BAB 1. PENDAHULUAN · 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep...
Transcript of BAB 1. PENDAHULUAN · 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep...
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan
himpunan dan fungsi.
1.1. Himpunan
Ada beberapa notasi himpunan yang sering digunakan dalam Analisis
Real.
(1). merupakan notasi untuk himpunan bilangan asli.
(2) merupakan notasi untuk himpunan
bilangan bulat.
(3)
merupakan notasi untuk himpunan bilangan
rasional.
(4) merupakan notasi untuk himpunan bilangan irasional, dan
(3) merupakan notasi untuk himpunan bilangan Real.
Sama seperti bilangan, ada beberapa operasi pada himpunan yaitu
gabungan , irisan ( , kurang dan kali .
Definisi 1.1.
Misalkan A dan B adalah sebarang himpunan.
Selain itu, ada beberapa relasi pada himpunan yaitu subset dan sama dengan
.
Definisi 1.2.
Misalkan A dan B adalah sebarang himpunan.
jika dan hanya jika .
jika dan hanya jika dan .
2
Berdasarkan Definisi 1.2, langkah untuk membuktikan suatu himpunan A subset
dari himpunan B adalah
(a) ambil sebarang anggota A tertentu, sebut saja ,
(b) kemudian tunjukkan bahwa .
Contoh
1. Misalkan dan adalah himpunan. Buktikan bahwa
jika dan hanya jika .
Jawab
Langka pertama adalah buktikan
.
Berdasarkan Definsi 1.2, pembuktikan dilakukan dua tahap.
(1) Pembuktian .
Ambil sembarang , maka .
Jadi, .
(2) Pembuktian .
Ambil sembarang .
Karena , maka .
Artinya dan .
Jadi, .
Kesimpulan, .
Langka pertama adalah buktikan
.
Ambil sembarang .
Karena , maka .
Artinya .
Jadi, .
Terbukti, jika dan hanya jika .
Berikut definisi dari hasil kali Cartesian antara himpunan A dan B.
Definisi 1.3
Jika A dan B adalah dua himpunan tidak kosong, maka hasil kali Cartesian
(Cartesian product) adalah himpunan semua pasangan terurut/ordered pairs b,a
dengan Aa dan Bb .
3
Atau,
Bb,Aa|baBAB
A
.
Contoh
2. Misal 321 ,,A dan 54,B , maka
.
Latihan Soal 1.1
1. Buktikan Hukum Distributif berikut.
(a)
(b)
2. Misalkan , dan
. Tentukan:
(a)
(b)
(c)
3. Gambarkan bidang dari hasil kali Cartesian dimana dan
.
4. Misalkan untuk setiap . Tentukan:
(a)
(b)
(c)
534352425141 ,,,,,,,,,,,BA
4
1.2. Fungsi
1.2.1. Definisi Fungsi
Salah satu konsep penting dalam Analisis Real adalah fungsi.
Definisi 1.4
Misal A dan B sembarang himpunan., f dikatakan fungsi dari A ke B, jika
dan untuk setiap , ada tepat satu elemen sehingga
(dengan kata lain, )
Jika fb,a , maka dapat ditulis
afb atau ba:f .
Sehingga pernyataan dapat ditulis:
.
Contoh
3. Misal 321 ,,A dan 54,B .
Manakah dari himpunan-himpunan berikut yang merupakan fungsi dan bukan
fungsi.
a.
b.
c.
Jawab
(a) bukan fungsi karena ada , tetapi .
Dengan cara lain,
, tetapi .
Pembuktian tersebut mudah dipahami bila kita melihat gambar fungsi
berikut.
'bbf'b,a,b,a
1
2
3
4
5
A B f
5
(b) bukan fungsi karena ada yang tidak memiliki pasangan di .
(c) Hasil kali Cartesian himpunan A dan B,
.
Maka .
Karena tidak ada anggota dengan , maka pernyataan
selalu bernilai benar.
Terbukti, adalah fungsi.
