BAB 1-3

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Migrain merupakan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Yunani “Hemicranium” yang berarti sakit kepala pada satu sisi, meskipun sakit kepala dapat tidak terjadi pada satu sisi tapi migrain lebih pada sekedar sakit kepala (Ayodya L. Riyadi, 2002 : 14). Migrain adalah nyeri kepala yang berulang yang idiopatik dengan serangan nyeri yang berlangsung 4- 72 jam. Biasanya satu sisi sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang sampai berat dan diperhebat dengan aktifitas fisik rutin dan dapat disertai nausea, fotofobia dan fonofobia (Mansjoer Arif M, 2002:35). Migrain kadang kala agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher yang mempunyai gejala yang hampir sama dengan gejala migrain, asma, depresi dan penyakit yang sangat berat misalnya tumor atau 1

Transcript of BAB 1-3

Page 1: BAB 1-3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Migrain merupakan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Yunani

“Hemicranium” yang berarti sakit kepala pada satu sisi, meskipun sakit kepala

dapat tidak terjadi pada satu sisi tapi migrain lebih pada sekedar sakit kepala

(Ayodya L. Riyadi, 2002 : 14).

Migrain adalah nyeri kepala yang berulang yang idiopatik dengan

serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Biasanya satu sisi sifatnya

berdenyut, intensitas nyeri sedang sampai berat dan diperhebat dengan

aktifitas fisik rutin dan dapat disertai nausea, fotofobia dan fonofobia

(Mansjoer Arif M, 2002:35).

Migrain kadang kala agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat

gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher yang mempunyai

gejala yang hampir sama dengan gejala migrain, asma, depresi dan penyakit

yang sangat berat misalnya tumor atau infeksi dan dapat juga menimbulkan

gejala yang mirip migrain, namun kejadian ini sangat jarang (Yuda Turana,

2004 : 1).

Berdasarkan penelitian beberapa negara didapatkan bahwa insiden

migrain terbanyak terjadi pada wanita, prevalensi tertinggi pada kelompok

umur 25-55 tahun (usia produktif), memuncak menjelang awal 30-40 tahun

dan menurun menjelang 50 tahun. Berdasarkan status sosial ekonomi di AS

dilaporkan prevalensi migrain berkaitan dengan pendapatan rumah tangga dan

1

Page 2: BAB 1-3

tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih rendah. Di negara

Amerika Serikat sekitar 28 juta orang menderita migrain dan di seluruh dunia

mengenai 25% wanita dan 10% pria (Yuda Turana, 2004:1)

Berdasarkan data dipoli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang kejadian

migrain mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 30% dari 25 penderita

pada tahun 2006 menjadi 43 orang pada tahun 2008. Insiden migrain lebih

tinggi terjadi pada wanita yaitu sebesar 57,2 % dan laki-laki sebesar 42,8 %

(Buku Register Poli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang, April 2009).

Menurut Headache Classification Subcommittee (2004) menyatakan

migrain dapat diketahui dengan mengamati adanya serangan berulang nyeri

kepala dengan intensitas, frekuensi dan durasi yang sangat bervariasi. Pada

tahun 1988 International Headache Society (IHS) membagi nyeri kepala

migrain menjadi 2 jenis. Migrain dengan aura (classic migrain) dan migrain

tanpa aura, dengan aura dan aura saja tanpa disertai adanya nyeri kepala

(Yuda Turana, 2004:1).

Faktor-faktor pemicu migrain terbentuk dalam waktu yang lama dan

bereaksi menjadi serangan. Faktor pemicu yang dapat menimbulkan migrain

adalah: stress, makanan tertentu, zat kimia (obat), rangsangan sensosik

(cahaya, bau yang menyengat) perubahan hormonal. Banyak laporan yang

menunjukkan bahwa satu atau lebih faktor-faktor tersebut memicu terjadinya

migrain. Yang paling sering adalah stress, alkohol, makanan, tidur yang

berlebihan atau kurang, cuaca dan kelebihan iluminasi atau cahaya yang silau,

sehingga dengan demikian mengendalikan faktor-faktor pemicu sangatlah

penting (Yuda Turana, 2004 : 1).

