Bab 1

8
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu kimia adalah salah satu rumpun bidang IPA yang fokus mempelajari materi dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi dan perubahan energi yang menyertai reaksi. Dalam pembelajaran kimia tidak semua peristiwa kimia dapat dijelaskan dengan sederhana dan diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari Hal ini seiring dengan yang dikatakan oleh Chittleborough (2004) bahwa kimia merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak konsep yang abstrak yang secara keseluruhan tidak dikenal oleh siswa, Farida (2009) menyatakan bahwa berbagai teori dan temuan dalam sains kimia dapat direfleksikan dengan representasi makroskopis (pengamatan dengan indra), mikroskopis (abstrak / hal yang tidak dapat dilihat oleh mata), dan simbolis (simbol-simbol kimia). Jadi dalam pembelajaran kimia, terdapat teori dan temuan sains kimia yang dapat direfleksikan dengan representasi makroskopis, mikroskopisdan simbolis. Pengrefleksian ini bertujuan untuk memudahkan dalam penjelasan materi-materi kimia. Fokus studi pengembangan pendekatan belajar dan mengajar kimia seharusnya lebih ditekankan pada tiga level representasi, yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Hal ini disebabkan fokus studi pengembangan pendekatan belajar dan mengajar kimia pada beberapa 1

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB 1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu kimia adalah salah satu rumpun bidang IPA yang fokus mempelajari materi

dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi dan perubahan

energi yang menyertai reaksi. Dalam pembelajaran kimia tidak semua peristiwa

kimia dapat dijelaskan dengan sederhana dan diamati secara langsung dalam

kehidupan sehari-hari Hal ini seiring dengan yang dikatakan oleh Chittleborough

(2004) bahwa kimia merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak konsep

yang abstrak yang secara keseluruhan tidak dikenal oleh siswa, Farida (2009)

menyatakan bahwa berbagai teori dan temuan dalam sains kimia dapat direfleksikan

dengan representasi makroskopis (pengamatan dengan indra), mikroskopis (abstrak /

hal yang tidak dapat dilihat oleh mata), dan simbolis (simbol-simbol kimia). Jadi

dalam pembelajaran kimia, terdapat teori dan temuan sains kimia yang dapat

direfleksikan dengan representasi makroskopis, mikroskopisdan simbolis.

Pengrefleksian ini bertujuan untuk memudahkan dalam penjelasan materi-materi

kimia.

Fokus studi pengembangan pendekatan belajar dan mengajar kimia seharusnya

lebih ditekankan pada tiga level representasi, yaitu makroskopik, submikroskopik,

dan simbolik. Hal ini disebabkan fokus studi pengembangan pendekatan belajar dan

mengajar kimia pada beberapa dekade ini lebih ditekankan pada  tiga level

representasi  yaitu:  makroskopik,  mikroskopik dan simbolik(Sunyono 2010).

Representasi makroskopis pada ilmu kimia adalah representasi kimia yang diperoleh

melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi

oleh panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pebelajar, misalnya

terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang

dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Seorang pebelajar dapat

merepresentasikan hasil pengamatan dalam berbagai model representasi, misalnya

dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram, grafik dan sebagainya.

Representasi mikroskopis pada ilmu kimia adalah representasi kimia yang

menjelaskan mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular)

terhadap fenomena makroskopis yang diamati. Representasi pada level ini

diekspresikan secara simbolis mulai dari yang sederhana hingga menggunakan

1

Page 2: Bab 1

teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga

dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi. Representasi simbolik

yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu rumus kimia, diagram,

gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematik. Ketiga aspek

representasi kimia mengandung informasi konsep-konsep yang saling berhubungan.

Menghubungkan ketiga representasi ini dalam menjelaskan ilmu kimia akan

memberikan kontribusi terhadap pemahaman siswa yang tergambar dalam pikiran

mereka tentang fenomena kimia yang terjadi (Johnstone dalam Ida Farida, 2009).

Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya 

mentransfer dan menghubungkan antara fenomena makroskopik,  dunia miskroskopik

dan representasi simbolik.   Kemampuan pemecahan masalah kimia sebagai  salah

satu  keterampilan berpikir tingkat tinggi  menggunakan kemampuan representasi

secara ganda (multiple)  atau  kemampuan siswa  ‘bergerak’  antara  berbagai mode

representasi kimia. Representasi  submikroskopik  merupakan faktor kunci pada

kemampuan tersebut. Ketidakmampuan merepresentasikan aspek submikroskopik

dapat menghambat kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan 

fenomena makroskopik dan representasi simbolik (Kozma & Rusell, 2005;

Chandrasegaran, et.al, 2007). Kenyataannya, dalam pembelajaran kimia level berpikir

representasi mikroskopis sangat jarang diperhatikan oleh guru(Sunyono 2010). Hal ini

sesuai dengan pendapat Farida (2009), bahwa pada umumnya pembelajaran kimia

yang dilakukan guru hanya membatasi pada dua level representasi, yaitu makroskopis

dan simbolik.

Pada umumnya tidak hanya siswa yang kurang saja yang kesulitan dalam

memenghubungkan kemampuan representasi mikroskopis dengan representasi

simbolik dan makroskopis. Siswa yang dinilai baik pun juga mengalami kesulitan

dalam merepresentasikan hal ini senada dengan pendapat treagust(2008) yaitu

pembelajar (siswa/mahasiswa) bahkan pada siswa yang performansnya bagus dalam

ujian mengalami kesulitan dalam ilmu kimia akibat ketidak mampuan

memvisualisasikan  struktur dan proses pada  level  mikroskopik dan tidak mampu

menghubungkannya dengan level representasi kimia yang lain (Treagust, 2008).

Siswa cenderung hanya menghafalkan representasi mikroskopik dan simbolik

yang bersifat abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu untuk

membayangkan bagaimana proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami

reaksi(Farida, 2010).

2

Page 3: Bab 1

Salah satu materi kimia yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi struktur

atom. Hasil wawancara dengan guru kimia pada diperoleh informasi bahwa , siswa

kesulitan dalam menjawab soal pada bagian model atom Dalton, Bohr, Rutherford,

dan Thomson serta pada bagian penggambaran konfigurasi elektron berdasarkan

model atom Bohr. Berdasarkan hasil nilai ulangan harian materi struktur atom tahun

ajaran 2010/2011di SMA Negeri 1 Sukadana diketahui hanya 30,1 % siswa yang

tuntas (kelas XA) dan 30 % siswa yang tuntas dikelas XC. Hal ini menunjukan masih

kurangnya pemahaman siswa pada materi struktur atom ini.

Hasil observasi pada proses pembelajaran kimia materi struktur atom di SMA

Negeri 1 Sukadana dikelas XA dan XC pada tanggal 13 dan 14 agustus 2010 juga

menunjukkan bahwa guru hanya menekankan pada representasi simbolik dalam

menjelaskan materi. Secara lengkap hasil observasi terlihat pada Tabel 1.1 sebagai

berikut :

Tabel 1. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kimia terhadap Guru dan Siswa

