Auditnya Keuangan

38
BAB I PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK A. Definisi Pengauditan: Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan menge berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-keja objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut de telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yan B. Jenis-jenis Audit: Audit aporan !euangan Audit !esesuaian Audit "prasional #. Jenis-jenis Auditor: Auditor Pemerintah Auditor $ntern Auditor $ndependen atau Akuntan Publik D. Jasa-jasa Akuntan Publik %. Jasa Atestasi Audit atas aporan !euangan &istoris 'evie( atas aporan !euangan &istoris Jasa Atestasi ainnya ). Jasa *on-Atestasi Jasa Akuntansi Jasa Perpajakan Jasa !onsultasi +anajemen ,. +anfaat Pengauditan: conflict of interset perbedaan kepentingan conse/uence comple0ity remoteness keterbatasan akses 1. "rganisasi Profesi Akuntan Publik di $ndonesia hanya ada satu $ndonesia $A$ Ada 2 !ompartemen: !ompartemen Akuntan Publik !ompartemen Akuntan +anajemen !ompartemen Akuntan Pendidik

description

tentang keuangan

Transcript of Auditnya Keuangan

BAB I

PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

A. Definisi Pengauditan:

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.B. Jenis-jenis Audit:

Audit Laporan Keuangan

Audit Kesesuaian

Audit Oprasional

C. Jenis-jenis Auditor:

Auditor Pemerintah

Auditor Intern

Auditor Independen atau Akuntan Publik

D. Jasa-jasa Akuntan Publik

1. Jasa Atestasi Audit atas Laporan Keuangan Historis Review atas Laporan Keuangan Historis Jasa Atestasi Lainnya

2. Jasa Non-Atestasi Jasa Akuntansi Jasa Perpajakan Jasa Konsultasi ManajemenE. Manfaat Pengauditan: conflict of interset (perbedaan kepentingan) consequence complexity remoteness (keterbatasan akses)F. Organisasi Profesi Akuntan Publik di Indonesia hanya ada satu yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)Ada 4 Kompartemen: Kompartemen Akuntan Publik Kompartemen Akuntan Manajemen Kompartemen Akuntan Pendidik Kompartemen Akuntan Sektor Publik

Keterbatasan Pengauditan

sampling audit

publikasi laporan keuangan auditan, beberapa bulan setelah tanggal neraca

laporan keuangan banyak estimasinya => auditor tidak bisa menambah kepastian tentang laporan keuangan

Pihak-pihak yang berinteraksi dengan Auditor:

manajemen, dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, pemegang saham

Standar auditing

Sebagai ukuran untuk menilai pekerjaan auditor

Ada 10 standar, terbagi dalam 3 kelompok:

standar umum

1. audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor

2. dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

3. dalam melaksanakan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

standar pekerjaan lapangan

1. pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

2. pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

3. bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan

standar pelaporan

1. laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

2. laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya

3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit

4. laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. dalam semua hal yang nama auditornya dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat auditor, jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikulnya

Laporan Auditor (Auditor's Report)

Adalah alat formal yang digunakan audiotr dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yg berkepentingan.

Dalam menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar pelaporan dalam standar auditing.

Ada 2 bentuk laporan auditor:

Laporan audit bentuk baku

Penyimpangan dari laporan auditor bentuk baku

Macam-macam pendapat auditor:

Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Menolak memberi pendapat (Disclaimer of Opinion)

WAJAR, mengandung konotasi bahwa laporan keuangan disajikan secara masuk akal dan tanpa bias atau distorsi.

Auditor tidak menggunakan kata TEPAT, BENAR, AKURAT, atau PASTI, karena:

Adanya estimasi dalam laporan keuangan

Audit dilakukan atas dasar pengujian sebagian (test basis).

