BAB 1 KP

37
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Pupuk Sriwijaya (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang lebih dikenal sebagai PT. PUSRI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Secara legal, PT. PUSRI resmi didirikan berdasarkan akte Notaris Eliza Pondang nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Pada saat itu yang menjadi Presiden Direktur adalah Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon Mustafa sebagai Direktur Utama. PT. PUSRI yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. Nama Sriwidjaja sendiri sebenarnya diambil dari nama sebuah kerajaan Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal karena armada lautnya, kerajaan ini terletak di Sumatera Selatan. Pemilihan Propinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang sebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam dan letak kota Palembang di tepian sungai Musi yang tinggi debit airnya.

description

KP PUSRI

Transcript of BAB 1 KP

Page 1: BAB 1 KP

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Pupuk Sriwijaya (Persero)

PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang lebih dikenal sebagai PT. PUSRI

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk.

Secara legal, PT. PUSRI resmi didirikan berdasarkan akte Notaris Eliza Pondang

nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita

Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Pada saat itu yang

menjadi Presiden Direktur adalah Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon Mustafa

sebagai Direktur Utama.

PT. PUSRI yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang

berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan produsen pupuk urea

pertama di Indonesia. Nama Sriwidjaja sendiri sebenarnya diambil dari nama

sebuah kerajaan Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal karena armada lautnya,

kerajaan ini terletak di Sumatera Selatan. Pemilihan Propinsi Sumatera Selatan

khususnya Palembang sebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan

baku berupa gas alam dan letak kota Palembang di

tepian sungai Musi yang tinggi debit airnya.

PT. PUSRI telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha.

Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 1964

yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan

Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20

tahun 1969 dan dengan akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari

1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).

Selain itu, dari aspek permodalan PT. PUSRI juga mengalami perubahan

seiring perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh saham

Pemerintah pada industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda,

PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk, dan PT. Petrokimia Gresik sebesar Rp.

1.829.290 juta dialihkan kepemilikannya kepada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Page 2: BAB 1 KP

Struktur modal PT. PUSRI diperkuat lagi dengan adanya pengalihan

saham pemerintah sebesar Rp. 6 milyar di PT. Mega Eltra kepada PT. PUSRI

serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta dari hasil rekapitalisasi

laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian keseluruhan modal disetor dan

ditempatkan PT. PUSRI per 31 Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.

Pabrik pertama yang dibangun PT. PUSRI adalah PUSRI I yang

diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang sebesar

180 ton ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada

tanggal 16 Oktober 1963.

Perluasan pabrik PT. PUSRI mulai direncanakan pada tahun 1965 melalui

penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen Perindustrian dan

Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang. Namun rencana tersebut

menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan G30S/PKI. Pada tahun 1968

kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan diadakannya studi

kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate dari Amerika serikat.

Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas

terpasang 660 ton ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari, dan pembangunannya

selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor

M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi

terhadap kapasitas pabrik PUSRI II menjadi 570.000 ton urea/tahun. Karena

kebutuhan akan pupuk di Indonesia meningkat dengan pesat, maka pada waktu

yang relatif bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan PUSRI IV.

Pabrik PUSRI III dibangun pada 21 Mei 1975 dengan kapasitas terpasang

1000 ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas

produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsui Toatsu

Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI III dikerjakan

oleh Kellog Overseas Corp. dan Toyo Engineering Corp. Lima bulan setelah

pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai didirikan dengan

kapasitas terpasang dan proses yang sama.

Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak efisien lagi. Sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB pada tahun

Page 3: BAB 1 KP

1990 dengan kapasitas terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan menggunakan proses Kellog dan 570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advanced Process For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh PT. Rekayasa Industri (Indonesia). Sejak tahun 2010, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) melakukan ”spin off” dan menjadi unit usaha Pupuk Indonesia Holding Company dengan nama PT Pusri Palembang

Adanya tuntutan efisiensi produksi dan penghematan bahan baku

membuat PT. PUSRI melakukan proyek optimalisasi proses yang diberi nama

Ammonia Optimization Project (AOP) pada tahun 1992 dan melakukan kerjasama

dengan Imperial Chemical Industry (ICI). Melalui proyek ini kapasitas produksi

dapat ditingkatkan dengan penghematan pemakaian gas alam sebesar 10%. Proses

optimalisasi dan modifikasi proses telah membuat PT. PUSRI mampu

memproduksi total 2.280.000 ton urea/tahun dan 1.149.000 ton ammonia/tahun.