1.2.2. Daerah Asal, Daerah Kawan dan Daerah Hasil Fungsi
Pada fungsi dikenal beberapa istilah yaitu daerah asal (domain), daerah
kawan (kodomain) dan daerah hasil (range).
Misalkan f adalah fungsi dari A ke B.
Daerah asal f adalah himpunan semua anggota A yang mempunyai
pasangan di B. Jadi,
.
Himpunan B disebut daerah kawan.
Daerah hasil f adalah himpunan semua anggota B yang mempunyai
pasangan di A.
Ini berarti daerah hasil fungsi ada di ( )
1
2
3
4
5
A B h
1
2
3
4
5
A B g
6
Contoh 3
Misal adalah fungsi dari ke dimana
dan , maka
1
2
3
4
4
5
6
7
Rf
C Dh
1.2.3. Komposisi Fungsi
Definisi dari komposisi fungsi adalah sebagai berikut.
Definisi 1.5
Misal f fungsi dengan AD f dan BR f , dan g fungsi dengan BDg dan
CRg , maka fg adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan
gc,bfb,aBb|CAc,afg dan sehingga
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Rgof
fg
A B C
Perhatikan bahwa daerah hasil dari adalah
gofgof Dx|xfgR .
Catatan:
g o f terdefinsi jika .
7
Contoh 4
a. Tentukan g o f dengan
xxf 2 dan 2xxg .
b. Tentukan jh dengan
12 xxj dan xxh .
jawab
(a). Sebelum menentukan g o f perlu diperiksa apakah ?
Kalau f tidak dibatasi untuk nilai-nilai tertentu, maka Df adalah domain terbesar
(artinya himpunan terbesar yang membuat fungsi f terdefinisi).
Dengan demikian
Df = R dan Dg = R
Sehingga Rf = R.
Jadi, RDR gf .
Sehingga
22422 xxxgxfgxfg .
(b) Karena
1 x|xR j dan 0 x|xDh
maka hj DR .
Ini berarti jh tidak terdefinisi.
1.2.4. Fungsi Injektif
Fungsi injektif dikenal juga sebagai fungsi satu-satu (fungsi 1-1) atau
korespondensi satu-satu.
Definisi 1.5
Misal f fungsi dari A ke B.
f dikatakan injektif jika
'aafb,'a,b,a , atau babfaf .
Contoh 5
Manakah dari fungsi-fungsi berikut yang merupakan fungsi 1-1.
(a) 1 xxf .
(b) 12 xxg .
8
Jawab
(a) Misal diberikan sembarang Rb,a dengan bfaf . Maka
ba
ba
11
Jadi, f fungsi 1-1.
(b) Karena ada 121 gg dengan 11 , maka g bukan fungsi 1-1.
Contoh 6
Misal f dan g fungsi dengan fDxxxfg , .
Tunjukkan bahwa f fungsi injektif dan dan .
Jawab
Akan ditunjukkan f fungsi 1-1.
Misal diberikan sembarang fDy,x dengan . Maka
xxfg dan yyfg .
Karena g fungsi dan yfxf , maka
yx .
Jadi, f fungsi 1-1.
Akan ditunjukkan .
Misal diberikan sembarang fRy .
Maka fDx sehingga xfy .
Akibatnya
.
Ini berarti gDy .
Jadi, gf DR .
Akan ditunjukkan
Misal diberikan sembarang fDx .
Maka fRy sehingga yxf .
Akibatnya
xygxfgxfg .
Ini berarti gRx .
Jadi, .
gf DR fg DR
yfxf
gf DR
xygxfgxfg
9
1.2.5. Fungsi Surjektif dan Bijektif
Fungsi surjektif dikenal juga sebagai fungsi pada/onto. Definisi fungsi
surjektif dan injektif adalah sebagai berikut.
Definisi 1.6
Misal f fungsi dari A ke B.
f dikatakan surjektif/onto/pada jika BR f . Dengan kata lain,
sehingga .
