Bab 1

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu pesat, persaingan bebas terjadi di semua tatanan kesehatan terutama rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem kesehatan di sebuah rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu selama 24 jam di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan kepuasan pelang gan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai diantaranya dengan meningkatkan kulaitas pelayanan keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan yaitu suatu pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan. Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan metoda proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian dalam pengelolaanasuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan pasien baik langsung ataupun tidak langsung. Ada tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yang salah satunya adalah Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998). Salah satu dari beberapa sistem tersebut adalah Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penerapan MPKP di rumah sakit bermacam macam

description

isos

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu pesat, persaingan

bebas terjadi di semua tatanan kesehatan terutama rumah sakit. Pelayanan keperawatan

merupakan bagian dari sistem kesehatan di sebuah rumah sakit. Pelayanan keperawatan

merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu selama 24 jam di rumah sakit, sehingga baik

buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan keperawatan.

Untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara

meningkatkan kepuasan pelang gan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa

dicapai diantaranya dengan meningkatkan kulaitas pelayanan keperawatan. Kualitas

pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan

yaitu suatu pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan.

Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan metoda proses

keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian dalam

pengelolaanasuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan pasien baik

langsung ataupun tidak langsung. Ada tiga komponen penting dalam manajemen asuhan

keperawatan yang salah satunya adalah Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan

keperawatan (Marquis & Huston, 1998). Salah satu dari beberapa sistem tersebut adalah

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penerapan MPKP di rumah sakit

bermacam macam disesuaikan situasi dan kondisi rumah sakit. MPKP yaitu metode

pemberian asuhan keperawatan komprehensif yang merupakan aplikasi dari model

praktik keperawataan profesional atau yang disebut model keperawatan primer.

Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien membutuhkan suatu metoda, dan sistem tertentu termasuk

sarana Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang memadai, misalnya kualifikasi

SDM keperawatan harus ada perawat profesional yaitu perawat yang berkualifikasi

sarjana keperawatan dengan jumlah yang sesuai yaitu minimal 5 orang dalam satu ruang,

peralatan yang sesuai yaitu perbandingan alat dan pasien yang mendekati standar dan

ilmu tentang manajerial yaitu pengetahuan tentang cara penerapan MPKP bagi jajaran

direktur, kepala bidang keperawatan, kepala ruang dan perawat pelaksana.

Page 2: Bab 1

1.2 Tujuan

1. Tujuan Utama

Untuk mengetahui tentang Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Dr

Marzoeki Mahdi Bogor.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui konsep model praktik keperawatan professional (MPKP) di

Rumah Sakit Dr Marzoeki Mahdi Bogor.

Untuk mengetahui timbang terima (overran) di Rumah Sakit Dr Marzoeki Mahdi

Bogor.

Untuk mengetahui ronde keperawatan di Rumah Sakit Dr Marzoeki Mahdi Bogor.

Untuk mengetahui komunikasi dalam manajemen keperawatan di Rumah Sakit

Dr Marzoeki Mahdi Bogor.

1.3 Waktu Pelaksanaan

Kegiatan preklinik keperawatan mahasiswa program studi ilmu keperawatan

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU dilaksanakan pada tanggal 27-1 Februri

2014

1.4 Praktikan (Angkatan, kelompok, Nama)

Angkatan : 2014

Kelompok : Antareja

Nama:

Enni Septiarini

Zeplen Chitra Elpiolita

Rori Ariestiawan

Ida Maya Sari

M. Jejen abiwibowo

Oki Nizardi

Allen Oktavia

Dwi Kumara

Page 3: Bab 1

BAB II

HASIL KAJIAN

1.1 Hasil

1. Profil/ Gambaran Umum Ruang Keperawatan

Profil/Gambaran Umum Ruang Antareja Rumah Sakit Dr marzoeki mahdi

Bogor yaitu dengan tenaga kerja sebanya 22 orang, terdiri dari 14 orang laki- laki

dan 8 orang prempuan .dimana 1 orang psikologi sekaligus pekerja sosial, 1 orang

karu, 1 orang dokter ruangan, 1 orang dokter konselor dan 1 orang dokter

suvervisor , dan dimana tim dibagi menjadi 2 kepemimpinan tim yang masing-

masing memiliki anggota kelompok perawat pelaksana sebanyak 5 orang. Dan

dibawahi lagi oleh 1 orang administrasi, 2 orang pramu husada dan 1 orang cleaning

service .

