BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... ·...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... ·...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan satu negara terhadap negara lain menjadi faktor pendorong dibukanya
perekonomian negara tersebut. Dalam sistem perekonomian terbuka, saling
ketergantungan satu negara dengan negara lain merupakan hal yang tidak dapat
dihindarkan. Saling ketergantungan antar negara merupakan konsekuensi dari
globalisasi. Menurut Todaro, globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya
perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional, aliran dana
internasional serta investasi asing langsung1. Beberapa literatur menyebutkan
bahwa perekonomian terbuka cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan
perekonomian tertutup. Negara yang menganut sistem perekonomian terbuka
memiliki dua pilihan sumber pembiayaan untuk pembangunan, yaitu dari dalam
negeri yang bersumber dari pajak dan investasi masyarakatnya; serta dari luar
negeri yang bersumber dari utang luar negeri dan investasi asing langsung (FDI,
foreign direct investment). Tak terkecuali negara – negara ASEAN. Tabel berikut
ini menunjukkan data utang luar negeri ASEAN tahun 2009 hingga 2013.
1 Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C. 2011. Economic Development. Eleventh Edition. United Kingdom: Pearson Education Limited.
Tabel 1. 1 Utang Luar Negeri Negara-negara ASEAN
Tahun 2009-2013 (Juta USD)
NEGARA 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
SINGAPURA 412.504 498.749 1.089.884 1.437.268 1.527.241 993.129
INDONESIA 172.871 202.413 225.375 252.364 266.120 223.829
MALAYSIA 68.079 73.652 81.009 82.646 212.281 103.533
THAILAND 70.016 100.561 105.957 133.201 141.933 110.334
FILIPINA 54.856 60.048 60.442 60.337 58.506 58.838
VIETNAM 27.929 32.501 32.501 32.501 45.243 34.135
MYANMAR 8.602 11.240 14.632 14.042 10.600 11.823
KAMBOJA 3.054 3.206 3.841 4.290 4.828 3.844
LAOS 2.679 2.802 2.990 3.037 4.611 3.224 Sumber: Asian Development Bank, diolah
Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa ketergantungan tiap negara ASEAN
terhadap utang luar negeri cukup besar. Secara rata-rata, utang luar negeri terbesar
dilakukan oleh Singapura yang mencapai USD993,13 miliar per tahun, diikuti oleh
Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang berada di kisaran di atas USD100 miliar
dan selanjutnya disusul oleh Filipina, Vietnam, dan Myanmar. Sedangkan, Laos
dan Kamboja merupakan negara-negara dengan utang luar negeri terkecil, rata-rata
sebesar USD4 miliar per tahun.
Namun demikian, ternyata jumlah utang luar negeri tiap negara ASEAN
yang cukup besar tersebut masih dianggap kurang mencukupi untuk mencapai
ambisi dan cita-cita tiap negara ASEAN untuk memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakatnya.
Negara-negara ASEAN masih memerlukan tambahan capital inflows2 yang
berasal dari FDI. Tabel 1.2 menunjukkan penerimaan FDI negara-negara ASEAN
tahun 2010 hingga 2013.
Tabel 1. 2 Penerimaan FDI Negara-negara ASEAN
Tahun 2010-2013 (Juta USD)
NEGARA 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
Rata-rata
pertumbuhan
SINGAPURA 55.035 46.774 60.980 56.138 54.732 0,32
INDONESIA 13.771 19.242 19.138 18.444 17.649 0,54
MALAYSIA 9.156 12.001 9.400 12.297 10.714 1,48
THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57
VIETNAM 8.000 7.519 8.368 8.900 8.197 0,04
FILIPINA 1.298 1.816 2.797 3.860 2.443 0,25
MYANMAR 2.249 2.058 1.354 2.621 2.071 0,46
KAMBOJA 783 892 1.557 1.275 1.127 0,29
BRUNEI
DARUSSALAM 625 1.208 865 725 856 0,29
LAOS 333 467 294 427 380 0,13
Sumber: ASEAN Secretariat, diolah.