SMA Negeri 1 Sukadana

Observasi tanggal 13 Agustus di kelas XA pada

materi sistem priodik

Observasi tanggal 14 Agustus di kelas XC

pada materi konfigurasi elektron

Guru mengajakan materi sistem preiodik

dengan menyuruh salah satu siswa untuk

membacakan perkembangan sistem periodik

yang ada dibuku paket guru

Guru hanya menggunakan media berupa

papan tulis saja

Guru hanya menuliskan contoh simbol

unsur berserta nomor atomnya

Guru hanya menunjukan gambar sistem

periodik yang ada di buku paket guru, hanya

siswa di bagian depan yang dapat melihat

jelas

Guru hanya menjelaskan bahan ajar dengan

bantuan buku paket saja

Tidak ada orang siswa yang bertanya

kepada guru saat diberikan kesempatan

bertanya

Guru mengajakan materi konfigurasi

elektron tanpa bantuan media dalam

menjelaskan bentuk dari konfigurasi

elektron

Guru hanya menuliskan contoh

penulisan konfigurasi elektron dari

suatu atom

Tidak adanya media pembelajaran

yang digunakan selain papan tulis

Tidak ada satu orang pun siswa yang

bertanya kepada guru saat diberikan

kesempatan bertanya

Pada penulisan konfigurasi elektron

guru hanya menuliskan angka

angkanya saja. Contohnya Na = 2 8 1

Guru tidak menjelaskan alasan

pengisian elektron dalam konfigurasi

elektron

Hasil observasi pada Tabel 1.1 menunjukan bahwa guru tidak menggunakan

representasi mikroskopik dalam menjelaskan materi kimia. Hal ini juga terlihat dari

3

Page 4: Bab 1

RPP yang dibuat oleh guru dimana dalam RPP guru hanya menggunakan metode

ceramah saja tanpa bantuan media apa pun selain papan tulis. Dalam kegiatan

pembelajaran guru tidak ada melakukan penekanan pada level mikroskopis dan level

makro pun tak maksimal disajikan oleh guru hal ini terlihat pada saat guru

menjelaskan materi pelajaran guru hanya menggunakan media bantu papan tulisa saja.

Representasi mikroskopis merupakan jembatan antara level makroskopis dan

simbolik. Akibat dari kurangnya perhatian terhadap pembahasan level mikroskopis

dalam pembelajaran, Tidak mengherankan dalam penelitian sebelumnya yaitu

penelitian berupa studi kasus yang dilakukan Sopandi dan Murni (2007) terhadap

siswa SMA menunjukkan siswa sulit merepresentasikan level mikroskopik

kesetimbangan ion pada larutan asam lemah, basa lemah, hidrolisis garam, dan larutan

penyangga. Ini menunjukan bahwa siswa kurang memiliki pemahaman pada level

tersebut ( Sopandi dan Murni, 2007).

Berdasarkan fakta-fakta dan teori di atas, maka perlu dilakukan penelitian

tentang kemampuan multirepresentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 sukadana pada

materi struktur atom.. Sehingga guru dapat menentukan representasi mana yang harus

lebih ditekankan dalam pembelajaran struktur atom.

B. MASALAH PENELITIAN

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan multirepresentasi

siswa dalam materi struktur atom pada siswa kelas X SMA SMA NEGERI 1

Sukadana

C. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan masalah penelitian yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah “Untuk mengetahui kemampuan representasi siswa kelas X SMA Negeri 1

Sukadana pada materi struktur atom”.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Guru

Menetukan representasi mana yang harus lebih ditekankan pada materi struktur

atom

2. Bagi lembaga

Memotivasi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusannya melalui

berbagai metode dan variasi mengajar.

4

Page 5: Bab 1

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Deskripsi

Menurut Poerwardarminta (2003) deskripsi adalah pemaparan sesuatu

(seperti istilah) dengan kata-kata jelas dan terperinci. Deskripsi yang dimaksud

pada penelitian ini adalah memaparkan bagaimana kemampuan multirepresentasi

siswa dalam materi struktur atom

2. Kemampuan Multirepresentasi Kimia

Kemampuan multirepresentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam menyajikan suatu konsep dengan cara makroskopis,

mikroskopis dan simbolik pada materi struktur atom. Representasi makroskopis

yang dimaksud berupa mengambarkan langsung pengamatan terhadap suatu

model atom, representasi mikroskopik yaitu penjelasan proses-proses yang

terjadi pada materi struktur atom dan representasi simbolik dapat disajikan berupa

penulisan dan penyajian simbol-simbol yang ada didalam materi struktur atom ini

3. Materi Struktur Atom

Struktur atom merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan dikelas X

semester ganjil dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun

bagian dari materi Struktur Atom yang akan difokuskan pada bagian :

a. Atom sebagai unit pembangun materi

b. Perkembangan teori atom

c. Massa atom dan massa atom relati

d. Susunan atom dan konfigurasi elektron

5