Berdasarkan definisi di atas, fungsi surjektif dapat dipahami sebagai suatu fungsi
dimana setiap anggota dari kodomain memilik pasangan di domain.
Definisi 1.7
Suatu fungsi f bijektif jika
(i) f injektif, dan
(ii) f surjektif.
Contoh 7
Misalkan dan adalah fungsi dari ke . Manakah dari kedua fungsi tersebut
yang surjektif.
(a)
(b)
Jawab
(a) Akan ditunjukkan bahwa surjektif.
Ambil sembarang .
Pilih .
Sehingga
.
Jadi, surjektif.
(b) Akan ditunjukkan bahwa bukan fungsi surjektif.
Pilih , maka tidak ada sedemikian sehingga .
Jadi, anggota dari kodomain tidak memiliki pasangan di domain.
Jadi, bukan fungsi surjektif.
10
1.2.6. Fungsi Invers
Definisi fungsi invers adalah sebagai berikut.
Definisi 1.8
Misal f fungsi bijektif dari ke .
Jika fb,a|ABa,bg , maka g fungsi bijektif dari ke .
Fungsi g yang demikian disebut fungsi invers dan dinotasikan 1f .
Bukti
Akan ditunjukkan g fungsi.
Misal ga,b , berdasarkan Definisi 1.6, ABa,b .
Jadi ABg .
Misal diberikan sembarang g'a,b,a,b , maka fb,'a,b,a .
Karena f injektif, maka
'aa .
Jadi, g fungsi.
Akan ditunjukkan g fungsi injektif.
Ambil sembarang , maka .
Karena fungsi, maka
Akan ditunjukkan fungsi surjektif.
Ambil sembarang .
Karena fungsi, maka memiliki pasangan di sebut saja .
Artinya .
Akibatnya .
Ini berarti setiap anggota dari kodomain fungsi ( ), memiliki pasangan di
daerah asal fungsi ( ).
Jadi, fungsi surjektif.
Contoh 8
Misal f, g fungsi dengan
g
f
Dy,yygf
Dx,xxfg
11
Tunjukkan 1 fg .
Jawab
g dikatakan fungsi invers dari f atau 1 fg , jika
(i) f, g injektif,
(ii) fg RD dan fg DR ,
(iii) ga,bfb,a .
Berdasarkan jawaban latihan soal 1.2 nomor 5.
Karena fDx,xxfg , maka f fungsi injektif dan dan
.
Karena gDy,yygf , maka g fungsi injektif dan fg DR dan
gf DR .
Jadi, f, g injektif, fg RD dan fg DR ,
Akan ditunjukkan ga,bfb,a .
()
Misal diberikan sembarang fb,a , maka afb , dengan fDa .
Sehingga
abgafgafg .
Jadi, ga,b
()
Misal diberikan sembarang ga,b , maka bga , dengan gDb .
Sehingga
bafbgfbgf .
Jadi, fb,a .
gf DR
fg DR
12
1.2.7. Peta dan Prapeta
Peta oleh suatu fungsi disebut juga dengan bayangan (image) dari .
Definisi kedua konsep tersebut adalah sebagai berikut.
Definisi 1.9
Misal BA:f dengan AD f dan BR f (tidak diasumsikan f injektif).
Jika AE , maka peta E oleh f, ditulis Ef , didefinisikan
Ex|xfEf .
Jika BH , maka prapeta H oleh f, ditulis Hf 1 , didefinisikan
Hxf|xHf 1 .
Catatan:
31f bermakna jika 1f ada atau f injektif.
31f ada karena merupakan prapeta dari {3}.
Contoh 9
Misal 32 xxf , 32 2 xxg , E = [1,2].
Tentukan Eg,Ef,Eg,Ef 11 .
Jawab
7575732532
4223221322132
,a|ax|x
x|xx|x,x|xEx|xfEf
115115
1132532822324132
21322132
222222
22
,b|b
x|xx|xx|x
x|x,x|xEx|xgEg
21
21
1
11
1222321
,x|x
x|xx|xExf|xEf
.x|x
x|xx|xExg|xEg
212
221
1
1222321
13
Karena Rx,x setiapuntuk 02 , maka tidak ada Rx sehingga 2121 x .
