BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · di Indonesia yang memiliki pengguna paling...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · di Indonesia yang memiliki pengguna paling...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Keterlibatan teknologi hampir di setiap aspek kehidupan terbukti dapat
mempermudah masyarakat dalam beraktifitas. Itu sebabnya inovasi-inovasi baru
yang dikolaborasikan dengan teknologi terus diciptakan, salah satunya adalah
financial technology. Financial technology atau yang biasa disebut fintech
merupakan inovasi yang memanfaatkan teknologi dalam bidang pelayanan jasa
finansial sehingga memungkinkan pengguna melakukan berbagai kegiatan
transaksi keuangan secara digital. Fintech yang memberikan pelayanan jasa
keuangan berbasis digital memiliki potensi besar karena berdasarkan survei yang
dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan digitalisasi di Indonesia menjadi salah
satu yang tercepat di dunia mengalahkan China dan Brazil (Republika, 2019).
Masyarakat Indonesia dinilai semakin adaptif terhadap kemunculan fintech
terlihat dari semakin besarnya porsi fintech dan menurunnya porsi pelayanan
keuangan perbankan (Detik Finance, 2019). Berdasarkan survei yang dilakukan
oleh Daily Social (2018), pada tahun 2017 pertumbuhan pengguna fintech
berkembang pesat yaitu 42,5% meningkat dibanding tahun sebelumnya, kemudian
cenderung stagnan di tahun 2018. Sejalan dengan pertumbuhan penggunanya, saat
ini kemunculan fintech provider semakin menjamur. Terdapat tiga fintech provider
di Indonesia yang memiliki pengguna paling banyak antara lain GoPay, OVO, dan
LinkAja (Daily Social, 2018). Maka dari itu, penulis memilih GoPay, OVO, dan
LinkAja sebagai objek penelitian.
1.1.1 GoPay
GoPay (PT Dompet Anak Bangsa) merupakan salah satu fintech provider di
Indonesia yang terdapat di dalam aplikasi Gojek. Di awal kehadirannya GoPay
digunakan untuk membayar transaksi-transaksi yang berkaitan dengan layanan
yang ada di dalam aplikasi Gojek, tetapi saat ini GoPay juga sudah banyak
digunakan sebagai opsi transaksi di berbagai tempat misalnya restauran,
2
supermarket, dll. GoPay memiliki fitur-fitur antara lain GoPulsa, GoBills, tarik
tunai, serta transfer.
Gambar 1.1 Logo GoPay
Sumber: https://twitter.com/gopayindonesia
Dibawah kepemimpinan Aldi Haryopratomo sebagai CEO, GoPay saat ini
sukses menjadi fintech provider yang memimpin pasar di Indonesia. Riset FT
Confidential Research Mobile Payment menyebutkan bahwa jumlah pengguna
GoPay mencapai tiga perempat dari total pengguna uang elektronik. Survei yang
dilakukan Daily Social (2018) mengatakan bahwa dari total responden, sebanyak
79% menggunakan GoPay. Selain itu, Transaksi yang telah dilakukan melalui
GoPay per-Februari 2019 mencapai Rp89,5 Triliun (iPrice Group dan App Annie,
2019).
Gambar 1.2 Twitter GoPay
Sumber: https://twitter.com/gopayindonesia
GoPay memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berinteraksi
dengan pelanggan, salah satunya yang digunakan adalah Twitter. Dapat dilihat pada
Gambar 1.2, GoPay memiliki akun resmi di Twitter yaitu @gopayindonesia dan
telah memiliki 17.500 followers serta memiliki jumlah tweets sebanyak 10.800
sejak pembuatannya yaitu pada Agustus 2018.
3
1.1.2 OVO
OVO merupakan fintech provider yang didirikan oleh Adrian Suherman
pada awal tahun 2016. Layanan yang diberikan adalah OVO Cash yang dapat
digunakan sebagai alat transaksi digital untuk berbagai kebutuhan, lalu terdapat
pula OVO Points yang diberikan sebagai loyalty rewards dan dapat digunakan di
berbagai merchant rekanan OVO. OVO menawarkan dua jenis keanggotaan yaitu
Club dan Premier, perbedaan dari dua jenis keanggotaan tersebut antara lain
berdasarkan jumlah saldo maksimal serta layanan transfer yang hanya dapat
dilakukan oleh OVO Premier.