Data perluasan pabrik PT.PUSRI dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Data Perluasan Pabrik PT. PUSRI

Pabrik

Tahun

Mulai

Operasi

Licensor ProsesKapasitas

Terpasang

Pelaksanaan

Konstruksi

PUSRI II 1974 Kellog MTC*),

Total Recycle

C-Improved

• 218.000 ton

Ammonia/tahun

• 570.000 ton

Urea/tahun.

Kellog

Overseas

Corp.(AS)

PUSRI III 1976 Kellog MTC,

Total Recycle

C-Improved

• 330.000 ton

Ammonia/tahun

• 570.000 ton

Urea/tahun

Kellog

Overseas

Corp.(AS)

PUSRI IV 1977 Kellog MTC,

Total Recycle

• 330.000 ton

Ammonia/tahun

Kellog

Overseas

Page 4: BAB 1 KP

C-Improved • 570.000 ton

Urea/tahun

Corp.(AS)

PUSRI IB 1995 Kellog Advanced

Process For Cost

and Energy

Saving (ACES) of

Toyo Engeering

Corp.

• 446.000 ton

Ammonia/tahun.

• 570.000 ton

Urea/tahun.

PT.Rekayasa

Industri

(Indonesia).

Sumber : Humas PUSRI, 2003

1.1.1 PUSRI I

Studi Kelayakan Ekonomi : Gass and Bell

Pelaksana Konstruksi : Morrison Knudsen of Asia, Inc.

Penandatanganan Kontrak : 1 Maret 1961

Mulai Konstruksi : Oktober 1961

Selesai Konstruksi : Agustus 1963

Produksi Perdana : 16 Oktober 1963

Biaya : US $33 juta

Sumber Dana : Bank Exim RI

Jenis Proyek : Turn Key + Cost Plus

Kapasitas Terpasang : Urea 300 ton/hari

Ammonia 180 ton/hari

Proses Pembuatan : Ammonia-Gidler dan Mitsui Toatsu

Process (Urea)

Kebutuhan Gas Alam : 12,50 MMCR/MBTU

Kapasitas Gudang : 25.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk dalam kantong ke kapal dengan

truk

Sumber Gas Alam : Stanvac

Page 5: BAB 1 KP

Secara umum spesifikasi kualitas Urea yang dihasilkan oleh PUSRI I

sebagai berikut :

o Kadar Nitrogen : 46% (Berat)

o Kadar Biuret maks : 0,5%

o Kadar Air maks : 0,3%

o Kadar Abu maks : 15 ppm

o Besar Butir : 6-8 US mesh minimum 95%, lolos

25 US mesh maksimal 2% berat.

1.1.2 PUSRI II

Studi Kelayakan Ekonomi : John Vander Volk

Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)

Toyo Engineering Corp. (JP)

Penandatanganan Kontrak : 7 Agustus 1972

Mulai Konstruksi : 7 Desember 1972

Selesai Konstruksi : 6 Agustus 1974

Produksi Perdana : 6 Agustus 1974

Biaya : US $ 86 juta

Sumber Dana : USAID, OECF,IDA, BANK Asia,RI

Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee

Kapasitas Terpasang : Urea 1150 ton/hari

Ammonia 660 ton/hari

Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog

Urea-MTC Total Recycle C-Improved

Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMSCF/MBTU

Kapasitas Gudang : 15.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal

dengan ban berjalan (Belt Conveyor)

Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

PUSRI II terdiri dari dua pabrik utama disamping fasilitas pembantu

lainnya, yaitu :

Page 6: BAB 1 KP

a. Ammonia dengan kapasitas 660 MT, setelah Ammonia Optimalization Project

(AOP) menjadi 1100 MT dengan menggunakan M.W Kellog Corp (USA).

b. Pabrik Urea yang mempunyai kapasitas 1150 MT, setelah Urea

Optimalization Project (UOP) menjadi 1750 MT, dengan menggunakan

Mitsui Toatsu Total Recycle C-Improve, milik Mitsui Toatsu Chemical Inc.

(Jepang).

Fasilitas pembantu yang dibangun untuk pabrik PUSRI II ini adalah :

1. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin dengan

kapasitas 15 MW.

2. Pembangkit listrik cadangan berupa dua generator cadangan dan generator

darurat.

3. Pembangkit steam bertekanan 1500 psig dan 625 psig.

4. Unit Water Treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses dan air

pendingin.

