BAB 1

31
Tugas Makalah ETIKA KEPERAWATAN “MENGATUR POSISI PASIEN” DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 1. KARMILA ZUBAIR 2. NOVALINDA ISHAK 3. DESRIAN ADAM 4. SRI ELKAWATI A.PIYO KELAS 1C D IV KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO T.A 2015-2016

description

casfcasdvgc

Transcript of BAB 1

Page 1: BAB 1

Tugas Makalah

ETIKA KEPERAWATAN

“MENGATUR POSISI PASIEN”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. KARMILA ZUBAIR

2. NOVALINDA ISHAK

3. DESRIAN ADAM

4. SRI ELKAWATI A.PIYO

KELAS 1C

D IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2015-2016

Page 2: BAB 1

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas

makalah etika keperawatan tentang “MENGATUR POSISI PASIEN ” .

Kami mengerjakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat

beberapa kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Atas keterbatasan kami inilah,

kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna menyempurnakan

tugas-tugas lainnya kelak.

Kami mengharapkan semoga dari tugas ini dapat berguna dan bermutu, serta dapat

menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik lagi.

Hormat kami

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Page 3: BAB 1

Kata Pengantar ……………………………………………………………….i

Daftar Isi ………………………………………………………………………ii

Bab I : Pendahuluan ……………………………………………………..

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..

1.3 Tujuan ………………………………………………………….

1.4 Manfaat …………………………………………….…………..

Bab II : Pembahasan ……………………………………………………….

1

2

2.1 Pengertian pengaturan posisi pasien..........…..………….……….

2.2 Macam-macam pengaturan posisi............................……………..

2.3 Prosedur pelaksanaan tiap mengatur posisi pasien...…………...

2.4 Kaitan etika,nilai dan moral .........................................................

Bab III : Penutup ……………..………………….…………………………..

1

2

3

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...

3.2 Saran…………………………... ……………………………......

Daftar Pustaka ………………………………………………………………....

Page 4: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh.

Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal,

serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur dapat

menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada

beberapa sendi.

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi

pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya

paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat

kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.     Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?

2.     Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?

3.     Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

4. Bagaimanakah kaitan etika,nilai dan norma dalam mengatur posisi pasien..?

1.3 TUJUAN

a. Tujuan umum

Untuk pemenuhan tugas etika keperawatan mengenai kaitan etika,nilai dan

norma dalam mengatur posisi pasien.

b. Tujuan khusus

Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang pengaturan posisi tidur

pasien

Page 5: BAB 1

Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dan prosedur dari pengaturan

posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

1.4 MANFAAT

a) Untuk Mahasiswa

Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang

mengatur posisi tidur pasien genetika untuk mahasiswa. Dan dapat dijadikan

referensi bagi mahasiswa apabila mendapat tugas untuk membuat makalah etika

keperawatan .

b) Untuk Kampus

Makalah ini dapat menjadi tambahan bahan bacaan di perpustakaan. Dan dapat

di gunakan juga sebagai bahan acuan untuk mencari referensi tentang etika keperawatan

Page 6: BAB 1

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik

dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek

keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila

dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,2005)

Pasien yang mengalami gagguan fugsi sistem skeletal,saraf atau otot dan peningkatan

kelemahan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh kesejajaran tubuh

yang tepat ketika selama berada di tempat tidur.

Tujuan merubah posisi :

1.    Mencegah nyeri otot

2.    Mengurangi tekanan

3.    Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial

4.    Mencegah kontraktur otot

5.    Mempertahankan tonus otot dan reflek

6.    Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

2.2MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI PASIEN

Ada sepuluh macam pengaturan posisi pasien yaitu :

1. Posisi Supinasi (Telentang)2. Posisi pronasi (telungkup)3. Posisi sim’s4. Posisi Lateral (Side-Lying)5. Posisi Dorsal Recumbent6. Posisi Trendelenberg

Page 7: BAB 1

7. Posisi Lithotomi8. Posisi semi fowler9. Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)10. Posisi ortopnea

2.4 PROSEDUR PELAKSANAAN TIAP PENGATURAN POSISI PASIEN

1) POSISI SUPINASI (Telentang)

Pengertian :

Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan

bahu sedikit relevasi dengan menggunakan bantal.

