file · Web viewupaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemahaman matematika pada...
Transcript of file · Web viewupaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemahaman matematika pada...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PADA SUB
MATERI STATISTIKA MELALUI METODE
ARTICULATION LEARNING
(PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas XI IA
Semester Gasal SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun 2011/2012)
OLEH :
AWALLYSA KUMALA SARI (A 410 080 246)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
PEMAHAMAN MATEMATIKA PADA SUB MATERI STATISTIKA
MELALUI METODE ARTICULATION LEARNING
(PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas XI IA Semester Gasal
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun 2011/2012)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat
modernisasi segala bidang , berbagai perkembangan itu semakin kuat
sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi. Untuk itu mutlak
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten.
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing untuk menghadapi
tantangan di era globalisasi. Salah satu upaya membina dan membangun
sumber daya manusia yang tangguh dan dapat diandalkan diantaranya
adalah melalui pendidikan formal, pendidikan didalam keluarga maupun
pendidikan dalam lingkungan masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan memperbaiki metode pembelajaran. Karena metode pembelajaran
merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran
akan selalu berkaitan dengan peran guru sebagai pendidik. Peran guru
tidak hanya mentransfer ilmunya kepada siswa tetapi juga mengajak anak
didiknya untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki dengan
memberi contoh yang baik. Sekarang banyak di jumpai guru yang pintar,
bergelar tinggi bahkan sudah sertifikasi, namun dalam menyampaikan
ilmunya kepada siswa belum mampu membuat produktivitas, kreativitas,
dan kemampuan pemahaman siswa berkembang secara optimal.
2
Hal ini terjadi karena guru memilih metode pembelajaran yang
kurang tepat, kurang sesuai dengan kemampuan siswa, dan kurang sesuai
dengan apa yang diinginkan siswa. Metode pembelajaran yang tepat dan
dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memberi
kesempatan siswa untuk memanfaatkan bakat dan kemampuannya.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid (Sagala,2006 : 61). Sehingga pada proses
pembelajaran terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi
tersebut harus terjalin sebaik mungkin untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Hal ini menyatakan bahwa guru dalam mengajar dituntut keuletan
dan kreatif agar situasi belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
menyenangkan.
Dalam proses pembelajaran sering ditemukan bahwa pembelajaran
masih berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai pendengar sehingga siswa
menjadi malas mengikuti pelajaran. Siswa menjadi tidak dapat
mengembangkan keterampilan belajarnya, sehingga daya pikirnya
menjadi rendah karena interaksi dalam pembelajarannya pasif. Sikap
anak didik yang pasif tidak hanya pada mata pelajaran tertentu tetapi
hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk matematika.
Kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran
matematika juga disebabkan karena minimnya pemanfaatan media
pembelajaran di dalam kelas. Kurangnya pemanfaatan media
pembelajaran yang menarik, seperti komputer, LCD juga akan
berpengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan pemahaman siswa
dalam mempelajari suatu pelajaran. Di dalam kelas, guru menerangkan
hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsikan untuk melihat
dan mendengarkan ceramah guru, berakibat siswa tersebut akan bosan
serta tidak adanya interaksi produktif siswa yang menyenangkan di dalam
kelas.
3
Matematika dipandang sebagai salah satu pelajaran yang sulit dan
sangat menakutkan, sehingga berakibat siswa menghindari pelajaran ini
yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa masih rendah. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah
kemampuan pemahaman belajarnya. Kemampuan pemahaman belajar ini
akan timbul ketika siswa ikut berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Pada
saat siswa belajar secara aktif, mereka mempunyai rasa ingin tahu
terhadap sesuatu, misalnya dengan cara aktif bertanya. Keterlibatan siswa
secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan , sehingga
apa yang dipelajari akan lebih bermakna, dan tertanam di pikiran siswa.
Hal ini dapat membantu dalam mengembangkan daya pikir siswa.
Rendahnya kemampuan pemahaman belajar siswa juga dialami
oleh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman belajar matematika di
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta adalah pembelajaran matematika yang
terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton
menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ide-
idenya dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Siswa tidak
dapat berinteraksi secara produktif pada saat proses pembelajaran dan hal
ini akan mempengaruhi kemampuan pemahaman belajar siswa. Karena
siswa terbiasa dengan cara belajar yang monoton dan mengandalkan
orang lain. Akibatnya tujuan pembelajaran matematika tidak tercapai
secara optimal.
