yang mendasarinya. INSAG

berpendapat bahwa prosedur yang baik dan praktek yang baik tidak memadai bila

hanya dilaksanakan secara mekanis. Hal ini mengakibatkan adanya usulan ketiga

Universitas Sumatera Utara

Page 37: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

21

bahwa budaya keselamatan menuntut semua tugas yang penting untuk

keselamatan harus dilaksanakan dengan benar, hati-hati, pemikiran dan

pengetahuan penuh dan pengambilan keputusan yang baik dan bertanggung

jawab.

Menurut ACSNI budaya keselamatan adalah bagian dari sikap (attitude),

keyakinan (belief), dan tata nilai (norm) organisasi pada K3. Budaya keselamatan

merupakan sikap dalam organisasi dan individu yang menekankan pentingnya

keselamatan. Budaya keselamatan mempersyaratkan agar semua kewajiban yang

berkaitan dengan keselamatan harus dilaksanakan secara benar, dan penuh rasa

tanggung jawab (Yusri, 2011).

Budaya keselamatan kerja menurut Uttal (1983) dalam Andi (2005)

merupakan gabungan nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan yang berinteraksi

dengan struktur organisasi dan sistem pengendalian yang membentuk norma-

norma perilaku. Menurut reason (1997) mengungkap bahwa, budaya keselamatan

kerja yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja

yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan.

Tuner (1992) dalam Andi (2005) budaya keselamatan kerja merupakan

kumpulan kepercayaan, norma, sikap, peraturan dan praktek-praktek sosial serta

teknis yang ditujukan untuk mengurangi kondisi yang dapat membahayakan

pekerja, manajer, pelanggan dan anggota masyarakat. Cooper (2001) dalam Andi

(2005) menyatakan bahwa, budaya keselamatan merupakan interelasi dari tiga

elemen, yaitu organisasi, pekerja, dan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa

budaya keselamatan harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada

Universitas Sumatera Utara

Page 38: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

22

seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. Indikator

pelaksanaan budaya keselamatan tergantung dari visi dan misi organisasi.

Indikator tersebut tidak dapat ditetapkan dengan paten karena budaya keselamatan

suatu hal yang abstrak, dimana di setiap organisasi memiliki budaya yang

berbeda. Budaya keselamatan dibentuk oleh komitmen manajemen, peraturan dan

prosedur, komunikasi, keterlibatan pekerja, kompetensi, dan lingkungan sosial

pekerja yang dapat dilihat dari persepsi pekerja (Cooper dalam Andi, 2005).

Dalam suatu organisasi, budaya keselamatan merupakan bagian dari budaya

organisasi yang harus memperhitungkan faktor pengambil kebijakan, manajer dan

pekerja dalam mewujudkan keselamatan yang terintegrasi. Ada tiga hal yang

penting dalam membangun budaya keselamatan. Pertama adanya tata nilai

keselamatan; kedua adanya pola perilaku yang sama; ketiga keselamatan adalah

tanggung jawab semua orang dalam organisasi. Isi yang muncul adalah cara untuk

membentuk budaya keselamatan yang kuat secara berkelanjutan, sehingga

keselamatan menjadi tanggung jawab utama atau fokus utama pada seluruh jenis

kegiatan.

Menurut Reason (1997) budaya keselamatan berfungsi antara lain:

1. Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan yang dilakukan

individu

2. Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan

3. Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur dalam semua tahap

4. Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan / kekurangan sekecil

apapun yang terjadi utk menghindari terjadinya kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

23

The Management System for Facilities and Activities Safety Requirements

menyatakan bahwa setiap organisasi harus menggunakan sistem manajemen

yang digunakan untuk mempromosikan dan mendukung budaya keselamatan,

dengan cara:

a. Memastikan pemahaman yang sama tentang aspek- aspek kunci budaya

keselamatan didalam organisasi.

b. Menyediakan sarana kepada organisasi untuk mendukung tim dan

perorangan untuk melaksanakan tugas mereka dengan selamat dan sukses,

dengan memperhitungkan interaksi antara perorangan, teknologi dan

organisasi.

c. Menekankan sikap bertanya dan belajar pada semua tingkat organisasi.

d. Menyediakan sarana kepada organisasi untuk terus menerus menerapkan,

mengembangkan dan memperbaiki budaya keselamatannya.

Dimana untuk penerapan budaya keselamatan dijabarkan menjadi 5

karakteristik budaya keselamatan sebagai berikut:

a. Keselamatan adalah nilai yang diketahui dengan jelas.

b. Kepemimpinan untuk keselamatan adalah jelas

c. Pertanggungjawaban untuk keselamatan adalah jelas

d. Keselamatan merupakan penggerak pembelajaran

e. Keselamatan terintegrasi pada semua aktivitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

24

2.3.2 Komponen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa

budaya keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari beberapa komponen, yaitu

sebagai berikut:

1. Komitmen Top Management

Menurut Reason (1997) dalam Wieke (2012), program keselamatan kerja

hendaklah dimulai dari awal, dalam hal ini dimulai dari tingkat teratas organisasi

(top management) perusahaan tersebut. Untuk memulai program keselamatan

kerja, top management dapat merumuskan suatu kebijakan yang menunjukkan

komitmen terhadap masalah keselamatan kerja. Langkah awal ini selanjutnya

akan menentukan pengambilan kebijakan berikutnya dalam hal keselamatan kerja.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Cheyne et al., 1998; Mohamed 2002;

Pipitsupaphol, 2003) menunjukkan bahwa faktor komitmen merupakan salah satu

faktor utama budaya keselamatan kerja, dimana tanpa dukungan dari pihak

manajemen sangatlah sulit untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan

program keselamatan kerja. Komitmen top manajemen dapat berupa perhatian

terhadap keselamatan pekerja, tindakan-tindakan terhadap bahaya yang

mengancam keselamatan kerja, tindakan proaktif yang merupakan pencegahan

atau antisipasi terhadap bahaya seperti melengkapi pekerja dengan perlengkapan

pelindung keselamatan kerja, pemberian pelatihan keselamatan kerja, pengawasan

terhadap keselamatan pekerja maupun tindakan reaktif yang dilakukan bila terjadi

kecelakaan kerja seperti menyediakan obat-obatan, maupun mengantarkan ke

Universitas Sumatera Utara

Page 41: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

25

rumah sakit (Cheyne et al., 1998; Davies et al., 2001; Harper and Koehn, 1998;

Mohamed, 2002; Pipitsupaphol, 2003; Reason, 1997; Tony, 2004).

2. Peraturan dan prosedur K3

Peraturan dan prosedur keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang

dapat meminimalisasi kecelakaan yang diakibatkan adanya kondisi tidak aman

(Pipitsupaphol, 2003) karena dapat memberikan gambaran dan batasan yang jelas

terhadap penerapan program keselamatan kerja pada tempat kerja. Mohamed

(2002) mengungkapkan bahwa peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang

diterapkan oleh perusahaan hendaknya mudah dipahami dan tidak sulit untuk

diterapkan pada tempat kerja, ada sangsi yang tegas bila peraturan dan prosedur

keselamatan kerja dilanggar, dan ada perbaikan secara berkala sesuai dengan

kondisi tempat kerja. Permasalahan yang sering muncul adalah perusahaan

menerapkan peraturan dan prosedur yang tidak sesuai dengan keadaan proyek

konstruksi, maupun sulit diterapkan pada pekerjaan, sehingga hal tersebut

mendorong pekerja untuk melanggar peraturan dan prosedur keselamatan kerja

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Komunikasi K3

Program keselamatan kerja hendaknya didukung oleh sistem manajemen

informasi yang baik dalam hal pengumpulan dan penyampaian informasi, yang

meliputi adanya jalur informasi yang baik dari pihak manajemen kepada para

pekerja maupun sebaliknya dari pekerja tentang kondisi tidak aman kepada pihak

manajemen (Davies et al., 2001; Hinze and Gambatese, 2003; Reason, 1997;

Tony, 2004). Informasi terbaru sangatlah penting, terutama yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

26

dengan peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang terbaru, dan keadaan

bahaya di lingkungan proyek.

4. Kompetensi pekerja

Kompetensi pekerja seringkali berhubungan dengan kemampuan,

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman pekerja. Mohamed (2002)

menjabarkan kompetensi pekerja secara menyeluruh sebagai pengetahuan,

pengertian, dan tanggung jawab pekerja terhadap pekerjaannya, maupun

pengetahuan terhadap resiko dan bahaya yang mengancam pekerja dalam

melakukan pekerjaannya. Kompetensi pekerja terhadap keselamatan kerja

seringkali dinilai dari pengetahuan, pengertian serta penerapan peraturan dan

prosedur keselamatan kerja, juga dari penerapan atas pelatihan keselamatan kerja

yang diperoleh (Davies et al., 2001). Pekerja dengan tingkat kompetensi yang baik

diharapkan dapat meminimalisasi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan dapat

membantu meningkatkan kompetensi pekerja yang lain terhadap keselamatan

kerja.

5. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik hendaknya membuat pekerja merasa aman dan

tidak merasa canggung dalam melakukan pekerjaannya. Mohamed (2002)

mengemukakan pada tempat kerja sedapat mungkin dibentuk suatu lingkungan

kerja yang kondusif, seperti budaya tidak saling menyalahkan bila ada tindakan

berbahaya atau kecelakaan yang terjadi pada pekerja, tidak memberikan tekanan

berlebihan terhadap pekerja dalam melakukan pekerjaaannya. Keadaan

lingkungan kerja yang kondusif dapat mendukung penerapan program

Universitas Sumatera Utara

Page 43: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

27

keselamatan kerja dengan optimal bila seluruh pekerja mengutamakan program

keselamatan kerja, dan dengan lingkungan kerja yang semakin kondusif

diharapkan dapat meningkatkan motivasi pekerja.

6. Keterlibatan pekerja dalam K3

Cheyne et al.(1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa keterlibatan

pekerja pada program keselamatan kerja sangatlah penting sebagai bentuk

kesadaran pekerja terhadap program keselamatan kerja. Pekerja yang menyadari

pentingnya program keselamatan kerja akan menerapkannya dengan sepenuh hati

dan tanpa paksaan, dan merasa bahwa program keselamatan kerja merupakan hak

pekerja bukan merupakan kewajiban dalam melakukan pekerjaannya (Harper,

Koehn, 1998).

2.4 Kecelakaan Kerja

2.4.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.

Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan, lebih kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya.

Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material

ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

Menurut Suma’mur (2014), kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan

dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti,

bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu

melaksanakan pekerjaan. Maka hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 44: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

28

1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau

2. Kecelakaan terjadi pasa saat pekerjaan sedang dilakukan.

Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya,

sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat

perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan-kecelakaan di

rumah atau waktu rekreasi atau cuti, dan lain-lain adalah diluar makna kecelakaan

akibat kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukkan program keselamatan

perusahaan.

2.4.2 Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan ada sebabnya, cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan

di berbagai negara tidak sama. Namun ada kesamaan umum, yaitu, bahwa

kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab :

1. Tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (=unsafe

human acts). Contoh :

a. Kurang pengetahuan dan keterampilan

b. Tidak memakai/salah memakai alat pelindung diri

c. Bekerja tidak berkonsentrasi

d. Kelelahan atau kelesuan

e. Posisi kerja yang tidak aman/tidak sesuai

2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (= unsafe conditions). contoh :

a. Mesin tidak diberi pagar pengaman

b. Desain mesin dan peralatan yang tidak aman

c. Ventilasi yang tidak memenuhu syarat

Universitas Sumatera Utara

Page 45: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

29

d. Pagar pengaman yang tidak berfungsi

e. Kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dan berbahaya (panas, bising,

pencahayaan atau ventilasi tidak memadai, debu, gas, radiasi, uap)

f. Tata area kerja yang tidak baik.

Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang

terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

1. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan kerja (usia,

lama/pengalaman kerja, kurangnya kecakapan dan lambat nya mengambil

keputusan), disiplin kerjan, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan

kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang

disebabkan oleh pekerja dan sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani,

sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau

bekerja sama, dan kurang sabar. Kurang kecakapan untuk mengerjakan

sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan, kurang sehat

fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit.

2. Faktor mekanik dan lingkungan, keadaan dan alat-alat dapat menyebabkan

kecelakaan kerja. Kesalahan letak mesin, tidak dilengkapinya alat pelindung

diri, alat pelindung tidak dipakai, alat-alat kerja yang rusak. Lingkungan kerja

berpengaruh besar kepada moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan

kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah

tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja,

cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang

kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruang kerja terdapat

Universitas Sumatera Utara

Page 46: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

30

debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak bekerja,

pencahayaan yang tidak sempurna, misalnya ruangan gelap, terdapat

kesilauan, dan tidak ada pencahayaan setempat.

Mekanisme terjadinya kecelakaan menurut H.W. Heinrich (1920), diuraikan

dengan “domino sequence” (5 rangkaian penyebab terjadinya kecelakaan

kerja) yaitu :

1. Ancestry and social evirotment faktor, yaitu faktor keturunan (sifat yang jelek/

sikap mental yang tidak baik) dan pengaruh lingkungan.

