bab 1
-
Upload
dhewi-tobing -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of bab 1
-
1
BAB-I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan sepeda motor dewasa ini membawa sejumlah penomena menarik hampir
di setiap ruas-ruas jalan, khususnya ruas-ruas jalan perkotaan. Persimpangan lalu lintas
yang diatur dengan lampu lalu lintas juga tidak luput dari dampak keberadaan sepeda
motor. Hal ini ditandai dengan adanya penumpukan sepeda motor yang memenuhi
mulut-mulut persimpangan selama fase merah. Penumpukan sepeda motor pada mulut
persimpangan ini terkesan tidak beraturan dan tidak jarang melanggar aturan lalu lintas
di persimpangan, seperti melampaui garis henti, menutup pergerakan lalu lintas belok
kiri langsung serta menghalangi pergerakan pejalan kaki.
Gambar-1.1. Penumpukan sepeda motor pada persimpangan jalan Soekarno-Hatta dan
jalan Buah Batu di kota Bandung (Foto: Muhammad Idris)
Gambar-1.1 merupakan tipikal penumpukan sepeda motor pada persimpangan bersinyal
yang melanggar aturan lalu lintas berupa pelanggaran marka. Berdasarkan data
pelanggaran lalu lintas dari Polwiltabes Bandung, pelanggaran marka jalan (51%)
-
2
termasuk pelanggaran marka garis henti merupakan jenis pelanggaran lalu lintas
tertinggi di wilayah Polwiltabes Bandung dalam lima tahun terakhir (2002-2006).
Sebagai kendaraan bermotor terkecil, sepeda motor merupakan kendaraan yang
memiliki mobilitas dan manuver pergerakan yang tinggi. Faktor mobilitas serta
fleksibelnya pergerakan sepeda motor dalam memanfaatkan ruang mendorong
pengemudi untuk melakukan pergerakan yang lebih variatif dibandingkan dengan
kendaraan bermotor roda empat. Sepeda motor mampu melewati ruang kosong
menempati celah-celah kendaraan secara acak, dan baru berhenti bilamana tidak ada
lagi ruang yang bisa dimasuki.
Ketika memasuki persimpangan, pengemudi sepeda motor cenderung memilih ruang
sedekat mungkin ke garis henti (stop line) yang ada di persimpangan dari pada berada di
belakang kendaraan lain. Tidak jarang kendaraan-kendaraan ini menempatkan diri
hingga melampaui garis henti. Terbatasnya ruang pada mulut persimpangan membuat
sepeda motor juga sering menggunakan lajur pejalan kaki sebagai tempat menunggu,
sehingga mengurangi lajur efektif pejalan kaki pada zebra-cross.
Ketika memasuki sinyal fase hijau, kendaraan-kendaraan sepeda motor tersebut tampak
berebut secepat mungkin dengan berbagai manuver pergerakan untuk keluar dari
kelompok bentukan pada mulut persimpangan tersebut. Akibat manuver atau
pergerakan sepeda motor ini tidak jarang menimbulkan konflik lalu lintas yang
diperkirakan memiliki pengaruh atau gangguan pergerakan terhadap kendaraan lainnya.
Kondisi lalu lintas sepeda motor seperti ini banyak ditemukan pada persimpangan-
persimpangan yang diatur dengan lampu lalu lintas di kota Bandung.
Menyoroti kondisi persimpangan akibat pengaruh penumpukan sepeda motor tak
beraturan tersebut pada mulut-mulut persimpangan terhadap pergerakan lalu lintas
khususnya terhadap kemudahan bermanuver pada persimpangan dinilai perlu untuk
diteliti lebih jauh. Suatu penelitian yang mengarah kepada kajian atau tinjauan pengaruh
manuver atau pergerakan sepeda motor ketika keluar dari bentukan kelompok tak
beraturan dari sepeda motor terhadap lalu lintas serta tinjauan terhadap penyediaan
fasilitas khusus sepeda motor pada persimpangan. Tesis ini mencoba mengangkat
-
3
permasalahan sepeda motor pada persimpangan melalui sebuah penelitian dengan topik:
Pengaruh Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor terhadap konflik lalu lintas pada
pendekat persimpangan bersinyal. Tesis ini akan mengkaji karakteristik lalu lintas
sepeda motor pada kaki persimpangan selama fase hijau dan merah melalui kajian
konflik lalu lintas serta pengaruhnya terhadap pergerakan lalu lintas di persimpangan.
Penelitian ini mengambil kasus persimpangan yang diatur dengan lampu lalu lintas
yaitu pada persimpangan jalan Soekarno-Hatta dengan jalan Buah Batu di kota
Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap kebijakan
sistem transportasi perkotaan khususnya yang berkaitan dengan prasarana jalan untuk
mengatur sepeda motor di persimpangan.