Tujuan :

Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.

Memberikan garis lurus pada tulang belakang sesuai dengan posisi yang

sebenarnya.

Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.

Persiapan Alat :

Tempat tidur

Bantal kepala

Gulungan handuk

Bantalan kaki

Handscoen (jika diperkukan)

Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi

2.   Persiapan klien

Sampaikan salam.

Page 8: BAB 1

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).

5.   Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.

6.   Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

7.  Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah

disana.

8.   Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

9.   Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

10. Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan

lengan bawah dengan menggunakan bantal.

11. Lepaskan sarung tangan.

12.   Cuci tangan.

13.   Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

2) PRONASI (Telungkup)

Pengertian :

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring di atas abdomen atau

tengkurap dengan kepala menoleh ke samping.

Tujuan :

Memberikan eksistensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.

Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pasca operasi

mulut dan tenggorokan.

Persiapan Alat :

Beberapa bantal / registin (sandaran punggung).

Page 9: BAB 1

Penyangga kaki

  Tempat tidur

Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi pronasi.

2.   Persiapan klien.

Sampaikan salam

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan.

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Membantu pasien duduk.

6.  Menyusun bantal / memasang registin (sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45˚.

7.  Pada tempat tidur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien.

8.   Menaikkan pasien.

Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.

Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan.

Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan tangan kiri di

belakang punggung pasien.

Menganjurkan pasien untuk mendorong kepalanya kebelakang.

9.  Bila pasien tidak dapat membantu :

Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur.

Masing-masing perawat merentangkan satu tangan di bawah bahu dan satu

tangan di bawah pangkal pah, saling berpegangan.

10.   Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

11.   Tempatkan bantal tipis di punggung bawah pada kurva lumbal bila dada celah.

12.   Tempatkan bantal tipis di bawah paha.

13.   Tempatkan bantal kecil di bawah pergelangan kaki.

14.   Topang telapak kaki klien dengan menggunakan penyangga kaki / bantalan kaki.

15.   Cuci tangan.

16.   Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tindak lanjut.

17.   Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

Page 10: BAB 1

3) POSISI SIMS

Pengertian :

Posisi sims adalah posisi dimana pasien berbaring miring ke salah satu sisi, baik

kekanan atau kekiri.

Tujuan :

Memberi kenyamanan

Melakukan huknah

Memberi obat per anus (supositoria)

Melakukan pemeriksaan daerah anus

Persiapan Alat :

Tempat tidur

Bantal

Prosedur Pelaksanaan :

1.    Pastikan kebutuhan klien akan posisi sims

2.    Persiapan klien

Sampaikan salam

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.    Persiapan lingkungan

Tutup gorden / pasang sampiran

Dekatkan alat-alat

4.  Cuci tangan

5.  Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6.  Gulingkan pasien hingga posisi miring yang sebagian pada abdomen

Page 11: BAB 1

7.  Tempatkan bantal di bawah kepala pasien

8.  Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan yang menyokong lengan

setinggi bahu. Sokong lengan lain diatas tempat tidur

9.  Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang menyokong

tungkai pinggul

10. Letakkan alat penopang dibawah telapak kai pasien

11. Cuci tangan

12. Evaluasi respon klien

13. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

4) POSISI LATERAL (Side-Lying)

Pengertian :

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh

dengan kepala menoleh ke samping.

Tujuan :

Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

Baik untuk posisi tidur dan istirahat

Persiapan Alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Sarung tangan (jika diperlukan)

Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi lateral

2.   Persiapan klien

Sampaikan salam

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Page 12: BAB 1

3.   Persiapan lingkungan

Tutup gorden / pasang sampiran

Dekatkan alat-alat

4.   Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan

5.   Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6.   Gulungkan hingga posisi miring

7.   Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien

8.  Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan sehingga tubuhtidak

menopang bahu tersebut

9.   Letakkan bantal dibawah lengan atas

10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu sacara

paraler dengan permukaan tempat tidur

11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

12. Lepaskan sarung tangan

13. Cuci tangan

14. Evaluasi respon klien

15. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

5) DORSAL RECUMBENT

Pengertian :

Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk

dan tumit atau telapak kaki menempel pada tempat tidur dan kedua kaki direnggangkan.