Laporan Auditor bentuk baku

merupakan laporan yang paling sering diterbitkan oleh akuntan publik

memuat pendapat wajar tanpa pengecualianterdiri dari 3 paragraf :1. paragraf pendahuluan

2. paragraf lungkup (scope)

3. paragraf pendapat

Penyimpangan dari laporan auditor bentuk baku

ada dua kategori:

laporan bentuk baku dengan bahasa (alenia) penjelas

jenis pendapat lainnya

Tanggungjawab Auditor dan kesenjangan ekspektasi

kekeliruan dan ketidak beresan

pelanggaran hukum oleh klien

pelaporan tentang pertimbangan auditor atas kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

PERENCANAAN AUDIT

Tujuan, Bukti, & Kertas Kerja Audit

Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit

Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal

Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

TUJUAN, BUKTI, DAN KERTAS KERJA AUDIT

TUJUAN AUDIT

Tujuan Umum Audit:

Memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan tujuan khusus audit, untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

T

ujuan Khusus Audit

Tujuan khuus, dirumuskan sesuai dengan asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangan:

KEBERADAAN atau KETERJADIAN (Existence or occurence)

KELENGKAPAN (completeness)

HAK dan KEWAJIBAN (right and obligarion)

PENILAIAN (valuation) atau PENGALOKASIAN (allocation) PENYAJIAN dan PENGUNGKAPAN (presentation and disclosure)Kategori Asersi dan Makna Asersi Keberadaan & KeterjadianAktiva atau utang satuan usaha ada pada tgl tertentu, dan Transaksi yg dicatat telah terjadi selama periode tertentu.

Kelengkapan Semua transaksi atau semua rekening yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya

Hak dan Kewajiban Aktiva merupakan hak perusahaan, dan Utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

Penilaian atau Alokasi Komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya Penyajian dan Pengungkapan Komponen-komponen tertentu laporan keuangan telah diklasifikasikan, diuraikan, dan diungkapkan dengan tepat.

Kategori Asersi dan Tujuan Khusus Audit Keberadaan atau Keterjadian Dana kas kecil, penerimaan kas yg belum disetor ke bank, rekening giro, dan lain-lain yang dilaporkan sebagai kas, ada pada tanggal neraca.

KelengkapanKas yang dilaporkan meliputi semua kas kecil, kas yg belum disetor ke bank, dan kas lain yang ada di tangan (cash on hand).Kas yang dilaporkan meliputi semua kas yg tidak dibatasi penggunaannya. Hak dan Kewajiban Semua hal yg dilaporkan dalam kas adalah milik perusahaan pada tanggal neraca.

Penilaian dan Pengalokasian Semua komponen kas telah dijumlah dengan benar.

Jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas, secara matematik benar, dan telah diposting ke buku besar dengan benar.

Kas yg ada ditangan telah dihitung dengan benar.

Saldo rekening giro telah direkonsiliasi dengan benar.

Penyajian dan Pengungkapan Semua yang dimasukkan dalam kas tidak dibatasi penggunaannya, dan disediakan untuk operasi perusahaan.

Pengungkapan yang diperlukan telah memadai.

BUKTI AUDITCUKUP : Materialitas dan risiko, Faktor-faktor ekonomis, Ukuran dan karakteristik populasi

KOMPETEN: Relevansi, Sumber , Ketepatan Waktu, Obyektivitas

Macam-macam Bukti AuditDATA AKUNTANSI: Buku jurnal; Buku besar dan buku pembantu; Memorandum dan catatan tak resmi, seperti perhitungan-perhitungan, dan rekonsiliasi.

INFORMASI PENGUAT :Bukti analitis, Bukti dokumen, Konfirmasi, Pernyataan tertulis, Bukti perhitungan, Bukti lisan, Bukti fisik, Bukti elektronik

PROSEDUR AUDIT

Adalah tindakan-tindakan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.

Jenis-jenis Prosedur Audit

Prosedur analitis (analytical procedures)

Menginspeksi (inspecting) Mengamati (observing) Mengajukan pertanyaan (inquiring)

Mengkonfirmasi (confirming)

Menelusur (tracing) Mencocokkan ke dokumen (vouching) Menghitung (counting)

Melakukan ulang (reperforming) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques) Hubungan antara Prosedur Audit, Jenis Bukti, dan Asersi (lihat gambar 4-5).

Penggolongan Prosedur Audit :

Untuk mendapatkan pemahaman SPI

Pengujian pengendalian

Pengujian substantif

Evaluasi atas bukti yang diperoleh

KERTAS KERJAAdalah catatan-catatan yg diselenggarakan auditor mengenai audit yg ditempuhnya, pengujian yg dilakukannya, informasi yg diperolehnya, dan kesimpulan yg dibuatnya sehubungan dengan auditnya.

