BAB-1

6
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI HIV-AIDS MELALUI TEKNIK BUZZ GROUP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN REMAJA BERESIKO DI SMA oleh Alifia Rizqi Pratama D. NIM 122310101025

description

nursing

Transcript of BAB-1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI HIV-AIDS MELALUI TEKNIK BUZZ GROUP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN REMAJA BERESIKO DI SMA

olehAlifia Rizqi Pratama D.NIM 122310101025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015

Judul: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mengenai Hiv-Aids Melalui Teknik Buzz Group Terhadap Tingkat Kecemasan Remaja Beresiko Di Sma

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (NANDA, 2012). Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut (Asmadi, 2008). Ansietas atau cemas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut (Tomb, 2000).Remaja adalah tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi (Efendi & Makhfudli, 2009). Pada masa remaja biasanya cenderung mencoba-coba hal baru terutama perilaku seksual yang beresiko. Tidak sedikit remaja pada saat ini melakukan hubungan seksual yang beresiko dengan akibat hamil di luar nikah, penyakit menular seksual, bahkan HIV-AIDS. Menurut UNICEF tahun 2013 bahwa jumlah kematian HIV-AIDS di kalangan remaja di seluruh dunia yang meningkat sebesar 50% antara tahun 2005 dan 2012 menunjukkan tren mengkhawatirkan. Laporan PBB yang menangani masalah anak-anak UNICEF menyebutkan sekitar 71.000 remaja berusia 10 dan 19 tahun meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012. Menteri kesehatan, Nlila F. Moeloek tahun 2014 menilai bahwa pengetahuan remaja Indonesia seputar HIV-AIDS termasuk bahayanya masih rendah. Menurut Menteri Kesehatan, pengetahuan remaja yang rendah soal HIV-AIDS ini kemudian diikuti dengan rentannya remaja melakukan perilaku beresiko seperti menggunakan narkoba dan seks bebas.Salah satu cakupan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja adalah konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR) (Effendi & Makhfudli, 2009). Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai kesehatan reproduksi yang baik. Pendidikan kesehatan pada remaja beresiko tentang HIV-AIDS dapat diberikan melalui teknik Buzz Group. Dimana teknik Buzz Group merupakan diskusi kelas yang didalamnya dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan diskusi singkat tentang suatu problem (Hisyam, 2008). Maka diharapkan dengan pendidikan kesehatan mengenai HIV-AIDS melalui teknik Buzz Group dapat mengurangi tingkat kecemasan remaja beresiko.