Azlhimsyah, ikan 034

8
TUGAS UTS BAHASA INDONESIA NAMA : AZLHIMSYAH R P NPM : 230110120034 KELAS : PERIKANAN A UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

description

B. INDOFPIK

Transcript of Azlhimsyah, ikan 034

TUGAS UTS BAHASA INDONESIA

NAMA

:AZLHIMSYAH R P

NPM

:230110120034

KELAS

:PERIKANAN A

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JIWA PEMUDA CHAIRUL TANJUNG

kutipan buku si anak singkong

Mendaftar di perguruan tinggi negeri adalah satu-satunya pilihan untuk bisa kuliah saat itu, karena belum banyak pilihan untuk melanjutkan di universitas swasta. Jika pun ada, biayanya sangat tinggi. Jadi jika tidak diterima di negeri, alamat jalan untuk melanjutkan pendidikan tertutup sudah. Tidak mungkin keluarganya dapat membayar biaya kuliah di perguruan tinggi swasta, apalagi semua anak-anaknya masih dalam masa pendidikan.

Maka, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira saat melihat nama Chairul Tanjung termasuk di antara daftar siswa yang dinyatakan lulus UMPTN. Pulang dari tempat pengumuman di Parkir Timur Senayan, Chairul mengabarkan pada orang tuanya bahwa ia diterima di FKG. Sebuah kabar bahagia tentunya, disertai pemberitahuan lain berupa biaya kuliah di FKG-UI. Total Rp. 75.000,- yang rinciannya adalah Rp. 45.000 untuk biaya kuliah, dan 30.000 untuk biaya administrasi, uang jaket dsb.

Ibunya meminta waktu beberapa hari untuk menyiapkannya. Dan sesuai janji, beberapa hari kemudian Ibunya tersenyum sambil memberikan uang yang yang diperlukan. Maka tahun 1981 Chairul Tanjung tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Minggu awal masuk kuliah, Chairul didaulat menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa FKG-UI, atau mendapat julukan Jendral Angkatan. Bisa jadi karena postur tubuhnya yang tinggi besar, dan tentu karena pengalaman berorganisasi dari SMP dan SMA yang telah dijalankannya.

Berinteraksi dengan para sahabat baru di kampus adalah hal baru yang menyenangkan tentunya. Meski mengaku sering makan di kantin CM Cepek Murah Warung Toyib dengan nasi setengah porsi, sayur, tempe/tahu, semua terasa nikmat dan membuatnya bahagia.Hingga suatu sore, ibunya, Ibu Halimah yang di kalangan tetangga dekat biasa dipanggil Mpok Limah, asli Cilandak, Sukabumi, Jawa Barat, berkata dengan terus terang kepadanya. Bahwa untuk ongkos kuliah ibunya harus pontang-panting mendapatkan uang. Dengan air mata, ibunya menatap sang anak sambil berucap Chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah dengan serius, Nak.

Mendengar itu, bumi tempatnya berpijak seolah berhenti berotasi, ia lemas seperti tanpa darah. Bisa dibayangkan, baru menikmati keceriaan bertemu teman-teman baru, tiba-tiba mendengar berita menyedihkan itu. Chairul mengaku terpukul, shock. Bukan untuk putus asa dan menyerah terhadap keadaan, namun sebaliknya. Dari situlah ia bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia harus bisa memenuhi semua keperluan kuliah dengan usahanya sendiri.

Lima Belas Ribu Pertama dalam Hidup ChairulDi FKG-UI banyak sekali praktikum, dari membuat gigi palsu menggunakan wax ( lilin), gipsum, dsb. Ada buku praktikum sekitar 20 halaman yang harus diperbanyak ( difotocopy) oleh mahasiswa sebagai pedoman wajib.

Di lingkungan Salemba Raya, bertebaran tukang foto kopi dengan ongkos per lembar Rp. 25,- sehingga diperlukan total Rp. 500,- untuk mendapatkan buku tersebut.Nah, Chairul mempunyai teman SMP yang orang tuanya memiliki usaha percetakan di Jl. Bango V No. 5, Senen. Namanya Bravo Printing. Usaha percetakan milik Pak Surya itu dijalankan oleh Pak Surya sendiri beserta anak-anaknya Toni, Hardi Surya, Beni ( teman Chairul).

Maka Chairul datang ke percetakan itu meminta tolong pada Hardi Surya ( kakak kelas Chairul di SMP juga ), dan disanggupi dikerjakan dengan harga Rp 150. Dikerjakan dulu, dibayar setelah selesai.Maka, peluang usaha mulai dilihatnya. Esoknya, Chairul menawarkan jasa cetak diktat dengan harga Rp.300, lebih hemat tentunya dibanding harga pasar yang Rp. 500,-. Singkat cerita, ada 100 orang temannya yang mendaftar mencetak di Chairul, dan otomatis ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 15.000,-

Sebuah keuntungan yang diperoleh dengan proses sangat mdah, dengan hanya berbekal jaringan dan kepercayaan.Uang keuntungan usaha yang baru pertama kali diterimanya sebesar 15.000 itu dirasakan Chairul sebagai momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya.Puluhan ribu berikutnya, ratusan ribu dan jutaan berikutnya bukan perkara sulit jika semangat dan kepercayaan bisa terus dijaga. Sejak itu hidupnya terasa lebih mudah.Dari 15.000 itu kemudian ia terkenal ke seantero kampus sebagai pengganda diktat yang murah. Awalnya ia mendapat tempat fotocopy murah di daerah Grogol ( Rp. 15,-/lembar dan karena memberi order banyak didiscount menjadi Rp.12,5/lembar). Dosen dan teman-teman lintas jurusan kerap menitipkan fotocopy padanya. Praktis nyaris tiap hari ia mondar-mandir Grogol-Salemba dengan bajaj mengangkut diktat-diktat yang difotocopy dibantu beberapa orang sahabatnya.

Berikutnya karena merasa lama-lama kerepotan mondar-mandir sementara iapun harus mengikuti jam perkuliahan dan menjalankan berbagai praktikum, ia mengajukan permohonan memanfaatkan ruang kosong di bawah tangga untuk menempatkan mesin foto copy.

Dan berkat hubungan baik dengan hampir semua dosen, karyawan bahkan rektor UI, ijin itu mudah didapatkan. Lalu Chairul meminta pemilik mesin fotocopy itu membuka counter di bawah tangga di fakultasnya di Salemba. Ia mendapat marketing fee sebesar Rp.2,5,-/lembar. Dan setiap sore, Chairul tinggal datang ke tempat fotocopyan sambil meminta setoran layaknya bos:)Demikianlah naluri bisnisnya kian terasah. Dari mulai usaha fotocopy, merambah ke bisnis alat-alat kesehatan sebagai salah satu kebutuhan pokok mahasiswa kedokteran gigi. Lalu masuk mencoba bisnis di luar kampus meski diakhiri cerita kebangkutan dengan ditutup tokonya.

Namun bangkit lagi dengan usaha jual-beli mobil bekas, bengkel reparasi mobil, kontraktor kecil-kecilan, dst dll.Tahun 1984, di masa kuliah tahun ke 4 (usia 22 tahun) Chairul telah berhasil membeli mobil Honda Civic warna coklat keluaran tahun 1976 seharga 3,6 juta. Dan tahun 1986 berganti Honda Accord keluaran tahun 1981.

Perolehan itu menunjukkan bahwa ia telah berhasil mewujudkan tekadnya untuk tidak meminta biaya kuliah pada orang tuanya, sekaligus juga telah mulai menuai hasil usahanya dengan kerja keras dan kerja cerdas tersebut.

Essay mengenai kutipan cerpen tersebutPendahuluan

Masa muda adalaha masa yang paling produktif di setiap orang, yang di maksud dengan produktif itu menurut saya adalah sudah mempunyai pikiran yang luas , keadaan tubuh masih fit , belum memiliki banyak beban hidup yang di gantungkan kepada orang tersebut. Jadi masa muda adalah masa emas bagi setiap orang, seharusnya ketika masa muda setiap orang harus bisa menginvestasi untuk kehidupan masa tuanya. Andai saja semua pemuda indonesia menyadari akan hal ini, indonesia pasti mempunyai pilar pilar penerus bangsa yang sangat kuat. Masa muda berkaitan dengan pemuda, pemuda adalah generasi yang akan melanjutkan para orang tua. Jadi kalo pemuda tidak produktif maka diyakinkan kehancuran generasi akan terjadi. Jadi hey pemuda gunakan lah masa muda kalian se maksimal mungkin, jangan menyesal di hari tua nanti.Isi

Seorang pemuda yang saya bilang termasuk produktif di masa mudanya iyalah Chairul Tanjung dengan membaca kutipan artikel diatas (sebelumnya saya sudah membaca bukunya), saya mengetahui beliau menggunakan masa mudanya semaksimal mungkin, bagaimana tidak di satu sisi Chairul Tanjung belajar menjalakan tugasnya sebagai mahasiswa beliau juga sibuk berbisnis (walaupun awalnya tidak disengaja) dan berorganisasi . sungguh suatu hal yang mustahil yang dilakukan oleh saya sendiri,mengerjakan tugas saja sudah kelabakan apalagi mengikuti jejak Chairul Tanjung. Saya sangat berharap dan menyarankan pemuda indonesia mengikuti jejak beliau. Coba kita andaikan setiap pemuda di suatu universitas ada 90% yang mengikuti jejak masa muda Chairul Tanjung saya yakin bangsa indonesia akan menjadi bangsa terkaya nomer 1 di dunia. Sayangnya sangat susah karena banyak faktor faktor yang mempengaruhi. Seperti contoh si B hidup dari anak orang kaya bisa di pastikan hidupnya selalu menggantungkan kepada orangtuanya dan tidak mau bekerja keras. Selain itu pemuda indonesia sekarang sudah di pengaruhi oleh budaya budaya barat yang negatif. Chairul tanjung juga tidak mudah putus asa, ini patut ditiru oleh semua pemuda pemudi sikap mudah putus harus tertanam di setiap pemuda. Banyak kasus sekarang pemuda bunuh diri karena tidak sanggup mengikuti satu mata kuliah yang susah. Ini disebabkan karena tidak ditanamkan dalam dirinya. Pemuda bersemangat juang seperti Chairul susah dicari, beliau cocok di juluki the raising star. Tekad awalnya adalah ingin tidak membebani keluarganya soal biaya kuliahnya adalah dari hati sekali, jadi tuhan benar benar membantu beliau. Menurut saya andaikan beliau tidak tahu saat itu ibunya bersusah payah mencari uang , beliau pasti tidak memiliki jiwa kepemudaan seperti sekarang. Orang tua kunci utamanya. Masa muda akan bahagia jika di jalani dengan sepenuh hati dengan kegiatan kegiatan yang positif seperti Chairul tanjung ,dijamin di hari tua nanti tidak akan menyesal. Jadi lah pemuda pemuda Indonesia yang mudah berkarya untuk negerinya.Kesimpulan

Pemuda yang masa mudanya produktif adalah pemuda yang nanti di hari tuanya sukses. Jadi, jadilah pemuda pemuda generasi penerus bangsa seperti chairul tanjung yang meggunakan masa mudanya se baik mungkin. Menurut saya artikel yang saya baca sangat bagus sekali untuk di contoh dan sangat berkesan di hati. Hasil yang kita dapat pasti akan sesuai dengan kerja keras yang kita lakukan.DAFTAR PUSTAKA

http://jpmi.or.id/2012/07/08/chairul-tanjung-si-anak-singkong/