2

Page 3: BAB 1-3

Baik buruknya tata laksana migrain pada pencegahan faktor pemicu

misalnya dengan menghindari makan-makanan yang dapat menimbulkan

rangsangan serta mengatur pola tidur, Selain itu hindari stress. Sehingga

dengan cara-cara tersebut pasien dapat menanggulangi migrain apabila terjadi

serangan dan dengan begitu keluhan pada pasien juga bisa ditanggulangi.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang

“Faktor-Faktor Pemicu Migrain di Poli Syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang

Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan “Apa Saja Faktor-Faktor Pemicu Migrain di Poli Syaraf

RSD. Dr. Haryoto Lumajang tahun 2010” ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pemicu

migrain di Poli syaraf RSD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi faktor-faktor pemicu migrain meliputi :

a. Makanan

b. obat

c. Rangsangan sensorik

d. Stress

3

Page 4: BAB 1-3

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengembangkan ilmu praktek keperawatan serta

nenambah pengetahuan lebih dalam mengenai faktor-faktor pemicu

migrain.

2. Bagi Perawat

Sebagai bahan penyuluhan dalam pelaksanaan health education bagi

pasien migrain di poli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data tambahan

bagi penelitian selanjutnya tentang pengaruh faktor makanan terhadap

terjadinya serangan ulang migrain.

4

Page 5: BAB 1-3

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang konsep migrain dan

kerangka konseptual.

A. Migrain

1. Definisi

Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik dengan serangan

nyeri yang berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi, sifatnya berdenyut,

intensitas nyeri sedang – berat, diperhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat

disertai nausea, fotofobia, dan fonofobia.

Migrain adalah sakit kepala sebelah, nyeri biasanya dimulai didalam

dan disekitar mata atau pelipis, lalu menyebar ke salah satu atau kedua sisi

kepala. Biasanya mengenai satu sisi kepala, tetapi dapat pula mengenai

seluruh kepala. Sifatnya berdenyut dan disertai dengan hilangnya nafsu

makan, mual dan muntah. (Iskandar Junaidi, 2007:6).

2. Etiologi

Penyebab dari sakit kepala migrain adalah faktor keturunan yang

berhubungan dengan respon vaskuler dan kimia, perubahan vaskuler yang

berakibat gangguan listrik dan metabolisme otak. Beberapa migrain terjadi

pada saat klien istirahat, stress dan faktor lain yang masih dalam

penelitian. Ada juga pendapat bahwa berhubungan dengan tipe

kepribadian tertentu pada seseorang, tetapi hal tersebut masih belum pasti.

5

Page 6: BAB 1-3

Faktor lain yang dapat menimbulkan migrain adalah kondisi lelah, marah,

cahaya yang silau, terkejut, gembira, perokok, alkoholik, makanan tertentu

seperti Pizza, kopi, Monosodium Glutamat (MSG) dan pemakaian

kontrasepsi. (Wahyu Widagdo, 2007:155).

3. Faktor – faktor pemicu

Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migrain ditentukan oleh

adanya defek biologis herediter pada sistem syaraf besar. Berbagai faktor

dapat memicu serangan migrain pada orang yang berbakat tersebut antara

lain :

a. Hormonal

Fluktuasi hormonal merupakan faktor pemicu 60% wanita, 14% wanita

hanya mendapat serangan selama haid. Nyeri kepala migrain dipicu

oleh turunnya kadar 17- estradiol plasma saat akan haid. Serangan

migrain berkurang selama masa kehamilan karena kadar estrogen yang

relatif tinggi dan konstan. Sebaliknya minggu pertama postpartum,

40% pasien mengalami serangan yang hebat karena turunnya kadar

estradiol, pemakaian pil kontrasepsi juga meningkatkan frekuensi

serangan migrain.

b. Menopause

Umumnya nyeri kepala migrain akan meningkat frekuensi dan berat

ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi, beberapa kasus

membaik setelah menopause.

c. Makanan

6

Page 7: BAB 1-3

Berbagai makanan atau zat dapat memicu timbulnya serangan migrain.

Pemicu migrain tersering adalah alkohol berdasarkan efek

vasodilatasinya dimana anggur merah dan bir merupakan pemicu

terkuat. Makanan yang mengandung tiramin yang berasal dari asam

amino seperti : keju, makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur

merah, yogurt dan lain- lain. Makanan lain yang pernah dilaporkan

dapat mencetuskan migrain adalah coklat (karena mengandung

feniletilamin), telur, kacang, bawang, pizza, alpukat, pemanis buatan,

daging, teh, kopi dan coca cola yang berlebihan.

d. Monosodium Glutamat (MSG)

Adalah pemicu migrain yang sering dan penyebab dari sindrome

restoran Cina yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan, pusing,

parestesia leher dan tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.