Jadi, Eg 1 .
Latihan Soal 1.2.
1. Misalkan himpunan dan himpunan
yang merupakan subset dari .
Apakah himpunan merupakan fungsi? Jelaskan!
2. Misal dengan . Tentukan
(a) apakah merupakan fungsi? Jika ya, buktikan. Jika tidak, buktikan.
(b) apakah merupakan fungsi injektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.
(c) apakah merupakan fungsi surjektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.
(d) apakah merupakan fungsi bijektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.
3. Misal dengan dan . Tentukan dan
.
4. Misal , apakah fungsi inversnya ada (atau
ada)? Jika ya, tuliskan fungsi inversnya. Jika tidak ada, jelaskan alasannya.
5. Misalkan dan adalah fungsi-fungsi bijektif. Buktikan
bahwa komposisi fungsi juga fungsi bijektif.
14
1.3. Induksi Matematika
1.3.1. Sifat Terurut Baik Bilangan Asli
Setiap himpunan bagian tak kosong dari mempunyai unsur terkecil.
Atau,
mk,m,kSk,m,S,NS .
1.3.2. Prinsip Induksi Matematika
Prinsip induksi matematika adalah sebagai berikut.
Misal NS dengan sifat
(i) S1 ,
(ii) SkSk 1 .
Maka S = N.
Berdasarkan itu, maka tahap-tahap pembuktian menggunakan induksi matematika
adalah :
Misalkan S = {n | f(n) benar}
Tahap 1. Memeriksa apakah 1 S.
Tahap 2. Memisalkan k S.
Tahap 3. Menunjukkan k+1 S.
Kesimpulan, S = N
Contoh 10
Buktikan
1 + 2 + 3 + … + n = 2
1)n(n , n N
Jawab
Misal S = {n | f(n) benar}
(i) 1 S sebab 1 = 1(1+1)/2 benar.
(ii) Misalkan k S, maka
1 + 2 + 3 + … + k = 2
1)k(k
15
Akan ditunjukkan k+1 S.
1 + 2 + 3 + … + k + (k+1) = 2
1)k(k + (k+1) =
2
1)k(k +
2
12 )k(
= 2
21 )k)(k(
Jadi, k+1 S.
Terbukti S = N
Contoh 11
Buktikan
n < 2n, n N
Jawab
Misal S = {n | f(n) benar}.
(i) 1 S sebab 1 < 21 benar.
(ii) Misalkan k S, maka k < 2k.
Akan ditunjukkan k+1 S.
k+1 < 2k+1 < 2
k+2 < 2
k.2 = 2
k+1.
Jadi, k+1 S.
Terbukti S = N
Contoh 12
.n,nf
nf,f 14
32111
Buktikan
(a) Nn,nf 2 ,
(b) Nn,nfnf 1 .
Jawab
(a) Misal benar nf|NnS .
S1 , sebab 211 f benar.
Misalkan Sk , maka 2kf .
Akan ditunjukkan Sk 1 .
24
7
4
322
4
321
.kfkf .
Jadi, Sk 1 .
Terbukti S=N.
16
(b) Misal benar nf|NnS
S1 , sebab 4
5
4
321211
.ff benar.
Misalkan Sk , maka 1 kfkf .
Akan ditunjukkan Sk 1 .
24
312
4
321
kf
kfkfkf .
Jadi, Sk 1 .
Terbukti S=N.
1.3.3. Prinsip Induksi Kuat Matematika
Pada kasus-kasus tertentu pembuktian dengan induksi matematika belum
dapat membuktikan kebenaran pernyataan yang dimaksud. Kita membutuhkan
prinsip lainnya yang pada intinya sama dengan sebelumnya yaitu Prinsip Induksi
Kuat Matematika.
Misal NS dengan sifat
(i) S1 ,
(ii) SkSk,k,...,, 1121 .