2. Fault of person, merupakan keadaan yang menyebabkan seseorang

mengadakan kesalahan-kesalahan :

a. Pendidikan yang rendah/pengetahuan rendah dan keterampilan

b. Karena seseorang tidak memenuhi syarat secara fisik

c. Keadaan mesin atau lingkungan fisik tidak memenuhi syarat.

3. Unsafe action and conditions, peristiwa karena kesalahan pekerja.

4. Accidents, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dan umumnya disertai

oleh berbagai kerugian.

5. Injury, kecelakaan mengakibatkan cidera (luka ringan/berat/parah), cacat dan

bahkan kematian.

Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam timbulnya

kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil penelitian, bahwa 80-

85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Bahkan ada

suatu pendapat, bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua kecelakaan

adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 47: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

31

perencanaan pabrik, oleh kontraktor yang membangunnya, pembuat mesin-mesin,

pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli listrik, pimpinan kelompok, pelaksana, atau

petugas yang melakukan pemeliharaan mesin dan peralatan (Suma’mur, 2014).

Kecelakaan-kecelakaan diselidiki dengan maksud sebagai berikut :

1. Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan.

2. Mencegah terulangnya peristiwa yang serupa

Tanggung jawab tentang terjadinya kecelakaan berkaitan dengan hak

kompensasi kecelakaan, penindakan atau hukuman bagi pelanggaran ketentuan-

ketentuan keselamatan, tindakan lain terhadap yang bersalah, dan lain-lain.

Penyelidikan tentang tanggung jawab ini sangat membantu dalam pencegahan

terulangya kecelakaan (suma’mur, 2014).

2.4.3 Kerugian Akibat Kecelakaan

Menurut suma’mur 2014, kecelakaan menyebabkan lima jenis

kerugian, yaitu :

1. Kerusakan

2. Kekacauan organisasi

3. Keluhan dan kesedihan

4. Kelainan dan cacat

5. Kematian

Kerugian-kerugian dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan

bagi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan-kecelakaan besar dengan kerugian-

kerugian besar biasanya dilaporkan, sedangkan kecelakaan-kecelakaan kecil tidak

dilaporkan. Padahal biasanya peristiwa-peristiwa kecelakaan kecil adalah 10 kali

Universitas Sumatera Utara

Page 48: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

32

kejadian kecelakaan-kecelakaan besar. Maka dari itu, kecelakaan-kecelakaan kecil

menyebabkan kerugian-kerugian yang besar pula, mana kala dijumlah kan secara

keseluruhan.

Menurut Ramli (2010) kerugian akibat kecelakaan dibagi kategorikan atas

kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung (indirect cost).

Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung dirasakan

dan membawa dampak terhadap organisasi seperti biaya pengobatan dan

kompensasi dan kerusakan sarana produksi, sedangkan kerugian tidak langsung

adalah kerugian yang tidak terlihat atau tersembunyi seperti kerugian jam kerja,

kerugian produksi, kerugian sosial dan kerugian citra dan kepercayaan konsumen.

2.4.4 Pencegahan Kecelakaan

Dalam meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pencegahan

kecelakaan kerja. Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai

kondisi-kondisi kerja pada umunya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan

pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri,

tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan

pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak

resmi misalnya mengenai konstruksi yang memenuhi syarat-syarat

keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek

keselamatan dan higine umum, atau alat-alat prlindungan diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

33

3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan

perundang-undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang

berbahaya penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat

pelindung diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau

penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-

tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.

5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis

dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologi, dan keadaan-keadaan

fisik yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang

terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-

sebabnya.

8. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum

teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.

9. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga

kerja yang baru dalam keselamatan kerja.

10. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain

untuk menimbulkan sikap untuk selamat.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

34

11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan

misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan jika

tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.

12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama

efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaan lah

kecelakaan kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu

perusahaan sangat tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan

kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

Jelaslah bahwa untuk pencegahan kecelakaan akibat kerja diperlukan kerja

sama aneka keahlian dan profesi seperti pembuat undang-undang, pegawai

pemerintah, ahli-ahli teknik, dokter, ahli ilmu jiwa, ahli statistik, guru-guru, dan

sudah barang tentu pengusaha dan buruh.

2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah rangkaian usaha untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang

bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur, 2001).

Menurut Husni (2005), bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

melindungi pekerja/buruh guna mewujudkan kinerja yang optimal. Upaya tersebut

dilakukan dengan tindakan pencegahan untuk memberantas penyakit dan

kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta peningkatan gizi

dan juga bagaimana mempertinggi efisiensi dan produktivitas manusia sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dengan tidak meninggalkan

Universitas Sumatera Utara

Page 51: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

35

masalah. Kemudian perlindungan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan

perusahaan agar terbebas dari polusi dan limbah produksi.

Menurut Sculler dan Jackson (Yuli, 2005), apabila perusahaan dapat

melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka

perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah

karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi

dan ras kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan.

7. Dan kemudian perusahaan juga dapat meningkatkan keuntungannya secara

substansial.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus diterapkan dan dilaksanakan di

setiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang

didalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu :

1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomi maupun usaha

sosial.

2. Adanya sumber bahaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

36

3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus-menerus

maupun hanya sewaktu-waktu.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu spesialisasi tersendiri,

karena didalam pelaksanaannya disamping dilandasi oleh peraturan perundang

undangan juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu teknik dan medik.

Demikian pula keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah yang

mengandung banyak aspek, misalnya; hukum, ekonomi maupun sosial.

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dilakukan secara

bersama-sama oleh pimpinan atau pengurus perusahaan dan seluruh tenaga kerja.

Dalam pelaksanaannya pimpinan atau pengurus dapat dibantu oleh petugas

keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan. Yang

dimaksud petugas keselamatan dan kesehatan kerja adalah karyawan yang

mempunyai pengetahuan atau keahlian di bidang keselamatan dan kesehatan

kerja, dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus perusahaan maupun Departemen

Tenaga Kerja.

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

mengatur bahwa :

1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya

dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

produksi serta produktivitas Nasional.

2. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula

keselamatannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

37

3. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman

dan efisien.

4. Bahwa berhubungan dengan itu pula perlu diadakan segala upaya untuk

membina norma-norma perlindungan kerja.

5. Bahwa pembinaan itu perlu diwujudkan dalam Undang-Undang yang memuat

ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan

perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik, dan teknologi.

Prinsip dasar ilmu K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah, karena semua

kecelakaan pasti ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka

kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan (Ramli, 2010). Prinsip ini mendasari

berkembangnya ilmu dalam bidang K3, seperi pengertahuan mengenai berbagai

jenis bahaya, perilaku manusia, kondisi tidak aman, tindakan tidak aman, penyakit

akibat kerja, kesehatan kerja dan hygiene industri. Prinsip bahwa semua

kecelakaan dapat dicegah sangat penting untuk memberi dorongan dalam

melakukan upaya pencegahan (Ramli, 2010). Keselamatan dan Kesehatan Kerja

merupakan ketentuan perundangan dan memiliki landasan hukum yang wajib

dipatuhi semua pihak, baik pekerja, pengusaha atau pihak terkait lainnya.

Di Indonesia banyak peraturan perundangan yang menyangkut Keselamatan

dan Kesehatan Kerja, beberapa diantaranya :

1. Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,

diberlakukan pada tanggal 12 Januari 1970 yang memuat berbagai

persyaratan tentang Keselamatan Kerja. Dalam undang-undang ini, ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 54: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

38

mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan hak tenaga kerja serta syarat-

syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh organisasi.

2. Undang-Undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dalam

perundangan mengenai ketenagakerjaan ini salah satunya memuat

tentang keselamatan kerja yaitu:

a. Pasal 86 menyebutkan bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan tenaga

kerja.

b. Pasal 87 mewajibkan setiap organisasi melaksanakan Sistem Manajemen

K3 yang terintegrasi dengan manajemen organisasi lainnya (Ramli,

2010).

Masalah K3 hendaknya dilihat sebagai tanggung jawab moral untuk

melindungi keselamatan sesama manusia. Karena itu K3 bukan sekedar

pemenuhan perundangan atau kewajiban, tetapi merupakan tanggung jawab moral

setiap pelaku bisnis untuk melindungi keselamatan pekerjanya. Tempat kerja yang

baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan

serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Oleh karena itu, kondisi K3

dalam perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam

perusahaan. Jika kinerja K3 baik, dapat dipastikan bahwa kondisi

ketenagakerjaan dalam perusahaan tersebut juga berjalan baik dan sebaliknya

(Ramli, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 55: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

39

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan

kesehatan kerja menurut Kondarus dalam Dahlawy (2008), memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Mengamankan suatu sistem kegiatan/pekerjaan mulai dari input, proses,

maupun output. Kegiatan yang dimaksud dapat berupa kegiatan produksi di

dalam industri maupun di luar industri.

b. Menerapkan program keselamatan dan kesehatan untuk meningkatkan

kesejahteraan.

c. Menghilangkan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat

pekerjaan.

d. Menciptakan efisiensi dan menekan biaya.

e. Meningkatkan jumlah konsumen, meningkatkan omset penjualan, dan

meningkatkan jaminan perlindungan bagi para pekerja.

Sedangkan menurut American Medical Association K3 dalam Dahlawy

(2008), mempunyai tujuan:

a. Melindungi pekerja dari bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan di tempat

kerja.

b. Menyediakan tempat yang aman, baik secara fisik, mental dan emosional

pekerja dalam bekerja.

c. Mendapatkan perawatan medis yang adekuat dan rehabilitasi bagi mereka

yang mengalami gangguan kesehatan dan kecelakaan akibat kerja.

d. Mengadakan pengukuran dan pemeliharaan perorangan termasuk

memperoleh dokter pribadi di manapun bila mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

40

Dari uraian diatas lebih jauh dapat dikatan bahwa sasaran utama dari K3

adalah pekerja yang meliputi upaya pencegahan, pemeliharaan, dan peningkatan

kesehatan. Dengan demikian perlindungan atas keselamatan pekerja dalam

melaksanakan pekerjaanya, diharapkan pekerja dapat bekerja secara aman, sehat,

dan produktif (Dahlawy, 2008).

2.5.1 Pedoman Penerapan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

Kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun

demikian setiap perencanaan, keputusan, organisasi harus mempertimbangkan

aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan. Berikut merupakan

beberapa pedoman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

1. Komitmen dan kebijaksanaan

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja haris memiliki komitmen dan

kebijaksanaan. Komitmen keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu

perusahaan dalam bekerja sama dengan pekerja. Tinjauan awal keselamatan

dan kesehatan kerja merupakan kerja sama yang dilakukan yaitu yang

berkaitaan dengan:

a. Identifikasi kondisi dan sumber daya

b. Pengetahuan dan peraturan perundangan K3

c. Membandingkan penerapan

d. Meninjau sebab-akibat

e. Efisiensi dan efektifitas

Perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja yang diwujudkan dalam :

Universitas Sumatera Utara

Page 57: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

41

1. Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada posisi

yang dapat menentukan keputusan perusahaan.

2. Menyediakan anggaran, tenaga kerjaa yang berkualitas dan sarana-sarana lain

yang diperlukan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan

kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi

5. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan

kesehatan kerja.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis

yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan

visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamataan dan

kesehatan kerja, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan

secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.

2. Perencanaan

Dalam perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan susunan

system keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi dengan baik.

Perencanaan K3 meliputi beberapa komponen yaitu:

a. Menentukan tingkat resiko untuk setiap bagian tertentu yang mempunyai

potensi kecelakaan atau gangguan kesehatan.

b. Meneliti setiap peraturan pemerintah dan standar industri yang dapat

dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

42

2.6 Keselamatan Kerja

2.6.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 2014).

Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di

permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Keselamatan kerja menyangkut

segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa.

Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi,

baik barang, maupun jasa. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang

bekerja. Keselamatan kerja adalah dari,oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta

orang lainnya, dan juga masyarakat umumnya. UndangUndang No. 1 Tahun 1970

menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang

berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta

cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan

perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

produktifitas.

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi

bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja

(Simajuntak,1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 59: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

43

2.6.2 Aspek-aspek Keselamatan kerja

Miner dalam Sarina (2011) mengemukakan beberapa aspek keselamatan

kerja, yaitu:

1. Pelatihan Kseselamatan Kerja

Program pelatihan untuk karyawan baru dan tidak terbiasa melakukan hal-hal

yang termasuk dalam isi program keselamatan yang dipertimbangkan. Teknik

yang digunakan untuk pelatihan keselamatan misalnya ceramah,

peragaan, film, dan simulasi kecelakaan.

2. Kontes dan Publisitas Keselamatan

Publisitas keselamatan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yakni

poster, buklet, nota khusus, dan artikel terbitan perusahaan.Selain itu, juga

dapat dilakukan kontes untuk membantu perkembangan keselamatan.

Misalnya dengan melakukan pertandingan antar departemen yang

memiliki potensi kecelakaan yang sama.

3. Pengontrolan Lingkungan Kerja

Perancangan tempat kerja dan peralatan yang digunakan merupakan

pendekatan utama, untuk mencegah kecelakaan dan yang paling efektif.

Peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective

Equipment (PPE) yang wajib disediakan oleh perusahaan kontraktor untuk

semua karyawan seperti pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja,

penutup telinga, sarung tangan, helm, masker, jas hujan, sabuk pengaman,

tangga, dan P3K. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan,

yaitu lokasi pekerjaan dan merokok saat bekerja. Kebersihan tempat bekerja

Universitas Sumatera Utara

Page 60: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

44

di kantor maupun di lokasi pekerjaan, ikut menentukan hasil kerja bagi

pekerja.

4. Pemeriksaan dan Disiplin

Beberapa bentuk pemeriksaan, misalnya dalam menyediakan peringatan

awal terhadap kecelakaan dan menyediakan surat panggilan OSHA (Occupational

Safety and Health Administration). Pemeriksaan dilakukan oleh pengawas,

anggota komite keselamatan, atau diwakilkan oleh pihak asuransi yang menangani

kebijakan kompensasi pegawai perusahaan (Sarina, 2011).

2.6.3 Tujuan Keselamatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (2014) adalah sebagai

berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahtera hidup dan meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di indonesia, keselamatan kerja

dinilai seperti berikut :

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat

dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik

adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

45

2. Analisis kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk

atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data konpensasinya dewasa ini seolah-

olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor

kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi misalnya sektor industri disertai

bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan ledakan kimia,

kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan, dan lain-lain.

Sasaran-sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja, yang padanya

dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,

peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,

kebakaran atau peledakan (Suma’mur, 2014).

Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial ekonomi dan kultural yang

sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang luas, seperti

kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dan lain-lain erat bersangkut paut

dengan pelaksanaan keselamatan kerja. Keselamatan harus ditanamkan sejak anak

kecil dan menjadi kebiasaan hidup yang dipraktekkan sehari-hari. Keselamatan

kerja merupakan satu bagian dari keselamatan pada umumya. Masyarakat harus

dibina penghayatan keselamatannya ke arah yang jauh lebih tinggi. Proses

pembinaan ini tidak pernah ada habis-habisnya sepanjang kehidupan manusia

(Suma’mur, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 62: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

46

2.7 Kerangka Konsep

Budaya K3

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

1. Komitmen Top Manajemen

2. Peraturan dan Prosedur K3

3. Komunikasi Pekerja

4. Kompetensi Pekerja

5. Lingkungan Kerja

6. Keterlibatan Pekerja

Keselamatan Kerja

Universitas Sumatera Utara

Page 63: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan metode penelitian studi korelasi

(Correlations Study) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) dengan variabel

dependen (Keselamatan Kerja).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di pabrik kelapa sawit PT UKINDO

Blankahan yang terletak di Desa Blankahan, Kecamatan Kuala Kabupaten

Langkat Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilakukan mulai April 2017 – selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. UKINDO Blankahan

yang berjumlah 85 orang.

3.3.2 Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada,

digunakan rumus Slovin menurut Hussein Umar (2002) yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 64: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

48

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dari penelitian ini adalah :

Jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 46 pekerja.

Jumlah anggota sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara

Proportional stratified sampling yaitu menggunakan rumus :

Maka jumlah anggota sampel berdasarkan tempat kerja adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 65: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

49

3.4. Definisi Operasional

1. Komitmen top manajemen adalah perhatian perusahaan terhadap

keselamatan pekerja di sertai dengan tindakan pencegahan terhadap bahaya

yang mengancam keselamatan kerja seperti melengkapi pekerja dengan

perlengkapan pelindung keselamatan kerja.

2. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja adalah suatu hal yang dapat

meminimalisasi kecelakaan dengan memberikan gambaran dan batasan yang

jelas terhadap keselamatan kerja pada tempat kerja.

3. Komunikasi pekerja adalah penyampaian informasi yang meliputi adanya

jalur informasi yang baik dari pihak manajemen kepada para pekerja maupun

sebaliknya dan antar sesama pekerja di tempat kerja.

4. Kompetensi pekerja adalah kemampuan, pengetahuan, ketrampilan,

pengalaman pekerja dan tanggung jawab pekerja terhadap pekerjaannya.

5. Lingkungan kerja adalah seluruh stasiun yang ada di pabrik pengolahan

kelapa sawit.

6. Keterlibatan pekerja adalah keikutsertaan seluruh pekerja dalam kegiatan

keselamatan dan kesehatan kerja

7. Keselamatan kerja adalah kondisi dimana pekerja pernah atau tidak

mengalami kecelakaan pada saat bekerja.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer di peroleh dengan menggunakan kuesioner. Tipe skala

yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian ini adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 66: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

50

skala ordinal, selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang hanya

dibatasi untuk data informasi responden. Penggunaan skala ordinal dalam

penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui ada atau tidak ada budaya

K3 di perusahaan dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner. Kuesioner

yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang

berasal dari indikator-indikator dari kedua variabel yang bersangkutan untuk

kemudian dijawab oleh responden.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari pihak perusahaan berupa buku perusahaan atau

company profile untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT. UKINDO

Blankahan.

3.6 Teknik Pengelolaan Data

Seluruh data yang terkumpul dari data primer akan diolah melalui tahap-

tahap sebagai berikut :

1. Menyunting data (data editing)

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti

kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap

jawaban kuesioner.

2. Mengkode data (data coding)

Proses pemberian kode setiap variable yang telah dikumpulkan untuk

memudahkan dalam pengelolaan lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

51

3. Memasukan data (data entry)

Memasukkan data dalam program software computer berdasarkan klarifikasi.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk memastikan data

tersebut tidak ada yang salah, sehingga data tersebut telah siap diolah dan

dianalisis.

3.7 Aspek Pengukuran

Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Guttman dalam bentuk checklist. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat

jawaban yang tegas (Sugiyono, 2016). Kuesioner pada variabel Budaya K3

dengan pendapat ada–tidak ada dan ya-tidak, dan kuesioner pada variabel

keselamatan kerja adalah pernah-tidak pernah mengalami kecelaakan kerja.

Penentuan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

a. Variabel Komponen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Komitment Top Manajemen

a. Ada : diberi skor 1

b. Tidak ada : diberi skor 0

2. Peraturan dan Prosedur K3

a. Ya : diberi skor 1

b. Tidak : diberi skor 0

3. Komunikasi Pekerja

a. Ada : diberi skor 1

b. Tidak ada : diberi skor 0

Universitas Sumatera Utara

Page 68: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

52

4. Kompetensi Pekerja

a. Ya : diberi skor 1

b. Tidak : diberi skor 0

5. Lingkungan Kerja

a. Ada : diberi skor 1

b. Tidak ada : diberi skor 0

6. Keterlibatan Pekerja dalam K3

a. Ada : diberi skor 1

b. Tidak ada : diberi skor 0

b. Variabel Keselamatan Kerja

1. Tidak Pernah : diberi skor 0

2. Pernah : diberi skor 1

3.8 Metode Analisi Data

Dalam suatu penelitian, analisi data merupakan salah satu langkah yang

penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian

masih mentah dan belum memberikan informasi. Data-data tersebut dianalisis

mengunakan Program Statistic Package For The Social Science (SPSS).

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Dimana pada umumnya menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat

merupakan prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan

untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

53

3.8.2 Analisis Bivariat

Statistik bivariat untuk menganalisa hubungan antar dua variabel yaitu

variabel Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dan variabel Keselamatan

Kerja. Hubungan budaya keselamatan dan kesehatan kerja dan keselamatan kerja

akan dianalisa dengan menguji hipotesa penelitian. Hasil analisa akan diperoleh

variabel budaya keselamatan dan kesehatan kerja manakah yang berhubungan

secara statistik dengan variabel keselamatan kerja. Jenis data adalah kategorik

maka tehnik analisis yang digunakan adalah chi square. Dari hasil perhitungan

statistik antara variabel yang diteliti yakni dengan melihat nilai p. Bila hasil

perhitungan statistik nilai p<0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara

kedua variabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan adalah PT. Ukindo Blankahan dengan jenis Badan

Hukum adalah Perseroan Terbatas (PT). Alamat kantor perusahaan di Jl.

Diponegoro Kav. 11, Medan 20152. Bidang usaha atau kegiatan yang ada berupa

Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik kelapa Sawit dengan status pemodalan

Penanaman Modal Asing (PMA) dari Macau. Lokasi kebun dan lokasi pabrik

berada di Desa Blankahan, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

4.1.2 Deskripsi Kegiatan Perusahaan

Jenis kegiatan yang dilakukan Perusahaan Perkebunan PT. Ukindo

Blankahan berupa pemeliharaan tanaman kelapa sawit, pemanenan tandan buah

segar kelapa sawit, dan pengolahan minyak kelapa sawit.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

To be a world class agribusiness company. A leading company with

operational excellence standards that bring out maximum prosperity for all

stakeholders.

2. Misi Perusahaan

3M+, Managing people, Managing Plantation, Managing Infrastructure +

Good Coporate Citizenship.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

55

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah bagian yang mengambarkan hubungan

kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk

pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian

tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena

akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.

Bentuk struktur organisasi setiap perusahaan berbeda-beda, sesuai dengan

tingkat kebutuhan dan jenis perusahaan. Selain itu, sifat perusahaan, ukuran

perusahaan, penyebaran daerah operasi, jenis usaha, bentuk badan hukum,

produk yang dihasilkan juga berpengaruh pada struktur organisasi.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Ukindo Blankahan adalah

struktur organisasi fungsional. Dikatakan fungsional adalah karena struktur

organisasi berdasarkan pembagian tugas yang dilakukan menurut fungsinya

masing-masing, dengan adanya spesialisasi tugas pada setiap unit organisasi

sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan langsung kepada bawahan dengan

posisi tertentu sesuai dengan fungsinya. Struktur orgnanisasi tersebut dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

56

Universitas Sumatera Utara

Page 73: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

57

4.1.5 Kebijakan Perusahaan K3 dan Lingkungan hidup (K3LH)

Anglo Eastern Plantations Group adalah perusahaan perkebunan yang

memiliki menyadari bahwa karyawan adalah asset perusahaan dan keselamatan

dari karyawan adalah prioritas utama, dan juga menyadari arti pentingnya

lingkungan hidup bagi keberlanjutan kehidupan umat manusia. Untuk itu didalam

menjalankan usahanya, Anglo Eastern Plantations Group memiliki kebijakan yang

berlaku di lingkungan AEP Group :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia terkait

lingkungan hidup dan keselamatan kesehatan kerja dan juga seluruh peraturan

internal AEP Group yang disepakati dan ditetapkan.

2. Menerapkan sistem manajemen yang meendukung penerapan undang-undang

dan peraturan yang ada, misalnya :ISO 9000, ISO 14001, dan SMK3.

3. Meminimalisasikn faktor-faktor yang menimbulkan pencemaran terhadap

air,tanah, dan udara.

4. Tidak memperbolehkan metode pembakaran untuk pembukaan lahan baru

maupun pemusnahan limbah/sampah (Zero Burning).

5. Selalu berusaha umtuk menerapkan metode 3R (reduce, reuse dan recyle)

untuk pengelolaan limbah/sampah.

6. Melakukan identifikasi Nilai Konservasi Tinggi untuk areal baru dn yang

berpotensi memiliki areal konservasi dengan melibatkan tim eksternal

independen.

7. Meningkatkan pemahaman seluruh personil terhadap arti pentingnya K3 dan

pengelolaan lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

58

8. Memberikan sosialisasi pemahaman kepada masyarakat sekitar dan seluruh

rekanan tentang kepedulian lingkungan dan konservasi.

9. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap implementasi kebijakan ini

dan melakukan evaluasi untuk memastikan relevansi dari kebijakan ini

terhadap perkembangan perusahaan, perkebunan dan industri persawitan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Identitas Responden

Data identitas responden mencakup distribusi menurut jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir dan masa kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

maka identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Pengukuran usia pada pekerja PT. Ukindo Blankahan dilakukan untuk

mengetahui berapa orang usia yang paling dominan bekerja sehingga

dikategorikan menjadi usia ≤35 tahun dan usia >35 tahun. Hasil pengukuran

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur pada Pekerja di PT.

Ukindo Blankahan Tahun 2017.

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur (Tahun)

1. ≤35 tahun

2. >35 tahun

Total

26

20

46

56,5

43,5

100

Universitas Sumatera Utara

Page 75: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

59

Berdasarkan tabel 4.1 di atas mayoritas pekerja berumur ≤35 tahun

sebanyak 26 orang (56,5%), dan seluruh responden tergolong kedalam usia

produktivitas, usia produktif antara 15 - 65 tahun (Depnaker, 2016)

4.2.1.2 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pengukuran pendidikan terakhir pada pekerja PT. Ukindo Blankahan

dilakukan untuk mengetahui pendidikan terakhir apa yang paling banyak bekerja

sehingga dikategorikan menjadi SD, SMP, SMA, dan Sarjana. Hasil pengukuran

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada

Pekerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi pekerja berdasarkan

pendidikan terakhir mayoritas pekerja memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak

33 orang (71,7%), berpendidikan Sarjana yaitu sebanyak 10 orang (21,7%),

berpendidikan SMP yaitu sebanyak 3 orang (6,6%).