e. Obat-obatan

Seperti nitrogliserin, nifedipin sublingual, isosorbid – dinitrat,

tetrasiklin, vitamin A dosis tinggi, fluoksetin dan lain- lain.

f. Pemanis Buatan (Aspartam)

Merupakan komponen utama pemanis buatan dapat menimbulkan nyeri

kepala pada orang tertentu.

g. Kafein

Konsumsi kafein yang berlebihan (lebih dari 350 mg/hari ) atau

penghentian mendadak minum kafein.

h. Lingkungan

7

Page 8: BAB 1-3

Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormon

pada siklus haid dan perubahan irama bangun tidur dapat menimbulkan

serangan akut migrain, perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca,

musim, tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut dan terlambat

makan.

i. Rangsangan Sensorik

Cahaya yang berkedip-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang

terang, atau bau parfum, zat kimia pembersih, rokok, suara bising dan

suhu yang ekstrim.

j. Stress Fisik dan Mental

Dapat memperberat serangan migrain yang disebabkan oleh faktor luar

contohnya ketegangan.

Menurut Erika Brealy (2002) dampak stress meliputi :

1) Stress Fisik

a) Ketegangan otot dan merasa kelelahan

b) Sakit kepala, bahu, leher dan punggung

c) Mulut kering dan rahang kaku

d) Pilek dan sakit kepala

e) Kehilangan atau bertambah berat badan

f) Sesak nafas, pernafasan tidak teratur

2) Stress Mental

a) Kurang konsentrasi, mudah lupa

b) Tidak dapat berpikir jernih

c) Merasa kesal karena tekanan

8

Page 9: BAB 1-3

d) Kelelahan mental

k. Faktor pemicu lain seperti aktifitas seksual, trauma kepala, kurang atau

kelebihan tidur.

4. Patofisiologi

Teori yang masih dianut sampai saat ini yaitu teori :

a. Teori Vaskuler

Serangan disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh darah

intrakanial. Sehingga aliran darah ke otak menurun yang dimulai

dibagian oksipital dan meluas ke anterior, perlahan-lahan ibarat

gelombang oligemia yang sedang menyebar melintasi korteks cerebri

dengan kecepatan 2-3 mm per menit, berlangsung beberapa jam (fase

aura) dan diikuti oleh vasodilatasi pembuluh darah eksternal yang

menimbulkan nyeri kepala.

b. Teori Sentral

Serangan berkaitan dengan penurunan aliran darah dan aktifitas

listrik kortikal yang dimulai pada korteks visual lobus oksipital. Gejala

prodromal migrain yang terjadi beberapa jam atau satu hari sebelum

nyeri kepala berupa perasaan berubah, pusing, haus, menunjukkan

gangguan fungsi hipotalamus. Stimula lobus seruleus menimbulkan

penurunan aliran darah otak ipsilateral dan peningkatan aliran darah

sistem karotis eksterbas seperti pada migrain.

5. Klasifikasi

Menurut The International Headache Society (1988), klasifikasi

migrain adalah sebagai berikut :

9

Page 10: BAB 1-3

1. Migrain tanpa aura

2. Migrain dengan aura

a. Migrain hemiplegia familial

b. Migrain basilaris

c. Migrain aura tanpa nyeri kepala

d. Migrain dengan awitan aura akut

3. Migrain Oftalmoplegik

4. Migrain retinal

5. Migrain yang berhubungan dengan gangguan intrakranial

(Mansjoer Arif, dkk, 2004 : 35)

6. Tanda dan Gejala

Sekitar 10-30 menit sebelum serangan sakit kepala datang sering

didahului oleh suatu periode yang disebut aura dan prodomal dengan

manifestasi timbulnya gejala-gejala depresi, mual atau hilangnya nafsu

makan, yang terjadi pada sekitar 20% penderita.

Penderita lain mengalami hilangnya penglihatan didaerah tertentu

(bintik buta atau skotoma) atau melihat cahaya yang berkelap – kelip

(berkunang-kunang) selain itu ada juga penderita yang mengalami

perubahan gambaran, seperti sebuah berita tampak lebih kecil atau lebih

besar dari yang sebenarnya.

Beberapa penderita merasa kesemutan, perasaan kaku atau lemah pada

sisi muka pada tubuh yang terserang, juga mual, muntah dan dingin pada

anggota gerak. Biasanya gejala-gejala tersebut menghilang sesaat sakit

kepala dimulai. Tetapi kadang timbul bersamaan dengan munculnya sakit

10

Page 11: BAB 1-3

kepala atau berlangsung terus dan bahkan makin hebat nyerinya. Nyeri

biasanya berdenyut-denyut seperti dipukul-pukul atau ditarik-tarik.