Maka S = N.
Contoh 13
Misalkan suatu barisan (xn) didefinisikan sebagai berikut: x1 = 1, x2 = 2 dan xn+2 =
21 (xn+1+xn), n N. Tunjukkan bahwa 1 xn 2, n N.
Jawab
Misal S = {n | f(n) benar}.
(i) 1 S sebab 1 1 2 benar.
(ii) Misalkan {1,2, …, k-1, k} S, maka
1 xk-1 2
1 xk 2
2 xk-1+xk 4
1 21 (xk-1+xk) 2
1 xk+1 2
Jadi, k+1 S.
Terbukti S = N.
17
Latihan 1.3
1. Buktikan bahwa untuk semua .
2. Buktikan bahwa
untuk semua .
3. Buktikan bahwa untuk
semua .
4. Buktikan bahwa untuk .
(Petunjuk untuk membuktikannya gunakan tahap-tahap berikut.
(a) periksa apakah untuk pernyataan benar,
(b) asumsikan pernyataan benar untuk .
(c) tunjukkan pernyataan benar untuk )
5. Buktikan bahwa
untuk semua .
18
I.4. Himpunan Infnit
Himpunan infinit dikenal juga sebagai himpunan tak terhingga.
Sebelumnya kita pelajari dahulu apa yang dimaksud dengan fungsi finit
(terhingga).
Definisi 1.10
Suatu himpunan B adalah finite jika B = atau jika ada bijeksi dengan daerah
asal B dan daerah hasil dalam segmen awal {1, 2, 3, … , n} dari N.
Atau,
B finite jika
(i) B = , atau
(ii) ada n,,,,B:fpada
32111
.
Jika tidak ada fungsi yang demikian B dikatakan infinite.
Jika ada NB:fpada11
, maka B dikatakan denumerable.
Jika suatu himpunan finite atau denumerable, maka himpunan tersebut dikatakan
countable.
Suatu himpunan yang tidak countable (tidak finite dan tidak denumerable) disebut
uncountable.
Contoh 14
Tentukan manakah dari himpunan-himpunan berikut yang finite, infinite,
denumreable, countable dan uncountable.
A = {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j}
B = {nN | n 10000}
C = {nN | n bilangan ganjil positif}
D = N
E = R
F = Q
I = {x | 0 x 1}= [0,1]
J = {x | x2 = -1}
K = {n1 | nN}
Jawab
19
A, B, J himpunan finite
C, D, F, K himpunan infinite, denumerable, countable
E, I himpunan uncountable
Teorema 1.1
B dikatakan countable ada f : B 11
N
Bukti
()
Misalkan ada f : B 11
N.
Ada dua kemungkinan.
(1) Jika Rf = N, maka B denumerable. Menurut definisi B countable.
(2) Jika Rf
N, maka B finite. Menurut definisi B countable.
Jadi, B countable.
()
Misalkan B countable.
Maka ada dua kemungkinan.
(1) B finite. Ini berarti ada f 1-1 dengan Df = B dan Rf
N.
(2) B denumerable. Ini berarti ada f 1-1 dengan Df = B dan Rf = N.
Jadi, ada f : B 11
N.
Teorema 1.2
(a) A B, B finite A finite.
(b) A B, B countable A countable.
Teorema 1.3
(a) A = {A1, A2, … , An}, Ai finite, i = 1, 2, … , n A finite. Atau,
Ai finite, i = 1, 2, … , n n
iiA
1
finite
Bukti
Dengan induksi kuat akan ditunjukkan n
iiA
1
finite.
Misalkan S = {nN | f(n) benar}
20
i) 1 S, karena 1
1iiA = A1 finite.
ii) Misalkan {1, 2, … , k-1, k} S, maka
2
1iiA = A1 A2 finite
k
iiA
1
= B finite.
Akan ditunjukkan k+1S.
1
1
k
iiA =
k
iiA
1
Ak = B Ak finite.