5. Gudang penyimpanan pupuk curah berkapasitas 15.000 MT.

Untuk spesifikasi kualitas pabrik PUSRI II secara umum sama dengan

yang dihasilkan oleh PUSRI I.

1.1.3 PUSRI III

Tahun Pendirian : 21 Mei 1975

Studi Kelayakan Ekonomi : John Vander Volk

Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)

Toyo Engineering Corp. (JP)

Produksi Perdana : Desember 1976

Biaya : US $ 192 juta

Sumber Dana : Bank Dunia,RI

Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee

Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari

Ammonia 1000 ton/hari

Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog

Urea-MTC(Total Recycle C-Improved)

Page 7: BAB 1 KP

Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMSCF/MBTU

Kapasitas Gudang : 15.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal

dengan ban berjalan (Belt Conveyor)

Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

1.1.4 PUSRI IV Tahun Pendirian : 25 Oktober 1975

Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)

Toyo Engineering Corp. (JP)

Produksi Perdana : Oktober 1977

Biaya : US $ 186juta

Sumber Dana : Dana pembangunan Saudi Arabia,RI

Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee

Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari

Ammonia 1000 ton/hari

Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog

Urea-MTC(Total Recycle C-Improved)

Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

Berdasarkan pertimbangan teknis, maka PUSRI III dan PUSRI IV

dibangun secara berdampingan dengan menggunakan proses dan desain yang

sama dengan masing-masing terdiri dari dua pabrik, yaitu :

1. Pabrik urea dengan kapasitas produksi 1725 MTD

2. Pabrik Ammonia dengan kapasitas produksi 1000 MTD

Sedangkan fasilitas-fasilitas pembantu tambahan yang dibangun dalam

rangka proyek PUSRI III dan PUSRI IV adalah :

1. Unit steam generator masing-masing terdiri dari Waste Heat Boiler

(Kapasitas 90.700 kg/jam steam) dan Package Boiler (Kapasitas 102.060

kg/jam).

2. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 15 MW.

Page 8: BAB 1 KP

3. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan

kapasitas 1000 MT.

4. Pembangunan pabrik Oksigen dan Nitrogen cair dengan kapasitas masing-masing 500 MT.

1.1.5 PUSRI IB

Studi Kelayakan Ekonomi : PT PUSRI ( April 1985 direvisi 1988)

Mulai Konstruksi : Agustus 1990

Produksi Perdana : Tahun 1994

Pelaksana Konstruksi : PT Rekayasa Industri yang bekerja

berdasarkan Process Engineering

Design Package (PEDP).

Biaya : US $297 juta

Sumber Dana : PT PUSRI, RI dan Bank Exim Jepang

Jenis Proyek : Cost Plus Fixed Fee

Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari

Ammonia 1350 ton/hari

Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog

Urea-ACES

Kebutuhan Gas Alam : 55 MMSCFD/MBTU

Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal

dengan berjalan (Belt Conveyor)

Sumber Gas Alam : Pertamina/ Stanvac

Fasilitas pembantu yang dibangun untuk PUSRI IB ini adalah :

1. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam.

2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized water dan

kebutuhan air pendingin.

3. Dua unit steam generator, yang masing-masing terdiri dari :

1. Waste heat boiler dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam.

2. Package boiler berkapasitas 102.060 kg/jam steam.

4. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan

kapasitas 1000 MT.

Page 9: BAB 1 KP

5. Memperpanjang dermaga dan fasilitas-fasilitas pengangkut pupuk yang memakai ban berjalan (Belt Conveyor) untuk dimuat langsung ke kapal.

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Pabrik PUSRI didirikan kira-kira 7 km dari pusat kota Palembang,

tepatnya di tepi Sungai Musi di daerah Sungai Selayur. Kelayakan itu ditunjang

oleh keadaan geografis Sumatra Selatan yang memiliki kekayaan alam yaitu gas

bumi (natural gas), yang merupakan bahan baku utama yang yang tersedia dalam

jumlah yang cukup banyak. Gas Bell dan Associates dari Amerika memberikan

rekomendasi berdasarkan studi kelayakan untuk membangun Pabrik Pupuk Urea

PUSRI I, dengan kapasitas 1.000.000 ton/tahun.