Gambar 1.3 Logo OVO
Sumber: https://twitter.com/ovo_id
Berdasarkan Fintech Report Daily Social (2018), pengguna OVO
menduduki posisi kedua sebagai fintech provider yang paling banyak digunakan
yaitu sebesar 58.42% dari total responden. Banyaknya pengguna layanan OVO
sebabkan oleh kerja sama yang dilakukan dengan startup ternama seperi Grab dan
Tokopedia serta merchant-merchant lainnya.
Gambar 1.4 Twitter OVO
Sumber: https://twitter.com/ovo_id
4
Ketersediaan media sosial digunakan oleh OVO secara aktif, salah satunya
adalah Twitter. Hingga saat ini OVO dalam akun resminya yaitu @ovo_id telah
memiliki pengikut sebanyak 21.500 dan memiliki 31.800 tweets sejak akunnya
dibuat yaitu pada September 2016.
1.1.3 LinkAja
Pada tanggal 21 Februari 2019 Tcash berganti nama menjadi LinkAja, hal
itu disertai dengan perkembangan layanan yang diberikan oleh fintech provider
BUMN ini. Perbedaan LinkAja dengan ke dua fintech provider paling populer yang
lain adalah layanan CICO (Cash in Cash Out), melayani berbagai pembayaran
BUMN seperti BBM dan listrik, serta pembayaran tiket kereta KAI dan KRL
menggunakan sitem QR Code.
Gambar 1.5 Logo LinkAja
Sumber: https://twitter.com/LinkAja
LinkAja menempati urutan ketiga sebagai fintech provider dengan jumlah
pengguna terbanyak menurut Fintech Report 2018, survei mengenai fintech yang
yang dilakukan oleh Daily Social pada tahun 2018. Total pengguna LinkAja dari
keseluruhan responden ialah sebesar 55,52%.
Gambar 1.6 Twitter LinkAja
Sumber: https://twitter.com/LinkAja
5
Twitter telah dimanfaatkan LinkAja untuk berinteraksi dengan pelanggan
sejak namanya belum diganti. Pada Gambar 1.6 dapat dilihat akun resmi LinkAja
yaitu @LinkAja dibuat pada Mei 2015 sehingga memiliki jumlah pengikut yang
cukup banyak yaitu 68.600 followers dengan jumlah tweets sebanyak 53.500.
1.2 Latar Belakang
Internet sebagai representasi titik balik perkembangan teknologi informasi
dimanfaatkan manusia untuk mempermudah aktifitasnya hampir di setiap aspek,
tidak terkecuali bisnis. Pemanfaatan internet dalam dunia bisnis tidak hanya
mempermudah, tetapi juga banyak menciptakan nilai-nilai baru yang tidak
ditemukan di model bisnis yang telah ada sebelumnya. Tersedianya banyak sekali
informasi yang dapat diakses dengan sangat mudah membuat internet hingga saat
ini terus mengalami pertumbuhan pengguna. Berikut ini jumlah pengguna internet
di Indonesia di awal tahun 2019 yang dapat dilihat pada Gambar 1.7.
Gambar 1.7 Penggunaan Internet di Indonesia
Sumber : We Are Social (2019)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh We Are Social (2019) yang dapat
dilihat pada Gambar 1.7, diketahui bahwa penetrasi penggunaan internet di
Indonesia mencapai 57% dari total populasi, yaitu sebanyak 150 juta pengguna dari
total populasi 268,2 juta jiwa. Penetrasi pengguna internet di Indonesia pada Januari
2019 diketahui meningkat sekitar 13% dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 150
juta dari 133 juta pengguna.
6
Dari sekian banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Internet, diketahui
bahwa mengakses media sosial merupakan salah satu aktivitas tertinggi yang
dilakukan oleh para pengguna internet (We Are Social, 2019). Berikut ini
merupakan jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada awal tahun 2019 yang
dapat dilihat pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8 Pengguna Media Sosial di Indonesia
Sumber : We Are Social (2019)
Pada Gambar 1.8 juga diketahui bahwa total pengguna yang aktif ber-media
sosial adalah sebanyak 150 juta pengguna, yaitu sekitar 56% dari total populasi.