Jadi, k+1 S. Terbukti S = N.
Pertanyaan
Apakah berlaku kebalikannya yaitu
n
iiA
1
finite Ai finite, i = 1, 2, … , n
Jawab : Ya
Dari Teorema 1.2, kita tahu bahwa jika A finite maka sembarang subset dari A
adalah finite.
Tulis n
iiA
1
= A.
Karena A finite dan A1 A, A2 A, … , An A, maka A1, A2, … , An finite.
Jadi, Ai finite, i = 1, 2, … , n.
(b) C = {C1, C2, C3, … }, Ci countable, i = 1, 2, 3, … C countable. Atau,
Ci countable, i = 1, 2, 3, …
1iiC countable
Bukti
Tulis
1iiC = C.
C dikatakan countable jika setiap anggota di C dapat diberi nomor 1, 2, 3, …
tanpa ada yang ketinggalan/tercecer.
Jadi untuk membuktikan C countable, maka kita akan memberi nomor setiap
anggota C.
21
Misal
C1 = { ,c ,c ,c ,c 14
13
12
11 }
C2 = { ,c ,c ,c ,c 24
23
22
21 }
Cn = { ,c ,c ,c ,c n4
n3
n2
n1 }
dengan jic adalah anggota ke-i dari himpunan Cj.
Definisikan tinggi jic = i+j.
Karena untuk sembarang bilangan asli m 2 hanya ada m – 1 anggota yang
mempunyai tinggi m, maka kita dapat memberi nomor anggota-anggota C
berdasarkan tingginya sebagai berikut
c ,c ,c ,c ,c ,c ,c 41
31
22
13
12
21
11
Secara gambar kita dapat memberi nomor setiap anggota di C dengan mengikuti
arah tanda panah sebagai berikut
,c ,c ,c ,c 14
13
12
11
,c ,c ,c ,c 24
23
22
21
,c ,c ,c ,c 34
33
32
31
,c ,c ,c ,c 44
43
42
41
Karena kita dapat memberi nomor setiap anggota di C berdasarkan tingginya
seperti di atas, maka C countable.
Pertanyaan
Apakah berlaku kebalikannya yaitu
1iiC countable Ci countable, i = 1, 2, 3, …
Jawab : Ya
Dari Teorema 1.2, kita tahu bahwa jika C countable maka sembarang subset dari
C adalah countable.
Tulis
1iiC = C.
22
Karena C countable dan C1 C, C2 C, … , Cn C, maka C1, C2, … , Cn, …
countable.
Jadi, Ci countable, i = 1, 2, … , n.
Buktikan bahwa Q countable.
Bukti
Bilangan rasional Q adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk nm ,
dengan m,n Z dan n 0.
Untuk membuktikkan Q countable perhatikan himpunan-himpunan berikut.
A0 = {0}
A1 = ,....,,,,,13
13
12
12
11
11
A2 = ,....,,,,,23
23
22
22
21
21
An = ,....,,,,,n3
n3
n2
n2
n1
n1
Perhatikan bahwa Ai, i = 1, 2, … , n, … adalah himpunan countable, dengan
n
iiA
1
Q.
Berdasarkan Teorema 1.3, maka Q countable.
Buktikan I = [0, 1] uncountable
Bukti
Andaikan I countable, maka I finite atau denumerable.
Karena I memuat {n1 | n N} maka I infinite.
Jadi, I denumerable.
Tulis I = {x1, x2, x3, … , xn, …} dengan 0 xi 1 iN.
Dengan demikian xi dapat ditulis.
x1 = 0,a1a2a3… , ai {0,1,2, … , 9}
x2 = 0,b1b2b3… , bi {0,1,2, … , 9}
x3 = 0,c1c2c3… , ci {0,1,2, … , 9}
xn = …
23
Definisikan y = 0,y1y2y3… dengan
y1 =
47
52
1
1
a,
a,
y2 =
47
52
2
2
b,
b,
y3 =
47
52
3
3
c,
c,
Sehingga y xi, xi padahal 0 y 1 (kontradiksi).
