BAB-1

16
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi pada awal kegiatan KKN tematik posdaya gelombang II tahun 2014 di Desa Wonosari Kecamatan Grujugan Kabupaten Jember didapatkan beberapa data yang dikelompokan dalam beberapa aspek seperti tersebut dibawah ini : 1.1.1. Analisis Situasi a. Letak dan Kondisi Geografis Desa Wonosari Kecamatan Grujugan terbagi atas 5 dusun, yakni Krajan, Sekolahan, Patirana, Curah Lempet, dan Mangir. Setiap dusun memiliki 4 RT. Desa Wonosari merupakan desa yang terletak di kaki pegunungan Argopuro. Desa Wonosari berbatasan langsung dengan Desa Kabuaran yang terletak di sebelah selatan dan desa Dadapan di sebelah timur dari desa Wonosari. b. Sumberdaya Manusia (SDM) Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2012, jumlah penduduk Desa Wonosari adalah terdiri dari 1.605 KK, dengan jumlah total 5.181 jiwa, dengan rincian 2.536 laki-laki dan 2.645 perempuan sebagaimana tertera dalam tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia No Usia Laki-laki Perempua n Jumlah Prosentas e 1 0-4 122 131 253 orang 4,9 % 1

description

KKN bab 1

Transcript of BAB-1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBerdasarkan hasil observasi pada awal kegiatan KKN tematik posdaya gelombang II tahun 2014 di Desa Wonosari Kecamatan Grujugan Kabupaten Jember didapatkan beberapa data yang dikelompokan dalam beberapa aspek seperti tersebut dibawah ini :1.1.1. Analisis Situasia. Letak dan Kondisi GeografisDesa Wonosari Kecamatan Grujugan terbagi atas 5 dusun, yakni Krajan, Sekolahan, Patirana, Curah Lempet, dan Mangir. Setiap dusun memiliki 4 RT. Desa Wonosari merupakan desa yang terletak di kaki pegunungan Argopuro. Desa Wonosari berbatasan langsung dengan Desa Kabuaran yang terletak di sebelah selatan dan desa Dadapan di sebelah timur dari desa Wonosari. b. Sumberdaya Manusia (SDM) Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2012, jumlah penduduk Desa Wonosari adalah terdiri dari 1.605 KK, dengan jumlah total 5.181 jiwa, dengan rincian 2.536 laki-laki dan 2.645 perempuan sebagaimana tertera dalam tabel 4.Jumlah Penduduk Berdasarkan UsiaNoUsiaLaki-lakiPerempuanJumlahProsentase

10-4122131253 orang4,9 %

25-991103194 orang 3,7 %

310-14286298584 orang11,3 %

415-19171199370 orang7,1 %

520-24254274528 orang10,2 %

625-29273268541 orang10,4 %

730-34176198374 orang7,2 %

835-39302314616 orang11,9 %

940-44320344664 orang12,8 %

1045-49231230461 orang8,9 %

1150-54132112244 orang4,7 %

1255-589987186 orang3,6 %

13>597987166 orang3,2 %

Jumlah 2.5362.6455.181 orang100,00%

Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Wonosari sekitar 3.184 atau hampir 62 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.Tingkat kemiskinan di Desa Wonosari termasuk tinggi. Dari jumlah 1.605 KK di atas, sejumlah 1.281 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 217 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 93 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 14 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 0 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 93 % KK Desa Wonosari adalah keluarga miskin. Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Wonosari sekitar 3.184 atau hampir 62 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.Tingkat kemiskinan di Desa Wonosari termasuk tinggi. Dari jumlah 1.605 KK di atas, sejumlah 1.281 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 217 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 93 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 14 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 0 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 93 % KK Desa Wonosari adalah keluarga miskin. Secara administratif, Desa Wonosari terletak di wilayah Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sumbersalak Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Di sebelah Barat wilayah pegunungan Argopuro Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Kabuaran Kecamatan Grujugan sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa Dadapan Kecamatan Grujugan.Jarak tempuh Desa Wonosari ke ibu kota kecamatan adalah 4 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 7 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 17 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0.5 jam.c. Pendidikan Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tinggkat pendidikan Desa Wonosari dapat dilihat pada Tabel 5.Tamatan Sekolah MasyarakatNoKeteranganJumlahProsentase

1Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas-0

2Usia Pra-Sekolah3657,04 %

3Tidak Tamat SD987 19,05 %

4Tamat Sekolah SD3.012 58,14 %

5Tamat Sekolah SMP4358,40 %

6Tamat Sekolah SMA230 4,44 %

7Tamat Sekolah PT/ Akademi152 2,93 %

Jumlah Total5.181100 %

Dari di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Wonosari hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Wonosari, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Wonosari baru tersedia di tingkat pendidikan dasar (SD), sementara untuk pendidikan tingkat menengah pertama SMP ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Wonosari yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Wonosari Bahkan beberapa lembaga bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang. d. KesehatanMasalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Wonosari secara umum.Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 5 orang, tuna wicara 11 orang, tuna rungu 14 orang, tuna netra 12 orang, dan lumpuh 6 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa WonosariHal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2010 di Desa Wonosari berjumlah 212 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 42 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Polindes di Desa Wonosari Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 51 kasus bayi lahir pada tahun 2010, tidak ada bayi yang tidak tertolong.Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 365 balita di tahun 2010, masih terdapat 3 balita bergizi buruk, 17 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Wonosari ke depan lebih baik.e. Keadaan SosialDengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Wonosari, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pileg, pilpres, pemilukada, dan pemilugub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.Khusus untuk pemilihan kepala desa Wonosari, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara sah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut.Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap. Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Wonosari pada tahun 2007 Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 98%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Wonosari seperti acara perayaan desa.Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 75% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Wonosari Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong. Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Wonosari mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Wonosari mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Wonosari kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.Berkaitan dengan letaknya yang berada di daerah Tapal Kuda suasana budaya masyarakat Madura sangat terasa di Desa Wonosari Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Madura. Hal ini tergambar budaya dan kehidupan sosial sehari-hari, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Madura.Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Wonosari Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Wonosari Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Wonosari Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial. f. EkonomiTingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Wonosari Rp. 450.000 / bulan Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Wonosari dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, Industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 2.843 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 449 orang, yang bekerja di sektor industri 46 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 77 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.415 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.Mata Pencaharian dan JumlahnyaNoMata Pencaharian JumlahProsentase