Pasien yang di rawat di ruang Antareja sebanyak 21 orang. Adapun nama-

nama pasien yang dirawat di ruang Antareja berdasarkan data macam penyakit di

ruangan tersebut yaitu :

1. Emed : Halusinasi, DPD, Isos

2. Sadi : Halusinasi

3. Humaegi : Halusinasi

4. Jaelani : HDR,Halusinasi, RPK

5. Ramdani : Halusinasi

6. Kurniawan : RPK, Waham Kebesaran,

7. M. Yusuf : Waham Agama

8. Evi Elvian : Isos, halusinasi

9. Toyib : Halusinasi

10. Jendra : Halusinasi

11. Andri : Halusinasi

12. Wahad Jidjah : HDR

13. Ahmad Tirto : RPK

14. Henok : DPD

15. Riski Wahyu : DPD

16. Ujang : Waham

17. Arman : Isos

18. Tri Warsono : Halusinasi

Page 4: Bab 1

19. Rahmat S : Halusinasi

20. Hapid : Halusinasi

21. Muktar : Halusinasi

22. Herman : RPK

23. Jajat : Halusinasi

Di ruang antareja juga terdapat ruang perawat, ruang pasien, satu kamar

mandi perawat, 1 kamar mandi pasien, ruang makan, ruangan yang dilengkapi

dengan TV untuk penkes keluarga dan pasien agar dapat mendiskusi kasus klien.

2. Struktur Organisasi Ruang Keperawatan

STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN ANTAREJA

Page 5: Bab 1

3. Metode MPKP Yang Digunakan

Model praktik keperawatan professional (MPKP) yang digunakan di rumah

sakit jiwa Dr. H. Marzoeki mahdi Bogor adalah :

a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) TIM

dari hasil observasi dan wawancara di ruang antareja, Model praktik

keperawatan yang digunakan yaitu metode tim . Dimana dalam 1 ruanngan di

pimpin oleh satu orang karu, 2 orang katim, dan setiap katim memiliki perawat

pelaksana empat orang dan psikiater serta di dampingi dokter yang berbeda esuai

tim yang telah dibagi.

Setiap tim bertanggung jawab atas pasien nya sesuai pembagian oleh karu dan di

teruskan oleh katim.

Uraian Tugas dan Fungsi Masing-masing Tenaga Keperawatan (Karu,

Katim,PP)

Tugas Kepala Ruangan yaitu :

Mengatur pembagian tugas pegawai

Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan

Mengatur dan mengendalikan logistik atau administrasi ruangan

Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah

Mengikuti ronde tim medis untuk mengadakan ronde keperawatan

Membimbing siswa atau mahasiswa dalam proses keperawatan di ruang rawat

Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat

memberikan administrasi

Membuat jadwal dinas dan surat menyurat, memberikan orientasi pada pegawai

baru, termasuk kepada residen mahasiswa kedokteran dan mahasiwa

keperawatan yang akan melakukan praktek di ruangan

Melakukan penbinaan tenaga keperawatan, menciptakan dan memilihara kerja

yang harmonis dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

Tugas Kepala Tim yaitu :

Membuat perencanaan

Membuat koordinasi, supervise dan evaluasi

Page 6: Bab 1

Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien.

Tugas Perawat Pelaksana yaitu :

Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, sore, dan malam

Mengikuti fre conference/ post conference

Melakukan pengkajian awal pada klien baru

Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan

yang telah dibuat.

Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi

keperawatan yang ada di ruangan

Menyiapkan klien untuk pemeriksaan fisik , pengobatan dan tindakan.

Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien dengan kalimat yang mudah

dimengerti, bersikap sopan dan ramah tamah.

Berperan serta dalam melakukan TAK pada seluruh klien

Memelihara kebersihan klien ruangan, lingkungan dan ruang rawat

Menyimpan, memelihara, dan menyiapkan perawatan yang di perlukan sehingga

siap dipakai

Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala

ruangan perawat

Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat

Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab seperti

memberikan obat

Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual dari

klien

4. Pelaksanaan Timbang Terima (Overran)

Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima di rumah sakit dr Marzoeki Mahdi

bogor yaitu :

1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.

2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal

apa yang disampaikan.

Page 7: Bab 1

3) Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab

shift yang selanjutnya meliputi :

Kondisi atau keadaan klien secara umum

Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing

penanggung jawab:

1) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan

2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima

dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah

keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta

hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap

sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada

perawat yang berikutnya

4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

Identitas klien dan diagnosa medik

Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

Intervensi kolaborasi dan dependensi

Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan

penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang

tidak dilaksanakan secara rutin.

5) Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya

jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas

6) Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas

7) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada

kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.

8) Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan

ruangan oleh perawat.

9) Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak

terburu-buru

Page 8: Bab 1

10) Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama

secara langsung melihat keadaan kien.

5. Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Adapun Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai

berikut :

Persiapan

1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde

2) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga

Pelaksanaan Ronde

1) Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan

difokuskan

2) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah

dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan

3) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana

tindakan yang akan dilakukan

4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan

Pasca Ronde

1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta

menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

6. Pelaksanaan Komunikasi Therapeutik

Model Komunikasi yang digunakan di rumah sakit jiwa Dr. H. Marzoeki mahdi

Bogor antara lain sebagai berikut :

1) Komunikasi tertulis: Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam

organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi

telah mengembangkan metode penulisan dalam mengkomunikasikan

pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke

staf, pembayaran, dan jurnal.

2) Komunikasi secara langsung: Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal

kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal.

3) Komunikasi non-verbal: Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan

menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau “ body

language” .

Page 9: Bab 1

4) Komunikasi via telepon : Pada era teknologi canggih ini, manajer sangat

tergantung melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan

sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap

perkembangan dan masalah dalam organisasi.

1.1 Pembahasan

1. Pembahasan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di ruang perawat gtot kaca Rumah Sakit Jiwa Dr.

H. Marzoeki mahdi Bogor adalah :

1) Overan dinas yaitu : Dinas pagi : 07-00-14.00 WIB, Dinas Sore : 14.00-20.00

WIB dan Dinas Malam : 20.00-07.00.

2) Fre confree dan Post confree

3) Kebersihan pasien seperti perawatan rambut, kebersihan gigi, perawatan luka,

pemenuhan nutrisi cairan dan obat

4) Melakukan aktivitas motorik dengan berolahraga

5) Melakukan pemeriksaan Vital sign oleh dokter sehabis makan pagi

6) Pelaksanaan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)

7) Melakukan pengkajian pada pasien

Metode MPKP yang digunakan di ruang Antareja adalah metode keperawatan

primer dimana terdapat kontinutas keperawatan yang bersifat komprehensif serta

dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer ini biasanya mempunyai 4-6

klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit.

Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi

dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang

klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan

akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).

