B. Indonesia - Cerpen

7
Dio, si Mister Pikun Dio, teman satu kosan, orangnya pelupa & ceroboh banget. Sebenernya sama sih sama aku, tapi kadar dia lebih akut! Ia selalu lupa janji APAPUN, jadwal kuliah, pernah naroh suatu barang dll. Pernah sih, saking pelupanya, mamanya pernah menyeret Dio (saat SMA) ke apotik dan berteriak sekeras-kerasnya kepada apoteker tersebut “ MAS, ADA NGGAK YA OBAT UNTUK MENAMBAH DAYA INGAT? ANAK SAYA SUDAH AKUT NIH!” hehehe… Akhirnya, setelah banyak kejadian ngga banget berhubungan dengan kepikunannya, dia menuruti saranku untuk selalu membawa notes kecil kemanapun. Tadinya, Dio protes. Bawa notes? Emangnya gua wartawan gadungan? Atau emangnya gua cowok culun yang selalu membawa notes kemana mana dan selalu menulis hal-hal aneh. Tapi akhirnya setelah aku paksa-paksa , barulah dia rela membawa notes. Nih, daftarnya hari ini : 1. Beresin kamar 2. Mengaji 3. Baca komik Harry Potter 7 4. Nelpon Dina 5. Kencan dengan si cantik pacarku jam 16.00 6. Nelpon mama papa tiap jam 21.00 7. Menyuci pakaian kotor 8. Tugas piket menyikat kamar mandi 9. Me-fotocopy tugas 10. Pergi ke kosan Eko 11. Mengerjakan tugas Jika semua yang didaftarnya itu sudah dikerjakan, maka ia memberi cek poin di notesnya. Begitu seterusnya sampai semua hal di daftar itu dilakukan. Kalau sudah begitu, dia bakalan lega banget karena telah menjalani harinya dengan sukses tanpa lupa. Kalo notes itu ilang, seisi kos bisa heboh & kacau.

Transcript of B. Indonesia - Cerpen

Page 1: B. Indonesia - Cerpen

Dio, si Mister Pikun

Dio, teman satu kosan, orangnya pelupa & ceroboh banget. Sebenernya sama sih sama aku, tapi kadar dia lebih akut! Ia selalu lupa janji APAPUN, jadwal kuliah, pernah naroh suatu barang dll. Pernah sih, saking pelupanya, mamanya pernah menyeret Dio (saat SMA) ke apotik dan berteriak sekeras-kerasnya kepada apoteker tersebut “ MAS, ADA NGGAK YA OBAT UNTUK MENAMBAH DAYA INGAT? ANAK SAYA SUDAH AKUT NIH!” hehehe…

Akhirnya, setelah banyak kejadian ngga banget berhubungan dengan

kepikunannya, dia menuruti saranku untuk selalu membawa notes kecil kemanapun.

Tadinya, Dio protes. Bawa notes? Emangnya gua wartawan gadungan? Atau

emangnya gua cowok culun yang selalu membawa notes kemana mana dan selalu menulis hal-hal aneh. Tapi akhirnya setelah aku paksa-paksa , barulah dia rela membawa notes.

Nih, daftarnya hari ini : 1. Beresin kamar 2. Mengaji 3. Baca komik Harry Potter 7 4. Nelpon Dina 5. Kencan dengan si cantik pacarku jam 16.00 6. Nelpon mama papa tiap jam 21.00 7. Menyuci pakaian kotor 8. Tugas piket menyikat kamar mandi 9. Me-fotocopy tugas 10. Pergi ke kosan Eko 11. Mengerjakan tugas

Jika semua yang didaftarnya itu sudah dikerjakan, maka ia memberi cek poin

di notesnya. Begitu seterusnya sampai semua hal di daftar itu dilakukan. Kalau sudah begitu, dia bakalan lega banget karena telah menjalani harinya dengan sukses tanpa lupa. Kalo notes itu ilang, seisi kos bisa heboh & kacau.

Page 2: B. Indonesia - Cerpen

Anak-anak kos selalu menyuruh kami mengganti notes butut itu dengan PDA canggih yang ada agendanya, atau sekalian aja di BB, kan ada notesnya juga tuh. “Hari gini masih pake notes bulukan lo Dio?” ejek Rama.