Kompleks perindustrian PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak tepat di

tepi sungai Musi Jl. Mayor Zen. PT PUSRI memiliki luas area total 500 ha. Pada

bagian depan kompleks industri terdapat gedung kantor pusat. Kantor pusat

merupakan kantor staf direksi dan administrasi umum PT. Pupuk Sriwidjaja

Palembang. Di dalam kompleks PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang juga terdapat

fasilitas pendukung berupa kompleks perumahan karyawan yang dilengkapi

dengan rumah sakit, fasilitas olah raga, gedung pertemuan, perpustakaan umum,

rumah makan, dan masjid. Terdapat juga penginapan yang diperuntukkan bagi

tamu PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Lokasi PT. PUSRI dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 10: BAB 1 KP

Sumber: PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 1.1. Peta Lokasi PT. PUSRI Palembang

Page 11: BAB 1 KP

Penentuan Lokasi ini didasarkan atas beberapa faktor yang mendukung

berhasilnya pendirian pabrik tersebut, yaitu:

1. Tersedianya Bahan Baku

Bahan baku gas alam untuk pembuatan pupuk bisa langsung dari

Pertamina Plaju yang letaknya berdekatan dengan pabrik PT PUSRI

beserta sumber gas alam yang berasal dari dari Prabumulih.

2. Dekat Sumber Air

Air untuk proses, untuk minum, dan sebagainya setiap hari diambil dari

Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun.

3. Tenaga Kerja

Lokasi Pabrik berdekatan dengan kota Palembang menjamin terdapatnya

jumlah tenaga Kerja yang besar dan berkualitas, baik untuk tenaga kerja

tingkat menengah serta tenaga kerja tingkat ahli.

4. Sarana Transportasi

Fasilitas untuk pengiriman produk Pabrik PUSRI setelah melalui jalur

darat didukung juga dengan adanya suatu dermaga yang terdapat

dipinggiran Sungai Musi. Distribusi pupuk urea dilakukan lewat kapal

baik itu pupuk bentuk curah (bulk) maupun pupuk kantong (in bag).

Luas tanah yang dipergunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar

sedangkan luas tanah untuk perumahan karyawan 26,5265 hektar. Di

samping itu sebagai lokasi cadangan disiapkan 41,7965 hektar yang

dimaksudkan untuk persediaan perluasan kompleks pabrik dan perumahan

karyawan bila diperlukan di kemudian hari.

Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi oleh pagar dengan

dua buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga oleh aparat keamanan.

Empat buah pabrik terletak berkelompok-kelompok mengelilingi daerah tangki

penyimpanan amonia. Daerah pengantongan dan gudang terletak dipinggiran

sungai Musi. Peletakan gudang dan daerah pengantongan ke arah dermaga

bertujuan agar pengangkutan untuk bongkar muat di pelabuhan menjadi lebih

mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah. Untuk keperluan bongkar muat,

Page 12: BAB 1 KP

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki pelabuhan di tepi sungai Musi. Tata

Letak PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber: PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)

Gambar 1.2. Tata Letak PT. PUSRI

Page 13: BAB 1 KP

Keterangan:

A. Pos satpam 1. Primary reformer

B. Kantor utama 2. Secondary reformer

C. Lapangan 3. Stripper

D. Perumahan 4. Absorber

E. Gedung serba guna 5. Metanator

F. Diklat 6. HTSC dan LTSC

G. Sekolah 7. ARU

H. Kolam 8. HRU, PGRU

I. Masjid 9. Molecular sieve

J. Rumah makan 10. Kompresor

K. Parkir 11. Refrijerasi

L. Tenik proses 12. Reaktor ammonia

M. Dinas K3 13. Seksi penjumputan (recovery)

N. Main Lab 14. Seksi purifikasi

O. Ammonia storage 15. Seksi kristalisasi dan pembutiran

(prilling)

P. Kantor 16. Seksi sintesis urea

Q. Wisma 17. Sistem pembangkit listrik

R. Lapangan olahraga 18. Package boiler

S. Perluasan pabrik 19. Waste heat boiler

T. Gudang 20. Kantor dan pusat kontrol

U. Dermaga 21. Cooling tower

V. PPU 22. GMS

W. Rumah sakit 23. Unit penukar anion, katian dan

penukar anion-kation

24. Filter water

25. Sand filter

26. Tangki klarifikasi

27. Kantor instrumentasi

Page 14: BAB 1 KP

1.3 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Produksi PT. PUSRI

1.3.1 Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan

sistem organisasi line and staff organization, dimana proses manajemen di

PT.PUSRI dilakukan berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM)

dengan melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan

mutu secara kontinyu. Tugas operasional, sesuai dengan SK/DIR/240/2011

tanggal 21 Oktober 2011, Pengoperasian PT. PUSRI dipimpin oleh dewan direksi

yang terdiri dari direktur utama yang membawahi 4 orang direktur, yaitu:

1. Direktur Produksi

2. Direktur Komersil

3. Direktur Tekbang

4. Direktur SDM dan Umum

Struktur organisasi ditentukan oleh dewan direksi, yaitu:

1. Direktur

2. General Manager

3. Manager

4. Superintendent

5. Shift Supervisor

6. Foremen Senior

7. Karyawan/Operator

Untuk lebih jelasnya mengenai Struktur Organisasi di PT. PUSRI dapat

dilihat pada Gambar 1.3.

