Autoimunitas

7
1 AUTOIMUNITAS A. Pengertian Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri. Atau dengan kata lain Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Potensi autoimun ditemukan pada semua individu oleh karena limfosit dapat mengeskpresikan reseptor spesifik untuk banyak self antifen. (Baratawidjaya ,2006) Sedangkan Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimmune tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk. B. Penyebab Autoimunitas Genetik : Telah ditunjukkan pada manusia bahwa gen Major Histocompatibility Complex (MHC) dikaitkan dengan kejadian spesifik dari penyakit autoimmune. Gen MHC ada pada semua vertebrata, gen ini menandai 2 katagori pokok molekul yang membentuk bagian dari sel membran dan seluruh bagian membran. Secara khusus gen tersebut memiliki peranan dalam menseleksi antigen yang dapat dikenali oleh sel-T. Sebuah analisa keturunan dari anjing beardies menunjukan bahwa hypoadrenocorticism mempengaruhi sifat keturunan yang dihasilkan. Kejadian ini disebabkan adanya autosomal recessive gene yang melakukan penetrasi secara tidak lengkap. Para peneliti berharap dapat mengidentifikasi gen atau gen-gen pada satu atau lebih loci yang memiliki hubungan dengan hypoadrenocorticism. Analisa pedigree pada populasi besar Old English Sheepdogs dan breeds lainnya yang pada populasi lebih kecil, menunjukkan bahwa hampir semua kasus autoimmune terjadi pada hewan yang memiliki darah segaris. Namun demikian data tersebut juga menjelaskan bahwa anjing-anjing yang dalam segaris keturunan tidak selalu menderita penyakit autoimmune dimana mayoritas OLEH FELICIANUS NAITILI TINGKAT IIB NIM PO 530 3333 1212 24

Transcript of Autoimunitas

Page 1: Autoimunitas

1

AUTOIMUNITAS

A. Pengertian

Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya

sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respon kekebalan melawan sel dan

jaringan miliknya sendiri.

Atau dengan kata lain Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen jaringan

sendiri yang disebabkan kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk

mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Potensi autoimun ditemukan

pada semua individu oleh karena limfosit dapat mengeskpresikan reseptor spesifik untuk

banyak self antifen. (Baratawidjaya ,2006)

Sedangkan Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang

terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh

manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya

penyakit autoimmune tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam

melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang

terbentuk.

B. Penyebab Autoimunitas

Genetik : Telah ditunjukkan pada manusia bahwa gen Major Histocompatibility

Complex (MHC) dikaitkan dengan kejadian spesifik dari penyakit autoimmune. Gen MHC

ada pada semua vertebrata, gen ini menandai 2 katagori pokok molekul yang membentuk

bagian dari sel membran dan seluruh bagian membran. Secara khusus gen tersebut

memiliki peranan dalam menseleksi antigen yang dapat dikenali oleh sel-T. Sebuah

analisa keturunan dari anjing beardies menunjukan bahwa hypoadrenocorticism

mempengaruhi sifat keturunan yang dihasilkan. Kejadian ini disebabkan adanya autosomal

recessive gene yang melakukan penetrasi secara tidak lengkap.

Para peneliti berharap dapat mengidentifikasi gen atau gen-gen pada satu atau lebih

loci yang memiliki hubungan dengan hypoadrenocorticism. Analisa pedigree pada

populasi besar Old English Sheepdogs dan breeds lainnya yang pada populasi lebih kecil,

menunjukkan bahwa hampir semua kasus autoimmune terjadi pada hewan yang memiliki

darah segaris. Namun demikian data tersebut juga menjelaskan bahwa anjing-anjing yang

dalam segaris keturunan tidak selalu menderita penyakit autoimmune dimana mayoritas

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 2: Autoimunitas

2

dalam kondisi normal, sehat walaupun beberapa menderita gangguan subklinis penyakit

autoimmune. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus diatas bahwa ; Tampaknya anjing

memiliki kecendurungan secara genetik untuk menderita penyakit autoimmune.