Dalam tabel di atas, rata-rata aliran FDI yang masuk ke negara-negara
ASEAN cukup besar. Negara dengan aliran FDI terbesar, berturut-turut, Singapura
mencapai rata-rata sebesar USD54,7 miliar per tahun, diikuti oleh Indonesia
USD17,6 miliar, Malaysia USD10,7 miliar, Thailand USD9,2 miliar, Vietnam
USD8,2 miliar, Filipina USD2,4 miliar, Kamboja USD1,1 miliar. Sedangkan
Brunei Darussalam dan Laos merupakan penerima terkecil, secara rata-rata kurang
dari USD1 miliar per tahun. Dalam tabel tersebut juga dapat dilihat adanya tren
yang positif di tiap negara.
2 Aliran masuk dana atau modal jangka pendek dan jangka panjang ke suatu negara.
Berdasarkan data dalam dua tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
kenyataannya tiap negara ASEAN memang memiliki ketergantungan terhadap
modal pembangunan ekonominya yang bersumber dari luar negeri. Penelitian ini
difokuskan pada sumber pembiayaan luar negeri yang berasal dari FDI.
Berdasarkan kebutuhan negara-negara ASEAN terhadap FDI, maka negara-
negara ASEAN berkepentingan untuk menjaga kelancaran aliran masuk dana FDI
ke negaranya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui, memahami,
dan menempatkan kebijakan berdasarkan faktor –faktor yang berpengaruh terhadap
aliran masuk FDI tersebut.
Dalam permasalahan FDI, terkait dua pihak, yaitu negara pemberi (home
countries) dan negara penerima (host countries), dengan perbedaan sudut pandang,
kepentingan, serta faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan masing–masing
untuk memberi atau menerima FDI.
Penelitian ini difokuskan dari sudut pandang negara pemberi. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan negara pemberi adalah pengusaha-pengusaha
yang berasal dari negara pemberi, meliputi: EU-28, Intra-ASEAN, Jepang, USA,
China, Hongkong, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Kanada, Rusia dan lainnya,
yang mengalirkan FDI-nya ke perusahaan-perusahaan di ASEAN sebagai negara
penerima. Berikut ini tabel negara pemberi FDI ke ASEAN tahun 2010 hingga
2013.
Tabel 1. 3 Aliran FDI ASEAN Berdasarkan Negara Pemberi
Tahun 2010-2013 (Juta USD)
Sumber (Negara Pemberi) 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
EU-28 19.018 29.693 18.085 26.980 23.444
Intra-ASEAN 15.200 15.228 20.658 21.426 18.128
Jepang 11.171 9.709 23.777 22.904 16.890
USA 12.285 9.130 11.080 3.758 9.063
China 4.052 7.858 5.377 8.644 6.483
Hong Kong 1.735 4.274 5.030 4.517 3.889
Korea Selatan 4.299 1.742 1.708 3.516 2.816
Australia 4.001 1.530 1.831 2.002 2.341
Taiwan 1.033 2.317 2.242 1.322 1.729
Kanada 1.298 768 924 851 960
Rusia 60 68 184 542 214
Lainnya 22.683 17.432 21.284 24.351 21.438 Sumber: ASEAN Secretariat, diolah
Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa pemberi FDI terbesar adalah EU
yang mencapai rata-rata USD23miliar, diikuti oleh intra-ASEAN, Jepang dan USA
yang mencapai di atas USD16miliar. Kanada dan Rusia merupakan pemberi
terkecil dengan rata-rata kurang dari USD1miliar.
Bahwa ASEAN penting dilihat dari sudut pandang negara-negara pemberi,
ditopang oleh kenyataan bahwa ASEAN merupakan salah satu zona ekonomi
terbesar di dunia, yang tumbuh cepat dan relatif stabil sejak tahun 2000. Data
McKinsey menunjukkan bahwa pada tahun 2006, ASEAN menjadi rumah bagi 49
perusahaan asing yang mendirikan headquarter-nya di ASEAN dan di tahun 2013
meningkat menjadi 74. Pangsa pasar konsumen di ASEAN yang besar juga
menjadikannya menarik bagi negara-negara pemberi untuk menanamkan modalnya
di ASEAN (McKinsey, 2014).