Tujuan :

Untuk pemeriksaan / tindakan gynekologi

Untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut

Untuk memudahkan mengerjakan parasat tertentu, misalnya pemasangan kateter

Persiapan Alat :

Page 13: BAB 1

Tempat tidur

Bantal

Prosedur Pelaksanaan:

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2.   Persiapan klien

Sampaikan salam

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.   Persiapan lingkungan

Tutup gorden / pasang sampiran

Dekatkan alat-alat

4.   Cuci tangan

5.   Pasang bantal di bawah kepala pasien

6.   Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki

7.   Kedua telapak kaki tetap menapak pada tempat tidur

8.   Kedua tangan pasien diletakkan kearah kepala

9.   Cuci tangan

10. Evaluasi respon klien

11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

6)  POSISI TRENDELENBERG

Pengertian :

Posisi trendelenberg adalah memberikan posisi kepala lebih rendah dari pada

posisi kaki.

Tujuan :

Melancarkan peredaran darah ke otak, terutama pada pasien yang mengalami

syok

Pasien dengan pemasangan skintraksi

Pasien operasi pada kasus tersebut

Page 14: BAB 1

Pasien hernia skrotalis

Persiapan Alat :

Dua balok penopang kaki tempat tidur

Bantal

Tempat tidur khusus

Prosedur Pelaksanaan :

1.    Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2.    Persiapan klien

Sampaikan salam

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.   Persiapan lingkungan

Tutup gorden / pasang sampiran

Dekatkan alat-alat2a346e44

4.   Cuci tangan

5.  Pasien dalam keadaan terbaring terlentang, pasang bantal diantara kepala dan

ujung tempat tidur

6.  Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur, perawat lain memberi balok di

bagian kaki tempat tidur

7.  Pada tempat tidur khusus atur posisi pasien dengan meninggikan bagian kaki

pasien

8.   Cuci tangan

9.   Evaluasi respon klien

10. Dokumentasiakn eluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

7) POSISI LITHOTOMI

Pengertian :

Page 15: BAB 1

Posisi Lithotomi adalah posisi dimana pasien terlentang dengan mengangkat

kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen.

Tujuan :

Pemeriksaan alat genitalia

Proses persalinan

Pemasangan alat kontrasepsi

Persiapan Alat :

Tempat tidur.

Bantal.

Selimut kain penutup.

Prosedur Pelaksanaan :

1.  Pastikan kebutuhan klien akan posisi lithotomi.

2.  Persiapan klien.

Sampaikan salam.

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.  Persiapan lingkungan.

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Pasien dalam keadaan berbaring / terlentang.

6.   Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.

7.   Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.

8.  Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk

posisi lithotomi.

9.   Pasang selimut.

Page 16: BAB 1

10.   Cuci tangan.

11.   Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

8) POSISI SEMI FOWLER

Pengertian :

Posisi fowler dalah posisi berbaring dengan menaikkan kepala dan badan 30-

45 derajat (posisi setengah duduk).

Tujuan :

Mempertahankan kenyamanan.

Memfasilitasi fungsi pernapasan / meningkatkan ekspansi paru-paru.

Persiapan Alat :

Penompang bantal

Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi fowler.

2.   Persiapan klien.

Sampaikan salam.

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan.

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.

6.   Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.

7.  Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat

mengontrolnya secara sadar/tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.

8.   Tempatka bantal tipis di punggung bawah

9.   Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

10. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

Page 17: BAB 1

11. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

12. Turunkan tempat tidur.

13. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi tekanan.

14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

15. Evaluasi respon klien.

16. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

9) POSISI GENU PEKTORAL (Knee Chest)

Pengertian :

Posisi genu pectoral adalah posisi dimana pasien menungging dengan kedua

kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.

Tujuan :

Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.

Latihan pada ibu yang hamil sungsang.

Persiapan Alat :

Tempat tidur.

Selimut.

Sarung tangan.

Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi pectoral.

2.   Persiapan klien.

Sampaikan salam.

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

Page 18: BAB 1

3.   Persiapan lingkungan.

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.  Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan

dada menempel pada matras tempat tidur.

6.   Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.

