BAB 1-3
-
Upload
dian-budi-handoko -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
Transcript of BAB 1-3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Migrain merupakan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Yunani
“Hemicranium” yang berarti sakit kepala pada satu sisi, meskipun sakit kepala
dapat tidak terjadi pada satu sisi tapi migrain lebih pada sekedar sakit kepala
(Ayodya L. Riyadi, 2002 : 14).
Migrain adalah nyeri kepala yang berulang yang idiopatik dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Biasanya satu sisi sifatnya
berdenyut, intensitas nyeri sedang sampai berat dan diperhebat dengan
aktifitas fisik rutin dan dapat disertai nausea, fotofobia dan fonofobia
(Mansjoer Arif M, 2002:35).
Migrain kadang kala agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat
gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher yang mempunyai
gejala yang hampir sama dengan gejala migrain, asma, depresi dan penyakit
yang sangat berat misalnya tumor atau infeksi dan dapat juga menimbulkan
gejala yang mirip migrain, namun kejadian ini sangat jarang (Yuda Turana,
2004 : 1).
Berdasarkan penelitian beberapa negara didapatkan bahwa insiden
migrain terbanyak terjadi pada wanita, prevalensi tertinggi pada kelompok
umur 25-55 tahun (usia produktif), memuncak menjelang awal 30-40 tahun
dan menurun menjelang 50 tahun. Berdasarkan status sosial ekonomi di AS
dilaporkan prevalensi migrain berkaitan dengan pendapatan rumah tangga dan
1
tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih rendah. Di negara
Amerika Serikat sekitar 28 juta orang menderita migrain dan di seluruh dunia
mengenai 25% wanita dan 10% pria (Yuda Turana, 2004:1)
Berdasarkan data dipoli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang kejadian
migrain mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 30% dari 25 penderita
pada tahun 2006 menjadi 43 orang pada tahun 2008. Insiden migrain lebih
tinggi terjadi pada wanita yaitu sebesar 57,2 % dan laki-laki sebesar 42,8 %
(Buku Register Poli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang, April 2009).
Menurut Headache Classification Subcommittee (2004) menyatakan
migrain dapat diketahui dengan mengamati adanya serangan berulang nyeri
kepala dengan intensitas, frekuensi dan durasi yang sangat bervariasi. Pada
tahun 1988 International Headache Society (IHS) membagi nyeri kepala
migrain menjadi 2 jenis. Migrain dengan aura (classic migrain) dan migrain
tanpa aura, dengan aura dan aura saja tanpa disertai adanya nyeri kepala
(Yuda Turana, 2004:1).
Faktor-faktor pemicu migrain terbentuk dalam waktu yang lama dan
bereaksi menjadi serangan. Faktor pemicu yang dapat menimbulkan migrain
adalah: stress, makanan tertentu, zat kimia (obat), rangsangan sensosik
(cahaya, bau yang menyengat) perubahan hormonal. Banyak laporan yang
menunjukkan bahwa satu atau lebih faktor-faktor tersebut memicu terjadinya
migrain. Yang paling sering adalah stress, alkohol, makanan, tidur yang
berlebihan atau kurang, cuaca dan kelebihan iluminasi atau cahaya yang silau,
sehingga dengan demikian mengendalikan faktor-faktor pemicu sangatlah
penting (Yuda Turana, 2004 : 1).
2
Baik buruknya tata laksana migrain pada pencegahan faktor pemicu
misalnya dengan menghindari makan-makanan yang dapat menimbulkan
rangsangan serta mengatur pola tidur, Selain itu hindari stress. Sehingga
dengan cara-cara tersebut pasien dapat menanggulangi migrain apabila terjadi
serangan dan dengan begitu keluhan pada pasien juga bisa ditanggulangi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang
“Faktor-Faktor Pemicu Migrain di Poli Syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang
Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan “Apa Saja Faktor-Faktor Pemicu Migrain di Poli Syaraf
RSD. Dr. Haryoto Lumajang tahun 2010” ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pemicu
migrain di Poli syaraf RSD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi faktor-faktor pemicu migrain meliputi :
a. Makanan
b. obat
c. Rangsangan sensorik
d. Stress
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan ilmu praktek keperawatan serta
nenambah pengetahuan lebih dalam mengenai faktor-faktor pemicu
migrain.