Kepentingan negara–negara pemberi dalam menanamkan FDI utamanya
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bahwa FDI-nya aman dan bahwa FDI-nya
menghasilkan. Banyak penelitian telah dilakukan terhadap faktor–faktor yang
berpengaruh pada keputusan negara-negara pemberi dalam memberikan FDI-nya,
salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Liargovas dan Skandalis
(2011), yang berjudul “Foreign Direct Investment and Trade Openness: The Case
of Developing Economies”, yang meneliti pengaruh trade openness negara-negara
penerima FDI terhadap keputusan negara-negara pemberi untuk menanamkan FDI-
nya ke 36 negara berkembang.
Menurut Liargovas dan Skandalis, faktor utama yang dapat menjamin FDI
negara pemberi aman dan menghasilkan adalah trade openness dari negara
penerima.
Trade openness:
1) menjadi alat pendorong pertumbuhan,pencipta lapangan pekerjaan, dan
dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
2) juga menjadi tolok ukur daya saing suatu negara.
3) diharapkan mampu meningkatkan akses perdagangan dan investasi.
4) menyangkut kebijakan dan fasilitas perdagangan yang dimiliki suatu
negara.
5) juga dianggap sebagai mesin penghasil valuta asing, yang berarti juga
kemampuannya dalam memberikan hasil investasi (return on investment)
bagi investasi asing.
6) menjadi indikator derajat stabilitas ekonomi nasional, yang berarti, negara
penerima menjamin kepada negara pemberi bahwa kondisi negaranya aman
untuk berinvestasi.
Di samping itu, penelitian Liargovas dan Skandalis juga melibatkan
pengaruh tingkat pertumbuhan nilai tukar, tingkat kemampuan produksi, tingkat
daya beli masyarakat, dan tingkat stabilitas politik di negara-negara penerima
terhadap keputusan negara-negara pemberi untuk menanamkan FDI-nya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Trade Openness Terhadap Aliran Foreign Direct Investment ke Negara-
negara ASEAN: Sebuah Analisis Data Panel Tahun 2006 – 2013.”
1.2 Rumusan Masalah
Perekonomian terbuka membuat kesempatan negara untuk memperoleh dana
pembangunannya dari luar negeri. FDI menjadi salah satu sumber tambahan capital
inflows bagi negara-negara ASEAN untuk mendorong pembangunan ekonominya.
Aliran FDI yang masuk diharapkan dapat membantu negara-negara ASEAN untuk
mencapai ambisi dan cita-citanya dalam memajukan kesejahteraan ekonomi
masyarakatnya. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara ASEAN untuk
menjaga kelancaran aliran FDI tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aliran FDI tersebut,
baik dari sudut pandang negara pemberi maupun negara penerima. Penelitian ini
difokuskan dari sudut pandang negara-negara pemberi.
Berdasarkan model penelitian Liargovas dan Skandalis yang digunakan
dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut adalah trade openness, pertumbuhan
nilai tukar, kemampuan produksi, tingkat daya beli masyarakat, dan stabilitas
politik. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah Trade Openness negara-negara ASEAN berpengaruh signifikan
terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di
negara-negara ASEAN?
2. Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai Tukar mata uang di negara-negara
ASEAN berpengaruh signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN?
3. Apakah Tingkat Kemampuan Produksi negara-negara ASEAN berpengaruh
signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-
nya di negara-negara ASEAN?
4. Apakah Tingkat Daya Beli di negara-negara ASEAN berpengaruh
signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-
nya di negara-negara ASEAN?
5. Apakah Tingkat Stabilitas Politik negara-negara ASEAN berpengaruh
signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-
nya di negara-negara ASEAN?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk
1. Mengetahui pengaruh Trade Openness negara-negara ASEAN terhadap
keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara
ASEAN.
2. Mengetahui pengaruh Tingkat Pertumbuhan Nilai Tukar mata uang di
negara-negara ASEAN terhadap keputusan negara-negara pemberi
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.