Berbagai usaha telah dilakukan guru Matematika di SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta dalam mengatasi permasalahan tersebut,
seperti melakukan diskusi tanya jawab dalam kelas. Namun, usaha
tersebut belum dapat merangsang siswa untuk berinteraksi produktif
dalam pembelajaran, karena cenderung beberapa siswa saja yang
menjawab pertanyaan. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan
dan mencatat informasi yang disampaikan dari teman.
4
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru
mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang mampu
merangsang interaksi produktif siswa dalam belajar matematika dan
meningkatkan keterampilan belajar matematika siswa sehingga dapat
mengembangkan kemampuan pemahaman melalui matematika. Dari
metode pembelajaran yang ada, strategi pembelajaran yang menarik untuk
mengatasi permasalahan ini yaitu melalui metode pembelajaran
Articulation Learning.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka, rumusan
masalah secara umum dari penelitian ini yaitu, ”Adakah peningkatan
hasil belajar dan kemampuan pemahaman matematika setelah
menggunakan metode Articulation Learning pada siswa kelas XI IA
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?”
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah sebagai alat kontrol yang dapat dijadikan
petunjuk, sehingga penelitian berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Secara umun penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran
matematika.
Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran aktif
Articulation Learning dan mendekripsikan peningkatan hasil belajar dan
kemampuan pemahaman matematika siswa setelah menggunakan model
pembelajaran aktif Articulation Learning.
4. Manfaat Penelitian
Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini
memberikan manfaat utamanya pada pembelajaran matematika,
peningkatan mutu, proses, dan hasil pembelajaran matematika.
a. Manfaat Teoritis
5
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis
dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika
utamanya pada peningkatan hasil belajar dan kemapuan pemahaman
dalam pembelajaran matematika melalui konteks belajar matematika
menggunakan metode Articulation Learning.
Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu
mengoptimalkan hasil belajar dan kemampuan pemahaman
matematika siswa.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
praktis yaitu:
1) Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran
matematika menggunakan metode pembelajaran Articulation
Learning dan pengembangan kemampuan pemahaman belajar
matematika siswa.
2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya
guru matematika sebagai salah satu alternatif pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
pemahaman matematika siswa.
3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai objek
penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh nilai yang
optimal.
5. Definisi Istilah
a. Hasil belajar
Menurut Benjamin S.Bloom dalam (Abdurrahman, 2003:38 )
ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar matematika adalah suatu penilaian dari
proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selamanya. Hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu
6
yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik khususnya kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan mandiri
dalam pembelajaran matematika.
b. Kemampuan Pemahaman Matematika
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan
penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-
materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti
akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga
merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh
guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan. Pendidikan yang baik adalah usaha yang
berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar
bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa.
c. Metode pembelajaran Articulation Learning
Metode pembelajaran Articulation Learning adalah suatu
metode pembelajran inovatif yang melibatkan semua siswa aktif
dalam proses pembelajaran. Semua siswa aktif terlibat dalam diskusi,
presentasi, dan penugasan, sehingga siswa tidak akan jenuh dalam
pembelajaran di kelas. Siswa saling bekerjasama dalam pemahaman
materi secara berkelompok kemudian dipresentasikan secara
bergantian, sehingga semus anggota kelompok harus menguasai
materi.
B. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1. Pembahasan Teori
Tinjauan teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan
dengan variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Benjamin S.Bloom dalam (Abdurrahman, 2003:
38) ada tiga ranah ( domain ) hasil belajar, yaitu kognitif,
7
efektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut Abdurrahman
(2003 : 37 ) mengemukakan bahwa ” hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar ”.
Hasil belajar matematika adalah suatu penilaian dari proses
dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan
hilang selamanya. Hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih
baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya
kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan mandiri dalam
pembelajaran matematika.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan pemahaman yang diperoleh anak
setelah melalui proses pembelajaran baik kemampuan dari aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
b. Kemampuan Pemahaman Matematika
Menurut Herdian (2010), Kemampuan pemahaman
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran,
memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu
dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga
merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang
disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing
siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Menurut
Hudoyo “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang
disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang
baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan
8
yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami
sepenuhnya oleh siswa.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah
understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu
materi yang dipelajari. Lebih lanjut Michener menyatakan
bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam
Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan
arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu
objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: 1) objek
itu sendiri; 2) relasinya dengan objek lain yang sejenis; 3)
relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasi-dual
dengan objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan objek dalam
teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu :
pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan
pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi
digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan
bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu
informasi yang bervariasi. Interpolasi digunakan untuk
menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata
dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi
dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan
prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran
kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan
kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi
jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang
menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah
dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau
petunjuk teknis.