Banyaknya pengguna internet yang sebagian besar aktivitasnya adalah mengakses
media sosial, dapat menjadi indikasi bahwa informasi yang tersimpan dalam media
sosial sangat banyak jumlahnya sehingga dapat dimanfaatkan pelaku bisnis untuk
menggali informasi dan mengolahnya menjadi insight yang bermanfaat bagi
keputusan bisnis.
Menurut Akram dan Kumar (2018) media sosial merupakan platform online
yang digunakan penggunanya untuk membangun jejaring sosial atau relasi sosial
dengan pengguna lain yang memiliki minat pribadi, karir, aktivitas, latar belakang,
ataupun kehidupan nyata yang serupa. Bentuk dari media sosial sendiri beragam
antara lain web blog, social blog, microblogging, internet forum, podcast, fotografi,
video, dsb. Maka dari itu aliran informasi yang terdapat di dalam media sosial
sangatlah banyak. Informasi-informasi yang tersedia di media sosial berkat
7
interaksi penggunanya disebut dengan UGC yang merupakan kependekan dari user
generated content. UGC banyak dimanfaatkan pelaku bisnis dalam memahami
keinginan dan kebutuhan target pelanggannya karena informasi yang ada bersifat
real-time. Selain itu, UGC juga dapat membantu pelaku bisnis menemukan peluang
baru yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang, serta masih banyak lagi
insight yang dapat ditemukan untuk mendukung berbagai keputusan bisnis.
Microblogging sebagai salah satu bentuk dari media sosial dianggap
memiliki potensi tinggi dalam pembentukkan UGC karena memungkinkan
pengguna untuk membagikan ketertarikan serta sikapnya terhadap suatu hal kepada
orang-orang dalam posting-an singkat (Jansen et al., 2009). Hal tersebut membuat
microblogging berdampak langsung terhadap komunikasi eWOM karena
memperbolehkan pengguna untuk membagi pemikirannya berupa sentimen baik
positif maupun negatif terhadap suatu merk di manapun kepada hampir semua
orang yang terhubung (Jansen et al., 2009). Twitter merupakan media sosial
berbentuk microblogging yang paling dikenal hingga saat ini, persentase
penggunaan Twitter di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.9.
Gambar 1.9 Media Sosial Paling Aktif di Indonesia
Sumber : We Are Social (2019)
Menurut survei yang dilakukan oleh We Are Social yang dapat dilihat pada
Gambar 1.9, dapat diketahui bahwa sebanyak 52% pengguna internet mengakses
Twitter. 20Detik (2019) juga menuturkan bahwa pertumbuhan pengguna Twitter di
8
Indonesia saat ini naik 4 kali lipat setelah sempat menurun beberapa tahun
belakangan.
Aspek bisnis yang dapat memanfaatkan UGC untuk penggalian informasi
salah satunya adalah terkait implementasi strategi social customer relationship
management (SCRM) yang saat ini banyak diterapkan oleh para pelaku bisnis.
SCRM memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggan dalam
rangka membentuk customer engagement yang bertujuan untuk menghasilkan
brand loyalty dan positive word of mouth (Dewnarain et al., 2018). Keberhasilan
penerapan SCRM berefek besar terhadap kesuksesan sebuah bisnis apalagi di era
serba online ini. Oleh karena itu, strategi SCRM perlu dipersiapkan serta
dilaksanakan dengan matang. Dengan tersedianya UGC, informasi-informasi yang
tersedia dapat diolah dan digunakan untuk mengetahui keberhasilan strategi SCRM
yang diimplementasikan oleh pelaku bisnis. Hal tersebut dapat berguna sebagai
bahan evaluasi dan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terkait strategi SCRM.
Telah dikatakan sebelumnya bahwa implementasi SCRM yang dilakukan
oleh pelaku bisnis adalah dalam rangka membentuk customer engagement. Analisis
pola interaksi antara pelanggan dan pelaku bisnis yang terlihat dari UGC yang
tersebar di media sosial dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan strategi SCRM
yang diterapkan oleh pelaku bisnis dalam rangka menghasilkan customer
engagement yang baik. Tetapi karena data yang tersebar dalam media sosial
berjumlah sangat besar dan tidak berstruktur, diperlukan alat dan teknik yang
canggih untuk melakukan ekstrak informasi dari media sosial (Sapountzi dan
Psannis, 2016). Metode yang tepat untuk menggambarkan pola interaksi dengan
jumlah data yang besar adalah Social Network Analysis (SNA). Sapountzi dan
Psannis (2016) mengatakan bahwa SNA dapat diimplementasikan dalam bisnis
untuk memperoleh insight dan knowledge dari komunitas dan pasar melalui media
sosial. SNA merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari hubungan dan
perilaku individu dalam suatu kelompok sosial (Clifton dan Webster, 2017) dengan
melambangkan user sebagai nodes (titik) dan hubungan antar user dilambangkan
dengan edges (garis). Properti jaringan yang terbentuk dapat digunakan pelaku
9
bisnis sebagai perbandingan dengan bisnis lain untuk memahami pola interaksi
pada jejaring sosial.
