BAB 1

download BAB 1

of 2

description

Pendahuluan

Transcript of BAB 1

BAB I PENDAHULUAN Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu gangguan formasi , aliran, atau penyerapan cairan serebrospinal (CSF ), menyebabkan peningkatan volume yang ditempati oleh cairan ini dalam sistem saraf pusat (Rekate HL, 2009). Kondisi ini juga bisa disebut sebagai gangguan hidrodinamik dari CSF. Akut hidrosefalus terjadi selama beberapa hari, hidrosefalus subakut terjadi selama beberapa minggu, dan hidrosefalus kronis terjadi selama bulan atau tahun. Kondisi seperti atrofi otak dan lesi destruktif fokus juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSF dalam SSP. (Espay A J, Murro A M, Talavera F, Caselli R J, Benbadis S R, Crysta H A, 2004). Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior (Darsono, 2005). Diagnosa hidrosefalus dapat ditegakkan dengan lingkar kepala yang besar dari normal dan semakin membesar semakin tinggi usia anak, Gejala klinis termasuk sunset eye, ubun-ubun besar yang melebar dan menonjol, dan Macewen sign. Disamping dari pemeriksaan fisik, gambaran klinik yang samar-samar maupun yang khas, kepastian diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan dengan menggunakan alat-alat radiologik yang canggih. Pada neonatus, USG cukup bermanfaat untuk anak yang lebih besar, umumnya diperlukan CT scanning. CT scan dan MRI dapat memastikan diagnosis hidrosefalus dalam waktu yang relatif singkat. CT scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrosefalus dari penyakit lain yang juga menyebabkan pembesaran kepala abnormal, serta untuk identifikasi tempat obstruksi aliran CSS. (Darsono, 2005) Pada sebagian penderita, pembesaran kepala berhenti sendiri (arrested hydrocephalus) mungkin oleh rekanalisasi ruang subarachnoid atau kompensasi pembentukan CSS yang berkurang. Tindakan bedah belum ada yang memuaskan 100%, kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. Ada tiga prinsip pengobatan hidrosefalus, yaitu; Mengurangi produksi CSS, Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS, Pengeluaran CSS ke dalam organ ekstrakranial (Hassan R dan Atlas H, 2002) Laporan kasus ini mengangkat kasus mengenai epilepsi, yang dianalisis untuk mengetahui ketepatan diagnosis dan dan tatalaksana penyakit tersebut. Melalui penelaahan terhadap kasus ini, diharapkan tatalaksana hidrosefalus dapat dilakukan secara cepat dan tepat agar komplikasi dapat dihindari.