9
Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension)
ke dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu
pengertian, sehingga siswa diharapkan mampu memahami ide-
ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa
kaidah yang relevan. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan
mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya
untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar
memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga keobjektifan,
sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi.
Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi
yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih
berarti.
Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika
secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman
yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat
dapat menghubungkan. Menurut Ausubel bahwa belajar
bermakna bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun
sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga
siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur
kognitif yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengkaitkan antara
pengetahuan yang dipunyai dengan keadaan lain sehingga
belajar dengan memahami.
c. Metode Pembelajaran Articulation Learning
Metode pembelajaran Articulation Learning adalah suatu
metode pembelajran inovatif yang melibatkan semua siswa aktif
dalam proses pembelajaran. Semua siswa aktif terlibat dalam
diskusi, presentasi, dan penugasan, sehingga siswa tidak akan
jenuh dalam pembelajaran di kelas. Siswa saling bekerjasama
dalam pemahaman materi secara berkelompok kemudian
10
dipresentasikan secara bergantian, sehingga semus anggota
kelompok harus menguasai materi.
Menurut Muslimin dkk (2003:3) terdapat 3 macam struktur
tujuan yang telah berhasil diidentifikasi, yaitu:
a. Individualistik : jika siswa yakin dengan usaha mereka
sendiri untuk mencapai tujuan tidak ada hubungannya dengan
usaha siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Kompetitif : siswa dapat mencapai suatu tujuan jika dan
hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tertentu.
c. Kooperatif : siswa dapat mencapai tujuan mereka jika siswa
lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan
terentu.
Dalam pengertian pembelajaran artikulasi yang
sesungguhnya, proses pembelajarannya adalah siswa
membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang
menceritakan materi yang disampaikan oleh guru dan yang lain
sebagai pendengar setelah itu berganti peran.
Langkah - langkah pembelajaran :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa tetapi hanya inti
materinya saja.
3. Untuk daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
dua atau empat orang.
4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil
membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga
kelompok lainnya. Guru juga memberikan tugas kelompok
yang harus diselesaikan secara kelompok.
5. Suruh siswa secara bergiliran / diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian
11
siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. Beberapa
kelompok lain menyampaikan hasil penyelesaian tugas dari
guru.
6. Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang
sekiranya belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan / Penutup
Kelebihan :
1. Semua siswa terlibat (mendapat peran).
2. Melatih kesiapan siswa dalam belajar.
3. Melatih daya serap pemahaman siswa dari orang lain.
Kekurangan :
1. Untuk mata pelajaran tertentu saja.
2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
3. Materi yang dapat disampaikan pada saat pembelajaran hanya
sedikit.
Langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran
Articulation Learning dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Berfikir dan perhatian terhadap pelajaaran
Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan pelajaran, kemudian siswa memikirkan pertanyaan
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
b. Tahap kedua : Berpasangan atau berkelompok
Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap 1.
Interaksi yang diharapkan dapat berbagi jawaban dari
pernyataan atau ide bila persoalan telah diidentifikasi.
Biasanya oleh guru diberikan waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
c. Tahap ketiga : Presentasi hasil diskusi kelompok
12
Pada tahap akhir guru meminta pada pasangan untuk
presentasi dan berbagi ilmu yang telah dipahami pada seluruh
kelas. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran
pasangan demi pasangan dengan melanjutkan sampai kurang
lebih seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan.
d. Pembelajaran Matematika sub Materi Statistika
STATISTIKA
1. Ukuran Pemusatan Data
a. Mean (Rataan Hitung)
N
No
I
Interval
Kelas
F
Frekuensi
( f i )
Nilai Tengah
( x i )
f i ∙ x i
1 a1−b1 f 1 x1 f 1 ∙ x1
2 a2−b2 f 2 x2 f 2 ∙ x2
3 a3−b3 f 3 x3 f 3 ∙ x3
.