Dikatakan pula sebelumnya bahwa implementasi SCRM adalah untuk
menciptakan word of mouth yang positif. Electronic word of mouth (eWOM)
merupakan bagian dari UGC yang berupa ulasan, rekomendasi, dan opini yang
disampaikan secara online mengenai suatu brand, produk, organisasi, maupun
layanan yang saat ini tengah mendapat perhatian besar karena munculnya teknologi
baru (Dewnarain et al., 2018). eWOM dipertimbangkan sebagai faktor penting
dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pelanggan yang dapat
mengurangi tingkat keraguan pelanggan saat hendak membeli suatu produk
(Ramkissoon, 2018). Menganalisis eWOM dapat bermanfaat bagi bisnis karena
menurut Sun et al. (2019) opini pelanggan yang terdapat pada UGC selalu memuat
emosi pelanggan terhadap suatu fitur produk. Diperlukan metode yang tepat agar
dapat emosi atau sentimen pelanggan dapat dianalisis. Lutfi et al. (2018)
berpendapat metode sentiment analysis merupakan cabang dari text mining yang
bermaksud untuk mengelompokkan teks pada kelas tertentu, dalam hal ini
pengelompokkan terbagi menjadi dua kelas yaitu positif dan negatif. Metode ini
tepat untuk menggambarkan kecenderungan suatu opini dan dapat
diimplementasikan pada data UGC yang bersifat tidak testruktur (Lutfi et al., 2018).
Pemanfaatan media sosial sebagai implementasi strategi SCRM juga
dilakukan oleh fintech provider. Fintech yang merupakan kependekan dari
financial tecnology merupakan inovasi bisnis yang tergolong baru dengan
memanfaatkan teknologi dalam bidang pelayanan jasa finansial sehingga
memungkinkan pengguna melakukan berbagai kegiatan transaksi keuangan secara
digital. Sejak awal kemunculannya di Indonesia, fintech provider telah mengalami
pertumbuhan pesat dilihat dari semakin banyaknya fintech provider yang
bermunculan. Menurut survei yang diakukan Daily Social (2018) perkembangan
fintech di Indonesia cukup pesat karena sekitar 70% dari total responden telah
familiar dengan inovasi bisnis baru ini meskipun baru hadir beberapa tahun
kebelakang. Gambar 1.10 memperlihatkan persentase transaksi perbankan digital
di Indonesia.
10
Gambar 1.10 Transaksi Perbankan Digital di Indonesia
Sumber : PricewaterhouseCoopers (2018)
Dapat dilihat pada Gambar 1.10, Menurut survei mengenai digital banking
di Indonesia (2018) persentase penggunaan fintech telah mendekati setengahnya,
yaitu sebesar 46% beriringan dengan metode digital perbankan lainnya. Media
sosial tentunya ikut andil dalam peningkatan ini, karena bisnis digital tidak dapat
dipisahkan dari media sosial (Detik Inet, 2013). Dari sekian banyak fintech yang
ada di Indonesia, berikut ini merupakan fintech paling popular yang dapat dilihat
pada Gambar 1.11.