2. Bagi Perawat
Sebagai bahan penyuluhan dalam pelaksanaan health education bagi
pasien migrain di poli syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data tambahan
bagi penelitian selanjutnya tentang pengaruh faktor makanan terhadap
terjadinya serangan ulang migrain.
4
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang konsep migrain dan
kerangka konseptual.
A. Migrain
1. Definisi
Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik dengan serangan
nyeri yang berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi, sifatnya berdenyut,
intensitas nyeri sedang – berat, diperhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat
disertai nausea, fotofobia, dan fonofobia.
Migrain adalah sakit kepala sebelah, nyeri biasanya dimulai didalam
dan disekitar mata atau pelipis, lalu menyebar ke salah satu atau kedua sisi
kepala. Biasanya mengenai satu sisi kepala, tetapi dapat pula mengenai
seluruh kepala. Sifatnya berdenyut dan disertai dengan hilangnya nafsu
makan, mual dan muntah. (Iskandar Junaidi, 2007:6).
2. Etiologi
Penyebab dari sakit kepala migrain adalah faktor keturunan yang
berhubungan dengan respon vaskuler dan kimia, perubahan vaskuler yang
berakibat gangguan listrik dan metabolisme otak. Beberapa migrain terjadi
pada saat klien istirahat, stress dan faktor lain yang masih dalam
penelitian. Ada juga pendapat bahwa berhubungan dengan tipe
kepribadian tertentu pada seseorang, tetapi hal tersebut masih belum pasti.
5
Faktor lain yang dapat menimbulkan migrain adalah kondisi lelah, marah,
cahaya yang silau, terkejut, gembira, perokok, alkoholik, makanan tertentu
seperti Pizza, kopi, Monosodium Glutamat (MSG) dan pemakaian
kontrasepsi. (Wahyu Widagdo, 2007:155).
3. Faktor – faktor pemicu
Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migrain ditentukan oleh
adanya defek biologis herediter pada sistem syaraf besar. Berbagai faktor
dapat memicu serangan migrain pada orang yang berbakat tersebut antara
lain :
a. Hormonal
Fluktuasi hormonal merupakan faktor pemicu 60% wanita, 14% wanita
hanya mendapat serangan selama haid. Nyeri kepala migrain dipicu
oleh turunnya kadar 17- estradiol plasma saat akan haid. Serangan
migrain berkurang selama masa kehamilan karena kadar estrogen yang
relatif tinggi dan konstan. Sebaliknya minggu pertama postpartum,
40% pasien mengalami serangan yang hebat karena turunnya kadar
estradiol, pemakaian pil kontrasepsi juga meningkatkan frekuensi
serangan migrain.
b. Menopause
Umumnya nyeri kepala migrain akan meningkat frekuensi dan berat
ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi, beberapa kasus
membaik setelah menopause.
c. Makanan
6
Berbagai makanan atau zat dapat memicu timbulnya serangan migrain.
Pemicu migrain tersering adalah alkohol berdasarkan efek
vasodilatasinya dimana anggur merah dan bir merupakan pemicu
terkuat. Makanan yang mengandung tiramin yang berasal dari asam
amino seperti : keju, makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur
merah, yogurt dan lain- lain. Makanan lain yang pernah dilaporkan
dapat mencetuskan migrain adalah coklat (karena mengandung
feniletilamin), telur, kacang, bawang, pizza, alpukat, pemanis buatan,
daging, teh, kopi dan coca cola yang berlebihan.
d. Monosodium Glutamat (MSG)
Adalah pemicu migrain yang sering dan penyebab dari sindrome
restoran Cina yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan, pusing,
parestesia leher dan tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.
e. Obat-obatan
Seperti nitrogliserin, nifedipin sublingual, isosorbid – dinitrat,
tetrasiklin, vitamin A dosis tinggi, fluoksetin dan lain- lain.
f. Pemanis Buatan (Aspartam)
Merupakan komponen utama pemanis buatan dapat menimbulkan nyeri
kepala pada orang tertentu.
g. Kafein
Konsumsi kafein yang berlebihan (lebih dari 350 mg/hari ) atau
penghentian mendadak minum kafein.
h. Lingkungan
7
Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormon
pada siklus haid dan perubahan irama bangun tidur dapat menimbulkan
serangan akut migrain, perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca,
musim, tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut dan terlambat
makan.
i. Rangsangan Sensorik
Cahaya yang berkedip-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang
terang, atau bau parfum, zat kimia pembersih, rokok, suara bising dan
suhu yang ekstrim.
j. Stress Fisik dan Mental
Dapat memperberat serangan migrain yang disebabkan oleh faktor luar
contohnya ketegangan.
Menurut Erika Brealy (2002) dampak stress meliputi :
1) Stress Fisik
a) Ketegangan otot dan merasa kelelahan
b) Sakit kepala, bahu, leher dan punggung
c) Mulut kering dan rahang kaku
d) Pilek dan sakit kepala
e) Kehilangan atau bertambah berat badan
f) Sesak nafas, pernafasan tidak teratur
2) Stress Mental
a) Kurang konsentrasi, mudah lupa
b) Tidak dapat berpikir jernih
c) Merasa kesal karena tekanan
8
d) Kelelahan mental
k. Faktor pemicu lain seperti aktifitas seksual, trauma kepala, kurang atau
kelebihan tidur.
4. Patofisiologi
Teori yang masih dianut sampai saat ini yaitu teori :
a. Teori Vaskuler
Serangan disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh darah
intrakanial. Sehingga aliran darah ke otak menurun yang dimulai
dibagian oksipital dan meluas ke anterior, perlahan-lahan ibarat
gelombang oligemia yang sedang menyebar melintasi korteks cerebri
dengan kecepatan 2-3 mm per menit, berlangsung beberapa jam (fase
aura) dan diikuti oleh vasodilatasi pembuluh darah eksternal yang
menimbulkan nyeri kepala.
b. Teori Sentral
Serangan berkaitan dengan penurunan aliran darah dan aktifitas
listrik kortikal yang dimulai pada korteks visual lobus oksipital. Gejala
prodromal migrain yang terjadi beberapa jam atau satu hari sebelum
nyeri kepala berupa perasaan berubah, pusing, haus, menunjukkan
gangguan fungsi hipotalamus. Stimula lobus seruleus menimbulkan
penurunan aliran darah otak ipsilateral dan peningkatan aliran darah
sistem karotis eksterbas seperti pada migrain.
5. Klasifikasi
Menurut The International Headache Society (1988), klasifikasi
migrain adalah sebagai berikut :
9
1. Migrain tanpa aura
2. Migrain dengan aura
a. Migrain hemiplegia familial
b. Migrain basilaris
c. Migrain aura tanpa nyeri kepala
d. Migrain dengan awitan aura akut
3. Migrain Oftalmoplegik
4. Migrain retinal
5. Migrain yang berhubungan dengan gangguan intrakranial
(Mansjoer Arif, dkk, 2004 : 35)
6. Tanda dan Gejala
Sekitar 10-30 menit sebelum serangan sakit kepala datang sering
didahului oleh suatu periode yang disebut aura dan prodomal dengan
manifestasi timbulnya gejala-gejala depresi, mual atau hilangnya nafsu
makan, yang terjadi pada sekitar 20% penderita.
Penderita lain mengalami hilangnya penglihatan didaerah tertentu
(bintik buta atau skotoma) atau melihat cahaya yang berkelap – kelip
(berkunang-kunang) selain itu ada juga penderita yang mengalami
perubahan gambaran, seperti sebuah berita tampak lebih kecil atau lebih
besar dari yang sebenarnya.
Beberapa penderita merasa kesemutan, perasaan kaku atau lemah pada
sisi muka pada tubuh yang terserang, juga mual, muntah dan dingin pada
anggota gerak. Biasanya gejala-gejala tersebut menghilang sesaat sakit
kepala dimulai. Tetapi kadang timbul bersamaan dengan munculnya sakit
10
kepala atau berlangsung terus dan bahkan makin hebat nyerinya. Nyeri
biasanya berdenyut-denyut seperti dipukul-pukul atau ditarik-tarik.
