Awal Perjuangan Penutup Mata Rantai Kenabian

8
Awal Perjuangan Penutup Mata Rantai Kenabian “Sesungguhnya jejaring (kekuatan) Islam akan terurai sa apabila seseorang tumbuh sebagai muslim tanpa mengenal J (Umar bin Khatab) Islam muncul i tengah!tengah konisi masyarakat yang rusak. Sehingga tiak banyak ari mereka yang apat meneri engan muah. Karena Islam hair untuk menanamkan nilai!ni keselamatan unia akhirat bagi manusia yang ternyata nilai ianggap bertentangan engan apa yang mereka yakini. "etap minoritas orang!orang #uraisy yang pertama!tama masuk Isla orang!orang yang memiliki kekuatan integritas keimanan yan $ereka hair i tengah ominasi masyarakat penyembah berha mereka mampu menunjukan integritas sebagai muslim, hingga mereka pun apat menjai hujjah. "iak semua kaum #uraisy paa le&el seperti 'bu Jahal an 'bu ahab alam memusuhi juga iantara mereka, orang!orang yang perlahan!lahan ter Islam. "iak apat ipungkiri salah satu hal yang akhirnya mereka tertarik aalah integritas keimanan orang!orang yan masuk Islam. an itu pula yang menyebabkan Umar bin Khatab akhirnya masuk Islam. Karena Umar menyaksikan seniri keku intergritas keimanan orang!orang yang isiksanya. Untuk me iman kita saat ini, kita harus mengenal bagaimana latar be persoalan umat muslim alam mempertahankan integritas keim itu. $empertahankan integritas i tengah konisi yang sepe yang sebelumnya mereka alami yang isebut engan jahiliyah Jahiliyah tiaklah ientik engan 'rab sebagai etnik, 'rab sebagai geogra+s. Jahiliyah aalah nilai atau sistem keyakinan, buaya, kebiasaaan, cara berpikir, cara berinte berlaku i mana saja. Sempit sekali jika kita membatasi ja ilayah 'rab sebelum atangnya Islam. Jahiliyah itu menca - 'KSI - /i*ky 0au*iah

description

Sejarah singkat kehidupan Nabi Muhammad. Kelahiran hingga Amul Husni.

Transcript of Awal Perjuangan Penutup Mata Rantai Kenabian

Awal Perjuangan Penutup Mata Rantai Kenabian

Sesungguhnya jejaring (kekuatan) Islam akan terurai satu persatu, apabila seseorang tumbuh sebagai muslim tanpa mengenal Jahiliyah.(Umar bin Khatab)

Islam muncul di tengah-tengah kondisi masyarakat yang sangat rusak. Sehingga tidak banyak dari mereka yang dapat menerima Islam dengan mudah. Karena Islam hadir untuk menanamkan nilai-nilai keselamatan dunia akhirat bagi manusia yang ternyata nilai-nilai tersebut dianggap bertentangan dengan apa yang mereka yakini. Tetapi kemudian, minoritas orang-orang Quraisy yang pertama-tama masuk Islam adalah orang-orang yang memiliki kekuatan integritas keimanan yang tinggi. Mereka hadir di tengah dominasi masyarakat penyembah berhala. Namun mereka mampu menunjukan integritas sebagai muslim, hingga akhirnya mereka pun dapat menjadi hujjah. Tidak semua kaum Quraisy berada pada level seperti Abu Jahal dan Abu Lahab dalam memusuhi Islam. Ada juga diantara mereka, orang-orang yang perlahan-lahan tertarik pada Islam. Tidak dapat dipungkiri salah satu hal yang akhirnya membuat mereka tertarik adalah integritas keimanan orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam. Dan itu pula yang menyebabkan Umar bin Khatab pun akhirnya masuk Islam. Karena Umar menyaksikan sendiri kekuatan intergritas keimanan orang-orang yang disiksanya. Untuk mengokohkan iman kita saat ini, kita