Lalu Dio jawab, “ Kalo notes bulukan ilang sih masih tenang, bisa di beli lagi,

tapi kalo PDA atau BB yang ilang? Apa nggak nangis darah gua tuh” Riwayat pikun Dio sudah melegenda dikosan kami. Nggak heran kalau dia

selalu menjadi bahan candaan bila mengumpul di warung. Ada aja celetukan yang dapat membuat telinga panas dan merah padam. Tapi untung aja Dio orangnya sabaran, dia nggak pernah marah. Ia malah sedikit bangga dengan kebiasaan buruknya itu. “Unik dan menantang” katanya sambil nyengir sapi.

“Hee… menantang?” “iya.. kalo gue lupa janji sama seseorang, gue bakal lari terbirit-birit kayak di

kejer orang sekampung, dan itu macu adrenali gue loh.. seruu” katanya sambil, kali ini, nyengir kuda.

“Haha dasar cah gendeng”. Biarpun begitu, sambil kuliah semester tujuh Dio

punya karir oke sebagai sekretaris di perusahaan ekspor furniture, lumayan gede loh.

Kami selalu bertanya-tanya gimana nasib bosnya punya sekretaris mister

pikun binti ceroboh gitu? Tak terbayangkan! Kayak sekarang, Dio sedang di Jakarta dalam rangka tugas kantor bersama

Pak Bos, wah anak-anak pada heboh SMS Dio nitip oleh-oleh! Apalagi dia akan ke Bandung untuk presentasi. Biasanya mereka selalu naik pesawat, tapi kali ini pak Bos ingin coba-coba naik kereta api ke Bandung.

Pagi-pagi, mereka sudah nongkrong di Gambir. Saat petugas mengumumkan

keberangkatan, Dio langsung mengajak bosnya naik. “ Kalo yang itu jurusan mana?” Tanya bosnya. “ Oh itu Jogja Pak..” kereta yang mereka tumpang tidak begitu penuh.

Banyak kursi kosong.

Page 3: B. Indonesia - Cerpen

Ratih, pacar Dio, menelpon. Dan seperti biasa, dia mengabsen perlengkapan cowok pikunnya itu. “Charger HP ada? Jaket? obat maag? sikat gigi? odol?”. Dio mengiyakan dengan bangga dan puas, kali ini tidak ada yang tertinggal, sempurna. Ia sudah memeriksa barang bawaannya tadi di hotel dengan teliti.

Bisa ditebak, Ratih, cewek diseberang sana, juga pasti sedang sibuk

menandai daftar barang kayak penjaga gudang. Hehe… Setelah yakin semua lengkap, barulah ia berpesan agar cowoknya yang cakep

dan agak-agak ajaib itu hati-hati di jalan dan memberikan ciuman jarak jauh super mesra ( sampe bibirnya monyong-monyong gitu haha)

Perjalan ke Bandung cukup menyenangkan. Dio asik membaca novel thriller

terbaru. Bosnya ngobrol di telpon. Teh hangat dan sepotong roti terhidang. Sejam kemudian barulah petugas kereta mengecek tiket.

“ Turun Tegal, mas?” Tanya petugas sambil merobek tiket. “ Iya pak.. Tegal Lega” balas Dio nyengir. “Kok perjalanan ke Bandung lama banget ya.. ngga sampe-sampe dari tadi”

kata bosnya. Pramugari KA menghidangkan makan siang. “ Wah hebat ya, bayar 70 ribu dapet makan siang” si bos terkagum-kagum.

“Tahu begitu, saya sering-sering naik kereta api dah..” “ wah kayaknya pelayanan baru kali nih pak, biasanya sih roti ama teh doang

pak…” Dio menyantap makanannya dengan nikmat. Sambil menikmati hidangan, si Bos memandang keluar. Mata nya melotot. “ Dio, kayaknya ada yang salah deh?” Dio menempelkan mukanya ke kaca, terbengong-bengong. Bibirnya

menganga. Mereka melewati pertokoan dengan tulisan nama kota yang tak mungkin di lewati jika bepergian ke Bandung. “Kok ini kayak balik ke Jogja sih?”

Page 4: B. Indonesia - Cerpen

“Dooh jangan-jangan yang di bilang petugas tadi ya Tegal beneran , bukan Tega Lega!”

“Pa..pak… ini kereta ke Bandung kan?” Dio teriak panik ke bapak-bapak di

seberangnya. “ Walah piye toh mas..iki Argo Muria jurusan Semarang toh !” jawab si

bapak bingung. “ oalaah mas’e…mas’e.. jauh tenan Semarang karo Bandung! Lumpia karo

Batagor!” celetuk seorang mas-mas. Penumpang lain yang mendengar percakapan ajaib itu, senyum-senyum geli. Muka Dio langsung pias.

