BAB 1 Asfiksia Askep Risti

28
BAB 1 TINJAUAN TEORI ASFIKSIA 1.1 Tinjauan Medis 1.1.1 Definisi Menurut Hanifa Wiknjosastro (2002) asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O 2 dan kesulitan mengeluarkan CO 2 (Markum, 2000). Asfiksia adalah kurangnya oksigen dalam darah dan meningkatnya kadar karbon dioksida dalam darah serta jaringan(Kamus Saku kep.Edisi22) Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O 2 dan mungkin meningkatkan C0 2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Medicine and linux.com).. 1.1.2 Etiologi Etiologi secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O 2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir, penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari : 1. Faktor Ibu 1) Hipoksia ibu : Oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat 1

Transcript of BAB 1 Asfiksia Askep Risti

Page 1: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

BAB 1

TINJAUAN TEORI ASFIKSIA

1.1 Tinjauan Medis

1.1.1 Definisi

Menurut Hanifa Wiknjosastro (2002) asfiksia neonatorum didefinisikan

sebagai keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan

teratur setelah lahir. Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi

lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 dan kesulitan

mengeluarkan CO2 (Markum, 2000).

Asfiksia adalah kurangnya oksigen dalam darah dan meningkatnya kadar

karbon dioksida dalam darah serta jaringan(Kamus Saku kep.Edisi22)

Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat

menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat

buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Medicine and linux.com)..

1.1.2 Etiologi

Etiologi secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau

pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau

segera setelah lahir, penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi

terdiri dari :

1. Faktor Ibu

1) Hipoksia ibu : Oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat

hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis, gagal

pernafasan, keracunan karbon monoksida, tekanan darah ibu yang

rendah.

2) Gangguan aliran darah uterus

3) Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan

berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering

ditemukan pada :

Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani

uterus akibat penyakit atau obat.

4) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.

5) Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.

1

Page 2: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

2. Faktor plasenta

1) Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi

plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak

pada plasenta, misalnya:

2) Plasenta tipis

3) Plasenta kecil

4) Plasenta tak menempel

5) Solusio plasenta

6) Perdarahan plasenta

3. Faktor fetus

Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam

pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan

janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat

menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan

jalan lahir dan lain-lain.Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir

dapat terjadi karena :

1) Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara

langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.

2) Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.

Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia /

stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

3) Faktor persalinan

4) Partus lama

5) Partus tindakan

(Medicine and linux.com dan Pediatric.com)

1.1.3 Klasifikasi

1. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3)

Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen

terkendali.Karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrium

bikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan

glucose 40%1-2 ml/kg berat badan, diberikan via vena umbilikalis.

2. Asfiksia sedang (APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas

kembali.

3. Bayi normal atau asfiksia ringan ( nilai APGAR 7-9).

4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10

2

Page 3: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

Asfiksia berat dengan henti jantung, dengan keadaan bunyi jantung

menghilang setelah lahir, pemeriksaan fisik yang lain sama dengan asfiksia

berat.

1.1.4 Manifestasi klinik

Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan

tanda:

1. DJJ lebih dari 16Ox/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur

2. Mekonium dalam air ketuban

3. Apnea

4. Pucat

5. Sianosis

6. Penurunan terhadap stimulus

1.1.5 Pathways Asfiksia

Kehamilan

Persalinan prematurEtiologi

Prematuritas organ

Asfiksia berat pada bayi

Apnea (primary apnea)

Bayi berusaha bernafas (gasping)

Gagal Gangguan

pertukaran O2

Secondary apnea

Bradikardi + penurunan TD

Gangguan metabolisme

Asidosis respiratorik

Imaturitas sistem pencernaan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Imaturitas sistem imunologi

Resti Infeksi

Belanjut

Metabolisme anaerobik

Gangguan Thermoregulasi

Glikolisis glikogen tubuh

Jantung + hati kekurangan asam organik

3

Page 4: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

1.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).

2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha

nafas, tonus otot dan reflek).

3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.

4. Pengkajian spesifik

5. Pemeriksaan fungsi paru

6. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

(Pediatric.com)

1.1.7 Penatalaksanaan

1. Tindakan Umum

1) Bersihkan jalan nafas.

Kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila

perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari

saluran nafas yang lebih dalam.Saluran nafas atas dibersihkan dari

lendir dan cairan amnion dengan pengisap lendir, tindakan ini dilakukan

dengan hati- hati tidak perlu tergesa- gesa atau kasar. Penghisapan yang

dilakukan dengan ceroboh akan timbul penyulit seperti: spasme laring,

kolap paru, kerusakan sel mukosa jalan nafas. Pada asfiksia berat

dilakukan resusitasi kardiopulmonal.

2) Rangsang reflek pernafasan.

Dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan

cara menepuk kedua telapak kaki menekan tanda achiles. Bayi yang

tidak memperlihatkan usaha bernafas selama 20 detik setelah lahir

dianggap telah menderita depresi pernafasan. Dalam hal ini rangsangan

Perubahan kardiovaskuler

Kelemahan jantung Pengisian udara ke alveolus tidak adekuat

Resistensi udara ke paruSel otak terganggu

Kematian/gejala sisaGagal nafas

4

Page 5: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

terhadap bayi harus segera dilakukan. Pengaliran O2 yang cepat

kedalam mukosa hidung dapat pula merangsang reflek pernafasan yang

sensitive dalam mukosa hidung dan faring. Bila cara ini tidak berhasil

dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan nyeri dengan

memukul kedua telapak kaki bayi.

3) Mempertahankan suhu tubuh.

Pertahankan suhu tubuh agar bayi tidak kedinginan, karena hal ini akan

memperburuk keadaan asfiksia. Bayi baru lahir secara relative banyak

kehilangan panas yang diikuti oleh penurunan suhu tubuh. Penurunan

suhu tubuh akan mempertinggi metabolisme sel sehingga kebutuhabn

oksigen meningkat. Perlu diperhatikan agar bayi mendapat lingkungan

yang hangat segera setelah lahir. Jangan biarkan bayi kedinginan

(membungkus bayi dengan kain kering dan hangat), Badan bayi harus

dalam keadaan kering, jangan memandikan bayi dengan air dingin,

gunakan minyak atau baby oil untuk membersihkan tubuh bayi. Kepala

ditutup dengan kain atau topi kepala yang terbuat dari plastik

2. Tindakan khusus

1) Asfiksia berat

Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa

endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya

dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila

pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu

jari yang menekan pertengahan sternum 40-80 x/menit.

2) Asfiksia sedang/ringan

Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60

detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit

yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri O2 1-2 1/mnt melalui kateter

dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke

atas-bawah secara teratur 20 x/menit Penghisapan cairan lambung untuk

mencegah regurgitasi

(Medicine and linux.com dan Pediatric.com).

1.2 Konsep Perawatan Bayi dalam Inkubator

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan

kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang

cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam

incubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan cara terbuka

5

Page 6: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

1. Inkubator Tertutup

1) Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka apabila dalam keadaan

tertentu saja seperti apnea, dan apabila membuka incubator usahakan

suhu bayi tetap hangat dan oksigin harus selalu disediakan

2) Tindakan keperawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung

3) Bayi harus dalam keadaan telanjang (tidak memakai pakaian ) untuk

memudahkan observasi

4) Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh

5) Pengaturan oksigen selalu diobservasi

6) Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira – kira

dengan suhu 240 – 260 C.

2. Inkubator Terbuka

1) Pemberian incubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian

perawatan pada bayi

2) Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu

normal dan kehangatan

3) Membungkus dengan selimut hangat

4) Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah

aliran udara

5) Kepala bayi harus selalu ditutup karena banyak panas yang hilang

melalui kepala

Pengaturan suhu incubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan

ketentuan dibawah ini :

Berat badan lahir

(gram)

0 -24 jam

(0C)

2- 3 hari

(0C)

4 – 7 hari

(0C)

8 hari

(0C)

1500

1501 – 2000

2001 – 2500

> 2500

34 – 36

33 – 34

33

32 – 33

33 – 35

33

32 – 33

32

33 – 34

32 – 33

32

31 – 32

32 – 33

32

32

32

Keterangan : Apabila suhu kamar 28 – 29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1

darajat celcius tiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000

gram bayi boleh dirawat di luar incubator dengan suhu 24 - 26 derajat celcius.

6

Page 7: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

1.3 Tinjauan Asuhan Keperawatan

1.3.1 Data Dasar Pengkajian Klien

1. Identitas klien

2. Identitas penanggung jawab

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat penyakit keluarga

6. Riwayat Psikologis

7. Data Sosial Ekonomi

1.3.2 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan I :

Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem pernafasan

Tujuan : Gangguan pertukaran O2 kembali normal dengan

Kriteria hasil :

1. Nafas spontan

2. O2 tidak terpasang

3. PCH negative

4. Frekuensi nafas normal 30 – 60 x/menit.

5. Sianosis negatif.

Intervensi :

1. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi

R : Posisi kepala sedikit ekstensi bertujuan untuk membuka jalan nafas

dan mempermudah pengaliran O2 atau oksigenasi

2. Therapi O2 sesuai kebutuhan

R : Suplai O2 diberikan bertujuan untuk mempertahankan kadar O2 dalam

jaringan.

3. Monitor irama, kedalaman frekuensi pernafasan bayi

R : Mengetahui perubahan yang terjadi apakah pernafasan dalam batas

normal atau terjadi gangguan.

4. Monitor saturasi O2 tiap 2 jam

R : Saturasi O2 dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar O2 dalam

jaringan apakah dalam batas normal atau terjadi gangguan.

5. Kolaborasi pemberian obat bronchodilator sesuai kebutuhan

R : Obat bronkodilator berfungsi untuk membantu menurunkan sesak.

7

Page 8: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

PRODI KEPERAWATAN SI PROGRAM A

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Bisma Ayu Mesarini

N I M : A2.08.05

Tanggal Pengkajian : 03 Agustus 2011

No. Register : 697454

Ruang : Perinatal Risti

PENGKAJIAN

A. Biodata

Nama : By. S

Alamat Pasien : Ngasem - Kediri

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah

Suku bangsa : Indonesia

Penanggung Jawab : Ayah

B. Keluhan Utama :

Pernafasan bayi belum teratur, dan terlihat cyanosis pada sekitar mulut

C. Riwayat Kesehatan Sekarang

Kiriman dari Aura Syifa dengan premature dan asfiksia ringan.Bayi baru lahir

♀,lahir pada tanggal 21 Juli 2011 pada pukul 08.20, spontan ditolong oleh

bidan, tidak menangis dan biru, AS 5-6,Usia Kehamilan 28-29 minggu,sejak

pernafasan bayi belum teratur dan terlihat cyanosis pada sekitar mulut,lalu

bayi dibawa ke RS Baptis Kediri oleh dokter dianjurkan untuk opname di

Perinatal Risti,waku pengkajian tanggal 3 Agustus 2011 RR 62 – 68x/menit.

D. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Prenatal : Ibu tidak memiliki masalah sewaktu hamil, G3P10021, usia

kehamilan 28 – 29 minggu, ibu tidak memiliki riwayat merokok

atau mengkonsumsi alcohol, ataupun obat-obatan terlarang, ibu

diberi obat kortikosteroid dan alergi ampicilin.

8

Page 9: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

Natal : By. S lahir tanggal 21 Juli 2011 jam 08.20 dengan cara partus

normal, lahir biru dan tidak menangis, langsung diberi O2, AS 5-

6, BB 1100gram, PB : 37 cm, ketuban jernih, tidak ada kelainan

congenital, cek anus +

Post-Natal :Setelah lahir KU bayi cyanosis, bayi dirangsang untuk

menangis dan diberi O2 menolong, nafas belum teratur dibantu

O2 dan masuk incubator.

Infant ( 1 bulan – 1 tahun ) : -

Toddler ( 1 – 3 tahun ) : -

Prasekolah ( 4 – 6 tahun ) : -

Masa sekolah ( 7 – 12 tahun ) : -

Masa remaja ( 13 – 18 tahun ) : -

Pertumbuhan dan perkembangan

1. Perkembangan

a. Motorik halus : tidak terkaji

b. Motorik kasar : tidak terkaji

c. Kemampuan berbahasa : -

d. Kemampuan kognitif : -

e. Perkembangan sosial :

Tahap perkembangan anak menurut Teori Psikososial Erik Erikson :

By. S pada tahap percaya dan tidak percaya, bila digendong atau

dipegangbayi terlihat tenang dan tidak menangis.

2. Pertumbuhan

a. Tinggi badan : 37 cm

b. Berat badan : 1100 gram

c. Lingkar kepala : 39 ½ cm

30 ½ cm

33 cm

d. Lingkar dada : 27 ½ cm

e. Panjang badan : 37 cm

f. Lingkar lengan atas : 8 cm

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Penyakit yang pernah / masih di derita keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan.

9

Page 10: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

2. Struktur keluarga

Setelah pulang dari rumah sakit pasien tinggal bersama ayah dan ibunya.

3. Fungsi keluarga

By S seringkali dijenguk keluarga dan ibu sering belajar menyusui bayinya

F. Mental Psikologi

1. Pola interaksi : tidak terkaji

2. Pola kognitif : tidak terkaji

3. Pola emosi : tidak terkaji

4. Konsep diri : tidak terkaji

5. Pola pertahanan keluarga : tidak terkaji

G. Sosial

1. Kultural : bayi S berasal dari jawa karena lahir di Kediri, Jawa Timur

2. Pola interaksi : bayi S masih belum bisa berinteraksi dengan baik

karena masih belum bisa beradaptasi dengan

lingkungan, bayi masih dirawat di incubator.

3. Lingkungan rumah : bayi S apabila pulang dan tinggal bersama orang

tuanya akan mendiami rumah yang berada didekat

jalan raya, tidak dekat dengan TPA dan bersih,

rumahtidak terlalu berimpitan dengan tetangga.

H. Spiritual

1. Anak : belum beragama tapi lahir dari keluarga beragama Islam

2. Orang tua : beragama Islam dan rajin beribadah sholat 5 waktu

I. Pengetahuan Keluarga

Keluarga kurang mengerti akan penyakit yang dialami bayinya di tandai oleh

keluarga yang sering menanyakan tentang kondisi bayi dan penyakit yang

sedang dialami bayinya yang mana menyebabkan bayi tersebut harus di rawat

di ruang perinatal risti dan ibu percaya bahwa bayinya dapat sehat setelah

mendapat perawatan

J. Kebutuhan Dasar Neonatus / Anak

Air Susu Ibu ( ASI ) sesuai dengan keinginan bayi, paling sedikit 8 kali

sehari, siang maupun malam boleh diberikan susu formula di saat tidak ada

ASI dan memberikan kenyamanan dan keamanan.

10

Page 11: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

K. Pola aktifitas Sehari – hari

No POLA AKTIFITAS DI RUMAH DI RS

1 2 3 4

1. Pola Nutrisi :

a. Makan

b. Minum

Bayi S minum

prenan penuh dan

ASI 1:30 12 cc Q

3jam melalui gavage

2. Pola Eliminasi

a. BAB

b. BAK

1 x / hari meconium

4 x / hari

3. Pola tidur 18 jam

4. Pola aktivitas Bayi hanya tidur,

terkadang menangis,

dirangsang gerak –

gerak.

5. Kebersihan diri

( personal Hygiene )

mandi dengan cara

di waslap 1x/hari

dengan bantuan

perawat.

L. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum dan kesadaran :

Bayi terlihat lemah, banyak tidur, terpasang IV D 10 % 5 cc/ jam

Tanda – tanda vital : ( pengkajian tanggal 3 Agustus 2011 )

S : 36,5° C

RR :40 - 66 x/menit

Pengukuran Pertumbuhan

1. Panjang badan : 37 cm

2. Berat badan : 1100 gram

3. Lingkar kepala : 39 ½ cm

30 ½ cm

33 cm

4. Lingkar dada : 27 ½ cm

11

Page 12: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

5. Lingkar lengan atas : 8 cm

6. Kepala : normochepal, ubun – ubun cekung, tidak ada

lesi, keadaan sutura sagitalis datar, tidak ada

nyeri tekan.

7. Mata : tidak adanya perdarahan konjungtiva dan

kelainan mata lainnya

8. Telinga : telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah

membalik/lambat

9. Hidung : bentuk hidung normal

10. Mulut : bentuk mulut normal, mukosa mulut kering,

tidak adanya kelainan mulut seperti

labiopalatokisis, ada sianosis pada bibir,

terpasang orograstrik

11. Leher : tidak ada pembengkakan, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe maupun kelenjar

getah bening, palpasi nadi karotis teraba

lemah dan ireguler.

12. Dada : tidak ada kelainan bentuk dada seperti barel

chest, pigion chest dll, bentuk dada cekung.

13. Abdomen : abdomen tidak membuncit, (pembesaran hati,

limpa, tumor, asites), tidak ada pendarahan

tali pusat saat pengkajian.

14. Lengan : Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat

(Pale Pink), lapisan lemak tipis pada jaringan

kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin

rash).Palpasi nadi radialis brakhialis teraba

lemah dan ireguler.

15. Punggung : tidak adanya kelainan spina bifida

16. Genetalia : tidak adanya kelainan pada genetalia yang

ditandai tidak adanya pembesaran bentuk

klitoris, labia mayor dan minor.

17. Pinggul, bokong dan anus : bentuk pinggul dan bokong

normal, tidak adanya lesi pada

bokong dan tidak adanya benjolan.

Anus paten dan tidak mengalami

atresia ani.

12

Page 13: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

18. Tungkai dan kaki :Refleks babinsky positif ditandai dengan

semua jari hiper ekstensi dengan jempol kaki

dorsi fleksi ketika diberikan stimulus dengan

menggunakan ujung bolpoint pada telapak

kaki dan struktur kulit halus dan tipis, merah

pucat (Pale Pink), lapisan lemak tipis pada

jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah

(Skin rash).

M. Tes diagnostik : tidak dilakukan test diagnostik

N. Terapi Medis :

a. Vicillin 62,5 mg IV Q 12 jam

b. Aminophylin 2 mg IV Q 24 jam

ANALISA DATA

13

Page 14: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH

1. DS : -

DO :

- KU lemah

- Nafas belum teratur

- RR 62 – 68 x/mnt

- Sekitar mulut kadang

terlihat cyanosis

- Usia kehamilan 28 – 29

mgg

-

Gangguan

pertukaran O2

Asfiksia pada bayi

Apnea (primary apnea)

Gasping

Gagal

Gangguan pertukaran O2

14

Page 15: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALTGL DIBUAT

/ PARAF

TGL DIHENTIKAN /

PARAF

1 Gangguan pertukaran O2

berhubungan dengan Imaturitas

sistem pernafasan ditandai dengan:

- Bayi terlihat terkadang apnea

- Ekstremitas dan bibir terkadang

cyanosis

- KU lahir cyanosis, tidak

menangis

- Usia kehamilan 28 - 29 mgg

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan 2x24jam

pasien dapat menunjukan

perbaikan ventilasi dan

oksigenasi jaringan

dengan GDA dalam

rentang normal dan tidak

ada gejala distress

pernafasan

1. Observasi TTV

2. Awasi suhu tubuh,

sesuai indikasi

3. Observasi

frekuensi,

kedalaman dan

kemudahan

bernafas

4. Berikan terapi O2

dengan benar

1. Untuk mengetahui

perkembangan pasien

2. Demam tinggi sangat

meningkatkan kebutuhan

metabolic O2 dan

mengganggu kebutuhan

oksigenasi seluler

3. Manifestasi distress

pernafasan tergantung pada

derajad keterlibatan paru-

paru dan status kesehatan

umum

4. Tujuan terapi O2 adalah

mempertahankan PaO2 diatas

60mmHg

03-08-2011 -

15

Page 16: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem

pernafasan ditandai dengan: bayi terlihat terkadang apnea, ekstremitas dan bibir terkadang

cyanosis, KU lahir cyanosis, tidak menangis, usia kehamilan 28 – 29 mgg

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24jam pasien dapat

menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan

tidak ada gejala distress pernafasan

Kriteria hasil :

1. Nafas spontan

2. O2 tidak terpasang

3. Frekuensi nafas normal 30 – 60 x/menit.

4. Tidak ada sianosis

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL JAM IMPLEMENTASI03-8-2011 3pm

6pm

- Mengukur TTV S:36,5° C RR: 67x/menit

- Memberi minum susu nan HA 12 cc

- Mengganti popok bayi

- Mengatur suhu isolet

- Mengukur TTV S: 36,4 C RR: 63x/menit

- Memberi minum susu nan HA 12 cc

04-8-2011 3pm

6pm

- Mengukur TTV S: 37,2 C RR: 68x/menit

- Memberi minum susu nan HA 12cc

- Mengganti popok

- Mengukur TTV S: 36,8 C RR: 66x/menit

- Memberi minum nan HA 12cc

- Mengganti popok

- Memberi terapi lampu

16

Page 17: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

EVALUASI

TGL & NO DIAGNOSA EVALUASI1. 03-8-2011 Gangguan pertukaran O2

berhubungan dengan

Imaturitas sistem

pernafasan.

S : -

O :

- kadang nafas cepat

- Tidak ada sianosis

-RR: 60-70x/menit

-Aktivitas hanya tidur

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. 04-8-2011 Gangguan pertukaran O2

berhubungan dengan

Imaturitas sistem

pernafasan.

S : -

O :

- Nafas : 66x/menit

- Tidak ada sianosis

- Aktivitas hanya tidur

A : masalahbelum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

17

Page 18: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

DAFTAR PUSTAKA

Bobak and Jansen (1984), Etential of Nursing. St. Louis : The CV Mosby Company

Bobak, J. : ”Materity and Gynecologic Care”, Precenton, 1985.

Cloherty, P. John : ”Manual of Neonatal Care”, USA, 1981.

Hawkins, J.W. and Gorsine, B. (1985), Post Partum Nursing, New York: Springen

H. Markum : ” Ilmu Kesehatan Anak”. Buku I, Jakarta, FKUI, 1991.

Jack A. Pritchard dkk : ”Obstetri Williams”, Edisi XVII, Surabaya, Airlangga University Press,

1991

Marlene Mayers, et. al. : ”Clinical Care Planes Pediatric Nursing”, New York, Mc.Graw-Hill. Inc,

1995.

Mary Fran Hazinki : ”Nursing Care of Critically Ill Child”, Toronto, The Mosby Compani CV,

1984.

Nelson J.P. and May, K.A.(1986), Comprehensive Maternity Nursing. Philadelphia : J.B. Lippincot

Company.

Prawirohadjo Sarwono : “Ilmu Kebidanan”, Edisi ke III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 1992

Reeder,S.J. et al.(1983), Maternity Nursing, Philadelphia : J.B. Lippincot Company.

Sally B. Olds, et all : ”Maternal New Born Nursing”, Edisi ke III, USA, 1994.

http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?

id=&iddtl=39&idktg=19&idobat=&UID=20071202140427202.173.18.162.

18

Page 19: BAB 1 Asfiksia Askep Risti

19