harus mengenal bagaimana latar belakang persoalan umat muslim dalam mempertahankan integritas keimanannya itu. Mempertahankan integritas di tengah kondisi yang seperti apa. Kondisi yang sebelumnya mereka alami yang disebut dengan jahiliyah.Jahiliyah tidaklah identik dengan Arab sebagai etnik, atau jazirah Arab sebagai geografis. Jahiliyah adalah nilai atau sistem nilai, berupa keyakinan, budaya, kebiasaaan, cara berpikir, cara berinteraksi, yang berlaku di mana saja. Sempit sekali jika kita membatasi jahiliyah hanya di wilayah Arab sebelum datangnya Islam. Jahiliyah itu mencakup seluruh dunia di masa faqro, atau masa kekosongan dunia dari para Rasul. Terhitung sejak Nabi Isa diangkat oleh Allah sehingga tidak ada Nabi dan Rasul yang diutus pada masa tersebut. Masa faqro berlangsung sekitar 500 tahun lamanya. Namun bukan berarti di masa tersebut tidak ada petunjuk Allah. Petunjuk Allah ada, yakni berupa ajaraan-ajaran Nabi-Nabi sebelumnya. Artinya tidak benar jika ada anggapan bahwa Allah membiarkan begitu saja umat manusia terombang-ambing dalam hidup tanpa petunjuk.Petunjuk-petunjuk Allah adalah berupa ajaran-ajaran yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelumnya, diantaranya Nabi Musa, Ibrahim, Isa. Namun ajaran-ajaran tersebut dijalankan tanpa membatalkan ajaran-ajaran lain yang turun sebelumnya. Artinya, mereka yang menjalankan ajaran-ajaran tersebut tidak merasa saling mengganggu dan terganggu dalam menjalankannya. Karena ajaran-ajaran tersebut dijalankan sifatnya sangat individu, tidak mempengaruhi lingkungan. Mereka menjalankan ajaran-ajaran tersebut namun ajaran-ajaran tersebut tidak dapat membangun sebuah sistem menyeluruh yang menyentuh seluruh aspek kehidupan. Sehingga mereka mencari-cari bagaimana caranya beribadah dengan agama yang benar, dengan panduan yang benar. Ditambah dengan terdapatnya pada kitab-kitab yang menjadi petunjuk tersebut akan kehadiran penutup mata rantai kenabian, sehingga membuat mereka yakin akan kedatangannya Nabi. Dalam sebuah kisah diutarakan bahwa mereka, orang-orang hanif yang sudah sangat bingung mencari-cari agama yang benar sampai pergi ke negeri Syam. Diantara mereka yang tidak menemukan jawaban atas kegelisahannya akan pulang ke Mekkah kemudian bersujud di hadapan untanya seraya mengatakan aku tau Engkau ada, tapi aku tak tahu bagaimana caranya beribadah kepadaMu. Begituah kira-kira gambaran kegelisahan orang-orang hanif di tengah kerusakan masyarakatnya.Kehadiran Nabi Muhammad dengan segala ciri-cirinya, baik fisik maupun peristiwa-peristiwa menakjubkan, sesungguhnya telah diketahui oleh para Ahlul kitab. Bahkan mereka mengenali beliau melebihi anaknya sendiri. Salah seorang pendeta Bahira yang tidak pernah kembali sejak kepergiannya menyendiri di hutan atau pun tempat-tempat yang jauh dari keramaian seperti gua dan gunung-gunung, kembali ke tengah-tengah masyarakat Syam hanya karena Ia mengetahui dan mencium Nabi terbaik akan hadir ditahun Gajah tersebut. Nama pendeta tersebut adalah Jurjis. Jurjis-lah yang kemudian menyampaikan kepada Abu Thalib ketika dalam perjalanan dagang ke Syam akan kerasulan Muhammad, bahwa Muhammad akan menjadi pemimpin umat manusia kemudian menganjurkan mereka untuk kembali ke Mekkah sebelum mereka sampai di Syam.Kelahiran Nabi Muhammad merupakan bukti diijabahnya doa Nabi Ibrahim dan kabar gembira Nabi Isa. Seperti yang termuat dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 129, yang berbunyi: (: )Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Baqarah [2]: 129)dan kabar gembira dari Nabi Isa seperti yang terdapat dalam Al Quran surat As Saff ayat 6, yang berbunyi: ( : )Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata. (QS As Saff [61]: 6)Berbicara tentang kelahiran Muhammad sampai usia 40 tahun sebelum nubuwah adalah masa-masa Allah mempersiapkan Muhammad menjadi Rasul. Tentu persiapan tersebut dengan seluruh peristiwa umum dan menakjubkan pada diri Muhammad bukanlah suatu kebetulan karena kita ketahui gunung saja akan hancur jika Al Quran diturunkan kepadanya. Karena nubuwah itu bukan sesuatu yang mudah, nubuwah adalah sesuatu yang berat. Bukan cuma melaksanakannya tetapi juga menerimanya. Itu lah yang menyebabkan Nabi bercucuran keringat dimusin yang dingin. Karena tidak mudah itu maka Allah memberikan persiapan-pesiapan kepada Nabi. Muhammad disiapkan dengan berbagai peristiwa yang mengawali kenabian. Kemampuan berbahasa dan fisik yang kuat merupakan persiapan yang perlu ditanamkan pada diri pemimpin sejak dini. Masa kecil Muhammad yang Allah menempatkan beliau di Bani Sad bersama ibu susuannya, Halimah binti Abu Dzuaib, merupakan persiapan kemampuan berbahasa yang fasih, karena Bani Sad dikenal dengan bani yang memiliki kemampuan berbahasa terfasih. Kemudian wilayah dan kondisi lingkungan tempat tinggal Bani Sad berbentuk daratan pegunungan dengan cuaca ekstrim, sehingga daerah tersebut menjadi tempat bermain Muhammad, sambil menggembala kambing bersama saudara-saudaranya, anak dari Halimah, sekaligus melatih kemampuan dan kekuatan fisik Muhammad. Peristiwa pembelahan dada sebagai peristiwa menakjubkan masa kecil Muhammad, sesungguhnya tidak perlu Allah melakukan pada diri Muhammad sesuatu yang simbolik untuk membersihkan hatinya dengan mengutus malaikat kemudian membelah dada dan membersihkannya dengan air zamzam yang kemudian dibuktikan oleh perkataan Anas setelah Muhammad menjadi Rasul bahwa Anas pernah melihat bekas jaitan pada dada Muhammad. Tetapi kemudian Allah melalukan hal tersebut berkaitan dengan persiapan pada diri Muhamamd untuk menjadi qudwah, uswah, teladan, butuh momentum untuk dapat diambil pelajarannya. Maka sangat wajar ketika kita mempelajari sekenario apa yang oleh Allah persiapkan dalam diri Muhammad sehingga dalam usia 40 tahun beliau bisa menanggung amanah besar sebagai penutup mata rantai kenabian. Karena kelak peristiwa-peristiwa tersebut yang kemudian akan diteladani. Tauladan yang baik itu bukan hanya Muhammad ketika menjadi Rasul, tetapi juga seluruh aspek kehidupan beliau sejak kelahiran merupakan tauladan.Menjelang kenabian, Muhammad adalah salah seorang al Hanifiyah, yakni sekelompok orang yang sangat sedikit sekali di Mekkah di tengah kerusakan kaum namun tetap menjalankan ajaran sebelumnya. Mereka adalah orang-orang yang dengan kegundahan dan kegusaran akan kerusakan dan kesesatan masyarakat Mekkah membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Inilah akhirnya yang membuat Muhamamd sangat dekat dengan Abu Bakar. Kegundahan serta mengikuti syariat sebelumnya itulah yang mengantarkan Muhammad sampai ke gua Hira. Ada ulama yang mengatakan bahwa menyendiri seperti yang dilakukan Muhammad di gua Hira adalah merupakan syariat umat terdahulu, sebagian ulama mengatakan bahwa ini adalah bagian dari ajaran Ibrohimiyah yang saat ini mungkin kegiatan tersebut setara dengan Itikaf. Karena yang dilakukan selama masa menyendiri tersebut adalah beribadah dan berfikir. Sebab itulah esensi dari Itikaf, beribadah dan berfikir, kesempatan seseorang untuk berdua saja dengan Allah. Safiyurrahman mengatakan bahwa Nabi mulai melakukan hal tersebut tiga tahun sebelum turunnya wahyu. Artinya, tiga tahun sebelum Muhammad menjadi Nabi, beliau sudah sangat tidak nyaman dengan kondisi rakyatnya dan mulai memikirkan perubahan, tapi seperti orang-orang hanif lain yang melalukan hal yang sama, tidak menemukan jawabannya. Semua sepakat bahwa masyarakat rusak dan perlu perbaikan tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Kegundahan itulah yang akhirnya dijawab oleh Allah dengan menjadikan Muhammad sebagai Rasul. Salah satu tanda bahwa Muhammad akan dijadikan Rasul adalah Muhammad sering melihat ruyah shodiqoh. Tidaklah Nabi bermimpi kecuali dia melihat kejadian percis seperti yang berada dalam mimpi, hal tersebut disampaikan oleh Aisyah, bahwa Muhammad sering melihat ruyah shodiqoh sekitar 6 bulan sebelum Muhammad menerima wahyu yang pertama di gua Hira, yakni sekitar bulan rabiul awal. Ruyah sodiqah atau mimpi yang benar bagi Nabi merupakan bagian dari wahyu, seperti perintah menyembelih Ismail dalam mimpi Ibrahim. Namun tidak ada riwayat kemudian yang menceritakan apa saja diantaranya pimpi-pimpi Muhammad itu. Kemudian setelah kejadian seringnya mimpi-mimpi itu Muhammad jadi lebih sering menyendiri di gua Hira dengan membawa perbekalan sampai beliau dikejutkan dengan datangnya kebenaran. Jibril datang ketika Muhammad berada di gua Hira disiang hari dengan membawa wahyu pertama. Iqra. Seraya Jibril memeluk Muhammad dengan erat hingga beliau ketakutan dan kembali pulang menghampiri Khadijah meminta diselimuti sampai rasa khawatirnya mulai hilang. Kemudian Muhammad menceritakan apa yang terjadi pada Khadijah karena beliau menghawatirkan dirinya. Khadijah mengatakan absyir.. Bergembiralah, Allah tidak mungkin menghinakan dirimu. Karena engkau seorang yang suka silaturahim, berbicara jujur, biasa membawa beban (kokoh), memberikan nafkah kepada orang yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, biasa membantu orang yang memiliki masalah (kesukaran).Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah, seorang nasrani. Waraqah bin Naufal kemudian yang menyampaikan bahwa yang datang kepada Muhammad seperti yang pernah datang kepada Musa, yakni malaikat Jibril. Waraqah mengatakan andai, aku masih muda dan andai aku masih hidup nanti ketika engkau dimusuhi dan diusir oleh kaum Quraisy. Waraqah bin Naufal salah seorang ahli kitab pada masanya telah mengetahui apa yang akan terajadi pada Muhammad dengan kerasulannya. Jawaban dari Waraqah mengisyaratkan bahwa beliau menggunakan pemikiran yang baik lagi benar. Karena Waraqah seorang ahlul kitab dan seseorang yang menguasai kitab maka Ia akan berbicara jauh kedepan tentang kehidupan.Wahyu yang turun kepada Muhammad tidaklah berangsur-angsur tanpa henti. Sempat beberapa kali adanya masa kekosongan wahyu. Yang pertama adalah kekosongan yang panjang kemudian turunlah surat selanjutnya yakni Al Qolam, Al Muzzamil, dan surat Al Mudatsir sebagai wahyu dengan perintah untuk dakwah secara terang-terangan. Pada masa kekosongan berikutnya, kemudian turunlah surat Ad Dhuha, sebagai jawaban dari Allah atas kalimat kaum Quraisy yang berkata sangat buruk kepada Muhammad, terutama istri dari Abu Lahab, Ummu Jamil, yang mengatakan bahwa Muhammad telah ditinggal oleh setannya. Keberadaan Muhammad di Mekkah bukan hanya sebatas lahirnya Nabi, tetapi juga lahirnya sebuah tatanan masyarakat baru. Sehingga kelahiran masyarakat baru tersebut menimbulkan adanya reaksi karena sudah menjadi Sunatullah kebenaran itu dimusuhi oleh kebatilan. Ketika kebatilan bereaksi, maka akan mencari sumber kekuatan itu dari mana. Di awal-awal masa dakwah Rasulullah dikuatkan oleh orang-orang terdekatnya. Dan kemudian orang-orang Qurais yang masuk Islam selanjutnya merupakan perwakilan dari seluruh keluarga besar atau bani-bani yang terdapat pada suku Quraisy. Mereka mengira bahwa sumber kekuatan tersebut berada di Abu Thalib. Kemudian kaum Quraisy menemui Abu Thalib mengadakan negosisi untuk menghentikan dakwah Nabi. Karena gagal bernegosiasi dengan Abu Thalib, Quraisy yang menentang Nabi tersebut melakukan penindasan secara fisik kepada pengikut Rasul. Quraisy melakukan negosiasi kepada Abu Thalib sebanyak dua kali. Namun setelah kaum Quraish tidak berhasil bernegosiasi dengan Abu Thalib untuk kedua kalinya, penyerangan secara fisik terhadap umat Islam semakin menjadi, akhirnya Nabi memerintahkan sebagian sahabat untuk hijrah ke Habasyah. Dan hijrah itu dilakukan dua kali. Sebagian sahabat telah berhijrah ke Habasyah, namun di Mekkah muslimin tetap menerima penindasan-penindasan tiada hentinya. Maka Allah menghadirkan orang-orang yang fitrahnya masih baik dan lurus, begitu melihat lemahnya umat Islam dalam penindasan yang dilakukan kafir Qurais tiada henti bahkan semakin menjadi, munculnya rasa penasaran kekuatan apa yang mengokohkan umat Islam. Akhirnya itulah yang kemudian menumbuhkan rasa simpati kepada sebagian tokoh-tokoh Qurais terhadap dakwah Islam. Orang-orang Qurais mulai bertanya-tanya dan simpati terhadap kekuatan integritas keimanan kaum muslimin yang tetap kokoh dalam penyiksaan. Allah kemudian bukakan hati dua orang hebat yang keislamannya menjadi tonggak baru dakwah Rasul di Mekkah, sejarah baru dalam perjuangan Rasul, yaitu Hamzah dan Umar bin Khatab. Ketika orang-orang kafir Qurais telah kehabisan akal untuk menghentikan agenda dakwah Rasul karena sebetulnya reaksi kaum Quraisy tersebut sudah terlambat, karena dakwah Rasul yang dilakukan sudah terlanjur kuat untuk ukuran masa itu. Sehingga apapun upaya yang dilakukan kafir Qurais untuk menghentikan agenda dakwah Rasul tersebut selalu berujung pada kegagalan. Sehingga ketika tidak menemukan cara lagi, mereka melakukan pemboikotan terhadap kaum muslimin. Ditengah-tengah pemboikotan kafir Quraisy tersebut Rasul kehilangan dua orang yang menopang kekuatan dakwah Rasul, Abu Thalib dan Khadijah.1AKSI 1 | Rizky Fauziah