1Pertanian2.843 orang83,25 %

2Jasa/ Perdagangan

1. Jasa Pemerintahan2. Jasa Perdagangan 3. Jasa Angkutan4. Jasa Ketrampilan5. Jasa lainnya

132 orang173 orang45 orang56 orang43 orang3,87 %5,07 %1,32 %1,64 %1,26 %

3 Sektor Industri46 orang1,35 %

4Sektor lain77 orang2,25 %

Jumlah3.415 orang100 %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Wonosari masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 112 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 3527 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Wonosari.

1.2 PermasalahanKesehatan merupakan aspek penting yang menjadi permasalahan utama di desa Wonosari, kecamtan Grujugan, kabupaten Bondowoso. Dengan kurangnya kesadaran dari setiap masyarakat, terutama dari hal kebersihan lingkungan menjadikan dampak yang amat merugikan bagi masyarakat desa . Sebenarnya kesadaran akan kesehatan di dalam masyarakat bisa diubah, karena dengan banyaknya akibat yang ditimbulkan. Salah satunya adalah timbulnya masalah penyakit seperti demam berdarah dan diare. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka timbul rumusan masalah dalam kajian Kuliah Kerja Nyata ini yaitu: 1. Bagaimana cara mempengaruhi masyarakat untuk mengantisipasi bahaya nyamuk aedes agypty dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai penyebab penyakit demam berdarah di desa Wonosari, kecamtan Grujugan, Kabupaten Bondowooso ?2. Bagaimana cara mengajak masyarakat desa Wonosari , kecamatan Grujugan , Kabupaten Bondowoso untuk memulai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan menanam TOGA (Tanaman Obat Keluarga)?3. Bagaiman cara mengajak desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten Bondowoso untuk meningkatkan tingkat kreativitas serta memanfaatkan hasil pertanian warga dengan memproduksi Nugget Sayur?4. Bagaimana cara mengajak masyarakat desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten Bondowoso untuk meningkatkan kesejahteraan warga dengan cara memasarkan hasil olahan kebun keorganisasi tani atau memasarkan secara langsung?

1.3 Tujuan dan ManfaatTujuan dilaksanakannya Kuliah Kerja Nyata LPM ini yaitu agar kami dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kami dan masyarakat desa Wonosari selaku objek pelaksanaan kegiatan ini. Adapun tujuan yang dicapai yaitu :1. Untuk mempengaruhi masyarakat agar mengantisipasi bahaya nyamuk aedes aegypti dan mengetahui akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten bondowoso.2. Untuk mengajak desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten bondowoso agar memulai PHBS (Perilaku Hidup Bersih Hidup dan Sehat) dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga).3. Untuk mengajak desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten bondowoso agar meningkatkan tingkat kreativitas serta memanfaatkan hasil pertanian warga dengan memproduksi Nugget Sayur.4. Untuk mengajak masyarakat desa Wonosari, kecamatan Grujugan, kabupaten Bondowoso untuk meningkatkan kesejahteraan warga dengan cara memasarkan hasil olahan kebun keorganisasi tani atau memasarkan secara langsung.Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adalah:A. Bagi Mahasiswa1. Memperoleh pengalaman praktis untuk mengabdi pada masyarakat.2. Dapat mengukur kemampuan pribadi atau ilmu pengetahuan yang dimiliki.3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta kreatifitas.4. Meningkatkan dan menciptakan semangat sejak dini.5. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda antara teori dan praktik di lapangan.6. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan atau pemerintah.7. Meningkatkan kedewasaan, kematangan berpikir dan bertindak untuk memahami serta menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat dan atau pemerintahan dengan baik.

B. Bagi Universitas Jember1. Sebagai unsur tambahan untuk menambah wawasan mahasiswa Universitas Jember.2. Sarana pengenalan antara mahasiswa dengan perusahaan atau instansi dalam meningkatkan kreatifitas diri.3. Umpan balik hasil pengintegrasian mahasiswa di tengah-tengah masyarakat dan atau pemerintah dengan berbagai permasalahannya guna penyempurnaan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah.4. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan masyarakat dan atau pemerintah.

C. Bagi Masyarakat dan Pemerintah1. Merupakan sarana untuk menjembatani antar masyarakat dan pendidikan Universitas Jember untuk kerja sama lebih lanjut baik bersifat akademisi maupun bersifat organisasi.2. Membantu dalam membentuk jiwa kerja yang unggul dan mandiri.3. Membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.4. Meningkatkan peran mahasiswa dalam pengabdian terhadap masyarakat.5. Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran secara kritis dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.6. Mendorong percepatan pembangunan di daerah.

D. Bagi Pengembangan IlmuLaporan yang dibuat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang akan mengikuti Kuliah Kerja Terpadu pada kelompok masyarakat yang lain.

10