Bab 1
-
Upload
parvinaa-vna -
Category
Documents
-
view
270 -
download
0
Transcript of Bab 1
5/17/2018 Bab 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55b07cdb63149 1/4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di
dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi
yang sering ditemukan di praktik umum. Penyakit infeksi merupakan penyakit
yang sering dijumpai di seluruh dunia. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
tersering kedua setelah infeksi saluran nafas. Sampai saat ini belum adanya klasifikasi dan
standarisasi penatalaksanaan infeksi saluran kemih dan genitalia pria di Indonesia.
Penatalaksanaan infeksi berkaitan denganpemberian antibiotika. Penggunaan
antibiotika yang rasional dibutuhkan untuk mengatasi masalah resistensi kuman.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita dari semua
umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi
saluran kemih dari pria (Sukandar, 2006) dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%.
Wanita lebih sering menderita penyakit ini karena anatomi saluran kemihnya yang lebih
pendek dan terbuka daripada pria. Insidennya meningkat terutama pada usia menopause
karena pengaruh hormonal, terjadinya prolaps dan
turunnya rahim atau kandung kemih. Lebih kurang 35% kaum wanita selama hidupnya
pernah menderita infeksi saluran kemih akut dan umur tersering adalah di kelompok umur
antara 20 sampai 50 tahun.
Angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan
aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan
kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok yang sudah menikah (Sukandar, 2006). Menurut Journal of Oxford prevalens
iinfeksi saluran kemih meningkat dari 0,47% pada tahun 2000 menjadi 1,7% pada tahun 2003(Calbo, 2006).
5/17/2018 Bab 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55b07cdb63149 2/4
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia
40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65
tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat
mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa
maupun lanjut usia.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa
gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien
asimptomatis apabila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream,
sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa urin dalam
kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih kurang efektif , mobilitis
menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik, sistem imunitas menurun. Baik seluler
maupu humoral, adanya hambatan pada aliran urin,hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian
serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap
tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit
infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan Juli –
Desember).
Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk
menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur
(Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat
signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang
paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp dan
virus. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005).
Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.
5/17/2018 Bab 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55b07cdb63149 3/4
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah berdasarkan gambaran angka kejadiam
dan karakteristik penderita penderita infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Umum Haji
Adam Malik dari tahun 2010-2011
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Angka kejadian dan karakteristik penderita penderita infeksi saluran
kemih di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik dari tahun 2010-2011
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka kejadian di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik dari tahun
2010-2011
2.Untuk mengetahui karakteristik penderita penderita penyakit infeksi saluran kemih di
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik dari tahun 2010-2011
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.4.1 Memberikan gambaran karakteristik mengenai kasus penyakit infeksi
saluran kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
(RSUPHAM) Medan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan
sebagai pertimbangan dalam pengelolaan di Rumah Sakit sehingga dapat
menurunkan angka kejadian penyakit infeksi saluran kemih.
1.4.2 Sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama kuliah ke dalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat tentang
penyakit infeksi saluran kemih.