BAB 1 baru

31
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil ang positif di berbagai bidang yaitu: adanya kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara pada meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan kualitas kesehatan dan usia harapan hidup sehinga menyebabkan jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000) Penyakit hipertensi merupakan peningkatandarah yang memberi gejela yang lanjutuntuk suatu target organ, seperti sroke dan jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di indonesia maupun yang ada di beberapa negara yang ada di dunia (Armilawati, 2007) Menurut data di dunia hampir satu milyar orang atau sau dari empat orang dewasa menderita tekanan

description

text

Transcript of BAB 1 baru

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional

telah mewujudkan hasil ang positif di berbagai bidang yaitu: adanya kemajuan

di bidang kesehatan, meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara

pada meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan kualitas

kesehatan dan usia harapan hidup sehinga menyebabkan jumlah penduduk dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dan bertambah cenderung lebih cepat

(Nugroho, 2000)

Penyakit hipertensi merupakan peningkatandarah yang memberi gejela

yang lanjutuntuk suatu target organ, seperti sroke dan jantung. Penyakit ini

telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di

indonesia maupun yang ada di beberapa negara yang ada di dunia

(Armilawati, 2007)

Menurut data di dunia hampir satu milyar orang atau sau dari empat

orang dewasa menderita tekanan darah tinggi(hipertensi), dari 50% penderita

hipertensi yang di ketahui hanya 12,5% yang di obati dengan baik. Padahal

hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf,

kerusakan hatidan ginjal. Hal ini merupakan beban yang besar baik untuk

keluarga, masyarakat maupun negara (Depkes RI, 2001)

Diperkirakan sekitar 80% kasus hipertensi terutama terjadi di negara

berkembang sepertidi Inonesia. Angka kejadian hipertensi berjumlah 639 juta

kasus hipertensi pada tahun 2000, dan diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus

2

hipertensi padatahun 2005. Ini didasarkan kepada angka penderita hipertensi

saat ini dan perambahan penduduk (Armilawati, 2007)

Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya apabila tidk di

tanggulagi. Hipertensi disebababkan oleh 2 faktor-faktor yang tidak dapat di

hindari : Keturunan (70-80%), Jenis Kelamin (25-28%), Usia (40-50%).

Faktor yang dapat dihindari yaitu: Diit (82-97%), Rokok (62-69%),

Kegemukan (42-47%), Alkohol (29-31%), komsumsi garam berlebihan (34-

52%), Obat-obatan (26-32%) dari penderita hipertensi.

Dari data diatas dapat dilihat penyebab hipertensi yang tidak bisa

dihindari masyarakat adalah pola diit, yang dikarenakan masyarakat kurang

tau akan pola diit atau pengaturan diit paa penderita hipertensi (Joyo, 2000)

Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, data

pola penyebab kematian umumnya di Indonesia penyakit jantng da pembuluh

darah dianggap sebagai penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Ganguan

jantung dan pembuluh darah, seiring berawal dari hipertensi. Tekanan darah

tinggi basanya dicegah jika faktor resikonya dikendalikan dengan mendorong

kemandirian rakyat untuk hidup sehat (Ahmad, 2001)

Prevalensi hipertensi di Pulau Sumatera Barat lebih besar di

bandingkan daerah jawa dan bali. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan

terutama kebiasaan makan berlemak meningkat, komsumsi garam meningkat

yang umumnya lebih tinggi diluar pulau jawa dan bali. Di Sumatera Barat

penderita hipertensi prevalensi laki-laki sebesar 18,6% dan perempuan 17,4%.

Sedangkan di Jakarta penderita hipertensi prevalensi laki-laki sebesar 14,6%

3

dan perempuan 13,7%. Di Jawa Tengah penderita hipertensi prevalensi

sebesar laki-laki 6,0% an perempuan 11,6% (Sugiri, 2006)

Berdasarkan data yang dapat oleh penulis dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 31 November 2008, bahwa

penyakit hipertensi merupakan urutan ke 3 dari data kunjungan 10 penyakit

terbanyak di Kabupaten Padang Pariaman. Bulan Januari sampai maret 2008

penderita hipertensi berjumlah 3296 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten

Padang Pariaman) untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel:

TABEL 1

Data Kunjungan 10 Penyakit Terbayak Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

No Jenis Penyakit Januari Februari Maret Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Ispa

Infeksi Kulit

Hipertensi

Gastritis

Rheumatik

Alergi Kulit

Asma

Gigi

Diare

Bronkitis

455

169

89

145

164

110

6

52

0

455

6.124

1.596

1.437

1.716

1.517

751

700

762

520

123

4.712

1.589

1.667

1.387

1.349

549

577

602

464

99

11.291

3.354

3.193

3.248

3.030

1.410

1.283

1.416

984

677

Jumlah 1.645 15.246 12.995 29.883

4

Dari tabel I terlihat bahwa kasus hipertensi semangkin meningkat pada

tahun 2008 tercatat sebanyak 3.193 orang. Penyakit hipertensi ini menduduki

peringkat ke 3 dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Padang Pariaman.

TABEL 2

Data 10 Puskesmas Terbanyak Penderita Hipertensi Di

Kabupaten Padang Pariaman

No Puskesmas Januari Februari Maret Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kampung Dalam

Lubuk Alung

Pauh Kambar

Sungai Limau

Anduring

Gasan Gadang

Ketaping

Sungai Geringging

Pasar Usang

Limau Purut

160

112

123

100

96

162

103

61

79

58

124

107

88

102

93

0

0

65

105

51

181

140

115

92

93

72

97

0

0

61

465

359

326

294

282

234

200

126

184

170

Jumlah 1.054 735 851 2.64

(Rekap Dinas Kabupaten Padang Pariaman)

Dari tabel 2 terlihat bahwa kasus hipertensi semangkin meningkat pada

tahun 2008 tercatat sebanyak 465 orang. Penyakit hipertensi ini menduduki

Peringkat 1 dari 10 Puskesmas terbanyak penderita hipertensi di

Kabupaten Padag Pariaman.

5

Dari beberapa kecamatan paling banyak penderita hipertensi terdapat

pada kecamatan V Koto Kampung Dalam. Maka di kecamatan tersebut

penelitian dilakukan.

Pada saat peneliti melakukan pra survey dengan wawancara langsung

terhaap 8 orang penderita hipertensi ke Puskesmas V Koto Kampung Dalam,

didapat hasil hanya 2 orang yang tau tentang diit hipertensi sedangkan 6 orang

lagi tidak tau tentang diit hipertensi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian

tentang Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit Hipertensi

Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas V Koto

Kampung Dalam.

B. Rumusan Masalah

Dengan tingginya angka kejadian hipertensi diakibatkan oleh salah

satunya diit, aka penulis ingin melihat apakah ada Hubungan Pengetahuan

Keluarga Tentang Diit Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit

Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas V

Koto Kampung Dalam.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Diit

Hipertensi

6

b. Untuk mengetahui gambaran Pengendalian Hipertensi

c. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit

Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas V Koto Kampung Dalam.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang

pembuatan Karya Tulis Ilmiah di bidang Kesehatan

2. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan bagi petugas Kesehatan untuk menentukan

tindakan yang tepat terhadap kasus hipertesi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan memberikan acuan untuk meneliti

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

a. Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen, Variabel independen adalah Pengetahuan Keluarga

Tentang Diit Hipertensi sedangkan variabel dependen adalah

Pengendalian Hipertensi.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingga.

(Notoadmojo,2003:127)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoadmojo, 2003:128-129. Pengetahuan atau

kognitif merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari badan

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

8

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengunakan

materi yang telah dipelajaripada situasi dan kondisi nyata(real)

d. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evalution)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu materi atau

objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

9

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket/kuesioner yang menyatakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan diatas.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut teori Lawrence Green,1980. Di kutip dari

Notoadmojo,2003. Bahwa prilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi

sebagai factor pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau

petugas lainnya.

Nanda,2005. Menjelaskan bahwa factor-faktor yang terkait dengan

kurang pengetahuan terdiri dari kurang terpapar informasi, kurang daya

ingat/hapalan salah menafsirkan informasi. Dari hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang ditentukan oleh factor-faktor

sebagai berikut:

a. Ketepaparan terhadap informasi

b. Daya ingat

c. Interpretasi informasi

d. Kongitif

e. Minat belajar

f. Kefamiliran akan sumber informasi

10

B. Keluarga

Pengertian Keluarga

Menurut Burgess Dkk, (1963) membuat definisi yang berorientasi

pada tradisi dan digunakan sebagai secara luas:

1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan perkawinan darah

dan ikatan adopsi.

2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam

suatu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara berpisah. Mereka

tetap menggagap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami dan istri, ayah dan

ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

4) Keluarga sama-sama kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari

masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

(Fridman, 1987:11)

Peranan Keluarga

Berbagai peranan yang dapat didalam keluarga adalah sebagai

berikut:

1) Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidikan, perlindungan, pemberi rasa aman,

11

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari nkelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lindungannya.

2) Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidikan anak-anaknya, perlindungan dan dan sebagai salah satu

kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat

dari lingkungannya, disamping itu jugaibu berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

3) Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikologis, sosial sesuai

dengai tingkatan perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat yang dapat dijalankan keluarga

sebagai berikut:

1) Fungsi biologis

*) Untuk meneruskan keturunan

*) Memelihara dan membesarkan anak

*) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

*) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi psikologi

*) Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman

*) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

*) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

12

*) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi sosialisasi

*) Membina sosialisasi pada anak

*) Membentuk norma-norma, tingkah laku sesuai dengan tingkatkan

perkembangan anak

*) Meneruskan nilai-nilai keluarga

4) Fungsi ekonomi

*) Mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk kebutuhan

keluarga

*) Pengaturan pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

*) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan orangtua

dan sebagainya.

5) Fungsi pendidikan

*) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan

dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang di

milikinya

*) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa

*) Mendidik anak dengan tingkatan-tingkatan perkembanganya.

(Efendi,1998:35)

13

C. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah dimana terrjadinya peningkatan tekanan darah

secara kronis (Dalam jangka lama), tekanan darah yang melebihan

150/90mmhg.

2. Penyebab hipertensi

a. Keturunan

Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapat riwayat hipertensi

didalam keluarga meskipun hal ini belum dapat memastikan diagnosis.

Jika didapatkan riwayat hipertensi pada kedua orangtua dugaan

terhadap hipertensi primer makin kuat. Hal ini menyokong faktor

genetik mempunyai peranan dalam terjadinya hipertensi.

(Tjokronegoro,2001)

b. Jenis kelamin

Pada umumnya pada pria lebih tinggi dari pada wanita,

perbandingan antara pria dan wanita. Pria 18,6% sedangkan wanita

17,4%, ternyata pria leih banyak menderita hipertensi.

(Tjokronegoro,2001)

c. Usia

Diperkirakan 2/3 dari klien hipertensi yang berumur lebih dari 60

tahun akan mengalami stroke, jantung. Satu dari lima pria yang

berumur antara 35-40 tahun memiliki tekanan darah tinggi (Hipertensi).

(Tjokronegoro,2001)

14

d. Merokok

Peningkatan tekanan darah ditunjang oleh pemekatan darah atau

penyempitan pembuluh darah perifer akibat dari kandungan bahan

kimia, terutama gas karbon monoksida dan nikotin serta zat kimia lain

yang terdapat didalam rokok.

(Sitepoe,1997)

e. Obesitas

Pada obesitas tahanan ferifer normal sedangkan aktivitas syaraf

simpatis meningkat dengan aktivitas trenin plasma rendah.

(Tjokronegoro,2001)

f. Stress

Hubungan stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas syaraf

simpatis peningkatan syaraf dapat menaikan tekanan darah secara

intemiten (tidak teratur), Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum

terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi

dibandingkan dengan pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan

pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di

kota.

(Noviaty,2006)

g. Makanan untuk hipertensi

Rendah garam

Rendah lemak

15

3. Komplikasi hipertensi

a. Bisa mengakibatkan stroke

b. Bisa mengakibatkan jantung

c. Bisa mengakibatkan kematian

D. Pengendalian hipertensi

a. Diit rendah garam

Untuk mengendalikan hipertensi yang telah di derita oleh seseorang

perlu di kendalikan dengan cara:

1) Pengertian

Diit rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di

dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaClO3), baking powder,

natrium benzoate dan vetsin (mono sodium glutamate). Menurut WHO

(1990), menganjurkan pembatasan komsumsi garam dapur hingga 6

gram sehari (eksivalen dengan 2400mg natrium)

2) Tujuan

Tujuan diit rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi

garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.

3) Syarat

Syarat-syarat diit rendah garam adalah:

1. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

2. Untuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit

16

3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam

atau air hipertensi

4) Macam-macam diit dan indikasi pemberian

a. Diit rendah garam I (200-400mgNa)

Diit rendah garam I di berikan kepada pasien dengan edema,

asites dan hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak

ditambahkan garam dapur dan di hindari bahan makanan yang

tinggi kadar natriumnya.

b. Diit rendah garam II (600-800mgNa)

Diit rendah garam II di berikan kepada pasien dengan edema,

asites dan hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari

sama dengan diit rendah garam I, Pada pengolahan makanannya

boleh mengunakan ½ sendok the garam dapur (2gram). Dihindari

dari makanan yang tinggi kadar natriumnya.

c. Diit untuk di rumah

Pemberian makanan sehari sama dengan diit rendah garam I,

pada pengolahan makanan boleh mengunakan 1 sendok teh

(4gram).

Contoh makanan rendah garam yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan:

1. Diit yang dianjurkan

Golongan bahan makanan

17

Sumber hidrat arang

Beras, kentang, singkong, terigu tapioka, gula,

makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas

tanpa garam dapur dan soda, seperti: mie, bihun, roti/kue

kering

Sumber protein hewani

Daging dan ikan maksimum 100 gram sehari, telur

maksimum 1 butir sehari, susu maksimum 200 gram sehari

Sumber protein nabati

Semua kacang-kacangan yang hasilnya diolahdan

dimasak tanpa garam

Sayuran

Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanp

garam dapur

Buah-buahan

Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa

garam dapur

Lemak

Minyak, margarin tanpa garam dan mentega tanpa garam

Minuman

Teh, kopi, minuman botol/soft drink

2. Diit yang tidak dianjurkan

Golongan bahan makanan

Sumber hidrat arang

18

Roti, biskuitdan kue-kue yang dimasak dengan garam

dapur atau soda

Sumber protein hewani

Sarden keju otak daging, ikan, teluryang diawetkan

dengan garam dapur

Sumber protein nabati

Keju, kacang tanah, dan semua kacang-kacangan dan

hasilnya dimasak dengan garam dapur

Sayuran

Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan dengan

garam dapur dan ikatan natrium, seperti: sayuran dalam

kaleng, sawi asin-asinan, acar

Buah-buahan

Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur

Lemak

Minyak, margarin dan mentega biasa

Minuman

Susu coklat

(Andra, 2007)

b. Diit rendah lemak

Mengontrol kolesterol bukan artinya tidak bisa makan enak,tetapi

mengurangi atau menghindari dari makanan berlemak. Didalam makanan

terdapat 3 macam lemak yaitu:

Lemak jenuh (saturated)

19

Lemak ini terdapat di makanan seperti kuning telur, jerohan, otak

sapi. Sebaiknya makanan seperti ini harus di hindari.

Lemak tidak jenuh (monounsaturated)

Lemak ini terdapat di makanan seperti udang dan kepiting,

makanan ini termasuk di konsumsi dengan jumlah yang terbatas.

Lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated)

Lemak ini terdapat di makanan seperti ikan yang berasal dari laut

dalam (tenggiri dan tuna) yang mengandung lemak tidak jenuhganda

serta omega3. Makanan seperti ini hendaknya banyak di konsumsi,

karena dapat membantu menaikan HDL (kolesterol baik) dan LDL

(kolesterol jahat).

E. Kerangka Teori

Gambar: IKerangka Teori Penelitian

- Keturunan- Jeniis kelamin- Usia- Merokok- Obesitas- Stress- Makanan

Hipertensi

20

F. Kerangka Konsep

Gambar: IIKerangka Teori Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

G. Hipotesa

Terdapatnya hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga tentang pengetahuan keluarga dengan pengendalian hipertensi (Ho ditolak)

Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga tentang pengetahuan keluarga dengan pengendalian hipertensi (Ho diterima)

H. Defenisi Operasional

N

oVariabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur

Skala

ukurHasil ukur

1 Indepandent

Pengetahuan

keluarga tentang

diit hipertensi

Segala sesuatu yang

diketahui tentang diit

hipertensi

Wawancara

terpimpin

Kuesioner Ordinal Tinggi : > 50%

Rendah : < 50%

2. Dependent

Pengendalian

hipertensi

Cara mengatur

makanan yang

mempengaruhi

tensinya

Observasi Tensi meter

Ceklist

Ordinal Terkendali : tensinya

120/80mmhg

Tidak terkendali :

160/100 mmhg

Pengetahuan Keluarga Tentang Makanan Untuk Klien

Hipertensi

Hipertensi

21