3. Mengetahui pengaruh Tingkat Kemampuan Produksi negara-negara
ASEAN terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya
di negara-negara ASEAN.
4. Mengetahui pengaruh Tingkat Daya Beli negara-negara ASEAN terhadap
keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara
ASEAN.
5. Mengetahui pengaruh Tingkat Stabilitas Politik negara-negara ASEAN
terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di
negara-negara ASEAN.
1.4 Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian, penelitian ini perlu untuk melakukan batasan-
batasan masalah sebagai berikut.
1. Model Ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model
penelitian Liargovas dan Skandalis (2011) yang disesuaikan dengan topik
penelitian ini, dimana variabel dependennya adalah total aliran FDI yang
masuk ke setiap negara-negara anggota ASEAN yang dipengaruhi oleh
variabel-variabel independen trade openness, pertumbuhan nilai tukar,
GDP total riil, GDP per kapita riil, dan tingkat stabilitas politik.
2. FDI yang dimaksud disini adalah aliran investasi asing langsung yang
masuk ke negara-negara ASEAN berasal dari pengusaha-pengusaha di
negara pemberi yang meliputi: EU-28, Intra-ASEAN, Jepang, USA, China,
Hongkong, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Kanada dan Rusia.
3. Variabel trade openness yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga variabel trade openness yang berbeda, yaitu:
1) Rasio Ekspor dibagi GDP atau X/GDP
2) Rasio Total Ekspor dan Impor dibagi GDP atau (X+M)/GDP
3) RSTI (Relative trade intensity) yang diukur dengan Rasio Total
Ekspor dan Impor negara i dibagi dengan Total Ekspor dan Impor
ASEAN atau (𝑋+𝑀)𝑖
∑ (𝑋+𝑀)𝑗10𝑗=1
.
4. Berdasarkan penyajian data nilai tukar, dalam penelitian ini, angka pada
variabel pertumbuhan nilai tukar yang positif dan membesar akan dibaca
sebagai semakin terpuruknya nilai tukar mata uang dari negara yang
bersangkutan.
5. Dalam penelitian ini dilibatkan sepuluh negara dan delapan tahun
pengamatan, oleh karenanya penelitian ini berpotensi akan adanya variasi
6. antar individu. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan peran variabel
dummy sebagai variabel independen jika diperlukan.
7. Negara ASEAN yang dilibatkan meliputi 10 (sepuluh) negara, yaitu:
Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei
Darussalam, Kamboja, Myanmar, Laos.
8. Tahun penelitian yang digunakan adalah periode tahun 2006 sampai dengan
2013.
9. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel, untuk tiga
persamaan regresi, masing-masing dengan variabel trade openness yang
berbeda.
1.5 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan gambaran analisis terkait pengaruh trade openness
perdagangan negara-negara ASEAN terhadap keputusan keputusan negara-
negara pemberi dalam menanamkan FDI-nya ke negara-negara ASEAN.
2. Dapat digunakan sebagai referensi dan masukan bagi penetapan kebijakan
yang terkait dengan investasi asing di ASEAN pada umumnya dan di
Indonesia pada khususnya.
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang kebijakan
perdagangan dan investasi internasional.
4. Digunakan untuk memenuhi syarat kelulusan demi mendapatkan gelar
sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah
Mada.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Model yang digunakan
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
FDI = f(OPEN, EXCH, REALGDP, REALGDPPERCAP, POLITICAL,
DUMMY, Ԑ)
Dimana;
FDI = Total FDI yang diterima oleh negara-negara ASEAN
OPEN = Trade openness tiap negara-negara ASEAN yang dalam
penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis variabel.
EXCH =Tingkat pertumbuhan nilai tukar yang dalam penelitian ini
diukur menggunakan prosentase perubahan nilai tukar untuk
tiap mata uang negara-negara ASEAN berhadapan dengan
USD.
REALGDP = Tingkat kemampuan produksi yang dalam penelitian ini
diukur menggunakan GDP total riil tiap negara ASEAN.
REALGDPPERCAP = Tingkat daya beli yang dalam penelitian ini diukur
menggunakan GDP per kapita riil tiap negara ASEAN.