Fungsi Kertas Kerja :

Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.

Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.

Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing

Jenis-jenis kertas kerja

Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance)

Daftar dan analisis (schedules and analysis)

Memorandum dan informasi pendukung

Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi

Pembuatan Kertas Kerja

Judul

Nomor Indeks

Referensi-silang

Tanda pengerjaan (tick marks)

Tandatangan dan Tanggal

PENGARSIPAN KERTAS KERJA :

Arsip permanen (permanent file)

Arsip tahun berjalan (current file)

PEMILIK & PENYIMPAN KERTAS KERJA

Auditor dan Kantor Akuntan Publik

Permanent file disimpan untuk waktu yang tak terbatas

Current file disimpan sepanjang diperlukan oleh auditor untuk melayani klien atau untuk memenuhi undang-undang

PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN AUDIT

Tahapan Kegiatan dalam Audit Laporan Keuangan

Penerimaan penugasan audit

Perencanaan audit

Pelaksanaan pengujian audit

Pelaporan temuan

Penerimaan Penugasan

Langkah-langkah :Mengevaluasi integritas manajemen

Mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan risiko tidak biasa

Menetapkan kompetensi untuk melakukan audit

Mengevaluasi independensi

Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan seksama

Menyiapkan surat penugasan

MATERIALITAS, RISIKO & STRATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS :

Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan2 yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut.

MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN ?

Karena auditor hanya memberi keyakinan (ASSURANCE), bukan jaminan (GUARANTEE) tentang KEAKURATAN laporan keuangan.

Sebab :1.Auditor tidak memeriksa setiap transaksi (tidak melakukan detail audit), karena : pertimbangan COST >< BENEFIT.

2.L aporan keuangan berisi pendapat, estimasi, dan pertimbangan yang tidak tepat 100 %.

ADA 2 KONSEP penting yang melandasi keyakinan yang diberikan auditor:

1. Konsep MATERIALITAS

2. Konsep RISIKO AUDIT

Pertimbangan auditor ttg materialitas, pada saat :

a. Perencanaan Audit

b. Pengambilan Keputusan Audit

Pertimbangan materialitas :

Kuantitatif

Mis : 5 % - 10 % dari Laba Bersih

0,5 % - 1% dari Total Aktiva

1 % dari Modal

Kualitatif, seperti :

Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum.

Kemungkinan terjadinya ketidak beresan

PERTIMBANGAN AWAL MATERIALITAS

Ada 2 tingkatan :

1. Tingkat Laporan Keuangan

2. Tingkat Saldo Rekening

1. Materialitas pada Tingkat Lap. Keu :Dibuat 6 9 bulan sebelum tnggal Neraca

Didasarkan Lap. Keu tahun lalu, disesuaikan dg perubahan terkini.

2. Materialitas pada Tingkat Saldo RekeningAlokasi dari materialitas tingkat Lap. Keu.

Contoh : KAS Rp 500.000,-

PIUTANG 1.500.000,-

PERSEDIAAN 3.000.000,-

AKTIVA TETAP 5.000.000,-

JML AKTIVA Rp 10.000.000,-

Tingkat Materialitas = 1 % x Total Aktiva

1 % X Rp 10.000.000,- = Rp 100.000,-

HUBUNGAN MATERIALITAS dengan BUKTI AUDIT

Tingkat Materialitas > < Jumlah Bukti yang diperlukan

RISIKO AUDIT

Risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Tingkat Kepastian Risiko Audit 99 % 1 %

95 % 5 %

UNSUR RISIKO AUDIT1. RISIKO BAWAAN (INHERENT RISK)