Jadi pengandaian salah.
Haruslah I uncountable.
Akan dibuktikan bahwa R uncountable.
Jawab
Andaikan R countable maka sembarang subset dari R juga countable.
I = [0,1] adalah subset dari R. Akibatnya I countable.
Hal ini bertentangan dengan I uncountable.
Jadi, pengadaian R countable salah.
Haruslah R uncountable.
Contoh 16
Buktikan bahwa himpunan-himpunan
C = {nN | n bilangan ganjil positif}
K = Z
denumerable.
Jawab
Untuk menunjukkan himpunan-himpunan tersebut denumerable berarti harus
menunjukkan ada f : B N yang 1-1 dan pada.
Akan ditunjukkan C denumerable.
Misalkan f : C N dengan
f(c) =2
1c., cC.
24
Akan ditunjukkan f fungsi.
Misalkan diberikan sembarang (a,b)f, maka aC dan b = f(a) =2
1a.
Karena a bilangan ganjil positif, maka a+1 bilangan genap positif.
Akibatnya 2
1a= b N.
Ini berarti (a, b) CxN.
Jadi, f CxN.
Misalkan a=b C, maka
f(a) = 2
1a =
2
1b = f(b).
Jadi, f fungsi.
Akan ditunjukkan f 1-1.
Misalkan f(a) = f(b) N, maka
2
1a =
2
1b
a+1 = b+1
a = b.
Jadi, f 1-1.
Akan ditunjukkan f fungsi pada.
Karena f fungsi dari C ke N, maka Rf N.
Misalkan y N, maka ada 2y-1 C sehingga
f(2y-1) = 2
112 )y( =
2
2y = y.
Ini berarti y Rf.
Jadi N Rf.
Karena Rf N dan N Rf, maka Rf = N.
Terbukti f fungsi onto.
Kesimpulan, C denumerable.
25
Akan ditunjukan denumerable.
Misalkan f : Z N dengan
f(z) =
112
012
z,)z(
z,)z(, zZ.
Misalkan (a,b)f, maka aZ dan b = f(a).
Jika a 0, maka
a+1 1
2(a+1) = f(a) = b 1.
Jika a -1, maka
2a -2
(2a + 1) 1
-(2a+1) = f(a) = b 1.
Ini berarti b 1 atau dengan kata lain b N.
Akibatnya (a,b) ZxN.
Jadi, f ZxN.
(i) Misalkan a=b 0, maka
f(a) = 2(a+1) = 2(b+1) = f(b).
(ii) Misalkan a=b -1, maka
f(a) = -(2a + 1) = -(2b + 1) = f(b).
Jadi f fungsi.
Akan ditunjukkan f 1-1.
(i) Misalkan f(a) = f(b) genap, maka
f(a) = 2(a+1)
f(b) = 2(b+1),
untuk suatu a, b 0.
Karena f(a) = f(b) maka
2(a+1) = 2(b+1)
a = b.
(ii) Misalkan f(a) = f(b) ganjil, maka
f(a) = -(2a+1)
f(b) = -(2b+1)
untuk suatu a,b -1.
26
Karena f(a) = f(b), maka
-(2a+1) = -(2b+1)
a = b.
Jadi, f 1-1.
Akan ditunjukkan f fungsi onto.
Artinya Rf = N.
Karena f fungsi dari Z ke N, maka Rf N.
Misalkan diberikan sembarang y N.
(i) Jika y genap, maka ada 2
y-1 0 sehingga
f(2
y-1) = 2(
2
y-1 +1) = 2 .
2
y = y
Jadi y Rf.
(ii) Jika y ganjil, maka ada 2
1 y -1 sehingga
f(2
1 y) = -(2.
2
1 y+1) = -(-y-1+1) = -(-y) = y.
Jadi y Rf.
Jadi N Rf.
Karena Rf N dan N Rf, maka Rf = N.
Terbukti f fungsi onto.
Kesimpulan, Z denumerable.