BAB 1

5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program imunisasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1956 dengan melaksanakan vaksinasi cacar di pulau Jawa, hingga Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO pada tahun 1974. Dengan keberhasilan tersebut maka sejak itu dilakukan pula vaksinasi Toxoid Tetanus untuk ibu hamil tahun 1974. Vaksinasi DPT dimulai tahun 1976,vaksinasi BCG di tahun 1978. Pengembangan program imunisasi (PPI) secara resmi dimulai tahun1977. Vaksinasi polio dan campak mulai dikembangkan pada tahun 1980, hingga pada tahun 1982 program imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu : BCG, DPT, Polio, dan Campak. Pada tahun 1995-1997 diadakan pekan imunisasi Nasional (PIN) , diharapkan setiap balita termasuk bayi baru lahir di seluruh Indonesia mendapatkan imunisasi. Pada tahun 1995 PIN hanya memberikan vaksin polio, akan tetapi pada tahun 1996 dan 1997 juga diberikan imunisasi polio dan campak pada balita dan imunisasi TT pada ibu hamil dan ibu balita. Dengan tujuan agar mengurangi angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PB3I) dan tujuan khusus adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI) di tiap kecamatan, tercapainya eliminasi Tetanus Neonatorum (insiden di bawah 1 per 10.000 kelahiran hidup) di

description

pndhuluan

Transcript of BAB 1

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Program imunisasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1956 dengan

melaksanakan vaksinasi cacar di pulau Jawa, hingga Indonesia dinyatakan bebas

cacar oleh WHO pada tahun 1974. Dengan keberhasilan tersebut maka sejak itu

dilakukan pula vaksinasi Toxoid Tetanus untuk ibu hamil tahun 1974. Vaksinasi

DPT dimulai tahun 1976,vaksinasi BCG di tahun 1978. Pengembangan program

imunisasi (PPI) secara resmi dimulai tahun1977. Vaksinasi polio dan campak

mulai dikembangkan pada tahun 1980, hingga pada tahun 1982 program

imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu : BCG, DPT, Polio, dan

Campak. Pada tahun 1995-1997 diadakan pekan imunisasi Nasional (PIN) ,

diharapkan setiap balita termasuk bayi baru lahir di seluruh Indonesia

mendapatkan imunisasi. Pada tahun 1995 PIN hanya memberikan vaksin polio,

akan tetapi pada tahun 1996 dan 1997 juga diberikan imunisasi polio dan campak

pada balita dan imunisasi TT pada ibu hamil dan ibu balita. Dengan tujuan agar

mengurangi angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PB3I) dan tujuan khusus adalah tercapainya Universal Child

Immunization (UCI) di tiap kecamatan, tercapainya eliminasi Tetanus

Neonatorum (insiden di bawah 1 per 10.000 kelahiran hidup) di seluruh

Indonesia dan reduksi campak pada tahun 2000.(Nadhrin, 1995). Dalam hal ini

peran orang tua, khususnya ibu menjadi sangat penting, karena orang terdekat

dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang pendidikan dan

pengetahuan ibu. Pendidikan dan pengetahuan ibu akan mempengaruhi

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi

status imunisasinya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam

program imunisasi bayinya tidak akan jadi halangan yang besar jika pendidikan

dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan. (Arsunan, 2006)

Selain peran orang tua juga tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua

kegiatan pelayanan Posyandu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kehadiran

kader sebagai tenaga sukarela. Kader inilah sebenarnya yang menjadi rohnya

Page 2: BAB 1

Posyandu. Peran kader pada hari buka Posyandu sangat besar karena lancar

tidaknya penyelenggaraan kegiatan Posyandu ditentukan sejauhmana kemampuan

dan keaktifan kader melaksanakan fungsinya serta membangun kerjasama baik

sesama kader maupun terhadap pembina dan kelompok sasaran Posyandu.

Mengingat begitu strategisnya keberadaan kader maka untuk lebih optimalnya

dalam memberikan pelayanan, pemerintah memprogramkan pemberian pelatihan

kader. (Bapenas, 2008)

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul "Hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, dan

peran kader Posyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Sukasari Kota Tangerang.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan

dan peran kader Posyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di

wilayah kerja Puskesmas Pasar Baru Kota Tangerang

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian

imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kota

Tangerang

b) Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap

imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kota

Tangerang

c) Untuk mengetahui hubungan peranan kader Posyandu terhadap

pemberian imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar

Baru Kota Tangerang

Page 3: BAB 1

1.3. Manfaat :

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.      Bagi Instansi Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan suatu masukan bagi pihak Puskesmas setempat

untuk lebih meningkatkan kinerja stafnya dan juga kadar kesehatan yang

dimilikinya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanannya kepada seluruh

bayi terutama dalam memantau cakupan imunisasi.

2.      Bagi Ibu Bayi

Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan ibu

mengenai hubungan antara pendidikan, pengetahuan, dan peran kader Posyandu

terhadap pemberian imunisasi pada bayi.

3.      Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan

untuk penelitian lebih lanjut yang berkenaan dengan imunisasi pada bayi.