1.3.2 Sistem Manajemen Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

Direktur produksi sebagai salah satu komponen penting dalam perusahaan

membawahi 3 Divisi, yaitu:

1. Divisi Operasi

Divisi Operasi, bertanggungjawab terhadap koordinasi jalannya produksi,

tugas-tugas utamanya, yakni:

Page 15: BAB 1 KP

- Mengoperasikan sarana produksi secara optimal dengan mengusahakan waktu

operasi dan faktor produksi setinggi-tingginya, tetapi masih memperhatikan

keselamatan peralatan, personalia, dan lingkungan.

- Menjaga kualitas produksi, bahan baku, material, dan peralatan serta bahan-

bahan penunjang sehingga sasaran produksi tercapai dengan tolak ukur

kualitas, produktifitas, dan keamanan.

- Mengganti peralatan pabrik yang pemakaiannya sudah tidak ekonomis.

Divisi Operasi dikepalai oleh seorang General Manager (GM) dan

membawahi beberapa Manajer yang ditempatkan di setiap pabrik, yaitu:

1. Departemen Operasi PUSRI-IB

2. Departemen Operasi PUSRI-II

3. Departemen Operasi PUSRI-III

4. Departemen Operasi PUSRI-IV

5. Departemen P & A

Masing-masing manajer operasi yang bertanggung jawab terhadap

operasional pabrik secara keseluruhan dibantu oleh 3 kepala bagian, yakni:

Superintendent operasi amoniak

Superintendent operasi urea

Superintendent operasi utilitas

Masing-masing Superintendent membawahi seorang shiftsupervisor yang

bertugas sebagai pengkoordinir kegiatan di lapangan antara unit kerja pabrik dan

shift, mengawasi kerja operator untuk setiap shift, dan sekaligus sebagai

penanggung jawab operasional pabrik pada jam kerja diluar dayshift.

Operator yang mengoperasikan pabrik terdiri dari operator senior, yang

bertugas di control panel room dan operator lapangan. Operator-operator tersebut

bekerja sesuai shift yang telah dijadwalkan dan diketuai oleh seorang kepala seksi

shift, dengan pembagian kerja sebagai berikut:

Day shift : 07.00 – 15.00

Swing shift : 15.00 – 23.00

Night shift : 23.00 – 07.00

Page 16: BAB 1 KP

Dalam satu siklus kerja operator (pegawai shift) terdapat 4 regu yang mana

3 regu bertugas dan 1 regu libur secara bergantian.

Selain operator dan karyawan lapangan, terdapat pula karyawan nonshift

(pegawai administrasi) dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal

kerja:

Hari Senin - Kamis, 07.30-16.30 diselingi istirahat pukul 12.00-13.00.

Hari Jumat, 07.30-17.00 diselingi istirahat pukul 11.30-13.00.

Hari Sabtu dan Minggu libur

2. Divisi Pemeliharaan

Divisi Pemeliharaan, bertanggung jawab untuk memelihara dan

merawatalat-alat pabrik serta kendaraan yang berhubungan dengan operasional

pabrik. Departemen ini dikepalai oleh seorang Kepala Departemen yang

membawahi beberapa dinas, yaitu:

1. Departemen Pemeliharaan Mekanikal I, dibagi menjadi 3 bagian masing-

masing, yaitu Bagian Pemeliharaan lapangan (Pemlap) PPU

(Pengantongan Pupuk Urea), Bagian Pemlap PUSRI-IB, dan bagian

Pemlap PUSRI-II.

2. Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen, terdiri dari Listrik 1,

Listrik 2 dan Instrumen 1,2,3 dan 4.