4.2.1.3 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Masa Kerja

Pengukuran masa kerja pada pekerja di PT. Ukindo Blankahan dilakukan

untuk mengetahui masa kerja yang paling dominan bekerja. Hasil pengukuran

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidkan terakhir

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. Sarjana

0

3

33

10

0

6,6

71,7

21,7

Total 46 100

Universitas Sumatera Utara

Page 76: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

60

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja di PT.

Ukindo Blankahan Tahun 2017.

Berdasarkan tabel 4.3 mayoritas pekerja memiliki masa kerja ≤8 tahun

yaitu sebanyak 26 orang (56,5%).

4.2.2 Komponen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komitment Top

Management.

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komitment Top

Management pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Pertanyaan Ada Tidak Ada Total

n % n % n %

1. Perhatian Perusahaan terhadap

masalah K3

2. Perusahaan akan

memberhentikan pekerjaan

yang membahayakan

3. Ada usaha peningkatan kinerja

keselamatan kerja pada periode

tertentu

4. Ada pengawasan terhadap

keselamatan kerja pekerja

5. Perusahaan memberikan

perlengkapan K3

6. Perusahaan memberikan

pelatihan K3

38 82,6

30 65,2

27 58,7

32 69,6

41 89,1

39 84,8

8 17,4

16 17,4

19 34,8

14 30,4

5 10,9

7 15,2

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Komitmen Top Management. Pada pertanyaan pertama mayoritas pekerja

menjawab ada yaitu sebanyak 38 orang (82,6%). Pada pertanyaan kedua

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Masa kerja (Tahun)

1. ≤8 tahun

2. >8 tahun

Total

26

20

46

56,5

43,5

100

Universitas Sumatera Utara

Page 77: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

61

mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 30 orang (65,2%). Pada

pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab ada yaitu sebanyak 27 orang

(58,7%). Pada pertanyaan keempat mayoritas pekerja menjawab ada yaitu

sebanyak 32 orang (69,6%). Pada pertanyaan kelima mayoritas pekerja menjawab

ada yaitu sebanyak 41 orang (89,1%). Pada pertanyaan keenam mayoritas pekerja

menjawab ada yaitu sebanyak 39 orang (84,8%).

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Peraturan dan

Prosedur K3

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Peraturan dan

Prosedur K3 tentang pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan

tahun 2017

Pertanyaan Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Peraturan dan prosedur K3

sangat diperlukan

2. Prosedur K3 mudah diterapkan

pada pekerjaan saya

3. Ada sanksi terhadap

pelanggaran prosedur K3

4. Peraturan dan prosedur K3

diperbaiki secara berkala

5. Peraturan dan prosedur K3

mudah dimengerti

45 97,8

40 87,0

26 56,5

24 52,2

36 78,3

1 2,2

6 13,0

20 43,5

22 47,8

10 21,7

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Peraturan dan Prosedur K3. Pada pertanyaan pertama mayoritas pekerja

menjawab ya yaitu sebanyak 45 orang (97,8%). Pada pertanyaan kedua mayoritas

pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 40 orang (87,0%). Pada pertanyaan ketiga

mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 26 orang (56,5%). Pada

pertanyaan keempat mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 24 orang

Universitas Sumatera Utara

Page 78: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

62

(52,2%). Pada pertanyaan kelima mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak

36 orang (78,3%).

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komunikasi pekerja

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Komunikasi Pekerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Pertanyaan Ada Tidak Ada Total

n % n % n %

1. Pekerja mendapat informasi

terbaru mengenai masalah K3

2. Pekerja mendapat informasi

terbaru mengenai masalah K3

3. Saya mendapat informasi

mengenai kecelakaan kerja

yang terjadi

4. Adanya komunikasi yang baik

antara pekerja dan pihak

manajerial

5. Adanya komunikasi yang baik

antara sesama pekerja

37 80,4

41 89,1

26 56,5

43 93,5

45 97,8

9 19,6

5 10,9

20 43,5

3 6,5

1 2,2

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Komunikasi Pekerja. Pada pertanyaan pertama mayoritas pekerja

menjawab ada yaitu sebanyak 37 orang (80,4%). Pada pertanyaan kedua

mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 41 orang (89,1%). Pada

pertanyaan ketiga mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 26 orang

(56,5%). Pada pertanyaan keempat mayoritas pekerja menjawab ada yaitu

sebanyak 43 orang (93,5%). Pada pertanyaan kelima mayoritas pekerja menjawab

ada yaitu sebanyak 45 orang (97,8%).

Universitas Sumatera Utara

Page 79: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

63

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Kompetensi Pekerja

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Kompetensi Pekerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Pertanyaan Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Pekerja mengerti tanggungjawab

terhadap K3

2. Pekerja mengerti sepenuhnya

resiko dari pekerjaannya

3. Pekerja mampu melakukan

pekerjannya dengan cara aman

4. Pekerja tidak melakukan

pekerjaan diluar tanggungjawab

nya

5. Pekerja mampu memenuhi seluruh

peraturan dan prosedur K3

42 91,3

43 93,5

45 97,8

44 95,7

35 76,1

4 6,9

3 6,5

1 2,2

2 4,3

11 23,9

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Kompetensi Pekerja. Pada pertanyaan pertama mayoritas pekerja

menjawab ya yaitu sebanyak 42 orang (91,3%). Pada pertanyaan kedua mayoritas

pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 43 orang (93,5%). Pada pertanyaan ketiga

mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 45 orang (97,8%). Pada

pertanyaan keempat mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak 44 orang

(95,7%). Pada pertanyaan kelima mayoritas pekerja menjawab ya yaitu sebanyak

35 orang (76,1%).

Universitas Sumatera Utara

Page 80: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

64

4.2.2.5 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Lingkungan Kerja

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Lingkungan Kerja pada

Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Pertanyaan Ada Tidak Ada Total

n % n % n %

1. Pekerja mengutamakan K3

2. Pekerja tidak bosan dengan

pekerjaanya yang berulang-

ulang

3. Pekerja termotivasi karena

program K3

4. Pekerja puas dengan

keamanan lingkungan kerja

(alat pengaman, kebersihan,

pencahayaan)

5. Pekerja tidak saling

menyalahkan bila terjadi

kecelakaan

42 91,3

39 84,8

38 82,6

39 84,8

43 93,5

4 8,7

7 15,2

8 17,4

7 15,2

3 6,5

46 100

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Lingkungan Kerja. Pada pertanyaan pertama mayoritas pekerja menjawab

ada yaitu sebanyak 42 orang (91,3%). Pada pertanyaan kedua mayoritas pekerja

menjawab ada yaitu sebanyak 39 orang (84,8%). Pada pertanyaan ketiga

mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 38 orang (82,6%). Pada

pertanyaan keempat mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 39 orang

(84,8%). Pada pertanyaan kelima mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak

43 orang (93,5%).

Universitas Sumatera Utara

Page 81: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

65

4.2.2.6 Distribusi Jawaban pekerja Berdasarkan Keterlibatan pekerja

dalam K3

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Keterlibatan Pekerja

dalam K3 pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Pertanyaan Ada Tidak Ada Total

n % n % n %

1. Pekerja dilibatkan dalam

perencanaan program K3

2. Pekerja melaporkan jika

terjadi kecelakaan atau situasi

yang bahaya

3. Pekerja diminta mengingatkan

pekerja lain tentang bahaya

dan K3

4. Pekerja dilibatkan dalam

penyampaian informasi

24 52,2

39 84,8

28 60,9

46 100

22 47,8

7 15,2

19 39,1

46 100

46 100

46 100

46 100

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban pekerja

tentang Keterlibatan Pekerja dalam K3. Pada pertanyaan pertama mayoritas

pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 24 orang (52,2%). Pada pertanyaan kedua

mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 39 orang (84,8%). Pada

pertanyaan ketiga mayoritas pekerja menjawab ada yaitu sebanyak 28 orang

(60,9%). Pada pertanyaan keempat seluruh pekerja menjawab ada yaitu sebanyak

46 orang (100%).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Pekerja Keseluruhan

Komponen Budaya K3 pada Pekerja di PT. Ukindo

Blankahan tahun 2017

Komponen Budaya K3 Frekuensi Persentase (%)

Komitment Top Management 1. Ada

2. Tidak ada

Total

26

20

46

56,5

43,5

100

Universitas Sumatera Utara

Page 82: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

66

Peraturan dan Prosedur K3 1. Ya

2. Tidak

Total

Komunikasi Pekerja 1. Ada

2. Tidak ada

Total

Kompetensi Pekerja 1. Ya

2. Tidak

Total

Lingkungan Kerja 1. Ada

2. Tidak Ada

Total

Keterlibatan Pekerja dalam k3 1. Ada

2. Tidak Ada

Total

25

21

46

35

11

46

41

5

46

21

25

46

23

23

46

45,7

54,3

100

76,1

23,9

100

89,1

10,9

100

45,7

54,3

100

50,0

50,0

100

Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat mayoritas pekerja menjawab secara

keseluruhan mengenai ada komitmen top management sebanyak 26 orang

(56,5%), sedangkan yang menjawab tidak ada sebanyak 20 orang (43,5%), dan

mengenai peraturan dan prosedur K3 pekerja menjawab ya sebanyak 21 orang

(45,7%), sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 25 orang (54,3%), dan

mengenai Komunikasi pekerja mayoritas pekerja menjawab ada sebanyak 35

orang (76,1%), sedangkan yang menjawab tidak ada sebanyak 11 orang (23,9%),

mengenai Kompetensi pekerja mayoritas pekerja menjawab ya sebanyak 41 orang

(89,1%), sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 5 orang (10,9%),dan

mengenai lingkungan kerja pekerja menjawab ada sebanyak 21 orang (45,7%),

sedangkan yang menjawab tidak ada sebanyak 25 orang (54,3%), mengenai

Universitas Sumatera Utara

Page 83: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

67

Keterlibatan Pekerja dalam K3 pekerja menjawab ada sebanyak 23 orang

(50,0%), sedangkan yang menjawab tidak ada sebanyak 23 orang (50,0%).

4.2.2.7 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Keselamatan Kerja

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Pekerja Berdasarkan Keselamatan Kerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Jenis Kecelakaan Kerja Frekuensi Persentase (%)

Terjatuh

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Tertimpa benda jatuh

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Tertumbuk atau terkena

benda, keuali benda jatuh

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Terjepit oleh benda

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Gerakan melebihi kemampuan

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Pengaruh suhu tinggi

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Terkena arus listrik 1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

2

44

46

2

44

46

0

46

46

3

43

46

0

46

46

1

45

46

2

44

46

4,3

95,7

100

4,3

95,7

100

0

100

100

6,6

93,4

100

0

100

100

2,2

97,8

100

4,3

95,7

100

Universitas Sumatera Utara

Page 84: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

68

Kontak dengan bahan

berbahaya atau radiasi

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

Jenis kecelakaan lain yang

belum masuk klarifikasi

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Total

2

44

46

4

42

46

4,3

95,7

100

8,7

91,3

100

Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi tentang

Keselamatan Kerja yang digolongkan pernah dan tidak pernah mengalami

kecelakaan kerja. Jenis kecelakaan yang pertama yaitu terjatuh mayoritas pekerja

menjawab tidak pernah sebanyak 44 orang (95,7%). Jenis kecelakaan yang kedua

yaitu tertimpa benda jatuh mayoritas pekerja menjawab tidak pernah sebanyak 44

orang (95,7%). Jenis kecelakaan yang ketiga yaitu tertumbuk atau terkena benda,

kecuali benda jatuh seluruh pekerja menjawab tidak pernah sebanyak 46 orang

(100%). Jenis kecelakaan yang keempat yaitu terjepit oleh benda mayoritas

pekerja menjawab tidak pernah sebanyak 43 orang (93,4 %). Jenis kecelakaan

yang kelima yaitu gerakan melebihi kemampuan seluruh pekerja menjawab tidak

pernah sebanyak 46 orang (100%). Jenis kecelakaan yang keenam yaitu pengaruh

suhu tinggi mayoritas pekerja menjawab tidak pernah sebanyak 45 orang (97,8%).

Jenis kecelakaan yang ketujuh yaitu terkena arus listrik mayoritas pekerja

menjawab tidak pernah sebanyak 44 orang (95,7%). Jenis kecelakaan yang

kedelapan yaitu kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi mayoritas pekerja

menjawab tidak pernah sebanyak 44 (95,7%). Jenis kecelakaan yang kesembilan

yaitu kecelakaan lainnya yang belum masuk klasifikasi mayoritas pekerja

menjawab tidak pernah sebanyak 42 (91,3%), dan yang termasuk jenis kecelakaan

Universitas Sumatera Utara

Page 85: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

69

lainnya adalah tertusuk benda tajam pada pekerja bagian sortasi yang

menggunakan alat tajam sebagai alat bantu untuk menurunkan tandan kelapa

sawit dari atas truk.

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pekerja Berdasarkan Keselamatan Kerja

pada Pekerja di PT. Ukindo Blankahan tahun 2017

Keselamatan Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. Pernah

2. Tidak Pernah

16

30

34,8

65,2

Total 46 100

Dari tabel 4.13 di atas dapat dilihat mayoritas pekerja menjawab tidak

pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 30 orang (65,2%), sedangkan yang

pernah sebanyak 16 orang (34,8%).