Gambar 1.11 Fintech Provider paling Populer di Indonesia
Sumber : Daily Social (2018)
Menurut survei yang dilakukan oleh Daily Social (2018) fintech provider
yang paling populer dikalangan masyarakat adalah GoPay dengan persentase
18%
38%
38%
44%
46%
48%
68%
86%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Robotic Assistants
Mobile Banking - SMS/USSD-based
Chatbots
Digital Branches
Collaboration with Fintechs
ATMs
Internet Banking
Mobile Banking - Smartphone based…
0,97%
3,70%
19,27%
34,18%
55,52%
58,42%
79,39%
0,00% 10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%
Other
Not using e-money
PayTren
Dana
LinkAja
OVO
GoPay
11
79,39% , lalu OVO dengan persentase 58,42% , setelah itu TCash yang saat ini telah
berganti nama menjadi LinkAja dengan persentase 55,52% , kemudian disusul oleh
fintech provider lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.11.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dipaparkan
sebelumnya, penulis bermaksud untuk meneliti pengimplementasian strategi
SCRM yang dilakukan oleh fintech provider. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah social network analysis (SNA) dengan mengidentifikasi
properti jaringan untuk mengetahui customer engagement yang terbentuk. Selain
itu, dilakukan pula metode sentiment analysis untuk mengetahui sentimen para
pelanggan lewat eWOM yang tersedia di media sosial. Penelitian yang akan penulis
susun kali ini berjudul “Analisis Social Customer Relationship Management
dalam Industri Fintech melalui Social Network dan Sentiment Analysis (Studi
Kasus: GoPay, OVO, dan LinkAja) ”.
1.3 Perumusan Masalah
Kenaikan jumlah penetrasi penggunaan internet di Indonesia pada tahun
2019 yang sebagian besar aktivitasnya adalah mengakses media sosial menjadi
indikasi bahwa informasi yang tersedia di dalamnya sangatlah banyak. Informasi
yang tersedia di media sosial tersebut dinamakan user generated content (UGC).
UGC dapat bermanfaat bagi para pelaku bisnis dalam penggalian informasi yang
berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Salah satu
aspek bisnis yang dapat memanfaatkan UGC sebagai sumber informasi adalah
terkait strategi implementasi social customer relationship management (SCRM)
yang saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam berbagai
sektor.
Salah satu media sosial yang menyimpan banyak UGC adalah Twitter.
Twitter merupakan media sosial berbentuk microblogging yang memungkinkan
penggunanya untuk membagikan ulasan, rekomendasi, maupun opininya secara
online mengenai suatu brand, produk, organisasi, maupun layanan di manapun baik
positif maupun negatif. Baik ulasan, rekomendasi, maupun opini yang dimuat
dalam Twitter berdampak langsung terhadap pembentukkan eWOM yang dianggap
penting bagi pelanggan dalam proses pengambilan keputusan karena mengurangi
12
keraguan pelanggan saat hendak melakukan pembelian produk. Selain itu, Twitter
sebagai media sosial yang bersifat open-source memungkinkan setiap data dan
informasi yang terkandung di dalamnya dapat diambil dan diolah untuk kemudian
dianalisis menggunakan metode social network analysis dan sentiment analysis.
Industri bisnis baru yang tengah berkembang di Indonesia saat ini adalah
Financial Technology (Fintech). Saat ini masyarakat Indonesia semakin familiar
dengan istilah fintech meskipun tergolong industri yang baru muncul di Indonesia.
Di tengah banyaknya fintech provider yang baru muncul, berdasarkan survei yang
dilakukan oleh Daily Social (2018) tedapat tiga fintech provider yang paling
populer dikalangan masyarakat yaitu Gopay, OVO, dan LinkAja. Ketiga fintech
provider tersebut memanfaatkan media sosial Twitter untuk berinteraksi dengan
pelanggannya dalam rangka mengimplementasikan SCRM.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, social network
analysis dapat digunakan untuk melihat interaksi yang terjalin antara pelaku bisnis
dan pelanggan maupun interaksi pelanggan dengan pelanggan lainnya sehingga
membentuk sebuah jaringan yang mampu menyebarkan informasi secara dinamis
dalam rangka implementasi SCRM (Alamsyah dan Indraswari, 2015). Analisis
yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi dan membandingkan properti
jaringan yang terbentuk oleh ketiga fintech provider yaitu GoPay, OVO, dan
LinkAja. Selain itu dilakukan pula metode sentiment analysis yang berguna untuk
mengetahui fintech provider mana yang paling berhasil membentuk eWOM positif
berdasarkan percakapan yang terjadi di Twitter. Hasil analisis dari penelitian ini
dapat bermanfaat dan bertujuan untuk memperoleh business intelligence. Pelaku
bisnis, dalam penelitian kali ini fintech provider dapat lebih memahami pesaing
maupun pelanggan lebih dalam dan lebih baik yang berguna dalam proses
pengambilan keputusan (Alamsyah dan Indraswari, 2015).