Selain menggunakan metode keperawatan primer ruangan ini juga

menggunakan metode keperawatan tim dimana perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/

group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup

kecil yang saling membantu. Kepala ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana

mengerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Adapun rencana dalam sistem overran yaitu kedua kelompok shift dalam

keadaan sudah siap. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu

mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikannya. Perawat yang bertanggung jawab

Page 10: Bab 1

menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi :Kondisi

atau keadaan klien secara umum, Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operand

an Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

Timbang terima ruang keperawatan Antareja ini dilaksanakan setiap

penggantian shift/operan dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan

timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah

keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal

penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam

hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang

akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

Komunikasi terapheutik yang digunakan di Antareja adalah Komunikasi

Tertulis yang dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya

publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Kepala

Ruangan juga selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik

secara formal maupun informal dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan

ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh. Serta menggunakan komunikasi via

telepon dimana kepala ruangan sangat tergantung melakukan komunikasi

menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut,

memungkinkan kepala ruangan untuk merespons setiap perkembangan dan masalah

dalam organisasi.

2. Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength,

Weakness, Opportunity dan Threat, yg dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan

sbg Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yg paling dasar,

yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil

analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan

menghindari ancaman.

ANALISA SWOT

No S ( kekuatan ) W ( kelemahan ) O T ( hambatan )

Page 11: Bab 1

(kesempatan)

1 pendidikan Adanya ruang

khusus untuk

praktikan yang

dilengkapi dengan

buku-buku yang

berhubungan

dengan

keperawatan jiwa

Rasio CI dengan

peserta didik

kadang-kadang

tidak memadai

Rumah sakit

jiwa Dr. H.

Marzoeki

mahdi Bogor

merupakan

rumah sakit

rujukan

tertinggi dan

rumah sakit

tertua di

Indonesia

Kurikulum

pendidikan

yang membuat

distribusi

praktikan

menumpuk di

ruangan

diwaktu-waktu

tertentu

2. Nutrisi Makanan datang

pada waktu yang

relatif sama setiap

harinya

Makanan

disajikan

dengan

ketentuan RS

Pengawasan

terhadap

makanan yang

dikonsumsi

pasien dari luar

masih kurang,

kecuali jika

pasien yang

menanyakan

Adanya

mahasiswa

keperawatan

di ruangan

dapat

membantu

mengawasi

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi klien

Pasien yang

mengkosumsi

makanan dari

luar

3. Istirahat dan

tidur

Adanya peraturan

dan tata tertib

tentang jumlah dan

waktu berkunjung

Masih adanya

keluarga pasien

yang

berkunjung pada

jam-jam

istirahat

Adanya

mahasiswa

keperawatan

di ruangan

dan keluarga

dapat

membantu

pemenuhan

Kondisi

penyakit dan

efek samping

obat

mengakibatkan

pasien sulit

untuk tidur

seperti sesak

Page 12: Bab 1

kebutuhan

istirahat dan

tidur pasien

napas dan

batuk

4. Personal

hygiene

Perawat

mengajarkan

keluarga dan

pasien tentang tata

cara personal

hygiene

masih

kurangnya

kesadaran

keluarga untuk

melakukan

personal higiene

,dan masih

kurangnya

keinginan

praktikan untuk

belajar

melakukan

personal

hygiene ,hal ini

terlihat dari

kondisi klien

Adanya

praktikan

yang praktek

di ruang

perawatan

Masih

kurangnya

tingkat

pengetahuan

pasien tentang

pentingnya

personal

hygiene

5. Keamanan

dan

kenyamanan

Lingkungan yang

dibersihkan 3 kali

sehari

Adanya

pembersihan besar-

besaran setiap

bulannya

kurang terjamin

karena adanya

pasien yang

ingin kabur

Adanya

mahasiswa

keperawatan

di ruangan

dan keluarga

dapat

membantu

menjaga

keamanan

dan

kenyamanan

klien

Tidak adanya

satpam di

ruangan

keperawatan

6. Manajemen Adanya ruangan

pemeriksaan, ruang

Adanya

beberapa

Adanya

cleaning

Kurangnya

tenaga CS

Page 13: Bab 1

unit

Lingkungan

kerja

Fisik

perawat, kamar

mandi perawat,

kamar mandi

pasien dan ruangan

yang di lengakapi

dengan TV dan

Radio

ruangan yang

tidak terpakai

dan memerlukan

pembenahan

agar tertata lebih

rapi dan baik.

service