2. RISIKO PENGENDALIAN (CONTROL RISK)

3. RISIKO DETEKSI (DETECTION RISK)

AR = IR X CR X DR

AR DR = IR X CR

HUBUNGAN RISIKO AUDIT dengan BUKTI AUDIT

Risiko Audit > < Bukti Audit

RISIKO AUDIT JML BUKTI AUDIT RENDAH BANYAK

TINGGI KECIL

HUBUNGAN RISIKO AUDIT, MATERIALITAS & JUMLAH BUKTI AUDIT

STRATEGI AUDIT TAHAP AWAL

1. PENDEKATAN TERUTAMA SUBSTANTIF

2. PENDEKATAN RISIKO PENGENDALIAN RENDAH

4 KOMPONEN PENENTU :1. Tingkat Risiko Pengendalian yang Diharapkan

2. Luasnya pemahaman SPI yang harus diperoleh

3. Pengujian Pengendalian yang akan dilaksanakan dalam menilai risiko pengendalian

4. Rencana tingkat pengujian substantif yang akan dilakukan.

AUDIT LAPORAN KEUANGAN memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian dan dunia bisnis. Dalam bagian awal materi ini akan dibahas tentang beberapa hal yang mendasari AUDIT LAPORAN KEUANGAN, berikutnya akan dibahas tentang standar auditing yang merupakan pedoman pelaksanaan audit. Selanjutnya akan dibahas tentang TANGGUNG JAWAB AUDITOR.

Hal-hal yang mendasari audit : Hubungan Antara Akuntansi Dengan Pengauditan, data laporan keuangan harus bisa diverifikasi.

Penyebab terjadinya resikoPenyebab terjadinya resiko informasi besar kemungkinan karena ketidaktepatan laporan keuangan. Beberapa faktor penyebab menyebabkan hal tersebut adalah : Informasi Diterima dari Pihak Lain, Bias dan Motivasi Pembuat Informasi, Volume Data, Kerumitan Transaksi.

Cara Mengurangi Resiko InformasiAda tiga pilihan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi resiko informasi yaitu : Pemakai Laporan Melakukan Sendiri Verifikasi atas Informasi, Pemakai Membebankan Risiko Informasi pada Manajemen, Disediakan Laporan Keuangan Yang telah Diaudit.

Manfaat ekonomis suatu auditManfaat ekonomis suatu audit laporan keuangan antara lain: Akses ke Pasar Modal, Biaya Modal Menjadi Lebih Rendah, Pencegah Terjadinya Ketidakefisienan dan Kecurangan, Perbaikan dalam Pengendalian dan Operational.

Keterbatasan pengauditanTidak ada audit yang dapat memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang timbul dari kesalahan pengolahan data atau kesalahan pertimbangan dalam memilih dan menerapkan prinsip akuntansi.

Pihak yang berinteraksi dengan AudiorDalam suatu audit atas laporan, auditor menjalin hubungan profesional dengan berbagai pihak yaitu : manajemen, dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, pemegang saham.

Standar AuditingIkatan Akuntan Indonesia ( IAI ) sebagai organisasi profesi berkewajiban untuk menetapkan standar auditing. Untuk melaksanakan tugas tersebut IAI membentuk Dewan Standar Audit yang ditetapkan sebagai badan teknis senior dari IAI untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing. Dewan ini juga berkewajiban untuk membuat pedoman penerapan pernyataan standar auditing bagi para auditor dengan menerbitkan penafsiran atau interpretasi.

TANGGUNG JAWAB AUDITOR dan kesenjangan ekspektasiTANGGUNG JAWAB AUITOR dan Kesenjangan ekspektasi sebagian besar berhubungan dengan tiga hal : menemukan dan melaporkan kekeliruan dan ketidak beresan, mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien, melaporkan apabila terdapat ketidak pastian mengenai kemampuan perusahaan klien untuk melanjutkan usahannya atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai materi AUDIT LAPORAN KEUANGAN dan TANGGUNG JAWAB AUDITOR silahkan download materi selengkapnya dengan mengunduhnya di link di bawah ini