7.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

8.   Evaluasi respon klien.

9.   Dukomentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

. 10) POSISI ORTOPNEA

Pengertian :

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi, klien duduk di

tempt tidur atau di tepi tempat tidur degan meja yang menyilang di atas

tempat tidur.

Tujuan :

Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan

ekspansi dada maximum.

Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

Persiapan Alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Bantalan kaki

Page 19: BAB 1

Sarung tangan jika diperlukan

Prosedur Pelaksanaan :

               Pastikan kebutuhan klien akan posisi ortopnea

Persiapan klien.

Sampaikan salam.

Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

Persiapan lingkungan.

Tutup gorden / pasang sampiran.

Dekatkan alat-alat.

Cuci tangan.

Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikan.

Tinggikan kepala tempat tidur 90˚.

Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

Pastikan tidak terdapat tekanan pad area poplitea dan lutut dalam keadaan

fleksi

Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.

Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Dokumentasikan tindakan.Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan

tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar/tidak dapat

menggunakan tangan dan lengan.

Tempatka bantal tipis di punggung bawah

Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

. Turunkan tempat tidur.

Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi

tekanan.

. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

. Evaluasi respon klien.

. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

2.3 Kaitan etika,nilai,moral dalam mengatur posisi tidur pasien

Page 20: BAB 1

Etika:

Seorang perawat di tuntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memenuhi

etika keperawatan, yaitu pelayanan yang di berikan oleh perawat selalu berdasarkan

niat yang murni dan tidak membedakan suku dan ras.

1. Dalam mengatur posisi tidur pasien,perawat memberikan pelayanan dengan

penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan pasien yang tidak di

batasi oleh pertimbangan status social atau ekonomi atribut personal,atau corak

masalah kesehatannya.

2. Perawat turut serta membantu kebutuhan klien. contoh memindahkan posisi tidur

pasien.

3. Sebagai perawat kita tidak bisa membedakan klien yang satu dan yang

lainya.serta sebagai perawat harus berperilaku jujur,sopan dan bertanggung

jawab atas tindakan yang akan dilakukan.

Adapun tuntutan seorang perawat harus memiliki etika keperawatan,perawat juga dituntut

untuk memiliki nilai dan moral dalam menjalankan tindakan keperawatan.

Nilai :

1. Perawat harus bertanggung jawab dalam segala tindakan yang diberikan pada

klien,dan hati-hati pada saat mengatur atau memindahkan pasien.karena jika

melalakukan tindakan yang salah bisa saja kita sebagai perawat di tuntut.

2. Melindungi dan menghargai privasi dari klien.

Moral :

1. Menghargai otonomi,maksudnya dalam mengatur posisi pasien suatu bentuk hak

klien dalam memilih atau menerima suatu tanggungjawab terhadap pilihannya

sendiri.contoh kebebasan pasien untuk memilih tindakan apa yang akan

dilakukan terhadap klien.

2. Kebebasan,dalam arti perilaku tanpa tekanan dari luar.memutuskan sesuatu tanpa

tekanan atau paksaan pihak lain bahwa klien bebas menentukan pilihannya

menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.contoh: klien mempunyai hak untuk

menerima atau menolak tindakan yang akan dilakukan.

3. Kerahasiaan artinya melindungi informasi yang bersifat pribadi.prinsip bahwa

perawat harus menghargai semua informasi tentang klien dan perawat

Page 21: BAB 1

menyadari bahwa klien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan

dengan privasi pasien,tidak untuk disebar luaskan secara tidak tepat.contoh :

perawat tidk boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain,kecuali seizing

klien atau seizing keluarga demi kepentingan hokum.

BAB 3

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

1.    Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang

baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005).

2.    Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :

Posisi Supinasi (Telentang)

Posisi pronasi (telungkup)

Page 22: BAB 1

Posisi sim’s

Posisi Lateral (Side-Lying)

Posisi Dorsal Recumbent

Posisi Trendelenberg

Posisi Lithotomi

Posisi semi fowler

posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

Posisi ortopnea

3.    Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan

posisi pasien yang satu dengan yang lain.

3.2  SARAN

Melalui makalah ini saya harapkan agar pembaca dapat mampu

memahaminya dan mampu mengimplementasikannya dalam pembelejaran, sehingga

dapat menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya :

Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakarta : EGC.