Bab 1
Click here to load reader
-
Upload
hafiz-ingin-berubah -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
Transcript of Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Periode pascapartum merupakan masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya
traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney H, 2008). Dalam
masa ini alat-alat genetalia interne maupun eksterna berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil, perubahan alat-alat genetalia ini
dalam keseluruhannya disebut involusi. (Prawirohardjo, 2005). Saat involusi
terjadi perubahan fisiologis dan anatomis diantaranya yaitu uterus, lochea,
vagina, perineum, dan payudara (Varney H, 2008). Pada masa nifas
mempunyai beberapa kebutuhan dasar meliputi kebutuhan nutrisi, aktivitas,
istirahat, perawatan payudara, perawatan vulva, eliminasi, dan latihan.
Selama nifas seorang ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi untuk memenuhi pasokan nutrisi bagi ibu dan bayi. Kebutuhan
nutrisi meningkat selama kehamilan, namun tidak semua kebutuhan nutrisi
meningkat secara proporsional (Paath Francin E, 2004). Setelah melahirkan
kebutuhan gizi ibu nifas lebih banyak karena selain untuk pembentukan ASI
dalam proses menyusui juga berguna dalam pemulihan kondisi setelah
melahirkan. Asi yang diberikan ibu harus berkualitas karena sangat berguna
bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi, dan mutunya harus dijaga.
Santapan yang sebaiknya dikonsumsi ibu yang sedang menyusui harus
1
2
mengandung makanan bergizi yang seimbang. Menurut Dr. William Sears
dalam bukunya The Baby Book, bila ibu menyantap makanan yang baik, ibu
akan memiliki lebih banyak energi dan merasa lebih baik. Ibu menyusui harus
mengkonsumsi tambahan kalori sebesar 700 kalori/hari pada bulan pertama,
selanjutnya 500 kalori/hari.
Menurut Asmadi (2008), pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya
memperhatikan jumlah yang dikonsumsi, melainkan juga memperhatikan zat
gizi yang mesti dipenuhi, jenis nutrisi tersebut meliputi: Karbohidrat, protein,
lemak, dan vitamin. Kenyataannya pada saat ini dari hasil wawancara dengan
10 ibu nifas di Kabupaten Sumenep, 7(70%) orang pola nutrisinya masih
kurang baik misalnya mempunyai pantangan terhadap makanan tertentu
seperti tidak mau makan ikan laut dan telur karena ibu takut luka jahitan jalan
lahirnya tidak cepat kering. Padahal ikan laut dan telur ini banyak
mengandung protein yang sangat baik untuk penyembuhan luka jahitan pada
ibu nifas. Ibu nifas juga masih melakukan pemenuhan nutrisinya dengan
menggunakan budaya Madura (meminum jamu) dimana ibu nifas
mengkonsumsi jamu untuk menambah nafsu makannya sehingga nutrisinya
terpenuhi dan dapat mempercepat pemulihan dan memperlancar asi untuk
kebutuhan nutrisi bayi. Padahal 3(30%) orang pola nutrisinya baik dengan
mengkonsumsi nasi, lauk, serta sayur dan bagi ibu nifas dengan persalinan
SC dilarang untuk minum jamu tetapi minum obat dari resep dokter.
Penyebab ibu nifas Madura menggunakan budayanya dikarenakan
persepsi mereka yang sangat kental tentang budaya Madura, kenyakinannya
bahwa dengan pemenuhan nutrisi (jamu) dengan menggunakan budaya
3
Madura akan menambah nafsu makannya sehingga nutrisinya terpenuhi dan
mempercepat pemulihan dan memperlancar asi. Pengetahuan ibu nifas
tentang nutrisi ibu nifas dengan menggunakan budaya Madura baik akan
kesehatan ibu dan bayinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu
(Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Semakin tinggi pengetahuaan seorang ibu
nifas tentang nilai gizi maka makin pandai pula dalam memilih makanan yang
bernutrisi, sebaliknya bila tingkat pengetahuaanya rendah maka akan sulit
dalam menentukan makanan dengan nilai gizi tinggi.