1.2. Perumusan Masalah
Secara ringkas tinjauan teoritis dari permasalahan sebagaimana yang dikemukakan di
atas, dapat diberikan sebagai berikut:
a) Terjadinya penumpukan atau terbentuknya kelompok kendaraan sepeda motor
yang tidak beraturan pada mulut persimpangan selama fase merah diasumsikan
sebagai penumpukan sepeda motor pada pintu pergerakan aliran lalu lintas yang
diperkirakan dapat berpengaruh terhadap pergerakan lalu lintas di kaki
persimpangan serta konflik lalu lintas di persimpangan pada fase hijau.
b) Salah satu penyebab terjadinya penumpukan kendaraan sepeda motor pada
mulut persimpangan diperkirakan karena tidak tersedianya fasilitas khusus
sepeda motor hal ini ditandai dengan masih bersatunya semua kendaraan pada
kaki persimpangan dalam satu ruang yang tidak terpisah, yang menggunakan
satu garis henti secara bersama-sama.
c) Tertutupnya akses sepeda motor menuju mulut persimpangan oleh kendaraan
roda-4 menyebabkan terjadinya penumpukan sepeda motor di pangkal pulau
jalan. Kondisi ini sering menimbulkan konflik lalu lintas di sekitar lokasi
tersebut khususnya pada detik-detik awal fase lampu hijau menyala yang
diakibatkan oleh pergerakan sepeda motor yang memaksa masuk ke lajur lalu
lintas dari lajur kiri.
d) Tingginya proporsi sepeda motor yang melebihi 60% di persimpangan
diperkirakan mampu memberikan gangguan terhadap pergerakan lalu lintas
ketika lampu hijau menyala.
-
4
e) Kemudian akibat terhambatnya pergerakan sepeda motor menuju mulut
persimpangan selama fase merah, seringkali sepeda motor masuk ke mulut atau
depan persimpangan dari lajur belok kiri langsung, yang menyebabkan tidak
teraturnya penumpukan sepeda motor di mulut persimpangan.
f) Untuk mengurangi dampak dari penumpukan sepeda motor secara tak beraturan
serta tingginya konflik sepeda motor di mulut persimpangan, dinilai perlu
memberikan pengaturan sepeda motor pada persimpangan melalui fasilitas RHK
(Ruang Henti Khusus) sepeda motor.
Berdasarkan fakta dan asumsi sebagaimana dikemukakan di atas, maka secara umum
penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (research question):
Sejauh mana pengaruh RHK sepeda motor dalam mengurangi intensitas, tingkat
konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu lintas yang diakibatkan oleh pergerakan
sepeda motor pada persimpangan bersinyal selama fase hijau?
1.3. Tujuan dan Sasaran
Searah dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka secara umum penelitian
yang dikembangkan di dalam tesis ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh RHK
sepeda motor terhadap intensitas, tingkat konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu
lintas pada persimpangan selama fase hijau. Sedangkan sasaran penelitian yang
dikembangkan dalam tesis ini, antara lain untuk:
a) Menemukenali intensitas, tipikal konflik, tingkat konflik, dan tingkat keparahan
konflik di persimpangan selama periode lampu hijau sebelum dan sesudah
implementasi RHK
b) Menemukenali model RHK untuk sepeda motor sebagai fasilitas tempat berhenti
yang memisahkan sepeda motor dengan kendaraan roda empat di kaki
persimpangan selama fase merah
c) Melakukan uji coba penggunaan RHK sepeda motor sebagai proyek penelitian
pada persimpangan jalan Soekarno-Hatta dengan jalan Buah Batu di kota
Bandung
-
5
d) Mempelajari pengaruh pemanfaatan fasilitas RHK sepeda motor terhadap
penurunan intensitas, tingkat konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu lintas
pada persimpangan.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan serta tujuan dan sasaran di atas, maka hipotesis yang akan
dibuktikan pada penelitian ini antara lain mengasumsikan bahwa penyediaan RHK
untuk sepeda motor memberikan pengaruh terhadap konflik lalu lintas yang mencakup
intensitas, tingkat konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu lintas pada persimpangan.
Hipotesis nolnya mengasumsikan fasilitas RHK sepeda motor akan berpengaruh
terhadap konflik lalu lintas pada persimpangan, sedangkan hipotesis alternatifnya
mengasumsikan fasilitas RHK sepeda motor pada persimpangan tidak berpengaruh
terhadap konflik lalu lintas pada persimpangan. Untuk menguji hipotesis tersebut,
dilakukan menggunakan uji Chi-Kuadrad yang umum digunakan untuk menguji
perbedaan dua kelompok sampel independen. Secara umum rumusan hipotesisnya
adalah :
Ho : Fasilitas RHK berpengaruh terhadap konflik lalu lintas di persimpangan
H1 : Fasilitas RHK tidak berpengaruh terhadap konflik lalu lintas di persimpangan
Pembuktian hipotesis ini dilakukan dari analisis konflik lalu lintas yang
membandingkan intensitas, tingkat konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu lintas
sebelum dan sesudah implementasi RHK pada persimpangan melalui analisis sebelum
dan sesudah implementasi RHK (before & after analysis).
