presentasi cerpen bahasa indonesia

15

Click here to load reader

Transcript of presentasi cerpen bahasa indonesia

Page 1: presentasi cerpen bahasa indonesia

AssalamualaikumWr.Wb

Page 2: presentasi cerpen bahasa indonesia

BAHASAINDONESIA

FAHIRA FAZAT AZIZAH ( 03 )

EMMAYANTI ( 18 )

DELAINA ANNUR ( 29 )

Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Page 3: presentasi cerpen bahasa indonesia

15432

Page 4: presentasi cerpen bahasa indonesia

K.D. 13 Mengidentifikasi alur,

latar, dan penokohan dalam

cerpen

2. Mengidentifikasi alur, latar,

dan penokohan dalam cerpen

1. Menjelaskan pengertian

alur, latar, dan penokohan

Page 5: presentasi cerpen bahasa indonesia

15432

Page 6: presentasi cerpen bahasa indonesia

Sinopsis :Cerpen laki-laki sejati ini bercerita tentang seorang remaja

perempuan yang bertanya kepada ibunya bagaimana ciri-ciri seorang laki-

laki sejati itu? Jika ia (si anak perempuan) itu berhasil menemukannya

nanti ia ingin menikahi laki-laki sejati itu, ingin menjadikan laki-laki sejati

itu pasangan hidupnya.

Namun, Ibu dari anak perempuan itu akhirnya berkata bahwa laki-

laki seperti itu sudah tidak ada! Sia-sia saja memimpikan laki-laki seperti

itu, tidak akan ketemu! Perempuan muda itu menutup mulutnya yang

terpekik karena kecewa.

Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang

mulutnya. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan

bisa berbuat apa saja, tapi semuanya tidak bisa dipercaya.

Tidak ada lagi laki-laki sejati, jadi kalau kamu masih merindukan

laki-laki sejati, kamu akan menjadi perawan tua, kata sang Ibu.

.

Page 7: presentasi cerpen bahasa indonesia

Lalu anak perempuan itu putus asa, merasa patah hati, ia kecewa karena laki-

laki seperti yang ia impikan sudah tidak ada lagi. Namun sang Ibu berkata,

banyak laki-laki di jalanan. Tangkap salah satu. Ambil yang mana saja,

sembarangan dengan mata terpejam juga tidak apa-apa. Tak peduli siapa

namanya, bagaimana tampangnya, apa pendidikannya, bagaimana otaknya dan

tak peduli seperti apa perasaannya. Sembarang laki-laki yang mana saja yang

tergapai oleh tanganmu dan jadikan ia teman hidupmu!

Perempuan muda itu tecengang. Hampir saja ia mau memprotes, tapi

ibunya keburu memotong.

Asal, lanjut ibunya dengan suara lirih namun tegas, asal, ini yang

terpenting anakku, asal dia benar-benar mencintaimu dan kamu sendiri juga

sungguh-sungguh mencintainya, karena cinta, karena cinta dapat mengubah

segala-galanya.

Perempuan muda itu tercengang. Dan lebih dari itu, lanjut ibu sebelum

anaknya sempat membantah, lebih dari itu anakku, katanya dengan suara yang

lebih lembut lagi namun semakin tegas, karena seorang perempuan, anakku,

siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, setiap

perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana

pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang

perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati.

Page 8: presentasi cerpen bahasa indonesia

Alur adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis besar urutan tahapan alur

dalam sebuah cerita antara lain: perkenalan keadaan, pertikaian/konflik mulai terjadi, konflik berkembang menjadi semakin rumi, klimaks, peleraian/solusi/penyelesaian.Alur dalam sebuah cerita dibagi menjadi 3, antara lain:a. Alur Maju/Progresif: jalan cerita berjalan berurutan dimulai dari tahap perkenalan sampai dengan tahap penyelesaian.b. Alur Mudur/Regresif/Flash Back/Sorot Balik: jalan cerita merupakan kebalikan dari alur maju, yaitu cerita diawalai dengan tahap penyelesaian dan berjalan ke depan sebelum kisah itu terjadi.c. Alur Campuran/Gabungan/Maju-Mundur: merupakan gabungan dari dua alur di atas.

latar atau setting ini berarti menyangkut tentang tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita. a. Latar tempat berarti di manakah cerita itu terjadi (berarti terdapat keterangan tempat yang muncul dalam sebuah cerita).b. Latar waktu berarti kapan cerita itu terjadi (berarti terdapat keterangan waktu yang muncul dalam sebuah cerita).c. Latar suasana, berarti menceritakan suasana yang tergambar dalam sebuah cerita.