4.2.3 Komponen Budaya K3 yang Berhubungan Dengan Keselamatan

Kerja di PT. Ukindo Blankahan Tahun 2017

Untuk mengetahui hubungan antara Budaya K3 yaitu Komitment Top

Management, Peraturan dan Prosedur K3, Komunikasi Pekerja, Kompetensi

Pekerja, Lingkungan Kerja, dan Keterlibatan pekerja dalam K3 terhadap

Keselamatan Kerja dengan menggunakan uji chi square dapat dilihat sebagai

berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

70

4.2.3.1 Hubungan Komitment Top Management dengan Keselamatan

Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.13 Distribusi Pekerja Berdasarkan Komitment Top Management

dengan Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun

2017

No Komitmen

Top

management

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ada 5 10,9 21 45,6 26 56,5 0,027

2. Tidak ada 11 23,9 9 19,6 20 43,5

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.13. di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai ρ=

0,027 (ρ<0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara komitment

top management dengan keselamatan kerja, semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,027 maka hubungan

komitment top management dengan keselamatan kerja semakin besar.

4.2.3.2 Hubungan Peraturan dan Prosedur K3 dengan Keselamatan

Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.14 Distribusi Pekerja Berdasarkan Peraturan dan Prosedur K3

dengan Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun

2017

No Peraturan dan

Prosedur K3

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ya 1 2,2 24 52,2 25 54,4 0.,000

2. Tidak 15 32,6 6 13,0 21 45,6

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.14. di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai ρ=

0,000 (ρ<0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara peraturan

dan prosedur K3 dengan keselamatan kerja, semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

Universitas Sumatera Utara

Page 87: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

71

semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,000 maka hubungan

Peraturan dan Prosedur K3 dengan Keselamatan Kerja semakin besar.

4.2.3.3 Hubungan Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan Kerja di

PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.15 Distribusi Pekerja Berdasarkan Komunikasi Pekerja dengan

Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

No Komunikasi

Pekerja

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ada 12 26,1 23 50,0 35 76,1 0,585

2. Tidak ada 4 8,7 7 15,2 11 23,9

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.15. di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai

ρ=0,585 (ρ>0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara

komunikasi pekerja dengan keselamatan kerja, Semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,585 maka hubungan

komunikasi pekerja dengan keselamatan kerja semakin kecil.

4.2.3.4 Hubungan Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja di

PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.16 Distribusi Pekerja Berdasarkan Kompetensi Pekerja dengan

Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

No Kompetensi

Pekerja

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ya 14 30,4 27 58,7 41 89,1 0,576

2. Tidak 2 4,4 3 6,5 5 10,9

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai ρ=

0,576 (ρ>0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara

kompetensi pekerja dengan keselamatan kerja , Semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

Universitas Sumatera Utara

Page 88: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

72

semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,576 maka hubungan

kompetensi pekerja dengan keselamatan kerja semakin kecil.

4.2.3.5 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja di

PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.17 Distribusi Pekerja Berdasarkan Lingkungan Kerja dengan

Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

No Lingkungan

Kerja

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ada 3 6,5 18 39,1 21 45,7 0,018

2. Tidak ada 13 28,3 12 26,1 25 54,3

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.17. di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai ρ=

0,018 (ρ<0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara lingkungan

kerja dengan keselamatan kerja, semakin kecil nilai ρ<0,05 maka semakin besar

hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,018 maka hubungan lingkungan kerja

dengan keselamatan kerja semakin besar.

4.2.3.6 Hubungan Keterlibatan Pekerja dalam K3 dengan Keselamatan

Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun 2017

Tabel 4.18 Distribusi Pekerja Berdasarkan Keterlibatan Pekerja dalam K3

dengan Keselamatan Kerja di PT.Ukindo Blankahan Tahun

2017

No Keterlibatan

Pekerja

dalam K3

Keselamatan Kerja P Value

Pernah Tidak Pernah Total

n % n % N %

1. Ada 3 6,5 20 43,5 23 50,0 0,005

2. Tidak ada 13 28,3 10 21,7 23 50,0

Total 16 34,8 30 65,2 46 100

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hasil penelitian diperoleh dengan nilai ρ =

0,005 (ρ<0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara keterlibatan

Universitas Sumatera Utara

Page 89: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

73

pekerja dalam K3 dengan keselamatan kerja, semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0,005 maka hubungan

keterlibatan pekerja dengan keselamatan kerja semakin besar.

Tabel 4.20. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Variabel Bebas Dengan

Variabel Terikat Dengan Menggunakan Uji Chi Square

No Variabel Pvalue Ket

1. Komitment Top Management 0,027 S

2. Peraturan dan Prosedur K3 0,000 S

3. Komunikasi Pekerja 0,585 TS

4. Kompetensi Pekerja 0,576 TS

5. Lingkungan Kerja 0,018 S

6 Keterlibatan Pekerja 0,005 S

Keterangan : TS : Tidak Signifikan

S : Signif

Universitas Sumatera Utara

Page 90: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

74

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Komitment Top Management dengan Keselamatan Kerja

Berdasarkan tabel 4.14 analisis bivariat menunjukkan bahwa hasil dari

penelitian diperoleh nilai ρ=0,027 (ρ<0,05), semakin kecil nilai ρ<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Hasil penelitian menunjukkan Komitmen Top

Management memiliki hubungan yang signifikan dengan Keselamatan Kerja.

Semakin tinggi Komitment Top management terhadap K3 akan mengakibatkan

semakin tinggi pula Keselamatan Kerja, sebaliknya semakin rendah Komitment

Top Managemnet terhadap K3 akan mengakibatkan semakin rendah pula

keselamatan kerja. Berdasarkan penelitian terhadap pekerja bahwa aspek yang

paling berhubungan adalah perusahaan memberikan perlengkapan K3 yang wajib

digunakan saat bekerja, dimana para pekerja merasa aman dan nyaman melakukan

pekerjaannya ketika dirinya dilindungi dengan adanya perlengkapan K3, selain itu

pengawasan juga dilakukan di setiap bagian pekerjaan untuk memastikan pekerja

bekerja sesuai dengan prosedur yang ada untuk menghindari kecelakaan kerja.

Komitment diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang tertulis, jelas, mudah

dimengerti, dan diketahui oleh seluruh pekerja. Namun, komitment tidak hanya

dalam bentuk kebijakan tertulis saja, butuh dukungan dan upaya nyata dari pihak

manajemen atau pimpinan untuk membuktikan bahwa perusahaan benar-benar

berkomitment terhadap keselamatan kerja. Upaya nyata tersebut dapat

ditunjukkan dengan sikap dan segala tindakan yang berhubungan dengan

keselamatan kerja (Ramli, 2010). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Grimaldi

Universitas Sumatera Utara

Page 91: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

75

dan Simons (1975), bahwa sebuah kebijakan K3 harus dimulai dari Top

management, diwujudkan dengan perhatian terhadap K3 dan diperhatian terhadap

tindakan-tindakan bahaya yang mengancam K3. Komitment Top management

dapat dilihat dari sudut pandang pekerja, salah satu cara yang digunakan yaitu

dengan melihat persepsi pekerja dari komitment manajement (o’Toole, 2002).

Penelitian Karina Zain (2013) persepsi pekerja unit hull constructions

terhadap komitmen manajemen di PT. Dok dan perkapalan tergolong baik

(76,7%). Dapat diartikan bahwa manajemen telah berkomitmen terhadap

keselamatan kerja, mendukung, dan mewujudkan secara nyata. Hal tersebut

ditunjukkan oleh pihak manajement dalam hal perwujudan nyata kebijakan,

tersedianya fasilitas, dan sumber daya, salah satu contohnya berupa penyediaan

perlengkapan K3.

Penelitian yang dilakukan oleh Cooper (2000), yang mendapatkan hasil

bahwa komitment top manajemen berhubungan dengan perilaku pada saat tertentu.

Upaya yang perlu dilakukan oleh pihak manajemen untuk mempertahankan

persepsi pekerja yang tergolong baik terhadap komitment top manajemen yaitu

dengan lebih aktif dalam K3 yang ditunjukkan dalam memberikan keteladanan K3

yang lebih baik dan melibatkan diri dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan

K3.

5.2 Hubungan Peraturan dan Prosedur K3 dengan Keselamatan Kerja

Berdasarkan tabel 4.15 analisis bivariat menunjukkan bahwa hasil

penelitian diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05), semakin kecil nilai p<0,00 maka

semakin besar hubungannya. Hasil penelitian diperoleh nilai p=0,000 maka

Universitas Sumatera Utara

Page 92: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

76

hubungan peraturan dan prosedur K3 dengan Keselamatan Kerja semakin besar.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa peraturan dan prosedur K3 memiliki

hubungan yang signifikan dengan Keselamatan Kerja. Bentuk dari peraturan dan

prosedur K3 di PT. Ukindo Blankahan yaitu mengatur tentang izin kerja dan

prosedur kerja, dalam hal peraturan dan prosedur K3 sudah diperbaiki secara

berkala karena sesuai dengan Peraturan PerUndang-Undangan yang di keluarkan

oleh pemerintah mengenai peraturan dan prosedur K3, dan setiap pekerjaan sudah

ditetapkan peraturan dan prosedur K3 yang sesuai untuk meningkatkan

keselamatan kerja. Peraturan dan prosedur K3 sangat diperlukan dan mudah

dimengerti oleh pekerja, dengan mensosialisasikan semua peraturan dan prosedur

K3 dengan bahasa yang mudah dimengerti pekerja sehingga mempermudah

pekerja untuk melaksanakan peraturan dan prosedur K3 tersebut.

Peraturan merupakan suatu hal yang mengikat dan telah disepakati,

sedangkan prosedur merupakan rangkaian dari suatu tempat tata kerja yang

berurutan, tahap dami tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang

harus ditempuh dari mana pekerjaan dimulai. Tujuan dari dibentuknya peraturan

dan prosedur keselamatan kerja yaitu untuk mengendalikan bahaya yang ada

ditempat kerja, untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjadinya

kecelakaan, dan untuk mengatur perilaku pekerja, sehingga nantinya tercipta

budaya keselamatan yang baik (Ramli, 2010). Dasar dari Budaya Keselamatan

dan Kesehatan Kerja adalah sikap dan persepsi pekerja terhadap keselamatan

kerja, yang nantinya menjadi salah satu gambaran perilaku pekerja terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 93: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

77

pelaksanaan peraturan dan prosedur K3 dalam rangka mengendalikan sumber

potensi bahaya (Ferraro, 2002).

Hasil penelitian Karina Zain (2013) persepsi pekerja di unit Hull

Construction secara statistik tidak terdapat hubungan antara variabel peraturan

dan prosedur K3 dengan perilaku K3, sedangkan penelitian Andi, dkk (2005),

mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara peraturan dan prosedur K3

terhadap perilaku K3. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena

faktor lain di luar variabel penelitian, perbedaan karakteristik individu yang dapat

mempengaruhi persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja terutama persepsi

mengenai peraturan dan prosedur K3, dapat diartikan bahwa peraturan dan

prosedur yang ada mudah dimengerti, dikomunikasikan dan disosialisasikan

kepada pekerja. Seharusnya peraturan dan prosedur K3 tidaklah terlalu rumit

sehingga mudah untuk dipahami, mudah diterapkan dengan benar, diberlakukan

sanksi jika ada pelanggaran dan perlu adanya perbaikan secara berkala sesuai

dengan kondisi tempat kerja (Mohamed, 2002).

5.3 Hubungan Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan Kerja

Berdasarkan tabel 4.16 analisis bivariat menunjukkan bahwa hasil

penelitian diperoleh nilai p=0,585 (p>0,05), semakin kecil nilai p<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Hasil dari penelitian diperoleh nilai p=0,585 maka

hubungan Komunikasi Pekerja dengan Keselamatan Kerja semakin kecil. Temuan

penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi Pekerja tidak memiliki hubungan

yang signifikan dengan Keselamatan Kerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

78

Berdasarkan penelitian di PT. Ukindo Blankahan pekerja menyatakan

bahwa sebagian besar pekerja tidak mendapat informasi mengenai kecelakaan

kerja yang terjadi, karena pihak manajerial menutupi hal tersebut, sebaiknya

diinformasikan kepada pekerja agar tidak terjadi kecelakaan yang sama dan

seluruh pekerja belum mendapat informasi terbaru mengenai masalah K3.

Berdasarkan teori tujuan dari adanya komunikasi yaitu untuk menyampaikan

informasi di dalam organisasi, sehingga antara komunikator dengan penerima

informasi dapat dengan jelas mengerti apa yang diinginkan komunikator terutama

tindakan apa yang diharapkan oleh organisasi. Komunikasi tersebut dapat

berlangsung secara satu arah, dua arah, di antara manajer dengan pekerja, pekerja

dengan pekerja,manajer dengan manajer, atau departemen dengan departement

dengan bahasa yang mudah dipahami oleh kedua belah pihak (Cooper, 2001).

Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Karina zain (2013) terdapat

hubungan yang cukup kuat antara variabel komunikasi pekerja dengan perilaku

K3, dan penelitian Wieke (2012) terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara

variabel komunikasi pekerja dengan kinerja pekerja. Perbedaan hasil penelitian ini

dapat disebabkan karena perbedaan persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja

terutama persepsi mengenai Komunikasi Pekerja.

5.4 Hubungan Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja

Berdasarkan tabel 4.17 analisis bivariat menunjukkan bahwa hasil

penelitian diperoleh nilai p=0,576 (p>0,05), semakin kecil nilai p<0,05 maka

semakin besar hubungannya. Hasil penelitian diperoleh nilai p=0,576 maka

hubungan Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja semakin kecil. Temuan

Universitas Sumatera Utara

Page 95: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

79

penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Pekerja tidak memiliki hubungan

yang signifikan dengan Keselamatan Kerja. Berdasarkan penelitian di PT. Ukindo

Blankahan menyatakan pekerja belum seluruhnya mampu memenuhi seluruh

peraturan dan prosedur K3 dikarenakan peraturan dan prosedur K3 yang ada susah

untuk dimengerti oleh pekerja, jika pekerja mengerti akan resiko dari

pekerjaannya maka pekerja akan melakukan pekerjaannya dengan serius dan tidak

ragu-ragu dalam bekerja. Berdasarkan teori Kompotensi pekerja seringkali

berhubungan dengan kemampuan, pengetahuan, keterampilan,dan pengalaman

pekerja. Mohammed (2002) menjabarkan kompotensi pekerja secara menyeluruh

sebagai pengetahuan, pengertian, dan tanggung jawab pekerja terhadap

pekerjaannya, maupun pengetahuan terhadap resiko dan bahaya yang mengancam

pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

5.5 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja

Budaya K3 merupakan kombinasi dari sikap, norma, dan persepsi pekerja

terhadap keselamatan kerja (Clarke 2000). Mohammed (2002) mengemukakan

pada perusahaan sedapat mungkin dibentuk suatu lingkungan kerja kondusif salah

satunya budaya tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan pada pekerja.

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan analisis bivariat menunjukkan bahwa

hasil penelitian diperoleh nilai p=0,018 (p<0,05), semakin kecil nilai p<0.,05

maka semakin besar hubungannya. Hasil penelitian diperoleh nilai p=0,018 maka

hubungan Lingkungan Kerja dengan Keselamatan Kerja semakin besar. Temuan

penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja memiliki hubungan yang

signifikan dengan Keselamatan Kerja. Berdasarkan hasil pengumpulan data,

Universitas Sumatera Utara

Page 96: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

80

Lingkungan kerja di PT. Ukindo Blankahan terlihat pada saat terjadi kecelakaan,

dimana budaya saling menyalahkan sangat rendah, dan mengutamakan K3,

pekerja tidak bosan melakukan pekerjaannya yang berulang-ulang dimana dengan

melakukan pekerjaannya berulang-ulang diharapkan para pekerja menjadi ahli

dibidangnya sehingga akan meningkatkan keselamatan kerja karena

meminimalisir terjadinya kesalahan kerja.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheyne, et al.

(1998) dan penelitian Karina Zain (2013) terdapat hubungn yang cukup signifikan

antara variabel lingkungan kerja dengan perilaku K3,dalam hal ini persepsi

pekerja di unit construction terhadap Lingkungan kerja di PT. Dok dan Perkapalan

Surabaya tergolong dalam kategori baik (83,6%).

5.6 Hubungan Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan Kerja

Budaya keselamatan akan menjadi lebih efektif apabila komitmen

manajemen dilaksanakan secara nyata dan terdapat keterlibatan langsung dari

pekerja dalam keselamatan kerja. Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja

tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, berupa keaktifan pekerja dalam

kegiatan K3, memberikan masukan mengenai adanya kondisi berbahaya

dilingkungan, menjalankan dan melaksanakan kegiatan dengan cara yang aman,

memberikan msukan dalam penyusunan prosedur dan cara kerja aman,dan

mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya K3 (Ramli, 2010).

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan hasil analisis bivariat menunjukkan

bahwa hasil penelitian diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05), semakin kecil nilai

p<0,05 maka semakin besar hubungannya. Hasil penelitian diperoleh nilai

Universitas Sumatera Utara

Page 97: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

81

p=0,005 maka hubungan Keterlibatan Pekerja dengan Keselamatan Kerja semakin

besar. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Keterlibatan Pekerja dalam K3

memiliki hubungan yang signifikan dengan Keselamatan Kerja. Berdasarkan hasil

penelitian, aspek yang paling berhubungan adalah pekerja melaporkan jika terjadi

kecelakaan kerja atau situasi yang bahaya, dimana dengan adanya pencatatan

diharapkan adanya perhatian khusus pada suatu pekerjaan untuk menghindari

kecelakaan yang sama. Bentuk dari program K3 di PT. Ukindo Blankahan

meliputi training, safety meeting. Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja

dapat diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan dan keaktifan dalam program K3.

Salah satu contohnya yaitu dalam penyusunan prosedur kerja, maka akan timbul

rasa dalam diri pekerja bahwa prosedur yang telah disusun merupakan tanggung

jawab pekerja, karena pekerja ikut berperan serta dalam proses penyusunanya,

hasilnya pekerja akan berperilaku aman sesuai dengan prosedur yang telah

mereka buat dan sepakati bersama, dan keselamatan kerja akan meningkat.

Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi,dkk

(2005), mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara keterlibatan pekerja

dalam keselamatan kerja, sedangkan penelitian Karina Zain (2013) tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel Keterlibatan Pekerja dengan perilaku

K3, hal ini dapat dilihat dari persepsi pekerja di unit hull Construction terhadap

pelaksanaan keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja tergolong dalam

kategori cukup (52,1%), dapat dikatakan bahwa keterlibatan pekerja terhadp

keselamtan kerja belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Perbedaan hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 98: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

82

penelitian ini disebabkan karena faktor lain di luar variabel penelitian, perbedaan

karakteristik individu yang dapat mempengaruhi persepsi pekerja.

Penelitian Wieke (2012) menunjukkan bahwa keterlibatan pekerja

memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap kinerja proyek konstruksi.

Konstribusinya adalah sebesar 0,348. Semakin tinggi Keterlibatan Pekerja dalam

K3 akan mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan, sebaliknya

semakin rendah keterlibatan pekerja dalam K3 akan mengakibatkan semakin

rendah pula kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara

Page 99: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

83

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian hubungan Budaya K3 dengan Keselamatan Kerja di PT.

Ukindo Blankahan diperoleh yaitu :

1. Ada hubungan yang signifikan antara Komitment top Management, Peraturan

dan Prosedur K3, Lingkungan Kerja dan Keterlibatan Pekerja dalam K3

dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan.

2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Komunikasi Pekerja dan

Kompetensi Pekerja dengan Keselamatan Kerja di PT. Ukindo Blankahan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan yang diperoleh

maka peneliti memberikan saran :

1. Pihak manajemen menerapkan peraturan K3 secara tertulis dan tertempel di

area kerja,dan melakukan pengawasan yang ketat.

2. Untuk meningkatkan keselamatan kerja diperlukan komunikasi yang baik

antara pihak manajerial dengan pekerja,dan selalu memberi informasi terbaru

kepada pekerja terkait Keselamatan Kerja.

3. Mengadakan program edukasi dan training secara berkesinambungan bagi

pekerja mengenai keselamatan kerja untuk menambah kemampuan pekerja

dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 100: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

84

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Alifen, R & Chandra, A. 2005. Model Persamaan Struktural Budaya

Keselamatan Kerja Pada Perilaku Pekerja Di Proyek Konstruksi. Jurnal

Tehnik Sipil. Vol 12, no. 3. (http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/vi

ew/2668, diakses 09 maret 2017).

Budaya Keselamatan Terjermahan Dokumen IAAC Safety Report 75-Insag- 4,

Safety Culture. 2015. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (diaskes tanggal 12

maret 2017).

Cheyne, A., Cox, S., Oliver, A. & Tomas, JM. (1998). Modelling Safety

Climate in the Prediction of Levels of Safety Activity. Work and

Stress. Vol 12(3), pp255-271 (diakses 09 mei 2017).

Christina, W. Y, Djahfar, L & Thoyib, A. 2012. Pengaruh Budaya Keselamatan

dan Kesehatan Keja (K3) terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Vol 6, no 1,

ISSN 19785658. (http://www.rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/vi

ewFile/193/204, diakses tanggal 11 maret 2017).

Chandra, A. 2005, Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku Pekerja

terhadap Keselamatan Kerja, Surbaya, Indonesia. Tesis Magister tekhnik,

universitas Kristen Petra, surabaya, (diakses tanggal 20 juli 2017).

Cooper, D., 2002, Safety Culture – A Model for Understanding & Quantifying

Difficult Concept, Professional Safety, 47(6), 3036, (diakses 25 mei

2017).

Dokumen.tips/document/budaya_k3.academia.com (diaskes 10 maret 2017).

Depnakertrans. 2009. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta. Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

(diakses 23 maret 2017).

Effendy, S. 2012. Budaya Organisasi Budaya Perusahaan Budaya Kerja. Medan.

USU Press.

Eoh,J. (2001). Pengaruh Budaya Perusahaan, Gaya Manajemen dan

Pengembangan Tim terhadap Kinerja Karyawan, Studi Kasus di PT

Semen Gresik dan PT Semen Kupang. Jakarta, Universitas Indonesia.

(diakses 10 juli 2017).

Hadipoetra, S. 2014. Manajemen Komprehensif Keselamatan Kerja. Jakarta.

Yayasan Patra Terbiyyah Nusantara.

Heni, Y. 2011. Improving Our Safety Culture Cara Cerdas Membangun Budaya

Keselamatan Yang Kokoh. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Universitas Sumatera Utara

Page 101: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

85

Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kesehatan RI. 2015. ISSN 2442-7659

(diaskes 08 februari 2017).

International Atomic Energy Agency, Quality Assurance for Safety in Nuclear

Power Plants and Other Nuclear Installations, Code and Safety Guides

Q1–Q14, Safety Series No. 50-C/SGQ, IAEA, Vienna, Austria (1996,

diakses 10 juli 2017

International Nuclear Safety Advisory Group, Safety Culture, Safety Series No.

75-INSAG-4, IAEA, Vienna, Austria (1991), diakses 10 juli 2017

Juwitasari, E.R. 2016. Hubungan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Dengan Save Behavior Pekerja Gerindra. Skripsi. Universitas Airlangga

(http://repository.unair.ac.id/29731/1/1.%20halaman%20depan.pdf, diakses

10 maret 2017).

Kurniasih, D, Rachmadita, R. 2013 Pengukuran Budaya K3 Pada Tingkat Non

Manajerial Dengan Menggunakan Cooper’s Reciprocal Safety Culture

Model Di Pt. X. Jurnal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Jurusan

Teknik Desain dan Manufaktur. Diaskses 10 juli 2017

Kania, D. Hanifah, E. 2016. Analisis Faktor Budaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Pada Penanganan Kargo Di Bandara Soekarno Hatta

International Airport. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik

(JMTranslog) - Vol. 03 No. 1, (diakses 10 juli 2017).

Lisnanditha, D. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Keselamatan Kerja, dan

Iklim Keselamatan Kerja terhadap Perilaku Keselamatan Kerja Studi

Kasus di PT Krama Yudha Ratu Motor. Skripsi. Universitas Indonesia.

(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318379SYudithia20Lisnanditha.pdf,

diakses 14 maret 2017).

Mulyono, K. 2013. Pengaruh Budaya k3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Pada Divisi Operasi Tambang Di

PT newmont Nusa tenggara. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Vol. 9

No.1, hal. 71-8, (diakses 10 juli 2017).

Mohamed, S. 2002. Safety Climate in Construction Site Environment. Journal

of Construction Engineering and Management, pp.375-384, (diakses 10

juli 2017).

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Peraturan Keselamatan dan Kesehatan kerja edisi Ke Lima. 2006.

Persson, D,K. Iaea Safety Standards On Management Systems And Safety

Culture. Jurnal International Atomic Energy Agency, Department of

Nuclear Energy, Austria, (diakses 10 juli 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 102: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

86

Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS

18001. Jakarta. Dian Rakyat.

Ridley, J. 2014. Ikhtisar Keselamatan dan Kesehatan Kerja edisi Ketiga.Jakarta.

Erlangga.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung.

Alfabet.

Suma’mur. 2014. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta. PT.

Toko Gunung Agung.

Ssp.hubud.dephub.go.id >news>budaya Keselamatan Kementerian Perhubungan

Republik Indonesia Program Keselamatan Penerbangan Nasional. com

(diakses 12 maret 2017).

Suyono, K. Z, Nawawinetu, D. 2013. Hubungan antara Faktor Pembentuk Budaya

Keselamatan dengan Safety Behavior di PT DOK dan Perkapalan

Surabaya Unit Hull Contruction. The Indonesian Journal of Occupational

safety and Health. Vol 12. Hal 67-74. (http://journal.unair.ac.id/hubungan-

antara-faktor-pembentuk- budaya- keselamatan - kerja - dengan-safety

behavior-di-pt-dok-dan-perkapalan-surabaya-unit-hull-constraction-article-

6719-media-39-category-3.html, diakses 15 maret 2017).