1.5. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tetap konsisten terhadap tujuan dan sasaran penelitian serta guna
mencegah meluasnya pokok permasalahan mengiungat keterbatasan sumber daya,
waktu serta dana, maka ruang lingkup penelitian antara lain:
a) Aspek-aspek yang diteliti adalah volume lalu lintas, volume sepeda motor, dan
pergerakan sepeda motor pada mulut persimpangan sebelum dan sesudah
implementasi RHK.
-
6
b) Konflik lalu lintas yang mencakup tipe konflik, intensitas konflik, tingkat
konflik, dan tingkat keparahan konflik lalu lintas akibat pergerakan atau
manuver sepeda motor dengan kendaraan roda empat sebelum dan sesudah
implementasi RHK.
c) Penelitian ini mengasumsikan lebar lajur pada kaki persimpangan serta
pengaturan sinyal lampu lalu lintas mengikuti kondisi eksisting dengan
perkataan lain tidak mengubah lebar lajur dan fase lampu lalu lintas.
d) Untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan fasilitas RHK sepeda motor terhadap
konflik lalu lintas dilakukan dengan pendekatan analisis statistik yang
membandingkan konflik lalu lintas sebelum dan sesudah implementasi RHK
(before and after analysis).
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian masalah sepeda motor di Indonesia masih sangat jarang dipublikasikan,
sehingga belum banyak yang bisa dimanfaatkan untuk penanganan permasalahan
sepeda motor pada ruas-ruas jalan atau persimpangan di jalan perkotaan di Indonesia.
Oleh karena itu, penelitian ini dinilai bermanfaat:
a. sebagai masukan di dalam perencanaan fasilitas sepeda motor, khususnya pada
persimpangan bersinyal di perkotaan, dan
b. untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas serta meningkatkan keselamatan lalu
lintas di persimpangan bersinyal.
1.7. Sistematika Penulisan
Secara umum tesis ini berisi Bab Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian,
Presentasi Data, Analisis Data dan Pembahasan, serta Kesimpulan dan Saran.
Sistematika penulisan tesis ini mengikuti pola penulisan laporan penelitian umumnya,
antara lain:
a. BAB-I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah, menguraikan
perumusan masalah, perumusan hipotesis, penetapan tujuan dan sasaran
-
7
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dari
tesis ini.
b. BAB-II TINJAUAN PUSTAKA
Bab-II menguraikan metoda dan teori pendukung berkaitan dengan Advanced
Stop Lines (ASLs), teori konflik dan analisis statistik yang diperlukan yang
dinilai terkait dengan pokok bahasan penelitian serta teori-teori lalu lintas yang
diperlukan.
c. BAB-III METODOLOGI PENELITIAN
Bab-III menguraikan metodologi dan pendekatan serta tahapan pekerjaan yang
dilakukan di dalam penelitian, antara lain teknik desain survey dan desain
sampling, metoda pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data yang
digunakan, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran
penelitian.
d. BAB-IV PRESENTASI DATA
Bab-IV menguraikan hasil pengumpulan data sekunder dan data primer,
implementasi RHK di persimpangan, serta uji kecukupan data. Hasil pengolahan
data yang dipresentasikan pada bab ini antara lain volume lalu lintas, volume
sepeda motor, proporsi pergerakan lalu lintas, intensitas konflik, poporsi konflik
per titik konflik, proporsi tipikal konflik, tingkat konflik, dan tingkat keparahan
konflik serta tingkat pelanggaran lalu lintas untuk masing-masing kondisi baik
sebelum dan sesudah implementasi RHK.
e. BAB-V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab-V berisi analisis data dan pembahasan masing-masing data. Bab ini diawali
dengan uji keseragaman data yang mencakup uji keseragaman data volume lalu
lintas dan proporsi pergerakan lalu lintas sebagai persyaratan kelayakan analisis
data konflik lalu lintas. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data konflik lalu
lintas yang membandingkan intensitas konflik, tipikal, sebaran, tingkat konflik,
dan tingkat keparahan konflik lalu lintas sebelum dan sesudah implementasi
RHK. Selanjutnya, bab ini juga membahas efektifitas RHK baik terhadap
-
8
konflik maupun terhadap pengurangan tingkat pelanggaran lalu lintas pada
persimpangan.
f. BAB-VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab-VI menguraikan kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan serta saran
dari seluruh pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya.
***
2014-10-17T09:47:41+0700Digital Content