bab 1

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Celah palatum (cleft palate) dan celah bibir (cleft lip) adalah salah satu kelainan kongenital orofasial. Kelainan tersebut terjadi karena kegagalan penyatuan proses fasialis dengan sempurna sehingga terjadi celah pada bibir ataua palatum. Cleft palate dan cleft lip tidak selalu terjadi secara bersamaan (Yanes, 20007; Sousa et al, 2009) Ada tiga jenis kelainan cleft yaitu cleft lip tanpa disertai cleft palate, cleft palate tanpa disertai cleft lip, cleft lip disertai dengan cleft palate. Celah yang terbebntuk tersebut bias unilateral maupun bilateral. Tingkat pembentukan cleft palate dan cleft lip bervariasi mulai dari ringan yaitu berupa sedikit tarikan hingga berat yaitu celah yang terbentuk sampai nasal dan menuju tenggorokan (zucchero, 2004) 1

description

a

Transcript of bab 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Celah palatum (cleft palate) dan celah bibir (cleft lip) adalah salah satu kelainan kongenital orofasial. Kelainan tersebut terjadi karena kegagalan penyatuan proses fasialis dengan sempurna sehingga terjadi celah pada bibir ataua palatum. Cleft palate dan cleft lip tidak selalu terjadi secara bersamaan (Yanes, 20007; Sousa et al, 2009)Ada tiga jenis kelainan cleft yaitu cleft lip tanpa disertai cleft palate, cleft palate tanpa disertai cleft lip, cleft lip disertai dengan cleft palate. Celah yang terbebntuk tersebut bias unilateral maupun bilateral. Tingkat pembentukan cleft palate dan cleft lip bervariasi mulai dari ringan yaitu berupa sedikit tarikan hingga berat yaitu celah yang terbentuk sampai nasal dan menuju tenggorokan (zucchero, 2004)Data internasional menunjukkan kasus cleft palate dan cleft lip ditemukan 1 dari 1000 bayi yang lahir. Dari keseluruhan kasus cleft palate dan cleft lip prevalensinya adalah 45%. Cleft lip 25% dan cleft palate 35%. Insiden cleft lip sering ditemukan pada anak laki-laki disbanding perempuan dengan perbandingan 1 : 2 sedang cleft palate adalah sebaliknya. Hasil penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa daerah isana NTT Indonesia merupakan daerah dengan prevalensi cleft palate dan cleft lip tertinggi di dunia (Sadler, 200;sutrisno et al,1999).Masalah pada penderita celah bibir dan langit-langit (CLP) sudah muncul sejak penderita lahir. Derita psikis yang dialami keluarga dan kelak dialami pula oleh penderita setelah menyadari dirinya berbeda dengan yang lain. Secara fisik adanya celah akan membuat kesukaran minum karena daya hisap yang kurang dan banyak yang tumpah atau bocor ke hidung, gangguan pada penampilan dan gangguan bicara berupa suara yang sengau. Penyulit yang juga mungkin terjadi pada penderita CLP adalah infeksi telinga tengah, gangguan pendengaran, serta gangguan pertumbuhan gigi dan rahang.8Penanganan kecacatan pada celah bibir dan langit-langit tidaklah sederhana, melibatkan berbagai unsure antara lain, ahli Bedah Plastik, ahli Ortodonti, ahli THT untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan control pendengaran, Speech therapist untuk fungsi bicara. Setiap spesialisasi punya peran yang tidak tumpang tindih, tapi saling melengkapi dalam menangani penderita CLP secara paripurna.81.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana etiologi, patofisiologi dan penaatalaksanaan pasien dengan kasus cleft palate dan cleft lip?2. Bagaimana penatalaksanaan pasien cleft palate dan cleft lip?1.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami etiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan paasien dengan kasus cleft palate dan cleft lip2. Mengetahui penatalaksanaan pasien cleft palate dan cleft lip2