3. Departemen Rendal Pemeliharaan,

4. Departemen Perbengkelan.

3. Divisi Teknologi

Divisi Teknologi dipimpin oleh seorang General Manager (GM) dan

membawahi beberapa Departemen, yaitu :

1. Departemen Rendal Produksi

Departemen ini dikepalai oleh seorang kepala Departemen Manajer. Untuk

kelancaran pekerjaan, maka dibawah Departemen Rendal Produksi dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu:

a. bertugas untuk mengevaluasi efisiensi dan performa pabrik serta

mengendalikan kualitas produk ini mempunyai dua bidang, yaitu:

Page 17: BAB 1 KP

Koordinator I mengepalai kelompokteknik proses I (proses

amoniakk). Bidang Teknik Proses-I.

Koordinator I mengepalai kelompokteknik proses I (proses

amoniakk). Bidang Teknik Proses-II

Masing-masing bidang tersebut diatas dipimpin oleh seorang Senior

Engineer danberanggotakan Process Engineer, sesuai dengan

bagiannya masing-masing, yang bertanggung jawab terhadap proses

yang ditanganinya. Lebih rinci lagi, dinas teknik proses mempunyai

beberapa tugas utama, yaitu:

- Memonitor dan mengevaluasi kondisi operasi pabrik sehingga

dapat dioperasikan pada kondisi yang optimum.

- Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasil-

hasil produksi.

- Memberikan bantuan yang besifat teknis pada unit-unit terkait.

- Merencanakan modifikasi peralatan produksi serta tambahan unit

produksi dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas.

- Memberikan rekomendasi pergantian katalis, resin, dan bahan-

bahan sejenis.

Bidang PPP (Perencanaan dan Pelaporan Produksi)

Bidang PMP (Pengendalian Material Pabrik)

Masing-masing bidang tersebut diatas dipimpin oleh seorang Senior

Engineerberanggotakan Process Engineer. Rincian tugas pada bidang

PPP, yaitu:

- Bersama dengan pihak-pihat terkait menyusun Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan (RKAP) Parameter Produksi.

- Mengkoordinir aktivitas stock opname amoniakk bulk, ureabulk,

urea bag dan pupuk organik.

- Mengkoordinir kegiatan draught survey kapal urea curah,

perhitungan muatan kapal amoniak serta melakukan uji petik kapal.

- Mengkoordinir indentifkasi resiko dan tindak lanjut resiko.

Page 18: BAB 1 KP

- Bertanggung jawab terhadap penerbitan laporan rutin, yaitu Laporan

Harian Produksi (Laharprod), Laporan Singkat Produksi, Laporan

Stock Opname Urea, Laporan Stock Opname Amoniak, Laporan

Stock Opname Urea Kantong, Laporan Stock Opname Pupuk

Organik, Laporan Kinerja Pabrik, Laporan Angka B/L, LKU

(Laporan Manajemen), Laporan Singkat Holding, Laporan Komite

Audit, Pokok Kinerja Produksi, Risalah Kinerja Produksi, Laporan

Nominasi Gas, Laporan Valuta, Slide Kinerja Produksi, dan Laporan

IFA (International Fertilizer Association) setiap 3 (tiga) bulan.

- Bertanggung jawab terhadap penyusunan data ketersediaan pupuk

yang dapat dikeluarkan pada saat Rapat Koordinasi Pengadaan

Pupuk Bulanan.

- Bertanggung jawab terhadap penyusunan data amoniakk yang dapat

dijual kepada Departemen Pemasaran & Distribusi.

Rincian tugas pada bidang PMP, yaitu:

- Melakukan kegiatan perencanaan, monitoring dan evaluasi

persediaan, dan pemakai bahan kimia dan bahan penolong (katalis,

resin, karbon aktif, dll) guna kesinambungan dan kelancaran

operasional pabrik.

- Melaksanakan pengujian kualitas (quality control) untuk seluruh

bahan kimia dan bahan penolong (material kelas-07) yang diperlukan

untuk kegiatan proses produksi pabrik.

- Menerbitkan rekomendasi hasil quality control bahan kimia dan

bahan penolong yang dibutuhkan di pabrik dengan penanggungjawab

Manajer Rendal Produksi.

- Melaksanakan kajian dan uji coba pemakaian bahan kimia dan bahan

penolong (material kelas-07) di pabrik, sebagai produk baru, guna

peningkatan efisiensi dan kehandalan pabrik.

- Melaksanakan evaluasi dan pengembangan standar mutu bahan

kimia, resin dan katalis (SMBK PT. PUSRI) untuk disesuaikan

dengan perkembangan teknologi dan kondisi proses produksi pabrik.

Page 19: BAB 1 KP

- Memonitor dan mengevaluasi pemakaian bahan kimia anti caking

dan pewarna urea agar sesuai dengan yang telah ditetapkan.