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fenomena yang teridentifikasi pada latar belakang dan rumusan
masalah, maka pertanyaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana customer engagement yang terbentuk dalam jaringan SCRM
GoPay, OVO, dan LinkAja di media sosial Twitter?
13
2. Bagaimana sentimen word of mouth (WOM) yang terbentuk dalam
jaringan SCRM GoPay, OVO, dan LinkAja di media sosial Twitter?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan fenomena yang teridentifikasi pada latar belakang dan rumusan
masalah serta pertanyaan penelitian, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui customer engagement yang terbentuk berdasarkan jaringan
SCRM GoPay, OVO, dan LinkAja di media sosial Twitter.
2. Mengetahui sentimen word of mouth (WOM) yang terbentuk
berdasarkan jaringan SCRM GoPay, OVO, dan LinkAja di media sosial
Twitter.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapakan dapat bermanfaat baik manfaat penelitian
secara teoritis untuk kalangan akademisi dan manfaat penelitian secara praktis
untuk kalangan praktisi. Berikut merupakan manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini.
1.6.1 Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kaidah dan memperkaya
keilmuan di bidang manajemen dan pemasaran yang berbasis teknologi informasi
sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman yang telah memasuki era digital.
Selain itu, temuan yang didapat dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memperluas wawasan bagi kalangan akademisi mengenai pemanfaatan social
network analysis (SNA) dan sentiment analysis untuk mengetahui interaksi yang
terjadi dalam media sosial dengan membandingkan properti jaringan dan persentase
sentimen baik positif maupun negatif.
1.6.2 Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi GoPay,
OVO, LinkAja maupun fintech provider lainnya ataupun industri bisnis lainnya
mengenai pentingnya pengimplementasian SCRM yang bermanfaat bagi
14
pembentukan jaringan penyebaran informasi yang dinamis serta pembentukan
eWOM positif di media sosial. Hasil analisis penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi pertimbangan untuk bahan evaluasi, peningkatan, serta perbaikan
pelaksanaan khusunya untuk SCRM dan umumnya untuk aspek bisnis lainnya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan batasan-batasan dalam
melakukan penelitian. Penentuan batasan tersebut dilakukan agar permasalahan
yang diteliti menjadi lebih jelas dan terarah, serta mencegah pembahasan masalah
yang meluas. Batasan-batasan yang ditetapkan dalam pelaksanaan penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan, maka penelitian ini
menggunakan sumber data sekunder yaitu data User Generated Content
(UGC) dari media sosial Twitter.
2. Penelitian dilakukan terkait UGC yang berhubungan dengan objek yaitu
fintech provider GoPay, OVO, dan LinkAja
3. Data UGC yang diambil adalah percakapan interaksi user baik berupa
tweet, reply, mention, dan retweet pada Twitter dengan objek fintech
provider yaitu GoPay, OVO, dan LinkAja
4. Waktu yang ditetapkan dalam pengambilan data adalah mulai sejak
tanggal 1 Oktober 2019 sampai dengan tanggal 1 November 2019.
1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Berikut ini merupakan sistematika penulisan yang dibuat untuk
menggambarkan secara umum mengenai penulisan hasil penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama penulis menjelaskan tentang gambaran umum objek
penelitian, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir dengan judul
Analisis Social Customer Relationship Management dalam Industri Fintech
melalui Social Network dan Sentiment Analysis (Studi Kasus: GoPay, OVO, dan
LinkAja).
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab kedua penulis menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian seperti customer relationship management (CRM), social CRM,
customer engagement, eWOM, social network analysis, dan sentiment analysis.
Selain itu dikemukakan pula secara ringkas, padat, dan jelas tentang hasil kajian
literatur terdahulu serta kerangka penelitian yang terkait dengan topik untuk
dijadikan dasar bagi penyusunan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga penulis menjelaskan tentang karakteristik penelitian,
variabel operasional, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel,
pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab keempat penulis menguraikan pengolahan data dan hasil dari
pengolahan data yang dilakukan penulis terhadap objek beserta pembahasan yang
nantinya akan dianalisis menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya
untuk memberikan jawaban pada pertanyaan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab kelima penulis memaparkan kesimpulan akhir penelitian serta
saran-saran untuk objek penelitian ataupun pihak-pihak terkait lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN