Bab 1

13
Halaman | 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan pangan. Selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan alam dan mahluk lainnya, rumah juga memiliki peran strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang serta sebagai perwujudan jati diri. Selain itu, sektor perumahan dan permukiman dapat juga berperan sebagai salah satu lokomotif perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di dalam kerangka penciptaan produktivitas manusia. Berangkat dari fenomena diatas, pembangunan perumahan diyakini dapat mendorong berbagai macam kegiatan industri, sehingga sangat potensil dalam mendorong dan menggerakkan roda kegiatan ekonomi dalam upaya penciptaan lapangan kerja produktif, yang bagi kebanyakan masyarakat Indonesia terutama golongan menengah kebawah, rumah juga merupakan barang modal, karena dengan asset rumah ini mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi. Pembangunan Perumahan dan Permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multy sector, keluarannya menyentuh langsung salah satu kebutuhan dasar serta menyangkut kelayakan dan taraf hidup kesejahteraan kehidupan masyarakat, juga pendorong pertumbuhan perekonomian sejak awal pembangunan perumahan di Indonesia umumnya Kecamatan Wawonii Barat Kab. Konawe Kepulauan Prov. Sulawesi Tenggara khususnya dan telah diselenggarakan berdasarkan

Transcript of Bab 1

Halaman | 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan

pangan. Selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan alam dan

mahluk lainnya, rumah juga memiliki peran strategis sebagai pusat

pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi

mendatang serta sebagai perwujudan jati diri. Selain itu, sektor

perumahan dan permukiman dapat juga berperan sebagai salah satu

lokomotif perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di dalam kerangka

penciptaan produktivitas manusia.

Berangkat dari fenomena diatas, pembangunan perumahan diyakini

dapat mendorong berbagai macam kegiatan industri, sehingga sangat

potensil dalam mendorong dan menggerakkan roda kegiatan ekonomi

dalam upaya penciptaan lapangan kerja produktif, yang bagi kebanyakan

masyarakat Indonesia terutama golongan menengah kebawah, rumah juga

merupakan barang modal, karena dengan asset rumah ini mereka dapat

melakukan kegiatan ekonomi.

Pembangunan Perumahan dan Permukiman merupakan kegiatan

yang bersifat multy sector, keluarannya menyentuh langsung salah satu

kebutuhan dasar serta menyangkut kelayakan dan taraf hidup

kesejahteraan kehidupan masyarakat, juga pendorong pertumbuhan

perekonomian sejak awal pembangunan perumahan di Indonesia

umumnya Kecamatan Wawonii Barat Kab. Konawe Kepulauan Prov.

Sulawesi Tenggara khususnya dan telah diselenggarakan berdasarkan

Halaman | 2

suatu prinsip – prinsip, dimana ada beberapa prinsip yang menjadi

landasan dasar untuk melaksanakan program Pengembangan

Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Prinsip-prinsip tersebut

adalah:

1) Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak, merupakan beban dan

tanggung jawab masyarakat sendiri,

2) Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan

masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak,

dan melalui penyediaan prasarana dan sarana yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan berkehidupan dan berpenghidupan di

lingkungan perumahan dan permukiman.

Prinsip – prinsip tersebut sejalan dengan kesepakatan internasional,

yang disepakati dalam sidang Habitat tahun 2010 di Shanghai Cina, dengan

tema peringatan adalah “Better City, Better Life” yang pada dasarnya

menekankan pada pentingnya kualitas kota untuk menunjang kehidupan

yang lebih baik, yang dapat mendorong potensi dan peluang, mengurangi

kesenjangan serta menyediakan hunian yang layak - bagi seluruh lapisan

masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, melalui KEPPRES No : 37/1996 tentang

Badan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional

(BKP4N), KEPPRES No : 101/1999, Pemerintah Daerah telah di himbau

untuk mempunyai kelembagaan yang mengkoordinasikan program dan

kegiatan perumahan dan permukiman ini pada setiap tingkatan daerah

yang disebut dengan Tim Pengendalian Pembangunan dan Permukiman

Daerah (TP4D) untuk tingkat propinsi dan Badan Pengendalian

Halaman | 3

Pembangunan Perumahan dan Permukiman Daerah (BP4D) untuk

Kabupaten/Kota, baik mekanisme maupun tata kerja kelembagaan

tersebut, diatur melalui KEPMENPERA No : 08/1996, yang salah satu

ketentuannya memuat perlunya Pemerintah Daerah menyusun suatu

skenario penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman di

daerah. Seiring era otonomi daerah, hal ini termuat juga dalam PP No. 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota

Lampiran D yang berisi Perlunya Pemerintah Kabupaten/Kota Menyusun

Database Perumahan/Permukiman Kabupaten/Kota serta PP No. 15 Tahun

2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Pasal 97 Ayat (1) Huruf f

yang berisi program pembangunan Sektoral.

Dengan dasar hal tersebut diatas, untuk kepentingan Nasional,

melalui kebijaksanaan dan strategi Nasional Perumahan dan Permukiman

(KSNPP) telah pula di tetapkanVisi dan Misi pembangunan Perumahan dan

Permukiman hingga tahun 2020 yang menyatakan antara lain:

VISI :

“Setiap Orang (KK) Indonesia mampu memenuhi kebutuhan rumah yang

layak dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan

berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yang berjatidiri,

produktif dan mandiri”

MISI:

Misi pembangunan perumahan permukiman adalah:

1) Melakukan pemberdayaan masyarakat dan pelaku kuncidalam

penyelenggaraan perumahan dan permukiman

Halaman | 4

2) Memfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam

penyelenggaraan perumahan dan permukiman

3) Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya pendukung

penyelenggaraan perumahan dan permukiman.

Kegiatan penyusunan database perumahan dan permukiman Kec.

Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan dititik beratkan pada sasaran

sebagai berikut:

1) Terwujudnya keswadayaan masyarakat yang mampu memenuhi

kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau secara mandiri

sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam

rangka pengembangan jati diri, dan mendorong terwujudnya kualitas

lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan.

2) Terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat,

aman, teratur, rukun, produktif, dan berkelanjutan.

3) Terdorongnya pertumbuhan wilayah melalui pembangunan kawasan

perumahan dan permukiman di perkotaan yang selaras, seimbang dan

terpadu.

Istilah “database” berawal dari ilmu komputer. Catatan yang mirip

dengan database sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu

dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan

dengan bisnis.

Database (basis data) adalah kumpulan file-file yang mempunyai

kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk data

untuk menginformasikan satu perusahaan dan instansi. Bila terdapat file

yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainnya,

Halaman | 5

berarti file tersebut bukanlah kelompok dari satu database, melainkan

membentuk satu database sendiri. Database juga merupakan landasan

bagi pembuatan dan pengembangan program aplikasi. Oleh sebab itu,

database harus dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan program lebih

mudah dan cepat.

Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam

sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi

bagi para pemakai. Databse terdiri dari data yang akan digunakan atau

diperuntukkan terhadap banyak user, dari masing-masing user akan

menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun manfaat penyusunan database adalah:

1) Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena

merupakan dasar dalam menyediakan informasi.

2) Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan,

sehingga infromasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan

bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya

mendapatkanya.

3) Mengatasi kerangkapan data (redundancy data).

4) Menghindari terjadinya inkonsistensi data.

5) Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.

6) Menyusun format yang standar dari sebuah data.

7) Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user). Sebuah database bisa

dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguna

(multiuser).

Halaman | 6

8) Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa

diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan

memberikan login dan password terhadap masing-masing data.

9) Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (view) abstraksi dari

data. Hal ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna

dengan sistemnya dan database dapat mempresentasikan pandangan

yang berbeda kepada para pengguna, programmer dan

administratornya.

Kabupaten Konawe Kepulauan dengan ibukota kabupaten di Langara

merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Konawe

berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013. Sebagai Daerah

Otonom Baru, keperluan akan data-data yang akan digunakan sebagai

acuan dalam pembangunan dirasa sangat mendesak, termasuk data

tentang perumahan dan permukiman yang ada di Kec. Wawonii Barat.

Dasar hukum penyusunan Database Perumahan/Permukiman Kec.

Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan mengacu dari KSNPP dan

juga memperhatikan ketentuan perundangan terkait antara lain Undang-

Undang Nomor: 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, Undang-Undang Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang UU

Nomor: 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Berangkat dari dasar pemikiran tersebut maka Pemerintah Kabupaten

Konawe Kepulauan menganggap perlu menyusun Dokumen Database

Perumahan/Permukiman selain untuk memenuhi persyaratan

pengembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di

Kecamatan Wawonii Barat yang telah di tetapkan secara Nasional guna

Halaman | 7

memberikan peluang serta memancing sumber pembiayaan dari berbagai

sektor maka juga yang paling penting adalah mengetahui informasi

skenario kondisi serta rencana kebutuhan perumahan dan permukiman

secara berkelanjutan dan terprogram. Oleh karena itu secara bertahap

Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan mengalokasikan anggaran

penyusunan Database Perumahan/Permukiman Kecamatan sejak tahun

2014 dengan sasaran Database Perumahan Tahun 2015.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

A. Maksud

Penyusunan Dokumen Database Perumahan/Permukiman

dimaksudkan untuk menyediakan database kondisi eksisting kawasan

perumahan di Kec. Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan guna

mempersiapkan perangkat pengaturan di daerah yang dapat menjamin

terselenggaranya pembangunan perumahan dan permukiman secara

tertib, terorganisasi dan terencana.

B. Tujuan

Adapun tujuan diadakannya Penyusunan Database Perumahan

dan Permukiman Kec. Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan

adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan perumahan dan

permukiman di Kec. Wawonii Barat.

2) Mengidentifikasi permasalahan perumahan dan permukiman (pada

kondisi yang ada maupun prediksi potensi masalah) di Kecamatan

Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan.

Halaman | 8

3) Menggambarkan arah kecenderungan pemanfaatan ruang bagi

perkembangan perumahan dan permukiman.

4) Terakomodasikannya kebutuhan akan perumahan dan

permukiman yang di jamin oleh kepastian hukum, terutama bagi

kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

5) Tersedianya Database Perumahan/Permukiman yang memadai

kualitasnya, terutama bagi kawasan-kawasan yang telah

memperlihatkan kebutuhan serta memiliki intensitas permasalahan

yang mendesak di bidang perumahan dan permukiman.

6) Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan permukiman

di Kecamatan Wawonii Barat sebagai bahan masukan bagi

penyusunan kebijaksanaan Pemerintah (vertikal), serta bagi

berbagai pihak yang akan ikut terlibat/melibatkan diri.

7) Terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak dari segi

keselarasan hidup (keterjangkauan ekonomi penghuni, kondisi

sosial budaya, keberlanjutan dan keselarasan dengan lingkungan

sekitarnya, serta produktifitas kerja), kesehatan, maupun

keamanan (terhadap bencana, keamanan terhadap cuaca).

C. Sasaran

Sasaran penyusunan Database Perumahan dan Permukiman ini

adalah tersusunnya database baik dalam bentuk naskah akademik

maupun gambaran peta dan yang dapat dipertanggungjawabkan

sehingga dapat dijadikan acuan oleh stake holder dalam pengambilan

keputusan dan kegiatan perencanaan pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman Kabupaten Konawe Kepulauan.

Halaman | 9

1.3. Lingkup Pekerjaan

A. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan penyusunan database perumahan dan

permukiman Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan

meliputi:

1) Mengidentifikasi permasalahan yang melatar belakangi perlunya

disusun pedoman penyusunan Database Perumahan/Permukiman

ini.

2) Identifikasi kondisi eksisting perumahan dan kawasan permukiman

yang meliputi:

Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan yang terdiri dari :

a) Kemiringan Wilayah;

b) Topografi Wilayah;

c) Catchman Area Air;

d) Daerah Aliran Sungai (DAS);

e) Arah Aliran Air;

Struktur dan Pola Ruang Wilayah Perencanaan.

Kesesuaian lahan perumahan/permukiman.

Persampahan.

Air Bersih.

Sistem Drainase.

Jalan dan Jembatan.

Kriteria penetapan kawasan perumahan dan permukiman yang

dapat di kembangkan.

Kelembagaan Perumahan/Permukiman.

Halaman | 10

Tahapan penyusunan Dokumen Database Perumahan dan

Permukiman.

3) Identifikasi negative area kawasan perumahan dan permukiman di

Kec. Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan.

B. Lingkup Lokasi

Lingkup Lokasi Penyusunan Database Perumahan dan

Permukiman Kabupaten Konawe Kepulauan adalah di Kecamatan

Wawonii Barat yang merupakan Ibukota Kabupaten sebagaimana yang

ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013.

1.4. Kerangka Pikir Penyusunan Database Perumahan

Kerangka pikir penyusunan database perumahan dan permukiman Kec.

Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan secara rinci dapat dilihat

pada gambar 1.1.

Halaman | 11

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penyusunan Database Perumahan dan Permukiman Kec. Wawonii Barat.

Halaman | 11

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penyusunan Database Perumahan dan Permukiman Kec. Wawonii Barat.

Halaman | 11

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penyusunan Database Perumahan dan Permukiman Kec. Wawonii Barat.

Halaman | 12

1.5. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan Database

Perumahan dan Permukiman Kec. Wawonii Barat ini adalah:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

Pemerintahan Daerah.

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.

c) Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

d) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

e) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan.

f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman.

g) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

h) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan

Hunian Berimbang.

i) Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentang Tata cara

perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan.

1.6. Sistimatika Penulisan

Sistimatika penyusunan Laporan Pendahuluan ini meliputi :

BAB I : Pendahuluan

Halaman | 13

Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam sub

bab latar belakang, tujuan dilaksanakannya pekerjaan,

sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi

pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang

lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah kajian

pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi konsep-konsep dan teori yang mendukung

pelaksanaan dan penyusunan pekerjaan Data Base

Perumahan Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe

Kepulauan.

BAB III : Metodologi

Pada bab ini diuraikan tentang tata cara pelaksa pekerjaan

meliputi: metode pelaksanaan, pengolahan data dan analisis,

penyusunan laporan hingga teknis pelaksanaan pekerjaan.

BAB IV : Rencana Kerja

Bab ini membahas tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan

yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan keluaran

pekerjaan sesuai persyaratan teknis.

Bab V : Penutup