Suprian, D. 2016 Pengaruh Manajemen K3 Dan Budaya K3 Terhadap Kinerja

Pekerja Proyek (Studi Kasus Proyek Pembangunan Cengkareng Business

City Lot 5). Jurnal Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta kampus

UI Depok. Diakses 15 maret 2017

The Management System for Facilities and Activities IAEA Safety Standart for

protecting people and environment.

(http://wwwpub.iaea.org/MTCD/publication/PDF/pub1252web.pdf,

diakses 5 april 2017).

Tony. 2004. Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan

Konstruksi. Skripsi. Petra Christian University. (http://dewey.petra.ac.id/ca

talog/ft_viewer.php?fname=jiunkpe/s2/sip5/2004/jiunkpe-ns-s2-2004-

01502003-22865-safety-abstract_toc.pdf, diaskes 7 april 2017).

Wardani, R, Ardiantoko, E & Yudhana, A. 2012. Hubungan Budaya Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja di Bagian

Instalansi PG. Mritjan Kediri. Jurnal. Stikes Surya Mitra Husada Kediri.

(http://publikasi.stikesstrada.ac.id/hubungan - budaya - kesehatan dan

keselamatan-kerja-k3-terhadap-produktivitas-kerja-di-bagian-instalasi-

pgmritjan-kediri/, diakses 11 maret 2017).

www.safetyshoes.com/tag/4-klasifikasi-kecelakaan-kerja-menurut-munurut-ilo/

(diakses 06 April 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 103: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

87

Lampiran 1. Kuesioner

Responden yang terhormat,

Dalam rangka penelitian skripsi mengenai hubungan budaya keselamatan kerja

dengan keselamatan kerja dari para pekerja, yang sedang saya lakukan pada

program studi Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Sumatera Utara, saya

memohon kesedian waktu anda sejenak untuk dapat mengisi kuesioner yang

terdiri dari Dua (2) bagian ini. Jawaban anda sangat berguna bagi peneliti ini dan

hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Terima kasih atas kesediaan dan

kerjasamanya.

BAGIAN PERTAMA

DEMOGRAPHY QUESTIONS

Bertujuan mengetahui profil demografi responden.

Jenis kelamin?

a. Laki-laki b. Perempuan

Berapa usia Anda saat ini?

Pendidikan terakhir anda?

a. SD c. SMU

b. SMP d. Sarjana

Masa kerja...?

BAGIAN KEDUA

GUTTMAN SCALE QUESTION

Berikan tanda X hanya pada satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan

kondisi anda saat ini. Pernyataan ini mengenai budaya keselamatan kerja yang

terdiri dari komitmen top manajemen terhadap K3, peraturan dan prosedur K3,

Kompetensi Pekerja, Lingkungan Kerja, dan keterlibatan pekerja dalam K3.

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat

saudara.

Universitas Sumatera Utara

Page 104: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

88

No Pernyataan Ada Tidak

ada

Komitment Top Management

1 Perhatian Perusahaan terhadap masalah K3

2 Perusahaan akan memberhentikan pekerjaan

yang membahayakan

3 Ada usaha peningkatan kinerja keselamatan

kerja pada periode tertentu

4 Ada pengawasan terhadap keselamatan kerja

pekerja

5 Perusahaan memberikan perlengkapan K3

6 Perusahaan memberikan pelatihan K3

Peraturan dan Prosedur K3 Ya Tidak

7 Peraturan dan prosedur keselamatan kerja

sangat diperlukan

8 Prosedur K3 diterapkan pada pekerjaan saya

9 Ada sanksi terhadap pelanggaran prosedur K3

10 Peraturan dan prosedur K3 diperbaiki secara

berkala

11 Peraturan dan prosedur K3 mudah dimengerti

Komunikasi Pekerja Ada Tidak

Ada

12 Saya mendapat informasi terbaru mengenai

masalah K3

13 Saya puas dengan penyampaian informasi

pekerjaan kepada saya

14 Saya mendapat informasi mengenai kecelakaan

kerja yang terjadi

15 Adanya komunikasi yang baik antara pekerja

dan pihak manajerial

16 Adanya komunikasi yang baik antara sesama

pekerja

Kompetensi Pekerja Ya Tidak

17 Saya mengerti tanggungjawab terhadap k3

18 Saya mengerti sepenuhnya resiko dari

pekerjaannya

19 Pelatihan memberikan saya pengertian yang

jelas terhadap K3

20 Saya tidak pernah melakukan pekerjaan diluar

tanggungjawabnya

21 Saya mampu memenuhi seluruh peraturan dan

prosedur K3

Universitas Sumatera Utara

Page 105: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

89

Lingkungan Kerja Ada Tidak

ada

22 Pekerja mengutamakan K3

23 Pekerja tidak bosan dengan pekerjaanya yang

berulang-ulang

24 Pekerja termotivasi karena program K3

25 Pekerja puas dengan keamanan lingkungan

kerja (alat pengaman, kebersihan, pencahayaan)

26 Pekerja tidak saling menyalahkan bila terjadi

kecelakaan

Keterlibatan Pekerja dalam K3 Ada Tidak

ada

27 Pekerja dilibatkan dalam perencanaan program

K3

28 Pekerja melaporkan jika terjadi kecelakaan atau

situasi yang bahaya

29 Pekerja diminta mengingatkan pekerja lain

tentang bahaya dan K3

30 Pekerja dilibatkan dalam penyampaian

informasi

(Sumber wieke yuni christina 2012)

Kuesioner Keselamatan Kerja

Pernyataan Pernah Tidak

pernah

pernah kah anda mengalami kecelakaan seperti :

a. Terjatuh

b. Tertimpa benda jatuh

c. Tertumbuk atau terkena benda, terkecuali

benda jatuh

d. Terjepit oleh benda

e. Gerakan melebihi kemampuan

f. Pengaruh suhu tinggi

g. Terkena arus listrik

h. Kontak dengan bahan berbahaya atau

radiasi

i. Jenis lain kecelakaan lainnya yang belum

masuk klasifikasi tersebut

(Suma’mur, 2014)

Universitas Sumatera Utara

Page 106: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

90

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 107: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

91

Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 108: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

92

Lampiran 4. Master Data Budaya K3

N

o

J

K

U Kat

U

P

T

M

K

Kat

M

K

K

T

1

K

T

2

K

T

3

K

T

4

K

T

5

K

T

6

T

T

P

1

P

2

P

3

P

4

P

5

T

T

K

P

1

K

P

2

K

P

3

K

P

4

K

P

5

T

T

K

O

1

K

O

2

K

O

3

K

O

4

K

O

5

T

T

1 1 41 2 3 15 2 1 1 0 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

2 1 35 1 3 6 1 0 0 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 4

3 1 40 2 3 7 1 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 1 0 1 1 1 4

4 1 39 2 3 13 2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

5 1 35 1 4 6 1 1 1 1 0 1 0 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

6 1 37 2 3 12 2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

7 1 22 1 4 10 2 1 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

8 1 23 1 4 7 1 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

9 1 34 1 3 8 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

10 1 24 1 4 2 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3

11 1 32 1 4 12 2 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

12 1 40 2 3 4 1 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

13 1 37 2 3 10 2 0 0 1 0 0 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

14 1 45 2 3 12 2 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

15 1 32 1 3 11 2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

16 1 40 2 2 15 2 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5

17 1 35 1 3 6 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 4

18 1 40 2 3 9 2 1 0 1 1 0 1 4 1 1 0 0 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

Universitas Sumatera Utara

Page 109: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

93

19 1 39 2 3 13 2 0 0 0 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5

20 1 35 1 3 6 1 1 1 0 1 1 0 4 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5

21 1 37 2 3 8 1 1 0 0 0 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

22 1 21 1 3 10 2 1 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 4

23 1 23 1 3 7 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 1 3 0 1 0 0 1 2 0 1 1 1 1 4

24 1 35 1 3 8 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

25 1 24 1 4 2 1 1 1 0 0 1 1 6 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

26 1 32 1 3 12 2 1 0 1 0 1 1 4 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

27 1 41 2 4 4 1 1 1 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

28 1 37 2 4 2 1 1 0 1 1 0 0 3 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

29 1 45 2 3 12 2 1 0 0 0 1 1 3 1 1 0 0 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

30 1 33 1 4 5 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

31 1 35 1 4 8 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

32 1 24 1 3 2 1 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

33 1 32 1 3 12 2 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

34 1 41 2 3 4 1 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

35 1 37 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

36 1 40 2 2 9 2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5

37 1 33 1 3 9 2 1 1 1 1 1 1 6 0 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 4

38 1 37 2 3 8 1 0 0 1 1 0 1 3 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4

39 1 24 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5

40 1 32 1 3 12 2 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5

41 1 33 1 3 9 2 0 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5

42 1 35 1 3 8 1 1 0 0 0 1 1 3 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3

Universitas Sumatera Utara

Page 110: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

94

43 1 24 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3

44 1 32 1 3 12 2 1 1 0 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3 1 1 0 1 0 3 1 1 1 0 0 3

45 1 41 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5

46 1 48 2 3 5 1 0 0 1 1 1 0 3 1 1 0 0 1 3 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 4

Universitas Sumatera Utara

Page 111: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

95

N

o

L

1

L

2

L

3

L

4

L

5

T

T

K

E

T1

K

E

T2

K

E

T3

K

E

T4

T

T

J

T

H

T

B

J

T

T

B

T

O

B

G

M

K

P

S

T

T

A

L

K

B

B

J

K

L

T

T

K

K

K

A

T

KT

K

A

T

P

K

A

T

KP

K

A

T

KO

K

A

T

L

K

A

T

KET

1 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 1

2 0 0 1 1 1 3 1 1 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 2

3 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 2

4 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2

5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2

6 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2 2 2

7 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 2

8 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 2 2

9 1 1 1 0 1 4 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 2

10 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2 2

11 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 1 2 2 2 2

12 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 1 2 2 2 1

13 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 2 2 2 1

14 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 2

15 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 1

16 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2

17 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 2 2 1

18 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2 2 2 2 1

19 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2 2 2

20 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2

Universitas Sumatera Utara

Page 112: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

96

21 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 1

22 0 0 1 1 1 3 1 1 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1 2 1 2

23 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 2

24 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2

25 1 0 1 0 1 3 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 1 2

26 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 1 2

27 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 2 2 1 2

28 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 2 2 2 2 1 2

29 1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2 2 2 1 2

30 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 1 2

31 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2

32 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 1

33 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 1

34 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2

35 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 1

36 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2

37 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 1

38 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 1

39 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 2 2

40 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2

41 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 2 1

42 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 1 2 1

43 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 2 2

44 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara

Page 113: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

97

45 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2

46 1 1 1 0 0 3 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 2 1 1

Universitas Sumatera Utara

Page 114: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

98

Keterangan Master Data

Jk : Jenis Kelamin

U : Umur

Kat U : kategori umur

PT : Pendidikan Terakhir

MK : Masa Kerja

Kat MK : kategori Masa kerja

KT1 : Komitment top manajement 1

KT2 : Komitment top manajement 2

KT3 : Komitment top manajement 3

KT4 : Komitment top manajement 4

KT5 : Komitment top manajement 5

KT6 : Komitment top manajement 6

TT : Total

P1 : Peraturan dan prosedur K3 1

P2 : Peraturan dan prosedur K3 2

P3 : Peraturan dan prosedur K3 3

P4 : Peraturan dan prosedur K3 4

P5 : Peraturan dan prosedur K3 5

KP1 : Komunikasi Pekerja 1

KP2 : Komunikasi Pekerja 2

KP3 : Komunikasi Pekerja 3

KP4 : Komunikasi Pekerja 4

KP5 : Komunikasi Pekerja 5

KO1 : Kompetensi Pekerja 1

KO2 : Kompetensi Pekerja 2

KO3 : Kompetensi Pekerja 3

Universitas Sumatera Utara

Page 115: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

99

KO4 : Kompetensi Pekerja 4

KO5 : Kompetensi Pekerja 5

L1 : Lingkungan Kerja 1

L2 : Lingkungan Kerja 2

L3 : Lingkungan Kerja 3

L4 : Lingkungan Kerja 4

L5 : Lingkungan Kerja 5

KET1 : Keterlibatan Pekerja 1

KET2 : Keterlibatan Pekerja 2

KET3 : Keterlibatan Pekerja 3

KET4 : Keterlibatan Pekerja 4

JTH : Terjatuh

TBJ : Tertimpa benda jatuh

TTB : Tertumbuk atau terkena benda, kecuali benda jatuh

TOB : Terjepit Oleh Benda

GMK : Gerakan Melebihi Kemampuan

PST : Pengaruh suhu tinggi

TAL : Terkena arus listrik

KBB : Kontak dengan bahan berbahaya dan radiasi

JKL : Jenis kecelakaan lainnya

KK : Keselamatan Kerja

KATKT : Kategori Komitment Top Mnagement

KATP : Kategori Peraturan dan prosedur K3

KATKP : Kategori Komunikasi Pekerja

KATKO : Kategori Kompetensi Pekerja

KATL : Kategori Lingkungan Kerja

KATKET : Kategori Keterlibatan Pekerja

Universitas Sumatera Utara

Page 116: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

100

Lampiran 5. Hasil Output

Frequencies Univariat

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Laki

-

Laki

46 100,0 100,0 100,0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21 1 2,2 2,2 2,2