- Mengevaluasi permintaan presentasi pengenalan perusahaan dan

yang terkait dengan penawaranbahan kimia.

2. Departemen Inspeksi Teknik

Departemen Inpeksi Teknik terdiri atas:

a. Bagian pemeriksaan teknik lapangan I

b. Bagian pemeriksaan teknik lapangan II

c. Kelompok jaminan teknik

d. Seksi pemeriksaan teknik bengkel

3. Departemen K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup)

Departemen K3LH dibantu oleh beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian pengendalian pencemaran

2. Bagian pengendalian lingkungan hidup

3. Bagian Kesehatan Kerja

4. Bagian K3

4. Departemen Laboratorium

Departemen laboratorium terdiri atas:

a. Superintendent Laboratorium Kimia Analisis, mencakup QC, Dokumen

ISO, produk dan lain-lain.

b. Superintendent Laboratorium Kontrol yang berada di masing-masing Unit

untuk analisa monitoring proses.

Page 20: BAB 1 KP

Gam

bar

3.

Bag

an S

tru

ktu

r O

rgan

isas

i PT

. Pu

pu

k S

riw

idja

ja P

alem

ban

g

Page 21: BAB 1 KP

1. General Manager

General manager berkedudukan di bawah direktur yang membawahi

beberapa manager. General Manager bertugas sebagai pimpinan di suatu

kompartemen yang meliputi kompartemen produksi, kompartemen pemasaran,

kompartemen jasa teknik & pengembangan usaha, kompartemen keuangan dan

kompartemen SDM & umum. General manager bertanggung jawab kepada

direktur.

2. Manager

Manager berkedudukan di bawah seorang general manager dan

bertanggung jawab kepada general manager. Manager memimpin suatu

departemen, misalnya departemen produksi-I.

3. Superintendent

Superintendent berkedudukan di bawah seorang assistant manager dan

bertanggung jawab kepada assistant manager. Superintendent memimpin suatu

bagian di dalam dinas tertentu. Misalnya bagian utilitas pada dinas operasi P-

III.

4. Assistant Superintendent

Assistant manager bertugas untuk membantu kinerja seorang

superintendent dan mewakili tugas superintendent apabila superintendent tidak

berada di tempat. Assistant superintendent bertanggung jawab kepada assistant

manager.

5. Foreman Senior

Foreman Senior bertanggung jawab kepada superintendent dan bertugas

untuk memimpin suatu seksi tertentu. Foreman Senior membawahi beberapa

foreman.

6. Foreman

Foreman atau kepala regu bertugas untuk mengkoordinir regu yang

sedang bertugas pada shift kerja tertentu dan membantu kinerja seorang Foreman

Senior.

Page 22: BAB 1 KP

7. Koordinator Lapangan

Koordinator lapangan bertugas untuk mengkoordinir operator yang

bertugas di lapangan. Koordinator lapangan bertanggung jawab kepada Foreman

Senior.

8. Operator

Operator bertugas untuk melaksanakan suatu operasi pada pabrik dan bertanggung

jawab kepada Foreman Senior.

Untuk lebih jelasnya gambar struktur organisasi PT. PUSRI dapat dilihat pada lampiran gambar 1.3.

1.3.1 Struktur Organisasi Departemen Operasi

Secara struktur organisasi perusahaan Dinas Operasi PUSRI IV termasuk

ke dalam Divisi Operasi. Pabrik PUSRI IV dipimpin oleh seorang Assistant

Manager Dinas Operasi PUSRI-III yang bertanggung jawab terhadap operasional

pabrik PUSRI IV secara keseluruhan. Assistant Manager Dinas Operasi P-IV

dibantu oleh 3 orang Superintendent, yaitu:

1. Superintendent Urea

2. Superintendent Ammonia

3. Superintendent Utilitas

Setiap superintendent dibantu oleh assistant superintendent yang

membawahi langsung :

1. Foreman Senior

2. Kepala Regu/Foreman

3. Koordinator lapangan

4. Operator senior (panel)

5. Operator lapangan

Setiap unit pabrik terdapat Foreman Senior yang bertugas sebagai

koordinator antar unit pabrik dan sebagai penanggung jawab teknis pada sore dan

malam hari. Pembagian jam kerja terdiri dari empat grup shift dimana tiga grup

melakukan shift sedangkan satu grup shift libur (off). Setiap grup dikepalai oleh

Foreman Senior shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :

Page 23: BAB 1 KP

1. Day shift : pkl. 07.00 – 15.00 WIB

2. Swing shift : pkl. 15.00 – 23.00 WIB

3. Night shift : pkl. 23.00 – 07.00 WIB

Selain operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam

sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift untuk

pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan

jadwal kerja :

1. Senin – Kamis : 07.30 – 16.30 diselingi istirahat pada pukul 12.00 – 13.00

2. Jum’at : 07.30 – 17.00 diselingi istirahat pada pukul 11.30 – 13.00

3. Sabtu – Minggu : Libur (off)

1.4 Distribusi dan PemasaranSebagai bentuk komitmen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk

memenuhi kebutuhan pupuk urea nasional guna mendukung program

pembangunan pertanian yang ditujukan pada penguatan ketahanan pangan secara

nasional, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melakukan pendistribusian dan

pemasaran dengan memegang 6 prinsip tepat yaitu: Tepat Waktu, Tepat Jumlah,

Tepat Tempat, Tepat Jenis, Tepat Kualitas, dan Tepat Harga.

Pada tahun 1979 PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ditetapkan sebagai

perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh

jenis pupuk bersubsidi oleh pemerintah. Baik pupuk yang berasal dari dalam

negeri maupun pupuk impor untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi

pertanian (Bimas/Inmas). Namun setelah pabrik-pabrik pupuk Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) lainnya berdiri, pada tahun 1997 pemerintah membentuk

Holding BUMN Pupuk di Indonesia dan menunjuk PT. Pupuk Sriwidjaja

Palembang sebagai induk perusahaannya. Pada tanggal 1 Desember 1998,

pemerintah mengeluarkan kebijakan penghapusan subsidi dan tata niaga seluruh

jenis pupuk, baik pupuk yang diproduksi dalam negeri maupun pupuk impor.

Namun kebijakan ini lalu direvisi pada tanggal 14 Maret 2001 melalui Kepmen

Perindag RI No. 93/MPP/Kep/3/2001 yang mengatur kembali tata niaga pupuk.

Kebijakan ini menetapkan bahwa unit niaga produksi dan produsen melaksanakan

Page 24: BAB 1 KP

penjualan pupuk di lini III (tingkat Kabupaten), sedangkan dari kabupaten sampai

ke tangan konsumen/petani dilaksanakan oleh distributor (BUMN, swasta,

koperasi). Revisi kebijakan distribusi pupuk dilakukan kembali pada tanggal 11

Februari 2003 melalui Kepmen Perindag No. 70/MPP/2003 tentang tata niaga

pupuk yang bersifat rayonisasi. Hal ini berarti PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk secara

nasional tetapi dibagi dalam beberapa rayon.

Sarana yang dimiliki PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk mendukung

pendistribusian dan pemasara pupuk adalah:

a. 3 Unit Kapal Pengangkut Urea Curah

b. 1 Unit Kapal Pengangkut Amoniak

c. 6 Unit Pengantongan Pupuk (UPP) yang terletak di Belawan, Padang,

Cilacap, Surabaya, dan Meneng.

d. 595 Unit Gerbong Kereta Api dengan daya angkut rata-rata 30 ton.

e. 23 Kantor Pemasaran PUSRI Daerah (PPD)

f. 180 Kantor Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK)

g. 5 Kantor Perwakilan PUSRI di Produsen Pupuk yaitu :

PT. Pupuk Kujang.

PT. Iskandar Muda

PT. Petrokimia Gresik

PT. Pupuk Kaltim

h. 376 Unit Gudang Persediaan Pupuk.

Dalam melaksanakan penyaluran/pemasaran pupuk dibantu oleh badan

usaha lain yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok penyalur yaitu:

1. KUD Penyalur untuk sektor pangan

2. BUMN untuk sektor perkebunan

3. Swasta untuk sektor perkebunan

Pola distribusi pupuk yang dilakukan PT.PUSRI adalah dengan ‘pipe line

distribution system’ yaitu distribusi pupuk mulai dari produsen/importir sampai ke

tangan konsumen dalam jalur yang tidak terputus, sehingga memungkinkan

PT.PUSRI melaksanakan prinsip ‘distribution pattern’ yakni pendistribusian

Page 25: BAB 1 KP

pupuk dengan pola yang dapat menekan biaya distribusi seminimal mungkin,

dimana pelaksanaannya dilakukan oleh pusat distribusi yang langsung berada di

bawah pengawasan Direktur Komersial.