Penokohan adalah penggambaran watak tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan dikembangkan melalui 2 cara, yaitu secara langsung (analitik) dan tidak langsung (dramatik). Penggambaran watak tokoh secara langsung (analitik) berarti watak tokoh tertulis secara jelas di dalam sebuah cerita, sedangkan dramatik (tidak langsung) berarti watak dari masing-masing tokoh tidak tetulis secara langsung dalam sebuah cerita. Untuk mengetahui watak tokoh yang digambarkan secara dramtik bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku) tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat di mana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh, dan lain-lain.

Page 9: presentasi cerpen bahasa indonesia

Unsur Instrinsik

Judul; laki-laki sejati

Tema; deskripsi tentang sosok laki-laki sejati

Alur; maju “cerpen menjelaskan bagiaman ciri-ciri seorang laki-laki sejati dari sudut pandang seorang wanita (si Ibu). Menurut ibu dari anak perempuan itu “...Seorang laki-laki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena dia berjasa, berguna, bermanfaat, jujur, lihai, pintar atau jenius. Seorang laki-laki meskipun dia seorang idola yang kamu kagumi, seorang pemimpin, seorang pahlawan, seorang perintis, pemberontak dan pembaru, bahkan seorang yang arif-bijaksana, tidak membuat dia otomatis menjadi laki-laki sejati!...” Tapi, menurut si Ibu, laki-laki sejati adalah “...seorang yang melihat yang pantas dilihat, mendengar yang pantas didengar, merasa yang pantas dirasa, berpikir yang pantas dipikir, membaca yang pantas dibaca, dan berbuat yang pantas dibuat, karena itu dia berpikir yang pantas dipikir, berkelakuan yang pantas dilakukan dan hidup yang sepantasnya dijadikan kehidupan..” dan juga “...Seorang laki-laki sejati adalah seorang laki-laki yang satu kata dengan perbuatan!...” Konflik terjadi dan mencapai klimaksnya ketika sang ibu berkata kepada anak perempuannya itu bahwa laki-laki seperti itu sudah tidak ada! Sudah habis! Mendengar hal itu, si anak perempuan pun merasa putus asa, merasa patah hati, ia kecewa karena laki-laki seperti yang ia impikan sudah tidak ada lagi. Meskipun si anak perempuan menunjukkan keputusasaannya, sang ibu menyuruhnya keluar, bergaul dengan masyarakat , dan carilah seorang laki-laki, siapapun dia, bagaimanapun wataknya, bagaimanapun pendidikannya. Di akhir cerita, sebagai resolusi, sang ibu kembali berkata kepada anaknya untuk jangan ragu untuk bergaul dengan laki-laki, karena setiap perempuan dapat menjadikan seorang laki-laki menjadi laki-laki sejati dengan memberinya cinta, cinta yang tulus.”

Page 10: presentasi cerpen bahasa indonesia

Sudut Pandang; sudut pandang campuran. “Ia memandang takjub pada anak yang di

luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu.”

” Kenapa kamu menanyakan itu, anakku?’ ‘Sebab aku ingin tahu.’ ‘Dan sesudah tahu?’

‘Aku tak tahu.” “Seorang laki-laki tidak dengan sendirinya menjadi laki-laki sejati

karena dia hebat, unggul, selalu menjadi pemenang, berani dan rela berkorban.”

Latar;

tempat: rumah “Keluar, hirup udara segar, pandang lagit biru dan daun-daun hijau.

Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar.” “Ke jalan! Ibu

menunjuk ke arah pintu yang terbuka.” “Makanya keluar dari rumah dan lihat ke

jalanan!”

waktu: sore hari “Matahari sore terhalang oleh awan tipis yang berasal dari polusi

udara.”

suasana: menegangkan,mengharukan “Sebab di dalam mimpi, kamu sudah dikacaukan

oleh bermacam-macam harapan yang meluap dari berbagai kekecewaan terhadap laki-

laki yang tak pernah memenuhi harapan perempuan.” “Yang kita inginkan terjadi

seringkali bertentangan dengan apa yang kemudian ada di depan mata. Harapan

menjadi ilusi, ia hanya bayang-bayang dari hati.” “Salah! Kan barusan Ibu bilang,

jangan menyela! Laki-laki disebut laki-laki sejati, bukan hanya karena dia perkasa!

Tembok beton juga perkasa, tetapi bukan laki-laki sejati hanya karena dia tidak tembus

oleh peluru tidak goyah oleh gempa tidak tembus oleh garukan tsunami, tetapi dia harus

lentur dan berjiwa. Tumbuh, berkembang bahkan berubah, seperti juga kamu.”

Page 11: presentasi cerpen bahasa indonesia

“Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang mulutnya.Semuanya hanya pembual. Aktor-aktor kelas tiga. Cap tempe semua. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja, tapisemuanya tidak bisa dipercaya. Tidak ada lagi laki-laki sejati anakku. Merekatukang kawin, tukang ngibul, semuanya bakul jamu, tidak mau mengurus anak,apalagi mencuci celana dalammu, mereka buas dan jadi macan kalau sudah dapatapa yang diinginkan. Kalau kamu sudah tua dan tidak rajin lagi meladeni,mereka tidak segan-segan menyiksa menggebuki kaum perempuan yang pernahmenjadi ibunya. Tidak ada lagi laki-laki sejati lagi, anakku. Jadi kalau kamumasih merindukan laki-laki sejati, kamu akan menjadi perawan tua. Lebih baikhentikan mimpi yang tak berguna itu.” “Tutup buku itu sekarang dan berdiri darikursi yang sudah memenjarakan kamu itu. Keluar, hirup udara segar, pandanglagit biru dan daun-daun hijau. Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar, dunia tidak seburuk seperti yang kamu bayangkan di dalamkamarmu. Hidup tidak sekotor yang diceritakan oleh buku-buku dalamperpustakaanmu meskipun memang tidak seindah mimpi-mimpimu.” ”lanjut ibusebelum anaknya sempat membantah, lebih dari itu anakku, katanya dengansuara yang lebih lembut lagi namun semakin tegas, karena seorang perempuan,anakku, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan,setiap perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia,bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya,seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang

sejati.”

Page 12: presentasi cerpen bahasa indonesia

Tokoh; Anak Perempuan dan Ibu

Penokohan; Anak perempuan sebagai seorang anak dan Ibu sebagai seorang Ibu

Perwatakan; anak perempuan dalam cerpen laki-laki sejati memiliki keingintahuan yang luas, agak mudah putus asa, kurang pergaulan namun pintar, terlihat dalam kutipan cerpen tersebut “Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?” “Tapi aku kan banyak membaca? Aku hapal di luar kepala sajak-sajak Kahlil Gibran!” “Jadi tak ada harapan lagi, gumamnya dengan suara tercekik putus asa. Tak ada harapan lagi. Kalau begitu aku patah hati.” “Karena apa gunanya lagi aku hidup, kalau tidak ada laki-laki sejati?” “Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini!Aku tidak ngumpet!Jangan lari!Siapa yang lari?Mengurung diri itu lari atau ngumpet. Ayo keluar!Keluar ke mana?Ke jalan! Ibu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. Bergaul dengan masyarakat banyak.Gadis itu termangu.Untuk apa? Dalam rumah kan lebih nyaman?” “Kamu terlalu muda, terlalu banyak membaca buku dan duduk di belakang meja.”

”sementara sang ibu, adalah seorang ibu yang bikasana, keibuan, tegas, penuh kasih sayang, terlihat dalam kutipan cerpen tersebut “Ibunya paham, karena ia pun pernah muda dan ingin menanyakan hal yang sama kepada ibunya, tetapi tidak berani.”

Page 13: presentasi cerpen bahasa indonesia

“Kini segalanya sudah berubah. Anak-anak ingin tahu tak hanya yang harus mereka ketahui, tetapi semuanya. Termasuk yang dulu tabu.”

“Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing.”

“suara ibunya menjadi keras dan memerintah. Ia terpaksa meletakkan buku, membuka earphone yang sejak tadi menyemprotkan musik R & B ke dalam kedua telinganya, lalu keluar kamar.”

“Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini!”

Amanat; tidak ragu lagi mendiskusikan berbagai nilai-nilai penting dalam kehidupan bersama keluarga. Seperti yang terlihat di bagian awal cerpen ini, dimana diceritakan sebenarnya ibu si anak perempuan itu juga pernah ingin bertanya hal yang sama kepada ibundanya, namun ketika itu hal tersebut dianggap tabu, dan ia dianggap belum siap untuk mengetahui lebih jauh tentang rahasi-rahasia dala hidup ini. Karena cinta dapat mengubah segala-galanya. Dan lebih dari itu, karena seorang perempuan, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati.

Simpulan; Setelah membuat sinopsis dan mengkaji pendekatan objektif dalam cerpen ‘laki-laki sejati’, dapat disimpulkan bahwa pendekatan objektif dalam sebuah cerpen merupakan pengkajian dan menganalisis data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan dalam ruang lingkup sastra, dalam hal ini adalah unsur intrinsik yang membangun unsur cerpen tersebut.

Page 14: presentasi cerpen bahasa indonesia
Page 15: presentasi cerpen bahasa indonesia

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.