22 1 2,2 2,2 4,3

23 2 4,3 4,3 8,7

24 5 10,9 10,9 19,6

32 6 13,0 13,0 32,6

33 3 6,5 6,5 39,1

34 1 2,2 2,2 41,3

35 7 15,2 15,2 56,5

37 6 13,0 13,0 69,6

39 2 4,3 4,3 73,9

40 5 10,9 10,9 84,8

41 4 8,7 8,7 93,5

45 2 4,3 4,3 97,8

48 1 2,2 2,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Umur

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid ≤35 Tahun 26 56,5 56,5 43,5

>35 Tahun 20 43,5 43,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Smp 3 6,6 6,6 6,6

Sma 33 71,7 71,7 78,4

Sarjana 10 21,7 21,7 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 117: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

101

Masa Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid 2 7 15,2 15,2 15,2

4 4 8,7 8,7 23,9

5 2 4,3 4,3 28,3

6 4 8,7 8,7 37,0

7 3 6,5 6,5 43,5

8 6 13,0 13,0 56,5

9 4 8,7 8,7 65,2

10 3 6,5 6,5 71,7

11 1 2,2 2,2 73,9

12 8 17,4 17,4 91,3

13 2 4,3 4,3 95,7

15 2 4,3 4,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Masa Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid ≤8 Tahun 26 56,5 56,5 43,5

>8 Tahun 20 43,5 43,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komitment 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 8 17,4 17,4 17,4

1 38 82,6 82,6 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komitment 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 16 34,8 34,8 34,8

1 30 65,2 65,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komitment 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 19 41,3 41,3 41,3

1 27 58,7 58,7 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 118: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

102

Komitment 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 14 30,4 30,4 30,4

1 32 69,6 69,6 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komitment 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 10,9 10,9 10,9

1 41 89,1 89,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komitment 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 15,2 15,2 15,2

1 39 84,8 84,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Komitment Top Management

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 20 43,5 43,5 43,5

Ada 26 56,5 56,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Peraturan Dan Prosedur K3 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 2,2 2,2 2,2

1 45 97,8 97,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Peraturan Dan Prosedur K3 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 13,0 13,0 13,0

1 40 87,0 87,0 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 119: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

103

Peraturan Dan Prosedur K3 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 20 43,5 43,5 43,5

1 26 56,5 56,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Peraturan Dan Prosedur K3 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 22 47,8 47,8 47,8

1 24 52,2 52,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Peraturan Dan Prosedur K3 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 10 21,7 21,7 21,7

1 36 78,3 78,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Peraturan

Frequenc

y Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 21 45,7 45,7 45,7

Ya 25 54,3 54,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komunikasi 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 19,6 19,6 19,6

1 37 80,4 80,4 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komunikasi 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 10,9 10,9 10,9

1 41 89,1 89,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 120: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

104

Komunikasi 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 20 43,5 43,5 43,5

1 26 56,5 56,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komunikasi 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 6,5 6,5 6,5

1 43 93,5 93,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Komunikasi 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 2,2 2,2 2,2

1 45 97,8 97,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Komunikasi

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 11 23,9 23,9 23,9

Ada 35 76,1 76,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kompetensi Pekerja 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 8,7 8,7 8,7

1 42 91,3 91,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kompetensi Pekerja 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 6,5 6,5 6,5

1 43 93,5 93,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 121: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

105

Kompetensi Pekerja 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 2,2 2,2 2,2

1 45 97,8 97,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kompetensi Pekerja 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4,3 4,3 4,3

1 44 95,7 95,7 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kompetensi Pekerja 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 11 23,9 23,9 23,9

1 35 76,1 76,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Kompetensi

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 5 10,9 10,9 10,9

Ya 41 89,1 89,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Lingkungan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 8,7 8,7 8,7

1 42 91,3 91,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Lingkungan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 15,2 15,2 15,2

1 39 84,8 84,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 122: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

106

Lingkungan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 8 17,4 17,4 17,4

1 38 82,6 82,6 100,0

Total 46 100,0 100,0

Lingkungan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 15,2 15,2 15,2

1 39 84,8 84,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Lingkungan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 6,5 6,5 6,5

1 43 93,5 93,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kategori Lingkungan

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 25 54,3 54,3 54,3

Ada 21 45,7 45,7 100,0

Total 46 100,0 100,0

Keterlibatan Pekerja Dalam K3 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 22 47,8 47,8 47,8

1 24 52,2 52,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Keterlibatan Pekerja Dalam K3 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 15,2 15,2 15,2

1 39 84,8 84,8 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 123: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

107

Keterlibatan Pekerja dalam K3 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 18 39,1 39,1 39,1

1 28 60,9 60,9 100,0

Total 46 100,0 100,0

Keterlibatan Pekerja dalam K3 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 46 100,0 100,0 100,0

Kategori Keterlibatan Pekerja

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 23 50,0 50,0 50,0

Ada 23 50,0 50,0 100,0

Total 46 100,0 100,0

Terjatuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 44 95.7 95.7 95,7

1 2 4.3 4.3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Tertimpa Benda Jatuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 44 95,7 95,7 95,7

1 2 4,3 4,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Tertumbuk Atau Terkena Benda, Terkecuali Benda Jatuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 46 100,0 100,0 100,0

Terjepit Oleh Benda

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 43 93,4 93,4 93,4

1 3 6,6 6,6 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 124: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

108

Gerakan Melebihi Kemampuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 46 100,0 100,0 100,0

Pengaruh Suhu Tinggi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 45 97,8 97,8 97,8

1 1 2,2 2,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Terkena Arus Listrik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 44 95,7 95,7 95,7

1 2 4,3 4,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kontak Dengan Bahan Bahaya Atau Radiasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 44 95,7 95,7 95,7

1 2 4,3 4,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Jenis Kecelakaan Lain Yang Belum Masuk Klasifikasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 42 91,3 91,3 91,3

1 4 8,7 8,7 100,0

Total 46 100,0 100,0

Keselamatan Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pernah 16 34,8 34,8 34,8

Tidak

Pernah 30 65,2 65,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 125: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

109

Analisis Bivariat

Kategori Komitment Top Management * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak Pernah

Perna

h

Katkomit

ment

Tidak

Ada

Count 9 11 20

% Within

Katkomitment 45,0% 55,0% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 30,0% 68,8% 43,5%

% Of Total 19,6% 23,9% 43,5%

Ada Count 21 5 26

% Within

Katkomitment 80,8% 19,2% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 70,0% 31,3% 56,5%

% Of Total 45,6% 10,9% 56,5%

Total Count 30 16 46

% Within

Katkomitment 65,2% 34,8% 100,0%

% Within Keselamtan

Kerja 100,0%

100,0

% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact Sig.

(1-Sided)

Pearson Chi-

Square 6,376(B) 1 ,012

Continuity

Correction(A) 4,897 1 ,027

Likelihood Ratio 6,458 1 ,011

Fisher's Exact

Test ,015 ,013

Linear-By-Linear

Association 6,237 1 ,013

N Of Valid Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 0 Cells (,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 6,96.

.

Universitas Sumatera Utara

Page 126: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

110

Kategori Peraturan * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak Pernah Pernah

Katperatu

ran

Tidak Count 6 15 21

% Within

Katperaturan 28,6% 71,4% 100,0%

% Within

Keselamatan Kerja 20,0% 93,8% 45,7%

% Of Total 13,0% 32,6% 45,6%

Ya Count 24 1 25

% Within

Katperaturan 96,0% 4,0% 100,0%

% Within

Keselamatan Kerja 80,0% 6,3% 54,3%

% Of Total 52,2% 2,2% 54,4%

Total Count 30 16 46

% Within

Katperaturan 65,2% 34,8% 100,0%

% Within

Keselamatan 100,0% 100,0% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (1-

Sided)

Pearson Chi-

Square

22,875(B

) 1 ,000

Continuity

Correction(A) 19,999 1 ,000

Likelihood Ratio 25,916 1 ,000

Fisher's Exact

Test ,000 ,000

Linear-By-Linear

Association 22,378 1 ,000

N Of Valid Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 0 Cells (,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 7,30

Universitas Sumatera Utara

Page 127: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

111

Kategori Komunikasi * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak

Pernah Pernah

Katko

munik

asi

Tidak

Ada

Count

7 4 11

% Within Katkomunikasi 63,6% 36,4% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 23,3% 25,0% 23,9%

% Of Total 15,2% 8,7% 23,9%

Ada Count 23 12 35

% Within Katkomunikasi 65,7% 34,3% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 76,7% 75,0% 76,1%

% Of Total 50,0% 26,1% 76,1%

Total Count 30 16 46

% Within Katkomunikasi 65,2% 34,8% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 100,0% 100,0% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact Sig.

(1-Sided)

Pearson Chi-

Square ,016(B) 1 ,900

Continuity

Correction(A) ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,016 1 ,900

Fisher's Exact

Test 1,000 ,585

Linear-By-Linear

Association ,016 1 ,901

Xxn Of Valid

Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 1 Cells (25,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 3,83.

Universitas Sumatera Utara

Page 128: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

112

Kategori Kompetensi Pekerja * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak Pernah

Perna

h

Katkom

petensi

Tidak Count 3 2 5

% Within Katkompetensi 60,0% 40,0% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 10,0% 12,5% 10,9%

% Of Total 6,5% 4,4% 10,9%

Ya Count 27 14 41

% Within Katkompetensi 65,9% 34,1% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 90,0% 87,5% 89,1%

% Of Total 58,7% 30,4% 89,1%

Total Count 30 16 46

% Within Katkompetensi 65,2% 34,8% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 100,0%

100,0

% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact Sig.

(1-Sided)

Pearson Chi-

Square ,067(B) 1 ,795

Continuity

Correction(A) ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,066 1 ,797

Fisher's Exact

Test 1,000 ,576

Linear-By-Linear

Association ,066 1 ,797

N Of Valid Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 2 Cells (50,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 1,74.

Universitas Sumatera Utara

Page 129: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

113

Kategori Lingkungan * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak

Pernah Pernah

Katlin

gkung

an

Tidak

Ada

Count

12 13 25

% Within Katlingkungan 48,0% 52,0% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 40,0% 81,3% 54,3%

% Of Total 26,1% 28,3% 54,3%

Ada Count 18 3 21

% Within Katlingkungan 85,7% 14,3% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 60,0% 18,8% 45,7%

% Of Total 39,1% 6,5% 45,7%

Total Count 30 16 46

% Within Katlingkungan 65,2% 34,8% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 100,0% 100,0% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact Sig.

(1-Sided)

Pearson Chi-

Square 7,156(B) 1 ,007

Continuity

Correction(A) 5,590 1 ,018

Likelihood Ratio 7,598 1 ,006

Fisher's Exact

Test ,012 ,008

Linear-By-Linear

Association 7,001 1 ,008

N Of Valid Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 0 Cells (,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 7,30.

Universitas Sumatera Utara

Page 130: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

114

Kategori Keterlibatan Pekerja * Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Total

Tidak

Pernah Pernah

Katkete

rlibatan

Pekerja

Tidak

Ada

Count

10 13 23

% Within

Katketerlibatan 43,5% 56,5% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 33,3% 81,3% 50,0%

% Of Total 21,7% 28,3% 50,0%

Ada Count 20 3 23

% Within

Katketerlibatan 87,0% 13,0% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 66,7% 18,8% 50,0%

% Of Total 43,5% 6,5% 50,0%

Total Count 30 16 46

% Within

Katketerlibatan 65,2% 34,8% 100,0%

% Within Keselamatan

Kerja 100,0% 100,0% 100,0%

% Of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp.

Sig. (2-

Sided)

Exact

Sig. (2-

Sided)

Exact Sig.

(1-Sided)

Pearson Chi-

Square 9,583(B) 1 ,002

Continuity

Correction(A) 7,763 1 ,005

Likelihood Ratio 10,136 1 ,001

Fisher's Exact

Test ,005 ,002

Linear-By-Linear

Association 9,375 1 ,002

N Of Valid Cases 46

A Computed Only For A 2x2 Table

B 0 Cells (,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected

Count Is 8,00.

Universitas Sumatera Utara

Page 131: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

115

Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar 1. Wawancara dengan Pekerja Bagian Proses 1

Gambar 2. Wawancara dengan Pekerja Bagian Proses 1

Universitas Sumatera Utara

Page 132: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

116

Gambar 3. Wawancara dengan Pekerja Bagian Proses 1

Gambar 4. Wawancara dengan Pekerja Bagian Administrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 133: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

117

Gambar 5. Wawancara dengan Pekerja Bagian Biomas 1

Gambar 6. Wawancara dengan Pekerja Bagian Biomas 1

Universitas Sumatera Utara

Page 134: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

118

Gambar 7. Wawancara dengan Pekerja Bagian Workshop

Gambar 8. Wawancara dengan Pekerja Bagian Workshop

Universitas Sumatera Utara

Page 135: HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN KESELAMATAN KERJA PADA …

119

Gambar 9. Wawancara dengan Security

Gambar 10. Wawancara dengan Pekerja Bagian Lab

Universitas Sumatera Utara