Nyeri karena migrain dapat dirasakan pada salah satu sisi kepala atau

diseluruh kepala. Kadang-kadang tangan dan kaki saat diraba terasa dingin

dan tampak membiru. Serangannya dapat bervariasi. Pada suatu waktu sisi

kanan kepala yang terserang dan pada waktu lain sisi kirinya. Gejala

dengan aura (perasaan tertentu yang tidak normal) pada beberapa kasus

mendahului serangan nyeri kepala. Aura tersebut bisa berbentuk seperti

melihat titik terang garis-garis, bergelombang, buta sementara atau bau

dan suara yang aneh (Iskandar Junaidi, 2007:22).

7. Komplikasi Migrain

a. Status Migrain

Serangan migrain dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun

telah diobati sebagaimana mestinya. Telah diupayakan memberi obat

yang berlebihan, namun demikian nyeri kepala tidak kunjung berhenti,

contoh pemberian obat yang berlebihan misalnya minum ergotamin

setiap hari atau lebih dari 30 mg tiap bulan, aspirin lebih dari 45 gram,

morfin lebih dari 2 kali sebulan, dan telah menggunakan lebih dari 300

mg diazepam atau sejenisnya setiap bulan.

b. Infark Migrain

Penderita termasuk dalam kriteria migrain dengan aura, serangan

yang terjadi sama tetapi defisit neurologik tetap ada setelah 3 minggu

dan pemeriksaan CT SCAN menunjukkan hipodensitas yang nyata

pada waktu itu. Sementara itu pemicu lain. Terjadinya infark dapat

11

Page 12: BAB 1-3

disingkirkan dengan pemeriksaan angiografi pemeriksaan jantung dan

darah.

8. Penatalaksanaan

1. Mencegah faktor pemicu

2. Pengobatan non medik

Berhubung faktor pencetus tidak selalu dapat dihindari maka

dianjurkan pengobatan non-medik, oleh karena pengobatan ini

mengurangi banyaknya obat migrain sehingga efek samping dari obat-

obatan dapat dikurangi, termasuk dalam pengobatan non medik adalah

latihan pengendoran otot-otot misalnya Yoga, semedi, dan tusuk jarum.

3. Pengobatan simtomatik

4. Pengobatan Pencegahan (pengobatan interval)

Pengobatan pencegahan hanya diberikan bila terdapat lebih dari

dua kali migrain dalam sebulan, tak mempan pengobatan non medik,

dan pencegahan faktor pencetus

9. Pencegahan

1. Beberapa obat dapat diminum setiap hari untuk mencegah serangan

migrain

2. Istirahat dan tidur yang cukup

3. Hindarkan ketegangan saraf atau emosi

4. Rendam kaki ke dalam air hangat selama 20 menit

5. Kompres kepala dengan air dingin

12

Page 13: BAB 1-3

Faktor – faktor penyebab

ExtrnalStress

Kelelahan / terlalu banyak tidurMakanan tertentu

Puasa / terlambat makanPerubahan cuaca

PerokokAlkoholik

InternalPerubahan Hormon

Genetik

PencegahanObat

Istirahat dan tidur yang cukupHindarkan ketegangan saraf / emosi

Rendam kaki ke air hangat + 20 menitKompres kepala dengan air dingin

PenatalaksanaanMencegah factor pencetus

Pengobatan non medicPengobatan symtomatikPengobatan pencegahan

Jenis migrain

Migraine tanpa auraMigraine dengan aura

Migraine hemiplegia famikalMigraine basilans

Migraine aura tanpa nyeri kepalaMigraine dengan awitan aura akut

Migraine oftalmoplegikMigraine retinal

Migraine yang berhubungan dengan gangguan intrakranial

Tidak terjadi Terjadi

Migrain

Faktor PemicuHormonal

Lingkungan

Makanan Obat – obatanRangsangan SensorikStress

Serangan Ulang

B. Kerangka Konseptual

Keterangan :

Tidak Diteliti : :

Diteliti :

13

Page 14: BAB 1-3

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam

pengumpulan penelitian (Suhartini Arikunto, 2002: 11). Pada bab ini peneliti akan

menyajikan dan membahas tentang metode yang digunakan dalam melakukan

penelitian, metode ini meliputi : Desain penelitian, definisi operasional sampling

desain, pengumpulan data, analisa data, etika penelitian dan keterbatasan

penelitian.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu bentuk rancangan yang digunakan

dalam melakukan prosedur penelitian (A. Aziz Alimul H. 2003:14). Dalam

penelitian ini jenis desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang

faktor-faktor pemicu migrain dipoli syaraf RSD Dr. Haryoto Lumajang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang

tahun 2009.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2009 hingga Juni 2010.