“Nggak jauh juga sih pak.. lumpia sama batagor tuh sama-sama enak, nyam-

nyam” goda yang lain. “ Waduh pak bos… kok kita bisa salah naik ya paaak?” “Kamu gimana sih, besok pagi kita presentasi dengan klien loh” omel si bos

dan langsung hilang selera makan. Dio memukul jidatnya keras-keras, sampe tuh jidat memerah.

“ Maaf paak.. ampun aku pak’e..” ia meringis. Tapi sudah terlanjur salah naik kereta, nggak mungkin dong mereka turun di

sembarang stasiun atau nekad melompat ala Jackie Chan? Akhirnya si Bos memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke kota lumpia,

Semarang. Begitu sampai di Semarang, sekretaris kacau itu langsung memesan tiket

pesawat. Untung masih ada, jadi mereka bisa berangkat siang itu juga ke Bandung.

Bayangkan, betapa lelahnya! Kali ini Dio kena batunya karena

kecerobohannya. Ia diomeli Pak Bos habis-habisan dan dihukum nggak boleh jajan batagor seperti biasa kalau lagi jalan ke Bandung.

Page 5: B. Indonesia - Cerpen

Dia juga ngga boleh keluyuran dan harus lembur mengerjakan tugas kantor yang terbengkalai karena salah naik kereta.

Pulang ke Jogja, sang kekasih hati Ratih berceramah panjang lebar, ngomel

dengan topik pentingnya kewaspadaan dan mawas diri dalam melakukan perjalanan dinas.

Malamnya giliran si Mama menasehatinya lewat telpon interlokal. Tampak

Dio yang biasanya cerah ceria sepanjang hari ala mbak-mbak customer service, sampai kusut seharian. Kasian sekali nasibmu mister pikun.

TAMAT Analisis Cerpen :

1. Nama Tokoh 1) Aku 2) Dio 3) Rama 4) Pak Bos 5) Ratih 6) Mama

2. Watak Tokoh

1) Aku ; suka menolong teman yang dalam kesusahan Kalimat : Akhirnya, setelah banyak kejadian ngga banget berhubungan dengan kepikunannya, dia menuruti saranku untuk selalu membawa notes kecil kemanapun.

2) Dio ; pelupa & ceroboh, sabar Kalimat : # Dio, teman satu kosan, orangnya pelupa & ceroboh banget. # Tapi untung aja Dio orangnya sabaran, dia nggak pernah marah.

Page 6: B. Indonesia - Cerpen

3) Rama ; suka mengejek Kalimat : “Hari gini masih pake notes bulukan lo Dio?” ejek Rama.

4) Pak Bos ; mudah marah Kalimat : “Kamu gimana sih, besok pagi kita presentasi dengan klien loh” omel si bos dan langsung hilang selera makan.

5) Ratih ; perhatian Kalimat : Ratih, pacar Dio, menelpon. Dan seperti biasa, dia mengabsen perlengkapan cowok pikunnya itu.

6) Mama ; suka menasehati Kalimat : Malamnya giliran si Mama menasehatinya lewat telpon interlokal.

3. Latar

Pagi hari di Gambir Kalimat : Pagi-pagi, mereka sudah nongkrong di Gambir. Saat petugas mengumumkan keberangkatan, Dio langsung mengajak bosnya naik.

di hotel Kalimat : Dio mengiyakan dengan bangga dan puas, kali ini tidak ada yang tertinggal, sempurna. Ia sudah memeriksa barang bawaannya tadi di hotel dengan teliti.

di kereta api Kalimat : “ Wah hebat ya, bayar 70 ribu dapet makan siang” si bos terkagum-kagum. “Tahu begitu, saya sering-sering naik kereta api dah..”

Page 7: B. Indonesia - Cerpen

di Semarang Kalimat : Begitu sampai di Semarang, sekretaris kacau itu langsung memesan tiket pesawat.

di Jogja Kalimat : Pulang ke Jogja, sang kekasih hati Ratih berceramah panjang lebar, ngomel dengan topik pentingnya kewaspadaan dan mawas diri dalam melakukan perjalanan dinas.

4. Alur ; alur maju

5. Amanat ;

Telitilah dalam melakukan setiap hal.