AWAN

13

Click here to load reader

Transcript of AWAN

Page 1: AWAN

1

AWAN

“KLIMATOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN TERNAK”

Oleh :

FADIL

O 121 14 029

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

Page 2: AWAN

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan

rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “AWAN“

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,

oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan

terima kasih.

Palu, 29 September 2015

Penulis

ii

Page 3: AWAN

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………....iii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……………………………………………………..…4

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..…...5

1.3. Tujuan Pembahasan…………………………………………………...5

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Awan……………………………………………………..6

2.2. Proses Pembentukan Awan…………………………………………..6

2.3. Klasifikasi Awan……………………………………………………...7

2.3.1. Berdasarkan Morfologi (Bentuk) ………………………………..…7

2.3.2. Berdasarkan Ketinggian………………………………...……..……8

2.3.2.1. Golongan Awan Tinggi (diatas 6000 mdpl) ………………...……8

2.3.2.2. Golongan Awan Sedang/Menengah (2000 - 6000 mdpl) ……...…9

2.3.2.3. Golongan Awan Rendah (dibawah 2000 mdpl) …………………9

2.3.2.4. Awan Yang Terjadi Karena Udara Naik (500 – 1500 mdpl) ……10

III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: AWAN

4

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di

udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena

adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak

sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta butiran awan

di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai

gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu

dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran

kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran

awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat jatuh sebagai hujan.

Awan adalah massa terdiri dari tetesan air atau kristal beku tergantung di

atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat

yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan

antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan,

suatu cabang meteorologi. Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air.

Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut,

tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian

tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar

mengangkat non-konvektif skala. Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin

sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar

0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan matahari di siang

hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa

udara lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas

gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang. Proses ini

mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh

milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan

tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan

terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%)

di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di

Page 5: AWAN

5

atas. Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya,

sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas,

maka warna abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan.

Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka

atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat

matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat

lebih gelap di dekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat

panjang gelombang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang diatas, Kami merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui Pengertian Awan

2. Bagaimana Proses Terbentuknya Awan

3. Klasifikasi Awan

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui

pengertian awan, proses terbentuknya awan, dan klasifikasi awan.

Page 6: AWAN

6

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Awan

Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Awan terlihat

seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna putih

disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar dengan

panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.

Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah

seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang

yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Secara global, sistem

perawanan memang berperan untuk menyaring, mengurangi, bahkan

mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika matahari tampak mengintip

dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari dari awan itu justru akan membuat

radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada awan sama sekali.

Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau

kecilnya radiasi matahari yang datang. Tergantung tipe awannya. Lapisan awan

yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar matahari yang datang

serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal akan

mengurangi bauran itu.

Miliaran butiran air atau kristal es yang melayang-layang di udara menyusun

awan-awan itu. Berikut ini adalah tipe-tipe dan bagaimana mereka terbentuk.

2.2. Proses Pembentukan Awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-

titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena

air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi,

hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair

dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.

2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara

makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Page 7: AWAN

7

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi

semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya

tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu

akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan

menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu

berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti

menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan

yang tidak membawa hujan.

Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa jutaan, namun

biasanya saiz (isipadu) awan adalah amat besar, jadi ketumpatan awan sebenarnya

adalah cukup rendah untuk membolehkan angin di bawah dan di dalam awan

menyokongnya.

2.3. Klasifikasi Awan

Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan

sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan

menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan

sangat diperlukan. Berikut ini dijelaskan klasifikasi awan berdasarkan morfologi,

dan ketinggian.

2.3.1. Berdasarkan Morfologi (Bentuk)

Berdasarkan morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Awan cumulus Bentuk awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar)

dengan dasar horizontal.

2. Awan Stratus Awan jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat

menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang

rendah dan luas.

3. Awan Cirrus Jenis awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat,

berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat Kristal es tapi tidak dapat

menimbulkan hujan.

Page 8: AWAN

8

2.3.2. Berdasarkan Ketinggian

2.3.2.1. Golongan Awan Tinggi (diatas 6000 mdpl)

1. Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan

tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-

bentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus.

Bentuk/wujudnya : Awan halus, struktur berserat seperti bulu burung dan tersusun

sebagai pita yang melengkung, sehingga seolah-olah bertemu pada satu atau dua

titik di horizon. Awan ini tersusun atas Kristal es dan biasanya tidak

mendatangkan hujan. Fisisnya : terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau

cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan sehingga

menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai

proses kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.

2. Awan Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km Cirrostratus merupakan awan yang sulit

dideteksi, namun dengan adanya awan ini, itu biasanya menandakan datangnya

front panas. Ini berarti mungkin akan ada hujan atau jatuhnya presipitasi.

Cirrostratus dapat menimbulkan HALO jika cukup tebal. Bentuk/wujudnya :

Awan ini terbentuk seperti kelambu putih halus, menutup seluruh angkasa,

berwarna pucat atau kadang-kadang Nampak sebagai anyaman yang tidak teratur.

Sering menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini tidak

menghasilkan hujan. Fisisnya : Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es atau butir-

butir es.

3. Awan Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km Cirrocumulus merupakan awan

tinggi (high cloud). bentuknya mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus,

namun dengan bulatan-bulatan yang lebih kecil dibandingkan kedua awan tersebut

jika di lihat dari permukaan. Bentuk/wujudnya : Biasa berupa lensa atau perca-

perca atau biji-bijian yang pusarannya < 1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa

bayangan, deretannya hampir teratur, mirip sisik ikan. Awan ini sering terlihat

seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa bulatan awan yang sangat kecil.

Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya menyebutnya langit

Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan domba, tidak menimbulkan

bayangan dan hujan. Fisisnya : Sebagian besar terdiri dari kristal-kristal es dan

Page 9: AWAN

9

terdapat tetes-tetes air yang kelewat dingin(super cooled droplets) yang sifatnya

mudah membeku dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada umunya Cc jarang

sendiri, biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar lebih

besar dari Cs dan Ci, CH=9.

2.3.2.2. Golongan Awan Sedang/Menengah (2000 - 6000 mdpl)

1. Awan altostratus (As) : 3 - 4,5 km Altostratus merupakan awan

menengah (middle cloud). awan ini dapat menghasilkan presipitasi ringan dan

virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). spesies-spesies awan dari altostratus

antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan altostratus translucidus.

Bentuk/wujudnya : Awan altostratus berbentuk seperti selendang yang tebal. Pada

bagian yang menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang. Awan ini

biasanya diikuti oleh turunnya hujan. Fisisnya : Altostratus terdiri dari butiran-

butiran air.

2. Altocumulus (Ac) : 4,5 – 6 km Altocumulus merupakan awan

menengah bersama altostratus dan nimbostratus. Kemunculan awan altocumulus

congestus (salah satu spesies awan altocumulus) ini biasanya menandakan akan

datangnya thunderstorm. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti bola-bola yang tebal

putih pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karena mendapat sinar.

Bergerombol atau berlarikan antara satu dengan yang lain berdekatan seperti

bergandengan.pada umumnya bola-bola yang di tengah gerombolan atau larikan

lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Awan altocumulus

terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

2.3.2.3. Golongan Awan Rendah (dibawah 2000 mdpl)

1. Awan Stratocumulus (Sc) Stratocumulus berupa perca-perca atau

lembaran-lembaran berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau campuran

keduanya. Terdiri dari massa awan yang bulat, gumpalannya nampak

mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun secara teratur yang

besarnya sekitar 5 derajat. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti gelombang yang

sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan dengan

gelombang dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan ini

Page 10: AWAN

10

tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air.

Ketebalan dan bentuk elemennya berubah sesuai dengan tingkat transparansinya.

2. Awan Nimbustratus (Ns) Awan Nimbustratus merupakan awan

menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian

awan rendah. Nimbo berasal dari baha latin Nimbus yang artinya endapan atau

presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju.

ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m. Bentuk/wujudnya

: Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak compang-

camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak

deras yang biasanya jatuh terus menerus. Fisisnya : pada umumnya nimbostratus

terdiri dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi

mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.

3. Awan Stratus (St) Stratus merupakan awan rendah yang biasanya

menandai kestabilan udara atau inversi suhu. Awan stratus dapat terbentuk akibat

menyebarnya awan stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat

bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang

lemah, awan ini kerap muncul dan membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle.

Bentuk/wujudnya : Stratus berupa lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan

berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat dari

balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk

pecah-pecah dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu

menutup sinar matahari atau bulan. Fisisnya : Stratus terdiri dari tetes-tetes air

yang sangat kecil dan yang cukup besar dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau

prisma-prisma es atau butir-butir salju.

2.3.2.4. Awan Yang Terjadi Karena Udara Naik (500 – 1500 mdpl)

1. Cummulus (Cu) Cumulus merupakan awan dengan vertikal depelopment

atau pertumbuhan vertikal. cumulus memiliki tinggi puncak awan yang tinggi dan

sangat tebal, walaupun tidak setebal awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri

atau berkumpul dalam satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara

labil. Jika keadaan udara tetap labil, cumulus bisa berkembang menjadi

cumulunimbus. Bentuk/wujudnya : cumulus tampak terpisah-pisah, pada

Page 11: AWAN

11

umumnya padat dengan batas yang jelas. Pertumbuhan vertical atau tegak, mirip

menara atau gunung atau kubah dengan puncaknya menyerupai bunga kol yang

pada bagian-bagian yang terkena sinar matahari akan tampak putih kemilau

sedangkan pada dasar tampak rata. Fisisnya : Cumulus terdiri dari tetes-tetes air,

sedangkan butir-butir es atau kristal-kristal es atau kristal-kristal salju biasa

tertutup pada bagian awal yang suhunya di bawah 0 C.

2. Cumulo Nimbus (Cu-Ni) Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala

awan. Bagaimana tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling

ditakuti penerbang, awan yang paling sering membuat bencana, ditambah lagi

awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik

(mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting beliung, downburst,

dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus dapat

terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan

squall line. Bentuk/wujudnya Cumulonimbus merupakan awan padat dengan

perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara, bagian

puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata. Melebar mirip

bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang bergumpal-gumpal luas dan

sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi oleh angin rebut. Fisisnya :

Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes

salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft

sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel-partikel awan di

dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.

Page 12: AWAN

12

III. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa Awan adalah gumpalan uap air

yang terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu

di langit. Awan berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari adalah

kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-

beda.

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-

titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena

air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi,

hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair

dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.

2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara

makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan

sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan

menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan

sangat diperlukan.

Page 13: AWAN

13

DAFTAR PUSATAKA

1993, Klimatologi Dasar, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Awan

http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-dan-

gambarnya.html