POLITICAL = Tingkat stabilitas politik di tiap negara ASEAN.
DUMMY = Variabel dummy yang nilai 0 dan 1 nya didasarkan pada
diagram sebaran (scatter plot). Penggunaan variabel dummy
tersebut akan tepat apabila uji t untuk variabel dummy secara
statistik signifikan. Dalam mencoba memahami variabel
dummy, penelitian ini beranggapan bahwa variabel dummy
tersebut merupakan representasi dari perubahan tingkat daya
beli antara sebelum tahun 2010 (berangka 0) dan mulai tahun
2010 (berangka 1).
1.7 Hipotesis Penelitian
Sebagai pedoman pelaksanaan penelitian, penelitian ini menetapkan hipotesis
sebagai berikut.
1. Bahwa Trade Openness negara-negara ASEAN berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.
Pengaruh positif artinya semakin besar trade openness negara-negara
ASEAN, semakin besar FDI yang ditanamkan di negara-negara tersebut
karena dilihat, dari sudut pandang negara-negara pemberi FDI-nya akan
aman dan menghasilkan.
2. Bahwa tingkat pertumbuhan nilai tukar mata uang negara-negara ASEAN
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap keputusan negara-negara
pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.
Pengaruh negatif artinya, semakin memburuk nilai tukar mata uang negara-
negara ASEAN (semakin membesar angka variabel tersebut) akan berakibat
terkurasnya cadangan devisa negara-negara ASEAN, yang selanjutnya akan
mengancam kemampuan negara-negara ASEAN untuk membayar hasil FDI
dari negara-negara pemberi. Dilihat dari sudut pandang negara-negara
pemberi hal ini akan mengurangi minatnya untuk menanamkan FDI di
negara-negara ASEAN, sehingga akan menurunkan aliran FDI ke negara-
negara ASEAN.
3. Bahwa tingkat kemampuan produksi negara-negara ASEAN berpengaruh
signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.
Pengaruh positif artinya, semakin tinggi tingkat kemampuan produksi
negara-negara ASEAN (yang diukur dengan GDP total riil), semakin besar
dilihat dari sudut pandang negara-negara pemberi, negara-negara ASEAN
semakin mampu mengelola FDI. Hal ini akan meningkatkan minat untuk
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN sehingga akan
meningkatkan aliran FDI ke negara-negara ASEAN.
4. Bahwa tingkat daya beli negara-negara ASEAN berpengaruh signifikan dan
positif terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di
negara-negara ASEAN.
Pengaruh positif artinya, semakin tinggi tingkat daya beli masyarakat di
negara-negara ASEAN (yang diukur dengan GDP per kapita riil)
menunjukkan semakin meningkat potensi pasar bagi output FDI. Dilihat
dari sudut pandang negara-negara pemberi, hal ini menjanjikan bahwa FDI-
nya menghasilkan, sehingga meningkatkan aliran FDI-nya untuk
ditanamkan di negara-negara ASEAN.
5. Bahwa tingkat stabilitas politik negara-negara ASEAN berpengaruh
signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi
menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.
Pengaruh positif artinya, semakin besar tingkat stabilitas politik (semakin
membesar angka variabel tersebut) menunjukkan semakin aman dan stabil
kondisi politik di negara-negara ASEAN, sehingga dilihat dari sudut
pandang negara-negara pemberi, iklim investasi di negara-negara ASEAN
semakin kondusif, yang selanjutnya akan meningkatkan aliran FDI-nya
untuk ditanamkan di negara-negara ASEAN.
1.8 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini dijabarkan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan dan lingkup penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori dan Metodologi Penelitian. Dalam bab ini akan
dibahas konsep, teori, penelitian – penelitian terdahulu mengenai
penjelasan pengaruh trade openness terhadap keputusan negara-
negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN,
serta model dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB III : Gambaran Umum Penelitian. Berisi tentang gambaran umum FDI
ASEAN.
BAB IV : Pembahasan dan Analisis Data. Berisi tentang analisis data dan
pembahasannya.
BAB V : Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dan saran
berdasarkan hasil analisis dari penelitian.