..
k ak−bk f k xk f k ∙ xk
Keterangan : x i=ai+bi
2
Untuk data yang disajikan dalam daftar distribusi
frekuensi data berkelompok, maka rataan hitungnya dapat
ditentukan dengan rumus :
x=∑i=1
k
f i x i
∑i=1
k
f i
13
dengan : ∑i=1
k
f i ∙ x i = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai
tengah.
∑i=1
k
f i = Jumlah frekuensi data
b. Median
Untuk data yang disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi, maka mediannya dapat ditentukan dengan
rumus :
M e=tb+¿( 1
2n−f k
f )c¿
dengan : t b=¿ Tepi bawah kelasyang memuat median
n = Jumlah seluruh frekuensi
f k=Frekuensikomulatif sebelumkelas median
f = Frekuensi kelas median
c = Panjang interval
c. Modus
Modus untuk data berkelompok dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:
M o=t b+( d1
d1+d2) . c
dengan :
t b = tepi bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sebelumnya
14
d2= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sesudahnya
c = panjang kelas
2. Ukuran Letak Data
Kuartil
a. Kuartil (Qi ) untuk Data Tunggal
Terdapat 3 buah kuartil, yaitu :
1) kuartil bawah atau kuartil pertama dilambangkan Q1
2) kuartil tengah atau kuartil kedua atau median
dilambangkan Q2
3) kuartil atas atau kuartil ketiga dilambangkan Q3 .
Dengan pembagian data oleh kuartil-kuartil tersebut,
terdapat:
25% banyaknya datum ≤ Q1
50% banyaknya datum ≤ Q2
75% banyaknya datum ≤ Q3
Kuartil-kuartil dapat ditentukan nilainya jika banyaknya
datum (ukuran data) ¿4. Dengan demikian dapat juga
dikatakan bahwa :
1) Kuartil pertama (Q1), membagi kumpulan data menjadi
14
n nilai datum letaknya ¿Q1 dan 34
n nilai datum
letaknya ¿Q1
15
Definisi :
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.
2) Kuartil kedua (Q2), membagi kumpulan data menjadi
24
n nilai datum letaknya ¿Q2 dan 24
n nilai datum
letaknya ¿Q2
3) Kuartil ketiga (Q3), membagi kumpulan data menjadi
34
n nilai datum letaknya ¿Q3 dan 14
n nilai datum
letaknya ¿Q3
Rumus untuk menentukan letak dan nilai kuartil :
Letak Qi=datake i(n+1)4
, i=1 ,2 , 3
Jika ditemukan Qi = data ke abc , ini berarti:
Qi= data ke a + bc (data ke (a + 1) – data ke-a)
Jika bc=1
2 , maka dapat juga digunakan rumus :
Qi= bc (data ke-a + data ke-(a+1))
b. Kuartil untuk Data Berkelompok
Menentukan kuartil untuk data berkelompok, sama seperti
pada data tunggal, yaitu ditentukan dulu letak dari kuartil
yang akan dicari.
Letak Qi=datake i (n+1)4
, i=1 ,2 ,3
Untuk data yang disajikan dalam tabel distribusi data
berkelompok, nilai kuartil ditentukan oleh rumus berikut :
16
Qi=t b+( i4
n−f k
f )∙ c
dengan :
t b = tepi bawah kelas kuartil
n = banyaknya data
f k=frekuensi kumulatif kelas yangnilainyadi bawahkelas
kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
c = panjang kelas
i = 1, 2, 3
Desil
a. Desil untuk Data Tunggal
Definisi :
Desil adalah nilai yang membagi data menjadi 10
bagian yang sama banyak, setelah data diurutkan dari yang
terkecil ke yang terbesar. Karena membagi statisik jajaran
menjadi 10 bagian yang sama maka banyaknya desil ada 9
buah.
Untuk menentukan desil digunakan rumus :
Di=x i (n+1 )
10
Dengan :
Di=desilke−i
n = banyaknya datum
17
xi ( n+1)
10=datum pada urutanke− i (n+1 )
10
Jika ditemukan Di = data ke abc , ini berarti:
Di= data ke a + bc (data ke (a + 1) – data ke-a)
b. Desil untuk Data Berkelompok
Untuk data berkelompok, nilai desil dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
Di=t b+( i10
n− f k
f ) ∙c
Dengan :
Di = desil ke-i
n = banyaknya data
f k = frekuensi kumulatif sebelum Di
f = frekuensi kelas yang memuat Di
c = panjang kelas
i = 1, 2, 3, 4, …, 9
3. Ukuran Penyebaran Data
Ukuran penyebaran atau ukuran dispersi berguna untuk
menunjukkan besarnya perbedaan nilai-nilai dalam suatu
kumpulan data.
Ukuran penyebaran data yang biasa dipakai adalah :
a. Jangkauan data atau rentang data atau range data
Jangkauan (J) atau rentang data adalah selisih antara
nilai data terbesar (xmaks) dan nilai data terkecil (xmin).
18
Dengan:
J = jangkauan
xmaks = nilai data terbesar
xmin = nilai data terkecil
b. Hamparan atau jangkauan antarkuartil
Hamparan (H) atau jangkauan antarkuartil adalah
selisih antara kuartil atas atau kuartil ketiga (Q3) dengan
kuartil bawah atau kuartil pertama(Q1).
Dengan :
H = hamparan
Q1 = kuartil bawah
Q3 = kuartil atas
c. Simpangan kuartil atau jangkauan semi antarkuartil
Simpangan kuartil (Qd) adalah setengah kali panjang
hamparan (H).
d. Langkah
Satu langkah (L) adalah satu setengah kali panjang
suatu hamparan (H).
1. Simpangan rata-rata (deviasi rata-rata)
19
J = xmaks – xmin
H = Q3 – Q1
Qd = 12 . H =
12 (Q3 – Q1)
L = 112 . H =
32 . H =
32 (Q3-Q1)
a. Simpangan rata-rata (deviasi rata-rata) untuk data
tunggal
Pada suatu data kuantitatif x1, x2, x3, …, xn. Simpangan
rata-rata (SR) dirumuskan:
Dengan :
SR = simpangan rata-rata
n = banyak data
xi = nilai tengah ke-i
x = nilai rata-rata
|| = simbol harga mutlak
b. Simpangan rata-rata (deviasi rata-rata) untuk data
berkelompok
Simpangan rata-rata dari data yang disajikan
berkelompok, rumus yang digunakan adalah:
Dengan :
20
Definisi:
Suatu ukuran yang mencerminkan penyebaran setiap nilai data terhadap nilai rata-ratanya.
SR=1n∑i=1
n
( f i|x i−x|)
SR=1n∑i=1
n
|xi−x|
SR = simpangan rata-rata
n = banyak data
fi = frekuensi data ke-i
xi = nilai tengah ke-i
x = nilai rata-rata
2. Ragam (Varians) dan Simpangan Baku
Ragam (Varians)
Simpangan Baku
Jadi, dapat disimpulkan bahwa antara ragam (varians)
dan simpangan baku menunjukkan hubungan yang sama
mengenai nilai rataan suatu data.
a. Ragam (varians) dan Simpangan Baku untuk Data
Tunggal
Ragam (Varians)
Misalnya data x1, x2, x3, …, xn mempunyai rataan x ,
ragam atau varians (S2) dapat ditentukan dengan
rumus :
21
Definisi :
Ragam menyatakan rata-rata kuadrat jarak suatu data terhadap rataannya.
Definisi :
Simpangan baku menunjukkan penarikan akar dari rata-rata kuadrat jarak suatu data terhadap rataannya.
S2=1n∑i=1
n
( x i−x )2
Dengan :
S2 = ragam atau varians
n = banyaknya data
xi = data ke-i
x =rataan hitung
Simpangan Baku
atau
b. Ragam (Varians) dan Simpangan Baku untuk Data
Berkelompok
Ragam (Varians)
Untuk ragam data berkelompok, nilai ragam dapat
ditentukan dengan rumus :
Dengan :
S2 = ragam atau varians
n = banyaknya data (∑ f i )
k = banyaknya kelas ke-i
fi = frekuensi kelas ke-i
22
S=√S2
S=√ 1n∑i=1
n
( xi−x )2
S2=1n∑i=1
k
f i ( x i−x )2
xi = data ke-i
x =rataan hitung
Simpangan Baku
atau
2. KAJIAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu
dengan peneliti yang dilakukan oleh :
Deni Setyowati (2005) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan RME yang diterapkan, dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa secara berarti. Hal tersebut ditunjukkan oleh
hasil evaluasi terhadap profil kelas sebelum penelitian dan sesudah
penelitian serta tanggapan guru matematika setelah serangkaian tindakan
kelas selesai.
Dani Wahyuningsih (2009) menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan penerapan Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan
pemahaman dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut ditunjukkan
oleh hasil evaluasi terhadap hasil kerja siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang bervariasi.
Penelitian diatas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan metode mengajar
yang sesuai dapat membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk
mengembangkannya supaya hasil belajar matematika siswa meningkat
23
S=√ 1n∑i=1
k
f i ( x i−x )2
S=√S2
dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Adapun
perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang telah ada yaitu
dalam penelitian yang teliti adalah peningkatan kemampuan pemahaman
konsep matematika, bukanlah peningkatan prestasi belajar matematika.
Penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam
penelitian ini lebih menekankan pada hasil belajar dan kemampuan
pemahaman matematika tentang statistika melalui metode pembelajaran
Articulation Learning bagi siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 2
Surakarta.
3. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas dapatlah
disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara
atas kesalahan yang timbul. Prosedur penelitian tindakan kelas ini
merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tidakan atau
perbaikan dari rencana tindakan yang terdahulu. Tindakan kelas yang
dilaksanakan berupa pengajaran dikelas secara sistematis dengan
tindakan pengelolaan kelas dengan pendekatan pembelajaran yang tepat
yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun
sebelumnya.
Pada kondisi awal siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 2
Surakarta mempunyai hasil belajar dan kemampuan pemahaman
matematika yang rendah. Salah satu metode pembelajaran aktif yang
dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika adalah metode pembelajaran Articulation
Learning.
Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan metode
Articulation Learning dan proses mengajar adalah dapat meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan pemahaman belajar siswa, sehingga akan
memenuhi dan mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
24
Masalah pemahaman konsep siswa rendah
Perencanaan tindakan
PTK dengan metode pembelajaran
Articulation Learning
Penyelesaian masalah pemahaman
konsep siswa meningkat
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran
tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “ Melalui
metode Articulation Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan pemahaman matematika bagi siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun 2011/2012”.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi
antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Menurut Susilo
(2007 : 16) ”penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses
dalam pembelajaran”. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah
tindakan yang terdiri dari beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah
yang terjadi di dalam kelas.
Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi
pendahuluan. Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi untuk mengetahui
bagaimana cara melakukan pengamatannya. Diskusi bersama antara
25
peneliti dan guru dikembangkan dalam setiap penyusunan perencanaan
berikutnya, dan diskusi berdasarkan hasil siklus yang telah dilakukan.
Pelaksanaan tindakan peneliti adalah peneliti yang berperan
sebagai guru kelas. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama
antara peneliti dengan guru kelas, peneliti melaksanakan tindakan
pembelajaran matematika dengan penerapan metode pembelajaran aktif
Articulation Learning. Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan
peneliti bersama guru matematika. Pengamatan dilakukan berdasarkan
pedoman observasi yang telah disiapkan. Kejadian-kejadian penting
selama proses tindakan berlangsung yang bukan termuat dalam pedoman
observasi dibuat catatan lapangan.
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru matematika.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi makna, menerangkan dan
menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan
kesimpulan pada kegiatan refleksi ini dibuat, atau tindakan penelitian
dipandang cukup.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IA SMA Muhammadiyah
2 Surakarta yang beralamatkan di Jalan Yosodipuro no. 95 Pasar
Beling, Surakarta. Peneliti mengadakan penelitian di SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta dengan pertimbangan bahwa sekolah ini
belum pernah penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran
2011/2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut.
Bulan
Kegiatan
September Oktober November Desem
ber
Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan v v v v v v v v
26
Dialog Awal
Perencanaan
Evaluasi
Refleksi
Pengertian dan Pemahaman
Observasi dan monitoring
Tindakan I
Pelaksanaan v v v v
Analisis Data v v v
Pelaporan v v v v v
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 2
Surakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan pertimbangan bahwa siswa
pada sekolah ini memiliki kemampuan yang heterogen. Dalam penelitian
ini dipilih satu kelas yaitu kelas XI IA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta,
yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri dari 23 orang siswa
perempuan dan 12 orang laki-laki. Pemilihan dan penentuan subyek
penelittian ini berdasrkan pada purposive sampling (sampel bertujuan),
yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep pada siswa
secara keseluruhan, karena menurut guru matematika, siswa memiliki
kemampuan akademik yang heterogen dan secara keseluruhan
berkemampuan sedang.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Suatu penelitian
yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak
terlalu luas yang berkaitan dengan perilaku seseorang atau kelompok
tertentu disertai permasalahan yang diteliti terhadap dampak perlakuan
dalam rangka mengubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku
yang sedang diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat mengasilkan
pembelajaran yang menarik yang mampu meningkatkan tingkat
pemahaman siswa untuk menjamin diperolehnya tujuan yang diinginkan.
Secara singkat tindakan dalam penelitian ini dapat disusun dalam bagan
berikut ini :
27
Gambar 2 Siklus Prosedur Penelitian
Peneliti menggunakan langkah-langkah tindakan yaitu :
1) Dialog Awal
Dialog awal dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara
peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah bersama-sama
melakukan pengenalan, penyatuan ide dan berdiskusi membahas
masalah dan cara-cara upaya peningkatan kemampuan memahami
konsep statistika.
2) Perencanaan Tindakan Pembelajaran
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil awal yang telah
dirumuskan sebagai fokus permasalahan. Permasalahan tersebut
dipecahkan dengan menggunakan instrument atau alat dan teknik yang
diperlukan dalam pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka
permasalahan dapat teridentifikasi selanjutnya dilakukan analisis data
28
yang kemudian dapat dirumuskan ke dalam suatu kalimat sehingga
terlihat aspek-aspeknya secara jelas.
3) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasrkan pada
perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana.
Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko karena
terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu rencana tindakan harus
tentative dan sementara, fleksibel, dan siap ubah sesuai dengan keadaan
yang ada sebagai usaha kearah perbedaan.
4) Observasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan
data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran,
baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi sekolah. Observasi
hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar sekaligus memberikan
penilaian. Observasi ini dilaksanakan dengan menyesuaikan jam
pelajaran di kelasXI IA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta pada pokok
bahasan statistika.
5) Refleksi
Refleksi ini dilakukan setiap akhir siklus penelitian. Tetapi jika
ada hal-hal yang mendesak dan perlu penanganan segera, kegiatan
refleksi biasa dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pelaksanaan
refleksi ini berupa diskusi yang dilakukan oleh peneliti guru
matematika kelas XI IA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dan kepala
sekolah untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan.
6) Evaluasi
Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil
perencnaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan.
Evaluasi dilakukan sebagai upaya menentukan tingkat keberhasilan dan
pencapaian tujuan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-
bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian yang telah
dilaksanakan.
29
5. Metode Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat diskriptif kualitatif.
Sumber data yang primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan
siswa yang menerima tindakan, serta sumber data sekunder berupa data
dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, catatan
lapangan, metode tes dan dokumentasi.
1) Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam
pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalasis. Metode poko
dalam penelitian ini adalah observasi dan test.
a. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
pengamatan kepada tingkah laku pada situasi tertentu
(Sudjana;2005:114). Observasi dijadikan sampel untuk
mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa
dikelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan
jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data
tersebut dapat bersifat obyektif dalam melukiskan aspek-aspek
kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta didalam
menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya
menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau
prestasi matematika siswa.
b. Metode Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang
menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek
penelitian (Budiyono;2003:38). Dalam penelitian ini tes diujikan
diakhir pembelajaran yang berguna untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa didalam memahami materi.
2) Metode Bantu dalam penelitian adalah berupa metode catatan
lapangan dan dokumentasi.
a. Catatan Lapangan
30
Catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah
pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua penelitian yang
diamati, dilihat dan didengar. Setiap catatan pengamatan mewakili
pristiwa yang penting dalam setiap tindakan yang akan
dimaksudkan dalam proposisi suatu konteks. Dalam hal catatan
lapangan yang digunakan dalam catatan pengalaman terhadap
peristiwa-peristiwa penting yang memuat pada saat proses
pembelajaran matematika yang belum terdapat dalam observasi.
Kegiatan catatan pengamatan ini dilkukan peneliti dan guru
matematika.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, agenda, dan sebagainya (Arikunto,2002:206). Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa serta
foto rekaman proses tindakan penelitian.
6. Instrumen Penelitian
1) Definisi Operasional Istilah
a. Peningkatan
Pada penelitian ini yang dimaksud peningkatan adalah
upaya menjadikan sesuatu menjadi lebih baik sesuai dengan
kondisi-kondisi yang dapat diusahakan, yaitu hasil tindakan
dianalisis dengan metode alur kemudian dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya.
b. Pendekatan Pembelajaran Articulation Learning
Metode pembelajaran Articulatioan Learning merupakan
salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang mencerminkan
bahwa belajar dari suatu pengalaman dan partisipasi aktif dalam
kelompok kecil. Adapaun langkah-langkah pembelajaran
Articulation Learning ada 3, yaitu berpikir, berpasangan, dan
berbagi.
31
c. Pemahaman Konsep dalam Matematika
Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan
untuk mengenal fakta, konsep prinsip dan skill. Meletakkan hal-hal
tersebut dalam hubunganya satu sama lain secara benar dan
menggunakannya secara tepat pada situasi. Pemahaman meliputi
penerimaan dan komunikasi secara akurat sbagia hasil komunikasi
dalam pembagian yang berbeda dan mengorganisasi secara singkat
tanpa mengubah pengertian.
Konsep dalam matematika adalah abstrak yang
memungkinkan kita untuk mengelompokkan objek atau kejadian.
Konsep yang tingkat tinggi dapat berupa hubungan antara konsep-
konsep dasar. Konsep dapat dipelajari melalui definisi atau
pengamatan langsung. Disamping itu juga konsep dapat dipelajari
dengna cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan
tentang bermacam-macam contoh. Anak-anak yang masih berada
dalam tahap opersai konkrit dalam belajar konsep biasanya perlu
melihat dan memegang benda yang dinyatakan oleh konsep itu.
Sedangkan anka dari proses opersional formal mempelajari konsep
melelui diskusi dan memeperhatikan sungguh-sungguh. Seseorang
telah memahami jika orang tersebut telah mampu memisahkan
contoh konsep dan bukan konsep.
d. Prestasi
Prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku
yang dinyatakan dalam bentuk kemampuan dan keterampilan
sebagai pencerminan hasil belajar yang telah dicapai oleh
seseorang dalam jangka waktu tertentu. Maka prestasi belajar
matematika adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa telah
melalui suatu proses belajar matematika yang menunjukkan
kecakapan dalam menguasai materi pelajaran matematika.
32
Prestasi yang dimaksud dalam penelitian jni adalah skor
atau nilai yang diperoleh siswa melalui tes prestasi belajar pada
materi penyangga.
2) Pengembangan Instrument
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang telah
digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, maka
dipilih dan ditentukan cara yang tepat untuk mangembangkan validitas
isi yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan digunkan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan suatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan.
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dan guru
sebagai partner kolaborasi dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan
cara pelaksanaan dan tujuan , peneliti menggunakan pedoman catatan
observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
catatan observasi yang berupa cek list,dimana tindakan untuk masing
masing catatan observasi tersebut adalah: (1). Presentasi kelas, (2).
Diskusi kelompok, (3). Siswa yang bertanya baik kepada guru
maupun kepada siswa lain, (4). Menjawab pertanyaan dan
memberikan pendapat, (5). Mengerjakan soal ulangan yang diberikan
individual, (6). Skor kemajuan individual.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran matematika, oleh
karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif.
Kelengkapan lain yang menunjang jalannya pelaksanaan proses
pembelajaran dengan metode Articulation Learning adalah: (1).
Rencana pelaksanaan pembelajaran, (2). Kertas untuk dibagikan
kepada setiap kelompok, (3). Lembar pengamatan terhadap guru dan
siswa, (4). Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidol,
power point, dll.
7. Teknik Analisis Data
33
Penelitian ini menggunakan metode model Interaktif Langkah-
langkah analisis data menurut Miles dan Huberman sebagaimana
dikutip oleh Patilima (2005:97-100), adalah sebagai berikut:
a) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi
dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang
tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada
proses pengumpulan data berikutnya.
b) Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan
langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dalam
penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan
kegiatan atau tabel.
c) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti
harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung
di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-
akibat.
8. Keabsahan Data
Keabsahan data menurut Sukmadinata (2005:104) dapat dilakukan
melalui observasi secara terus menerus, trianggulasi sumber, metode, dan
peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan pengecekan
referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan
observasi secara terus menerus dan trianggulasi data.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian
ini, keabsahan dilakukan dengan trianggulasi sumber, yaitu
membandingkan datahasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain.
34
D. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong. Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar & Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Pustaka Book Publisher
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama.
Wahyuningsih, Dani. 2009. “Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa (Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 01 Bulukan”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak Dipublikasikan)
Wahyuningharjanti, Ika. 2007. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep
Berhitung Melalui Metode Drill dengan Umpan Balik.
Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan).
35