BAB 1
-
Upload
zulkarnain -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of BAB 1
Tugas Makalah
ETIKA KEPERAWATAN
“MENGATUR POSISI PASIEN”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. KARMILA ZUBAIR
2. NOVALINDA ISHAK
3. DESRIAN ADAM
4. SRI ELKAWATI A.PIYO
KELAS 1C
D IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
T.A 2015-2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas
makalah etika keperawatan tentang “MENGATUR POSISI PASIEN ” .
Kami mengerjakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat
beberapa kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Atas keterbatasan kami inilah,
kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna menyempurnakan
tugas-tugas lainnya kelak.
Kami mengharapkan semoga dari tugas ini dapat berguna dan bermutu, serta dapat
menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik lagi.
Hormat kami
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………….i
Daftar Isi ………………………………………………………………………ii
Bab I : Pendahuluan ……………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..
1.3 Tujuan ………………………………………………………….
1.4 Manfaat …………………………………………….…………..
Bab II : Pembahasan ……………………………………………………….
1
2
2.1 Pengertian pengaturan posisi pasien..........…..………….……….
2.2 Macam-macam pengaturan posisi............................……………..
2.3 Prosedur pelaksanaan tiap mengatur posisi pasien...…………...
2.4 Kaitan etika,nilai dan moral .........................................................
Bab III : Penutup ……………..………………….…………………………..
1
2
3
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...
3.2 Saran…………………………... ……………………………......
Daftar Pustaka ………………………………………………………………....
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh.
Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal,
serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur dapat
menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada
beberapa sendi.
Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi
pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya
paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat
kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?
4. Bagaimanakah kaitan etika,nilai dan norma dalam mengatur posisi pasien..?
1.3 TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk pemenuhan tugas etika keperawatan mengenai kaitan etika,nilai dan
norma dalam mengatur posisi pasien.
b. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang pengaturan posisi tidur
pasien
Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dan prosedur dari pengaturan
posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
1.4 MANFAAT
a) Untuk Mahasiswa
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang
mengatur posisi tidur pasien genetika untuk mahasiswa. Dan dapat dijadikan
referensi bagi mahasiswa apabila mendapat tugas untuk membuat makalah etika
keperawatan .
b) Untuk Kampus
Makalah ini dapat menjadi tambahan bahan bacaan di perpustakaan. Dan dapat
di gunakan juga sebagai bahan acuan untuk mencari referensi tentang etika keperawatan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek
keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila
dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,2005)
Pasien yang mengalami gagguan fugsi sistem skeletal,saraf atau otot dan peningkatan
kelemahan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh kesejajaran tubuh
yang tepat ketika selama berada di tempat tidur.
Tujuan merubah posisi :
1. Mencegah nyeri otot
2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan
2.2MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI PASIEN
Ada sepuluh macam pengaturan posisi pasien yaitu :
1. Posisi Supinasi (Telentang)2. Posisi pronasi (telungkup)3. Posisi sim’s4. Posisi Lateral (Side-Lying)5. Posisi Dorsal Recumbent6. Posisi Trendelenberg
7. Posisi Lithotomi8. Posisi semi fowler9. Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)10. Posisi ortopnea
2.4 PROSEDUR PELAKSANAAN TIAP PENGATURAN POSISI PASIEN
1) POSISI SUPINASI (Telentang)
Pengertian :
Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan
bahu sedikit relevasi dengan menggunakan bantal.
Tujuan :
Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.
Memberikan garis lurus pada tulang belakang sesuai dengan posisi yang
sebenarnya.
Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.
Persiapan Alat :
Tempat tidur
Bantal kepala
Gulungan handuk
Bantalan kaki
Handscoen (jika diperkukan)
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi
2. Persiapan klien
Sampaikan salam.
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).
5. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
6. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.
7. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah
disana.
8. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.
10. Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan
lengan bawah dengan menggunakan bantal.
11. Lepaskan sarung tangan.
12. Cuci tangan.
13. Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.
2) PRONASI (Telungkup)
Pengertian :
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring di atas abdomen atau
tengkurap dengan kepala menoleh ke samping.
Tujuan :
Memberikan eksistensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pasca operasi
mulut dan tenggorokan.
Persiapan Alat :
Beberapa bantal / registin (sandaran punggung).
Penyangga kaki
Tempat tidur
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi pronasi.
2. Persiapan klien.
Sampaikan salam
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan.
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan.
5. Membantu pasien duduk.
6. Menyusun bantal / memasang registin (sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45˚.
7. Pada tempat tidur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien.
8. Menaikkan pasien.
Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.
Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan.
Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan tangan kiri di
belakang punggung pasien.
Menganjurkan pasien untuk mendorong kepalanya kebelakang.
9. Bila pasien tidak dapat membantu :
Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur.
Masing-masing perawat merentangkan satu tangan di bawah bahu dan satu
tangan di bawah pangkal pah, saling berpegangan.
10. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.
11. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah pada kurva lumbal bila dada celah.
12. Tempatkan bantal tipis di bawah paha.
13. Tempatkan bantal kecil di bawah pergelangan kaki.
14. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan penyangga kaki / bantalan kaki.
15. Cuci tangan.
16. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tindak lanjut.
17. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.
3) POSISI SIMS
Pengertian :
Posisi sims adalah posisi dimana pasien berbaring miring ke salah satu sisi, baik
kekanan atau kekiri.
Tujuan :
Memberi kenyamanan
Melakukan huknah
Memberi obat per anus (supositoria)
Melakukan pemeriksaan daerah anus
Persiapan Alat :
Tempat tidur
Bantal
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi sims
2. Persiapan klien
Sampaikan salam
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
Tutup gorden / pasang sampiran
Dekatkan alat-alat
4. Cuci tangan
5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
6. Gulingkan pasien hingga posisi miring yang sebagian pada abdomen
7. Tempatkan bantal di bawah kepala pasien
8. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan yang menyokong lengan
setinggi bahu. Sokong lengan lain diatas tempat tidur
9. Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang menyokong
tungkai pinggul
10. Letakkan alat penopang dibawah telapak kai pasien
11. Cuci tangan
12. Evaluasi respon klien
13. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya
4) POSISI LATERAL (Side-Lying)
Pengertian :
Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh
dengan kepala menoleh ke samping.
Tujuan :
Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
Baik untuk posisi tidur dan istirahat
Persiapan Alat :
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Sarung tangan (jika diperlukan)
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi lateral
2. Persiapan klien
Sampaikan salam
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
Tutup gorden / pasang sampiran
Dekatkan alat-alat
4. Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan
5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
6. Gulungkan hingga posisi miring
7. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien
8. Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan sehingga tubuhtidak
menopang bahu tersebut
9. Letakkan bantal dibawah lengan atas
10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu sacara
paraler dengan permukaan tempat tidur
11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi
12. Lepaskan sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Evaluasi respon klien
15. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya
5) DORSAL RECUMBENT
Pengertian :
Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk
dan tumit atau telapak kaki menempel pada tempat tidur dan kedua kaki direnggangkan.
Tujuan :
Untuk pemeriksaan / tindakan gynekologi
Untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut
Untuk memudahkan mengerjakan parasat tertentu, misalnya pemasangan kateter
Persiapan Alat :
Tempat tidur
Bantal
Prosedur Pelaksanaan:
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent
2. Persiapan klien
Sampaikan salam
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
Tutup gorden / pasang sampiran
Dekatkan alat-alat
4. Cuci tangan
5. Pasang bantal di bawah kepala pasien
6. Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
7. Kedua telapak kaki tetap menapak pada tempat tidur
8. Kedua tangan pasien diletakkan kearah kepala
9. Cuci tangan
10. Evaluasi respon klien
11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya
6) POSISI TRENDELENBERG
Pengertian :
Posisi trendelenberg adalah memberikan posisi kepala lebih rendah dari pada
posisi kaki.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak, terutama pada pasien yang mengalami
syok
Pasien dengan pemasangan skintraksi
Pasien operasi pada kasus tersebut
Pasien hernia skrotalis
Persiapan Alat :
Dua balok penopang kaki tempat tidur
Bantal
Tempat tidur khusus
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent
2. Persiapan klien
Sampaikan salam
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
Tutup gorden / pasang sampiran
Dekatkan alat-alat2a346e44
4. Cuci tangan
5. Pasien dalam keadaan terbaring terlentang, pasang bantal diantara kepala dan
ujung tempat tidur
6. Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur, perawat lain memberi balok di
bagian kaki tempat tidur
7. Pada tempat tidur khusus atur posisi pasien dengan meninggikan bagian kaki
pasien
8. Cuci tangan
9. Evaluasi respon klien
10. Dokumentasiakn eluruh hasil tindakan beserta evaluasinya
7) POSISI LITHOTOMI
Pengertian :
Posisi Lithotomi adalah posisi dimana pasien terlentang dengan mengangkat
kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen.
Tujuan :
Pemeriksaan alat genitalia
Proses persalinan
Pemasangan alat kontrasepsi
Persiapan Alat :
Tempat tidur.
Bantal.
Selimut kain penutup.
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi lithotomi.
2. Persiapan klien.
Sampaikan salam.
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan.
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan.
5. Pasien dalam keadaan berbaring / terlentang.
6. Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.
7. Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.
8. Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomi.
9. Pasang selimut.
10. Cuci tangan.
11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.
8) POSISI SEMI FOWLER
Pengertian :
Posisi fowler dalah posisi berbaring dengan menaikkan kepala dan badan 30-
45 derajat (posisi setengah duduk).
Tujuan :
Mempertahankan kenyamanan.
Memfasilitasi fungsi pernapasan / meningkatkan ekspansi paru-paru.
Persiapan Alat :
Penompang bantal
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi fowler.