Materi Akuntansi Independensi dan Kode Etik Profesional AuditorA. Etika ProfesionalEtika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya. Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan juga mempunyai kode etik yang digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan tentang kode etik, akan menciptakan pribadi Akuntan yang profesional, kompeten, dan berdaya guna. Tanpa adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan akan terkesan tidak elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling tinggi dari profesinya tersebut. Fenomena akan keberadaan kode etik keprofesian merupakan hal yang menarik untuk diperhatikan. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan besarnya tuntutan publik terjadap dunia usaha yang pada umumnya mengedepankan etika dalam menjalankan akifitas bisnisnya. Tuntutan ini kemudian direspon dengan antara lain membuat kode etik atau kode perilaku. Scwhartz (dalam Ludigdo, 2007) menyebutkan kode etik sebagai dokumen formal yang tertulis dan membedakan yang terdiri dari standar moral untuk membantu mengarahkan perilaku karyawan dan organisasi. Sementara fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai standar etis yang tinggi dalam bisnis (kavali., dkk, dalam Ludigdo, 2007). Atau secara prinsip sebagai petunjuk atau pengingat untuk berprilaku secara terhormat dalam situasi-situasi tertentu. B. Dilema Etika dan SolusinyaTerdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni: a. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya. b. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri. Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut. Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi yang dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya. Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut: Setiap orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama.Misalnya, orang mungkin berargumen bahwa tindakan memalsukan perhitungan pajak, menyontek dalam ujian, atau menjual barang yang cacat tanpa memberitahukan kepada pembelinya bukan perbuatan yang tidak etis karena yang bersangkutan berpendapat bahwa orang lain pun melakukan tindakan yang sama. Jika sesuatu perbuatan tidak melanggar hukum berarti perbuatan tersebut tidak melanggar etika. Argumen tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa hukum yang sempurna harus sepenuhnya dilandaskan pada etika. Misalnya, seseorang yang menemukan barang hilang tidak wajib mengembalikannya kecuali jika pemiliknya dapat membuktikan bahwa barang yang ditemukannya tersebut benar-benar milik orang yang kehilangan tersebut. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak signifikan. Misalnya penjual yang secara tidak sengaja terlalu besar menulis harga barang mungkin tidak akan dengan kesadaran mengoreksinya jika jumlah tersebut sudah dibayar oleh pembelinya. Dia mungkin akan memutuskan untuk lebih baik menunggu pembeli protes untuk mengoreksinya, sedangkan jika pembeli tidak menyadari dan tidak protes maka penjual tidak perlu memberitahu. C. Kode Etik Profesi AuditorMukadimah prinsip etika profesi akuntan antara lain menyebutkan bahwa dengan seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Selain itu prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir. Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut :

1. Tanggung jawab profesi :

Bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik : Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.3. Integritas : Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.4. Obyektifitas : Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.6. Kerahasiaan : Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. 7. Perilaku profesional : Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.8. Standar teknis : Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. D. Independensi Profesi AuditorDalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuantan Publik yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in appearance).

Independensi dalam Audit dapat diartikan sebagai sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya dan membuat laporan audit. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.

Independensi dalam fakta : Auditor benar-benar mempertahankan perilaku yang tidak bias (independen) disepanjang audit

Independensi dalam penampilan : Pemakai laporan keuangan memiliki kepercayaan atas independensi tsb.

Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain. Tiga aspek dalam independensi auditor, yaitu:

(a) Independensi dalam diri auditor (independence in fact): kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit finding.

(b) Independensi dalam penampilan (perceived independence). Independensi ini merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri auditor.

(c) Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Keahlian juga merupakan faktor independensi yang harus diperhitungkan selain kedua independensi yang telah disebutkan.

Dengan kata lain auditor dapat mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu kesimpulan jika ia memiliki keahliam mengenai hal tersebut.

Hal yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas seorang auditor seperti : 1) Hubungan keuangan dengan klien; 2) Kedudukan dalam perusahaan yang diaudit ; 3) Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten 4) Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit ; 5) Hubungan keluarga dan pribadi ; 6) Imbalan atas jasa profesional ; 7) Penerimaan barang atau jasa dari klien ; 8) Pemberian barang atau jasa kepada klien. Revisi dari Persyaratan Independensi Auditor SEC Kepentingan Kepemilikan TI dan Jasa Non Audit lainnya Dewan Standar Independen (Independence Standards Board/ISB) memberikan rangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan audit perusahaan publik Komite AuditSejumlah anggota terpilih dari Dewan Direksi yang bertanggungjawab membantu Auditor untuk tetap independen dari manajemen Berbelanja untuk Prinsip Akuntansi Persetujuan Auditor oleh Pemegang Saham Pemilihan KAP baru atau melanjutkan KAP yang ada melalui persetujuan pemegangsaham Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen E. Komite Audit Adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemen. Kebanyakan komite audit terdiri dari tiga hingga lima atau terkadang paling banyak tujuh direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan. Sarbanes-Oxley Act dan SEC mewajibkan semua anggota komte audit bersikap independen, dan perusahaan harus mengungkapkan apakah dalam komite audit paling sedikit ada satu pakar keuangan.Sarbanes-Oxley Act selanjutny mensyaratkan komite audit perusahaan publik bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi, dan pengawasan atas ekerjaan auditor. Komite audit harus menyetujui terlebih dahulu semua jasa audit dan non audit, serta bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan auditor, termasuk penyelesaian ketidaksepakatan yang melibatkan pelaporan keuangan antra manajemen dan auditor. Auditor bertaggung jawab untuk mengomunikasikan semua hal yang signifika yang dapat diidentifikasi selama audit kepada komite audit. http://rachmatjusuf.megabyet.net/berita-139-profesi-akuntan-publik-dan-pelaporannya.htmlMinggu, 04 April 2010 - 16:35:21 WIB