Fakta lain menunjukkan bahwa gen spesifik atau kelompok gen sebagai predisposisi

suatu keluarga terhadap Psoriasis. Sebagai tambahan, individu anggota suatu keluarga

dengan penyakit autoimmune dapat berperan dalam membentuk abnormalitas gen yang

mendorong kejadian penyakit autoimmune walaupun mungkin menurunkan penyakit

autoimmune dalam jenis penyakit autoimmune lainnya. Sebagai contoh; salah satu

orangtuanya menderita lupus, maka keturunannya dimungkinkan menderita

dermatomyositis dan mungkin keturunan lainnya penderita Rheumatoid arthritis.

( http://blogifan77.blogspot.com/2012/12/autoimmune.html )

C. Faktor yang berperan pada Autoimunitas

1. Infeksi dan Kemiripan Molekular

Banyak infeksi yang menunjukkan hubungan dengan penyakit autoimun tertentu.

Beberapa penyakit memiliki epitope yang sama dengan antigen sendiri. Respon imun yang

timbul terhadap bakteri tersebut bermula pada rangsangan terhadap sel T yang selanjutnya

merangsang sel B untuk membentuk autoantibodi.

Contoh penyakit yang ditimbulkan oleh kemiripan dengan antigen sendiri adalah

demam reuma pasca infeksi streptokok, disebabkan antibodi terhadap streptokok yang

diikat jantung dan menimbulkan miokarditis.

2. Sequestered Antigen

Sequestered antigen adalah antigen sendiri yang karena letak anatominya, tidak

terpapar dengan sistem imun. Pada keadaan normal, sequestered antigen tidak ditemukan

untuk dikenal sistem imun. Perubahan anatomik dalam jaringan seperti inflamasi

(sekunder oleh infeksi, kerusakan iskemia atau trauma), dapat memajankan sequestered

antigen dengan sistem imun yang tidak terjadi pada keadaan normal. Contohnya protein

intraoktakular pada sperma.

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 3: Autoimunitas

3

3. Kegagalan Autoregulasi

Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan homeostasis. Gangguan dapat terjadi

pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respon MHC, kadar sitokin yang

rendah (misalnya TGF-β) dan gangguan respon terhadap IL-2. Pengawasan beberapa sel

autoreaktif diduga bergantung pada sel Ts atau Tr. Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr,

maka sel Th dapat dirangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.

4. Aktivasi Sel B Poliklonal

Autoimunitas dapat terjadi oleh karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus (EBV),

LPS dan parasit malaria yang dapat merangsang sel B secara langsung yang menimbulkan

autoimunitas. Antibodi yang dibentuk terdiri atas berbagai autoantibodi.

5. Obat-obatan

Antigen asing dapat diikat oleh permukaan sel dan menimbulkan reaksi kimia dengan

antigen permukaan sel tersebut yang dapat mengubah imunogenitasnya. Trombositopenia

dan anemia merupakan contoh-contoh umum dari penyakit autoimun yang dicetuskan

obat. Mekanisme terjadinya reaksi autoimun pada umumnya belum diketahui dengan jelas.

Pada seseorang yang mendapat prokainamid dapat ditemukan antibodi antinuklear dan

timbul sindroma berupa LES. Antibodi menghilang bila obat dihentikan.

6. Faktor Keturunan

Penyakit autoimun mempunyai persamaan predisposisi genetic. Meskipun sudah

diketahui adanya kecendrungan terjadinya penyakit pada keluarga, tetapi bagaimana hal

tersebut diturunkan, pada umumnya adalah kompleks dan diduga terjadi atas pengaruh

beberapa gen. (http://glameestoryofaizee.blogspot.com/2012/04/penyakit-autoimun.html)

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 4: Autoimunitas

4

D. Beberapa Penyakit Autoimun

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah penyakit tiroid

autoimun (Autoimmune Thyroid Disease =

AITD; Penyakit Tiroid Autoimun = PTAI)

yang paling sering ditemukan di klinik,

tergolong dalam penyakit autoimun bersifat

organ-specific. Varian lain PTAI adalah

tiroiditis atrofik, tiroiditis postpartum, tiroiditis

karena obat (drug-induced thyroiditis) seperti

amiodarone dan interferon-α, tiroiditis yang

menyertai sindrom autoimun poliglandular. Sering pula ditemukan antibodi antitiroid

(anti-TPO dan anti-Tg) dalam serum tanpa gejala klinik (2).Temuan-temuan tersebut

memunculkan paradigm baru tentang penyakit autoimun; PTAI yang merupakan penyakit

autoimun klasik sering dijadikan model untuk memahami patogenesis penyakit autoimun

organ-specific lainnya.

2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

SLE merupakan penyakit autoimun yang

ditandai oleh produksi antibodi terhadap

komponen-komponen inti sel yang

berhubungan dengan manifestasi klinis yang

luas. Penyakit ini multi sistim dengan etiologi

dan patogenesis yang belum jelas. Terdapat

banyak bukti bahwa patogenesis SLE bersifat

multifaktor yang melibatkan faktor lingkungan,

genetik dan hormonal. Terganggunya mekanisme pengaturan imun seperti eliminasi

dari sel-sel yang mengalami apoptosis dan kompleks imun berperan penting terhadap

terjadinya SLE.

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 5: Autoimunitas

5

3. Penyakit Sjogren

Sindrom Sjogren atau sering disebut autoimmune

exocrinopathy adalah penyakit autoimun sistemik

yang terutama mengenai kelenjer eksokrin dan

biasanya memberikan gejala kekeringan persisten

pada mulut dan mata akibat gangguan fungsional

kelenjer saliva dan lakrimalis. Sindrom Sjogren

diklasifikasikan sebagai Sindrom Sjogren Primer bila

tidak berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik dan Sindrom Sjogren Sekunder bila

berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik lain dan yang paling sering adalah

Artritis Reumatoid, SLE dan Sklerosis Sistemik. Sindrom Sjogren Primer paling banyak

ditemukan sedangkan Sindrom Sjogren Sekunder hanya 30 % kejadiannya.

4. Penyakit Skleroderma

Kelainan ini ditandai dengan fibrosis terutama pada kulit,

yang dapat disertai atau kemudian melibatkan berbagai organ

seperti saluran pernapasan, saluran cerna, jantung, ginjal,

vaskuler. Berdasarkan luasnya sistem yang terjangkit, akhir-

akhir ini dibuat kategori atas :

a. Skleroderma difus, jika dalam waktu singkat

sudah melibatkan berbagai organ;

b. Skleroderma lokal, jika baru melibatkan

berbagai organ setelah waktu yang lama.

Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita pada usia sekitar 50-60 tahun.

Manisfestasi pada kulit berupa atrofi kulit yang biasanya dimulai dari jari-jari kemudian

menjalar ke arah proksimal yaitu ke leher dan muka. Kelainan saluran cerna ditandai

dengan kesulitan menelan, malabsorbs, obstruksi, nyeri perut, anemi dan berat badan yang

menurun. Hal ini disebabkan terjadi fibrosis lapisan muskularis dan lapisan mukosa. Sesak

napas dapat terjadi akibat fibrosis paru, dan hal ini dapat pula berakibat pada terjadinya

payah jantung kanan. Manifestasi ginjal berupa proteinuria ringan serta hipertensi yang

sering berat atau progresif.

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 6: Autoimunitas

6

5. Penyakit Psoriasis

Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit

yang penderitanya mengalami proses

pergantian (kulit) yang terlalu cepat.

Kemunculan penyakit ini kadang-kadang

dalam jangka waktu lama atau kambuhan

dalam waktu yang tidak menentu. Penyakit ini

secara klinis bersifat tidak mengancam jiwa

dan tidak menular. Akan tetapi, penyakit ini

dapat muncul pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup

dan mengganggu kekuatan mental penderita bila tidak dirawat dengan baik. Bila tidak

diobati dengan benar, penyakit bisa mengalami komplikasi (penyakit menjadi lebih

buruk) seperti psoriatic eritroderma (seluruh kilit tubuh menjadi merah) atau

psoriasis pustulosa generalisata (psoriasis dengan gelembung-gelembung kecil berisi

nanah) yang dapat membahayakan jiwa penderita.

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24

Page 7: Autoimunitas

7

DAFTAR PUSTAKA

http://blogifan77.blogspot.com/2012/12/autoimmune.html dilihat pada 18 juni 2014 pukul

18.00

Baratawidjaya, Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar. Universitas Indonesia Press.

http://glameestoryofaizee.blogspot.com/2012/04/penyakit-autoimun.html dilihat pada 18 juni

2014 pukul 18.00

OLEH FELICIANUS NAITILI

TINGKAT IIB

NIM PO 530 3333 1212 24