2. Persiapan klien.
Sampaikan salam.
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan.
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan.
5. Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.
6. Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.
7. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat
mengontrolnya secara sadar/tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.
8. Tempatka bantal tipis di punggung bawah
9. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.
10. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.
11. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.
12. Turunkan tempat tidur.
13. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi tekanan.
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
15. Evaluasi respon klien.
16. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.
9) POSISI GENU PEKTORAL (Knee Chest)
Pengertian :
Posisi genu pectoral adalah posisi dimana pasien menungging dengan kedua
kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
Tujuan :
Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
Latihan pada ibu yang hamil sungsang.
Persiapan Alat :
Tempat tidur.
Selimut.
Sarung tangan.
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi pectoral.
2. Persiapan klien.
Sampaikan salam.
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan.
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan.
5. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada matras tempat tidur.
6. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
8. Evaluasi respon klien.
9. Dukomentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.
. 10) POSISI ORTOPNEA
Pengertian :
Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi, klien duduk di
tempt tidur atau di tepi tempat tidur degan meja yang menyilang di atas
tempat tidur.
Tujuan :
Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan
ekspansi dada maximum.
Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi
Persiapan Alat :
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Bantalan kaki
Sarung tangan jika diperlukan
Prosedur Pelaksanaan :
Pastikan kebutuhan klien akan posisi ortopnea
Persiapan klien.
Sampaikan salam.
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
Persiapan lingkungan.
Tutup gorden / pasang sampiran.
Dekatkan alat-alat.
Cuci tangan.
Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikan.
Tinggikan kepala tempat tidur 90˚.
Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
Pastikan tidak terdapat tekanan pad area poplitea dan lutut dalam keadaan
fleksi
Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.
Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasikan tindakan.Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan
tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar/tidak dapat
menggunakan tangan dan lengan.
Tempatka bantal tipis di punggung bawah
Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.
Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.
Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.
. Turunkan tempat tidur.
Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan.
. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
. Evaluasi respon klien.
. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.
2.3 Kaitan etika,nilai,moral dalam mengatur posisi tidur pasien
Etika:
Seorang perawat di tuntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memenuhi
etika keperawatan, yaitu pelayanan yang di berikan oleh perawat selalu berdasarkan
niat yang murni dan tidak membedakan suku dan ras.
1. Dalam mengatur posisi tidur pasien,perawat memberikan pelayanan dengan
penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan pasien yang tidak di
batasi oleh pertimbangan status social atau ekonomi atribut personal,atau corak
masalah kesehatannya.
2. Perawat turut serta membantu kebutuhan klien. contoh memindahkan posisi tidur
pasien.
3. Sebagai perawat kita tidak bisa membedakan klien yang satu dan yang
lainya.serta sebagai perawat harus berperilaku jujur,sopan dan bertanggung
jawab atas tindakan yang akan dilakukan.
Adapun tuntutan seorang perawat harus memiliki etika keperawatan,perawat juga dituntut
untuk memiliki nilai dan moral dalam menjalankan tindakan keperawatan.
Nilai :
1. Perawat harus bertanggung jawab dalam segala tindakan yang diberikan pada
klien,dan hati-hati pada saat mengatur atau memindahkan pasien.karena jika
melalakukan tindakan yang salah bisa saja kita sebagai perawat di tuntut.
2. Melindungi dan menghargai privasi dari klien.
Moral :
1. Menghargai otonomi,maksudnya dalam mengatur posisi pasien suatu bentuk hak
klien dalam memilih atau menerima suatu tanggungjawab terhadap pilihannya
sendiri.contoh kebebasan pasien untuk memilih tindakan apa yang akan
dilakukan terhadap klien.
2. Kebebasan,dalam arti perilaku tanpa tekanan dari luar.memutuskan sesuatu tanpa
tekanan atau paksaan pihak lain bahwa klien bebas menentukan pilihannya
menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.contoh: klien mempunyai hak untuk
menerima atau menolak tindakan yang akan dilakukan.
3. Kerahasiaan artinya melindungi informasi yang bersifat pribadi.prinsip bahwa
perawat harus menghargai semua informasi tentang klien dan perawat
menyadari bahwa klien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan
dengan privasi pasien,tidak untuk disebar luaskan secara tidak tepat.contoh :
perawat tidk boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain,kecuali seizing
klien atau seizing keluarga demi kepentingan hokum.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005).
2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
Posisi Supinasi (Telentang)
Posisi pronasi (telungkup)
Posisi sim’s
Posisi Lateral (Side-Lying)
Posisi Dorsal Recumbent
Posisi Trendelenberg
Posisi Lithotomi
Posisi semi fowler
posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)
Posisi ortopnea
3. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan
posisi pasien yang satu dengan yang lain.
3.2 SARAN
Melalui makalah ini saya harapkan agar pembaca dapat mampu
memahaminya dan mampu mengimplementasikannya dalam pembelejaran, sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya :
Salemba Medika.
Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : EGC.