Diposting oleh : AdministratorKategori: Akuntan - Dibaca: 419 kali

Profesi Akuntan Publik dan PelaporannyaTimbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

Laporan AuditLaporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap kalimat yang tercantum dalam laporan audit baku dapat digunakan untuk mengenal secara umum profesi akuntan publik. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor, dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.

Kalimat pertama paragraf pengantar yang berbunyi Kami telah mengaudit neraca PT X tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal-tanggal tersebut berisi tiga hal penting berikut ini; (1) Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, (2) Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas.

Kalimat kedua dan ketiga, paragraf pengantar berbunyi Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut. Di samping itu, paragraf lingkup juga berisi suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Kalimat pertama dalam paragraf lingkup laporan audit baku berbunyi, Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa audit atas laporan keuangan yang telah dilaksanakan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia. Di samping itu, kalimat kedua dalam paragraf lingkup tersebut menyampaikan pesan bahwa:

1. dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas dasar perneriksaan terhadap seluruh bukti;

2. pemahaman yang memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan lingkup pengujian yang dilakukan dalam audit;

3. lingkup pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya;

4. dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan akuntansi klien, namun juga menempuh prosedur audit lainnya yang dipandang perlu oleh auditor.

Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun yang diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun sebelumnya. Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:

1. auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);

2. auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion;

3. auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);

4. auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).

Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

Tipe Audit dan AuditorAda tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu. Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dengan tujuan untuk; (1) mengevaluasi kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, (3) membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Etika Profesional Profesi Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut ini. (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi Aturan Etika, dan (4) Tanya dan Jawab.

BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT, dan KERTAS KERJAAUDIT

24 Februari 2009 pada 1:49 pm (MSA (Magister Sains Akuntansi))

Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien.3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.

4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.Top-Down Audit Evidence VS Bottom-Up Audit EvidenceTop down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya

Laporan Keuangan

Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam laporan keuangan

Keputusan penting tentang bukti audit menyangkut :

Sifat Pengujian Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor Harus relevan

Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dg tujuan audit Pendekatan compliance atau substantive test

Saat pengujianInterim audit atau year end audit

Luas pengujianBerkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh Penerapan staf audit Terkait dengan due audit care

Tim audit

Independensi

Penggunaan tenaga spesialis

Tujuan Audit Khusus dan Bukti AuditTerdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan , yaitu : Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence )

Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva atau utang perusahaan benarbenar ada pada tanggal neraca dan transaksitransaksi yang tercatat telah benarbenar terjadi selama periode tertentu.Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja, seperti kas , persediaan dan aktiva tetap , namun ada pula yang tidak ada ujud fisiknya , misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang di atas , manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha , benar benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan bahwa Rp10.000.000, adalah jumlah yang benar

Kelengkapannya ( completeness )

Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan semua transaksi dan akun ( rekening ) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000, mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut , tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan menghilangkan sesuatu atau transaksi yang seharusnya ada.

Hak dan kewajiban ( right and obligations )

Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations) berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa piutang dan aktiva aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar benar milik perusahaan , dan utang utang yang dilaporkan pada neraca benar benar kewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan dengan komponen komponen neraca khususnya aktiva dan utang. Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation )

Asersi penilaian(valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya.

Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum , dan (2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal.

Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan ( cost ) , mempertemukan (matching) , dan prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum ( PABU ) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya , piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang ; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan mula mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah akumulasi depresiasinya.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto , (2) penilaian neto , dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan ( reasonableness ) terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen.

Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )

Asersi tentang penyajian(presentation) dan pengungkapan(disclosure) berhubungan dengan apakah masing masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan , dijelaskan dan diungkapkan dengan benar. Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan harus dijelaskan(diungkapkan),misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat(contingent liability) dan lain sebagainya.

Tujuan UmumPada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini , auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup , auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.

Tujuan SpesifikTujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.

Bukti AuditBukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit .

Tipe Bukti Audit Tipe Data Akuntansi

Pengendalian Intern.

Catatan Akuntansi.

Tipe Informasi Penguat (corroborating information)

Bukti Fisik.

Bukti Dokumenter.

Perhitungan.

Bukti Lisan.

Perbandingan dan Ratio.

Bukti dari spesialis.

Kecukupan bukti auditBerkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit , meliputi : Materialitas. Resiko audit. Faktor faktor ekonomi. Ukuran dan karakteristik populasi.

Kompetensi Bukti AuditKompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari buktibukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan.

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu : Sumber bukti , Relevansi bukti , Obyektivitas bukti , Saat atau waktu.

Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor , yaitu :

1) Pertimbangan profesional auditor.

2) Integritas manajemen.

3) Transaksi yang terjadi di perusahaan.4) Jenis kepemilikan perusahaan.

5) Kondisi keuangan perusahaan.

Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten atau dapat dipercaya adalah :

Inspeksi

Observasi

Konfirmasi

Wawancara

Perbandingan

Pengkajian ulang

Penilaian

Verifikasi

Penelusuran

Pembuktian ( vouching )

Kalkulasi Kembali

Analisis

Rekonsiliasi

Penjajagan

Perhitungan (count)

Pengujian (test)

Scanning

Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut :a. Pengawasan intern yang lemah .

b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat. c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya. d. Penggantian kantor akuntan publik.

e. Perubahan peraturan perpajakan.

f. Usaha yang bersifat spekulatif.

g. Transaksi yang kompleks.

PROGRAM AUDITStandar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.

Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

1. Prosedur Analitis

Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.

1. Prosedur awal

Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.1. Pengujian Estimasi AkuntansiPengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.1. Pengujian pengendalianAdalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.1. Pengujian transaksiAdalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.1. Pengujian SaldoBerfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut.1. Pengujian penyajian dan pengungkapanMengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP. Elemen Kunci Program Audit dapat digambarkan sebagai berikut :Top-down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan atas entitas serba bisnis dan industrinya.

KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPER)Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.

Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban konfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.

Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname (Cash Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil analisis pengendalian interen.

Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara lain : Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan dari penasihat hukum.

Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidak diinginkan perusahaan.Isi Kertas Kerja AuditKertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan :

Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan yang diauditnya Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.

Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja AuditAda empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik tersebut adalah : Pembuatan heading. Nomor indeks Tick marks Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta penelaahan.Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit :a) Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.b) Teliti.c) Ringkas.d) Jelas.e) Rapi.Tipe Kertas Kerja : Audit program

Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang direncanakan. Working Trial Balance

Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.

Summary of adjusment journal entries

Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

Top Schedules

Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.

Supporting schedules

Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana oleh akuntan.

Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.

TAHAP PENYUSUNAN AUDITED FINANCIAL STATEMENTS.a). Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting schedules) sebagai langkah pengumpulan bukti pemeriksaan.

b). Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules) dengan cara meringkas supporting schedules dan summary of adjustment journals entris.

c). Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dan daftar pendukung ke dalam Working Trial Balance.d). Menyusun Audited Financial Statements.

SUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT.a. Draft laporan pemeriksaan ( audit report ).b. Audited financial statements.c. Ringkasan informasi bagi penelaah.d. Program pemeriksaan.e. Laporan keuangan atau neraca lajur yang dibuat klien.f. Ringkasan journal adjustment.

g. Working trial balance.

h. Top schedule.

i. Supporting schedule.

PENGARSIPAN KERTAS KERJA AUDIT.Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.

Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak,Notulen rapatTujuan dari permanent file :

Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang. Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.

Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun. Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.KEPEMILIKAN KERTAS KERJA AUDIT.Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis. Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan.