Bab 1

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Narkotika sudah menjalar ke segala usia terutama bagi remaja. Narkotika tak mudah terlepas dari kalangan remaja seperti sudah menjadi suatu kebutuhan, sudah dianggap wajar dan biasa saja. Pecandu narkotika pada umumnya berusia antara 15 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok, karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba lalu kemudian mengalami ketergantungan. Terungkapnya kasus manufaktur Narkoba yang dikategorikan terbesar ketiga di dunia, telah membuat kita sadar bahwa masalah Narkoba merupakan masalah bagi kelangsungan hidup masyarakat, bangsa 1

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Narkotika sudah menjalar ke segala usia terutama bagi remaja.

Narkotika tak  mudah terlepas dari kalangan remaja seperti sudah menjadi

suatu kebutuhan, sudah dianggap wajar dan biasa saja. Pecandu narkotika

pada umumnya  berusia antara 15 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah

usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi

narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok, karena

kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan

pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah pergaulan terus meningkat, apalagi

ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang

sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba lalu kemudian mengalami

ketergantungan.

Terungkapnya kasus manufaktur Narkoba yang dikategorikan terbesar

ketiga di dunia, telah membuat kita sadar bahwa masalah Narkoba merupakan

masalah bagi kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia

untuk menuju kehidupan aman, makmur, dan sejahtera. Di samping itu, hal ini

juga menandakan bahwa penyalahgunaan Narkoba sudah semakin marak

dimana-mana. Tidak hanya di kota-kota besar saja, namun telah menyebar

luas ke pinggiran kota, kota-kota kecil bahkan ke pedalaman (pedesaan)

dengan menyentuh seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal batas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1

Page 2: Bab 1

2

a. Apa itu penyalahgunaan narkoba?

b. Apa saja faktor yang mendorong terjadinya penyalahgunaan

narkoba?c. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan

narkoba?

d. Apa saja ciri-ciri pecandu narkoba?

e. Bagaimana upaya untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba?

1.3 TUJUAN

Penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari berbagai macam tujuan,

antara lain:

a. Untuk mengetahui tentang gambaran umum terhadap narkoba.

b. Untuk mengetahui ciri-ciri pecandu narkoba.c. Untuk mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba terhadap remaja.

d. Untuk mengetahui tentang dampak negatif penyalahgunaan narkoba

terhadap remaja.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan Karya Ilmiah ini, diantaranya:

1. Sebagai pengetahuan terhadap para remaja tentang bahaya narkoba

bagi dirinya.

2. Sebagai sebuah refrensi sehingga para remaja  bisa mengerti tentang

jenis- jenis narkoba

3. Orang tua mempunyai kesadaran untuk memperhatikan anak

mereka.

4. Untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada pembaca

tentang narkoba dan bahaya bagi generasi muda. Sebab narkoba

Page 3: Bab 1

3

dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi harapan

orangt tua, agama, bangsa, dan negara.

1.5 METODE PENULISAN

Metode dalam penulisan Karya Tulis ini untuk memperoleh sumber-sumber

untuk menunjang atau menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini, digunakan

metode pencarian referensi dari berbagai sumber, seperti buku, internet,

koran, majalah, dan lain-lain.

1.6 LANDASAN TEORI

1.6.1 Pengertian Narkoba

Menurut WHO (1982) Narkoba adalah Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba

Page 4: Bab 1

4

sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

1.6.2 Jenis-Jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:1. Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.

Page 5: Bab 1

5

Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Gambar 1.61 Opium merupakan narkotika golongan 1

b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin, benzetidin, dan betametadol.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.

2. PsikotropikaPsikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.

Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah:

a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang

Page 6: Bab 1

6

diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnyaZat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah:a. Rokokb. Kelompok alkohol dan minuman lain yang

memabukkan dan menimbulkan ketagihan.c.   Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu,

penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

Page 7: Bab 1

7

1.6.3 Jenis-Jenis Narkoba yang Disalahgunakan Remaja

1. Narkotika

a. Narkotika Golongan 1: berpotensi sangat tinggi menyebabkan

ketergantungan tidak digunakan untuk terapi (pengobatan).

Contoh:  heroin, kokain, dan ganja. Putauw adalah heroin

tidak murni berupa bubuk.

b. Narkotika Golongan 2: berpotensi tinggi menyebabkan

ketergantungan. Digunakan pada terapi sebagai pilihan

terakhir. Contoh: morfin, petidin, dan metadon.

c. Narkotika Golongan 3: berpotensi ringan menyebabkan

ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh:

kodein.

2. Psikotropika

a. Psikotropika Golongan 1: amat kuat menyebabkan

ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh:

MDMA (ekstasi), LSD, dan STP.

b. Psikotropika Golongan 2: kuat menyebabkan ketergantungan,

digunakan amat terbatas pada terapi. Contoh: Amfetamin,

metamfetamin (shabu), fensiklidin, dan Ritalin.

c. Psikotropika Golongan 3: potensi sedang menyebabkan

ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh:

pentobarbital dan flunitrazepam.

d. Psikotropika Golongan 4: potensi ringan menyebabkan

ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi.

Contoh: diazepam, klobozam, fenobarbital, barbital,

klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (nipam, pil

BK/koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dan lain-lain.).

3. Zat Adiktif Lainnya

Page 8: Bab 1

8

a. Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras.

b. Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap

yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan

rumah tangga.

c. Nikotin yang terdapat pada tembakau.

d. Kafein pada kopi, minuman penambah energi, dan obat sakit

kepala tertentu.