Nyeri karena migrain dapat dirasakan pada salah satu sisi kepala atau
diseluruh kepala. Kadang-kadang tangan dan kaki saat diraba terasa dingin
dan tampak membiru. Serangannya dapat bervariasi. Pada suatu waktu sisi
kanan kepala yang terserang dan pada waktu lain sisi kirinya. Gejala
dengan aura (perasaan tertentu yang tidak normal) pada beberapa kasus
mendahului serangan nyeri kepala. Aura tersebut bisa berbentuk seperti
melihat titik terang garis-garis, bergelombang, buta sementara atau bau
dan suara yang aneh (Iskandar Junaidi, 2007:22).
7. Komplikasi Migrain
a. Status Migrain
Serangan migrain dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun
telah diobati sebagaimana mestinya. Telah diupayakan memberi obat
yang berlebihan, namun demikian nyeri kepala tidak kunjung berhenti,
contoh pemberian obat yang berlebihan misalnya minum ergotamin
setiap hari atau lebih dari 30 mg tiap bulan, aspirin lebih dari 45 gram,
morfin lebih dari 2 kali sebulan, dan telah menggunakan lebih dari 300
mg diazepam atau sejenisnya setiap bulan.
b. Infark Migrain
Penderita termasuk dalam kriteria migrain dengan aura, serangan
yang terjadi sama tetapi defisit neurologik tetap ada setelah 3 minggu
dan pemeriksaan CT SCAN menunjukkan hipodensitas yang nyata
pada waktu itu. Sementara itu pemicu lain. Terjadinya infark dapat
11
disingkirkan dengan pemeriksaan angiografi pemeriksaan jantung dan
darah.
8. Penatalaksanaan
1. Mencegah faktor pemicu
2. Pengobatan non medik
Berhubung faktor pencetus tidak selalu dapat dihindari maka
dianjurkan pengobatan non-medik, oleh karena pengobatan ini
mengurangi banyaknya obat migrain sehingga efek samping dari obat-
obatan dapat dikurangi, termasuk dalam pengobatan non medik adalah
latihan pengendoran otot-otot misalnya Yoga, semedi, dan tusuk jarum.
3. Pengobatan simtomatik
4. Pengobatan Pencegahan (pengobatan interval)
Pengobatan pencegahan hanya diberikan bila terdapat lebih dari
dua kali migrain dalam sebulan, tak mempan pengobatan non medik,
dan pencegahan faktor pencetus
9. Pencegahan
1. Beberapa obat dapat diminum setiap hari untuk mencegah serangan
migrain
2. Istirahat dan tidur yang cukup
3. Hindarkan ketegangan saraf atau emosi
4. Rendam kaki ke dalam air hangat selama 20 menit
5. Kompres kepala dengan air dingin
12
Faktor – faktor penyebab
ExtrnalStress
Kelelahan / terlalu banyak tidurMakanan tertentu
Puasa / terlambat makanPerubahan cuaca
PerokokAlkoholik
InternalPerubahan Hormon
Genetik
PencegahanObat
Istirahat dan tidur yang cukupHindarkan ketegangan saraf / emosi
Rendam kaki ke air hangat + 20 menitKompres kepala dengan air dingin
PenatalaksanaanMencegah factor pencetus
Pengobatan non medicPengobatan symtomatikPengobatan pencegahan
Jenis migrain
Migraine tanpa auraMigraine dengan aura
Migraine hemiplegia famikalMigraine basilans
Migraine aura tanpa nyeri kepalaMigraine dengan awitan aura akut
Migraine oftalmoplegikMigraine retinal
Migraine yang berhubungan dengan gangguan intrakranial
Tidak terjadi Terjadi
Migrain
Faktor PemicuHormonal
Lingkungan
Makanan Obat – obatanRangsangan SensorikStress
Serangan Ulang
B. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Tidak Diteliti : :
Diteliti :
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan penelitian (Suhartini Arikunto, 2002: 11). Pada bab ini peneliti akan
menyajikan dan membahas tentang metode yang digunakan dalam melakukan
penelitian, metode ini meliputi : Desain penelitian, definisi operasional sampling
desain, pengumpulan data, analisa data, etika penelitian dan keterbatasan
penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu bentuk rancangan yang digunakan
dalam melakukan prosedur penelitian (A. Aziz Alimul H. 2003:14). Dalam
penelitian ini jenis desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
faktor-faktor pemicu migrain dipoli syaraf RSD Dr. Haryoto Lumajang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Poli Syaraf RSD. Dr. Haryoto Lumajang
tahun 2009.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2009 hingga Juni 2010.
14
C. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu ukuran lain yang dimiliki oleh anggota
suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nursalam,
2001 : 41). Dalam penelitian ini variabel yang ditentukan adalah variabel
tunggal yaitu faktor-faktor pemicu migrain.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau femomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter
yang dijadikan ukuran dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran
merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.
15
F. Sampling Desain
1. Populasi
Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.(nursalam, 2003 : 93). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien migrain yang ada di poli syaraf
RSD. Dr. Haryoto Lumajang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari seluruh objek yang akan diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2002 : 64). Dalam
penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien migrain di poli syaraf
RSD. Dr. Haryoto Lumajang dan yang memenuhi kriteria inklusi sebagai
berikut :
a. Pasien bersedia menjadi responden
b. Pasien yang periksa di poli syaraf
c. Pasien yang didiagnosa migrain
3. Sampling
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi porsi dari
populasi untuk mewakili populasi. Tekhnik sampling adalah suatu cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampling agar memperoleh sample
yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian. (Nursalam,
2001 : 66). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara purposive
smpling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri berdasarkan ciri atau
sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoadmojo 2002 : 88)
19
G. Pengumpulan dan Analisa Data
1. Instrumen atau alat ukur
Instrument yang digunakan untuk variabel ini berupa pertanyaan atau
questioner yaitu close ended questioner jenis multiple choice sehingga
semua jawaban sudah ada dan responden memilih jawaban yang tersedia.
2. Tekhnik pengumpulan data
Peneliti meminta izin kepala poli syaraf, pasien dengan keluhan nyeri
kepala peneliti anggap sebagai calon responden kemudian dijelaskan dan
diberi informed concernt. Bagi yang bersedia menjadi responden langsung
peneliti lakukan dengan wawancara dengan panduan questioner setelah itu
dilihat medical record responden. Pasien yang didiagnosa migrain
digunakan sebagai sample sementara yang tidak didiagnosa migrain
disingkirkan.
3. Analisa Data
Data yang telah didapat dari pengumpulan data kemudian ditabulasi
dan di kelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti, kemudian data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan
dengan rumus :
N= Sp
Smx100 %
Keterangan:
N : nilai yang didapat
Sp : total scor yang masuk dalam kriteria
SM : jumlah total responden
20
H. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan
permohonan izin kepada Direktur RSD. Dr. Hartoyo Lumajang untuk
mengadakan penelitian di RSD. Dr. Haryoto Lumajang.
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden dengan
persetujuan responden. Tujuan lembar persetujuan adalah agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampak yang mungkin
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika subjek bersedia maka
mereka akan menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati subjek.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian identitas dari responden, peneliti, tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data. Peneliti hanya
memberi kode pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentialy (kerahasian)
Kerahasian informasi responden dijamin untuk peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
(A. Aziz Alimul Hidayat. 2007: 38)
H. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian :
1. Peneliti
21
Karya tulis ilmiah ini merupakan penelitian yang pertama kali bagi
peneliti, sehingga karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
2. Alat Ukur
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji kuesioner sebelum
melakukan pengumpulan data.
3. Responden
Dalam penelitian ini responden yang sesuai dengan kriteria inklusi
jumlahnya terbatas.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Astawan, Made. Migrain, http://www.harun yahya.com/indo/artikel/076.html
Astawan, Made. stress - awal - dari - penyakit, http://www.masrizkiku. com/2009/09/ stress - awal - dari - penyakit.html
Ayodya L Ryadi. 2002. Migraine Dan Sakit Kepala Lainnya. Jakarta : PT. Dian Rakyat
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Junaidi, Iskandar. 2007. Sakit Kepala, Migrain Dan Vertigo. Jakarta : PT Buna Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Dan Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Agung Seto.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Peelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Widagdo, Wahyu Dlek. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.. Jakarta : Trans Info Media
Yuda Turana. sakit-kepala. http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/2008/ medika.html?xmodule=document_detail&xid=197.