14

Page 15: BAB 1-3

C. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu ukuran lain yang dimiliki oleh anggota

suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nursalam,

2001 : 41). Dalam penelitian ini variabel yang ditentukan adalah variabel

tunggal yaitu faktor-faktor pemicu migrain.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau femomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter

yang dijadikan ukuran dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran

merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

15

Page 16: BAB 1-3

F. Sampling Desain

1. Populasi

Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.(nursalam, 2003 : 93). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien migrain yang ada di poli syaraf

RSD. Dr. Haryoto Lumajang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari seluruh objek yang akan diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2002 : 64). Dalam

penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien migrain di poli syaraf

RSD. Dr. Haryoto Lumajang dan yang memenuhi kriteria inklusi sebagai

berikut :

a. Pasien bersedia menjadi responden

b. Pasien yang periksa di poli syaraf

c. Pasien yang didiagnosa migrain

3. Sampling

Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi porsi dari

populasi untuk mewakili populasi. Tekhnik sampling adalah suatu cara

yang ditempuh dalam pengambilan sampling agar memperoleh sample

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian. (Nursalam,

2001 : 66). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara purposive

smpling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri berdasarkan ciri atau

sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoadmojo 2002 : 88)

19

Page 17: BAB 1-3

G. Pengumpulan dan Analisa Data

1. Instrumen atau alat ukur

Instrument yang digunakan untuk variabel ini berupa pertanyaan atau

questioner yaitu close ended questioner jenis multiple choice sehingga

semua jawaban sudah ada dan responden memilih jawaban yang tersedia.

2. Tekhnik pengumpulan data

Peneliti meminta izin kepala poli syaraf, pasien dengan keluhan nyeri

kepala peneliti anggap sebagai calon responden kemudian dijelaskan dan

diberi informed concernt. Bagi yang bersedia menjadi responden langsung

peneliti lakukan dengan wawancara dengan panduan questioner setelah itu

dilihat medical record responden. Pasien yang didiagnosa migrain

digunakan sebagai sample sementara yang tidak didiagnosa migrain

disingkirkan.

3. Analisa Data

Data yang telah didapat dari pengumpulan data kemudian ditabulasi

dan di kelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti, kemudian data

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan

dengan rumus :

N= Sp

Smx100 %

Keterangan:

N : nilai yang didapat

Sp : total scor yang masuk dalam kriteria

SM : jumlah total responden

20

Page 18: BAB 1-3

H. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan

permohonan izin kepada Direktur RSD. Dr. Hartoyo Lumajang untuk

mengadakan penelitian di RSD. Dr. Haryoto Lumajang.

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden dengan

persetujuan responden. Tujuan lembar persetujuan adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampak yang mungkin

terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika subjek bersedia maka

mereka akan menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati subjek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian identitas dari responden, peneliti, tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data. Peneliti hanya

memberi kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentialy (kerahasian)

Kerahasian informasi responden dijamin untuk peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil penelitian.

(A. Aziz Alimul Hidayat. 2007: 38)

H. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian :

1. Peneliti

21

Page 19: BAB 1-3

Karya tulis ilmiah ini merupakan penelitian yang pertama kali bagi

peneliti, sehingga karya tulis ini masih jauh dari sempurna.

2. Alat Ukur

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji kuesioner sebelum

melakukan pengumpulan data.

3. Responden

Dalam penelitian ini responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

jumlahnya terbatas.

22

Page 20: BAB 1-3

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Astawan, Made. Migrain, http://www.harun yahya.com/indo/artikel/076.html

Astawan, Made. stress - awal - dari - penyakit, http://www.masrizkiku. com/2009/09/ stress - awal - dari - penyakit.html

Ayodya L Ryadi. 2002. Migraine Dan Sakit Kepala Lainnya. Jakarta : PT. Dian Rakyat

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Junaidi, Iskandar. 2007. Sakit Kepala, Migrain Dan Vertigo. Jakarta : PT Buna Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Dan Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Agung Seto.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Peelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Widagdo, Wahyu Dlek. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.. Jakarta : Trans Info Media

Yuda Turana. sakit-kepala. http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/2008/ medika.html?xmodule=document_detail&xid=197.