Kebudayaan merupakan kompleks, yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan beberapa kemampuan
serta kebiasaan-kebisaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat (Soerjono, 2007). Budaya dan makanan memiliki hubungan yang
sangat erat. Bila suatu wilayah menganut budaya untuk tarak makan setelah
melahirkan maka asupan nutrisi bagi ibu akan berkurang, dan bila suatu
budaya masyarakat menekankan untuk makan banyak setelah melahirkan
maka kebutuhan nutrisi ibu akan terpenuhi bahkan bisa berlebih.
Apabila nutrisi pada ibu nifas tidak terpenuhi maka proses pemulihan
kondisi ibu seperti sebelum hamil akan lebih lama dan produksi ASI
berkurang, karena di dalam tubuh makanan akan diuraikan menjadi suatu zat
yang nantinya akan digunakan tubuh dalam menjalankan fungsinya. Juga
pemulihan involusi akan lambat dan proses penyembuhan luka akan
terhambat. Pada bayi dapat menimbulakan efek negatif seperti lambatnya
4
tumbuh kembang bayi, bayi mudah sakit dan mudah terkena infeksi (Lusa,
2009).
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya untuk memulihkan
kesehatan ibu nifas dengan penyediaan makanan yang memadai, yaitu ibu
nifas harus banyak mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, cukup
protein, mineral, vitamin serta makanan tambahan sebanyak 500 kalori
perhari, karena selain berguna untuk memproduksi air susu ibu (ASI), juga
berfungsi sebagai proses perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusak selama
persalinan. Mengingat pentingnya makanan guna pemulihan kesehatan dan
pembentukan ASI, maka perlu adanya pengawasan apakah ibu memperoleh
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan (Prawiraharjo,
2003). Untuk itu diperlukannya peran aktif petugas kesehatan secara pro aktif
dan kreatif dalam memberikan pengetahuan dan penyuluhan pada ibu dan
keluarga tentang manfaat nutrisi pada ibu pasca bersalin yang benar, serta
akibat bila tidak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berimbang.
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas maka peneliti membatasi pada pola
pemenuhan nutrisi ibu nifas menurut perspektif budaya Madura di Desa
Benaresep Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
Adapun fokus penelitian, dibatasi sebagai berikut:
1.2.1 Gambaran jenis makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi ibu
nifas menurut perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
5
1.2.2 Gambaran manfaat nutrisi bagi ibu nifas menurut perspektif budaya
Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
1.2.3 Gambaran upaya meningkatkan nutrisi pada ibu nifas menurut
perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep.
1.2.4 Gambaran perilaku ibu nifas Madura dalam pemenuhan nutrisinya
menurut perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana gambaran jenis makanan yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi ibu nifas menurut perspektif budaya Madura di Desa
Benaresep Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep?
1.3.2 Bagaimana gambaran manfaat nutrisi bagi ibu nifas menurut perspektif
budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep?
1.3.3 Bagaimana gambaran upaya meningkatkan nutrisi pada ibu nifas menurut
perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan Lenteng
Kabupaten Sumenep?
1.3.4 Bagaimana gambaran perilaku ibu nifas Madura dalam pemenuhan
nutrisinya menurut perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep?
6
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahui pola pemenuhan nutrisi ibu nifas menurut perspektif
budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
1.4.2 Tujuan Khhusus
a. Mendeskripsikan jenis makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi
ibu nifas menurut perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
b. Mendeskripsikan manfaat nutrisi bagi ibu nifas menurut perspektif
budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan Lenteng
Kabupaten Sumenep.
c. Mendeskripsikan upaya meningkatkan nutrisi pada ibu nifas menurut
perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep.
d. Mendeskripsikan perilaku ibu nifas Madura dalam pemenuhan
nutrisinya menurut perspektif budaya Madura di Desa Benaresep Timur
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
khususnya di bidang maternitas, serta dapat dipakai sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian secara lebih lanjut terutama dengan mengkaji
variabel-variabel lain yang berkaitan dengan nutrisi ibu nifas.
7
1.5.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ibu-
ibu nifas, msyarakat serta tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
dan pemahaman tentang pemnuhan nutrisi ibu nifas sehingga dapat
mengetahui cara pemenuhan nutrisi ibu nifas dengan benar .